PERAN DAN KONTRIBUSI ILMU SOSIAL TERHADA

1

PERAN DAN KONTRIBUSI ILMU SOSIAL
TERHADAP PEMANASAN GLOBAL
Mohammad Rifan Aditya DR1

Intisari
Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan peran ilmu sosial dalam
rangka menyikapi dan kontribusinya terhadap dampak pemanasan global,
suatu fenomena pemanasan bumi secara global. Sehingga muncul
masalah-masalah sosial seperti (1) meningkatnya permukaan air laut
menimbulkan persoalan besar menyangkut nasib para penghuni pulau
kecil dan sebagian daratan pulau besar, (2) sering terjadinya bencana yang
dapat menelan korban jiwa juga menimbulkan trauma bagi yang
mengalaminya, (3) kebakaran hutan di tanah air mengirimkan asap ke
negara-negara tetangga juga melahirkan masalah sosial yang besar
disamping kesehatan. Tulisan ini merekomendasikan agar manusia
menjaga dan melestarikan bumi dengan bertanggung jawab bukan
mengeksploitasi sumber dayanya.
Kata kunci: pemanasan global, masalah sosial, peran ilmu sosial


A. Pendahuluan
A.1 Latar belakang
Bumi sebagai tempat tinggal kita di dunia memiliki berbagai macam sumber
daya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Semua sudah melimpah di tempat kita
hidup ini, manusia hanya tinggal memanfaatkannya untuk mencukupi kebutuhan.
Berbagai sumber daya alam tersedia, laut yang penuh ikan, hutan yang menyumbang
oksigen untuk kita bernafas, dan daratan yang luas cukup untuk dihuni jutaan
manusia. Sungguh amat disayangkan apabila bumi ini sampai hancur karena ulah
penghuninya. Langit yang biru dan segarnya udara, segala keindahan yang dimiliki
bumi mungkin tidak dapat kita nikmati lagi karena bisa saja di masa depan bumi tidak
seindah sekarang ini.

1

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial,
10/299303/SA/15327, Jurusan Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

2

Walau pun saat ini bumi sudah memiliki potensi kehancuran akibat usia bumi

yang semakin tua, perang dan bencana alam, namun tanpa pernah kita sadari ancaman
bencana terdahsyat sedang mengintai manusia (Muhammad. S, 2009). Yakni global
warming. Pemanasan global menimbulkan bencana-bencana yang berkelanjutan yang
luar biasa. Terjadinya perubahan iklim yang ekstrim adalah salah satu dampak dari
pemanasan global. Bangkitnya kesadaran bahwa kepentingan manusia telah
melampaui daya dukung lingkungan alam, sehingga keberlanjutan kesejahteraan
bahkan kelangsungan kehidupan umat manusia di atas bumi ini dipertanyakan.
Perlunya peran para ahli dari berbagai bidang untuk menanggulanginya. Disinilah
peran dan kontribusi ilmu sosial dibutuhkan.

A.2 Tujuan
Maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan peran ilmu sosial
dalam rangka menyikapi dan kontribusinya terhadap dampak pemanasan global
sangat dibutuhkan. Bukan hanya dari sains atau ilmu alam yang berperan dalam
penanggulangannya. Selain itu, tulisan ini juga menunjukkan dampak-dampak dari
pemanasan global dan pentingnya manusia untuk mengatasinya. Oleh karena itu saya
melalui tulisan ini mengajak pembaca untuk melakukan hal-hal kecil yang dapat
mengurangi dampak bencana yang timbul dari fenomena pemanasan global ini.

3


B. Pembahasan
B.1 Proses global warming
Menurut pengertian global warming adalah pemanasan bumi secara global,
yang artinya suhu di setiap penjuru di bumi mengalami kenaikan suhu. Pemanasan
global merupakan suatu fenomena terjebaknya panas matahari di atmosfer yang
dipantulkan kembali oleh bumi ke luar angkasa yang sebelumnya diserap terlebih
dahulu oleh gas-gas hasil pembakaran (gas rumah kaca) yang berasal dari aktifitas
alamiah maupun yang dilakukan oleh manusia (industri, kendaraan bermotor,
pembakaran

sampah,

penebangan

hutan).

