ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN P (1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT ASMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap sebagian
besar pada fisiologi organ-organ tubuh sehubungan dengan rahim yang membesar bersama
dengan tuanya kehamilan sehingga rongga dada menjadi sempit dan gerakan paru akan
terbatas untuk mengambil O2 selama pernapasan, ini akan mengakibatkan gangguan
pernapasan yaitu Asma. Dalam penatalaksanaannya pun juga akan berbeda antara Asma
dalam kehamilan dan persalinan dengan asma pada wanita yang tidak sedang hamil atau
bersalin.
Penyulit kehamilan dan persalinan khususnya ibu hamil/bersalin dengan asma inilah yang
akan kami angkat sebagai judul dari makalah kami yaitu ”Kehamilan dan Persalinan dengan
Asma”.
1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari Asma?
2. Apa etiologi dari Asma?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari Asma.
4. Bagaimana Patofisiologi dari Asma?
5. Bagaimana cara menentukan diagnosa pada Asma ?

6. Bagaimana cara penatalaksanaan Asma pada kehamilan ?
7. Bagaimana pencegahan Asma ?
8. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Asma ?

9. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Asma ?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum.
Agar mahasiswa mempu mendeteksi dini penyulit. Penyulit kehamilan terutama pada
kehamilan dan persalinan yang disertai oleh Asma.
B. Tujuan Khusus.
1) Untuk mengetahui pengertian dari Asma.
2) Untuk mengetahui etiologi dari Asma.
3) Untuk mengetahui tanda gejala Asma.
4) Untnuk mengetahui patofiologi dari Asma.
5) Untuk mengetahui cara menentukan diagnosa pada Asma.
6) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Asma pada kehamilan.
7) Untuk mengetahui pencegahan terhadap Asma.
8) Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan Asma.
9) Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Asma.

1.4 Manfaat.
Dengan disusunya makalah Asma pada kehamilan dan persalinan dengan Asuhan
Kebidanannya diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asma
-

Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru) mengalami
kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan pernapasan.

- Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan heredites utama.
- Asma adalah salah satu manifestasi gangguan alergi. ( http : //kaskus.us/archive/index.php/t103450-p-6.htmi )
- Asma merupakan penyakit kronik dari saluran pernapasan yang hilang dan timbul diduga
mempunyai hubungan yang erat dengan sistem imun dari tubuh.
( http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak 015.pdf/18 abstrak 015.htmi ).
-


Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas abstruktif intermutten reversible dimana
trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

- Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyimpitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The
American Thorakic Society)
2. 2 Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan
asma bronkhial.
a.

Faktor Predisposisi

-

Genetik.
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga
dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena


penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Prepisitas
-

Alergen
Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2. Ingestan, yahg masuk melalui mulut
Ex : Makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Ex : perhiasan, logam, dan jam tangan
-

Perubahan Cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang
mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang

serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,.
Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga danb debu

-

Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.

-

Lingkungan Kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polusi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

-


Olahraga / aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau
olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.
2.3 Tanda / Gejala Asma

-

Kesulitan bernafas

-

Kenaikan denyut nadi

-

Nafas berbunyi, terutama saat menghembuskan udara

-


Batuk kering

-

Kejang otot di sekitar dada
Adapun tingkatan klinik asma dapat dilihat pad atabel berikut dibawah ini :
Tingkatan
Alkalosis respiratori ringan

PO2
Normal

PCO2


pH


FEVI (% predicted)

65 – 80

Alkalosis respiratori







50 – 64

Tingkat waspada



Normal

Normal


35 – 49

Asidosis respiratori







< 35

Pada kasus asma sedang, hipoksia pada awalnya dapat dikompensasi oleh hiperventilasi
sebagai refleksi dari PO2 arteri normal, menurunnya PO2 dan alkalosis respiratori. Pada
obstruksi berat, ventilasi menjadi berat karena Fatigue menjadikan retensi CO 2. pada
hiperventilasi, keadaan ini hanya dapat dilihat sebagai PO2 arteri yang berubah menjadi
normal. Akhirnya pada obstruksi berat yang diikuti kegagalan pernafasan dengan
karakteristik hiperkapnia dan asedemia
2.4 Jenis-Jenis Asma
Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
b. Asma eksterisik (berasal dari luar)
Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat pernafasan)
Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan dimulai hanya
beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada tiap penderita.
Serangan asma yang hebat dapat menyebabkan kematian
2.5 Patofisiologi
Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama. Peningkatan
respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada kromosom 5, 6,11, 12,
14 & 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya tinggi, kelompok gen sitokin dan reseptor
antigen Y –Cell sedangkan lingkungan yang menjadi alergen tergantung individu masingmasing seperti influenza atau rokok. Asma merupakan obstruksi saluran nafas yang reversible
dari kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus dan edem mukosa. Terjadi peradangan

di saluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan,
infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media
konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes. Karena
prostagladin seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka penggunaanya sebagai
obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari jika memungkinkan.
2.6 Pemeriksaan Laboratorium

a.

Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :

-

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil.

-

Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.

-

Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

-

Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

b. Pemeriksaan darah
-

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.

-

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

-

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000 / mm3 dimana menandakan
terdapatnya suatu infeksi.

-

Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada waktu bebas dari serangan.
2.7 Pemeriksaan Penunjang

a.

Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut :

 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak dihilus akan bertambah


Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah.

 Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltratepada paru.

 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

 Bila terjadi penuomonia mediastinum, pneuomotoraks dan penuomoperi kardium, maka dapat
dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
b.

Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yang positif pada asma.

c.

Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjaid selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,
dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu :

-

Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise
rotation

-

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle
Branch Block)

-

Tanda – tanda hipoksemia, yakni sinus tachycardia, SVES dan VES atau terjadinya depresi
segmen ST negative.
d Scanning Paru
Dengan scaning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama
serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
e. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan
sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol
(inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih
dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari
20%. Pemeriksaan spirometri tidka saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga
penting untuk berat obstruksi dan efek pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi
pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi
f. USG
Ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya sejak awal. Pemeriksaan
denga USG dilakukan sejak usia kehamilan 12 – 20 minggu untuk mengetahui pertumbuhan
janin. USG dapat diulang pada TM II dan TM III terutama bila derajat asmanya berada pada
tingkat sedang – berat

g Electronic Fetal Heart rate Monitoring
Untuk memeriksa detak jantung janin
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a.

Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma.
c.

Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma,
baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan pengobatannya yang diberikan dan bekerja sama dengan dokter atauperawat yang
merawatnya.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu :

1. Pengobatan non Farmakologik.


Memberikan penyuluhan



Menghindari faktor pencetus



Pemberian cairan



Fisiotherapy



Beri O2 bila perlu
2. Pengobatan Farmakologi

-

Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas
Seperti aminofilin atai kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan. Obat
antiasma umumnya tidak berpengaruh negatife terhadap janin kecuali adrenalin.

 Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena penyempitan pembuluh daraj ke janin
yang dapat mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.
 Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus
-

Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :

 Memberikan cairan intravena

 Mengencerkan cairan sekresi di paru

 Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2) sehingga tercapai PO2 lebih 60 mmHG
dengan kejenuhan 95% oksigen atau normal.
 Cek fungsi paru
 Cek janin

 Memberikan obat kortikosteroid



Menangani status asmatikus dengan gagal nafas
Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan setelah pengobatan intensif
selama 30 – 60 menit

 Memberikan antibiotik saat menduga terjadi infeksi
-

Mengupayakan persalinan

 Persalinan spontan dilakukan saat pasien tidak berada dalam serangan

 Melakukan ekstraksi vakum atau forseps saat pasien berada dalam serangan
 Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tidak pernah dilakukan.
 Meneruskan pengobatan reguler asma selama proses kelahiran.


Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin tetapi pilihlah morfin atau
analgesik epidural.

 Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan prostagladin E2 karena dapat menyebabkan
bronkospasme.


Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.
Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan mengalami gangguan
pencernaan, gelisah dan gangguan tidur.

 Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya karena kadarnya dalam
air susu sangat kecil
2.9 Pengaruh Terhadap Kehamilan & Persalinan
 Keguguran

 Persalinan prematur

 Pertumuhan janin terhambat
Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :
-

Menurunnya aliran darah pada uterus

-

Menurunnya venous return ibu

-

Kurva dissosiasi oksi ttb bergeser ke kiri
Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :

-

Menurunnya aliran darah ke pusat

-

Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik

-

Menurunnya cardiac output

Perlu diperhatikan efek samping pemberian obat-obatan asma terhadap fetus, walaupun tidak
ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma akan membahayakan asma.
2.10. Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama Hamil
-

Jangan merokok

-

Kenali faktor pencetus

-

Hindari flu, batuk, pilek atau infeksi saluran nafas lainnya. Kalu tubuh terkena flu segera
obati. Jangan tunda pengobatan kalu ingin asma kambuh.

-

Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari terjadinya kekurangan
oksigen pada janin

-

Hanya makan obat-obatan yang dianjurkan dokter.

-

Hindari faktor risiko lain selama kehamilan

-

Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya.

-

Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam rumah dari
perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang
menempel di alat-alat rumah tangga.

-

Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang

-

Sering – sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan

-

Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan
terhadap faktor pencetus.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Asma Pada Kehamilan
I.

Pengkajian
Tanggal : 01 April 2008
Jam

: 10.00 di BPS Mojoroto Kediri

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu

: Ny S

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: IRT

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Banyuwangi

Nama Suami

: Tn ”D”

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Banyuwangi

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis
B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit asma
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan pad akehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 2 yaitu
pada usia kehamilan 6 bulan.
3. Riwayat Menstruasi
-

Amenorhoe

: 7 bulan

-

Menarche : 12 tahun

-

Lama

-

Banyak/sedikit

: Banyak

-

Siklus

: ± 28 hari

-

Dismonerhoe

: (+) pada hari 1 – 3 menstruasi

: ± 7 hari

uor albus

: (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi

PHT

: 24 Juli 2007

P / HPL

: 01 Mei 2008
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.

5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB
6. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan pernikahan 1 x dan usia pernikahannya 1 th
7. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik
8. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.
9. Pola kebiasaan sehari – hari
Pola
Sebelum hamil
Sesudah hamil
Kebiasaan
1. Nutrisi
- Makan sehari 3x porsi- Makan sehari 3 -4x porsi biasanya
biasanya sayur, lauk sayur, lauk pauk. Minum ± 8 gelas
pauk. Minum ± 8 gelas sehari
sehari
2. Eliminasi
a. BAB

b. BAK

3. Aktifitas

4. Istirahat

5. Sexual
6.

- BAB 1 – 2 x/ hari, bau
khas,
konsistensi- BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas,
lembek warna kuning konsistensi lembek warna kuning
kecoklatan
kecoklatan
- BAK 5 – 6 x/hari,
bau khas, warna
jernih kekuningan
- BAK 6 - 7 x/hari, bau khas, warna
jernih kekuningan.
Mengajar
dan
melakukan kegiatan
sebagai ibu RT misal- Sejak usia kehamilan 8,5 bln ibu
memasak, mencuci dll cuti mengajar, karena asma yang
menyertai
kehamilannya
ibu
Tidur malam ± 6 – 8 mengurangi kegiatan Rtnya
jam/hari, tidur siang
± 1 – 2 jam (kadangkadang)
- 2 – 3 x dalam 1 mgg - Tidur malam ± 6 – 8 jam/hari, tidur
siang ± 2 – 3 jam/hari
- Mandi 2 - 3 x dalam
sehari, ganti celana
dalam 2 x sehari
Ibu mengatakan jarang melakukan
hub sexual saat dirinya hamil

Personal
Higiene

B. Data Objektive

- Mandi 2 - 3 x dalam sehari, ganti
celana dalam 2 x sehari

1.

