PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH (Study Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2002)

  Perpustakaan STAIN Salatiga

  PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH (Study Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2002) S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  NIM. 111 02 041

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2007

  Drs. H.M. Zulfa Makhasin, M.Ag Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Salatiga, Januari 2007

  Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Sdr. Roihan Zainul Musthofa Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama : ROIHAN ZAINUL MUSTHOFA NIM. : 111 02 041 Jurusan : Tarbiyah Progdi

  : PAI Judul

  : PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH (Study Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2002) Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing Drs. H.M. Zulfa Machasin, M.Ag

  NIP. 150 177 821

  iii

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Tclp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 507,21 W ebsite : w w w . s l a i n sa 1 a 1 i n a . a e . i J E-mail : D E K L A R A S I

  B i' millah irrah man irrah im

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupvn pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Januari 2007

  • n

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : ROIHAN ZAINUL IMUSTHOFA dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 041 yang berjudul PERSEPSI MAHASISWA TENTANG

  

ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN

BERIBADAH MAHDHOH (Study Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga

Angkatan 2002) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu,

  10 Februari 2007 yang bertepatan dengan tanggal 22 Muharram 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu l arbiyah.

  „ . .

  10 Februari 2007 M Salatiga,-------------------------

  22 Muharram 1428 H Panitia Ujian

  Pembimbing

  

Drs. H.M. Zulfa Machasin, M.Ag

NIP. 150 177 821

  IV

  

MOTTO

Mutiara Penyejuk Jiwa

Sadarkah kita terhadap sebuah bahaya...

  Keranda mayat yang selalu menanti setiap anak Adam walau selamat sepanjang hidupnya. Suatu hari dia pasti akan terbaring tak berdaya di dalam keranda mayat yang mengusungnya Saudaraku ...

  Ingatlah kita wasiat Rasul Tidak akan beranjak kaki seorang hamba dari hadapan Allah di hari kiamat, hingga dia ditanya tentang lima perkara Tentang umurnya kemana dihabiskan Tentang masa mudanya dimana dia hamburkan Tentang hartanya darimana dia dapatkan Tentang hartanya kemana ia belanjakan Tentang ilmu yang dimilikinya apakah ia amalkan Saudaraku ....

  Siapkah kita menjawab pertanyaan ? Siapakah kita menghadap sang Maha Penimpa musibah ? Cukuplah bekal yang kita siapkan ? Akankah kesempatan sekarang kita sia-siakan ? Saudaraku .... Tidak ingatkah engkau dia memanggil ? Setiap jiwa yang ingin berhasil Mengharap kasih dari Sang Maha Adil, demi kebahagiaan di hari akhir.

  Saudaraku.... Kini 1 Muharram telah di depan mata Persiapkan diri kita untuk menyambutnya... Sadarkah kita terhadap kesempatan... Belum tentu di tahun depan dia akan datang kembali

  

v

  Saudaraku ....

  1 Muharram telah datang menjemput kita. Jangan kita jadikan bulan bergelimang dosa. Bacalah Al Qur'an dan bertasbih kepadaNya dengan segala ketulusan, Inilah bulan tastik dan bacaan Al Qur'an, menggema dan meresap di dalam qolbu.

  Saudaraku ... Keluarga, tetangga, hingga saudara seiman. Maut telah menjemput mereka, meninggalkanmu sebatang kara. Sungguh alangkah dekatnya kematian itu.

  Daripada mereka yang berada di samping kita Saudaraku ...

  Berbekallah dengan ketaqwaan. Karena engkau tidak mengerti, jika jelang malam mencekam, akankah engkau hidup hingga esok hari. Berapa banyak pengantin demi pasangannya. Diapun dihiasi dengan mahligai permadani dan elok, akan tetapi ruhnya telah melayang di malam hari. Berapa banyak anak-anak kecil, mereka harapan di kemudian hari, akan tetapi di dalam kubur kini mereka terselimuti. Berapa banyak mereka yang sehat lalu mati tanpa penyakit, padahal yang sakit masih bernyawa hingga hari ini. Berapa banyak para pemuda, mereka lalai dari sore hingga pagi hari. Padahal kafannya telah menanti sedang ia sendiri sedang tidak menyadari Saudaraku ....

  Mulai sekarang ikhlaskanlah niat dalam segala amal kebajikan, bertaqorub pada Ilahi Robbi selami syariat dan raih hakikat nisayca pahala akan selalu kita raih Kepada Allah SWT bertaqwalah selalu. Itulah keselamatan dari petaka sesudah mati. Bertaqwalah engkau selalu pada Allah. Karena itu yang akan mendatangkan ketakutan di hari ini, lusa dan yang akan datang hingga hari kiamat nanti Saudaraku ...

  Setiap orang ingin bahagia, setiap orang ingin hidup selamat sentosa. Berapa banyak mereka yang salah melangkah, ujungnya hanyalah penyesalan belaka. Engkau mendambakan keselamatan, tapi jalannya tidak engkau lalui. Sungguh kapal tidak akan berlayar, di atas daratan ini.