Gas

yang


dimaksudkan

ialah

karbondioksida (CO 2 ), klorofloukarbon (CFC), metana (Mhetane) dan lainnya. Gasgas inilah yang terlepas secara bebas ke udara dan berkumpul di atmosfer bumi
kemudian mengikat panas matahari, hingga membuat suhu rata-rata di permukaan
bumi semakin meningkat tiap tahunnya.
Pemanasan global (global warming) terjadi karena menumpuknya gas hasil
pembakaran bahan bakar fosil, yang biasa disebut gas rumah kaca, terutama karbon
dioksida (CO2), di atmosfer bumi. Gas-gas hasil kegiatan industri dan aktivitas lain
manusia itu menyebabkan terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari yang
dipancarkan kembali oleh permukaan bumi. Proses pemanasan global secara
sederhana dapat diterangkan, yakni panas yang diserap sebagian dan memantulkan
kembali sisanya ke bumi. Sebagian dari panas ini mengandung radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbondioksida, dan metana (Dewa Gumay, 2008).
Kondisi ini diperparah oleh penipisan lapisan ozon (0 3 ) di atmosfer, yang
selama ini menjadi payung bumi terhadap radiasi negatif sinar matahari, juga akibat

aktivitas manusia. Semakin tipis lapisan ozon, semakin leluasa radiasi gelombang
pendek matahari (termasuk sinar ultraviolet) memasuki bumi. Akibatnya, terjadi
kondisi seperti di dalam rumah kaca. Suhu permukaan bumi makin tinggi,

4

mencairkan gunung es di kedua kutub, sehingga menaikkan permukaan laut dan
mengubah pola iklim dunia (Kadarsah, 2007).
Saat sinar matahari mengenai es, lebih dari 90% dipantulkan kembali keluar
angkasa seperti cermin. Tapi jika mengenai permukaan laut, lebih dari 90% sinarnya
diserap. Saat air disekitarnya bertambah panas ia mempercepat melelehnya es. Saat
ini dataran es Artik berfungsi seperti cermin raksasa. Semua sinar matahari
dipantulkan, lebih dari 90 persen. Itu membuat bumi lebih dingin. Tapi jika es
meleleh dan permukaan laut menerima energi matahari lebih dari 90%-nya diserap.
Jadi terjadi peningkatan panas yang lebih cepat di Kutub Utara di Samudera Artik dan
benua Artik daripada ditempat lain di Bumi ini. Penjelasan tersebut sebagaimana
yang terdapat dalam video “Clip Al Gore”.

B.2 Penyebab global warming
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa global warming disebabkan

oleh (1) efek rumah kaca, (2) pengunaan CFC (Chloro Fluoro Carbons), dan (3)
Kenaikan Gas CO 2 (karbondioksida). Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di
atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia.
Meningkatnya jumlah gas rumah kaca di langit menyebabkan suhu permukaan bumi
semakin meningkat. Gas rumah kaca antara lain berupa uap air, karbondioksida,
metana, nitrogen oksida, dan gas lainnya. Gas itu disebut CFC (Chloro Fluoro
Carbons) yang terdiri dari tiga unsur Klor, Fluor dan Carbon. Gas ini biasanya
digunakan secara luas sebagai pendingin dalam kulkas dan sebagai pendorong dalam
kaleng aerosol. Pemakaian CFC yang berlebihan menyebabkan penipisan lapisan
ozon.
Peningkatan gas karbondioksida berasal dari pembakaran hutan, asap
kendaraan dan asap dari pabrik. Hampir 30% dari semua CO 2 yang tiap tahun
memasuki atmosfer berasal dari pembakaran hutan. Kenaikan konsentrasi gas CO 2
tiap tahun disebabkan oleh kenaikan jumlah kendaraan sehingga meningkatkan

5

pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Hal yang menarik saya temukan dari sebuah situs, Yahoo Answer, bahwa
asap rokok mengandung gas-gas rumah kaca seperti CO 2 dan metana, yang juga
menyebabkan pemanasan global. Dan berdasarkan data yang tercatat merokok
diseluruh dunia tiap tahun melepaskan 2,6 milyar kilogram CO 2 dan 5,2 milyar
kilogram metana (http://id.answer.yahoo.com).

