Analisis Psikologis Tokoh Takashi Dalam Novel Terjemahan

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki perkembangan cukup pesat dan cukup di perhitungkan di Dunia. Meskipun Jepang pernah mengalami kekalahan di Perang Dunia II tahun 1945 atas dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki, namun tetap bisa bangkit dan berkembang menjadi negara yang maju. Kebudayaan Jepang telah berkembang sejak lama dan mempengaruhi Jepang dalam segala bidang, baik pemerintahan, ekonomi, serta dalam bidang sastra.

Pada zaman romantik, sastra didefinisikan sebagai suatu ciptaan, suatu kreasi yang merupakan luapan emosi yang spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada suatu yang lain, dan mempunyai koherensi antara unsur-unsurnya (Fananie, 2000:6). Karya sastra sebagai bagian dari kegiatan budaya yang intlektual diciptakan pengarang untuk dibaca, dipahami, dinikmati serta dapat dimanfaatkan oleh pembacanya itu sendiri. Sebab tanpa pembaca, sastra itu tidak mempunyai arti dalam keberadaannya. Jakob Sumardjo (1991:16) mengemukakan bahwa karya sastra adalah : “Ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.” Salah satu hasil karya sastra yang populer yaitu novel.

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan tentang tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian kejadian secara tersusun. Tetapi, jalan ceritanya dapat menjadi suatu pengalaman hidup yang nyata. Novel memiliki dua unsur yang mempengaruhi dalam cerita tersebut, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang


(2)

membangun karya sastra dari dalam yang berupa : tema, amanat, alur/plot, penokohan, latar, dan sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsik adalahunsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, antara lain budaya, adat, bahasa, pendidikan, latar belakang pengarang/serta/masalah/psikologi/yang/dialami/tokoh/tersebut/(http://bagasdenganpuisi.blog spot.com/2013/03/unsur-unsur-pembangun-novel). Berdasarkan dari unsur ekstrinsik diatas, novel dapat mengungkapkan tentang masalah psikologi yang sengaja dibuat pengarang melalui tokoh ceritanya.

Salah satu novel yang mengungkapkan tentang masalah psikologi di atas adalah novel yang berjudul Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe. Novel Jeritan Lirih ini merupakan salah satu novel dari sekian banyak novel yang ditulis Oe. Novel Jeritan Lirih yang ditulis Oe ini merupakan novel yang melukiskan tentang beragam konflik yang dialami dua bersaudara Mitsusaburo dan Takashi. Takashi merupakan seorang yang tertutup dan kehidupannya penuh misteri.

Takashi digambarkan sangat mengagumi sosok adik kakek buyutnya yang merupakan seorang pelopor pemberontakan pada tahun 1860. Kenangannya terhadap adik kakek buyutnya itu sangatlah intens dan selalu membayang-bayangi dirinya sendiri. Ia tidak senang dengan hal-hal yang bersimpangan dengan pendapatnya mengenai tokoh tersebut, terutama terhadap pendapat dan kenangan yang berbeda oleh Mitsusaburo kakak kandungnya sendiri. Karena hal tersebut membawa Takashi menjadi sosok yang kejam.

Sementara itu rasa bersalah akibat kematian adik perempuannya yang dilakukan secara bunuh diri karena dirinya sendiri dan perasaan dendam terhadap kematian kakak pertamanya yang dibunuh oleh prajurit kaisar membuat sosok Takashi berubah menjadi kasar dan sangat terobsesi untuk melakukan pemberontakan terhadap kaisar di desanya. Segala cara dilakukan agar pencapaian pemberontakannya berhasil.


(3)

Selain itu, perasaan gelisah, tekanan batin, keraguan serta ketakutan dalam melakukan pemberontakan, mengakibatkan Takashi melakukan tindakan di luar batas kejiwaan seperti : membunuh remaja desa, meniduri istri kakak kandungnya, serta menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.

Berdasarkan uraian cerita di atas, novel Jeritan Lirih ini banyak mengungkap masalah kejiwaan tokoh Takashi dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas novel Jeritan Lirih dilihat dari sisi psikologis. Dengan demikian dalam pembahasan skripsi ini penulis memilih judul “Analisis Psikologis Tokoh Takashi dalam Novel Terjemahan Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe”.

1.2 Perumusan Masalah

Novel yang berjudul Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe menceritakan tentang beragam konflik batin yang dialami dua bersaudara Mitsusaburo dan Takashi setelah kembali ke desa. Konflik batin tersebut dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

Takashi sebagai tokoh kedua dalam novel ini, mengalami kehidupan masa lalu yang kelam atas kematian adik perempuannya secara bunuh diri dan kematian kakak tertuanya yang dibunuh oleh prajurit penguasa desa. Hal itu menyebabkan Takashi memiliki tekanan batin dan dendam terhadap penguasa desa dan juga mempunyai hasrat untuk memimpin pemberontakan terhadap penguasa desa seperti adik kakek buyutnya di masa lalu.

