Evaluasi DRP (Drug Related Problem) peresepan pengobatan kemoterapi pada pasien leukimia tipe LLA (Leukimia Limfoblastik Akut) pada fase induksi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008 - USD Repository
EVALUASI DRP (DRUG RELATED PROBLEM) PERESEPAN
PENGOBATAN KEMOTERAPI PADA PASIEN LEUKEMIA TIPE LLA
(LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT) PADA FASE INDUKSI DI RSUP
Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Oktavia Dhina Ertanti
NIM : 05 8114 117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
EVALUASI DRP (DRUG RELATED PROBLEM) PERESEPAN
PENGOBATAN KEMOTERAPI PADA PASIEN LEUKEMIA TIPE LLA
(LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT) PADA FASE INDUKSI DI RSUP
Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Oktavia Dhina Ertanti
NIM : 05 8114 117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Foot Prints In The Sand” One night, I had a dream I was walking along the beach with the Lord And across the skies flashed scenes from my life
In each scenes, I noticed two sets of foot prints in the sand And to my surprise, I noticed that many times along the path of my life there was only one set of foot prints And I noticed that it was at the lowest and saddest times in my life
I asked the Lord about it Lord you said that once I decided to follow you, you would walk with me all the way But I notice that during the most trouble sometimes in my life there is only one set of footprints I don’t understand why you left my side when I needed you most
The Lord : ”My precious child, I never left you during your time or trial where you see only one set of foot prints.
I was carrying you." Ku persembahkan karya ini untuk, Yang tercinta Papa dan Mama,
Gusti dan Vanesa, Kakek dan Nenekku, Tante dan Om, Kakak dan Adikku,
Teman-temanku, Almamaterku.
PRAKATA Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas anugrah dan perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, motivasi, bimbingan, saran, kritik, dan bantuan dalam
bentuk apapun hingga terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :
1. Rita Suhadi, M. Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. Maria Wisnu Donowati, M. Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan dukungan, motivasi, saran dan kritik selama penyusunan skripsi ini.3. dr. Pudjo Hagung W, Sp.AK selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan dukungan, motivasi, saran dan kritik selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Purwanto terimakasih karena telah memberikan bantuan kepada
penulis sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.
5. Direktur RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian dan mengambil data yang
2. dr. Endang Suparniati, Ibu Budi Kuswandari, Bapak Dirman, dan Bapak
Sumardi, atas kerja samanya dalam membimbing dan mempersiapkan catatan medik yang dibutuhkan penulis.
3. Bapak Suyanto dan Ibu Tuti Ernawati, terimakasih atas doa, kasih sayang,
dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan bangku kuliah dan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Donatus Jeramu dan Ibu Maxima Abul, terimakasih atas doa, kasih
sayang dan dukungan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Agustinus Supardi dan Grace Vanesa Meirina Jeramu, terimakasih untuk
kesetiaan, kesabaran, semangat dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Tante Yayuk, dan Om John di Manokwari, terimakasih atas doa, dukungan
dan segala hal yang diberikan kepada penulis dalam menghadapi setiap kesulitan yang dialami penulis.
7. Bapak Antonius Hindom, terimakasih atas doa, dukungan dan segala hal
yang diberikan kepada penulis dalam menghadapi setiap kesulitan yang dialami penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Adik-adikku, Genoveva dan Vera, terimakasih atas segala bantuan yang
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.9. Sahabat-sahabatku, Dewi, Marlin, Sephin dan Suster Dethin terimakasih
10. Tika, Shinta, dan Tara, teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan
bangku kuliah.
11. Teman-teman penulis selama pengambilan data di instalasi catatan medis
RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Imel, Vita, Detha, Vidya, Mbak Maya atas kebersamaannya selama ini.
12. Teman-teman kelas C angkatan 2005 dan FKK 2005 atas kebersamaan dan
kerjasama yang pernah dilalui.
