Efektivitas pembelajaran berbasis masalah ditinjau dari hasil belajar dan sikap kreatif siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta pada materi sistem persamaan linear dua variabel - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DITINJAU
DARI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA KELAS VIII
SMP N 2 YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINEAR DUA VARIABEL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :
Agnesia Iswara Nugrahaeni
141414095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2019

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

Hidup ini indah penuh warna-warni
Tetaplah melangkah dan selalu tersenyum
Karena waktu takkan berulang kembali
dunia kan terus berputar
Usap air matamu hapuskanlah dukamu
Ada jalan keluar bila kau mencoba
Karena Tuhan takkan mungkin mengujimu
Di luar batas mampumu.

(Harmoni Amourest)

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Orang Tuaku tercinta, Antonius Siswadi dan Theresia Sukarti
Kedua kakakku tersayang
Sahabat dan Teman Terbaik
Serta Almamater Kebanggaanku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Agnesia Iswara Nugrahaeni, 2019. Efektivitas Pembelajaran Berbasis
Masalah ditinjau dari Hasil Belajar dan Sikap Kreatif Siswa Kelas VIII SMP

N 2 Yogyakarta pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan efektivitas penerapan
model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa, dan (2)
mendeskripsikan efektivitas penerapan pembelajaran berbasis masalah terhadap
sikap kreatif siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Subjek
penelitian ini adalah 28 siswa kelas VIII D SMP N 2 Yogyakarta.Data hasil
belajar diperoleh melalui tes tertulis.Data sikap kreatif siswa diperoleh dari angket
awal, angket akhir, dan wawancara.Instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,serta
instrumen pengumpulan data yang terdiri soal tes tertulis, angket sikap kratif
siswa, dan pedoman wawancara. Pengambilan kesimpulan dari nilai hasil tes
dengan kategori minimal cukup sebesar 70% akan mewakili efektivitas
pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan pengambilan kesimpulan dari
peningkatan skor rata-rata berdasarkan indikator dari angket sikap kreatif awal
dan angket sikap kreatif akhir akan mewakili efektivitas pembelajaran berbasis
masalah.

Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 64,3% siswa masuk kategori
minimal cukup. Sedangkan 35,7% siswa masuk kategori kurang dan sangat
kurang. Hasil analisis data angket sikap kreatif awal dan angket sikap kreatif akhir
mengalami peningkatan di setiap indikator. Angket sikap kreatif siswa awal
terdapat 78,6% siswa dengan kategori sedang dan 21,4% siswa dengan kategori
rendah. Pada angket sikap kreatif siswa akhir terdapat 10,7% siswa dengan
kategori tinggi, 85,7% siswa dengan kategori sedang, dan 3,6% siswa termasuk
kategori rendah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah kurang efektif jika ditinjau dari hasil
belajar dan efektif jika ditinjau dari sikap kreatif.
Kata kunci: Pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar, sikap kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Agnesia Iswara Nugrahaeni, 2019. The Effectiveness of Problem Based
Learning Based on Student’s Learning Achievement and Student’s Creative
Attitudes of Class VIII of SMP N 2 Yogyakarta of Linear Equation System Two
Variables Material. Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
The aims of this research are to (1) describe the effectiveness of the
implementation of the Problem Based Learning model based on student’slearning
achievement, and (2) describe the effectiveness of the implementation of Problem
Based Learning model based on student’s creative attitude of class VIII of SMP N
2 Yogyakarta.
This research is quantitative descriptive type research. The subjects of
this research were 28 students of class VIII D SMP N 2 Yogyakarta. Data on
student’s learning achievement are obtained through written tests. Data on
student’s creative attitudes were obtained from the initial questionnaires, final
questionnaires, and interviews. The research instruments used are form of lesson
plans, as well as data retrieval instruments consisting of written tests, student
creative attitude questionnaires, and interview guidelines. Taking conclusions
from the value of test results with a minimum category of 70% will represent the
effectiveness of learning Problem Based Learning. While the conclusions from
increasing the average score based on the indicators of the initial creative
attitude questionnaire and the final creative attitude questionnaire will represent
the effectiveness of Problem Based Learning.
The student’s learning achievement results show that 64.3% of students
entered the minimum category. While 35.7% of students fall into the category of

less and very less. The results of the initial creative attitude questionnaire data
analysis and the final creative attitude questionnaire increased in each indicator.
Questionnaire for the initial creative attitude of students is 78,6% of students with
a moderate category and 21,4% of students with a low category. In the final
student questionnaire creative attitude there are 10.7% of students with a high
category, 85,7% of students with a moderate category, and 3,6% of students
including the low category. Based on the analysis that has been done, it can be
concluded that Problem Based Learning is less effective based on student’s
learning achievement and effective based on student’s creative attitude.
Keywords: Problem Based Learning, student’s learning achievement, creative
attitude.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas
Pembelajaran Berbasis Masalah ditinjau dari Hasil Belajar dan Sikap Kreatif
Siswa Kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta pada Materi Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari masalahmasalah yang menghambat penulis, namun masalah tersebut dapat teratasi dengan
bantuan, dorongan, dukungan/motivasi, kerja sama, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2.

Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;

3.

Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Matematika;

4.


Margaretha Madha Melissa, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
nasehat, motivasi, saran, kritik, dan wejangan kepada penulis;

5.

Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Matematika yang banyak memberikan bekal
keterampilan dalam mengajar;

6.

Segenap dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam atas segala pelayanan dan bantuannya;

7.

Bapak Widayat Umar,S.Pd, M.Pd., Si., selaku Kepala SMP N 2
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian;


8.

Ibu Budi Lestari, S.Pd., selaku guru bidang studi matematika kelas VIII D
SMP N 2 Yogyakarta yang telah membimbing dan membantu penulis
selama penelitian;

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...

i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………

ii


HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….

v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………………..

vi

ABSTRAK…………………………………………………………………..

vii


ABSTRACT…………………………………………………………………..

viii

KATA PENGANTAR………………………………………………………

ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...

xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….

xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..

xv

PENDAHULUAN……………………………………………………….....

1

A. Latar Belakang………………………………………………………

1

B. Batasan Masalah…………………………………………………….

6

C. Batasan Istilah……………………………………………………….

6

D. Rumusan Masalah…………………………………………………...

7

E. Tujuan Masalah………………………………………………….......

8

F. Manfaat Penelitian………………………………………………......

8

LANDASAN TEORI……………………………………………………….

10

A. Belajar……………………………………………………………….

10

B. Pembelajaran Matematika…………………………………………...

18

C. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)……..……………………...

20

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)………………….

23

E. Penelitian Relevan…………………………………………………...

31

F. Kerangka Berpikir…………………………………………………...

32

METODE PENELITIAN…………………………………………………...

35

A. Jenis Penelitian………………………………………………………

35

B. Subjek Penelitian…………………………………………………….

35

C. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….

35

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..

36

E. Instrumen Penelitian………………………………………………...

37

F. Validitas Instrumen Penelitian………………………………………

40

G. Analisis Data………………………………………………………...

43

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………..

50

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……………………………………

50

B. Data Hasil Penelitian………………………………………………...

57

C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………..

65

D. Keterbatasan Penelitian……………………………………………...

73

PENUTUP…………………………………………………………………..

74

A. Kesimpulan………………………………………………………….

74

B. Saran…………………………………………………………………

74

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

76

LAMPIRAN…………………………………………………………………

79

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran PBL Menurut Sugiyanto……………………. 22
Tabel 2. Langkah Pembelajaran PBL Menurut Ibrahim dan Nur……………..

23

Tabel 3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar……………………………..

24

Tabel 4. Langkah Metode Eliminasi…………………………………………..

29

Tabel 5. Langkah Metode Campuran…………………………………………. 29
Tabel 6. Kisi-Kisi Soal Tertulis……………………………………………………….

38

Tabel 7. Kisi-Kisi Angket Sikap Kreatif Siswa………………………………………

39

Tabel 8. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Sikap Kreatif Siswa………………………

40

Tabel 9. Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran……………………………...

44

Tabel 10. Skor Tes Tertulis Siswa…………………………………………….

44

Tabel 11. Kategori Tes Tertulis Siswa………………………………………………..

45

Tabel 12. Pedoman Skor Angket Sikap Kreatif Siswa………………………………..

46

Tabel 13. Pedoman Kategori Sikap Kreatif Siswa……………………………. 46
Tabel 14. Kategori Angket Sikap Kreatif Siswa……………………………… 48
Tabel 15. Kategori Rata-rata Indikator Angket Sikap Kreatif Siswa…………. 49
Tabel 16. Pelaksanaan Kegiatan………………………………………………

51

Tabel 17. Keterlaksanaan Pembelajaran………………………………………

57

Tabel 18. Nilai Tes Tertulis Siswa……………………………………………. 59
Tabel 19. Persentase Hasil Tes Tertulis……………………………………….

61

Tabel 20. Hasil Angket Sikap Kreatif Siswa Awal…………………………… 61
Tabel 21. Hasil Analisis Wawancara Sikap Kreatif Siswa……………………

62

Tabel 22. Hasil Belajar Siswa…………………………………………………

65

Tabel 23. Peningkatan Angket Sikap Kreatif Siswa Awal dan Akhir………...

