Peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

RIZKA MUFITA NIM. D77213097

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

viii

ABSTRAK

Rizka Mufita. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN

Ngaban Tanggulangin. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs.H.Munawir, M.Ag.

Kata Kunci : Keterampilan menulis, Pembelajaran bahasa Indonesia, Model pembelajaran Picture and Picture

Permasalahan dalam penelitian ini terletak pada kemampuan menulis siswa yang rendah. Mereka sering lupa menggunakan ejaan yang benar. Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SDN Ngaban Tanggulangin menunjukkan kegiatan pembelajaran yang belum maksimal. Adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?; 2) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin; 2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

Model PTK dalam penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, non tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran Picture and Picture sudah baik. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh nilai akhir 62,5 dan meningkat pada siklus II menjadi 80. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai akhir 52,5 dan meningkat pada siklus II menjadi 77,5; 2) Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 50% dengan nilai rata-rata kelas 68,1 dan pada siklus II prosentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 79,5% dengan nilai rata-rata 79,1.


(7)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ..i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... .iii

HALAMAN MOTTO ... v

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... vi

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... .vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... .xv

DAFTAR RUMUS ... .xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... .xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A.Pengertian Keterampilan Menulis 1. Pengertian Keterampilan ... 11


(8)

xii

3. Tujuan Menulis ... 13

4. Fungsi Menulis ... 15

5. Manfaat Menulis ... 16

6. Indikator Keterampilan Menulis ... 16

7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis ... 17

B.Model Pembelajaran Picture and Picture 1. Pengertian Model Picture and Picture ... 19

2. Langkah-Langkah Model Picture and Picture... 20

3. Kelebihan Model Picture and Picture ... 22

4. Kelemahan Model Picture and Picture ... 22

C.Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 23

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 24

3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan ... 24

b. Langkah-Langkah Menulis Karangan ... 25

c. Gambar Seri ... 26

d. Penilaian Menulis Karangan ... 26

D. Hubungan Antara Keterampilan Menulis Dengan Model Pembelajaran Picture and Picture 1.Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture ... 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian... 30

2. Karakteristik Subjek Penelitian ... 30

C. Variabel Penelitian ... 31

D. Rencana Tindakan ... 31

1. Siklus I... 31

2. Siklus II ... 33

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan 1. Sumber Data ... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 46


(9)

xiii

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... ...51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ...52

1. Siklus I... ...52

2. Siklus II ... ...65

B. Pembahasan ... ...77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...80

B. Saran ... ...81 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.2 Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah.3

Dalam masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung

1

Hasbullah, Dasar-dasar IlmuPendidikan(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 4.

2

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 19.

3


(11)

dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca. Menulis merupakan penyampaian pesan kepada orang lain yang disampaikan secara tertulis dengan tujuan membagikan pengalaman, pengetahuan serta memberikan informasi kepada orang lain. Akan tetapi ada beberapa peserta didik yang keterampilan menulisnya belum dapat berkembang dengan baik, sehingga dibutuhkan suatu perlakuan tertentu agar dapat mengembangkan keterampilan menulis. Salah satu mata pelajaran yang melibatkan keterampilan menulis adalah mata pelajaran bahasa Indonesia.

Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan jenjang pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (MTs) dan jenjang pendidikan atas (MA), serta jenjang perguruan tinggi yang didalamnya mengkaji tentang keempat keterampilan berbahasa. Dan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat suatu kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menulis dalam pembelajarannya. Namun realitanya, ketika pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung, mayoritas peserta didik dalam keterampilan menulis kurang maksimal. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni: peserta didik kurang terampil dalam hal menulis, metode, ataumodelpembelajaran guru dalam belajar kurang maksimal, pembelajaran yang kurang menarik, dan juga media buku yang tidak terdapat gambar yang menarik perhatian peserta didik.


(12)

Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan berbahasa ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak pada cara yang digunakan untuk mengungkapkannya.4 Keterampilan menulis sangat dianjurkan dalam Agama Islam dalam memahami ilmu agama dan ilmu umum. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109, Allah Swt berfirman:

اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق

َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل

(

ٔٓ١

)

اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئِج ْوَلَو

Artinya: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-Kahfi: 109).

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SDN Ngaban Tanggulangindengan guru bahasa Indonesia sekaligus merupakan guru kelas

4


(13)

III yang bernama Ibu Musrifah, S.Pd mengatakan bahwa siswa kelas III memiliki kemampuan menulis yang rendah. Mereka tampak kebingungan dan mengalami kesulitan pada saatmemulai tulisan, mereka sering lupa dalam penggunaan ejaan yang benar,dan juga sering terjadi kesalahan dalam penggunaan EYD, karena mayoritas guru disana hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, tanpa adanya variasi model pembelajaran yang lain. Dari hasil wawancara dengan guru kelas III SDN Ngaban Tanggulangin, jumlah keseluruhan peserta didik kelas III adalah 34 siswa, dengan rincian 20 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Beliau juga mengatakan bahwa hasil UTS siswa kelas III masih belum mencapai hasil yang maksimal. Terbukti dari hasil nilai rata-rata UTS siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih 64,8. Nilai ini masih di bawah standar ketuntasan yang telah ditetapkan oleh SDN Ngaban Tanggulangin yaitu 75. Dengan rincian 12 siswa yang tuntas, dan 22 siswa yang tidak tuntas. Sehingga dapat dihitung prosentase ketuntasan belajarnya adalah 35,3%.5

Sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut maka pembelajaran yang berlangsung harus diperbaiki, sehingga peserta didik juga mampu menuntaskan pembelajaran bahasa Indonesia dengan nilai diatas KKM serta tidak perlu melakukan kegiatan remidial. Proses pembelajaran di kelas ini tanpa menyusun RPP. RPP dikerjakan secara

5

Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban Tanggulangin Sidoarjo, 03 Oktober 2016.


