AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI PENGUJIAN

NAMA

: FIKRI JULIANSYA

NIM

: 2014 017 009

KELAS

: AKUNTANSI 4A1

“AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI, PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP SALDO SEDIAAN”
A. Deskripsi sediaan
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk di jual dalam
kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikomsumsi dalam pengelolahan
produk yang akan di jual. Dalm perusanaan manufaktur sediaan terdiri dari sediaan bahan
baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku
cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies)
B. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam neraca

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam neraca adalah sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sedian dinilai dengan lower of cost
market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos
sediaan.
2. Jika sedian dinyatakan pada kosnya nilai pasarnya pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalm tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga
pasarnya, kos harus dicantumkan dalam tanda kurung.
3. Akibat perubahan metode penilaian sedian terhadap perhitungan rugi laba tahun yang
diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus meyatakan
perkecualian mengenai konsisten penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
laporan audit.
4. Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sedian digadaikan
sebagai jaminan utang byang ditarik oleh klien.
5. Jika jumlahnya material, sedian manufaktur harus dikelompokanmenurut kelompok
utama.
6. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalm laporan keuangan, jika jumlahnya
material atau bersifat luar biasa.
7. Cadangan untuk menghadapi kerugian turunya harga sedian setelah tanggal neraca
harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan.

C. Tujuan pengujian substantif terhadap sedian
Tujuan audit terhadap sedian adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan sedian.

2. Membuktikan asersi keberadaan sedian yang dicantumkan di neraca dari kejadian
transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sedian yang dicatat
dalm catatan akuntansi dari kelengkapan saldo sedian yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan asersi hak kepemilkan klien atas sediaan yang disajiakan di neraca.
5. Membuktikan asersi penlaian sedian yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.
D. Program pengujian substantif terhadap saldo sedian
Program pengujian substantif terhadap sedian berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit, oleh karena itu, berbagai prosedur audit diklasfikasikan sesuai
dengan tujuan audit terhadap sedian tersebut.
1. Prosedur audit awal
Auditor melakukan 5 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
informasi sedian di neraca dengan cacatan akuntansi yang bersangkutann:
a. Usut saldo sedian yang tercantum di neraca ke akun saldo sedian yang

bersangkutan di dalm buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun sediaan di gbuku besar.
c. Usut saldo awal sedian ke kertas kerja tahun yang lalu.
d. Usut posting pendebitan dan pengkridetan akun sedian ke jurnal yang
bersangkutan.
e. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sedian dengan akun kontrol sedian di buku
besar.
2. Prosedur analitik
Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai
kewajaran sedian yang disajikan di neraca. Dalm prosedur ini audit menghitung
berbagai ratio yang bersangkutan dengan sedian. Ratio berikut serinng kali digunakan
oleh auditor dalm pengujian analitik terhadap sediaan:
a. Tingkat perputaran sedian
Sedian produk jadi
Sediaan produk dalam proses
Sediaan bahan baku
Sediaan barang ddagang
b. Ratio sediaan dengan aktiva lancar
c. Ratio laba bruto dengan hasil penjualan
3. Pengujian terhadap transaksi rinci

Keandalan saldo sediaan sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut yang
didebit dan dikreditkan ke dalam akun piutang usaha:
a. Transaksi pembelian
b. Transaksi penjualan, dan
c. Transaksi pemakaian.
Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan
mengkredit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut:
a. Priksa sample ntransaksi yang tercatat dalm akun sediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut.

b. Priksa akun pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung: bukti kas keluar,
faktur pembelian, laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.
c. Priksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung: faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang, memo debit untuk
retur pembelian.
d. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
e. Priksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir
f.


tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
Priksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan ( karena transaksi
penjualan atau pemakaian sendiri) dalm minggu terakhir tahun yang diaudit dan

minggu pertama setelah tanggal neraca.
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
a. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan
 Periksa intruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan.
 Lakukian pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh
klaie.
 Menyelenggarakan perhitungan fisik sediaan yang disimpan di gudang untuk
menyesuaikan data sediaan di dalam catatan akuntansinya.
b. Kirimkan surat sedian yang disimpan digudang pihak luar
 Lakukan pengamatan terhadap sedian yang lambat pemakaianya atau
penjualanya.
 Mintalah surat repsentasi sediaan dari klien.
5. Pemeriksaaan penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca
Atas dasar akuntansi berterima umum auditor melakukan verifikasi penyajiaan sedian
di neraca dengan cara adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa klasfikasi sediaan di neraca.

b. Memeriksa penjelasan yang bersangkuatan dengan sediaan, dan
c. Melakukan analytical rievew terhadap sediaan.