ANALISIS KUALITAS AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SEDERHANA (SIPAS) UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Implementasi untuk Suplemen Bahan Ajar Geografi SMA Kelas X Semester 2 pada Materi Pokok Perair

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
SEDERHANA (SIPAS) UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI
KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014
(Implementasi untuk Suplemen Bahan Ajar Geografi SMA Kelas X Semester 2
pada Materi Pokok Geografi Perairan Darat Dan Potensinya)
Kurnia Sukmawati1,*, Chatarina Muryani2 dan Ahmad2
Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia
*Keperluan korespondensi, e-mail : kurnia_ferdian@yahoo.com
1

Abstract
The purposes of this study were (1) to determine the technical implementation of
SIPAS in Bobotsari District, (2) to determine the level of domestic water needs in
Bobotsari District, (3) to determine the water quality of SIPAS in Bobotsari District (4)
to produce teaching material supplement of Geography for Class X Semester 2 Senior
High School that is a learning modules of Geography.
The method of this study was descriptive qualitative method with spatial
analysis. The populations of this study were managers, customers, and SIPAS water
sources in Bobotsari District. The technique of sampling was purposive sampling for

the management and source water samples, random sampling for SIPAS customers
sample. The techniques of data collection were observation, interview, laboratory test,
and documentation. To valid the data used source triangulation technique. The
technique of data analysis to determine the technical implementation of SIPAS was
descriptive, for domestic water needs and water quality of SIPAS used matching
methods with the Indonesian National Standard guidelines and Minister Regulation
Number 492 Year 2010.
The results showed that (1) the formation of SIPAS manager consists of
chairman, secretary, treasurer, and technical personnel. SIPAS is managed by the
community by volunteering. As of May 2014, there were 618 SIPAS customers in
Bobotsari District. (2) Measuring the level of domestic water needs generates that
Bobotsari District has an average water use that is 127.88 liters/person/day in
accordance with the Indonesian National Standard that is 130 liters/person/day for
rural areas. (3) The analysis of laboratory test results that Limbasari Village, Pakuncen
Village, and Gunungkarang Village have water quality below the standards.
Palumbungan Wetan village is known that ammonia parameters are very high which is
equal to 5.315 mg/l. Therefore, it should be considered further by the manager. (4) The
results of the study are implemented as teaching materials in schools in the form of
geography learning module for tenth grade second semester of Senor High School in
basic land waterworks and its potency.

Keywords: Simple Water Supply System (SIPAS), Domestic Water Needs Level, Clean
Water Quality, Geography Learning Module

1

PENDAHULUAN
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
seandainya tidak ada air (Warlina, 2004). Dalam Undang-undang Kesehatan No. 23
tahun 1992, yang dimaksud dengan penyehatan air bersih meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan manusia. Oleh sebab itu seharusnya air
yang dikonsumsi oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari selain harus mencukupi,
juga harus memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia, dan bakteorologis. Kelompok
masyarakat perdesaan mempunyai keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan
air bersih yang aman dan layak. Keadaan demikian jika dibiarkan berlarut-larut akan
menimbulkan dampak berkepanjangan.
Pembangunan sektor air bersih di perdesaan dimaksudkan untuk membantu
masyarakat pedesaan yang belum mempunyai akses terhadap air bersih yang aman dan
layak. Sarana air bersih yang telah dibangun, selanjutnya dikelola oleh masyarakat