67

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar Kedua Persamaan Linear Dua Variabel…………………

26

Gambar 2. Kerangka Berpikir…………………………………………………..

34

Gambar 3. Diagram Peningkatan Angket Sikap Kreatif Siswa Awal dan akhir.. 68

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Validasi Soal Tes Tertulis………………………………………

80

Lampiran 2. Validasi Angket Sikap Kreatif Siswa…………………………...

82

Lampiran 3. Validasi Wawancara Sikap Kreatif……………………………..

85

Lampiran 4. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………..

88

Lampiran 5. Instrumen Tes Tertulis………………………………………….

93

Lampiran 6. Instrumen Angket Sikap Kreatif Siswa…………………………

95

Lampiran 7. Instrumen Wawancara Sikap Kreatif Siswa…………………….

97

Lampiran 8. Instrumen Pembelajaran………………………………………...

98

Lampiran 9. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran……………… 132
Lampiran 10. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran……………….. 134
Lampiran 11. Hasil Tes Tertulis……………………………………………...

140

Lampiran 12. Hasil Skor Angket Sikap Kreatif Siswa Awal………………...

141

Lampiran 13. Hasil Skor Angket Sikap Kreatif Siswa Akhir………………... 143
Lampiran 14. Transkrip Wawancara Sikap Kreatif Siswa…………………...

145

Lampiran 15. Surat Perijinan Penelitian……………………………………... 155
Lampiran 16. Surat Telah Melaksanakan Penelitian…………………………

xv

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada
setiap jenjang pendidikan sekolah. Matematika diharapkan dapat
memberikan sumbangan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerja secara
efektif. Permendikbud nomor 21 tentang standar isi diantaranya adalah (1)
menggunakan kemampuan berfikir dan bernalar dalam pemecahan
masalah, (2) mengomunikasikan gagasan secara efektif, (3) memiliki sikap
dan

perilaku

yang

sesuai

dengan

nilai-nilai

matematika

dan

pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi
kesepakatan, menghargai perberbedaan pendapat, teliti, tangguh, kreatif,
dan terbuka. Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan
dalam Kurikulum 2013 adalah memahami konsep matematika, yakni
kompetensi

dalam

menjelaskan

keterkaitan

antar

konsep

dan

menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah dalam Permendikbud No 58 Tahun 2014.
Dengan beban tujuan pencapaian yang banyak, oleh karena itu tak jarang
apabila banyak siswa yang mendapat nilai yang rendah pada mata
pelajaran ini.
Melalui wawancara langsung dengan siswa, banyak siswa yang
mengatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Dalam
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Republika.co.id (Selasa, 8 Mei 2018) Mendikbud Muhadjir Effendy
menuturkan matematika adalah mata pelajaran yang masih dianggap
menakutkan. Selain itu di dalam Ujian Nasional Berstandar Nasional
(UNBK) SMP mengalami penurunan nilai terlebih pada mata pelajaran
matematika. Dalam tirto.id (6 Oktober 2018) Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
Totok Supriyanto menyebut bahwa rata-rata nilai UNBK tingkat SMP
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Totok
menyatakan bahwa untuk mata pelajaran matematika selalu rendah tiap
tahunnya. Tahun 2018 ini pun menjadi semakin rendah, dengan nilai ratarata nasional 31,38. Tahun 2016, nilai rata-rata nasional matematika ada di
angka 61,33, dan turun menjadi 52,69 pada 2017.
Rendahnya hasil belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Menurut
Wasliman (dalam Susanto : 2013) faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri yaitu kecerdasan, kreativitas, minat dan perhatian, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor
yang berasal dari luar diri siswa yaitu model pembelajaran yang keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Salah satu faktor yang yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
matematika adalah sikap kreatif siswa selama proses pembelajaran yang
masih kurang. Menurut Munandar (1985 : 47) kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

atau unsur-unsur yang ada. Oleh karena itu sikap kreatif adalah sikap yang
menentukan prestasi kreatif seseorang. Menurut Munandar (1985 : 51)
ciri-ciri afektif atau sikap dalam menentukan prestasi kreatif seseorang
ialah : rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang
dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat
kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain, tidak mudah putus asa,
menghargai