Masa lalu yang dialami Takashi berdampak pada psikologisnya. Sikap Takashi dalam menanggapi keadaan rumit yang terjadi padanya termasuk ke dalam struktur jiwa manusia Freud yaitu Id. Sedangkan tekanan batin yang dialaminya tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh Ego. Karena seharusnya dalam keadaan seperti itu Ego harus mampu untuk menahan Id yang ada dalam diri Takashi. Tapi dalam hal ini terlihat jelas bahwa Ego telah melanggar ketetapan yang telah ditetapkan Super Ego sehingga membuat


(4)

Takashi semakin tertekan batin. Ego yang gagal menyeimbangkan Id dan larangan Super Ego mengakibatkan konflik batin.

Berdasarkan uraian di atas Kenzaburo Oe ingin menyampaikan pesan pada novel Jeritan Lirih ini bahwa peristiwa masa lalu yang kelam yang dialami oleh manusia dapat berdampak psikologis pada manusia yang bersangkutan di kemudian hari seperti yang dicontohkan oleh tokoh Takashi.

Oleh karena itu penulis merumuskan masalah kedalam bentuk pertanyaan, yakni :

Bagaimana psikologis tokoh Takashi berkaitan dengan situasi dan kondisi yang tergambar dalam novel Jeritan Lirih?

Bagaimana interaksi perilaku id, ego, dan super ego dari tokoh Takashi yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penulis perlu membatasi agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan berkembang jauh. Sehingga penulis dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam penulisan proposal ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang akan difokuskan pada kondisi psikologis tokoh Takashi yang diwujudkan dalam bentuk interaksi antara Id, Ego dan Super Ego yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih.

Penulis akan menganalisis tokoh dengan cara mengambil beberapa cuplikan cerita yang terdapat di dalam novel Jeritan Lirih, menjelaskan bagaimana interaksi/Id,//Ego,//Super//Ego//dari//tokoh//Takashi. Agar pembahasannya lebih akurat dan memiliki data yang jelas, maka penulis dalam bab II akan menjelaskan juga mengenai definisi novel, setting novel Jeritan Lirih, psikoanalisa Sigmun Freud dan biografi pengarang.


(5)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka

Unsur intrinsik yang paling penting dalam suatu karya sastra khususnya novel adalah tokoh. Menurut Aminuddin (2002:79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan menurut Sudjiman (1988:16) tokoh adalah suatu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tokoh dalam suatu cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Di dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe dapat dilihat bahwa tokoh Takashi memiliki kelainan psikologis semenjak peristiwa bunuh diri adik perempuannya sendiri. Selain itu karena dilatar belakangi tekanan batin dan masa lalu yang kelam membuat Takashi mengalami gangguan psikologis, yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya.

Sesuai dengan perkembangan zaman, banyak karya sastra yang mengungkapkan masalah psikologis. Oleh karena itu muncul pendekatan psikologi sastra. Menurut Hardjana (1999 : 60) Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan menyikapi kehidupan, fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan ke dalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap tindakan lainnya.


(6)

Menurut Muhibbin Syah (2001:34) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, dan berjalan sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, dan berperasaan.

b. Kerangka Teori

Dalam meneliti karakter tokoh karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra, yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut. Dalam perumusan skripsi ini, penulis akan menggunakan pendekatan psikologis sastra, psikoanalisa Sigmun Freud dan pendekatan semiotik.

Menurut Atar Semi (2012:96) pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertitik tolak dari asumsi bahwa karya sastra senantiasa membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Selain itu menurut Endraswara (2003:96), Psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan pengarang yang menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitupun pembaca, dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Pengarang akan mengungkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannnya.

Sedangkan teori psikoanalisa Freud membagi struktur jiwa manusia ke dalam Id, Ego, dan Super Ego. Dengan menggunakan teori psikoanalisa Freud tentang struktur jiwa manusia yaitu Id, Ego, dan Super Ego yang saling berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Dimana menurut Freud pengertian Id adalah struktur kepribadian paling mendasar yang ada sejak manusia dilahirkan. Seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan dengan segera. Ego itu berkembang dari Id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.


(7)

Super Ego, berkembang dari Ego ketika manusia memahami makna dari nilai baik buruk dan moral. Super Ego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, Super Ego menghukum Ego dengan menimbulkan rasa salah.