13. Teman-teman KKN Pedukuhan Kintelan, Intan, Wuri, Titik, Pepi, Nori,
Adit dan Honji terimakasih atas segala pengertian dan kekompakan yang telah dilalui bersama.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung
dan tidak langsung telah membantu terselesaikannya skripsi ini.Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan didalam penulisan skripsi
ini, oleh karena itu penulis akan menampung setiap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.Penulis
INTISARI
Leukemia limfoblastik akut (LLA) dimanifestasikan oleh proliferasilimfoblas abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular
(diluar sumsum tulang, yaitu kelenjar limfe dan limpa). Penelitian ini dilakukan
untuk mengevaluasi drug related problem (DRP) peresepan pengobatan
kemoterapi pada pasien leukemia tipe LLA pada fase pengobatan induksi di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008.Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian evaluatif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam
medik pasien leukemia tipe LLA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008.Hasil dari penelitian ini menunjukkan karakteristik 22 pasien (37 kasus)
pasien LLA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008. Persentase distribusi
umur pada 22 pasien tersebut dibagi dalam 4 kelompok umur yaitu 0-2 tahun
sebanyak 4 pasien (18%), 3-5 tahun sebanyak 9 pasien (41%), 6-9 tahun sebanyak
4 pasien (18%) dan 10-12 tahun sebanyak 5 pasien (23%). Kasus LLA pada jenis
kelamin laki-laki lebih dominan yaitu sebanyak 18 pasien (82%) daripada
perempuan sebanyak 4 pasien (18%). Dari hasil analisis DRP terdapat 14 kasus
yang termasuk dalam DRP dan 23 kasus yang tidak termasuk dalam DRP. Kasus
DRP yang terjadi adalah memerlukan obat tambahan 10 kasus ( 27%) , tidak
memerlukan obat tambahan 1 kasus (2,7%), dosis kurang 1 kasus (2,7%), dan
dosis berlebih 1 kasus (2,7%).
Kata kunci : Leukemia limfoblastik akut, Drug Related Problem, induksi,
pengobatan kemoterapi
ABSTRACT
Acute Lymphoblastic Leukemia is a malignant disorder of lymphopoieticstem cells that originates in lymphoid precursors of marrow, thymus and lymph
nodes. This research is conducted to evaluate drug related problem prescription of
medication chemotherapy by acute lymphoblastic leukemia patient at induction
phase in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2008.This research is a non experimental research with retrospective evaluative
research design by using patient’s medical records at RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta 2008.The result of this research shows characteristic 22 patients (37 case) of
patient ALL at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2008. The percentage of age
groups on those 22 patient’s are divided into 4 groups there are age 0-2 years old
4 patients (18%), age 3-5 years old 9 patients ( 41% ), age 6-9 years old 4 patients
(18%) and age 10-12 years old 5 patients (23%). ALL cases are occur more on
men 18 patients (82%) than on women 4 patients (18%). From result analyze DRP
there are 14 case with is included in DRP and 23 case which do not included in
27%)
DRP. DRP cases which occur are need for additional drug therapy 10 case ( ,
unnecessary drug therapy 1 case (2,7%), dosage too low 1 case (2,7%), and
dosage too high 1 case (2,7%).
Keyword: Acute Lymphoblastic Leukemia, Drug Related Problem, induction,
medical chemotherapyDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................. vi
PRAKATA.............................................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................... xINTISARI ………………........................................................................ xi ABSTRACT …......................................................................................... xii
DAFTAR ISI …........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I PENGANTAR ..............................................................................1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1. Perumusan Masalah .........................................................................
3 2. Keaslian Penelitian .........................................................................
4 3. Manfaat Penelitian ...........................................................................
4 a. Manfaat Praktis ............................................................................
4
B. Tujuan Penelitian ................................................................................
5
1. Tujuan Umum .................................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .....................................................
6 A. Leukemia Limfoblastik Akut ........................................................
6 1. Definisi Leukemia Limfoblastik Akut ……….………...................
6 2. Epidemiologi Leukemia Limfoblastik Akut ....................................
7
3. Etiologi Leukemia Limfoblastik Akut .………................................ 8
4. Patofisiologi Leukemia Limfoblastik Akut …………………………
9
5. Gejala dan Tanda Leukemia Limfoblastik Akut ……………………
12
6. Diagnosis Leukemia Limfoblastik Akut ………………………
12 B. Kemoterapi …………................................................................. 15
C. Drug Related Problem (DRP) ............................................................. 24
D. Outcome ................................................................................................ 26
E. Keterangan Empiris ............................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................28 A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................................ 28 B. Definisi Operasional ........................................................................