Pemeriksaan Umum

KU

: baik

Kesadaran

: Composmetis

BB sebelum hamil : 56 Kg

2.

BB sekarang

: 66 Kg

TB

: 155 cm

Lila

: 23 cm

TTV ; TD

: 120/90 mmHg
N

: 90 x / mnt

RR

: 30 x / mnt

S

: 367 0 C

Pemeriksaan Khusus
1.

Inspeksi
- Kepala

: Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-),
ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).

- Muka

: Simetris

- Mata

: Konjungtiva merah muda, sklera puith anemis
(-), oedema palpebra (-)

- Hidung

: Simetris, tidak polip, tidak ada sekret hidung

- Bibir

: Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-),
lidah tdk kotor

- Gigi

: Caries (-)

- Telinga

: Bersih, tidak ada serumen

- Leher

: Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena
jugularis

- Buah dada

: Keluarnya colostrum puting susu menonjol,
areola coklat

- Perut

:

- Ekstrimitas

:

Linea

nigra

(+),

strie

albican

pembesaran sesuai UK
- Genetalia

:

- Anus

:

Kekuatan otot 5 5 , tidak ada
2 2
-

(-),

Hemoroid (-)
Nyeri (-)

2.

Palpasi

-

Leher

: tidak ada pembengkakan

-

Genetalia

:-

-

Buah dada : Massa (-)

- Abdomen

:
a.

Leopold I

:

TFU

3

jari

dibawah

prsesus

xipoideus (UK 36 mgg)
b. Leopold II

:

PUKA, DJJ : 130 x/mnt

c.

Leopold III

:

Persentasi Kepala

d. Leopold IV

:

Belum masuk PAP
Variasi

:-

Mc. Donald : TFU 31,5 cm
TBJ
3.

: 3177,5 gr

Auskultasi
- Dada

:

Menunjukkan Ronkhi dan bising mengi
difus inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi
memanjang

pada

status

asmatikus,

pernapasan sangat sulit dan bising mengi
dapat didengar tanpa stetoskop
(Kedaruratan ibstetri dan ginekologi Hal :
95)
- DJJ
-

:
Pucntum :

Maximum

130 x / mnt
dibawah pusat

4.

Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium

:

Dilakukan

1.

Px Sputum  terdapat adanya kristal
charcot

e.

leyden

yang

merupakan

degranulasi dari kristal eosinopil.
2.

Px darah  AGD normal, terdapat
peningkatan

dari

SGOT

dan

LDH,

Hiponatremia dan kadar leukosit kadangkadang

diatas

15.000

/

mm3



menandakan terdapatnya suatu infeksi
3. Px faktor alergi  peningkatan IGE pada
waktu serangan dan menurun pd waktu
b.Laboratorium

:

bebeas dari serangan
Dilakukan

1.

Px Radiologi (Foto thoraks)  Normal,
juga digunakan untuk mengetahui, jika

f.

ada komplikasi seperti pneomonia.
(Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi ; hal
97)
2.

Px tes kulit  Normal, untuk mencari
faktor alergi

3.

EKG



terdapatnya

tanda-tanda

hipertropi otot jantung
4.

Px USG  Janin tunggal, hidup,
intrauteri, presentasi kepala

II.

INTERPRETASI DATA

Dx :

NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma

Ds :

Ibu mengatakan adanya serangan asma dan sesak dada disertai oleh batuk dan mengi

Do :

Ku Baik
TTV ; TD

: 120/90 mmHg

N

: 90 x / mnt

S

: 367 0 C

Bronchial

Bising mengi (+)

Ronchi : (+)
Masalah : - Sesak dada
- Bising mengi
Kebutuhan : - Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat dan minum
- Menganjurkan ibu untuk bernafas normal saat timbul serangan
- Menganjurkan ibu untuk menghindari tempat-tempat polusi
III.
Dx

Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
: NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial

Dx Potensial : Infeksi saluran pernafasan

Mx Potensial : - Sesak nafas
- Foetel Nafas

Antisipasi penanganan :
Mx Sesak nafas :
-

Memberikan obat – obatan Asma yang sama dengan obat asma saat tidak hamil misalnya :
Aminofilin, Eidrin, Epinefrin dan Kortikosteroid. (Sinopsis Obstetri, hal : 156)

-

Mencegah agar tidak terjadi serangan asma saat hamil yaitu dengan menghindari kebiasaan
buruk misalnya merokok, dan jangan menunda pengobatan agar tidak memperparah keadaan

Mx Foetal Distres :
-

Memeriksa janin secara teratur melalui USG dan Doppler

-

Memberi obat yang tidak membahayakan janin

-

Anjurkan ibu untuk miring ke kiri saat tidur agar sirkulasi O2 ke janin lancar.

IV.

Mengidentifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk menemukan terapi yang tepat
untuk metalaksanakan pasien

V.