  

vi

  Saudaraku ... Waktu terkadang terlalu lambat, bagi mereka yang menunggu kebahagiaan. Terlalu cepat bagi mereka yang takut api neraka, terlalu panjang bagi yang gundah dalam lumuran dosa dan jurang kenistaan. Dan terlalu pendek bagi yang sedang merasakan nikmatnya dalam latuan dzikir. Akan tetapi bagi yang selalu mengasihi waktu adalah keabadian.

  Semoga Allah melimpahkan taufiqnya pada kita semua... Amin.

  Penyusun Roihan Zaenul Musthofa

  

Vll Skripsi ini enyong persembahkan kepada

  

V lll

  

PERSEMBAHAN

  • Abi dan Umi Roihan tercinta yang telah membesarkan dalam lautan kasih sayang, membimbing dan mendidik enyong dari kecil.
  • Abu Aska Abdillah sekeluarga yang memberi pengarahan dan dukungan moral.
  • Temen-temen mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2002 sebagai generasi penerus peijuanigan Islam.
  • Tiem Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) STAIN Salatiga di SMU 3 Salatiga.
  • Tiem Kuliah Kerja Nyata (KKN) STAIN Salatiga di kampung Perengan Kaponan Pakis Magelang.
  • Segenap santri di Padepokan Nurul Asna Pulutan Salatiga • Spesial untuk Dek Himatul Aliyah sang Matahariku, sinar di tengah kegundahan hati, pengobar semangat di kala kemalasan menghampiri. Thank for all.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrohmanirrohim Segala puji sesungguhnya hanya untuk Allah kita memuji, meminta pertolongan, memiilta ampunan, dan berlindung kepadaNya dari kejahatan jiwa dan keburukan amal kita, barang siapa diberi petunjuk oleh Alah, maka tidak seorangpun yang bisa menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yallg bisa menunjukinya.

  Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya skripsi sederhana yang berjudul “Persepsi Mahasiswa tentang Islam Fundamental Penaruhnya terhadap Ketekunan Beribadah Mahdhoh (Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2002)” ini dapat terselesaikan.

  Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. H.M. Zulfa Makhasin, M.Ag selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan perhatiannya kepada penulis.

  3. Segenap dosen dan staf karyawan STAIN Salatiga yang memberikan pelayanan akademik maupun non akademik pada penulis.

  4. Bapak Drs. KH. Nasafi selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna di Pulutan Sidorejo Salatiga tempat dimana penulis tinggal selama menyelesaikan studinya.

  

IX

  5. Kanjeng Syeih Syirullah pengasuh Pondok Pesantren Suryo Buana di Balak Losari Pakis Magelang tempat dimana penulis menemukan kembali sebuah spirit spiritualitas sebuah rangkaian syariat.

  6. Abah Moh. Samsyul Bahri, S.Pd.I (the best wisudawan PBA) yang selalu memberi semangat spiritualitas, temen diskusi dalam segala hal di masa akhir penyelesaian study.

  7. Abah dan umiku tercinta yang telah memberikanku dalam lautan kasih sayang, membimbing dan mendidik dari kecil.

  8. Abu Aska Abdillah sekeluarga yang memberikan pengarahan dan dukungan moHl dalam penulisan skripsi ini.

  9. Teman-teman mahasiswa STAIN Salatiga angkatan 2002, thank for all.

  10. Keluarga besar santri di Pondok Nurul Asna Pulutan Sidorejo Salatiga.

  11. Tiem PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) STAIN Salatiga di SMU 3 kota Salatiga.

  12. Tiem KKN (Kuliah Keija Nyata) STAIN Salatiga di kampung Pakis Magelang.

  13. M. Syamsuri (pakar multi media) yang telah menuntun penulis dalam mengakses internet.

  14. Mr. Yuli (Sahabat Comp) yang telah membantu penulis dalam hal teknis penulisan skripsi.

  15. Diajeng Umi Khariroh, S.Pd.I yang telah membantu mencarikan referensi dalam pembuatan skripsi.

  

x

  16. Dan masih banyak pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

  Semoga jasa baik mereka diterima Allah SWT, dan dicatat sebagai amal sholih, Amin.

  Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membdngun dari semua pihak demi keserrtpUmdan skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca yang budiman pada umumnya.

  Alhamdulillah

  Salatiga, 25 Januari 2006 Penulis Roihdn Zainul Musthoia NIM. 111 02 041

  

XI

  

DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

xii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Jawaban Angket Persepsi mahasiswa tentang Islam

  

  

  

  

  

  

  

xiii

  BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

XIV

  

DAFTAR TABEL

  TABEL I KEADAAN MAHASISWA STAIN SALATIGA

  

  

   TABEL IV DATA TENTANG PERSEPSI MAHASISWA TENTANG

  ISLAM FUNDAMENTAL MAHASISWA STAIN

  

  

  

  

  

  

  

xv

  TABEL XIII PERSEPSI MAHASISWA TENTANG

  ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH.......................... 100 TABEL XIV TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH.......................... 102

  