28 C. Instrumen Penelitian ............................................................................... 30 D. Lokasi Penelitian ............................................................................
30 E. Jalannya Penelitian ............................................................................... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
34
1. Gambaran Berdasarkan Distribusi Umur Pasien …………………
34 2. Gambaran Berdasarkan Jenis Kelamin ..............................................
35 B. Pola Pengobatan Kemoterapi ……........................................................ 36 C. Analisis Drug Related Problems ........................................................
41 D. Outcome Pasien Leukemia Limfoblastik Akut .................................. 46
E. Rangkuman Pembahasan ...................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 50 LAMPIRAN ..........................................................................................54
DAFTAR TABEL Tabel I. Perbedaan Morfologis Sel Blast L1, L2 dan L3
Menurut Klasifikasi FAB …………………..........
14 Tabel II. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan leukemia ..........
17 Tabel III. Protokol pengobatan kemoterapi pasien LLA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta …………….........
20 Tabel IV. Distribusi Umur pada Pasien LLA di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008 .....................
34 Tabel V. Distribusi Jenis Kelamin pada Pasien LLA di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2008 ........................ 35 Tabel VI. Distribusi Lama Pengobatan Kemoterapi Yang Sedang Dijalani Dan Kombinasi Obat Kemoterapi Yang Digunakan ...... 37 Tabel VII. Distribusi Penggunaan Obat Kemoterapi Dengan Kejadian Efek Samping Yang Ditimbulkan ..........................................
38 Tabel VIII. Hasil Analisis DRP Pasien LLA Di Instalasi Rawat Inap RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 .......................
41 Tabel IX. Tidak Memerlukan Obat Tambahan Pada Pasien LLA Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 .....................
42 Tabel X. Memerlukan Obat Tambahan Pada Pasien LLA
Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 .................
43 Tabel IX. Dosis Kurang Pada Pasien LLA Di RSUP. Dr. Sardjito
Tabel X. Dosis Berlebih Pada Pasien LLA Di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 ..................................................
45
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. ProsesPembentukan Sel-sel Darah Normal Dalam
Sumsum Tulang ...........................................................
11 Gambar 2. Peta Arus Rejimen Pengobatan Khas Untuk LLA ................
17 Gambar 3. Tempat Aksi Obat-obat Kemoterapi .....................................
19 Gambar 4. Distribusi Umur Pada Kasus LLA Di Instalasi Rawat Inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 ...............
35 Gambar 5. Distribusi Jenis Kelamin pada Kasus LLA Anak
Di Instalasi Rawat Inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta
Tahun 2008 ……………………………………………36 Gambar 6. Distribusi Penggunaan Obat Kemoterapi Dengan Kejadian Efek Samping Yang Ditimbulkan .............................................
38 Gambar 7. Persentase Outcome Pasien LLA Di Instalasi Rawat Inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 ................... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pola Pengobatan dan Analisis SOAP Pasien LLA Di Instalasi Rawat Inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2008 .............................................
55 Lampiran 2. Surat Keterangan ………………………..
98 Lampiran 3. Biografi ……………………………................
99
BAB. I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Keganasan merupakan penyebab kedua tersering kematian pada masa
anak-anak setelah kecelakaan. Dengan 1200 kasus baru per tahun yang
terdiagnosis di Inggris, seorang anak memiliki kemungkinan 1 : 600 mengalami
keganasan sebelum mencapai masa dewasa. Keganasan tersering adalah leukemia,
limfoma dan tumor susunan saraf pusat (Meadow and Newell, 2002).Pada tahun 2005 diperkirakan ada 15.930 kasus leukemia akut,
diantaranya 11.960 kasus LMA (leukemia mieloblastik akut) dan 3.970 kasus
LLA (leukemia limfoblastik akut) di Amerika Serikat. Dilaporkan kurang dari 2%
dari total kasus kanker yang terjadi dan relative stabil selama dua dekade.