(14)

keseluruhan pada akhir pembelajaran. Penyebab terjadinya permasalahan pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN Ngaban Tanggulangin dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama yakni dari pengajarnya atau guru, guru kurang menarik dalam proses penyampaian materi didalam kelas, penyampaian materi dari guru hanya monoton menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu guru juga kurang melatih peserta didik untuk mengolah keterampilan menulis tentang materi yang ada dalam pelajaran bahasa Indonesia. Dan terkadang guru menjelaskan materi hanya terfokus pada satu bahan ajar yang ada pada buku paket atau LKS saja, tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Faktor kedua yakni rasa semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SDN Ngaban Tanggulangin, kurangnya rasa semangat tersebut akibat kurangnya dorongan atau motivasi yang diberikan oleh guru maupun orang tua, sehingga membuat rasa bosan muncul ketika pembelajaran berlangsung. Kejadian itu menunjukkan bahwasannya pembelajaran yang berlangsung dalam kelas kurang menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik merasa tidak nyaman, dan lebih nyaman untuk diam atau berbicara sendiri.

Pembelajaran yang terjadi seperti hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, harus dicarikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai. Sehingga tidak akan ada peserta didik yang hanya diam dan berbicara sendiri dengan temannya. Dengan begitu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan


(15)

sebuah model pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan, sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman serta menyenangkan. Model pembelajaranPicture and Picture merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat bagi permasalahan yang dialami peserta didik kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Model pembelajaran Picture and Picture dapat melatih dan merangsang keterampilan peserta didik dalam menulis dengan baik dan benar.Sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Peneliti memilih model pembelajaran Picture and Picture, karena banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik kelas III SDN Ngaban Tanggulangin yang menggunakan model pembelajaran tersebut, diantaranya yang telah dilakukan oleh Anik Puji Lestari6, dan Citra Arista Elryantini.7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya antara lain tempat atau sekolah penelitian, subyek dan kelas, serta materi yang akan diteliti.

Berdasarkan permasalahan tersebut, bahwa model pembelajaran Picture and Picture dianggap penting untuk memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan

6

Anis Puji Lestari, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Dengan Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa kelas II SDNegeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2010/2011, Skripsi tidak Diterbitkan, (Surakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011).

7

Citra Arista Elryantini, Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah XI Palembang Dalam Menulis Karangan, Skripsi tidak Diterbitkan, (Palembang: FKIP Bina Darma, 2012).


(16)

menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran ini memiliki karakteristik yang inovatif, kreatif dan tentu saja sangat menyenangkan.8 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

8

Miftahul Huda, Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 236.


(17)

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas III SDN Ngaban dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Dengan pemilihan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan agar peserta didik terampil dalam hal menulis, terutama menulis karangan sederhana. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik menulis karangan sederhana berdasarkan alur cerita yang ada pada gambar berseri dengan menuliskan kalimat pokok pada tiap gambar yang disusun menjadi karangan sederhana.

Model pembelajaran ini memiliki langkah-langkah kegiatan yang membuat peserta didik antusias dalam membuat karangan sederhana.Karena peserta didik sebelum mengerjakan lembar kerja diperlihatkan gambar seri dalam ukuran besar dan diminta untuk memberikan kalimat pokok yang terkandung dalam setiap gambar tersebut. Dengan model pembelajaran dan inovasi-inovasi yang digunakan sehingga siswa mampu menulis karangan sederhana yang baik sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:


(18)

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. 2. Mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah

menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. E. Lingkup Penelitian

Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas III SDN Ngaban yaitu dengan:

1. Materi karangan sederhana

2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture 3. Keterampilan menulis karangan sederhana

4. Kompetensi Dasar (KD) menulis karangan berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital dan titik

5. Indikator pencapaian kompetensi meliputi menulis karangan sederhana berdasarkan gambar berseri

F. Manfaat Penelitian

Jika hasil tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat:


(19)

Siswa dapat menulis karangan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, sehingga mereka bisa lebih terampil dalam hal menulis, terutama menulis karangan sederhana.

2. Manfaat bagi guru

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa model pembelajaran, salah satunya model untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti

Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dan bisa dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang keterampilan menulis serta menjadi acuan pembanding dalam penelitian keterampilan menulis.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORI A. Pengertian Keterampilan Menulis

Dalam berbahasa Indonesia yang baik meliputi empat komponen berbahasa diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat aspek keterampilan ini saling berkaitan. Untuk memahami secara utuh tentang pengertian keterampilan menulis berikut ini diuraikan tentang: (1) keterampilan, dan (2) menulis.

1. Keterampilan

Keterampilan merupakan salah satu aspek dari kemampuan siswa yang harus diukur dan dinilai perkembangannya. Penilaian keterampilan dapat dilakukan terhadap proses dan hasil yang didapat.9 Selain itu keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaranyang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.

9


(21)

2. Menulis

Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah dimengerti. Disamping itu sebuah tulisan dikatakan baik apabila bermakna, jelas, bulat, utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.10 Sebagai bagian kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling melengkapi, sehubungan dengan itu, menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran.

Perintah menulis terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 1-3 yang berbunyi:11

( َنوُرُطْسَي اَمَو ِمَلَقْلاَو ن

ٔ

( ٍنوُنْجَِِ َكِّبَر ِةَمْعِنِب َتْنَأ اَم )

ٕ

َرْ يَغ اًرْجأ َكَل َنِإَو )

( ٍنوُنََْ

ٖ

)

10

Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), 3.

11


(22)

1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,

2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila,

3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.