XVI

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Istilah fundamentalisme pertama kalinya digunakan oleh kelompok- kelompok penganut agama Kristen di Amerika Serikat untuk memahami aliran pemikiran keagamaan yang cenderung menafsirkan teks-teks keagamaan secara rigid (kaku) dan literalis (harfiah). Dalam konteks ini fundamentalisme pada umumnya dianggap sebagai reaksi terhadap modernisme. Reaksi ini bermula dari anggapan bahwa modernisme yang cenderung menafsirkan teks- teks keagamaan secara elastis dan fleksibel untuk menyesuaikan dengan berbagai kemajuan di zaman modem, akhirnya justru membawa agama ke posisi yang semakin terdesak ke pinggiran.1 Karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim maka dapat dimengerti bahwa perhatian dan minat terhadap Islam yang lebih dari biasanya seperti ditunjukkan oleh kelompok- kelompok yang penting dan strategis seperti mahasiswa, kaum cendekiawan atau kelas pekerja perkotaan, menjadi pusat pembahasan baik nasional maupun internasional/

  Jika kita hubungan dengan fakta sejarah memang dapat dijumpai adanya kelompok-kelompok dalam Islam yang berpandangan demikian, 1

  2

  1 Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam Indonesia, PT. Raja Grafindo ^ersada, Jakarta, 2001, him. 18

  2 Riaz Hassan, Islam dari Konservatisme sampai Fundamentalisme, CV. Rajawali, Jakarta, 1985, him. 156

  

1

  2

  walaupun tidak sepenuhnya muncul sebagai reaksi terhadap modernisme, melainkan juga karena latar belakang politik, teologi dan lain sebagainya.3 Kerinduan terhadap masa-masa keemasan pada zaman nabi dan kekhalifahan yang diperhadapkan pada efek tragedi kolonisasi yang dialami oleh umat Islam melatar belakangi tumbuhnya gerakan fundamentalis militan Islam yang mengangkat tema-tema seperti pan Islamisme, Daulah Islamiyah, syariat Islam, anti Barat, anti Zionis, dan anti Demokrasi, tema-tema tersebut dipersepsikan sebagai indikator kekafahan dan kejayaan Islam (The Glory of Islam).4 Maka dalam konteks ini, kelompok Islam radikal selalu menyerukan pemberlakuan syariat Islam secara kaffah oleh negara. Hal ini dapat dipahami karena doktrin relasi agama dan negaranya yang begitu integralistik; kesatuan antara agama dan negara (al din wa al siyasah)5 yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Bagi mereka syariat Islam harus diberlakukan oleh negara dengan alasan sebagai berikut:

  1. Melaksanakan syariat Islam secara utuh dan menyeluruh (kaffah) merupakan kewajiban dan tanggung jawab kolektif dari setiap orang beriman (Al Baqarah : 208)

  2. Kesengajaan melaksanakan sebagian syari’at Islam dan menolak sebagian yang iain akan mengakibatkan kesempitan hidup di dunia dan siksa Allah di akhirat (Al Baqarah : 85)

  3 Abuddin Nata, op. c it, him. 19

  4 S. Yunanto, et. al., Gerakan Militan Islam di Indonesia dan di Asia Tenggara, Friedrich-Ebert-Stiftung (FES), Jakarta, 2003. him.

  5 Khamami Zada, Islam Radikal, Penerbit Taraju, Jakarta, 2002, him. 121

  3

  3. Penegakan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) adalah puncak peijuangan umat Islam sebagaimana dikehendaki Allah yang akan menghantarkan pada kemuliaan hidup.

  4. Penegakan syariat Islam secara kaffah adalah bentuk konkret dari ketaqwaan Allah SWT dan menjadi solusi dari semua krisis dan persoalan hidup manusia.6

  Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan objektif dengan memakai pendekatan ilmiah. Maka mendorong penulis mengkaji persoalan di atas secara kritis dan analitis, dengan membuat skripsi yang berjudul

  “PERSEPSI MAHASISWA TENTANG

  ISLAM FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP KETEKUNAN BERIBADAH MAHDHOH (Study Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Angkatan 2002)”.

B. Penegasan Istilah

  Agar terhindar dari salah tafsir, maka penulis akan memberikan penjelasan dan pembatasan dari judul di atas sebagai berikut:

  1. Persepsi mahasiswa tentang Islam fundamental Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra.7 Fundamental berarti dasar, alas pondamen atau sesuatu yang

6 Ibid., him. 122

  7 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 584

  z ?

  4

  menjadi pokok dasar tumpuan berpikir (berpendapat) dan sebagainya serta cita-cita yang menjadi dasar.

  Jadi yang dimaksud persepsi mahasiswa tentang Islam Fundamental di dalam skripsi ini adalah pandangan mahasiswa tentang

  Islam yang dalam pemahaman dan praktiknya bertumpu kepada hal-hal yang azasi yakni landasan pokok Al Qur'an dan As Sunnah.Adapun indikator dari variabel Islam Fundamental adalah sebagai berikut:

  a. Dalam menyikapi teks-teks suci menggunakan penafsiran Harfiyah Tekstual,serta menolak segala metafor dan takwil atas sesuatu nash (teks)8 9

  b. Keiginan untuk kembali keajaran kitab suci dan mencontoh para pembawa risalah agama.10 * c. Sikap dan pandangan yang radikal,militan,berfikir sempit (narrow­

  minded)

  bersemangat secara berlebihan (ultra zealous) atau ingin mencapai tujuan dengan memakai cara-cara kekerasan.11 d. Kaum Fundamentalis Islam ingin memperjuangkan isu-isu syariat