Diperkirakan 10.490 kematian per tahun menggambarkan 2% dari seluruh
kematian pada kasus kanker disebabkan oleh leukemia akut. Lebih dari 90% kasus
akut dan kronik leukemia terjadi pada anak-anak (Curtis, Charles, and William,
2005).Leukemia adalah suatu kondisi abnormal dengan etiologi yang belum
diketahui dan berakhir fatal dengan karakterisasi proliferasi leukosit yang tersebar
luas pada jaringan tubuh. Hal ini berhubungan dengan perubahan sirkulasi sel
darah putih (Wintrobe, 1949).LLA merupakan bentuk leukemia yang dominan pada anak kecil dan merupakan bentuk kanker yang paling umum pada anak-anak (Katzung, 2004).
Kemoterapi kanker dalam terapi mungkin menunjukkan pilihan yang
utama, terapi untuk meredakan gejala, adjuvant (terapi tambahan), atau
neoadjuvant (merupakan terapi kanker awal). Terapi menggunakan obat-obat
sitotoksik merupakan pilihan utama untuk penyembuhan pada few diseases,
termasuk leukemia, limfoma, choriocarcinomas dan kanker testis (Curtis, Charles,
and William, 2005).Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara infus, suntikan langsung (otot, bawah
kulit, rongga tubuh) dan diminum (tablet/kapsul). Kemoterapi dapat diberikan di
rumah sakit atau klinik. Kadang perlu menginap, tergantung jenis obat yang
digunakan. Jenis dan jangka waktu kemoterapi tergantung pada jenis kanker dan
obat yang digunakan (Noorwati, 2008).Anak-anak memiliki fungsi organ yang berbeda dengan orang dewasa
sehingga dalam proses pengobatan sangat kompleks dan membutuhkan perhatian
yang khusus. Disamping itu angka kejadian LLA pada anak yang hingga saat ini
terus meningkat dan pentingnya terapi dalam mengatasi LLA terutama pada
ketepatan pemilihan obat untuk anak dan beberapa alasan lainnya yang telah
disebutkan diatas maka peneliti memandang perlu dilakukan penelitian mengenai
evaluasi DRP (Drug Related Problem) peresepan pengobatan kemoterapi pada
pasien LLA pada fase pengobatan induksi.Terapi induksi berlangsung 4-6 minggu dengan dasar 3-4 obat yang
Kemungkinan hasil yang dapat dicapai remisi komplit, remisi parsial atau gagal.
Alasan dipilihnya fase induksi dalam penelitian ini dikarenakan fase induksi
merupakan fase yang paling awal dalam pengobatan LLA di mana pasien dalam
fase induksi belum pernah menjalani pengobatan kemoterapi sehingga diperlukan
kontrol dalam penggunaan obat agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan
maupun kegagalan dalam pengobatan.Penelitian ini memilih RSUP Dr. Sardjito sebagai tempat penelitian
dikarenakan RSUP Dr. Sardjito memiliki pelayanan spesialis kanker terpadu,
memiliki visi menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan,
dan penelitian di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 yang bertumpu pada
kemandirian. Misi dari RSUP Dr. Sardjito adalah menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan iptekdok kesehatan yang berwawasan global (Anonim,
2009a).1. Perumusan Masalah
a. Seperti apakah karakteristik pasien leukemia tipe LLA pada fase pengobatan
induksi ?b. Jenis obat kemoterapi apa saja yang digunakan dalam pengobatan kemoterapi
pada kasus LLA pada fase pengobatan induksi dan bagaimana distribusi penggunaan obat yang paling banyak terjadi pada pasien?
c. Apakah pengobatan kemoterapi kasus LLA pada fase pengobatan induksi
terjadi DRP yang terkait dengan obat lain (untuk mencegah efek samping kemoterapi, seperti anti-emetik, antibiotik, dsb) ?2. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, beberapa
penelitian yang sudah pernah dilakukan penelitian terkait penyakit leukemia
antara lain :
a) Evaluasi penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada pasien leukemia
tipe ALL di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2004 (Lestari, 2006).
b) Hubungan kejadian sepsis pada LLA anak fase induksi dengan status gizi
saat diagnosis di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta (Darmanto, 2003).
c) Analisis kesintasan dari faktor prognosis LLA pada anak di Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta (Sustiyanto, 1998).