B.3 Dampak Global Warming
Dampak pemanasan global itu di antaranya, terjadinya perubahan musim di
mana musim kemarau menjadi lebih panjang karena suhu permukaan bumi yang terus
meningkat. Atau sebaliknya curah hujan meningkat dalam waktu yang tidak bias
diprediksi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga
menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan
badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin
kuat. Dan yang baru-baru ini terjadi banjir bandang di Wasior, Papua Barat adalah
contoh perubahan iklim yang ekstrim
Selain itu, pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es
di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir
mencapai 19 juta ton. Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal
setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya. Dengan menggunakan data es terbaru,
serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA

membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan: hampir semua es di kutub utara
akan lenyap antara tahun 2008 – 2012 (www.pemanasanglobal.net).
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya
kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer
persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh. Sekarang, setelah
adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi,
ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau.

6

Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada
naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland
mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Cukup untuk
menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia
(http://id.answer.yahoo.com).

Jika permukaan es terus meleleh, maka dapat

diperkirakan kota-kota yang berada di pesisir pantai akan hilang karena terendam air
laut. Misalanya di teluk California, Beijing, Shanghai, Calcutta dan Bangadesh.

Bahkan dengan kenaikan permukaan laut 50 sentimeter saja, seluruh Maladewa di
Samudra Hindia, dan 60% bagian Pulau Grenada di Karibia, akan tenggelam. Papua
Nugini di Pasifik pada saat ini sudah kehilangan 25% garis pantainya karena
terendam air laut.
Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering
terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu
yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St.
George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o Celcius!
(Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang
terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius). Suhu di St. George disusul
oleh Las Vegas dan Nevada yang mencapai 47o Celcius, serta beberapa kota lain di
Amerika Serikat yang rata-rata suhunya di atas 40o Celcius.
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan
pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Dan
sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga
titik yang mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005
saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari
8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser,
cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga
meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus

memanas (www.pemanasanglobal.net).

7

Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di
dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan
kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global. Dampak lainnya
yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki
aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95
persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. Diperkirakan
pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan
sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air
laut (Chalim, 2009).
Namun ada pula dampak positif dari fenomena ini kita semua merasa senasib
dan sepenanggungan. Bahkan keharmonisan ini tak sampai disini saja, berbagai
konferensi yang telah berlangsung semuanya sepakat akan membentuk lembaga dunia
yang menghimbau, melaksanakan, serta menghimpun dana penghijauan, karena
penghijauan di lahan-lahan tandus mempunyai dampak penanggulangan yang cukup
besar.


B.4 Masalah sosial yang timbul dari dampak global warming
Dalam jangka waktu manusia atau masyarakat lebih kompleksnya

untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan timbullah masalah sosial. Menurut
Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsurunsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Atau dengan kata lain terganggunya hubungan sosial yang dapat mengancam
kehidupan kelompok. Di samping itu bahwa sejak manusia mulai hidup
bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang disebut masalah sosial
berkutat di dalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial memang tidak
pernah

dijumpai

suatu

kondisi

masyarakat

yang

ideal

(http://lovelycimutz.wordpress.com/).
Masalah sosial yang timbul dari dampak global warming salah satunya
meningkatnya permukaan air laut menimbulkan persoalan besar dampak pemanasan