  Islam dan adanya keinginan yang kuat untuk menegakkan khilafah.12

  e. Fanatisme terhadap satu pendapat tanpa mengakui adanya pendapat lain dan tanpa memberikan tempat bagi pendapat lain yang jelas memberikan kemaslahatan kepada manusia sesuai dengan tujuan

  8 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pusataka, Jakarta, 1991, cet. XII, him. 61 9

17 Abuddin nata, op. c it,b \m .\l 12 http://www. Sinar harapan.co.id.

  5

  syari’at, situasi zaman serta tidak membuka pintu dialoq untuk orang lain.13 f. Sikap kasar dalam bergaul, keras dalam metode dakwah, pedas dalam berdakwah, padahal Allah dan Rosululloh memerintahkan untuk berdakwah dengan hikmah dan pengajaran yang baik bukan dengan kekerasan serta untuk berdialoq dengan cara-cara yang baik.14 g. Kaum Fundamantalisme beranggapan bahwa selalu ada hal penting yang harus diambil dari agama pada masa lalu untuk dibawa kemasa sekarang.15 h Silai dan gerakan keagamaannya mengajak ke islam yang murni sebagai sebuah agama taukhid (mengesakan Allah) kepercayaan ini membawa kepada gerakan pemurnian islam dari kebiasaan-kebiasaan tradisi dan bid’ah -bid'ah asing.16 i. Rerprasangka buruk kepada orang lain serta memandangnya dengan kacamata hitam.sehingga tertutublah segala kebaikan dan yang terlihat hanyalah keburukan.17 j. Kaum fundamentalisme cenderung memaksakan kehendak dengan menggunakan berbagai cara-cara kekerasan seperti propaganda, hasutan, terorisme bahkan pembunuhan dan sebagainya.18

  Yusuf Qardhowi, Islam Radikal (Analisis terhadap Radikalisme dalam berislam dan Upaya Pemecahannya , Intermedia, Solo, 2004, hlm.4G

  14 /A/</..hlni.47 ' hiip://w\vw. Rahima or.id.

  

16 Yousscf M Choveiri, Islam Claris Keras, PT. Qorun,Yogyakarta, 2003, him.20

  11 Yusuf Qardhowi, op. cit., him.5 1

  11 Abuddin Nata, op. cit., hlm.26

  6

  2. Ketekunan Beribadah Mahdhoh Ketekunan mengandung arti kekerasan, tekat dan kesungguhan hati.19 Beribadah mahdhoh diartikan sebagai bakti manusia kepada Allah karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid.20 2 Sedangkan

  1 mahdhoh sendiri diartikan adalah ibadah yang sudah ditentukan dalam hubungan antara manusia dengan Allah yang tidak melibatkan kepentingan orang lain. Berdasarkan informasi di atas, maka yang kami maksud ketekunan beribadah mahdhoh pada mahasiswa adalah keadaan mahasiswa dengan rutinitas kesehariannya yang berhubungan dengan ibadah yang tidak melibatkan orang lain seperti shalat, puasa, zikir, dan lain-lain.

  Adapun variabel tentang ketekunan beribadah mahdhoh mempunyai indikator sebagai berikut: a. Kesadaran untuk mengerjakan shalat wajib dengan berjama’ah, karena mengetahui hakikat dan keagungannya.22 b. Melaksanakan shalat tepat pada waktunya bahkan menunggu shalat shalat jama’ah lebih afdhol dari pada shalat sendirian diawal waktu.23 c. Senantiasa meninggalkan semua pekerjaan ketika mendengarkan panggilan adzan untuk segera melaksanakan shalat jama’ah.24

  '9 /6*&,hlm.l035 zu Nasruddin Rozak, Dilema Islam,PT.Al-Ma’arif,Bandung. 1993,hlm.44

  

21 Wawancara dengan Bp Zulfa (Guru besar STAIN Salatiga) tanggal 10 Mei 2006

" Sholih bin Ghonim bin Abdulloh ass-Sadhani, Shalat Jam a’ah, terj. M Nur Abrari, Pustaka Arofah, Solo, 2002, hlm.34

  23 Ibid., him. 105

  24 Ibid.,him. 38

  7

  d. Merasa kepuasan tersendiri ketika shalat beijama’ah maupun sesudah shalat j ama’ah e. Merasa harus untuk selalu melaksanakan shalat wajib dengan berjama’ah.

  f. Kesadaran untuk mengerjakan shalat sunnah qobliyah maupun

  j e ba’diyah / sebelum maupun sesudah shalat fardhu.

  g. Kesadaran berdo’a atau berdzikir setelah melaksanakan shalat dan biasanya dilakukan dengan sendiri-sendiri tanpa dipimpin oleh imam shalat.2

  5

  26

  h. Melaksanakan puasa wajib dibulan ramadhan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan karena keutamaan dan manfaatnya yang besar.27 i. Kesadaran untuk melaksanakan puasa yang disunnahkan. Seperti:

  Puasa hari arofah bagi selain yang berhaji yakni pada tanggal 9 dzulhijjah, puasa 6 hari dibulan syawal,puasa sepuluh pertama dibulan dzulhijjah, puasa dihari senin dan kamis, dan sebagainya.28 j. Kesadaran mengeluarkan zakat fitrah diakhir bulan ramadhan sebelum terbit fajar shalat idhul fitri maupun zakat harta benda ketika sudah mencapai nisobnya.29