keindahan,

mempunyai

rasa

humor,

ingin

mencari

pengalaman-pengalaman baru, dapat menghargai baik diri sendiri maupun
orang lain, dan sebagainya.
Dari hasil observasi yang dilakukan, sikap kreatif siswa di kelas
VIII D SMP N 2 Yogyakarta masih kurang. Dari hasil observasi tercatat
hanya 6 siswa dari 28 siswa yang bertanya kepada guru. Tercatat juga ada
4 siswa yang berdiskusi bersama, tetapi tidak berani untuk menanyakan
kepada guru. Selain itu terlihat beberapa siswa yang duduk di belakang
terlihat mengantuk, dan menaruh kepala di atas meja. Dalam observasi
yang sudah dilakukan guru juga menegur siswa karena ramai dan tidak
memperhatikan pembelajaran.
Selain sikap kreatif siswa, faktor yang menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar matematika adalah model pembelajaran yang
kurang menarik dan monoton sehingga materi pembelajaran yang
disampaikan tidak dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan
pengalaman observasi di SMP Negeri 2 Yogyakarta, tak jarang siswa
bosan dengan suasana pembelajaran yang tidak bervariasi dan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

melibatkan aktivitas siswa. Hal ini terlihat beberapa siswa yang duduk di
belakang mengantuk dan sering meletakkan kepala di atas kepala. Oleh
sebab itu perlu diadakan suatu inovasi pembelajaran yang mampu
mendorong sikap kreativitas siswa secara optimal selama proses
pembelajaran.
Salah satu alternatif solusi yang dapat diberikan adalah
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Boud dan
Feletti (dalam Rusman 2013) mengemukakan bahwa PBM adalah inovasi
yang paling signifikan dalam pendidikan. Ngalimun (2014 : 89)
menyatakan PBM merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Adapun kelebihan
dari PBM yaitu ; 1) dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.
Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui
pengetahuan yang diperlukan; 2) dalam PBM, siswa mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya
dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai
dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam
aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama
pembelajaran berlangsung; 3) PBM dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

Ngalimun (2014 : 89) menyatakan bahwa PBM memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) belajar dimulai dengan suatu
masalah, 2) memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan
dengan dunia nyata siswa/ mahasiswa, 3) mengorganisasikan pelajaran
diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, 4) memberikan tanggung
jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan menjalankan
secara langsung proses belajar mereka sendiri, 5) menggunakan kelompok
kecil, 6) menuntut pembelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja. Oleh sebab itu,
model PBM dapat menjadi salah satu solusi untuk mendorong siswa
berpikir dan bekerja ketimbang menghafal dan bercerita.
Dari uraian di atas model pembelajaran berbasis masalah adalah
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang harus dipecahkan. Model
pembelajaran berbasis masalah ini dapat membantu siswa untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan mengatasi masalah.
Masalah yang digunakan adalah masalah yang dekat dengan siswa. Salah
satu materi yang penerapannya digunakan pada kehidupan sehari-hari atau
permasalahan nyata yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Oleh
karena itu model pembelajaran berbasis masalah ini dapat menjadi solusi
untuk pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Berdasarkan uraian tersebut alternatif solusi yang dapat ditawarkan
adalah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan
memperhatikan sikap kreatif siswa sehingga diharapkan hasil belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

matematika akan lebih baik. Oleh karena itu penulis ingin mengadakan
penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah
ditinjau dari Hasil Belajar dan Sikap Kreatif pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel”.

B. Batasan Masalah
Fokus penelitian ini terhadap siswa kelas VIII D pada materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel yaitu :
1. Hasil tes kemampuan kognitif yang dilakukan pada akhir
penelitian.
2. Sikap kreatif dengan indikator :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
b. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.
c. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
d. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malumalu.
e. Dapat bekerja sendiri.
f. Senang mencoba hal-hal baru.
3. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Pembelajaran
Berbasis Masalah.

C. Batasan Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

1. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran

Berbasis

Masalah

adalah

pembelajaran

yang

menyuguhkan berbagai masalah nyata dan melibatkan siswa untuk
memecahkan

masalah

yang

diberikan

sehingga

siswa

dapat

mempelajari pengetahuan baru.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh siswa akibat dari
kegiatan belajar baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik
yang dapat diukur.
3. Sikap Kreatif
Sikap Kreatif adalah respons yang diberikan seseorang untuk
mendukung kemampuan seseorang dalam memberikan gagasangagasan baru, kombinasi baru berdasarkan data dan informasi yang
ada.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah efektif
ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta?
2. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah efektif
ditinjau dari sikap kreatif siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan model Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2
Yogyakarta?
2. Untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan model Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap sikap kreatif siswa kelas VIII SMP N 2
Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan, adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan kreavitas siswa sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
2. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam usaha meningkatkan kreativitas siswa.
b. Sebagai alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan selama
mengajar mata pelajaran matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja peneliti
sebagai calon pendidik.
4. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian-penelitian
sejenis dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu di bidang
pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Siregar dan Hartini (2011 : 3) belajar merupakan sebuah
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu
adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif)
dan ketampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif).
Ciri-ciri belajar menurut Siregar dan Hartini (2011 :5-6) adalah
sebagai berikut:
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah
laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), maupun sikap (afektif).
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan
menetap atau dapat disimpan.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan
fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau
pengaruh obat-obatan.
Suyono dan Hariyanto (2011 : 9) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian.
Winkel (2004 : 59) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan,

yang

menghasilkan

sejumlah

perubahan

dalam

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan akibat informasi dan pengalaman dalam membangun
pengetahuan seseorang.

