Evalusi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi Ischemic Heart Diasease di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2008-Mei 2009 - USD Repository

  

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES

MELITUS KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE DI INSTALASI

RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI 2008-MEI 2009

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Maria Laksmi Parahita NIM : 068114027

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES

MELITUS KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE DI INSTALASI

RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI 2008-MEI 2009

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Maria Laksmi Parahita NIM : 068114027

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

HALAM MAN PER SEMBAHA AN

  

Semua p pasti inda h tepat pa ada waktu unya, kare ena Tuhan n selalu pu unya

rencana y r yang dasya at untuk m masing-ma asing uma atnya.

  

K Kuper rsemba ahkan k karya ini un ntuk :

ya ang te ercinta ta Bap pak dan n Ibu- -ku adik kku Al lmamate erku

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbinganNya yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar Sarjana Farmasi di Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

  Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian orang- orang di sekitar penulis. Untuk itu tidak lupa penullis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada : 1.

  Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen penguji yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti dalam proses penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing, memberi dukungan, semangat, gagasan dan kritik yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

  3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku penguji yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

  4. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian

  5. Kepala beserta Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungannya.

  6. Kepala dan Staf Bagian Pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini.

  7. Bapak Ignasius Suwarto dan Ibu Fransiska A Sudjarwati atas cinta dan kasih sayangnya serta perjuangannya yang sepenuh hati.

  8. Saudara laki-lakiku Dominiko Laksma Paramestha yang selalu mau membantu penulis dalam segala hal.

  9. Seluruh keluarga besarku atas doanya.

  10. Saudara yang sekaligus partnerku dalam pembuatan skripsi, Anastasia Aprilistyawati atas segala bantuannya mendengarkan keluh kesah, dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.

  11. Gayatri Kusuma Wardani, Dewi Prasetyaningrum, Maria Evangeli dan Swastika Maharani yang selalu memberi semangat dan menemani dalam proses penting ini.

  12. Sahabat-sahabatku Lulu, Dotie, Vica, Nimoo, Nee, Dissa, Shinta Sita, Adit, Reno, Robi kebersamaan, semangat dan dukungannya yang hebat.

  13. Seluruh teman-teman Farmasi khususnya angkatan 2006 kelas A, atas lingkungan yang nyaman dalam proses belajar yang mengesankan.

14. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala ketidaksempurnaan tersebut, dan dengan lapang dada penulis akan menerima kritik, koreksi, dan saran dalam berbagai bentuk dari pihak lain guna menjadikan skripsi ini lebih baik.

  Pada akhirnya, penulis berharap semoga keseluruhan isi skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 16 Januari 2010 Penulis

  

INTISARI

  Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme kronis ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Ischemic Heart

  

Disease (IHD) adalah salah satu komplikasi makrovaskular yang biasa terjadi

  pada pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien DM komplikasi IHD.

  Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang menggunakan data retrospektif di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

  Dari penelitian yang dilakukan didapatkan jumlah pasien dengan umur 60- 69 tahun sebanyak 33,3%. Komplikasi penyerta terbanyak adalah dislipidemia (33,3%). Penyakit penyerta yang banyak dialami pasien adalah radices dentist (27,7%). Kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah obat hormonal (100%), obat kardiovaskuler (94,4%). Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan nitrat (77,7%) dan biguanida (66,6%). Dari hasil evaluasi Drug Related Problems (DRPs), terdapat 13 kasus dengan DRPs, yaitu sebanyak 11 kasus butuh tambahan obat, Adverse drug reaction sebanyak 2 kasus, obat tidak tepat sebanyak 2 kasus dan tidak perlu obat terapi sebanyak 2 kasus. Keadaan pasien pulang adalah membaik sebanyak 88,8%, dan lama inap pasien diabetes melitus komplikasi IHD yang paling banyak adalah 8-14 hari (66,6%).

  Kata kunci : diabetes melitus, ischemic heart disease, drug related problems

  

ABSTRACT

  Diabetes mellitus is one of the endocrine disease. Ischemic heart disease is common complication in diabetes mellitus that causes cardiovascular disase and complication which can increase risk of death on patient diabetes mellitus.