Dalam teori psikoanalisa Freud juga membagi dinamika kepribadian yaitu naluri (insting) dan kecemasan. Menurut Freud dalam Alwisol (2009:18-20) naluri merupakan perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Hasrat, motivasi, atau dorongan dari insting secara kuantitatif adalah energi psikik. Freud membagi naluri menjadi dua bagian yaitu insting mati dan insting hidup. Kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern tubuh. Ketegangan-ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom.

Maka dengan pandangan kerangka teori di atas penulis dapat meneliti kepribadian dan psikologis tokoh Takashi dalam novel Jeritan Lirih dalam menghadapi konflik atau persoalan-persoalan yang ada dengan teori psikoanalisa Sigmund Freud yang berkaitan dengan struktur kejiwaan manusia dan juga berhubungan dengan dinamika kepribadian.

Lalu untuk mengetahui beban psikologis tokoh, disini penulis akan menggunakan teori semiotik yang artinya adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Menurut Hoed dalam Nurgiyantoro (2009:40) semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain sebagainya.

Berdasarkan dari teori semiotik tersebut, penulis dapat mengidentifikasi sikap dan kondisi tokoh ke dalam tanda. Kemudian ketika sudah ditemukan tanda yang menunjukkan


(8)

psikologis tokoh tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis dari teori Sigmun Freud.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah yang akan diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan psikologis tokoh Takashi dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe.

Untuk memberikan gambaran masalah psikologis tokoh Takashi terkait dengan interaksi prilaku Id, Ego dan Super Ego yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara teoretis maupun manfaat secara praktis. Manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut : Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai psikologis tokoh Takashi serta tindakan-tindakannya dalam novel Jeritan Lirihkarya Kenzaburo Oe.

Bagi pembaca dan peminat karya sastra penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitianpenelitian sebelumnya maupun penelitian berikutnya yang akan diteliti.

1.6 Metode Penelitian

Dalam pembuatan proposal sangatlah diperlukan metode penelitian sebagai cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah


(9)

yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

Metode penelitian deskriptif menurut Hadari Nawawi (1991:12) adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang sesuai dengan fakta-fakta yang tampak seperti apa adanya.

Oleh karena itu, dalam penulisan ini peneliti menjelaskan masalah-masalah yang ada di dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe dengan menggunakan teori semiotik dan pendekatan psikologis yang mengacu kepada teori psikoanalisis dari Sigmun Freud sebagai acuan untuk penelitan itu. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode Library Research (studi kepustakaan) yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan bacaan yang ada.

Studi kepustakaan disebut juga studi dokumenter/bibliografis yakni dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen berupa buku-buku, koran, majalah, jurnal, skripsi dan sebagainya yang berkonotasi dengan penelitian skripsi (Hadari Nawawi 1991:95).


(1)

Takashi semakin tertekan batin. Ego yang gagal menyeimbangkan Id dan larangan Super Ego mengakibatkan konflik batin.

Berdasarkan uraian di atas Kenzaburo Oe ingin menyampaikan pesan pada novel Jeritan Lirih ini bahwa peristiwa masa lalu yang kelam yang dialami oleh manusia dapat berdampak psikologis pada manusia yang bersangkutan di kemudian hari seperti yang dicontohkan oleh tokoh Takashi.

Oleh karena itu penulis merumuskan masalah kedalam bentuk pertanyaan, yakni :

Bagaimana psikologis tokoh Takashi berkaitan dengan situasi dan kondisi yang tergambar dalam novel Jeritan Lirih?

Bagaimana interaksi perilaku id, ego, dan super ego dari tokoh Takashi yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penulis perlu membatasi agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan berkembang jauh. Sehingga penulis dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam penulisan proposal ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang akan difokuskan pada kondisi psikologis tokoh Takashi yang diwujudkan dalam bentuk interaksi antara Id, Ego dan Super Ego yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih.

Penulis akan menganalisis tokoh dengan cara mengambil beberapa cuplikan cerita yang terdapat di dalam novel Jeritan Lirih, menjelaskan bagaimana interaksi/Id,//Ego,//Super//Ego//dari//tokoh//Takashi. Agar pembahasannya lebih akurat dan memiliki data yang jelas, maka penulis dalam bab II akan menjelaskan juga mengenai definisi novel, setting novel Jeritan Lirih, psikoanalisa Sigmun Freud dan biografi pengarang.


(2)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka

Unsur intrinsik yang paling penting dalam suatu karya sastra khususnya novel adalah tokoh. Menurut Aminuddin (2002:79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan menurut Sudjiman (1988:16) tokoh adalah suatu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tokoh dalam suatu cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Di dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe dapat dilihat bahwa tokoh Takashi memiliki kelainan psikologis semenjak peristiwa bunuh diri adik perempuannya sendiri. Selain itu karena dilatar belakangi tekanan batin dan masa lalu yang kelam membuat Takashi mengalami gangguan psikologis, yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya.