Penelitian mengenai evaluasi DRP peresepan pengobatan kemoterapi pada
pasien LLA pada fase pengobatan induksi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun
2008, belum pernah dilakukan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu
dalam hal waktu penelitian, lokasi penelitian, topik penelitian dan kajian
penelitian .3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pengobatan kemoterapi pada pasien LLA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mendukung proses terapi oleh dokter maupun pelaksanaan praktek farmasi klinik pada
pengobatan kemoterapi kasus LLA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Mengetahui terjadinya DRP pada pengobatan kemoterapi pada pasien LLA pada fase pengobatan induksi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008.
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui karakteristik pasien leukemia tipe LLA pada fase pengobatan induksi.
b) Mengetahui jenis obat kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan kemoterapi pada kasus LLA pada fase pengobatan induksi dan distribusi penggunaan obat yang paling banyak digunakan pada pasien.
c) Mengetahui terjadinya DRP yang terkait dengan pemberian obat lain (untuk mencegah efek samping kemoterapi, seperti anti-emetik, antibiotik, dsb) pada pengobatan LLA pada fase induksi.
BAB. II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Leukemia Limfoblastik Akut
1. Definisi
Leukemia adalah penyakit berbahaya yang mempengaruhi pembentukan sel-
sel darah. Sel berbahaya ini kehilangan kemampuan untuk menjadi matang dan
berdiferensiasi. Sel ini membelah dengan tidak terkontrol dan menggantikan unsur
normal sumsum tulang (Tierney, Mc Phee and Papadakis, 2002).Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam.
Walaupun demikian, sel-sel ini berasal dari satu sel bakal (stem cell) yang
berdiferensiasi (mengalami pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat
berjalan. Gambaran penyakit berbagai gangguan sel darah putih bergantung pada
prekursor sel mana yang terlibat dan derajat diferensiasi sel (Sacher and Mc
Pherson, 2002).Leukemia limfoblastik akut adalah penyakit klonal yang berbahaya dari sel
prekursor limfopoetik dalam sumsum tulang. Leukemia limfoblastik akut
dimanifestasikan oleh proliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulang dan
tempat-tempat ekstramedular (diluar sumsum tulang, yaitu kelenjar limfe dan
limpa (Jandl, 1996).Menurut sejarah, terapi pada LLA dibagi dalam tiga fase yaitu remisi
induksi, konsolidasi dan maintenance therapy. Profilaksis CNS (central nervous
system ) merupakan komponen wajib dari beberapa regimen terapi LLA dan dalam
menyelesaikan terapi klinis dan hematologi. Terapi pada fase konsolidasi dimulai
sesudah CR (complete remission) tercapai dan terapi lanjutan untuk kemoterapi
intensif untuk mencoba mengatasi gejala klinis dari penyakit yang belum
diketahui. Terapi pada fase maintenance dilakukan pemberian long-term drug
untuk mendapatkan pembelahan sel yang lambat. Tujuan akhir dari terapi ini
adalah membunuh lebih lanjut sel leukemia yang tertingal dan memperpanjang
durasi remisi (Curtis, Charles, and William, 2005).2. Epidemiologi
Kejadian leukemia berbeda dari satu negara dengan negara lainnya, hal ini
berkaitan dengan cara diagnosis dan pelaporannya. Kejadian leukemia setiap
tahun sekitar 3,5 kasus dari 100.000 anak dibawah 15 tahun (Anonim, 2010 a).Di negara berkembang terdapat 83% anak menderita LLA dan 17% anak
menderita LMA dengan faktor resiko lebih tinggi pada anak kulit putih dibanding
anak kulit hitam. Di Asia kejadian leukemia pada anak lebih tinggi pada anak
kulit putih. Di Jepang mencapai 4/100.000 anak dan diperkirakan tiap tahun
terjadi 1000 kasus baru. Sedangkan di Jakarta pada tahun 1994 insidennya
mencapai 2,76/100.000 anak pada usia 1-4 tahun. Pada tahun 1996 didapatkan 5-6
pasien leukemia baru setiap bulan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Sedangkan
di RSU Dr. Sutomo pada tahun 2002 dijumpai 70 kasus leukemia baru. Rasio
pada anak laki-laki dibanding perempuan 1,15 untuk LLA dengan puncak
kejadian pada umur 2-5 tahun (Permono dkk, 2005).Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah terdapat sejumlah 58 pasien LLA
3. Etiologi Banyak kasus timbul dengan penyebab yang tidak jelas. Misalnya, radiasi
dan beberapa toksin (benzene) dapat menjadi penyebab leukemia. Disamping itu
