BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Seting Penelitian

  Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri Sampetan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Akses menuju SD Negeri Sampetan ini tergolong masih sulit dikarenakan letaknya yang berada di daerah lereng Gunung Merbabu, sehingga untuk menuju tempat tersebut harus melewati jalan yang sempit dan berliku. Selain itu sebagian besar akses jalan yang digunakan untuk menuju ke SD Negeri Sampetan juga rusak. Karena letaknya yang jauh dari jalan utama tidak ada kendaraan umum yang menuju secara langsung ke SD tersebut. Meskipun demikian lokasi SD Negeri Sampetan masih tetap dapat dicapai. Sebagian besar siswa menuju kesekolah dengan berjalan kaki atau di antar oleh orang tua mereka. Sedangkan guru dan staf menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based

  

Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Sampetan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran cenderung pasif dan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran banyak siswa yang ramai sendiri. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah.

  Tempat tinggal siswa kelas IV SD Negeri Sampetan berada di sekitar desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dikarenakan lokasi sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal siswa, maka sebagian besar siswa kelas IV menuju ke sekolah dalah berjalan kaki. Latar belakang siswa kelas IV SD Negeri Sampetan berbeda-beda. Mata pencaharian orang tua siswa juga beragam. Rata- rata pekerjaan orang tua siswa kelas IV SD Negeri Sampetan adalah petani, buruh kelas siklus I dan siklus II serta dilanjutkan dengan membuat laporan hasil penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas disebut juga dengan variabel independen, sedangkan variabel terikat disebut juga variabel dependen. Variabel bebas merupakan variabel yang memperngaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2013:39)

  Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan

  

scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Sedangkan yang

  menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Untuk memberikan arahan yang jelas mengenai definisi masing-masing variabel maka dibuatlah definisi operasional masing-masing pada sub bab 3.3. yang akan diukur adalah hasil belajar yang menyangkut aspek kognitif yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran IPA.

3.4 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005:66) dalam satu siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang disajikan dalam gambar berikut. tindakan dalam pembelajaran. Dan yang kemudian berdasarkan hasil pengamatan- pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan dilaksanakan refleksi. Hasil dari refleksi ini akan digunakan untuk menemukan kekurangan dari siklus I yang kemudian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

  Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I materi yang diajarkan adalah tentang faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan fisik. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang faktor penyebab perubahan lingk ungan fisik yaitu “hujan” dan “angin”. Pertemuan kedua membahas tentang penyebab perubahan lingkungan fisik yaitu “cahaya matahari” dan “gelombang air laut”. Pada pertemuan ketiga membahas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. Berdasarkan pembelajaran menggunakan pendekatan

  

scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA

  maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan tindakan dilakukan bersamaan dengan observasi. Pada penelitian ini guru kelas IV berperan sebagai observer. Observer berperan untuk melakukan pengamatan pada saat peneliti melaksanakan implementasi dari RPP yang telah disusun. Setelah melakukan pengamatan selanjutnya observer mencatat hasil pengamatan tentang aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun gambaran pelaksanaan adalah sebagai berikut:

  I. Kegiatan Awal

  a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran b. Melakukan apersepsi.

  c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

  e. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa pada masalah. III. Kegiatan penutup

  a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

  b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

  c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

  Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Hasil dari observasi akan digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Tahap Refleksi

  Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pada pelaksanaan tindakan ini akan maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran pada siklus II. Peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Tahap Perencanaan

  Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan berdasarkan refleksi siklus I.

  b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based

  Learning (PBL).

  c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

  d. Menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus II.

  2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

  Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun gambaran pelaksanaan c. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

  d. Masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya kemudian ditanggapi kelompok lain.

  e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

  III. Kegiatan penutup

  a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

  b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

  c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan observasi. Observasi dilakukan pada pertemuan I dan II siklus II untuk mengamati aktivitas guru dan respon siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

  3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas

  Tekhnik pengumpulan data pendekatan scientific melalui model Problem

  

Based Learning (PBL) dilakukan dengan teknik non tes yaitu observasi. Teknik

  observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan respon siswa dalam penerapkan Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan.