dengan membentuk suatu lembaga tersendiri melalui musyawarah desa. Dalam hal ini
dibentuklah Sistem Penyediaan Air Bersih Sederhana (SIPAS) dengan kepengurusan
dan pengelolaan secara swadaya. Air yang digunakan sebagai sumberdaya adalah air
sungai dan mata air. Kecamatan Bobotsari merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Purbalingga yang aktif melaksanakan SIPAS. Hingga kini terdapat 4 desa
aktif SIPAS, 4 desa nonaktif SIPAS, dan 8 desa tidak menggunakan SIPAS. Sayangnya
sebelum digunakan sebagai sumber pemenuh kebutuhan air domestik tidak dilakukan
penelitian mengenai kualitas air SIPAS meskipun pemakaiannya termasuk untuk air
minum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknis pelaksanaan SIPAS di
Kecamatan Bobotsari, mengetahui tingkat kebutuhan air domestik Kecamatan
Bobotsari, mengetahui kualitas air SIPAS Kecamatan Bobotsari, dan mengetahui
implementasi hasil penelitian terhadap pendidikan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di desa yang menggunakan SIPAS di Kecamatan
Bobotsari, Kabupaten Purbalingga. Desa tersebut adalah Desa Limbasari, Desa
Palumbungan Wetan, Desa Gunung Karang, dan Desa Pakuncen. Lokasi ini dipilih
2

karena desa tersebut hingga kini masih aktif menggunakan SIPAS dan penduduk desa

tersebut mayoritas menggunakan air dari SIPAS untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kondisi ini berpotensi meningkatkan penggunaan air SIPAS yang belum
diketahui secara pasti kualitasnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang
terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh desa yang menggunakan SIPAS berjumlah 8 desa. Teknik
pengambilan sampel yakni purposive sampling untuk sampel wawancara pengelola
SIPAS sejumlah 4 responden dan sampel air sejumlah 4 sampel, random sampling
untuk sampel wawancara pelanggan SIPAS sejumlah 62 responden. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, dokumentasi,
wawancara, dan uji laboratorium. Validasi data yang digunakan adalah triangulasi
sumber. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dan matching. Pedoman yang
digunakan untuk analisis data adalah Permenkes No. 492 Tahun 2010 dan Standar
Nasional Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIPAS merupakan program pengadaan air bersih sederhana yang digalakkan
oleh pemerintah daerah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Untuk pengelolaan lebih lanjut sepenuhnya

diserahkan pada pemerintah desa dan masyarakat. Oleh karenanya, setiap desa memiliki
teknik pengelolaan SIPAS masing-masing.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, memberikan hasil sebagai berikut :
SIPAS merupakan program pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan air
bersih terutama pada masyarakat pedesaan. Pengelolaan SIPAS sepenuhnya di bawah
naungan desa. Kebijakan yang diambil oleh masing-masing desa juga berbeda-beda
bergantung kepada kebutuhan. Persamaan teknis pelaksanaan SIPAS di Kecamatan
Bobotsari terletak pada susunan kepanitiaan, sistem pembayaran rekening, dan kerja
pengelola yang sukarela. Perbedaannya terletak pada teknik pengaliran air dan besaran
biaya yang ditetapkan.

3

Peta 1. Peta Sebaran Desa SIPAS dan Non SIPAS Kecamatan Bobotsari

Peta 2. Peta Sumber Air SIPAS Kecamatan Bobotsari
Menurut Standar Nasional Indonesia kebutuhan air di desa sebesar 130 liter
perorang perhari. Berdasarkan standar tersebut maka kebutuhan minimal perorang
sebesar 130 liter harus bisa tercukupi setiap harinya. Dari data kebutuhan air per desa
tersebut dapat disimpulkan kebutuhan air untuk keseluruhan pemanfaatan air SIPAS

4

Kecamatan Bobotsari didominasi oleh penggunaan air untuk mandi. Pada seluruh desa
yang diteliti, penggunaan air untuk mandi lebih dari 30 % dari total penggunaan air
pada masing-masing desa. Sedangkan penggunaan air paling minim adalah kebutuhan
air untuk minum yang prosentasenya tidak lebih dari 1 % dari total penggunaan air
bersih kebutuhan domestik. Desa dengan rata-rata penggunaan air domestik perkapita
perhari

terendah

adalah

Desa

Palumbungan

Wetan

dengan


angka

124,19

liter/orang/hari. Sedangkan desa dengan rata-rata penggunaan air domestik perkapita
perhari tertinggi adalah Desa Pakuncen dengan angka 130,38 liter/orang/hari. Dari data
yang diperoleh maka disimpulkan bahwa rata-rata kebutuhan air domestik SIPAS di
Kecamatan Bobotsari adalah sebesar 127,88 liter/orang/hari. Angka tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan air domestik di Kecamatan Bobotsari sesuai dengan
standar SNI. Berikut ini data penggunaan air domestik Kecamatan Bobotsari tahun 2014
dalam tabel 1:
Wilayah
Jenis
Penggunaan
Air