  25 Abdulloh bin Sulaiman Al-marzuq, Shalat Sunnah yang Dianjukan Rosululloh, terj.Hidayat.JS, Puataka Barokah, Solo, him. 28

  26 Abdulloh bin Sholih Al-FauzanjSyarah Tiga Landasan Utama, terj. Abu ihsan Al- Atsary, Pustaka At-tibtyan, Solo, 2002, hlm.l 15

  27 Abdulloh bin Jarulloh bin Ibrahim bin Jarulloh, Risalah Ramadhan, teij.M Yusuf Harun, Yayasan Assofa, Jakarta, Darul Fatah,Jakarta,2003,hlm.415-416

  28 Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, Darul Fatah, Jakarta, 2003, him. 41 5-416

29 Imam Ghozali, Ringkasan ihya' ulumuddin, Pustaka Amani, Jakarta, hlm.53

  8 C. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan judul di atas, penulis merumuskan beberapa masalah pokok sebagai berikut:

  1. Bagaimana persepsi mahasiswa STAIN Salatiga tentang Islam Fundamental ?

  2. Bagaimana tingkat ketekunan beribadah mahdhoh mahasiswa STAIN Salatiga ?

  3. Adakah pengaruh persepsi tentang Islam Fundamental dengan ketekunan beribadah mahdhoh mahasiswa STAIN Salatiga ?

D. Tujuan Penelitian

  Agar dalam penulisan ini lebih terarah dan mengena, penulis merumuskan tujuan yang ingin dicapai yakni:

  1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa STAIN Salatiga tentang Islam Fundamental

  2. Untuk mengetahui ketekunan beribadah mahdhoh mahasiswa STAIN Salatiga.

  3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang Islam Fundamental terhadap ketekunan beribadah mahdhoh mahasiswa STAIN Salatiga.

  C. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.30 *

  30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, Edisi Revisi V, 2002, him. 64

  9 Berdasarkan penelitian tersebut di atas maka peneliti mengajukan judul

  hypotesis yakni bahwa ada pengaruh positif pemahaman tentang Islam Fundamental terhadap ketekunan beribadah mahdhoh artinya semakin baik pemahaman mahasiswa tentang Islam Fundamental maka akan semakin baik pula ketekunan beribadah mahdhohnya, dan begitu pula sebaliknya.

F. Metode Penelitian

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.31 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Salatiga.

  2. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.32 Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik porposive sample yakni sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil sempel bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan pada tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.33

  Dengan demikian yang diambil sampel adalah 60 mahasiswa dengan klasifikasi sebagai berikut : 25 mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, 15 mahasiswa jurusan Tadris Bahasa Inggris, 10 mahasiswa

  3' Ibid., him. 108 _ Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Yogyakarta, 2000, him. 83

33 Suharsimi Arikunto, op. c it, him. 117

  10

  jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 10 mahasiswa jurusan Al Ahwal Al Syakhsyiyah.

  3. Metode Pengumpulan data

  a. Metode angket Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.34 Metode angket digunakan penulis untuk memperoleh data tentang persepsi mahasiswa tentang Islam fundamental dan untuk memperoleh data tentang perilaku beribaah mahdhoh mahasiswa STAIN Salatiga.

  b. Metode Interview Metode interview juga disebut dengan wawancara atau quesioner lisan adalah sejumlah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).35 Metode ini digunakan sebagai metode kroscek (metode bantu) terhadap jawaban yang telah diberikan.

  c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis, di dalam melaksanakan metode dokumentasi.

  Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

  34 Ibid., him. 128

  35 Ib id , him. 132

  11

  sebagainya.36 Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum STAIN Salatiga, d. Metode observasi.

  Metode observasi adalah menatap kejadian, gerak atau proses.37 Metode observasi ini digunakan penulis sebagai metode untuk mengetahui terhadap tingkah laku mahasiswa dalam ibadah mahdhoh.

  Dengan menggunakan 2 cara yakni observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung maksudnya penulis mengamati secara langsung tingkah laku mahasiswa dalam ibadah mahdhoh dan observasi tidak langsung maksudnya penulis ingin mengetahui tingkah laku mahasiswa dalam ibadah mahdhoh dengan jalan bertanya lewat orang yang dekat dengan yang bersangkutan.

  4. Teknik Analisis Data

  a. Teknik analisis prosentase Teknik ini digunakan untuk mengetahui prosentase persepsi mahasiswa tentang Islam fundamental dan ketekunan beribadah mahdhoh. Adapun rumusannya sebagai berikut:

  P = — xl00% N

  Keterangan

  r M I L 1 K

  P : Prosentase PERPUSTAKAAN

  S TA IN S A L A T IG A 1

  36 Ibid., him. 135

  37 Ibid. ,hlm. 205

  12 F : Frekuensi

  N : Banyaknya subyek seluruhnya

  b. Analisis Uji Hipotesis Setelah data tersebut diperoleh kemudian diolah kembali dengan menggunakan analisis statistik product moment dengan rumus sebagai berikut:

