KENDALA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHAS

KENDALA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
BAHASA

DISUSUN OLEH:
EKSTENSI D
WIRATAMA SIAHAAN
TIA WULANDARI
RINA YOHANA SITUMORANG
VERA FEWINDA SARAGIH
Dosen Pembimbing : Drs. Syahnan Daulay, M.pd.

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014

KATAPENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan kasih

saying-Nya kami dapat menyusun artikel ini berjudul “ KENDALA PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA” dengan baik dan lancar.
Artikel ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kegiatan diskusi kelompok mata
kuliah PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA. Dalam menyusun
artikel ini kami banyak mengalami kendala, namun kami menyadari bahwa ini bagian dari
proses belajar.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Amirudin
Rahim, M. Hum selaku pembimbing mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Indonesia juga kepada semua teman-teman yang telah membantu kami dalam menyusun
artikel ini.
Menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan artikel ini, oleh karena itu
saran dan kritik dari teman-teman yang sifatnya membangun, kami sangat harapkan demi
kesempurnaan penyusunan artikel ini.
Sekian dan terima kasih.

Medan Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI


KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………i
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang…………………………………………………………………………………........1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………. ..2
1.3 Tujuan dan
Manfaat………………………………………………………………………………….........3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Linguistik dan masalah
kebahasaan……………………………………………………………....................................4
2.1.1 Masalah
kebahasaan…………………………………………………………………………................4
2.1.2 Sosiolinguistik dan Masalah
kebahsaian……………………………………………….........................................................4
2.2 Definisi perencanaan

bahasa……………………………………………………………………...............................5
2.3 Prosedur perencanaan
Bahasa…………………………………………………………………..................................6

2.4 Aspek-aspek Perencanaan
Bahasa……………………………………………………………..........................................6
2.5 Ancangan alternative Untuk Perlakuan Masalah Bahasa……………………………

7

BAB III
3.1
Simpulan……………………………………………………………………………………..8
3.2
Saran………………………………………………………………………………………... 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang

Perencanaan bahasa sangat penting sebagai usaha bukan saja untuk melestarikan pengarahan
bahasa, tetapi juga untuk menghilangkan konflik-konflik bahasa Konflik bahasa dapat
mengakibatkan konflik fisik yang pada gilirannya menganggu stabilitas ketahanan nasional
suatu bangsa. Kita melihat, bahwa bahasa berwujud dalam pemakian baik secara lisan
maupun tertulis yang dihasilkan oleh setiap penutur bahasa yang bersangkutan. Oleh karena
itu, bahasa menyangkut kepentingan semua penutur bahasa, maka sepantasnya kalau
persoalan bahasa memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan bahasa memuat
kebijaksanaan,

pengarahan,

dan

dampak

perencanaan


itu

sendiri.

Berdasarkan keterangan di atas, kami sengaja membahas masalah kebahasan dan
perencanaan bahasa dan seluk beluknya. Pendapat para ahli tentang perencanaan bahasa serta
ancangan alternatif untuk perlakuan masa kebahasaan telah kami buat dalam bentuk sebuah
artikel yang sederhana.

1.2

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang
hendak ditelaah oleh artikel ini adalah :
1. Apa saja masalah kebahasaan itu ?
2. Apa pendapat para ahli tentang perencanaan bahasa ?
3. Apa aspek-aspek perencanan bahasa itu
4. Bagaimana alternatif untuk perlakuan masalah kebahasaan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :

1. Menjelaskan masalah kebahasaan.
2. Menjelaskan pendapa para ahli tentang perencanaan bahasa..
3. Menjelaskan aspek-aspek perencanaan bahasa.
4. Mengidentifikasi ancangan alternatif perlakuan masalah kebahasaan.
Manfaat penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa jurusan
bahasa Indonesia tentang masalah perencanaan bahasa..

BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH KEBAHASAAN DAN PERENCANAAN BAHASA
2.1

LINGUISTIK DAN MASALAH KEBAHASAAN

2.1.1

M asalah Kebahasaan


Dalam pandangan linguistic umum kajian bahasa merupakan wilayah yang sangat luasa
cakupannya untuk dijadikan bahan penelitian. Apalagi jika dalam masyarakat bahasa yang
jumlahnya sangat besar. Misalnya, diperkirakan bahwa di Negara kita terdapat 300 bahasa, di
Afrika ada 200 bahasa bantu, di Amerika selatan ada 550 bahasa demikian juga di Rusia ada
100 bahasa. Namun diantara banyaknya bahasa tersebut juga menyimpan sejumlah masalah.
Kematian bahasa di dunia ini jauh lebih besar daripada kelahiran bahasa. Oleh karena itu
untuk menjaga kelestarian bahasa-bahasa tersebut perlu diupayakan suatu pemerian bahasa
sebelum bahasa tersebut hilang dari permukan bumi. Kasus menghilanganya suatu bahasa
dikarenakan jumlah penutur suatu bahasa relative kecil sehingga dapat musnah dalam satu,
dua generasi. Penyebab lain hilangnya suatu bahasa dikarenakan bahasa tersebut tidak
mengenal tulisan. Oleh karenanya bahasa tersebut perlu direkam baik bentuk lisan maupun
tulisan.
Arus nasioanalisme dan terbentuknya suatu Negara kebangsaan yang baru, menimbulkan
aspirasi kepemilikan bahasa nasional sebagai lambang kesatuan bangsa yang dapat memupuk
rasa kesetiaan politis. Suatu pemerintahan dapat berjalan dengan baik apabila ada bahasa
resmi kenegaraan sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berjalan dengan lancar apabila
ada kesaman bahasa diantara sesama penuturnya. Keberhasilan program pembangunan
pemerintah tidak saja tergantung pada kekayaan alam sumber daya manusianya, taraf
keterampilan rakyatnya atau modal keuangan yang tersedia, tetapi juga ada kemungkinan
terutama


pada

taraf

pemahaman

rakyat

akan

maksud

pembangunan

itu.

Penentuan bahasa kebangsaan dan bahasa resmi kenegaraan juga menimbulkan sejumlah
masalah kebahasaan lain. Jika bahasa nasional banyak ragam dialeknya, ragam mana yang
digunakan untuk mengatasi sejumlah dialek tersebut. Ini merupakan tantangan yang harus

diselesaikan permasalahnya. Secara garis besar masalah bahasa dapat digolongkan dalam tiga
kategori :

1.

Masalah yang berkenaan dengan kedudukan bahasa.

2.

Sandi bahasa.

3.

Pemakaian bahasa oleh warga masyarakat.

Keterlibatan ahli bahasa dalam kegiatan pemecahan masalah kebahasaan, secara umum dapat
dianggap sebagai sebagai usaha penerapan ilmunya yang didorong oleh keprihatinan
profesionalnya untuk turut memecahkan serangkaian masalah manusia di bidang komunikasi.
2.1.2


Sosiolonguistik dan pemecahan masalah kebahasaan

Ahli linguistic disamping berminat mengkaji bahasa dari struktur dan analisisnya, mereka
juga tertarik pada studi tentang tata hubungan kebahasaan dengan perilaku pemakai bahasa
tersebut. Dari kajian tersebut dapat diperoleh suatu wawasan bahwa perilaku kebahasaan
sebenarnya cerminan perilaku kemasyarakatan.
Ahli bahasa , menurut Haugen (1966a:1972) dapat berperan sebagai berikut :
1.

Sebagai sejarawan

Ahli bahasa dapat merunut jejak sejarah bahasa yang diselidikinya. Studinya dapat
menetapkan kesinambungan adat orang berbahasa. Ia dapat menelaah perbedaan antara
berbentuk yang asli dengan bukan asli. Pendapat mereka dapat dijadikan dasar untuk
menyelesaikan masalah kabahasaan.
2.

Sebagai pemeri bahasa

Ahli bahasa dapat menyiapkan deskripsi yang akurat tentang bahasa masa kini, baik ragam

tulisannya maupun ragam lisannya. Hasil pekerjaannya dapat berbentuk pedoman ejaan, buku
tata bahasa, kamus, pedoman langgam tulisan dan kaidah pembentukan istilah.
3.