  The research was non experimental method with description and evaluation research program and collected the data from medical record sheet retrospectively.

  The research was done to evaluate the therapy management and its drug related problems (DRPs) in 18 diabetes mellitus with ischemic heart disease complication patient. The result showed that patien distribution was 33,3% of 60- 69 years, complication other than ischemic heart disease was dislipidemia (33,3%), and another disease is radices dentist (27,7%).

  The drug therapy classes of the diabetes mellitus with ischemic heart disease patient were cardiovascular system 94,4%; nitrat 77,7%; and hormonal therapy 100%; biguanida 66,6%. The DRPs evaluation in this research showed that 11 patients need for additional drug therapy, 2 patients adverse drug reaction 2 patients unneccesary therapy, and 2 patients wrong drug. Key words : diabetes mellitus, ischemic heart disease, drug related problems

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v PRAKATA ........................................................................................................ vi

  INTISARI .......................................................................................................... ix

  

ABSTRACT ........................................................................................................ x

  DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix

  

BAB. I PENGANTAR ..................................................................................... 1

A.

  1 Latar Belakang ......................................................................................

  1.

  3 Permasalahan ...................................................................................

  2.

  4 Keaslian Penelitian ..........................................................................

  3.

  5 Manfaat Penelitian ...........................................................................

  B.

  5 Tujuan Penelitian ...................................................................................

  1.

  5 Tujuan Umum ..................................................................................

  2.

  5 Tujuan Khusus .................................................................................

  

BAB. II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 7

  A.

  7 Diabetes Melitus ...................................................................................

  1.

  7 Definisi, Tanda dan Gejala ..............................................................

  2.

  8 Etiologi ............................................................................................

  3.

  9 Faktor Resiko ..................................................................................

  4.

  10 Patofisiologi .....................................................................................

  5.

  12 Diagnosis .........................................................................................

  6.

  14 Komplikasi Diabetes Melitus .........................................................

  B.

  15 Ischemic Heart Disease .........................................................................

  1.

  15 Definisi, Tanda, dan Gejala .............................................................

  2.

  16 Etiologi ............................................................................................

  3.

  16 Faktor Resiko ..................................................................................

  4.

  18 Patofisiologi .....................................................................................

  5.

  20 Diagnosis .........................................................................................

  C.

  21 Penatalaksanaan .....................................................................................

  1.

  21 Tujuan ..............................................................................................

  2.

  21 Sasaran Terapi .................................................................................

  3.

  21 Strategi Terapi .................................................................................

  D.

  26 Drug Related Problem (DRPs) ..............................................................

  E.

  28 Subyektive data, Obyektive data, Assessment and Plan (SOAP) ..........

  F.

  29 Keterangan Empiris ...............................................................................

  

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 30

A.

  30 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................

  B.

  30 Definisi Operasional ..............................................................................

  C.

  32 Subyek Penelitian ..................................................................................

  D.

  33 Bahan Penelitian ....................................................................................

  E.

  33 Lokasi Penelitian ...................................................................................

  F.

  33 Jalannya Penelitian ................................................................................

  G.

  35 Analisis Hasil ........................................................................................

  H.

  36 Kesulitan Penelitian ...............................................................................

  

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 38

A.

  38 Profil Pasien ..........................................................................................

  1.

  38 Persentase Umur ..............................................................................

  2.

  39 Persentase Komplikasi Penyerta .....................................................

  3.

  41 Persentase Penyakit Penyerta ..........................................................

  B.

  43 Profil Penggunaan Obat .........................................................................

  1.

  43 Kelas Terapi ....................................................................................

  2.

  44 Golongan Obat ................................................................................

  C.

  55 Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) .............................................

  D.

  62 Outcome Terapi .....................................................................................

  E.

  64 Rangkuman Pembahasan .......................................................................

  

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 67

A.

  67 Kesimpulan ............................................................................................

  B.

  68 Saran ...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69 LAMPIRAN ...................................................................................................... 73 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 91

  

DAFTAR TABEL

Tabel I Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2 ....................................