  _________N - I X Y - ( I X ) ( L Y ) _______ W J { N - I X 2 - ( I X ) 2 } { N 1 Y 2 - ( I Y ) 2}

  Keterangan:

  rxy

  : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

  XY

  : Perkalian antara X dan Y

  X

  : Variabel pengaruh

  Y

  : Variabel terpengaruh

  N : Jumlah sampel yang diselidiki

  Z : Sigma (jumlah)38

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penlisan ini penulis membagi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Berisi tentang alasan pemilihan judul, penjelasan istilah, rumusan masalah, indikator variabel, hypotesis, tujuan

  38 Maman Rochman Muchsin, Konsep dan Analisis Statistik, IKIP Semarang, Semarang, 1996, him. 34 penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Pengertian Islam fundamental, latar belakang timbulnya fundamental, Islam fundamental di Indonesia, Islam fundamentalis di Timur Tengah, pengertian ibadah mahdhoh, aplikasi ibadah mahdhoh dalam kehidupan sehari-hari.

  BAB III : Laporan Penelitian Pada bab ini penulis akan menyajikan mengenai gambaran umum sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga), sejarah berdirinya, dasar dan tujuan, susunan organisasi, program pendidikan, serta penyajian data penelitian, kolerasi antara persepsi mahasiswa tentang Islam fundamental dengan ketekunan beribadah mahdhoh.

  BAB IV : Analisis Data

  Pada bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul, untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui tahapan analisis pendahuluan analisis lanjutan dan analisis ketiga. BABY : Penutup

  Pada bab ini memuat tentang penutup, kesimpulan, saran-saran dan kritik.

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II LAND ASAN TEORI A. Pengertian Islam Fundamental Secara harfiah kata Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata

  salima

  yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama -

  yuslimu

  • islaman, yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata

  aslama

  itulah yang menjadi pokok kata Islam, dan mengandung arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Sebab itu orang yang melakukan aslama atau masuk Islam dinamakan muslim.1

  Selanjutnya Islam secara istilah menjadi nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran- ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia, yang seluruh ajaran Islam tersebut diarahkan untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.

  Adapun kata fundamental berasal dari bahasa Inggris yang berarti pokok, asas, fundamentil. sedangkan kata pokok atau asas dalam bahasa Indonesia berarti dasar, alas, pondamen, atau yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat) dan sebagainya serta cita-cita yang menjadi 1

1 Nasruddin Razak, Dienu! Islam, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1997, him. 56

  

14

  15

  dasar.2 Secara umum fundamentalisme adalah paham yang cenderung / memperjuangkan sesuatu yang mendasar secara radikal. Definisi ini angat abstrak, meskipun kata dasarnya hanya berarti dasar atau hakikat, yang setiap orang bisa saja memaknainya secara beragam. Begitupun, kemudian menyandingkan fundamentalisme dan Islam, inipun tetap memunculkan konotasi ganda, bisa positif dan bisa negatif.

  Syafiq Hasyim, direktur Internal Rahima, memandang nilai positif ini setidaknya buat penganut agama tertentu, karena seseorang yang percaya pada agamanya, maka dia akan menjadi true believer. Akan tetapi ini menjadi negatif kalau kemudian berhadapan dengan komunitas plural.3

  Istilah “ushuliyah” (fundamentalisme) dengan makna yang populer dalam dunia media massa berasal dari Barat, dan berisikan pengertian dengan tipologi Barat pula. Sementara istilah “ushuliyah” dalam bahasa Arab dan dalam wacana pemikiran Islam, mempunyai pengertian-pengertian lain yang berbeda dengan apa yang dipahami oleh wacana pemikiran Barat yang saat ini dipergunakan oleh banyak orang.

  Perbedaan pemahaman dan subtansi dalam mempergunakan istilah yang sama, merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam banyak istilah yang digunakan oleh bangsa Arab dan kaum muslimin serta bersamaan dipergunakan pula oleh kalangan Barat, padahal keduanya mempunyai pengertian yang berbeda dalam melihat istilah yang sama itu. Hal ini banyak menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruan dalam kehidupan budaya,

  2 W.J.S. Poerwadarminta, op. ciL, him. 61 3

  16

  politik dan media kontemporer yang padanya perangkat-perangkat komunikasi mempercampuradukkan berbagai istilah yang banyak yang semua istilahnya, namun berbeda-beda pengertian, latar belakang dan pengaruhnya.

  Istilah yasar (kiri) misalnya. Dalam wacana pemikiran Barat istilah ini dipergunakan untuk menunjukkan orang-orang upahan, orang-orang fakir, dan miskin serta orang-orang yang lemah dan membutuhkan pertolongan orang lain. Sementara, dalam pemahaman Arab dan Islam, istilah itu menunjukkan kepada orang-orang kaya raya, orang-orang yang berkecukupan, dan orang yang menikmati kehidupan enak.

  Istilah Yamin (kanan) misalnya. Dalam wacana pemikiran Barat istilah ini dipergunakan untuk menunjukkan orang-orang kuno, terbelakang dan kaku. Sementara, dalam wacana pemikiran Arab dan Islam, dipergunakan untuk menunjukkan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.