Sebagai ahli teori

Ahli teori dapat memberikan pengarahan dalam pemahaman hakikat bahasa, dan berkat
keahliannya di bidang teknik analisis bahasa ia dapat melukiskan rancangan bahasa.
Pengetahuannya tentang hubungan antara ragam lisan dan tulisan menjadikan ia mampu
meramalkan apa yang akan terjadi jika manipulasi. Ia menyadari pentingnya kesatuan
struktur demi komunikasi yang efesien dan sekaligus ia mengakui keleluasan penyimpangan
perorangan.
4.Sebagai guru Tugas seorang guru adalah mengajakan pemakaian bahasa yang baik dan
benar

2.2

BEBERAPA DEFINISI PERENCANAAN BAHASA

Negara-negara yang multilingual, multikultural, dan multirasial menurut Chaer dan Agustina
(1955) untuk menjamin kelangsungan komunikasi kebangsaan perlu dilakukan suatu
perencanaan bahasa ( language planning ) yang harus dimulai dengan kebijaksanaan bahasa
N ( language policy ). Misalnya, seperti Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, dan India
merupakan negara yang multilingual, multirasial, dan multikultural yang memerlukan adanya
kebijakan bahasa agar pemilihan atau penentuan bahasa tertentu sebagai alat komunikasi
tidak menimbulkan gejolak politik yang dikhawatirkan dapat menggoyahkan kehidupan
bangsa di negara tersebut.
Berikut ini adalah pengertian perencanaan bahasa menurut para ahli.
1.

Haugen (1995) mengemukakan perencanan bahasa adalah usaha untuk membimbing

perkemgangan bahasa ke arah yang diinginkan oleh para perencana. Perencanaan tersebut
tidak semata-mata untuk meramalkan masa depan berdasarkan apa yang diketahui dari masa
lampu, tetapi perencanaan tersebut merupakan usaha terencana untuk mempengaruhi masa
depan.
2.

Ray (1961) mengemukakan bahwa tujuan perencanaan bahasa terbatas pada sasaran

anjungan atau rekomendasi yang aktif untuk mengatasi masalah pemakaian bahasa dengan
cara yang paling baik.
3.

Tauli (1964,1968,1974) mengemukakan bahwa perencanaan bahasa untuk mencari

norma yang ideal atas dasar prinsip kejelasan, kehematan dan keindahan.
4.

Neustupuy (1970) mengemukakan bahwa mengatasi masalah bahasa dapat dilakukan

dengan dua cara yakni :
a.

Ancangan garis haluan meliputi pemilihan bahasa kebangsaan, pembakuan bahasa,

keberaksaraan, serta tata ejaan. Ancangan ini bersifat makroskopis
b.

Ancangan pembinaan meliputi ketetapan dan keefisienan dalam pemakaian bahasa serta

kendala dalam komunikasi. Ancangan ini bersifat mikroskopis.
5.

Kless (1964) membedakan dua dimensi perencanaan bahasa :

a.

Perencanaan status bahasa meliputi perencanaan kedudukan suatu bahasa dan tata

hubungan dengan bahasa lain.
b.
6.

Perencanaan korpus bahasa meliputi pengubahan ejaan dan pembentukan istilah.
Garvin

(1973)

mengajukan

perencanaan

bahasa

dalam

dua

kategori

;

a.

Pemilihan bahasa untuk tujuan yang direncanakan seperti bahasa sebagai bahasa

kebangsaan, atau bahasa resmi serta factor-faktor di luar bahasa.
b.

Pengembangan bahasa untuk peningkatan bekeraksaraan dan usaha pembakuan bahasa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa berbagai istilah dengan berbagai variasi
pengertian tentang perencanaan bahasa; namun, ada satu kesamaan, yaitu sama-sama
berusaha untuk membuat penggunaan bahasa atau bahasa-bahasa dalam satu negara di masa
depan menjadi lebih baik dan terarah
2.3