Minum
Mandi
Ibadah

Sanitasi
Memasak
Mencuci
Berkebun
Membersihkan
rumah
Membersihkan
perabot
Alat
Transportasi
Total

Volume
Penggunaan Air
Per Orang
(liter/hari)
1.17
38.15
18.37
16.63

1.37
23.78
2.67

Desa
Palumbungan
Volume
Penggunaan Air
Per Orang
(liter/hari)
0.92
40.63
16.05
13.32
1.48
18.95
3.32

Volume
Penggunaan Air

Per Orang
(liter/hari)
0.88
43.75
19.5
17
1.5
18.75
1.75

Desa
Gunungkarang
Volume
Penggunaan Air
Per Orang
(liter/hari)
1
40.17
17.75
18.58

1.33
13.83
2.58

4.67

5.79

6.75

12.67

7.47

4.85

6.74

6.75

6.5

6.21

15.63

17

13.75

15.25

15.41

127.28
124.19
130.38
129.67
Tabel 1. penggunaan air domestik di kecamatan bobotsari

127.88

Desa Limbasari

5

Desa Pakuncen

Rata-Rata

0.99
40.68
17.92
16.38
1.42
18.83
2.58

Peta 3. Peta Tingkat Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Bobotsari
Pengambilan sampel air untuk kualitas air dilakukan di empat lokasi pada empat
desa dengan pertimbangan desa tersebut adalah desa yang masih aktif menjalankan
program SIPAS. Hal ini dilakukan karena kontinuitas penggunaan air di desa aktif
SIPAS masih berjalan. Sehingga penting untuk diteliti lebih lanjut mengenai kualitas
airnya. Berikut ini lokasi pengambilan sampel air dijelaskan dalam tabel :
Tabel 2. Lokasi Pengambilan Sampel Air SIPAS

No. Sampel
Desa
Sumber Air

01

02

03

04

Limbasari

Palumbungan Wetan

Gunungkarang

Pakuncen

Sungai

Sungai

Mata air

Mata Air

(Sumber : Data lapangan, 2014)

Dari lokasi tersebut kemudian diambil sampel air untuk dilakukan uji
laboratorium dan dianalisis kualitasnya menggunakan parameter-parameter yang telah
ditentukan. Baku mutu yang digunakan adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492/Menkes/IV/2010 dengan parameter fisika dan kimia.

6

Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air SIPAS Kecamatan Bobotsari
No.

1
2
3
4
5
6

Parameter

Bau
Kekeruhan
Rasa
Suhu
Warna
TDS (Total
Disolved Solid)

Baku Mutu

Desa Limbasari
tidak berbau
tidak keruh
tidak berasa
26o
jernih

500 mg/l

Hasil Uji Laboratorium
Desa Palumbungan
Desa Pakuncen
Fisik
tidak berbau
tidak berbau
tidak keruh
tidak keruh
tidak berasa
tidak berasa
26o
26o
jernih
jernih

157,0 mg/l

117,0 mg/l

Desa Gunungkarang
tidak berbau
tidak keruh
tidak berasa
26o
jernih

217,0 mg/l

133,0 mg/l

Kimia
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Besi / Iron (Fe)
pH
Khlorida /
Chloride
Kesadahan Total
/ Total Hardness
Mangan /
Mangane (Mn)
Seng / Zinc (Zn)
Sulfat / Sulphate
Tembaga /
Copper
Amonia /
Ammonia (NH3N)

0,3 mg/l
6,5 - 8,5

< 0,003
8,06