B. Latar Belakang Timbulnya Fundamentalisme

  Belakangan ini kita mengenal istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis”. Istilah ini cukup populer dalam dunia media massa baik yang berskala nasional maupun internasional. Istilah “fundamentalisme Islam” atau “Islam fundamentalis” ini banyak dilontarkan kalangan pers terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer semacam Hamas, Hizbullah, Al Ikhwanul Muslimin, Jema’at Islami, dan Hizbut Tahrir Al Islamy.4 Penggunaan istilah fundamentalisme yang “dituduhkan” oleh media massa terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer tersebut,

  4

  17

  disamping bertujuan memberikan gambaran negatif terhadap berbagai aktivitas mereka, juga bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas mereka di mata dunia.

  Istilah fundamentalisme buat pertamakalinya digunakan oleh kelompok-kelompok penganut agama Kristen di Amerika Serikat untuk menamai aliran pemikiran keagamaan yang cenderung menafsirkan teks-teks keagamaan secara rigid (kaku) dan literalis (harfiah). Dalam konteks ini, fundamentalisme pada umumnya dianggap sebagai reaksi terhadap modernisme.5 Fundamentalisme di dunia Barat pada awalnya merupakan gerakan Kristen Protestan Amerika yang berlabuh pada abad ke- 19 masehi, dari barisan gerakan yang lebih luas, yaitu “gerakan millenium”. Gerakan ini mengimami kembalinya Al Masih as. secara fisik dan materi ke dunia untuk yang kedua kalinya, guna mengatur dunia ini.

  Tipe pemikiran yang menjadi ciri khas fundamentalisme ini adalah penafsiran Injil dan seluruh teks agama secara literatur dan menolak secara utuh seluruh bentuk penakwilan atas teks-teks manapun. Walaupun teks-teks itu berisikan metafor-metafor rohani dan simbol-simbol sufistik, serta memusuhi kajian-kajian kritis yang ditulis atas Injil dan kitab suci. Dari penafsiran Injil secara literal ini, orang-orang fundamentalis protestan mengatakan akan datangnya Al Masih kembali secara fisik untuk mengatur

5 Abuddin Nata, op. c it, him. 18

  18

  dunia selama seribu yang berbagia karena mereka menafsirkan “mimpi Yohana” (kitab mimpi)6 secara literatur.

  Ketika fundamentalisme Kristen itu menjadi sebuah sekte yang independen pada awal abad ke- 20 terkristallah dogma-dogma yang berasal dari penafsiran literatur atas injil itu melalui seminar-seminar, lembaga- lembaganya, serta melalui tulisan-tulisan para pendetanya yang mengajak untuk memusuhi realita, menolak perkembangan dan memerangi masyarakat sekular yang baik maupun yang buruk sekalian, misalnya mereka mengklaim mendapatkan tuntunan langsung dari Tuhan, cenderung untuk mengisolasi diri dari kehidupan masyarakat, menolak untuk berinteraksi, memusuhi akal dan pemikiran ilmiyah serta hasil-hasil penemuan ilmiah. Oleh karena itu mereka meninggalkan universitas-universitas dan mendirikan lembaga-lembaga tersendiri bagi pendidikan anak-anak mereka. Mereka juga menolak sisi positif kehidupan sekular, apalagi sisi negatifnya. Seperti aborsi, pembatasan kelahiran, penyimpangan seksual dan kampanye-kampanye untuk membela hak-hak orang-orang yang berperilaku seperti itu dari barang-barang yang

  6 Kebangkitan Yesus 20:1-10; 1) Yohana bermimpi “pada hari pertama minggu itu, pagi

benar-benar ketika hari masih gelap, pergilah Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu

telah diambil dari kubur. 2) Ia berlari-lari mendapatkan Simon petros dan monitor yang lain yang

dikasihi Yesus, dan berkata pada mereka : “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami

tidak tahu dimana ia diletakkan”, 3) maka berangkatlah Petrus dan Munif yang lain itu ke kubur,

4) keduanya berlari bersama-sama tetapi murid yang lain berlari lebih cepat daripada Petrus

sehingga lebih dahulu sampai dikubur. 5) Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan yang

terletak di tanah. Akan tetapi ia tidak masuk ke dalam, 6) maka datanglah Simon Petrus juga

menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu, ia melihat kain kafan itu tergeletak di atas tanah, 7)

sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak di dekat kain kafan itu tetapi

agak diamping di tempat yang lain dan sudah tergulung, 8) maka masuklah juga murid yang lain,

yang ia lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya, 9) sebab selama itu

mereka belum mengerti isi kitab suci yang mengatakan bahwa “ia harus bangkit dari antara orang

mati, 10) maka pulanglah kedua murid itu ke rumah (Perjanjian Baru, Percetakan Lembaga Al

Kitab Indonesia, Cilaur, Bogor, 1984, him. 315-316)

  19

  memabukkan, merokok, dansa-dansi, hingga sosialisme itu semua adalah “fundamentalisme” dalam terminologi Barat dan dalam visi Kristen.