PROSEDUR PERENCANAAN BAHASA

Berbicara tentang prosedur perencanaan bahasa Haugen menganjurkan agar perencanaan
bahasa dimulai dengan pengetahuan kebahasaan. Prosedur perencanaan bahasa ditujukan
pada bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Bentuk bahasa meliputi pemilihan norma bahasa yang
implementasinya pada kodifikasi norma bahasa yakni pernyataan eksplisit tentang norma itu.
Sedangkan fungsi bahasa meliputi pemakaian bahasa dalam berbagi bidang seperti bidang
ilmiah, sastra,kehidupan rohani yang implementasinya yang ditujukkan pada khalayak
sasaran..
Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa berbagai istilah dengan berbagai variasi
pengertian tentang perencanaan bahasa; namun, ada satu kesamaan, yaitu sama-sama
berusaha untuk membuat penggunaan bahasa atau bahasa-bahasa dalam satu negara di masa
depan menjadi lebih baik dan terarah.

2.4 ASPEK-ASPEK PERENCANAAN BAHASA
Das Gufta dan Ferguson (1977) mengemukakan aspek perencanaan bahasa meliputi :
a.

Aspek indikatif yakni pertimbangan situasi kebahasaan dalam keperluan pembangunaan

social dan beberapa arah perubaahan.
b.

Aspek regulative yakni perlu adanya tindakan pihak berwewenang seperti peraturan

resmi yang disertai sanksi
c.

Aspek produksi yakni pengembangan kemampuan bahasa un tuk memenuhi tuntutan

baru yang mungkin akan timbul dalam berbagai bidang kehidupan.
d. Aspek promosi yakni pengolahan produksi dan standar yang baru dikalangan pemerintah,
pendidikan, media massa.
2.5 ANCANGAN ALTERNATIF UNTUK PERLAKUAN MASALAH
KEBAHASAAN
Beberapa
1.

ancangan

alternative

untuk

perlakuan

masalah

kebahasaan

meliputi

:

Garis haluan kebahasaan yang berkenaan dengan penentuan kedudukan bahasa dan

fungsi sosiolinguistiknya
2.

Pengembangan bahasa meliputi sandi bahasa.

3.

Pembinaan bahasa untuk meningkatkan jumlah pemakai bahasa, mutu bahasa melalui

penyebaran hasil pembakuan dan penyuluhan serta pembimbingan.
4.

Cakupan perencanaan

pengembangan bahasa.

bahasa yang diterapkan pada ancangan pembinaan dan

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan

Kasus bahasa di dunia ini jauh lebih besar daripada kelahiran bahasa. Oleh karena itu untuk
menjaga kelestarian bahasa-bahasa tersebut perlu diupayakan suatu pemerian bahasa sebelum
bahasa tersebut hilang dari permukan bumi. Kasus menghilanganya suatu bahasa dikarenakan
jumlah penutur suatu bahasa relative kecil sehingga kematian dapat musnah dalam satu, dua
generasi. Penyebab lain hilangnya suatu bah asa dikarenakan bahasa tersebut tidak mengenal
tulisan. Oleh karenanya bahasa tersebut perlu direkam baik bentuk lisan maupun tulisan.
Perencanan bahasa adalah usaha untuk membimbing perkemgangan bahasa ke arah yang
diinginkan oleh para perencana. Perencanaan tersebut tidak semata-mata untuk meramalkan
masa depan berdasarkan apa yang diketahui dari masa lampu, tetapi perencanaan tersebut
merupakan usaha terencana untuk mempengaruhi masa depan.
Ahli bahasa berperan sebagai berikut : sebagai sejarawan, pemeri bahasa, ahli teori serta
guru bahasa
Beberapa ancangan alternative untuk perlakuan masalah kebahasaan meliputi garis haluan
kebahasaan yang berkenaan dengan penentuan kedudukan bahasa dan fungsi
sosiolinguistiknya. Pengembangan bahasa meliputi sandi bahasa. Pembinaan bahasa untuk
meningkatkan jumlah pemakai bahasa, mutu bahasa melalui penyebaran hasil pembakuan
dan penyuluhan serta pembimbingan. Cakupan perencanaan bahasa yang diterapkan pada
ancangan pembinaan dan pengembangan bahasa.
3.2

Saran

Perlu adanya perhatian terhadap kelestaria bahasa-bahasa di dunia ini agar tidak muda hilang
di permukaan bumi.