2. Hasil Belajar
Menurut Majid (2014 : 27) hasil belajar siswa pada hakikatnya
merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar
mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian dan
pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Menurut Kunandar (2014 : 62) hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Hamalik (dalam Kunandar : 2014)
menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta
didik. Lebih lanjut Sudjana (dalam Kunandar : 2014) berpendapat
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.
Winkel

(2004

:

61)

megemukakan

bahwa

hasil

belajar

menghasilkan perubahan; perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat
internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang
bersifat eksternal seperti ketrampilan motorik dan berbicara dalam
bahasa asing. Yang bersifat internal tidak dapat langsung diamati,
sedangkan yang bersifat eksternal dapat diamati.Ada kelompok
psikolog belajar yang menitikberatkan perubahan internal, karena
perubahan dalam perilaku (yang dapat diamati) dianggap hanya
mencerminkan perubahan internal yang telah terjadi sebelumnya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

bentuk suatu kemampuan internal. Maka yang pertama-tama dan
terutama disoroti adalah hal-hal seperti pengetahuan, pemahaman,
maksud, sikap, harapan dan penafsiran sebagai wujud pikiran.
Dari berbagai prespektif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh siswa akibat dari
kegiatan belajar baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik
yang dapat diukur. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil aspek
pengetahuan (kognitif) dan aspek sikap (afektif) tentang sikap kreatif.

3. Kreativitas
Menurut Munandar (1985 : 47) kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada.
Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C. Munandar (1984 : 7)
mengemukakan

bahwa

kreativitas

ialah

kemampuan

untuk

memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti
kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas) dalam
pemikiran maupun ciri-ciri (non-aptitude), seperti rasa ingin tahu,
senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman
baru.
Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C. Munandar (1984 : 8)
mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,
data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Hal yang perlu
dirangsang dan dipupuk adalah sikap dan minat untuk melibatkan diri
dalam kegiatan kreatif.Sehingga mengembangkan kreativitas anak
didik meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a) Pengembangan

Kognitif,

antara

lain

dilakukan

dengan

merangsang kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam
berpikir.
b) Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan
minat untuk bersibuk diri secara kreatif.
c) Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa
mengembangkan ketrampilannya dalam membuat karya-karya
yang produktif-inovatif.
Dari berbagai perspektif pengertian kreativitas sebagaimana
dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan dalam diri seseorang dalam memberikan ide atau
gagasan baru untuk membentuk kombinasi baru berdasarkan data,
atau informasi yang ada.
a. Sikap Kreatif
Dalam mengembangkan atau menumbuhkan kreativitas
sangat diperlukan sikap yang mendukung. Menurut Secord dan
Backman (dalam Anwar, 1998) sikap didefinisikan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap
suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Rosenberg dan
Hovland (dalam Anwar, 1998) sikap seseorang terhadap suatu
objek selalu berperan sebagai perantara antara responnya dan
objek yang bersangkutan.
Menurut Russefendi (dalam Susanto 2013) mengemukakan
bahwa manusia yang kreatif ialah manusia yang selalu ingin tahu,
fleksibel,

awas,

sensitif

terhadap

reaksi

dan

kekeliruan,

mengemukakan pendapat dengan teliti dan penuh keyakinan tidak
bergantung pada orang lain, berpikir ke arah yang tidak
diperkirakan, berpandangan jauh, cakap menghadapi persoalan,
tidak begitu saja menerima suatu pendapat, dan kadang susah
diperintah.
Oleh sebab itu, sikap kreatif adalah respons yang diberikan
seseorang untuk mendukung kemampuan seseorang dalam
memberikan gagasan-gagasan baru, kombinasi baru berdasarkan
data dan informasi yang ada.
b. Indikator Sikap Kreatif
Menurut Munandar (1985 : 51) ciri-ciri afektif atau sikap
dalam menentukan prestasi kreatif seseorang ialah : rasa ingin
tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan
sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain, tidak mudah putus
asa, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor, ingin
mencari pengalaman-pengalaman baru, dapat menghargai baik
diri sendiri maupun orang lain; dan sebagainya.
Sedangkan menurut Uno (2009 : 21) indikator kreativitas
ialah :
1.

Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2.

Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.

3.

Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah.

4.

Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak
malu-malu.

5.

Mempunyai/ menghargai rasa keindahan.

6.

Mempunyai

pendapat

sendiri

dan

dapat

mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang
lain.
7.

Memiliki rasa humor tinggi.

8.

Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

9.

Mampu mengajukan pemikiran,gagasan pemecahan
masalah yang berbeda dari orang lain.

10.

Dapat bekerja sendiri.

11.

Senang mencoba hal-hal baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

12.

Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan
(kemampuan elaborasi).
Menurut Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C. Munandar

(1984) ciri-ciri atau indikator sikap kreatif yaitu:
1.

Mempunyai daya imajinasi yang kuat

2.

Mempunyai inisiatif

3.

Mempunyai minat yang luas

4.

Bebas dalam berpikir (tidak kaku atau terhambat)

5.

Bersifat ingin tahu

6.

Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru

7.

Percaya pada diri sendiri

8.

Penuh semangat (energetic)

9.

Berani mengambil resiko (tidak takut membuat
kesalahan)

10.

Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu
dalam

mempertahankan

pendapat

yang

menjadi

keyakinannya).
Meninjau dari indikator sikap kreatif dari berbagai sumber,
indikator sikap kreatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1.

Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2.

Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.

3.

Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

4.

Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak
malu-malu.

5.

Dapat bekerja sendiri.

6.

Senang mencoba hal-hal baru.

B. Pembelajaran Matematika
Winkel (dalam Siregar 2011 : 12) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadiankejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami oleh siswa. Gagne (dalam Siregar
2011) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa
secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya
berhasil guna.
Menurut Hamzah (2014 : 58) pembelajaran adalah upaya dari guru
atau dosen untuk siswa/mahasiswa dalam bentuk kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode dan strategi yang optimal
untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Ada proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar, di dalam pembelajaran yang efektif.
Menurut Sukardjono (dalam Hamzah : 2014) matematika adalah
cara atau metode berpikir dan bernalar, bahasa lambang yang dapat
dipahami oleh semua bangsa berbudaya, seni seperti pada musik penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

dengan simetri, pola, dan irama yang dapat menghibur, alat bagi
pembuat peta arsitek, navigator angkasa luar, pembuat mesin, dan
akuntan. Menurut Ismail dkk matematika adalah ilmu yang membahas
angka-angka dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan
struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan,
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan.
Menurut Hamzah (2014 : 58) matematika adalah cabang
pengetahuan eksak dan terorganisasi, ilmu deduktif tentang keluasan
atau pengukuran dan letak, tentang bilangan-bilangan dan hubunganhubungannya, ide-ide, struktur-struktur, dan mengenai bentuk yang
terorganisasi atas susunan besaran dan konsep-konsep mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan ke unsure yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat akhirnya ke dalil atau teorema, dan terbagi ke dalam tiga
bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika adalah proses yang dirancang dengan tujuan menciptakan
suasana belajar dalam kegiatan belajar matematika yang melibatkan
siswa aktif dimana di dalamnya terjadi interaksi antara siswa, guru,
dan sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

C. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
1. Pengertian PBM
Boud dan Feletti (dalam Rusman, 2013) mengemukakan bahwa
PBM adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.
Ngalimun (2014 : 89) menyatakan PBM merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif
kepada siswa.
Menurut Tan (dalam Rusman, 2013) PBM merupakan inovasi
dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa
betul-betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan

mengembangkan

kemampuan

berpikirnya

secara

berkesinambungan.
Berdasarkan perspektif pengertian PBM sebagaimana dijelaskan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa PBM adalah pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai masalah nyata dan melibatkan siswa untuk
memecahkan

masalah

yang

diberikan

sehingga

siswa

dapat

mempelajari pengetahuan baru.

2. Karakteristik PBM
Menurut Tan (dalam Rusman, 2013) karakteristik Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah sebagai berikut :
a. permasalahan menjadi starting point dalam belajar;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

b. permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur;
c. permasalahan

membutuhkan

perspektif

ganda

(multiple

perspective);
d. permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;
e. belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;
f. pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam PBM;
g. belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
h. pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan;
i. keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar; dan
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.