Menyusun Rencana Asuhan
Tujuan : Asma pada ibu berkurang / sembuh

Kriteria hasil : sesak nafas, mengi batuk-batuk pada ibu berkurang dan kehamilannya normal sampai aterm

INTERVENSI :
1. Sembuhkan dan mengendalikan gejala Asma
R/ Agar gejala dini langsung diatasi dan asma tidak makin memburuk.
2. Hindarkan kemungkinan infeksi pernafasan dan tekanan emosional
R/ Tekanan emosional seperti terkejut, marah, sedih dll, akan memicu serangan asma yang jika
terjadi secara berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan.
3. Ajarkan Olahraga atau senam asma
R/ Agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor pencetus terjadinya asma
4. Ingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter
R/ Mencegah agar tidak mempengaruhi pertumbuhan janin
5. Berikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin
R/ Penggunaan terapi inhalasi / inhaler dapat digunakan sendiri sewaktu-waktu jika terjadi
serangan asma
6. Berikan bronkhodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 g setiap 15 menit
dalam 3 dosis )
R/ Merelaksasi otak halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
7. Berikan antibiotik jika ada kecurigaan adanya infeksi
R/ Antibiotikmencegah terjadinya infeksi
8. Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologi yang tenang.
R/ Jika lingkungan psikologi tenang, maka emosi ibu akan stabil  sehingga mengurangi
serangan asma

9. Beri KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya
R/ Dulu hewan merupakan salah satu faktor pencetus alergi
10. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien contoh : meninggikan kepala tempat tidur, duduk
pada sandaran tempat tidur.
R/ Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan
gravitasi
11. Beri penjelasan pad aklien tentang penyakitnya dan diskusikan obat pernafasan efek samping
dan reaksi yang tidak diinginkan.
R/ Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
serta penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan
merugikan.
12. Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung memberikan
air hangat.
R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat
menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme
bronkus
VI.

Implementasi

-

Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma

-

Mengajarkan olahraga atau senam asma

-

Mengingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter

-

Memberikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin

-

Memberikan bronkodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 g setiap 15
menit dalam 3 dosis )

-

Memberikan KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya

-

Menempatkan posisi yang nyaman pada pasien. Contoh : meninggikan kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur.

-

Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan mendiskusikan obat pernafasan
efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan

-

Menganjurkan untuk meningkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung memberikan air hangat.

VII. Evaluasi

S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas
O : KU Baik
TTV ;

TD

N

: 84 x / mnt

RR

: 28 x / mnt

S

: 367 0 C

: 140/80 mmHg

A : Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Brnchial
P : - KIE tentang keadaan Ibu
- Berikan terapi oral hingga serangan asma ibu berkurang
- Anjurkan senam asma

3.2

Asma Pada Persalinan

I.

Pengkajian
Tanggal : 31 Mei 2008
Jam

: 08.00 WIB

Tempat : RSUD “AG” Kediri
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu

: Ny “S”

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Guru SD

Pendidikan

:S1

Penghasilan

: ± Rp 1.500.000 ,-

Alamat

: Jln Selomagleng No 5 Kediri

Nama Suami

: Tn ”D”

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: PNS

Pendidikan

:S1

Penghasilan

: ± Rp 1.650.000 ,-

Alamat

: Jln Selomagleng No 5 Kediri

2. Alasan Kunjungan :
Rujukan Bidan Desa Selomangleng
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng – kenceng sejak 3 hari yang lalu dan disertai dengan sesak
nafas
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis
B dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit Asma Brnchial

Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan pada kehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 3 yaitu
pada usia kehamilan 8 bulan.
5. Riwayat Menstruasi
- Amenorhoe

: 7 bulan

- Menarche

: 12 tahun

- Lama

: ± 7 hari

- Banyak/sedikit

: Banyak

- Siklus

: ± 28 hari

- Dismonerhoe

: (+) pada hari 1 – 3 menstruasi

r albus

: (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi
- HPHT

: 24 Juli 2007

- TP / HPL

: 01Mei 2008

6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB
8. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik.
9. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.
10. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali dan lama pernikahannya 1 th

11. Pola kebiasaan sehari – hari
Pola Kebiasaan
Sebelum hamil
Sesudah hamil
7. Nutrisi
- Makan sehari 3x porsi- Makan sehari 3 -4x
biasanya sayur, lauk pauk. porsi
Minum ± 8 gelas sehari

biasanya

sayur,

lauk pauk. Minum ± 8
gelas sehari

8. Eliminasi
a.

- BAB 1 – 2 x/ hari, bau

BAB

khas, konsistensi lembek- BAB 1 – 2 x/ hari, bau
warna kuning kecoklatan
-

BAK 5 – 6 x/hari, bau warna
khas,

b. BAK

khas, konsistensi lembek

warna

kuning

jernih kecoklatan

kekuningan

- BAK 6 - 7 x/hari, bau

- Mengajar dan melakukan khas,

warna

jernih

kegiatan sebagai ibu RT kekuningan.
9. Aktifitas

misal memasak, mencucidll

Sejak usia kehamilan
8,5

bln

ibu

cuti

mengajar, karena asma
yang

menyertai

kehamilannya
mengurangi
-

kegiatan

Tidur malam ± 6 – 8 RTnya
jam/hari, tidur siang

10. Istirahat

ibu

± 1-

– 2 jam (kadang-kadang)

Tidur malam ± 6 – 8
jam/hari, tidur siang

- 2 – 3 x dalam 1 mgg

±

2 – 3 jam/hari
- Ibu mengatakan jarang

11. Sexual

melakukan hub sexual
-

Mandi 2 - 3 x dalam saat dirinya hamil
sehari, ganti celana dalam2 x sehari

12.

