Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross-

sectional. Penelitian cross-sectional atau potong lintang merupakan jenis
penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dengan efek dengan mengobservasi dan mengukur faktor resiko dan
efek menurut keadaan atau status waktu saat diobservasi (Praktinya, 2008).

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan di 2 (dua)


ruangan yaitu ruangan Intensipve Care Unit (ICU), dan ruangan Instalasi Bedah
Sentral (IBS). Alasan pemilihan tempat tersebut adalah karena penggunaan jarum
suntik atau benda tajam lainnya secara intensif.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai selesai.

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruangan Intensive

Care Unit (ICU) sebanyak 29 orang, dan Instalasi Bedah Sentral (IBS) sebanyak
17 orang. Sehingga populasi penelitian 46 orang.

64

Universitas Sumatera Utara

65

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling. Total
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh populasi dijadikan
objek penelitian. Berdasarkan survei diperoleh jumlah sampel perawat yang
bertugas di Ruang Intensive Care Unit (ICU), dan Instalasi Bedah Sentral (IBS)
RSUD Dr. Pringadi Kota Medan sebanyak 46 orang.
3.4

Cara Pengambilan Data

3.4.1 Data Primer
Metode pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan
melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah
yang diteliti. Penelitian data ini dilakukan dengan cara :
1.


Wawancara (Interview) adalah metode pengumpulan data secara lisan dengan
melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang berwenang.

2.

Kuesioner (Questionaire) adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah disediakan kepada
responden, kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan kuesioner
tertutup dalam artian mengharapkan pertanyaan singkat dengan memilih
pilihan jawaban yang telah tersedia.

3.

Observasi (Observation) adalah pengamatan langsung pada suatu objek yang
akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian.

Universitas Sumatera Utara


66

3.4.2 Data Skunder
Metode pengumpulan data skunder yaitu pengumpulan data dan informasi
yang diperlukan melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Metode ini dilakukan melalui kepustakaan (library
research) adalah dengan menggumpulkan sumber yang memiliki keterkaitan
dengan masalah yang diteliti meliputi profil rumah sakit, data luka tusuk jarum,
dan jumlah dan identitas perawat di RSUD DR. Pringadi Medan.

3.5

Variabel dan Definisi Operasional
Variabel dan definsi operasional penelitian ini adalah :
1. Luka tusuk jarum, adalahterjadinya kerusakan kontunuitas jaringan yang
sebabkan oleh jarum atau benda tajam lainnya (vial obat, pisau bedah,
gunting, jarum injeksi, dan peralatan tajam lainnya).
2. Pengetahuan, meupakan kemampuan kognitif perawat, meliputi :
a. Pengetahuan mengenai bahaya/risiko tertusuk jarum suntik.
b. Pengetahuan mengenai cara bekerja yang aman.

c. Pengetahuan mengenai cara melakukan pembuangan alat yang telah
digunakan.
d. Pengetahuan penanganan setelah terjadinya luka tusuk jarum.
3. Standar kerja, merupakanprosedur tindakan/pelaksanaan kerja, meliputi :
a. Prosedur tindakan menyuntik.
b. Prosedur tindakan pemasangan infus.
c. Prosedur pengelolaan jarum/instrumen tajam lainnya sebelum dan
setelah tindakan.

Universitas Sumatera Utara

67

4. Keterampilan merupakan Kemampuan, atau kesanggupan yang dimiliki
seorang perawat dalam melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan jarum suntik atau alat tajam lainnya, yaitu :
a. Kemampuan dalam mempersiapkan alat.
b. Kemampuan melakukan tindakan.
c. Kemampuan melakukan penanganan setelah tindakan.
5. Pelaatihan/Training, Pelatihan yang telah diikuti oleh perawat dalam

waktu 6 bulan terakhir berkaitan dengan pelatihan mengenai cara kerja
yang aman dalam mencegah terjadinya luka tusuk jarum/luka akibat benda
tajam lainnya.
6. Kewaspadaan universal, merupakan bagian dari upaya pengendalian
infeksi di sarana pelayanan kesehatan yang prosedur nya dianggap sebagai
pendukung program-program K3 bagi tegana kesehatan, seperti :
a. Cuci tangan mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diri (APD) di antaranya pemakaian sarung
tangan yang berguna dalam mencegah kontak dengan darah serta cairan
infeksius yang lain.
c. Pengelolaam alat kesehatan bekas pakai.
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah terjadinya perlukaan.
7. Sarana,

peralatan

yang

dibutuhkan


dalam

pelaksanaan

kegiatan

menyuntik, meliputi :
a. Ketersediaan bak spuit/instrumen.

Universitas Sumatera Utara

68

b. Ketersediaan safety box yang berlebel biohazard berwarna dasar kuning
dengan tulisan merah.
c. Ketersediaan alat pelindung diri (APD).
d. Ketersediaan tempat sampah limbah infeksius dan non infeksius
e. Ketersediaan peralatan dekontaminasi.