  10 Tabel II Kriteria Diagnosis Diabetes ...................................................

  13 Tabel III Faktor Resiko Mayor pada Ischemic Heart Disease .............

  18 Tabel IV Derajat Angina Menurut Canadian Cardiovascular Society ....................................................................................

  20 Tabel V Target Penatalaksanaan Diabetes Melitus .............................

  26 Tabel VI Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya ....................

  27 Tabel VII Persentase Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

  

Ischemic Heart Disease dengan Penyakit Penyerta di

  Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........................................

  41 Tabel VIII Persentase Penggunaan Obat Kardiovaskular pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  45 Tabel IX Persentase Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem Hormon pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

  Ischemic Heart Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit

  Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................................................................................

  47 Tabel X Persentase Penggunaan Obat Infeksi pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di

  Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........................................

  49 Tabel XI Persentase Penggunaan Obat Saluran Nafas pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  50 Tabel XII Persentase Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  51 Tabel XIII Persentase Penggunaan Obat Nutrisi pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........................................

  52 Tabel XIV Persentase Penggunaan Obat Susunan Saraf Pusat pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  53 Tabel XV Persentase Penggunaan Obat Saluran Cerna pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  53 Tabel XVI Persentase Penggunaan Obat Skelet dan Sendi pada Pasien

  Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  54 Tabel XVII Persentase DRP yang teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........................................

  56 Tabel XVIII Kasus Butuh Tambahan Obat yang Teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  57 Tabel XIX Kasus Adverse drug reaction yang Teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  59 Tabel XX Kasus Tidak Perlu Obat Terapi yang Teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart

  Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .......................

  60 Tabel XXI Kasus Obat Tidak Tepat yang Teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........................................

  61

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 (A). Gambaran normal EKG; (B). Potongan gelombang PR, QRS, dan QT .................................................................

  20 Gambar 2 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic

  Heart Disease Berdasarkan Kelompok Umur di Instalasi

  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009...................................................................

  39 Gambar 3 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic

  

Heart Disease Berdasarkan Komplikasi Penyerta di

  Instalasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009......................................................

  40 Gambar 4 Diagram Kelas Terapi Obat yang Digunakan pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart di Instalasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009...................................................................

  43 Gambar 5 Persentase Outcome Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

  Ischemic Heart Disease di Instalasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........

  63 Gambar 6 Persentase Lama Inap Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

  Ischemic Heart Disease di Instalasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 ..........

  64

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Analisis SOAP pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

  Ischemic Heart Disease di Rumah Sakit Panti Rapih

  Yogyakarta Periode Januari 2008 – Mei 2009 .................................73

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik,

  yang membuat penderita DM tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi kelebihan gula dalam darah. Apabila kadar glukosa darah tidak bisa dikendalikan, penyakit ini menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal, baik komplikasi akut maupun kronis. Di negara berkembang seperti di Indonesia, diabetes melitus sampai saat ini masih merupakan faktor yang terkait sebagai penyebab kematian sebanyak 4 - 5 kali lebih besar dibandingkan dengan penyakit lainnya. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia (Soegondo, 2006).   WHO juga mengestimasi bahwa pada tahun 2000 terdapat 5,6 juta masyarakat Indonesia yang menderita diabetes, tetapi pada kenyataannya terdapat 8,2 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes.

  Diabetes melitus adalah penyakit yang diderita seumur hidup yang berjalan lambat, dan menyebabkan progresivitas penyakit semakin meningkat, yang pada akhirnya dapat menimbulkan komplikasi, baik komplikasi makovaskular maupun komplikasi mikrovaskular, bahkan saat ini diabetes melitus dianggap setara dengan penyakit jantung, yang menyebabkan kematian terbanyak di banyak negara.

  Ischemic Heart Disease (IHD) adalah salah satu komplikasi

  makrovaskular yang sering terjadi pada pasien DM, yang terjadi karena penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yang menyebabkan suplai darah menuju jantung menjadi terhambat. Menurut National

  

Institute of Health , IHD merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien

  diabetes yaitu sebesar 65%. Pasien diabetes memiliki risiko kematian 2 sampai 4 kali lipat lebih besar karena kelainan jantung dibandingkan pasien tanpa diabetes.