Personal
Higiene

B. Data Objektive
1.
KU

Pemeriksaan Umum
: baik

Mandi 2 - 3 x dalam
sehari,

ganti

dalam 2 x sehari

celana

Kesadaran

: Composmetis

BB sebelum hamil : 56 Kg
BB sekarang

: 66 Kg

TB

: 155 cm

Lila

: 23 cm
TTV ;

2.

TD

: 130/80 mmHg

N

: 92 x / mnt

RR

: 28 x / mnt

S

: 371 0 C

Pemeriksaan Khusus

1. Inspeksi
- Kepala

: Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-),
ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).

- Muka

: Simetris, cloasma gravidarum

- Mata

: Konjungtiva pucat (-), sklera putih anemis
(+), anemis (-), oedema palpebra

- Hidung

: Simetris, tidak polip, tidak ada sekret

- Bibir

: Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis
(-), lidah tdk kotor

- Gigi

: Caries (-) bersih (+)

- Telinga

: Bersih, tidak ada serumen

- Leher

: Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena
jugularis

- Payudara

: Keluarnya colostrum puting susu menonjol,
hyperpigmentasi, areaola mammae

- Abdomen

:

- Ekstrimitas

:

Linea nigra (+), strie albican (-),

pembesaran sesuai UK
- Genetalia

:

- Anus

:

Kekuatan otot 5 5 , tidak ada
2 2
Hemoroid (-), Nyeri (-)

2. Palpasi
- Leher

: pembengkakan (-)

- Payudara

: Massa (-)

- Abdomen

:
1. Leopold I

:

TFU

3

jari

dibawah

proxesus

xipoudeus (36 mgg)
2. Leopold II

:

Punggung kanan

3. Leopold III

:

Persentasi Kepala

4. Leopold IV

:

Masuk PAP
Mc. Donald : 36 cm
TBJ = (TFU-11) x 155
= 30 – 11 x 155
= 3177,5 gr

3. Auskultasi
- Dada

:

Menunjukka Ronkhi dan bising mensi dius
inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi memanjang
pada status asmatikus, pernapasan sangat sulit
dan

bising

mengi

dapat

didengar

stetoskop
130 x / mnt
- DJJ
-

:

dibawah pusat

Pucntum :
Maximum

4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
Px darah : AGD
:
normal
Px faktor laergi : peningkatan Ig E
5.
b. Penunjang

(Kapita Selekta, hal 477)
:1. Px Radiologi (oto thoraks) : normal
2. Px USG : Preskep UUK

tanpa

II.
Ds

INTERPRETASI DATA
: - Ibu mengatakan mules-mules mulai jam

-

Ibu mengatakan keluar lendir dan darah

-

Ibu mengatakan dadanya amat sesak

Do

:
TTV ; TD
N
RR

: 130/80 mmHg

Bising mengi (+)

: 92 x / mnt

: 28 x / mnt
: 371 0 C

S
Ronchi : (+)
DJJ

: 130 x / mnt

His

: 3 x 10menit, lama 30 detik



: 7 cm

effiseen : 75%
Preskep
UUK
Hodge : III
Dx

: NY ”S” GIP0000 UK 36 T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial
Mx

: - Sesak nafas saat inpartu
- Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya

III.

Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Dx Potensial : Kala II lama

Mx Potensial : - Fetal Distress
- Ibu tampak lelah

Antisipasi penanganan :
1. Memantau keadaan janin
2. memberikan tx O2 pada ibu
3. kolaborasi dengan DSOG untuk melakukan vakum ekstrasi

IV.

Mengidentifikasi Kebutuhan Segera
Melakukan konsultasi , kolaborasi dengan DSOG dan tenaga kesehatan lain untuik
penatalaksanaan lebih lanjut.

V.
Dx

Menyusun Rencana Asuhan
: NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma

Tujuan :
a) Persalinan berjalan normal
b) Mencegah terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Kriteria Hasil :
-

KU : baik

-

TD = 110/70 – 120/90

-

RR = 16 – 24 x / mnt

-

Nadi = 60 – 100 x / mnt

-

Suhu = 36,5 – 37,5 0 C

-

DJJ – 120 – 160 x / i

-

Asma berkurang
INTERVENSI :

KALA I
1. Observasi TTV
-

TD tiap 4 jam sekali

-

Nadi setiap 30 menit

-

RR setiap 2 jam

-

Suhu tiap 4 jam

-

Rx : mendeteksi dini jika ada tanda-tanda bahaya, sehingga kita bisa mengambil keputusan
secepatnya

2. Observasi
-

DJJ setiap 30 menit

-

His setiap 30 menit

-

VT tiap 4 jam sekali

3. Persiapan Persalinan
-

Pastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam
Rx Memberikan kenyamanan pada ibu

-

Perawatan sayang ibu
Rx Meminimalkan rasa kesakitan ibu

-

Pengosongan kandung kemih
Rx agar jalan tidak terhalang oleh kandung kemih yang penuh.

-

Persipan penolong persalinan
Rx untuk melindungi diri dari cairan yang keluar saat ibu melahirkan yaitu berupa air ketuban
darah dll

-

Persiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial
Rx mempermudah penolong dalam menatalaksa persalinan dan komplikasi yang mungkin
terjadi

-

Anjurkan ibu untuk mobilisasi bila masih kuat
Rx membantu dalam penurunan kepala

-

Anjurkan ibu untuk makan minun
Rx untuk menambah energi yang digunakan untuk mengejan

-

Berikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai
Rx membantu pernafasan ibu dan janin

-

Ajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar
Rx agar ibu tidak terlalu lemah

-

Hadirkan pasangan atau orang tua terdekat ibu
Rx kehadiran orang terdekat mampu memberikan dukungan psikologis pada infartu.
KALA II

1. Siapkan pertolongan kelahiran bayi
a.

Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi jika kepala bayi sudah nampak membuka
dengan diameter 5 – 6 cm

b. Letakkan Underpad dibawah bokong ibu dilipat 1/3 bagian.
Rx Mempermudah penolong daam menatalaksana persalinan serta komplikasinya, Underpad
berguna untuk tempat cairan serta sebagai penyangga perineum agar tidak neptur.
c.

Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

Rx Meneliti kembali apakah alat sudah lengkap atau masih ada yang kurang.
d. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Rx Menjaga keseterilan dalam persalinan, dan untuk melindungi diri.
2.

Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi dengan indikasi ibu kelelahan.
Dilakukan oleh dr. N. SPOG.

a.

Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.
Rx Menatalaksana Kala II dengan cepat agar ibu cepat relaksasi.

b. Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan
langsung diletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan ibu
jari dengan posisi miring sedikit.
Rx ketepatan posisi pemasangan mangkuk akan mempengaruhi keberhasilan vakum ekstraksi
c.

Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan apakah letak mangkuk sudah benardan tidak
ada jalan lahir yang terjepit antara mangkuk dan kepala janin, jangan letakkan mangkuk
diatas ubun-ubun.
Rx Jika jalan lahir terjepit diantara mangkuk dan kepala janin, maka akan kesulitan
melahirkan janinnya, ubun-ubun masuk lunak dikhawatirkan.

d.

Setelah dilakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa
udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan
periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir
yang terjepit antara mangkuk dan kepala.
Rx Menghindari jika jalan lahir terjepit.

e.

Lakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu
his datang dan pasien disuruh mengejan serta searah dengan titik tengah dari mangkuk
(supaya pinggir cup tidak lepas dari kepala).
Rx Mempercepat pengeluaran janin, dan agar ibu segera lega.

3. Lakukan penanganan bayi baru lahir
a.

Lakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE
Rx Mendeteksi diri ketidaknormalan pada bayi

b. Keringkan dan isap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga kepala.
Rx Mencegah hipotermi, penghisapan lendir dilakukan agar pernafasan bayi lancar.
c.

Jepit tali pusat dengan klem

Rx Menghentikan aliran darah agar tidak mengganggu pengguntingan tali pusat.
d. Pegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.
Rx Tali pusat harus dipotong karena bayi sudah lahir cukup bulan, placenta sudah tidak berfungsi
lagi
e.

Ganti handuk bayi yang telah basah, tali pusat pendahkan bayi ke ruang bayi untuk
mendapatkan penanganan labih lanjut
Rx Menatalaksana Management akti Kala III

4. Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III
a.

Beritahu bahwa ia akan disuntik
Rx Memberikan komunikasi yang akurat pada pasien

b. Suntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.
Rx Merangsang kontraksi uterus agar placenta segera lahir
c.

Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan
placena dorso kranid
Rx Memudahkan PTT

d.

Lahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,
tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.

Rx Menghindari adanya sisa placenta yang tertinggal yang akan mempengaruhi uterus
5. Nilai Perdarahan
a.

Periksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.
Rx Observasi secara teratur untuk menantu keadaan ibu.

b. Evaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada
Rx Menghindari adanya perdarahan dan infeksi akibat laserasi yang tidak diketahui.
6. Lakukan prosedur pasca persalinan
a.

Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan
Rx Observasi secara teratur untuk memantau keadaan ibu

b. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
-

2 – 3 dalam 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

-

setiap 15 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan

-

jika uterus tidak berkontrasi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanAtonia Uteri

Rx Mengantisipasi terjadinya perdarahan yang tidak diketahui  syok
c.

Ajarkan ibu / keluargacara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

Rx Agar ibu tahu bagaimana perbedaan kontraski uterus yang baik dan yang buruk
d. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Rx Mengetahui berapa banyak darah yang ibu keluarkan dan menentukan penataksanaan
selanjutnya jika terjadi perdarahan
e.

Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan



Periksa suhu tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan



Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Rx : Memantau kondisi ibu.

VI.

IMPLEMENTASI

1. Mengobservasi TTV
2. Mengobservasi DJJ setiap 30 menit, HIS setiap 30 menit dan VT tiap 4 jam sekali.
3. Mempersiapkan persalinan


Memastikan kebersihan ibu setiap ada pengeluaran pervaginam



Melakukan Perawatan sayang ibu



Mengosongkan kandung kemih



Mempersipan penolong persalinan



Mempersiapan peralatan persalinan, juga obat-obatan esensial



Menganjurkan ibu untuk makandan minun



Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai



Mengajarkan ibu cara dan waktu mengejan yang benar
KALA II

1. Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi
a.

Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi.

b. Meletakkan Underpad dibawah bokong ibu melipatnya 1/3 bagian.
c.

Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

d. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
2. Pakai pertolongan kelahiran bayi dengan vakum ekstraksi.
a.

Memasang bagian-bagian dari alat vakum ekstraksi dengan tepat.

b. Setelah kepala bayi nampak pada introitus vagina mangkuk dimasukkan kedalam vagina dan
langsung meletakkan pada bagian terbawah janin dengan mempergunakan jari telunjuk dan
ibu jari dengan posisi sedikit miring.
c.

Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan letak mangkuk

d. Setelah melakukan VT ulang Asisten membantu memompa ekstraktor sampai menjadi hampa
udara 0,2 kg/cm2 lalu ditunggu selama kurang dari 2 menit, selama menunggu dilakukan
periksa dalam kembali untuk mengetahui apakah cup sudah benar dan tidak ada jalan lahir
yang terjepit antara mangkuk dan kepala.