3.6


Metode Pengukuran

3.6.1 Luka tusuk jarum
Pengukuran variabel luka tusuk jarum atau luka akibat benda tajam
lainnya pada periode 6 (enam) bulan terakhir yang terjadi pada perawat, dengan
ketentuan pemberian skor “pernah” diberi skor 1 dan “tidak pernah” 0.
Dikategorikan sebagi berikut :
1.

Tertusuk

: Jika pernah mengalami kejadian luka jarum atau
benda tajam.

2. Tidak tertusuk

: Jika tidak pernah mengalami kejadian luka tusuk
jarum atau benda tajam.


3.6.2 Pengetahuan
Pengetahuan responden di ukur berdasarkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Jumlah pertanyaan berjumlah 10 buah
dengan ketentuan pemberian skor yaitu “benar” diberi skor 1 dan “salah” 0, skor
tertinggi 10. Dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik

: Bila jumlah nilai skor > dari nilai rata-rata.

b. Tidak Baik

: Bila jumlah nilai skor ≤ dari nilai rata-rata.

Universitas Sumatera Utara

69

3.6.3 Standar Kerja
Standar kerja diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner. Jumlah pertanyaan berjumlah 7 adapun ketentuan
pemberian skor yaitu “ya” diberi skor 1 dan “tidak” 0, skor tertinggi 7. Menurut

jumlah nilai yang diperoleh responden, yaitu :
a. Baik

: Bila jumlah nilai skor > nilai rata-rata.

b. Tidak baik

: Bila jumlah nilai skor ≤ nilai rata-rata.

3.6.4 Keterampilan
Keterampilan diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner. Jumlah pertanyaan berjumlah 6 adapun ketentuan
pemberian skor yaitu “ya” diberi skor 1 dan “tidak” 0, skor tertinggi 6. Menurut
jumlah nilai yang diperoleh responden, yaitu :
a. Baik

: Bila jumlah nilai skor > nilai rata-rata.

b. Tidak baik : Bila jumlah nilai skor ≤ nilai rata-rata.
3.6.5 Pelatihan/Training

Pengukuran variabel pelatihan/training yang diikuti oleh responden pada
periode 6 (enam) bulan terakhir, dengan ketentuan pemberian skor “pernah” diberi
skor 1 dan “tidak pernah” 0. Dikategorikan sebagi berikut :
a.

Pernah

: Bila responden mengikuti pelatihan dalam periode 6
(enam) bulan terakhir.

b.

Tidak pernah

: Bila responden tidak mengikuti pelatihan dalam

periode 6 (enam) bulan terakhir.

Universitas Sumatera Utara

70

3.6.6 Kewaspadaan universal
Kewaspadaan universal diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Jumlah pertanyaan berjumlah 8 adapun
ketentuan pemberian skor yaitu “ya” diberi skor 1 dan “tidak” 0, skor tertinggi 8.
Menurut jumlah nilai yang diperoleh responden, yaitu :
c. Baik

: Bila jumlah nilai skor > nilai rata-rata.

d. Tidak baik : Bila jumlah nilai skor ≤ nilai rata-rata.
3.6.7 Sarana Pelaksana
Pengukuran variabel ketersediaan sarana pelaksana dengan menggunakan
daftar tilik/ check list berdasarkan pedoman Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia (2003)
a. Baik

: Jika memenuhi kriteria Depkes.

b. Tidak Baik

: Jika tidak memenuhi kriteria Depkes.

3.7

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2002). Instrumen penelitian ini dapat berupa :
3.7.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2006). Kuesioner dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan terjadinya luka tusuk jarum atau benda tajam pada perawat ICU dan IBS
di RSUD Dr. Pringadi Medan.

Universitas Sumatera Utara

71

3.7.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoadmodjo, 2002), sebelum kuesioner digunakan
dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan rumus korelasi
Pearson product moment. Bila nilai r hitung > r tabel berarti valid sedangkan r
hitung < r tabel berarti tidak valid. Pada tabel product moment, nilai r untuk 46
responden yaitu 0,2907 dengan taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%.
Hasil perhitungan validitas didapatkan dari jumlah 15 pertanyaan dalam kuesioner
tentang pengetahuan, terdapat 5 pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu
pertanyaan nomor 2 (0,287

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita tumor ovarium di RSUD Dr.Pirngadi kota Medan pada tahun 2013

4 86 62

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stres Kerja Pada Perawat ICU di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat Tahun 2015

15 83 93

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

2 10 21

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

0 1 2

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

0 4 7

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

2 12 56

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

4 30 4

Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Luka Tusuk Jarum Suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pringadi Kota Medan Tahun 2017

0 1 34

47 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LUKA TUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSU BETHESDA GMIM

0 4 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CIDERA JARUM SUNTIK DAN BENDA TAJAM PADA PERAWAT DI RSUD LEWOLEBA Armanto Abas

0 0 16