  (Ronald, 2008).

  Diabetes komplikasi IHD yang terlambat dalam penanganannya dapat menyebabkan kematian yang mendadak pada pasien, sehingga IHD sering disebut dengan silent killer. Penatalaksanaan pasien diabetes dengan komplikasi IHD bertujuan untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih parah, seperti infark miokard, penyakit jantung koroner dan gagal jantung, serta mencegah timbulnya serangan kembali yang menyebabkan kondisi pasien lebih buruk.

  Oleh karenanya penggunaan obat pada pasien DM dengan komplikasi IHD harus sangat diperhatikan. Pemilihan obat harus mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes, serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit lain dan komplikasi yang terjadi (Muchid, 2005). Penatalaksanaan diabetes dengan terapi obat dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat yang dialami pasien. Aktivitas untuk meminimalkannya merupakan bagian dari proses pelayanan kefarmasian.

  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penatalaksanaan terapi meliputi profil pasien, profil peresepan yang digunakan pasien, dan melihat ada tidaknya drug related problems (DRPs) pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari 2008 sampai dengan Mei 2009, dan mengevaluasi terapi serta melihat hasil terapinya pada pasien.

  Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) karena terdapat banyak pasien diabetes komplikasi IHD. Selain itu, RSPR adalah salah satu rumah sakit besar yang memiliki pelayanan rawat inap yang dapat memberikan terapi kepada pasien diabetes melitus komplikasi IHD. Pemilihan pasien rawat inap karena terapi pada pasien rawat inap lebih terkontrol dan relatif lebih mudah dalam pengamatan yang menggambarkan kemajuan terapi.

1. Permasalahan a.

  Bagaimana profil pasien meliputi umur, komplikasi, dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

  Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

  Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009? b. Bagaimana profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat, dan jenis obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009? c. Apa sajakah jenis kasus drug related problems yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

  Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

  Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009? d.

  Bagaimana outcome terapi pasien diabetes melitus dengan komplikasi

  Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

  Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009?

2. Keaslian Penelitian

  Berdasarkan informasi dan data yang ditelusuri di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, penelitian berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2008 – Mei 2009” belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang serupa sudah banyak diteliti oleh peneliti lain, namun penelitian ini berbeda dalam hal, subyek dan waktu penelitian. Penelitian yang telah dilakukan antara lain a.

  Nadeak (2000) tentang pola penggunaan antidiabetika oral bagi pasien diabetes melitus rawat jalan di RS Betesdha Yogyakarta periode 1998 b.

  Triastuti (2004) tentang gambaran peresepan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat inap RS dr. Sardjito Yogyakarta periode 2001-2002 c.

  Utomo (2005) tentang gambaran penatalaksanaan diabetes melitus pada pasien rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode bulan Juli-Desember 2003 d. Fransisca (2007) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

  Yogyakarta periode tahun 2005 e.

  Larasati (2008) tentang evaluasi drug related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi Ischemic Heart Disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007.

3. Manfaat penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada RS Panti Rapih Yogyakarta dalam penerapan pelayanan kefarmasian khususnya pada upaya peningkatan kualitas peresepan pada terapi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD).

  B.

  

Tujuan

1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi drug related

  

problems (DRPs) pada peresepan pasien diabetes melitus dengan komplikasi

Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

  Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009.

2. Tujuan Khusus a.

  Mengetahui profil pasien meliputi umur, komplikasi, dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart

  Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

  b.

  Mengetahui profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat, dan jenis obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap

  Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

  c.

  Mengetahui apa saja jenis kasus drug related problems yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi

  Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008 - Mei 2009.

  d.

  Mengetahui outcome terapi pasien diabetes melitus dengan komplikasi

  Ischemic Heart Disease (IHD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2008-Mei 2009.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Definisi, Tanda dan Gejala Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan

  metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO,1999). Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin dibutuhkan untuk memproses karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi (Soegondo, 2006). Insufisiensi fungsi insulin ini dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,1999).