Selain itu, perintah menulis dipertegas juga di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109 yang berbunyi:12

َِِّر ُتاَمِلَك َدَفْ نَ ت ْنَأ َلْبَ ق ُرْحَبْلا َدِفَنَل َِِّر ِتاَمِلَكِل اًداَدِم ُرْحَبْلا َناَك ْوَل ْلُق

(

ٔٓ١

)

اًدَدَم ِهِلْثِِِ اَنْ ئ ِج ْوَلَو

Katakanlah:“Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan

sebanyak itu (pula)”.

3. Tujuan Menulis

Menurut Hugo Hartig tujuan menulis yaitu: a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali, penulis menulis sesuatu karena di tugaskan, bukan atas kemampuan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang di tugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

12


(23)

b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

c. Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan.

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional)

Tulisan bertujuan memberikan informasi dan keterangan kepada para pembaca.

e. Self-Ekspressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, dan sebagainya.

g. Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang di hadapi, penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta


(24)

meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat di mengerti dan di terima oleh para pembaca.

4. Fungsi Menulis

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan juga dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Menurut Halliday, dalam dunia modern ini bahasa tulis memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk fungsi berikut ini:13 a. Terutama untuk tindakan: tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu

lalu lintas, petunjuk televisi dan radio, rekening, daftar menu, buku telepon,surat pemilihan umum, petunjuk komputer dan lain sebagainya. b. Terutama untuk informasi: misalnya surat kabar/koran,majalah yang

berisi peristiwa-peristiwa terkini, buku-buku non fiksi, iklan, pamflet politik, laporan ilmiah dan buku petunjuk.

c. Terutama untuk hiburan: misalnya strip komik, buku fiksi, puisi dan drama, sisipan koran, subjudul film dan lain sebagainya.

13


(25)

5. Manfaat Menulis

Adapun manfaat dari kegiatan menulis adalah sebagai berikut: a. Menghilangkan stress

b. Sebagai media merencanakan target yang ingin dicapai d. Sebagai gudang inspirasi

e. Alat penyimpanan memori

f. Alat untuk mempermudah penyelesaian masalah g. Menulis itu menyehatkan

i. Sebagai sarana untuk mengungkapkanperasaan hati seperti kegelisahan, keinginan, amarah, dan sebagainya.

6. Indikator Keterampilan Menulis

Tulisan yang dihasilkan dapat dinilai baik, apabila sesuai dengan aspek dan kriteria yang telah ditentukan. Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar dalam kaitannya dengan penilaian karangan, terdapat beberapa kriteria yang digunakan antara lain:14

a. Kualitas dan ruang lingkup isi b. Organisasi dan penyajian isi c. Komposisi

d. Kohesi dan Koherensi e. Gaya dan bentuk bahasa

14

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 250.


(26)

f. Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca g. Kerapian tulisan dan kebersihan

7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.15 Oleh karena itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Cara meningkatkan keterampilan menulis antara lain:

1) Banyak membaca

Cara terbaik untuk memperluas dan memperkaya ide dan gagasan tersebut adalah dengan membaca. Semakin banyak kita membaca maka semakin banyak pula pengetahuan kita.

2) Menulis secara teratur

Menulis yang teratur dapat menjaga dan meningkatkan kualitas tulisan yang kita hasilkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan menulis yang

15

Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), 4.


(27)

dijaga dengan baik tidak akan melunturkan cara dan gaya bahasa kita dalam menulis.

3) Belajar cara menulis yang baik dan benar

Semakin banyak kita belajar menulis maka semakin banyak pula kemampuan kita dalam membuat tulisan yang baik.

4) Perhatikan mood

Tulisan merupakan cerminan dari kepribadian dan intelektual penulisnya. Jadi, menulis dalam keadaan mood yang baik akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan kualitas tulisan yang bagus.

5) Kebiasaan melakukan evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap hasil tulisan yang kita buat sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bermanfaat ketika kita mengalami kesalahan dalam menulis baik berupa pengejaan kata yang salah, penulisan angka dan huruf yang salah, hingga pembuatan tulisan dengan gaya bahasa yang salah.

6) Minta pendapat

Salah satu cara terbaik dan cepat dalam meningkatkan kualitas kita adalah dengan meminta pendapat kepada seseorang yang sudah mahir menulis mengenai tulisan yang sudah kita buat. Cara meminta pendapat ini sangat efisien dalam meningkatkan kualitas menulis kita, karena kita


(28)

akan cepat mengetahui dimana letak kesalahan kita dalam menulis dan bagaimana koreksi kebenarannya.16

B. Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar berseri. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Yang mana pada model pembelajaran ini selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif dalam setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif yang dapat menimbulkan peserta didik untuk menghasilkan sesuatu dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan.17 Pembelajaran dengan disertai gambar maka akan menarik perhatian peserta didik untuk mencoba mengurutkan serta menuliskan karangan sederhana untuk memperjelas keterangan gambar, agar dapat dipahami oleh pembaca.

16

Panduan-belajar-blog.blogspot.com/2011/12/meningkatkan-kemampuan-menulis.html 17

Imas Kurniasih & Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, (Bandung: Kata Pena, 2015), 44-45.


(29)

2. Langkah-langkah Model PembelajaranPicture and Picture

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:18

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Hal yang paling utama pada proses ini adalah guru harus menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mau dilakukan, sehingga siswa dapat memperkirakan sejauh mana materi yang harus mereka kuasai. Hal ini berkaitan erat dengan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang penting, untuk menstimulus kesuksesan dalam proses pembelajaran. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang telah ditunjukkan oleh guru atau teman-temannya. Dengan picture atau

18


(30)

gambar dapat membantu kita agar tidak mengeluarkan banyak energi dalam pembelajaran.

d. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Seperti contoh gambar-gambar berikut ini:

Gambar 2.1: Gambar Berseri

Langkah ini bisa beragam cara dalam mempraktekkannya, bisa dengan penunjukan langsung, bisa juga dengan menggunakan undian atau bergilir sesuai urutan bangku. Dan setelah itu, siswa diminta untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alasan logis urutan gambar tersebut

Proses ini guru harus bisa mengarahkan siswa untuk berpikir sistematis tentang gambar yang ada, setelah itu siswa diajak untuk menemukan jalan cerita sesuai dengan indikator-indikator yang akan dicapai.