Sesuai dengan perkembangan zaman, banyak karya sastra yang mengungkapkan masalah psikologis. Oleh karena itu muncul pendekatan psikologi sastra. Menurut Hardjana (1999 : 60) Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan menyikapi kehidupan, fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan ke dalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap tindakan lainnya.


(3)

Menurut Muhibbin Syah (2001:34) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, dan berjalan sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, dan berperasaan.

b. Kerangka Teori

Dalam meneliti karakter tokoh karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra, yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut. Dalam perumusan skripsi ini, penulis akan menggunakan pendekatan psikologis sastra, psikoanalisa Sigmun Freud dan pendekatan semiotik.

Menurut Atar Semi (2012:96) pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertitik tolak dari asumsi bahwa karya sastra senantiasa membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Selain itu menurut Endraswara (2003:96), Psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan pengarang yang menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitupun pembaca, dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Pengarang akan mengungkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannnya.

Sedangkan teori psikoanalisa Freud membagi struktur jiwa manusia ke dalam Id, Ego, dan Super Ego. Dengan menggunakan teori psikoanalisa Freud tentang struktur jiwa manusia yaitu Id, Ego, dan Super Ego yang saling berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Dimana menurut Freud pengertian Id adalah struktur kepribadian paling mendasar yang ada sejak manusia dilahirkan. Seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan dengan segera. Ego itu berkembang dari Id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.


(4)

Super Ego, berkembang dari Ego ketika manusia memahami makna dari nilai baik buruk dan moral. Super Ego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, Super Ego menghukum Ego dengan menimbulkan rasa salah.

Dalam teori psikoanalisa Freud juga membagi dinamika kepribadian yaitu naluri (insting) dan kecemasan. Menurut Freud dalam Alwisol (2009:18-20) naluri merupakan perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Hasrat, motivasi, atau dorongan dari insting secara kuantitatif adalah energi psikik. Freud membagi naluri menjadi dua bagian yaitu insting mati dan insting hidup. Kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern tubuh. Ketegangan-ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom.

Maka dengan pandangan kerangka teori di atas penulis dapat meneliti kepribadian dan psikologis tokoh Takashi dalam novel Jeritan Lirih dalam menghadapi konflik atau persoalan-persoalan yang ada dengan teori psikoanalisa Sigmund Freud yang berkaitan dengan struktur kejiwaan manusia dan juga berhubungan dengan dinamika kepribadian.

Lalu untuk mengetahui beban psikologis tokoh, disini penulis akan menggunakan teori semiotik yang artinya adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Menurut Hoed dalam Nurgiyantoro (2009:40) semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain sebagainya.

Berdasarkan dari teori semiotik tersebut, penulis dapat mengidentifikasi sikap dan kondisi tokoh ke dalam tanda. Kemudian ketika sudah ditemukan tanda yang menunjukkan


(5)

psikologis tokoh tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis dari teori Sigmun Freud.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah yang akan diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan psikologis tokoh Takashi dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe.

Untuk memberikan gambaran masalah psikologis tokoh Takashi terkait dengan interaksi prilaku Id, Ego dan Super Ego yang diungkapkan oleh Kenzaburo Oe dalam novel Jeritan Lirih.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara teoretis maupun manfaat secara praktis. Manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut : Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai psikologis tokoh Takashi serta tindakan-tindakannya dalam novel Jeritan Lirihkarya Kenzaburo Oe.

Bagi pembaca dan peminat karya sastra penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitianpenelitian sebelumnya maupun penelitian berikutnya yang akan diteliti.

1.6 Metode Penelitian

Dalam pembuatan proposal sangatlah diperlukan metode penelitian sebagai cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah


(6)

yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

Metode penelitian deskriptif menurut Hadari Nawawi (1991:12) adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang sesuai dengan fakta-fakta yang tampak seperti apa adanya.

Oleh karena itu, dalam penulisan ini peneliti menjelaskan masalah-masalah yang ada di dalam novel Jeritan Lirih karya Kenzaburo Oe dengan menggunakan teori semiotik dan pendekatan psikologis yang mengacu kepada teori psikoanalisis dari Sigmun Freud sebagai acuan untuk penelitan itu. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode Library Research (studi kepustakaan) yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan bacaan yang ada.

Studi kepustakaan disebut juga studi dokumenter/bibliografis yakni dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen berupa buku-buku, koran, majalah, jurnal, skripsi dan sebagainya yang berkonotasi dengan penelitian skripsi (Hadari Nawawi 1991:95).