  Secara normal kadar gula darah sepanjang hari bervariasi. Gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Diabetes melitus ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemik kronik karena ganggguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein serta meningkatnya risiko terkena penyakit vaskular.

  Gejala-gejala dari diabetes melitus adalah banyak makan atau polipagi, namun tidak menunjukkan tanda-tanda penambahan berat badan, banyak dan sering minum atau polidipsi, namun badan tetap terasa lemas, banyak kencing atau poliuria, kadar gula darah diatas normal, yaitu lebih dari 140 mg/dl untuk gula darah 2 jam post prandial dan 100 mg/dl untuk gula darah puasa, pada dua kali pemeriksaan terpisah pada kadar glukosa darah puasa (Corwin, 2001).

  Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi (Soegondo, 2006).

2. Etiologi

  Klasifikasi DM dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, dan diabetes gestasional.

  a. Diabetes Melitus tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin, pada awalnya diagnosa biasa dilakukan pada anak-anak, remaja atau dewasa muda.

  Pada diabetes ini, sel beta pankreas tidak dapat membuat insulin. Diabetes tipe 1 biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk, berusia kurang dari 30 tahun (Anonim, 2009).

  b. Diabetes Melitus tipe 2 Diabetes melitus ini tipe yang tidak tergantung pada insulin. Diabetes melitus ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang (Anonim, 2003).

  c. Diabetes Gestasional Diabetes ini terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan kembali ke status nondiabetes setelah kehamilan berakhir. Namun, risiko mengalami diabetes tipe 2 pada waktu mendatang lebih besar daripada normal. Wanita yang mengidap diabetes gestasional mungkin sudah memiliki gangguan subklinis pengontrolan glukosa bahkan sebelum diabetesnya muncul (Corwin, 2001).

  Diabetes gestasional dapat menimbulkan efek negatif pada kehamilan dengan meningkatkan risiko malformasi congenital, lahir mati dan bayi bertubuh besar, yang dapat menimbulkan masalah pada persalinan (Corwin, 2001).

3. Faktor Risiko

  Faktor risiko diabetes melitus adalah : a. faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah ras, etnik, riwayat keluarga dengan diabetes,usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg, riwayat pernah menderita DM Gestasional, riwayat berat badan lahir rendah <2,5 kg b. faktor risiko yang dapat diperbaiki adalah berat badan lebih dapat dilihat dari indeks massa tubuh > 23kg/m2, kurang aktivitas fisik, hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg, dislipidemia dengan kadar HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl, diet tinggi gula rendah serat c. faktor risiko lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita sindrom ovarium polikistik, atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin, sindrom metabolik, riwayat toleransi glukosa terganggu atau glukosa darah puasa terganggu, riwayat penyakit kardiovaskular seperti stroke, penyempitan pembuluh darah koroner jantung, pembuluh darah arteri kaki (Triplitt, 2005).

  Tabel I Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2

  (Muchid, 2005)

  Riwayat Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome)

  IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired glucose tolerance) Umur 20-59 tahun : 8,7% > 65 tahun : 18% Hipertensi >140/90mmHg Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl

  Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl Faktor-faktor Lain Kurang olah raga

Pola makan rendah serat

4.

   Patofisiologi

  Diabetes melitus adalah penyakit dimana tubuh tidak dapat memproduksi atau tidak dapat menggunakan dengan baik insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas, organ yang letaknya dekat dengan perut. Insulin ini dibutuhkan untuk mengubah gula dan makanan yang lain menjadi energi. Insulin juga menyimpan asupan glukosa atau produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glukoneogenesis ini mencegah hiperglikemia. Ketika seseorang memiliki diabetes, tubuhnya tidak dapat membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin seperti yang seharusnya atau keduanya. Hal ini dikarenakan banyaknya gula yang ada di dalam darah.

  Dalam keadaan normal, setelah makan kadar gula darah akan meningkat, hal ini akan merangsang pengeluaran hormon insulin. Insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Insulin ini bertugas menurunkan kadar gula darah yang sempat naik karena makan.

  Diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sensitivitas insulin menurun. Sensitivitas insulin adalah kemampuan dari hormon insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan (Adnyana, 2001). Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

  Gejala khas pasien DM tipe 2 adalah polidipsi, poliphagi dan poliuria. Pada pasien DM, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, yang membuat kadarnya dalam darah meningkat. Glukosa yang bersifat osmotik, menyebabkan osmolaritas dalam darah meningkat sehingga akan menarik air dalam sel dan menyebabkan filtrasi ke ginjal meningkat, hal tersebut menyebabkan poliuria, sehingga sebagai kompensasinya pasien merasa selalu haus (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi), selain itu, tidak adanya pemasukan glukosa pada sel membuat penderita DM selalu merasa lapar (Kustiyanto, 2009).

  DM tipe 2 terjadi pada 90% dari semua kasus diabetes, dan biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet. Disfungsi sel

  β mengakibatkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2 lebih disebabkan karena gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori, kurangnya olah raga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik (Sukandar, 2008).

  Pada diabetes tipe 1 penanganan glukosa yang normal terjadi sebelum penyakit muncul. Dengan munculnya diabetes tipe 1, yang tidak atau sedikit mengeluarkan insulin, kadar glukosa meningkat, karena tanpa insulin glukosa tidak dapat masuk kedalam sel. Pada saat yang sama hati melakukan glukoneogenesis (sintesis glukosa baru) menggunakan substrat yang yang tersedia berupa asam amino, asam lemak dan glikogen. Substrat-substrat ini mempunyai konsentrasi yang tinggi dalam sirkulasi karena efek katabolik glukagon tidak dilawan oleh insulin. Hal ini menyebabkan sel-sel mengalami kelaparan walaupun kadar glukosa sangat tinggi. Pembentukan energi yang hanya mengandalkan asam-asam lemak menyebabkan produksi berbagai keton oleh hati meningkat.

  Keton bersifat asam sehingga pH plasma turun (Triplitt, 2005).

5. Diagnosis

  Kriteria diagnosis DM menurut ADA 1998 (Triplitt, 2005) adalah sebagai berikut, a. kadar glukosa sewaktu yang lebih dari 200 mg/dl adalah pemeriksaan kadar glukosa darah setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan terakhir b. kadar glukosa puasa yang lebih dari 126 mg/dl adalah pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan setelah sebelumnya tidak terdapat masukan kalori selama minimal 8 jam c. tes toleransi glukosa oral (Oral Glucose Toleransi Test atau OGTT) dilakukan dengan menggunakan beban glukosa 75 gram glukosa yang dilarutkan dalam air sebelum melakukan tes ini. Seseorang dapat didiagnosa DM jika kadar glukosa darah 2 jam post prandial 200 mg/dl.

  Peningkatan hemoglobin terglikosilasi digunakan untuk memberi indikasi keefektifan pengontrolan glukosa darah dalam 2-4 bulan terakhir . Apabila terdapat hiperglikemia kronik, maka kadar hemoglobin terglikosilasi meningkat. Diabetes yang tidak terkontrol memperlihatkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang tertinggi, yang mungkin lebih besar daripada 10% (Corwin, 2001).

  Jika kadar glukosa darah tidak normal tapi belum termasuk kriteria diagnosis untuk diabetes, maka keadaan ini disebut sebagai toleransi glukosa terganggu atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Seseorang dengan IGT mempunyai risiko terkena diabetes tipe 2 jauh lebih besar dari pada orang biasa.

  Apabila kadar glukosa darah puasa antara 111 sampai 125 mg/dl, disebut keadaan glukosa puasa yang terganggu atau Impaired Fasting Glucose (IFG).

  

Tabel II Kriteria Diagnosis Diabetes

  (Triplitt, 2005)

  Kategori Puasa 2 jam sesudah makan

Normal <100 mg/dl <140 mg/dl

Pre-diabetes (IFG atau 100-125 mg/dl 140 - 199 mg/dl

  IGT) Diabetes Melitus ≥ 126 mg/dl ≥200 mg/dl

  Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun, sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa dan jangan setelah makan karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

6. Komplikasi Diabetes Melitus a.

  Komplikasi Mikrovaskuler Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi diabetes melitus yang meliputi pembuluh darah kecil, dan banyak terjadi pada penderita diabetes tipe 1.

  Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil (Muchid, 2005).

  1) Retinopati

  Ancaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati, atau kerusakan pada retina karena tidak mendapatkan oksigen (Corwin, 2001). Makin lama DM diderita makin tinggi kemungkinan terjadinya retinopati. Risiko menderita Retinopati DM tinggi yaitu 60% pada penderita yang menderita DM > 15 tahun (Permana, 2009).

  2) Nefropati Bagian ginjal yang paling parah mengalami kerusakan adalah glomerolus.

  Akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka panjang, glomerulus yang juga seperti sebagian besar kapiler lainnya, akan menebal dan menghambat aliran darah. Terjadi hipertrofi ginjal akibat peningkatan kerja ginjal pada penderita diabetes kronik untuk menyerap ulang glukosa (Corwin, 2001).

  3) Neuropati

  Neuropati terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada perifer dan metabolisme gula yang abnormal (Triplitt, 2005). b.

  Komplikasi Makrovaskuler Komplikasi makrovaskuler adalah komplikasi diabetes melitus yang meliputi pembuluh darah besar. Komplikasi ini lebih sering dirasakan oleh penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan. Komplikasi makrovaskuler timbul terutama akibat aterosklerosis dan ikut berperan dalam menyebabkan gangguan aliran darah, timbulnya penyakit jangka panjang, dan peningkatan mortalitas (Corwin, 2001). Komplikasi makrovaskuler ini meliputi penyakit pembuluh darah, gagal jantung, jantung koroner, infark miokard, dan kematian mendadak (Triplitt, 2005).

  B.

  

Ischemic Heart Disease (IHD)

1. Definisi, Tanda dan Gejala

  Ischemic heart disease (IHD) atau yang sering juga disebut coronary

artery disease (CAD) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan

  atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung (Cavallari, 2008). Sumbatan tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan oksigen otot jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah yang terkena sehingga fungsinya terganggu (Kustiyanto, 2009).

  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Jika kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, maka arteri-arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon kebutuhan oksigen, maka akan terjadi iskemia (Corwin, 2001).

  Kedua tipe diabetes, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2 memiliki resiko yang sama dalam terjadinya komplikasi Ischemic Heart Disease (Grundy, 1999).

  Iskemia ini terjadi karena aterosklerosis pada arteri koroner yang umum terjadi pada pasien diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2 diabetes, namun iskemia yang terjadi pada pasien diabetes sering tidak dirasakan oleh pasien, karena pasien diabetes memiliki saraf yang kurang peka terhadap rasa nyeri yang timbul karena iskemia (Grundy, 1999).

  Angina pektoris merupakan manifestasi klinik yang sering dijumpai pada

  IHD ini, biasanya dirasakan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa mengencang, atau rasa nyeri di seluruh dada, terutama di belakang tulang dada.

  Rasa nyeri ini sering menjalar ke bagian leher, rahang, lengan, bahu, atau bahkan gigi (Anonim, 2009a).

  2. Etiologi

  Angina pektoris yang merupakan manifestasi klinik yang sering terjadi pada IHD dibagi menjadi angina stabil, angina prinzmetal dan angina tidak stabil.

  Pada angina stabil, gejala hanya dirasakan saat aktivitas dan segera berkurang dengan istirahat, sedangkan pada angina tidak stabil, gejala muncul secara tiba- tiba baik saat aktivitas ringan maupun saat istirahat (Davey, 2006).

  3. Faktor Risiko

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) pada pasien pediatri dengan diagnosa asma di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013.

0 2 171

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2 6 161

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) pada pasien pediatri dengan diagnosa asma di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2012 – Juni 2013

0 12 169

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 - USD Repository

0 0 159

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115

Evaluasi drug-related problems pada peresapan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 - USD Repository

0 2 153