  3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabe Terikat

  Tekhnik pengumpulan data variabel terikat yaitu menggunakan tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Tes tersebut digunakan untuk mengukur aspek kognitif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Adapun kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) terdapat pada tabel 6 dan tabel 7.

  

Tabel 6

  Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning

  No Aspek Indikator Item

  1. Melakukan Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan

  1 kegiatan pembelajaran. pendahuluan Guru melakukan apersepsi.

  2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

  4 Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan

  5 mengorintasikan siswa pada masalah.

  2. Melakukan Guru membimbing siswa dalam kelompok

  6 kegiatan inti merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan

  7 informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan

  

Tabel 7

  5

  10 Siswa dengan bimbingan guru membahas

  9 Siswa yang tidak presentasi menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain yang sedang presentasi.

  8 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

  7 Siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

  6 Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok.

  2. Melakukan kegiatan inti Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

  4 Siswa memperhatikan masalah yang dimunculkan guru.

  Kisi-kisi Lembar Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning

  3 Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing.

  2 Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

  1 Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru.

  Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran

  1. Melakukan kegiatan pendahuluan

  No Aspek Indikator Item

  11

  

Tabel 8

  Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua) Standar Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar : 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Indikator : 1. Menyebutkan berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik.

  2. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik.

  3. Menjelaskan pengaruh faktor penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut). Tekhnik Pengukuran : Tes Uraian

  Indikator Tujuan Pembelajaran Soal

  1. Menyebutkan

  1. Diberikan gambar tentang

  1. Amatilah gambar yang terletak di tabel sebelum perubahan berbagai faktor perubahan kenampakan alam lingkungan fisik dan setelah perubahan lingkungan fisik di bawah ini! penyebab siswa dapat Menyebutkan 3 dari Kemudian sebutkan faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan perubahan 4 faktor penyebab perubahan pada kolom yang telah disediakan! lingkungan lingkungan fisik dengan benar. Sebelum Setelah Faktor Penyebab fisik.

  2. Diberikan gambar tentang perubahan perubahan

  2. Menjelaskan proses terjadinya hujan, siswa lingkungan lingkungan penyebab terjadinya hujan dengan benar. perubahan

  3. Disediakan gambar tentang lingkungan peristiwa terjadinya angin darat fisik. dan angin laut siswa dapat

  3. Menjelaskan menyebutkan pengertian angin pengaruh faktor darat dan angin laut serta penyebab manfaat angin darat dan angin perubahan laut dengan benar. lingkungan

  4. Diberikan kesempatan bercerita

  2. Amatilah gambar di bawah ini! terhadap siswa dapat menjelaskan daratan (angin, pengaruh hujan yang hujan, cahaya menguntungkan dan merugikan matahari dan bagi lingkungan fisik dengan

  B A gelombang benar.

  laut).

  5. Disediakan tabel tentang pengaruh angin siswa dapat Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa lingkungan dapat menjelaskan pengaruh yang berubah karena faktor-faktor tertentu. Sebut dan jelaskan 4 faktor yang menguntungkan dan merugikan menyebabkan perubahan lingkungan! akibat angin dengan benar.

  3. Berdasarkan gambar di bawah ini, ceritakanlah bagaimana proses

  6. Disediakan tabel tentang terjadinya hujan! pengaruh cahaya matahari siswa dapat menjelaskan pengaruh cahaya matahari terhadap lingkungan fisik dengan benar.

  7. Diberikan kesempatan bercerita siswa dapat menjelaskan

  4. Berdasarkan gambar di bawah ini, sebutkan pengertian angin darat, pengaruh gelombang air laut kemudian tuliskan salah satu manfaat angin darat! dengan benar.

  5. Berdasarkan gambar di bawah ini, sebutkan pengertian angin laut, kemudian tuliskan salah satu manfaat angin laut!

  6. Berdasarkan pengalamanmu sehari-hari, jelaskan 2 pengaruh hujan yang menguntungkan dan 2 pengaruh hujan merugikan bagi lingkungan fisik!