Melakukan traksi dengan arah yang sesuai dengan sumbu jalan lahir traksi dilakukan sewaktu
his datang dan Menyuruh pasien mengejan
3. Melakukan penanganan BBL
a.

Melakukan penilaian segera BBL dengan APGAR SCORE

b.

Mengeringkan dan menghisap lendir yang ada pada bayi, lalu selimuti tubuh bayi hingga
kepala.

c.

Menjepit tali pusat dengan klem

d. Memegang tali pusat dengan satu tangan lindungi perut bayi dan lakukan pertolongan.
e.

Mengganti handuk bayi yang telah basah, menali tali pusat Memindahkan bayi ke ruang bayi
untuk mendapatkan penanganan labih lanjut

4. Lakukan Penatalaksanaan Managemen aktif Kala III
a.

Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik

b. Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.
c.

Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva dan segera lahirkan
placena dorsokranial

d. Melahirkan placenta dengan kedua tangan pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilin,
tempatkan placenta pada tempat yang telah disediakan.
5. Menilai Perdarahan
a.

Memeriksa kedua sisi placenta baik foetel maupun maternal.

b. Mengevaluasi laserasi pada vagina dan Perineum dan lakukan penjahitan jika ada
6. Melakukan prosedur pasca persalinan
a.

Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan

b. Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
c.

Mengajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

d. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
e.

Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan

VII. EVALUASI
KALA I
S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan nafasnya sesak
O : - KU : Baik
- TTV ; TD
N

: 92 x / mnt

: 130/80 mmHg

RR

: 28 x / mnt

: 371 0 C

S
DJJ

: 130 x / mnt

His

: 3 x 10 menit,lama 35 detik



: 7 cm

Effisamen : 75%
Ketuban (+)
Preskep
UUK
Hodge III
A : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I letkep Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Asma Bronchial
P : - Memberikan terapi O2 dengan tekanan yang sesuai
- Bimbing persalinan
KALA II
S : Ibu mengatakan bahwa ia telah malhirkan bayinya
O : Bayi lahir dengan vakum ekstraksi jam : 12.30 Jenis kelamin : ♀ BB 3000 gr PB 49 cm
A : GIP1000 Masuk Kala IV
P : Lanjutkan MAK III
KALA III
S : Ibu mengatakan bahwa ari-arinya sudah lahir
O : Placenta lahir
A : GIP1000 Masuk Kala IV
P : Lanjutkan pemantauan Kala IV
KALA IV
S : - Ibu mengatakan bahwa dirinya sudah lega
- Ibu mengatakan bahwa sesak nafasnya masih ada
A : Ku ; Baik
TD : 120 / 80 mmHg
S : 37,2 0 C
UC : baik
Ronkhi : (+)
A : GIP1000 dengan 2 jam PP
P : - Lanjutkan asuhan ibu post partum
- Konsultasi ke poli paru untuk sesak nafasnya
- Lanjutkan terapi O2

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/ H /I
Letkep dengan inpartu kala I Fase Aktif yang disertai Asma Bronchial di RSUD ”AG”.
Tanggal 01 April 2008 penulis megambil kesimpulan sebagai berikut :
Tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali pada RR, dengan diagnosa GIP0000 UK
36 minggu dengan inpartu yang disertai dengan Asma Bronchial, ditemukan masalah
potensial yang mungkin timbul, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi masalah,
khususnya masalah penyakit asma yang diderita oleh ibu, intervensi sesuai dengan asuhan
kebidanan, implementasi sesuai dengan tujuan, kriteria hasil dan waktu yang sudah
ditentukan, evaluasi tergantung kerjasama antara pasien, keluarga dan petugas juga sarana
dan prasarana yang tersedia kala II, III, IV masuk dalam catatan perkembangan
4.2 Saran
a.

Untuk Petugas

-

Mampu melasanakan asuhan kebidanan pada ibu yang menderita penyakit asama dalam
persalinan

-

Meningkatkan ushaa pencegahan infeksi baik untuk klien maupun petugas.

-

Mampu memberikan KIE yang dibutuhkan pada kala I, II, III & IV

b. Untuk pasien dan keluarga
-

Lebih kooperatif dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan

-

Melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan

c.

Untuk Mahasiswa

-

lebih menguasai teori sehingga mampu menerapkan dalam praktek

-

Lebih banyak membaca buku-buku / referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton C Arthur . 1997 .fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC
Brownes . 1980 . Antenatal Care London . The English and Language Book Society and J& A Churcill
Taber Ben-Zion M D . 1994 . Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi . Jakarta : EGC
Liewellyn Derek – Jonbes . 2001 . Dasar-dasar Obstetri dan Gynekologi . Jakarta : Hipokrates

Prawirohardjo Sarwono . 2005 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : YBP – SP
Mochtar Rustam . 1998 . Sinopsis Obstetri Jilid I . Jakarta : EGC
Manuaba Ida Bagus Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari . 2002 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal .
Jakarta : JNPKKR – POGI
Price A Syvia . 2005 . Patofisiologi Konsep Penyakit Klinis Proses 2 Penyakit . Jakarta : EGC
Mansjoer Arief . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga Jilid I . Jakarta : Media Aesculapius.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Posted: Maret 29, 2010 in Uncategorized
Tag:askeb, askeb ibu hamil dengan penyakit asma, ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL,
ibu hamil dengan penyait asma

0

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. A 27 Tahun G2 P1 Ab0 Ah1 dengan umur kehamilan 30 minggu dengan penyakit asma
NO REGISTER