sejumlah obat-obat kemoterapi seperti procarbazine, melphalan, etoposide dan
agen alkil lain dapat menyebabkan leukemia (Tierney, Mc Phee and Papadakis,
2002). Faktor lain yang berperan antara lain:
1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol,
arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri). a.Radiasi Sinar X dan sinar radioaktif lainnya dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya leukemia. Seseorang dengan umur yang sangat muda dan terpapar sinar radioaktif memiliki resiko yang lebih tinggi terpapar sinar radioaktif.b. Bahan Kimia Dua jenis dari bahan kimia yang diduga kuat dapat menyebabkan leukemia adalah benzene dan derivat petroleum, dan agen pengalkil. Benzene diketahui pada beberapa tahun menyebabkan insiden leukemia yang tinggi dan anemia aplastik pada beberapa orang di Itali dan Turki (Hoffbrand and Lewis, 1989). c.Virus Penelitian mengenai virus leukemia pada manusia dewasa ini leukemia pada binatang dan berkembang pada spesies primata. Ini menimbulkan pemikiran bahwa manusia dapat juga terinfeksi dari virus binatang tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan. Walaupun feline leukaemia virus (FeLV) diketahui dapat berkembang dalam kultur sel manusia (Ludlam, 1990).
2. Faktor endogen seperti ras.
3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang
dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).Faktor predisposisi:
1. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen (T cell leukimia-lymphoma virus/HTLV).
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon,
dan agen anti neoplastik.4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol.
5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur.
6. Kelainan kromosom (Vitha, 2009).
4. Patofisiologi Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu
sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang
dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan
sel darah normal (Vitha, 2009).Leukemia dikelompokkan menjadi leukemia limfoblastik akut, leukemia
limfoblastik kronik, leukemia mielogenik akut dan leukemia mielogenik kronik.
Leukemia limfoblastik akut (LLA) termasuk 80% dari leukemia akut pada masa
kanak-kanak. Insiden puncak antara umur 3-7 tahun. Hal ini juga dapat dilihat
pada orang dewasa, kira-kira menyebabkan 20% orang dewasa menderita
leukemia akut (Tierney, Mc Phee and Papadakis, 2002).Penyakit sel darah putih dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah
penyakit tersebut bersifat klonal dan non klonal. Gangguan klonal berasal dari
satu sel prekursor dengan semua sel yang terkena (progeni) memperlihatkan
gambaran turunan dari sel prekursor. Penyakit yang tergolong dalam kategori ini
adalah gangguan mieloproliferatif akut dan kronis, gangguan limfoproliferatif
akut dan kronis dan mielodisplasia (Sacher and Mc Pherson, 2002).Proses pembentukan sel-sel darah normal dalam sumsum tulang dijelaskan oleh gambar 1 dibawah ini :
Gambar 1. Proses pembentukan sel-sel darah normal dalam sumsum tulang
(Mehta and Hoffbrand, 2006).
Leukemia limfoblastik akut adalah produksi tanpa hambatan dari limfosit
yang belum matang sehingga produksi dari sel-sel lain menjadi terdesak. Maka
terjadi kekurangan sel darah merah, jenis sel darah putih lainnya dan trombosit.
Efeknya yaitu kurang darah (anemia), infeksi karena hilangnya kekebalan
dikarenakan berkurangnya sel darah putih yang normal dan perdarahan karena
limfosit yang belum matang begitu berlebihan sehingga didalam darah tumpah
ruah dan tertimbun dimana-mana termasuk dalam jaringan limfe. Keadaan ini
menyebabkan kelenjar limfe dapat diraba, limpa bertambah besar berlipat ganda
daripada semestinya dan sering juga ada pembesaran hati (Mc Clatchey, 1994).5. Gejala dan tanda Gejala LLA dimulai secara mendadak. Lesu dan demam merupakan gejala
umum. Gejala lain biasanya ada kaitannya dengan anemia, kecenderungan untuk
perdarahan atau infeksi. Hal ini disebabkan oleh produksi eritrosit yang menurun,
trombosit berkurang dan penekanan granulosit sedemikian rupa sehingga tidak
mampu melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah leukosit tidak bisa
3
diramalkan. Sekitar 25% penderita mempunyai jumlah leukosit diatas 5000/mm ,
3
yang lain 25% hitung leukositnya rendah (<5000/mm ) dan 15% menunjukkan
3
hitung leukosit normal (5000-10000/mm ) tetapi sel-sel tersebut jelas abnormal.