  7. Lengkapilah tabel tentang pengaruh angin di bawah ini! Pengaruh angin yang menguntungkan

  Pengaruh angin yang merugikan

  8. Lengkapilah tabel tentang pengaruh cahaya matahari di bawah ini! Pengaruh cahaya matahari yang menguntungkan

  Pengaruh cahaya matahari merugikan

  9. Gelombang air laut dapat menyebabkan perubahan lingkungan fisik.

  Salah satu perubahan yang ditimbulkan oleh gelombang air laut adalah terjadinya abrasi. Kemukakanlah 5 dampak abrasi bagi kehidupan lingkungan fisik!

  10. Sebutkan 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi!

  11. Sebutkan 3 manfaat gelombang air laut yang kamu ketahui!

  

Tabel 9

  Kisi-kisi Soal Post Test Siklus II Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua) Standar Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

  Kompetensi Dasar : 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Indikator : 1. Menjelaskan dampak perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

  2. Menjelaskan upaya pencegahan kerusakan lingkungan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Tekhnik Pengukuran : Tes Uraian

  Indikator Tujuan Pembelajaran Soal

  1. Menjelaskan dampak perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

  2. Menjelaskan upaya pencegahan

  1. Diberikan kesempatan

  mereview

  pengalaman siswa dapat menjelaskan dampak banjir dengan benar.

  2. Diberikan gambar bencana alam tanah longsor siswa dapat menjelaskan dampak tanah longsor terhadap

  1. Pernahkah kalian melihat banjir secara langsung ataupun di Televisi? Jelaskan 4 dampak banjir yang kamu ketahui!

  2. Ceritakan 4 dampak peritiwa yang ditunjukan pada gambar disamping terhadap lingkungan fisik? lingkungan. (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). benar.

  3. Disediakan tabel siswa dapat menjelaskan perbedaan dan dampak erosi dan abrasi dengan benar.

  4. Diberikan kesempatan bercerita siswa dapat mejelaskan 3 cara pencegahan banjir.

  5. Diberikan gambar siswa dapat menjelaskan cara pencegahan tanah longsor atau erosi dengan benar.

  6. Diberikan kesempatan bercerita siswa dapat menjelaskan cara pencegahan abrasi dengan benar. apa yang akan terjadi jika kegiatan tersebut dilakukan di daerah yang memiliki lereng miring? Kemukakan 3 dampak jika kegiatan tersebut terus menerus dilakukan di daerah lereng miring?

  4. Kemukakan perbedaan pengertian erosi dan abrasi pada tabel yang telah tersedia di bawah ini!

  Perbedaan Pengertian Erosi

  Abrasi Setelah kamu mengemukakan perbedaan erosi dan abrasi, berilah tanda centang

  (√) pada gambar yang menunjukan peristiwa erosi di kotak yang tersedia!

  5. Kemukakan perbedaan erosi dan abrasi pada tabel yang telah tersedia di bawah ini! Perbedaan Erosi Abrasi

  Penyebab Dampak Setelah kamu mengemukakan perbedaan erosi dan abrasi, berilah tanda centang (√) pada gambar yang menunjukan peristiwa abrasi di kotak yang tersedia!

  6. Ketika terjadi bencana banjir maka banyak aktivitas manusia yang terganggu. Selain itu lingkungan fisik juga akan mengalami kerusakan. ceritakanlah 3 upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah bencana banjir tersebut?

  7. Jelaskan 4 upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari bencana seperti gambar disamping!

  8. Berdasarkan pengalamanmu.

  Jelaskan 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahadanya erosi di daerahmu!

  9. Berdasarkan informasi yang kamu ketahui ceritakan 4 upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah abrasi!

  10. Ceritakanlah 3 alasan mengapa pohon bakau ditanam di daerah pinggir pantai!

  

Tabel 10

  Rambu-rambu Penilaian Soal Uraian Siklus I

  No. Kunci Jawaban Skor Skor Soal Maksimal 1.

  a. Angin

  1

  3

  b. Hujan

  1

  c. Gelombang air laut

  1 2.

  a. Cahaya matahari

  1

  4 Cahaya matahari yang terlalu panas dapat mengakibatkan kebakaran hutan b. Angin

  1 Angin yang terlalu kencang dapat merusak lingkungan.

  c. Hujan

  1 Curah hujan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan banjir.

  d. Gelombang air laut

  1 Gelombang air laut dapat mengakibatkan abrasi, bencana tsunami, dll.

  3.

  a. Air yang berada dipermukaan bumi seperti air laut

  5 terkena sinari matahari.

  b. Air yang terkena sinar matahari menguap.

  c. Uap tersebut lama-kelamaan membentuk awan.

  d. Awan bergumpal yang akan menjadi mendung.