3. Langkah Pembelajaran
Menurut Sugiyanto (2010 : 159) ada lima tahapan dalam
pembelajaran model PBM dan perilaku yang dibutuhkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

Tabel 1.Tahapan PBM Menurut Sugiyanto
Fase
Perilaku Guru
Fase 1 : Memberikan orientasi Guru
membahas
tujuan
tentang
permasalahannya pembelajaran, mendeskripsikan dan
kepada siswa
memotivasi siswa untuk terlibat
dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2 : Mengorganisasikan Guru membantu siswa untuk
siswa untuk meneliti
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan tugas – tugas
belajar
yang
terkait
dengan
permasalahannya
Fase 3 : Membantu investigasi Guru mendorong siswa untuk
mandiri dan kelompok
mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan
eksperimen,
dan
mencari penjelasan dan solusi
Fase 4 : Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam
mempresentasikan hasil
merencanakan dan menyiapkan hasil
– hasil yang tepat, seperti laporan,
rekaman video, dan model – model
dan membantu mereka untuk
menyampaikan kepada orang lain
Fase 5 : Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk
mengevaluasi proses mengatasi melakukan
refleksi
terhadap
masalah
investigasinya dan proses – proses
yang mereka gunakan

Menurut Fogarty (dalam Rusman 2013 : 243) Pembelajaran
Berbasis Masalah dimulai dengan masalah yang tidak terstruktursesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai
kecerddasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu
nyata yang ada. Langkah – langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam
proses Pembelajaran Berbasis Masalah adalah: (1) menemukan
masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta dengan
menggunakan KND (what we Know,what we Need to know,what we
neet to Do) ; (4) pembuatan hipotesis; (5) penelitian; (6) rephrasing
masalah; (7) menyuguhkan alternatif; dan (8) mengusulkan solusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

Dalam penelitian ini, langkah yang digunakan yaitu menurut
Ibrahim dan Nur (2000) dan Ismail (2002) (dalam Rusman 2013 : 243)
mengemukakan

bahwa

langkah-langkah

Pembelajaran

Berbasis

Masalah (PBM) adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Langkah Pembelajaran PBM Menurut Ibrahim dan Nur
Fase
Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran,
masalah
menjelaskan
logistik
yang
diperlukan, dan memotivasi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah
2
Mengorganisasi
siswa Membantu siswa mendefinisikan
untuk belajar
dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut
3
Membimbing pengalaman Mendorong
siswa
untuk
individual/ kelompok
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
4
Mengembangkan
dan Membantu
siswa
dalam
menyajikan hasil karya
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya.
5

Menganalisis
dan Membantu
siswa
untuk
mengevaluasi
proses melakukan refleksi atau evaluasi
pemecahan masalah
terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan.

D. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
SPLDV merupakan salah satu materi pembelajaran yang diajarkan
pada jenjang SMP kelas VIII.Berikut ini Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) dari materi SPLDV pada kelas VIII
Kurikulum 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

Tabel 3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Dasar (KD)

3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan
(factual,
konseptual, dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata.

3.5.Menjelaskan sistem persamaan
linear dua variabel dan
penyelesaiannya
yang
dihubungkan dengan masalah
kontekstual.

4. Mengolah,
menyaji
dan
menalar dalam ranah konkret
(menggunakan,
mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis,
membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dengan
sudut pandang/ teori.
1. Pengertian SPLDV

4.5.Menyelesaikan masalah yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan linear dua variabel.

As’ari et al. (2017 : 208) menyatakan bahwa Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah kumpulan dua atau lebih
persamaan linear dua variabel dalam dua variabel yang sama.
Menurut Sukino dan Wilson Simangunsong (2006) menemukakan
bahwa Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah sebuah
persamaan dimana di dalamnya terkandung dua variabel yang derajat
dari tiap-tiap variabel yang ada di dalamnya adalah satu.
1. Bentuk Umum SPLDV
Bentuk umum, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

Dengan syarat :

{

Contoh:
{

SPLDV di atas memiliki himpunan penyelesaian {
{

}.

}

2. Menyelesaikan SPLDV
Untuk menyelesaikan SPLDV dapat dilakukan dengan
metode grafik, substitusi, eliminasi dan campuran.
i.

Metode Grafik
Penyelesaian dari Persamaan Linear Dua Variabel berupa
pasangan berurutan yang merupakan salah satu penyelesaian
untuk setiap persamaan.Penyelesaian dari SPLDV adalah titik
potong grafik dari kedua persamaan. Untuk menyelesaikan
SPLDV menggunakan grafik, langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut


Langkah 1: Gambar grafik kedua persamaan dalam
satu bidang koordinat.



Langkah 2
grafik.

: Perkirakan titik perpotongan kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26



Langkah 3

: Periksa titik potong kedua grafik

dengan menyubstitusikan nilai x dan y ke dalam setiap
persamaan.
Contoh :
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua
variabel berikut!