Pada separuh dari jumlah penderita leukemia akut dijumpai peningkatan kadar
asam urat dan serum. Setelah pengobatan biasanya kadar asam urat meningkat
sekali. Kadar LDH sering meningkat dengan predominasi isoenzim 2,3 dan 4
(Widmann and Frances, 1995).6. Diagnosis Gejala klinis dan pemeriksaan darah lengkap dapat dipakai untuk
menegakkan diagnosis leukemia. Namun untuk memastikannya harus dilakukan
pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dan dilengkapi dengan pemeriksaan
radiografi dada, cairan serebrospinal dan beberapa pemeriksaan penunjang lain.
Di negara berkembang diagnosis harus dipastikan dengan aspirasi sumsum tulang
secara morfologis, imunofenotip dan karakter genetik (Permono dkk, 2005).Diagnosis leukemia akut ditegakkan berdasarkan hal-hal berikut :
a. Pembuktian adanya sel-sel imatur didarah perifer serta konfirmasi sel imatur
di sumsum tulang. Sumsum tulang biasanya mengandung lebih dari 20% morfologi blastik.
b. Mengategorisasi sel-sel leukemik sebagai leukemia nonlimfositik akut atau
leukemia limfoblastik akut.
c. Mengategorisasi tipe sel didalam klasifikasi FAB (Sacher and Mc Pherson,
2002).Imunofenotip saat ini memiliki peranan yang penting dalam penegakan
diagnosis leukemia akut. Digunakan antibodi monoklonal spesifik untuk
menunjukkan sel B, sel T dan myeloid yang berbeda dalam identifikasi leukemia
limfosit atau kasus yang lain. Bermacam-macam klasifikasi dikembangkan untuk
mengidentifikasi kedua prekursor LLA sel B dan LLA sel T menurut tingkat
perbedaannya atau maturasinya (Hoffman et. all, 1991).Klasifikasi leukemia limfoblastik akut menurut FAB adalah :
1. L1 : 80% dari LLA, morfologi sel homogen, ukuran sel kecil; inti bulat,
kadang-kadang berlekuk/bercelah, nukleofil tidak ada atau tidak jelas (satu atau lebih); plasma sempit basofil, vakuol jarang; mempunyai respon yang baik terhadap terapi.2. L2 : 20% dari LLA, morfologi sel heterogen, ukuran sel besar, inti bentuk tak
plasma bervariasi, sering agak banyak, basofil sedang sampai tua, vakuol tak tentu; prognosis kurang baik dibanding L1.
3. L3 : 3% dari LLA, morfologi sel homogen, bentuk sel mirip sel Burkitt,
ukurannya besar; inti berbintik halus, bentuk bulat atau lonjong, nukleoli nyata; plasma agak lebar, basofil nyata sering ada vakuolisasi; prognosis paling jelek diantara ketiga klas diatas (Anonim, 2005).Klasifikasi morfologi sel blast L1, L2, dan L3 menurut FAB diperlihatkan dibawah ini :
Tabel I. Perbedaan morfologis sel blast L1, L2 dan L3 menurut klasifikasi
FAB (Bain, 1990)Berdasarkan fakotr-faktor prognostik, LLA dibagi menjadi kelompok high risk dan standard risk. Klasifikasi pasien high risk apabila terdapat :
3
a. Pada saat terdiagnosis angka leukosit 50.000/mm atau lebih, pada foto
rontgen dada tampak masa mediastinal dan ada meningeal leukemia.3
b. Setelah satu minggu pemberian Dexamethason, jumlah blast >1000/mm
didarah tepi.Klasifikasi standard risk apabila tidak didapatkan tanda-tanda pada kelompok high risk (Anonim, 2005).