  5. Angin laut adalah angin yang berhembus dari laut menuju ke daratan.

  a. Angin kencang dapat dimanfaatkan untuk menggerakan kincir angin.

  b. Dimanfaatkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.

  1

  4 a. Membantu mengeringkan pakaian yang basah.

  8. Pengaruh cahaya matahari yang menguntungkan:

  1

  b. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan korban jiwa.

  1

  a. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan kerusakan bangunan.

  1 Pengaruh angin yang merugikan:

  1 b. Angin dapat membuat udara menjadi segar.

  4

  1

  7. Pengaruh angin yang menguntungkan

  1

  1 b. Menyebabkan bencana tanah longsor.

  1 Pengaruh hujan yang merugikan: a. Menyebabkan bencana banjir.

  1 b. Membuat udara menjadi segar.

  a. Membantu pertumbuhan tanaman

  4

  6. Pengaruh hujan yang menguntungkan:

  1

  1 Angin laut dimanfaatkan nelayan untuk kembali ke daratan setelah pergi melaut.

  3 Angin laut terjadi pada siang hari.

  1

  

Tabel 11

  Rambu-rambu Penilaian Soal Uraian Siklus II No Kunci Jawaban Skor Skor

  Soal Maksimal 1.

  a. Menimbulkan bibit penyakit.

  1

  4 b. Aktivitas manusia menjadi terganggu.

  1 c. Sulit mendapatkan air bersih.

  1 d. Lingkungan menjadi kotor.

  2.

  a. Menimbulkan korban jiwa.

  1

  4 b. Merusak bangunan.

  1 c. Merusak lahan pertanian.

  1

  d. Merusak sarana umum 3.

  a. Yang akan terjadi = Tanah longsor

  1

  4

  b. Dampak 1  Dapat merusak lingkungan fisik.

   Menimbulkan kerugian material.

  1  Dapat menimbulkan korban jiwa.

  1

  4. Perbedaan

  2

  5

  a. Erosi Erosi adalah suatu proses penghanyutan partikel tanah oleh kekuatan air atau angin, dapat terjadi secara alamiah.

  b. Abrasi = Abrasi adalah proses pengikisan pantai

  2 oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang c. Membuat sengkedan

  1 9. a. Memasang pemecah gelombang di daerah pantai.

  1

  4 b. Menanam pohon bakau di pinggiran pantai.

  1 c. Pelestarian terumbu karang.

  1 d. Pelarangan penggalian pasir di daerah pantai.

  1 10. a. Mencegah abrasi.

  1

  3

  b. Mencegah pasir agar tidak ikut hanyut terbawa

  1 gelombang air laut.

  c. Sebagai tempat hidup ekosistem laut, misalnya

  1 ikan.

3.6 Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Analisis Kesukaran

3.6.1 Uji Validitas

  Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap butir soal yang nantinya akan digunakan sebagai soal evaluasi setelah pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based

  

Learning (PBL) dilaksanakan. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut

  dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sukardi, 2008:131). Untuk mengetahui tingkat validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan pada 39 siswa kelas V SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel lebih besar atau sama dengan r tabel, berarti korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat dikatakan valid. Namun jika nilai yang didapat lebih kecil dari nilai r tabel maka soal tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

  Nilai r tabel untuk jumlah responden 39 siswa yaitu 0,316 dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai korelasi ≥ 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut valid.

  Sedangkan, Jika nilai korelasi < 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid. Berikut ini merupakan rekap hasil uji validitas soal pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II.