{
Jawab :
Langkah 1 : Gambar grafik kedua persamaan.

Gambar 1. Grafik Kedua Persamaan Linear Dua Variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

Langkah 2: Perkirakan titik potong kedua grafik. Titik
potongnya berada di (-1, 3)
Langkah 3 : Periksa titik potong.




ii.

Metode Substitusi
Metode substitusi adalah metode dengan menentukan nilai x
dengan mengganti (menyubstitusi) bentuk persamaan y.
Contoh :

Ubah persamaan
Substitusikan
sehingga

{

menjadi

untuk y ke persamaan

.
,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

Setelah itu, substitusikan nilai

ke persamaan

, sehingga diperoleh

Untuk

memeriksa

apakah

dan

adalah

penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel, maka
harus dicek untuk tiap persamaan




Jadi, penyelesaian sari sistem persamaan linear dua variabel
adalah (2,-1).
iii.

Metode Eliminasi
Metode eliminasi ini memiliki 2 cara yaitu cara penjumlahan
dan cara pengurangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

Tabel 4. Langkah Metode Eliminasi
Pengurangan
Penjumlahan
Kurangkan
persamaan Jumlahkan kedua persamaan.
pertama dengan persamaan
kedua.

Nilai
disubstitusikan ke Nilai
disubstitusikan ke
salah satu persamaan.
salah satu persamaan.

Jadi, penyelesaian dari sistem Jadi, penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel persamaan linear dua variabel
adalah (1, 2).
adalah (1, 2).

iv.

Metode Campuran
Metode ini menggabungkan metode eliminasi dan metode
substitusi untuk menyelesaikan suatu SPLDV.
Contoh :
Elsa dan Winda bekerja pada pabrik tas. Elsa dapat
meyelesaikan 4 buah tas setiap jam dan Winda dapat
menyelesaikan 5 tas setiap jam. Jumlah jam kerja Elsa dan
Winda adalah 15 jam sehari dan jumlah tas yang bisa dibuat
dalam sehari oleh keduanya adalah 67 tas. Jika jam kerja
keduanya berbeda, tentukan jam kerja mereka masing-masing!
Tabel 5. Langkah Metode Campuran
Pengurangan
Kurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua,
dengan menyamakan koefisien dari variabel x.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

Nilai

disubstitusikan ke salah satu persamaan.

Jadi, penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel
adalah (8, 7).
Sehingga jumlah jam kerja Elsa adalah 8 jam dan jumlah jam
kerja Winda adalah 7 jam.

3. Penerapan SPLDV
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah materi yang sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari.Banyak kegiatan manusia yang
menerapkan konsep SPLDV.
Contoh :
Amir dan Ira masing-masing membeli buku dan pensil yang sama.
Amir membeli 3 buah pensil dan 2 buah buku dengan harga total Rp
17.500, sedangkan Ira membeli 2 buah pensil dan 5 buah buku dengan
total harga Rp 30.000. Berapakah harga sebuah buku?
Jawab :
a. Mula-mula dibuat model SPLDV sebagai berikut.
Andi membeli 3 pensil dan 2 buku
Ira membeli 2 pensil dan 5 buku
b. Langkah berikutnya, yaitu menyelesaikan SPLDV tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31

Dengan menggunakan eliminasi dan substitusi, diperoleh nilai
dan
Jadi, harga sebuah buku adalah Rp 5.000.
E. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Sutrisno (2016) yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo Tahun
Pelajaran 2016/2017”. Sampel penelitian tersebut yaitu 30 siswa kelas VIII
B. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas model pembelajaran berbasis
masalah terhadap kemampuan berpikir kritis sebesar 68,88% dalam
kategori baik, aktivitas pembelajaran siswa dalam kategori sangat a

Dokumen yang terkait

Efektivitas media komik pada pembelajaran sistem persamaan linear satu variabel ditinjau dari hasil belajar, minat dan perhatian siswa kelas VII B SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

1 19 243

Efektivitas pembelajaran matematika berbasis masalah pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-A SMP Kanisius 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015.

0 0 169

Peningkatan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran materi operasi aljabar dengan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri tahun ajaran 2014/2015.

0 0 222

Pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

0 1 490

Efektivitas pembelajaran matematika berbasis masalah dengan materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIIIA SMP N 8 Purworejo.

0 0 167

Pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014201

0 0 488

Efektivitas pembelajaran matematika berbasis masalah dengan materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIIIA SMP N 8 Purworejo

0 0 165

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

0 12 254

Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas X

0 11 215

Hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan media visual pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 150