8

global tentu menyangkut nasib para penghuni pulau-pulau kecil. Tenggelamnya
pulau-pulau kecil dan sebagian daratan pulau besar akan mengakibatkan terjadinya
gelombang pengungsian dan krisis kemanusiaan. Jelaslah akan banyak sekali orang
yang kehilangan tempat tinggal mereka. Sehingga mau tidak mau memaksa mereka
untuk mencari tempat tinggal baru, dengan bermigrasi. Jika demikian tentu saja akan
menimbulkan lebih banyak lagi masalah-masalah yang muncul ketika pengungsipengungsi itu pindah ke tempat lain. Masalah kepadatan penduduk, ledakan
penduduk di suatu negara, konflik sosial karena perbedaan pandangan, dan juga
masalah ketersediaan pangan untuk pengungsi-pengungsi tersebut.
Disamping itu bencana-bencana akan lebih sering terjadi seperti banjir
bandang, badai, angin topan dan lain sebagainya yang dapat menelan korban jiwa.
Hal tersebut akan menimbulkan trauma bagi yang mengalaminya. Terlebih karena
setiap bencana tidak dapat diprediksi datangnya. Bencana alam seperti banjir, tanah
longsor dan sebagainya semakin menyusahkan bangsa ini. Dengan banyaknya
bencana alam yang terjadi tentu dana yang dibutuhkan untuk penanggulangan
bencana juga semakin banyak. Baik itu dana untuk pembangunan kembali maupun
bantuan bagi korban bencaan alam itu sendiri. Akibatnya sangatlah mungkin
kemiskinan di Indonesia menjadi semakin tinggi.
Demikian halnya mengenai pekerjaan manusia sendiri. Karena perubahan
iklim yang ekstrim, misalnya makin sering dilanda badai-badai yang mengganggu
jalannya pelayaran transportasi dan pengangkutan baik via laut maupun udara. Iklim
tidak menentu menjadikan petani susah bercocok tanam tepat waktu mengakibatkan
menurunnya pendapatan mereka. Perebutan pekerjaan bisa saja terjadi apabila mereka
akan mencari pekerjaan lain setelah kehilangan pekerjaan yang biasa mereka lakukan
karena lahan, situasi dan kondisi tidak mendukungnya. Misalnya rusak akibat abrasi
peningkatan air laut atau kekeringan berkepanjangan.
Bahkan dibelahan bumi lain, gelombang panas yang semakin menjadi ganas
telah mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu kebakaran
hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak. Sebuah artikel mengatakan

9

bahwa pada tahun 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan
gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang
meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa). Perancis
merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak karena tidak siapnya penduduk dan
pemerintah setempat atas fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa
lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara- negara
Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan
kegagalan panen merata di daerah Eropa (www.pemanasanglobal.net).
Kekeringan mengakibatkan gagal panen dari sektor pertanian. Juga
menyebabkan krisis air bersih dan kebakaran hutan. Akibatnya persedian pangan
suatu negara akan terbatas. Sehingga suatu negara harus mengimpor bahan pangan.
Semakin banyak perusahaan yang akan gulung tikar akibat sumberdaya alam yang
biasanya dipakai sebagai faktor utama produksi menjadi rusak. Hal ini akan
berpengaruh juga pada pendapatan produksi bahkan pada pendapatan negara yang
akan semakin menurun seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat.
Selain itu, pemanasan global menyebabkan akses publik akan suatu sumber daya
semakin terbatas, karena pemanasan global akan merusak kualitas serta mengurangi
kuantitas sumberdaya. Di sektor pertanian, adanya bencana alam dapat merusak lahan
pertanian juga menyebabkan gagal panen sehingga petani akan merugi dan
menyebabkan kemiskinan.
Jika berkepanjangan hal ini dapat menimbulkan krisis pangan selain
memunculkan bencana kelaparan, meningkatnya tindak kriminal juga pasti akan
terjadi karena persaingan untuk mendapatkan makan akan sangat tinggi. Selain itu
gaya hidup konsumtif masyarakat saat ini yang sulit ditekan akan memperparah dan
mempercepat pemanasan global. Karena kebutuhan barang yang dibeli tidak
sebanding dengan ketersedian barang-barang sumber daya yang semakin kritis dan
terkikis oleh efek dari pemanasan global dan perubahan iklim.
Di Indonesia sendiri masalah-masalah sosial sebagai imbas dari pemanasan
global sudah terlihat dan sering terjadi. Perubahan iklim di Indonesia meningkatkan