3 2


(31)

f. Setelah gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses ini, masing-masing siswa diminta untuk menuliskan karangan sesuai dengan gambar yang sudah diurutkan.

g. Kesimpulan atau rangkuman

Di akhir pelajaran siswa bersama guru mengambil kesimpulan serta penguatan sebagai penjelas materi.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun kelebihan model pembelajaran Picture and Picture diantaranya:

a. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa b. Melatih berpikir logis dan sistematis

c. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa d. Meningkatkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4.Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture

Meskipun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan sempurna dalam meningkatkan kemampuan serta kreatifitas siswa, tapi tetap saja memiliki celah kelemahan, diantaranya:

a. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kegaduhandi dalam kelas

b. Guru harus memiliki keterampilan penguasaan kelas yang baik, karena model pembelajaran ini rentan terjadi kegaduhan


(32)

c. Dengan mempergunakan model ini, berarti proses pembelajaran harus dipersiapkan dalam waktu yang cukup panjang, karena akan memakan waktu yang lama.

d. Dibutuhkan dukungan, fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, terutama untuk gambar yang akan diperlihatkan.19

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik dalam kehidupannya. Yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Sedangkan pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik.

Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.20

19

Imas Kurniasih& Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Bandung: Kata Pena), 45-46

20


(33)

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat:21

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Materi Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar a. Karangan

Karangan adalah ciptaan atau hasil mengarang yang berupa cerita atau buah pena yang kita imajinasikan. Karangan dapat

21


(34)

dikatakan baik bila cerita disajikan secara berurutan.22 Karangan juga merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami, sehingga dapat dibaca oleh orang lain.23

b. Langkah-Langkah Menulis Karangan

Apabila ingin menghasilkan karangan yang baik, maka harus memperhatikan langkah-langkah dalam mengarang. Langkah-langkah tersebut diantaranya:

1) Menentukan tema

2) Memilih judul yang menarik 3) Menyusun kerangka karangan 4) Mengembangkan kerangka karangan

5) Gunakan pilihan kata atau diksi dengan ejaan yang tepat

Membuat karangan juga dapat dilakukan berdasarkan gambar berseri, baik yang sudah urut maupun belum urut. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat karangan dari gambar seri yang belum berurutan adalah sebagai berikut:24

a) Mengurutkan gambar sesuai dengan peristiwa b) Membuat kalimat pokok pada setiap gambar

22

Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 11.

23

https://id.wikipedia.org/wiki/karangan. 24


(35)

c) Mengembangkan kalimat pokok menjadi sebuah paragraf

d) Dari setiap paragraf digabungkan sehingga menjadi sebuah cerita e) Berikan judul yang menarik dan sesuai dengan isi cerita

c. Gambar Seri

Gambar seri adalah gambar berurutan yang menunjukkan suatu peristiwa. Gambar seri biasanya terdapat pada komik atau majalah anak. Menulis karangan menggunakan gambar seri sangat membantu siswa untuk menyusun sebuah karangan yang urut.25 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa menulis karangan dari gambar seri bertujuan agar siswa dapat menulis dengan runtut sesuai dengan gambar yang dilihat. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema pembelajaran yang dipelajari. Oleh karena itu guru harus mampu memilih gambar yang tepat dan cocok dengan karakteristik kelas.26 d. Penilaian Menulis Karangan

Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara menyeluruh, bukan hanya pada tiap-tiap aspek pelajarannya saja. Dalam pembelajaran bahasa penilaian merupakan hal yang sangat penting. Bentuk penilaian yang digunakan pada penelitian ini berupa penilaian produk dari hasil kerja atau menulis karangan sederhana siswa (product assesment). Aspek menulis karangan untuk penilaian

25

Tim Dunia Ilmu, Ulangan HarianMutiara, (Sidoarjo: Dunia Ilmu, 2016), 12.

26


(36)

produk ini meliputi kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan penggunaan EYD.

D.Hubungan Antara Keterampilan Menulis dengan Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture

Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SDN Ngaban dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah rendahnya keterampilan menulis siswa. Model pembelajaran Picture and Picture sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut tampak menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan terhadap metode pembelajaran yang tidak kreatif atau monoton seperti ceramah dan tanya jawab.

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian model pembelajaran Picture and Picture diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa pada materi karangan sederhana sesuai dengan target yang telah ditentukan.


(37)

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.27 Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni sebagai berikut:

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.28

27

Basrowi, dkk, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 25.

28

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 45.


(38)

Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, yakni untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran disekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.29 Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa model tertentu, dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model dari Kurt Lewin. Model Kurt Lewin adalah berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.30

Gambar 3.1:

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

29

Anas Salahudin,Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 27.

30


(39)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Ngaban yang beralamatkan di desa Ngaban, tepatnya di Jalan Melagi Rt.17 Rw.06 Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yaitu mulai pertengahan bulan Februari sampai awal bulan Maret

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan fokus pada kelas III, yang jumlah peserta didiknya terdiri dari 34 peserta didik, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.Lingkungan masyarakat SDN Ngaban adalah masyarakat menengah kebawah, rata-rata latar belakang sosial ekonomi dari wali murid di sekolah tersebut adalah PNS dan wiraswasta.