: 09058

MASUK RS TANGGAL, JAM

: 13 Mei 2009 JAM 08.00 WIB

DI RAWAT DI RUANG

: RB Mangkuyudan

Biodata
SUAMI

IBU

Nama

: Ny. Agnes

Tn. Andreas

Umur

: 27 tahun

30 tahun

Agama

: Katholik

Suku/ bangsa

: Jawa / Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat
MJ III/305 Yk
No Telephon/ HP

: Jl. Mangkuyudan MJ III/305 Yk
: (0274) 550170

Katholik
Jawa / Indonesia
S1
PNS
Jl. Mangkuyudan
(0274) 550170

V
-

DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini
Kunjungan ulang

Kunjungan pertama

Keluhan Utama Ibu takut penyakit asmanya kambuh di kehamilan kedua ini.
1. Riwayat perkawinan

Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 21 tahun. Dengan suami sekaran 6 tahun.
1. Riwayat menstruasi

Menarche umur 13 tahun. Siklus 28 hari. Teratur. Lama 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau amis.
Fluor albus ya. Dismenorroe ya. Banyaknya tidak terkaji.
HPM 14 Oktober 2008

HPL 21 Juli 2009

1. Riwayat kehamilan ini
1. Riwayat ANC

ANC sejak umur kehamilan 5 minggu. ANC di RSUD Wirosaban
Frekuensi

: Trimester I 1 kali.

Trimester II 1 kali.
Trimester III belum.
1. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16 minggu

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ±10 kali.
1. Keluhan yang dirasakan

Ibu mengeluh susah BAB dan sering merasa sesak nafas dan ibu tidak sedang meminum
obat-obatan.
1. Pola nutrisi
Minum

Makan

Frekuensi

3 kali sehari

Macam

nasi, sayur, lauk, buah

5-7 kali sehari
air putih, susu, jus buah

Jumlah

1 piring/makan

5-7 gelas sehari

Keluhan

tidak ada

tidak ada

Pola Eliminasi

BAB

Frekuensi

1 kali sehari

BAK
6-8 kali sehari

Warna

Khas feses

Khas urine

Bau

Khas feses

Khas urine

Konsistensi
Jumlah

padat

cair

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari
tangga
Istirahat/tidur
Seksualitas

: Ibu mengatakan ia mengerjakan pekerjaan rumah
: malam ±6-7 jam, siang ± 1 jam
: frekuensi 1 kali seminggu

Keluhan tidak ada
1. Personal Hygiene
2. Kebiasaan mandi 2 kali/hari

Kebiasaan membersihkan alat kelamin dari depan sampai belakang setiap mandi, BAB dan
BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap setelah mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan kain katun
1. Imunisasi

TT1 tanggal sebelum menikah
TT2 ± 1 bulan setelah TT1

TT4 tanggal tahun 2004
TT5 tanggal belum

TT3 tanggal tahun 2003
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

G2 P1 Ab0 Ah1

Persalinan
Hamil ke Tgl
UK
lahir

1

Th
37
2006

2

Hamil ini

Nifas
Jenis
Penolong
persalinan
Vakum
ekstraksi

Komplikasi
ibu

Jenis
BB
Laktasi Komplik
Kelamin lahir

bayi

Caput
2600g
Dr Obsgyn asma suksedeniu Laki-laki
2 th
r
m

-

1. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

no

Mulai memakai
Jenis
kontrasepsi tanggal oleh

Berhenti / ganti cara
tempat keluhan Tanggal oleh

tempat alasan

Belum KB
1. Riwayat kesehatan
1. Penyakit yang / sedang diderita

Ibu mengatakan dirinya menderita penyakit asma sejak kecil,terakhir kali kambuh umur 24
tahun.
1. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga

Ibu mengatakan bahwa dari keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun/menular serta
alergi.
1. Riwayat keturunan kembar

Tidak ada keturunan kembar.
1. Kebiasaan-kebiasaan

Merokok : ibu dan suami tidak merokok, lingkungan sekitar juga tidak ada
Minum jamu-jamuan : ibu tidak minum jamu
Minum-minuman keras : ibu dan suami tidak minum-minuman keras
Makanan / minuman pantang / alergi : ibu tidak mempunyai makanan/minuman /alergi
Perubahan pola nafsu makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun dll) : ibu tidak nafsu
makan saat awal kehamilan namun sekarang sudah tidak bermasalah.
Hewan peliharaan : Ibu dan keluarga tidak memelihara hewan peliharaan.

1. Keadaan psikososiospiritual / kesiapan menghadapi proses persalinan
1.
V

3. Kehamilan ini

Diinginkan

Tidak diinginkan

1. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang

Ibu mengerti nutrisi yang baik untuk ibu hamil yaitu 4 sehat 5 semourna dan ibu lebih
berhati-hati menjaga kehamilan yang sekarang.
1. Penerimaan Ibu terhadap kehamilan saat ini

Ibu sangat senang bisa hamil lagi dan berharap persalinannya normal.
1. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan

Keluarga sangat senang terhadap kehamilan ibu namun anak pertama masih sering manja /
mencari perhatian ibu.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum

: baik

Kesadaran : compos mentis

2. Tanda vital

Tekanan darah
Nadi

: 130/80 mmHg
: 90 kali/ menit

Pernafasan
Suhu

: 22 kali/ menit
: 37,3 0 C

1. TB

: 156 cm

BB
kg

: sebelum hamil 48 kg ; BB sekarang

IMT

: 19,70

LLA
1. Kepala dan leher

: 24 cm

: 62

Edema wajah
Cloasma gravidarum

: tidak ada
: tidak ada

Mata
edema

: sclera putih, konjungtiva merah muda,

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25