10

frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah. Naiknya suhu udara
menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek. Siapa lagi yang paling rentan
dengan cepatnya iklim berubah kalau bukan anak-anak dan balita (Fitry,
fitrykuspitarini.wordpress.com).
Disamping itu suhu udara dan suhu bumi yang terus meningkat, menyebabkan
sering terjadi kebakaran hutan. Kasus kebakaran hutan yang rutin melanda tanah air
dan mengirimkan asap ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura
juga melahirkan masalah sosial yang besar. Kualitas udara memburuk dan
menurunkan derajat kesehatan penduduk di sekitar lokasi kebakaran. Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang di dunia merupakan salah satu negara yang
terkena akibat dari perubahan iklim yang terjadi, secara tidak langsung perubahan
iklim ini menimbulkan kesusahan-kesusahan bagi negara. Kita serta negara lain yang
tergolong sebagai dengan tingkat perekonomian yang tidak terlalu tinggi bahkan
dapat dikatakan relatif rendah, akan secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi
atau bahkan menurunkan perekonomian dunia karena krisis yang terjadi sebagi imbas
dari perubahan iklim.

B.5 Ilmu sosial sebagai solusi dampak pemanasan global
Ilmu sosial mempunyai peranan yang sangat penting untuk menyelesaikan
masalah ini. Ilmu sosial bisa disebut juga ilmu yang mempelajari manusia baik fisik
maupun kebudayaannya, hubungan sosialnya dan individu manusia itu sendiri.
Karena objek yang dipelajari adalah manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu,
beberapa cabang dari ilmu sosial dapat digunakan untuk mengurangi ataupun
menekan fenomena pemanasan global ini.
Antropologi

adalah

bagian

dari

ilmu-ilmu

sosial,

ilmu

ini

dapat

menyelesaikan berbagai masalah-masalah sosial yang muncul di kehidupan manusia
khususnya dalam kebudayaannya. Ilmu ini mempelajari beberapa perubahan budaya
manusia tiap waktu. Dari itu kita dapat menganalisis faktor-faktor penyebab dampak
dari pemanasan global dan dapat menemukan cara yang tepat agar masalahnya cepat

11

terselesaikan. Yakni mengenai gaya hidup manusia zaman modern ini. Gaya hidup
yang konsumtif yang sering tidak menghiraukan terhadap kelestarian lingkungan
alam dan sumber daya di bumi.
Oleh karena itu kita harus merubah gaya hidup untuk lebih menghargai dan
melestarikan bumi karena disinilah kehidupan manusia berlangsung. Ada beberapa
hal sederhana yang dapat dilakukan misalnya: pilih peralatan hemat energi, efisien
dalm penggunaan air, membeli produk kertas daur ulang, menanam pohon dan beli
makanan

segar,

bukan

beku

sebagaimana

yang

terdapat

dalam

situs

www.climatecrisis.net yang sudah penulis terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Perlunya ikut serta penelitian ilmu-ilmu sosial dalam pengembangan dan
perkembangan teknologi. Belajar dari sejarah panjang pengalaman negara-negara
maju, kita mengetahui bahwa perkembangan teknologi tidak selalu menghasilkan
“kebaikan”. Akan tetapi seringkali juga melahirkan “persoalan”. Oleh sebab itu,
diperlukannya peran ilmu sosial dalam tiap perkembangan teknologi. Misal
pembangunan yang berdasarkan kemanusiaan dan memperhatikan aspek lingkungan
agar tidak berdampak buruk dan menambah efek pemanasan global dan isu
perubahan iklim. Global warming adalah masalah kita bersama. Semua pihak harus
berupaya mengatasi bencana ini. Mungkin yang dapat dilakukan pemerintah adalah
secepatnya menciptakan kemandirian pangan dan penganekaragaman (diversifikasi)
pangan. Pada dasarnya, konsep kemandirian pangan menjunjung tinggi kearifan dan
pengetahuan lokal. Kini saatnya kita menjadikan kearifan lokal sebagai kekuatan
untuk menghadapi dampak buruk pemanasan global maupun tantangan globalisasi
(Back, www.alpensteel.com).
Semuanya itu harus kita sosialisasikan, berikan arahan, dan ajakan yang rutin
dan berkelanjutan kepada masyarakat sebagaimana peran ilmu sosial demi terciptanya
kehidupan yang lebih beradab dimasa depan. Karena tidak mungkin dikurangi
ataupun ditekan efek dari pemanasan global bila tidak semua lapisan masyarakat ikut
berperan. Untuk memiliki masa depan sebagai sebuah peradaban.