Kemampuan akademik yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah tersebut adalah sedang, karena kemampuan yang dimiliki peserta didik belum sepenuhnya terolah dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, SDN Ngaban menggunakan KTSP. Dan obyek yang diteliti


(40)

adalah keterampilan menulis yang masih rendah, sehingga akan ditingkatkan melalui model pembelajaran Picture and Picture.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran PTK ini adalah peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Variabel tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Variabel Input : siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

2. Variabel Proses : penerapan model pembelajaran Picture and Picture 3. Variabel Output : peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana D. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin dipilih oleh peneliti karena apabila pada awal pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan tercapai. Jika pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

Siklus I

1. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus I ini, peneliti menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya:


(41)

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkandan sarana pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. 2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan kegiatan yang ada di RPP yakni:

a. Apersepsi dan motivasi

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c. Memperkenalkan model pembelajaran Picture and Picture yang akandilaksanakan selama proses pembelajaran

d. Menyampaikan materi tentang penulisan karangan sederhana

e. Melaksanakan penilaian produk untuk semua siswa pada akhir siklus dengan membuat sebuah karangan sederhana berdasarkan alur cerita yang ada pada gambar berseri.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis


(42)

karangan sederhana melalui model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Adapun hal yang dilakukan peneliti adalah mengamati dan mencatat semua permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran dalam lembar observasi. Serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui lembar penilaian aktivitas guru dan siswa siklus I.

4. Tahap refleksi (reflecting)

Peneliti telah memperoleh data dari hasil pelaksanaan dan pengamatan yang telah dilakukan. Maka peneliti akan melakukan refleksi sebagai berikut:

a. Merefleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I b. Mencatat kendala ataupun permasalahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang telah digunakan pada siklus selanjutnya

Siklus II

1. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yakni sebagai berikut:


(43)

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

b. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP: menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan seperti buku paket ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan media berupa 4 gambar berseri yang disusun secara acak sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dan sarana pendukung lainnya yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. 2. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada saat pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan proses pembelajaran yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan yang ada pada siklus I. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Pada tahap pengamatan siklus II, peneliti melakukan pengamatan terhadap perbaikan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran melalui lembar penilaian aktivitas guru dan siswa siklus II.


(44)

4. Tahap refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi di siklus II ini, peneliti merefleksi pelaksanaan kegiatan seperti pada siklus I, diantaranya:

a. Peneliti melakukan refleksi pelaksanaan kegiatan pada siklus II seperti yang dilakukan pada siklus I.

b. Peneliti membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. E. Sumber Data dan Teknik Pengumpula Data

1. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.31 Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

a. Guru

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru saat menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan sederhana. Untuk itu, sumber data yang diperoleh berasal dari observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III sebelum siklus dilakukan.

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 172.


(45)

b. Siswa

Untuk mengetahui keterampilan menulis siswa setelah diterapkannya model Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi karangan sederhana. Untuk itu, sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari observasi, unjuk kerja dan produk, serta dokumentasi saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.

Dalam penelitian, data yang diperlukan ada 2 macam, yaitu:

a.Data kualitatif

Data kualitatif berhubungan dengan karakteristik yang berupa kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian inimeliputi:

1. Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas

2. Model pembelajaran yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas

b.Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini meliputi:

1. Data jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin


(46)

3. Data penilaian produk siswa

4. Data hasil aktivitas guru dan siswa

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, Product Assesment (Penilaian Produk), dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan dilakukan dan kendala tindakan, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.32

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada proses pembelajaran. Adapun instrumen yang

32


(47)

digunakan dalam pengamatan atau observasi kali ini yaitu instrumen observasi aktivitas guru dan instrumen observasi siswa.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Memberi salam, apersepsi dan motivasi

kepada siswa

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Kecakupan materi dengan kompetensi

pembelajaran

4. Guru menunjukkan cara mengurutkan 4 gambar seri yang benar

5. Guru mengajarkan cara menentukan kalimat pokok pada 4 masing-masing gambar seri

6. Guru memberi perintah dan petunjuk dengan jelas tentang penggunaan ejaan yang benar dalam sebuah karangan sederhana

7. Menunjukkan kesesuaian model pembelajaran dengan indikator, materi ajar dan karakteristik siswa

8. Performance (suara yang jelas dalam menyampaikan materi, posisi guru dalam menjelaskan materi dan saat proses


(48)

pembelajaran, interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam pembelajaran, ekspresi muka guru saat proses pembelajaran)

9. Variasi model pembelajaran dengan media pembelajaran (gambar seri dalam ukuran besar) yang dibawa oleh guru 10. Guru merefleksi kembali pembelajaran

yang dilakukan pada hari ini Jumlah Skor yang Diperoleh

Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Guru

Adapun keterangankriteria penskoran pada lembar observasi aktivitas guru yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas guru sangat rendah dan belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran

b. Skor 2 : jika aktivitas guru rendah tetapi ada beberapa kegiatan pembelajaran yang sesuai

c. Skor 3 : jika aktivitas guru tinggi dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran

d. Skor 4 : jika aktivitas guru sangat tinggi melaksanakan dengan runtut dan sesuai kegiatan pembelajaran


(49)

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Siswa menjawab salam dan merespon

kegiatan apersepsi/motivasi yang diberikan oleh guru

2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran disampaikan

3. Siswa memusatkan perhatian terhadap penjelasan materi yang diajarkan

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru tentang model pembelajaran Picture and Picture dalam keterampilan menulis

5. Siswa melakukan pekerjaan secara individu dengan mengurutkan gambar berseri yang disusun secara acak dan membuat kalimat pokok dari setiap gambar sehingga menjadi sebuah karangan sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar

6. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan tertib

7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan


(50)

semangat

8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman

9. Siswa merespon ajakan guru untuk menyimpulkan materi pembelajaran 10. Siswa merespon ajakan guru untuk

belajar lagi mengenai penulisan karangan dengan antusias

Jumlah Skor yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal Nilai Akhir Aktivitas Siswa

Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar observasi aktivitas siswa yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas siswa sangat rendah dan belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran

b. Skor 2 : jika aktivitas siswa rendah tetapi ada beberapa kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana

c. Skor 3 : jika aktivitas siswa tinggi dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran

d. Skor 4 : jika aktivitas siswa sangat tinggi dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.