  

Tabel 12

  Rekap Hasil Uji Validitas Siklus I No Soal r hitung Keterangan

  1. 0,711 Valid 2. 0,173 Tidak Valid 3. 0,813 Valid 4. 0,662 Valid 5. 0,751 Valid 6. 0,791 Valid 7. 0,807 Valid 8. 0,808 Valid 9. 0,689 Valid Berdasarkan tabel 12, maka dapat dinyatakan bahwa dari 11 soal terdapat 9 soal yang dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > 0,316 dan 2 soal yang tidak valid karena memiliki nilai r hitung < 0,316. Adapun butir soal yang valid adalah item butir nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 11 sedangkan yang tidak valid adalah butir soal nomor 2, dan 10. Berdasarkan analisis alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran maka tidak semua soal yang valid akan digunakan untuk mengukur hasil belajar pada akhir siklus I. Dari 9 soal yang valid kemudian ditetapkan 7 soal yang akan digunakan adapun yang akan digunakan yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9.

  Selanjutnya berdasarkan hasil rekap uji validitas siklus II yang disajikan dalam tabel 13 maka, dapat diketahui bahwa dari 10 soal yang telah d ujikan dapat diketahui terdapat 7 soal yang dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > 0,316 dan 4 soal yang tidak valid karena memiliki nilai r hitung < 0,316. Berdasarkan hasil analisis waktu dalam kegiatan pembelajaran maka tidak semua soal yang valid akan digunakan untuk mengukur hasil belajar pada akhir siklus II. Dari 7 soal yang valid kemudian ditetapkan 6 soal yang akan digunakan adapun yang akan digunakan yaitu soal nomor 1, 2, 5, 6, 7, dan 9.

  Hasil uji reliabilitas instrumen siklus I dan siklus II akan disajikan pada tabel 14 dan tabel 15.

  Tabel 14

  Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

  Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

  .892

  7 Tabel 15

  Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

  

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

  

.880

  6 Berdasarkan tabel hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi yang akan

  digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa SD Negeri Sampetan menunjukan dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes keseluruhannya (Sumarna Surapranata 2004:12). Persamaan yang digunakan untuk menelaah tingkat kesukaran dengan proporsi yang menjawab benar adalah sebagai berikut:

  Keterangan: = tingkat kesukaran

  = banyaknya peserta tes yang menjawab benar N = jumlah peserta Tingkat kesukaran dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu sukar, sedang, dan mudah. Adapun kategori tersebut disajikan pada tabel 16 berikut ini:

  

Tabel 16

  Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal

  Tingkat Kesukaran Kategori Soal

  0,00 - 0,30 Sukar 0,31 - 0,70 Sedang 0,71 - 1,00 Mudah

  

Tabel 17

  1

  7. 0,67

  

  6. 0,85

  

  5. 0,29

  

  2. 0,67

  

  1. 0,68

  No Soal Kesukaran Klasifikasi Mudah Sedang Sukar

  2 Tabel 18 Klasifikasi Kesukaran Soal Uraian Siklus II

  4

   Jumlah

  Klasifikasi Kesukaran Soal Uraian Siklus I No Soal Kesukaran Klasifikasi

  9. 0,27

  

  8. 0,6

  

  7. 0,64

  

  6. 0,63

  

  4. 0,73

  

  3. 0,3

  

  Mudah Sedang Sukar 1. 0,85

   Sampetan kecamatan Ampel kabupaten Boyolali meliputi indikator proses dan indikator hasil.

  3.7.1 Indikator Proses

  Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem

  

Based Learning (PBL). Penerapan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan

scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dikatakan berhasil jika

  semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran itu sudah terlaksana terlaksana dengan baik.

  3.7.2 Indikator Hasil

  Indikator hasil dalam penelitian adalah hasil belajar IPA. Penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dinyatakan meningkatkkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sampetan jika hasil belajar IPA mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa dengan Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut: Nilai akhir yang diperoleh kemudian dianalisis presentase ketuntasannya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk siswa SD Negeri Sampetan pada mata pelajaran IPA yang disajikan dalam tabel 19.

  Tabel 19

  Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar SD Negeri Sampetan KKM

  Kualifikasi Tuntas

  ≥70 <70 Tidak Tuntas

  Persentase ketuntasan = x 100%

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semest

0 1 21

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Se

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

0 5 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 66

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahun Aj

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahu

0 0 21