B. Kemoterapi
Secara umum pengobatan kanker terdiri dari pengobatan bedah,
radioterapi dan kemoterapi. Karena prevalensi leukemia dan limfoma pada anak
cukup tinggi, maka kemoterapi menjadi pilihan utama. Obat anti kanker yang
sekarang ini digunakan secara klinis mempunyai efek sitostatik dengan cara
mempengaruhi sintesis atau fungsi DNA. Pada masa awal pengobatan kanker,
kemoterapi yang digunakan adalah kemoterapi tunggal. Setahap demi setahap
dosis kemoterapi tunggal diubah menjadi kemoterapi kombinasi. Kemudian
dibuktikan bahwa kemoterapi kombinasi mempunyai keberhasilan yang lebih
tinggi. Meskipun keberhasilan kemoterapi lebih baik, tetapi harus dipikirkan
tentang efek samping yang lebih berat daripada kemoterapi tunggal (Permono
dkk, 2005).Kemoterapi pada kanker memiliki tujuan untuk menimbulkan dan memelihara respon menurut prinsip umum :
1. Obat kemoterapi kombinasi untuk meningkatkan efikasi, mencegah resistansi
dan meminimalkan overlapping toxicities (toksisitas yang tumpang tindih).
2. Obat yang diproduksi dengan tujuan kemampuan membunuh fraksi sel tinggi
menjadi pilihan utama.
3. Obat biasanya diberikan secara berkala, namun dalam dosis besar. Tak
sebanyak immunosupresan dan umumnya lebih efektif dibanding regimen dosis kecil yang diberikan secara terus-menerus.
4. Sangat toksik, oleh karena itu sering lakukan blood counts (pemeriksaan
darah) dan dukungan klinik secara intensif sangat dibutuhkan.
5. Perawatan biasanya membutuhkan waktu yang lama (6 bulan atau lebih
lama).
6. Perawatan yang lebih cepat dapat dimulai apabila prognosis lebih baik
(Ritter, Lewis and Mant, 1999).Seperti diketahui bahwa tujuan terapi sitotoksik adalah mula-mula
menginduksi remisi (tidak adanya bukti klinis atau laboratorium penyakit
tersebut) dan selanjutnya secara berkesinambungan akan mengurangi populasi sel
leukemik yang tersembunyi dengan pemberian terapi berulang-ulang. Kombinasi
dua siklik, tiga atau empat obat diberikan dengan interval bebas-pengobatan untuk
memungkinkan sumsum tulang pulih. Pemulihan ini tergantung pada pola
pertumbuhan kembali (differential regrowth pattern) sel hemapoetik normal dan
sel leukemi (Hoffbrand and Pettit, 1996).Konsolidasi lebih lanjut yang mungkin Penyinaran
Induksi Pemeliharaan Konsolidasi kranium Remisi
Profilaksis SSP Gambar 2. Peta arus (flow chart) rejimen pengobatan khas untuk leukemia limfoblastik akut (Hoffbrand and Pettit, 1996).
Obat-obat yang digunakan pada fase induksi antara lain vinkristin,
prednisolon, asparaginase, dan daunorubicin. Obat yang digunakan pada fase
konsolidasi hampir sama dengan fase induksi namun ditambah dengan obat
citosin arabinosida 6-tioguanin, metotreksat atau citosin arabinosida intratekal.
Pada fase pemeliharaan disebut juga kemoterapi lebih lanjut yang mencakup
metotreksat dan 6-merkaptopurin (Hoffbrand and Pettit, 1996).Tabel II. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan leukemia (Hoffbrand and Pettit, 1996)
Mekanisme kerja Efek samping khusus Anti metabolit Methotrexate Menghambat sintesis Ulkus mulut, toksisitas usus pirimidin atau purin atau inkorporasi ke dalam DNA 6-merkaptopurin
Ikterus 6-tioguanin Citosin arabinosida Anemia hemolitik
Zat pengalkilasi
Siklofosfamid Mengikat silang DNA, Sistitis haemoragik,
merintangi pembentukan kardiomiopati, rambut rontokRNA Khlorambusil Aplasia sumsum, fibrosis
Busulfan (Myleran) paru, hiperpigmentasi