(51)

b. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.33 Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.34 Dari proses wawancara peneliti mendapatkan hasil tentang karakteristik siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran yang akan diteliti serta kendala apa saja yang dapat menghambat proses pembelajaran.Lembar wawancara terhadap guru kelas III SDN Ngaban Tanggulangin dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Lembar Wawancara Mengenai Keterampilan Menulis Siswa Kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

1. Berapa jumlah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

2.Bagaimana karakteristik siswa pada kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

3. Kurikulum apa yang digunakan ibu dalam mengajar?

4. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia?

5.Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban

33

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 96.

34


(52)

Tanggulangin selama ini?

6. Apa saja kendala dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas III selama ini?

7. Apa saja permasalahan yang ibu temukan selama pembelajaran bahasa Indonesia di kelasIII?

8. Apakah ketuntasan belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan?

9. Apa strategi, metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

10. Bagaimana ibu guru menyikapi permasalahan yang ada di kelas III SDN Ngaban Tanggulangin?

c. Product Assesment (Penilaian Produk)

Pada penelitian ini yang diukur adalah peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument non tes. Non tes adalah penilaian hasil belajar melalui alat atau instrument pengukuran bukan tes. Non-tes juga merupakan alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi.35 Bentuk penilaian yang digunakan pada penelitian ini berupa penilaian produk dari hasil kerja/menulis karangan sederhana siswa (product assesment). Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa

35

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 190.


(53)

dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.

Dalam penelitian ini produk yang dimaksud berupa tulisan menulis karangan sederhana yang dihasilkan siswa secara mandiri. Penilaian produk bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis karangan sederhana.dapun kriteria keterampilan menulis untuk penilaian produk terdiri dari beberapa aspek meliputi: kalimat pokok, isi karangan, bahasa, dan penggunaan EYD. Aspek penilaian produk menulis karangan sederhana tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 3.4

Aspek Penilaian Produk Menulis Karangan Skor

Level

Kalimat Pokok

Isi Karangan Bahasa Penggunaan EYD 4 Kesesuaian 4

kalimat pokok dengan 4 gambar

Kejelasan topik, kerincian detail, alur cerita sesuai dengan 4 susunan

gambar.

Jelas dalam penyusunan paragraf, kalimat,

pilihan dan bentuk kata, serta ketepatan makna dalam 4 susunan

gambar.

Tepat dalam penggunaan ejaan, tanda baca, kerapian, dan kejelasan tulisan, dan 4 ketepatan penulisan kata.


(54)

3 Kesesuaian 3 kalimat pokok dengan 3 gambar

Kejelasan topik, kerincian detail, alur cerita sesuai dengan 3 susunan

gambar.

Jelas dalam penyusunan paragraf, kalimat,

pilihan dan bentuk kata, serta ketepatan makna dalam 3 susunan

gambar.

Tepat dalam penggunaan ejaan, tanda baca, kerapian, dan kejelasan tulisan, dan 3 ketepatan penulisan kata.

2 Kesesuaian 2 kalimat pokok dengan 2 gambar

Kejelasan topik, kerincian detail, alur cerita sesuai dengan 2 susunan

gambar.

Jelas dalam penyusunan paragraf, kalimat,

pilihan dan bentuk kata,

serta 2

ketepatan makna dalam susunan

gambar.

Tepat dalam penggunaan ejaan, tanda baca, kerapian, dan kejelasan tulisan, dan 2 ketepatan penulisan kata.

1 Kesesuaian 1 kalimat pokok dengan 1 gambar

Kejelasan topik, kerincian detail, alur cerita sesuai dengan 1 susunan

Jelas dalam penyusunan paragraf, kalimat,

pilihan dan bentuk kata,

serta 1

Tepat dalam penggunaan ejaan, tanda baca, kerapian, dan kejelasan tulisan, dan 1 ketepatan


(55)

gambar. ketepatan makna dalam susunan

gambar.

penulisan kata.

d. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.36 Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data, foto serta dokumen-dokumen penunjang penelitian, seperti profil sekolah dan daftar nilai bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin selama dilaksanakan siklus.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data yang memiliki korelasi dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat

36


(56)

kuantitatif, dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistik dan model ekomotorik. Peneliti menyajikan hasil analisis dalam bentuk angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu bentuk deskriptif atau uraian. Pada setiap akhir siklus, penghitungan analisis dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:

a. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Untuk mengetahui jumlah nilai akhir aktivitas guru dan siswa, menggunakan rumus:37

Rumus 3.1

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa = ∑ Jumlah frekuensi aktivitas X 100 ∑ Jumlah total (frekuensi) aktivitas

b. Penilaian Hasil Produk Menulis Karangan Sederhana

Untuk analisis hasil penilaian non tes yang berupa penilaian produk,makadilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat dianalisis dengan:

Rumus 3.2

Penilaian Hasil Produk Siswa

Nilai = ∑ Skor yang diperoleh X 100 ∑ Skor maksimal

37

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Teknik dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Kata Pena, 2014), 43.