  Mempertimbangkan perkembangan historis dan fenomena fundamentalisme Kristen, sementera orang-orang menolak penggunaan istilah “fundamental” untuk menyebut gejala keagamaan semacam di kalangan muslim, tetapi terlepas dari keberatan-keberatan yang bisa dipahami itu, ide dasar yang terkandung dalam istilah fundamentalisme Islam ada kesamaannya dengan fundamentalisme Kristen; yakni kembali kepada “fundamen” (dasar- dasar) agama secara “penuh” dan “literal”, bebas kompromi, penjinakan, dan reinterprestasi. Dengan mempertimbangkan beberapa karaktersitik dasar itu, maka fundamentalisme Islam bukanlah gejala baru.7 Muhammad bin Abd Al Wahhab dengan kaum wahhabiyah bisa dikatakan sebagai gerakan fundamentalisme Islam pertama yang berdampak panjang dan luas. Gerakan Wahhabi muncul sebagai reaksi terhadap kondisiintemal umat Islam sendiri, tidak disebabkan faktor-faktor luar seperti penetresi dari Barat, dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

  1. Kembali ke Islam yang mumi sebagai sebuah agama tauhid (mengesakan Tuhan)

  Kepercayaan ini membawa kepada gerakan pemurnian Islam dari kebiasaan-kebiasaan bid’ah-bid’ah asing. Kebencian mereka tertuju kepada bid’ah dan tradisi, khususnya pengkultusan orang-orang suci, praktek klenik serta keijasama dengan orang-orang kafir.

  7 http//media.isnet.org/Islam/ect/gejalafundaentalismesl.html

  2 0

  2. Anjuran terhadap kebebasan berfikir dalam masalah hukum (ijtihad), disertai larangan melakukan taklid buta.

  3. Keharusan meninggalkan (hijrah) daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang kafir, kaum politeis serta penyembah berhala.

  4. Kepercayaan yang kuat terhadap seorang pemimpin tinggal sebagai “pembaharu” serta imam yang adil atau imam mahdi yang ditunggu- tunggu.8

  Tema terakhir (Imam Mahdi) merupakan inti dari seluruh karakteristik-karakteristik penting, dengan munculnya seorang pembaharu (mujaddid) atau perwujudan sang mahdi, maka akan dapat dilakukan pembangkitan kembali Islam yang mumi, pernyataan hijrah dan jihad serta pembangunan masyarakat Islam yang baru yang taat kepada, dan dibimbing oleh aturan hukum yang benar. Barang kali bia diasumsikan bahwa kepercayaan terhadap pembaharu atau mahdiisme ini telah menjadi ciri umum fundamentalisme Islam sering kali gelar al mahdi diberikan terhadap para pemimpin fundamentalisme meskipun para pemimpin tidak menghendakinya.9 Dalam hal ini para pemimpin mengharapkan untuk membangkitkan kembali masa yang lalu, dan untuk menyatukan kembali dan memperkokoh umat dengan 3 landas an pokok yakni pemurnian aqidah, kesatuan umat, dan kemahaesaan Allah atau persamaan antara orang-orang yang beriman merupakan tiga elemen pokok dalam fundamentalisme Islam.10

  8Youssef M. Choveiri, op. ciL, him. 20

  9Ibid., him. 21 l0Mukti Ali, Alam Pikiran Islam M odern di Tim ur Tengah, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1995, him. 17

  2 1

  C. Islam Fundamental di Indonesia Perkembangan gerakan Islam yang terjadi di Timur Tengah sering kali memberikan pengaruh yang kuat bagi gerakan Islam di tanah air. Timur

  Tengah yang dipersepsikan sebagai pusat Islam selalu menjadi rujukan bagi gerakan Islam di Indonesia. Maka gagasan, pemikiran dan gerakan yang berkembang di Timur Tengah memiliki daya tarik yang kuat, sehignga dengan mudah dianut, disosialisasikan dan dipraktekkan di Indonesia. Demikian juga dengan gerakan fundamentalisme Islam kontemporer di Timur Tengah.

  Gerakan ini telah ditransmisikan ke Indonesia dan saat ini tengah tumbuh dengan subur di negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia ini.

  Gerakan revivalisme Islam11 di Indonesia menjelang dan awal abad ke

Dokumen yang terkait

APRESIASI MAHASISWA TERHADAP BERITA KPK VS POLRI (Study Pada Mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2006)

1 116 3

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA GOOD NEWS di TRANS TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002)

1 12 2

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATERI TAYANGAN SANG PEMBURU DI LATIVI ( Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2002)

1 31 3

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2004 UMM)

0 28 2

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PROGRAM HALLOMALANG DI RADIO MAKOBU(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Komunikasi Angkatan 2004 UMM)

0 4 12

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN KASUS KORUPSI ANAS URBANINGRUM DITELEVISI TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PARTAI DEMOKRAT (Study Pada Mahasiswa Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kordinator Komisariat Universitas Muhammadiyah Malang)

2 25 22

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ISU ISLAM RADIKAL (Studi pada Mahasiswa FISIP Universitas Lampung)

1 25 65

PENGARUH PENGUASAAN BAHASA ARAB TERHADAP PEMAHAMAN AYAT-AYAT TARBIYAH DALAM AL-QUR’AN SURAH AL BAQARAH AYAT 282 (Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Bahasa Arab Angkatan Tahun 2002) - Test Repository

0 0 105

KETEKUNAN MEMBACA LITERATUR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA ANGKATAN 2003/2004 - Test Repository

0 0 92

KORELASIANTARA PEMAHAMAN AYAT-AYAT LINGKUNGAN TERHADAP KEPEDULIAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi pada Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Angkatan 2002)

0 0 86