12

C. Kesimpulan dan Rekomendasi
Global warming adalah masalah kita bersama, kita semua seluruh manusia.
Bukan hanya satu-dua negara saja. Bukan hanya dali ilmuwan atau saintis saja tetapi
juga dari ahli-ahli sosial harus ikut berperan. Maka dari itu kita harus bekerja sama
menanggulangi, mengurangi serta menekan dampak dari pemanasan global. Peran
ilmu sosial dalam rangka menyikapi dan kontribusinya terhadap dampak pemanasan
global sangat dibutuhkan. Dengan mensosialisasikan hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi global warming.
Bumi memang suatu saat nanti akan hancur namun kita, manusia, tidak
sepantasnya memandang alam hanya sebagai sarana yang berguna bagi diri manusia
sendiri. Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap semua yang ada di sekitarnya,
dan dengan melakukan sesuatu hal kecil untuk menyelamatkan alam, kita sudah
memberikan kesempatan bagi generasi masa depan, serta mahluk hidup lainnya dan
diri sendiri untuk tetap ada dan hidup di muka bumi. Jadi bergerak sekarang atau
hanya menjadi saksi hancur nya sebuah peradaban. Oleh karena itu, sudah seharusnya
manusia menjaga dan melestarikannya, karena bumi ini satu-satunya tempat tinggal
di jagat raya ini. Bukan mengeksploitasi sumber dayanya secara berlebihan bahkan
merusaknya untuk kepentingan manusia sendiri.

D. Daftar pustaka
Anonimous. Tanpa Tahun. “Apakah ada korelasi rokok dengan global warming? Apa
dampak positif pengunaan plastik terhadap global warming? Bagaimana
proses terjadinya global warming?”. http://id.answer.yahoo.com. Diunduh
pada 10 Oktober 2010 pukul 09.16
Anonimous. Tanpa Tahun. “Apa Dampak dari Pemanasan Global”.
http://pemanasanglobal.net/faq/apa-damp=ak-dari-pemanasan-global.htm.
Diunduh pada 10 Oktober 2010 pukul 09.25

13

Anonimous.
Tanpa
Tahun.
“Reduce
Your
Impact
At
Home”.
http://www.climatecrisis.net/take_action/reduce_your_impact_at_home.php.
Diunduh pada 10 Oktober pukul 10.29
Back.

“Perubahan
Iklim
Dan
Global
Warming”.
http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1673-perubahan-iklim-dan-global-warming.html. Diunduh pada 29 Oktober 2010
pukul 19.52

Chalim.
2009.
“Global
Warming
terhadap
Pembangunan Ekonomi”.
http://dewichalim.wordpress.com/2009/07/10/Global-Warming-terhadapPembangunan-Ekonomi/. Diunduh pada 10 Oktober 2010 pukul 09.17
Gumay,
Dewa.
2008.
“Asal
Usul
Perubahan Iklim”.
http://dewagumay.wordpress.com/2008/03/18/145/. Diunduh pada 10
Oktober 2010 pukul 10.45
Kuspitarini, Fitry. “PeRuBaHaN IkLiM”. http://fitrykuspitarini.wordpress.com//.
Diunduh pada 10 Oktober 2010 pukul 10.40
Kadarsah. 2007. “Masa Depan Pulau Kecil :Kiamat Kecil Negara Kepulauan”
http://kadarsah.wordpress.com/2007/11/30/masa-depan-pulau-kecil-kiamatkecil-negara-kepulauan/. Diunduh pada 10 Oktober pukul 10.49
Muhammad.
2009.
“Pemanasan
Global
:
Ancam
masa
depan”.
http://senjakalahati.blogspot.com/2009/07/pemanasan-global-ancam-masadepan.html. Diunduh pada 10 Oktober 2010 pukul 09.25
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

14

PERAN DAN KONTRIBUSI ILMU SOSIAL
TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

Oleh:
Mohammad Rifan Aditya DR
10/299303/SA/15327

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pengantar Ilmu Sosial

JURUSAN ANTROPOLOGI BUDAYA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2010