(57)

Setelah nilai siswa diketahui, selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata kelas. Untuk menghitung nilai rata-rata-rata-rata yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:38

Rumus 3.3

Menghitung Nilai Rata-Rata Non Tes Siswa X = ∑X

N Keterangan: X : Rata-rata (mean)

∑X : Jumlah seluruh skor N : Banyaknya subjek

Untuk mengetahui persentase keterampilan menulis siswa pada siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai 75, karena sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, dan dapat dinyatakan tuntas secara klasikal apabila kelas tersebut mencapai keberhasilan minimal 75% dalam proses pembelajaran. Untuk menghitung

38


(58)

persentase ketuntasan keterampilan menulis secara klasikal menggunakan rumus:39

Rumus 3.4

Presentase Ketuntasan Keterampilan Menulis

P = F X 100% N

Keterangan:

P : Persentase ketuntasan keterampilan menulis siswa yang dicari F : Jumlah siswa yang tuntas dalam menulis

N : Jumlah siswa

Adapun kriteria ketuntasan keterampilan menulissiswa secara keseluruhan dinyatakan sebagai berikut:40

Tabel 3.5

PresentaseKetuntasan Keterampilan Menulis Presentase Ketuntasan

Keterampilan Menulis Karangan Sederhana

Keterangan

86-100% Sangat Baik

76-85% Baik

60-75% Cukup

39

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 43.

40

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), 103.


(59)

55-59% Kurang

≤ 54% Kurang Sekali

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalammeningkatkan atau memperbaiki mutu KBM di kelas.41 Biasanya keberhasilan siswa ditentukan dari kriteria ketuntasan belajarnya, dalam hal ini yang dimaksud adalah ketuntasan keterampilan menulis siswa yakni berkisar antara 75-80%. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.42

Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran dalam melakukan penelitian:

1. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas, jika observasi aktivitas guru dan siswa memperoleh nilai akhir minimal 75

2. Nilai rata-rata siswa minimal 75

3. Persentase ketuntasan belajar siswa minimal 75%

41

Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 127.

42

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 8.


(60)

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Nama : Rizka Mufita

Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran

- Menyusun laporan observasiguru dan siswa, serta - Menyusun hasil penelitian

2. Nama : Musrifah, S.Pd

Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban Tanggulangin

Tugas : - Memberikan waktu untuk melakukan penelitian

-Memberikan pengarahan terhadap peneliti selama melakukan penelitian tindakan kelas yang hasilnya di refleksikan bersama-sama, serta

-Melakukan observasi terhadap siswa dan peneliti yang bertindak sebagai pengajar.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan model pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.Dan hasil penelitian diuraikan dalam tiap-tiap siklus. Berikut uraiannya:

1. Siklus 1

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan yakni sebagai berikut:

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), perangkat pembelajaran yang disiapkan telah di validasikan kepada dosen sebagai validator. 2. Menyiapkan sarana dan prasarana seperti media yang digunakan untuk


(62)

Picture dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana

3. Menyiapkan lembar kerja siswa siklus I, lembar kerja siswa yang disiapkan telah di validasikan kepada dosen sebagai validator. Setelah itu lembar kerja siswa dapat dipergunakan untuk mengukur keterampilan menulis siswa.

4. Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Tahap Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2017. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin dengan jumlah siswa 34, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Ada pun proses belajar mengajar mengacu pada perangkat pembelajaran (RPP) yang telah dibuat meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut langkah-langkah pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.

Pada kegiatan awal guru melakukan pengondisian kelas dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama dengan mengucapkan basmalah. Guru juga menanyakan kabar untuk menarik


(63)

simpati siswa. Setelah menanyakan kabar siswa, guru memeriksa kehadiran siswa. Kemudian guru memberikan ice breaking (berupa tepuk merah, kuning, hijau dan putih) untuk mengecek konsentrasi siswa, setelah itu guru melakukan apersepsi untuk mengaitkan pengetahuan yang telah diterima siswa baik di sekolah maupun di rumah dengan materi yang akan dibahas dengan bertanya : “Siapa disini yang suka menulis?”. Beberapa siswa merespon pertanyaan guru dengan mengacungkan tangan. Setelah itu guru bertanya lagi “Jika hasil tulisan kita sampai menjadi sebuah paragraf, maka disebut dengan apa nak?”. Sebagian siswa menjawab “Karangan” dan sebagian siswa yang lainnya menjawab “Cerita”. Setelah memperoleh jawaban siswa yang telah mengarah pada materi yang akan dibahas, guru menulis judul pada papan tulis. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru memotivasi siswa agar semangat belajar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti siswa ditunjukkan media pembelajaran berupa rangkaian gambar seri, kemudian siswa diajak untuk mengamati media yang sudah disiapkan oleh guru di depan kelas dengan mendengarkan penjelasan dari guru.


(64)

Gambar 4.1

Guru Menunjukkan Media Gambar Seri

Kemudian guru menyampaikan garis besar materi pembelajaran tentang penulisan karangan sederhana yang benar. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai gambar yang diamati tetapi hanya sedikit yang bertanya dan mampu menjawab. Setelah itu guru membagikan Lembar Kerja Siswa secara individu untuk dikerjakan siswa.

Gambar 4.2


(65)

Guru memberikan reward kepada siswa yang berani membacakan hasil karangannya di depan kelas. Setelah beberapa siswa membacakan hasil karangannya di depan kelas, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil karangannya secara individu. Kemudian guru memberikan penguatan terhadap karangan yang telah dibuat oleh siswa secara individu.

Pada kegiatan penutup, guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari. Setelah itu, guru memberikan kesimpulan terakhir dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar baik di sekolah maupun di rumah. Guru menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan (observing)

Selama pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui situasi pembelajaran saat menerapkan model pembelajaran Picture and Picture. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I:

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Berikut ini hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I yaitu:


(66)

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Memberi salam, apersepsi dan motivasi

kepada siswa

√ 3

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3. Kecakupan materi dengan kompetensi pembelajaran

√ 2

4. Guru menunjukkan cara mengurutkan 4 gambar seri yang benar

√ 2

5. Guru mengajarkan cara menentukan kalimat pokok pada 4 masing-masing gambar seri

√ 2

6. Guru memberi perintah dan petunjuk dengan jelas tentang penggunaan ejaan yang benar dalam sebuah karangan sederhana

√ 2

7. Menunjukkan kesesuaian model pembelajaran dengan indikator, materi ajar dan karakteristik siswa

√ 3

8. Performance (suara yang jelas dalam menyampaikan materi, posisi guru dalam menjelaskan materi dan saat proses pembelajaran, interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam


(67)

pembelajaran, ekspresi muka guru saat proses pembelajaran)

9. Variasi model pembelajaran dengan media pembelajaran (gambar seri dalam ukuran besar) yang dibawa oleh guru

√ 2

10. Guru merefleksi kembali pembelajaran yang dilakukan pada hari ini

√ 3

Jumlah Skor yang Diperoleh 25

Jumlah Skor Maksimal 40

Nilai Akhir Aktivitas Guru 62,5

Dari tabel 4.1 mengenai hasil observasi aktivitas guru siklus I di atas, maka didapatkan nilai akhir 62,5. Dengan perolehan ini maka observasi guru siklus I berada dalam kategori cukup.Akan tetapi perolehan tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan peneliti yakni minimal 75.

Berikut keterangan perhitungan dari tabel 4.1 diatas:

Nilai Akhir = ∑ Jumlah frekuensi aktivitas X 100 ∑ Jumlah total (frekuensi) aktivitas

= 25 X 100 40


(68)

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berikut adalah hasil observasi aktivitas siswa siklus I yang dilakukan guru selama pembelajaran berlangsung:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Siswa menjawab salam dan merespon

kegiatan apersepsi/motivasi yang diberikan oleh guru

2

2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran disampaikan

2

3. Siswa memusatkan perhatian terhadap penjelasan materi yang diajarkan

2

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru tentang model pembelajaran Picture and Picture dalam keterampilan menulis

2

5. Siswa melakukan pekerjaan secara individu dengan mengurutkan gambar berseri yang disusun secara acak dan membuat kalimat pokok dari setiap gambar sehingga menjadi sebuah karangan sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar


(69)

6. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan tertib

2

7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan semangat

2

8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman

2

9. Siswa merespon ajakan guru untuk menyimpulkan materi pembelajaran

2

10. Siswa merespon ajakan guru untuk belajar lagi mengenai penulisan karangan dengan antusias

3

Jumlah Skor yang Diperoleh 21

Jumlah Skor Maksimal 40

Nilai Akhir Aktivitas Siswa 52,5

Dari tabel 4.2 mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus I di atas, maka didapatkan nilai akhir 52,5. Dengan perolehan ini maka observasi siswa siklus I berada dalam kategori kurang. Hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni minimal 75.

Berikut keterangan perhitungan dari tabel 4.2 diatas:

Nilai Akhir = ∑ Jumlah frekuensi aktivitas X 100 ∑ Jumlah total (frekuensi) aktivitas


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian mengenai peningkatan

keterampilan menulis dengan menggunakan model pembelajaran Picture and

Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan penggunaan model pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN Ngaban berada dalam kategori baik. Hal ini dapat dibuktikan pada siklus I, dari kegiatan aktivitas guru dan siswa dengan skor maksimal 40, diperoleh hasil observasi aktivitas guru dengan skor 25, sehingga nilai akhirnya adalah 62,5. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh skor 21 sehingga nilai akhirnya adalah 52,5. Demikian juga pada siklus II, dari kegiatan aktivitas guru dan siswa dengan skor maksimal 40, terdapat peningkatan pada siklus II, yakni dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dengan skor yang diperoleh sejumlah 32 sehingga nilai akhirnya adalah 80. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh skor 31 sehingga nilai akhirnya mencapai 77,5.


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

2. Bahwa ada peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana setelah diterapkannya model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penilaian siswa dengan ketuntasan nilai minimal 75. Dari hasil penilaian siklus I mencapai ketuntasan rata-rata 68,1 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,1. Begitu juga dengan prosentase ketuntasan belajar pada siklus I memperoleh 50% meningkat pada siklus II menjadi 79,5%.

B. Saran

1. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan hasil pembelajaran menjadi optimal. Oleh karena itu, dengan adanya model pembelajaran

Picture and Picture dapat digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

2. Guru hendaknya banyak menguasai model pembelajaran. Hal ini dikarenakan agar guru lebih bervariatif dalam penyampaian materi, serta mudah melakukan pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan pada mata pelajaran lainnya sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 3. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif seyogyanya harus lebih

ditingkatkan lagi, agar dapat menciptakan suasana belajar yangkondusif dan membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan terampil.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

4. Pihak sekolah hendaknya mendukung, memfasilitasi dan mengapresiasi guru yang menggunakan model pembelajaran inovatif, agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Alfin, Jauharoti. 2009. Keterampilan Dasar Berbahasa. (Surabaya: Pustaka Intelektual).

Anis Puji Lestari. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Dengan Model

Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi Tidak Diterbitkan. (Surakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011). Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi

Aksara).

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta,).

Basrowi, dkk. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. (Bogor: Ghalia Indonesia). Citra Arista Elryantini. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Sebagai

Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah XI Palembang Dalam Menulis Karangan, Skripsi Tidak Diterbitkan. (Palembang: FKIP Bina Darma, 2012).

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: CV Pustaka Setia).

Hamid, Sholeh. 2011. Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas. (Jogjakarta: DIVA Press).

Hasbullah. 2012.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada).

http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html?m=1 https://id.wikipedia.org/wiki/karangan.

Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. (Jakarta: Erlangga).

Kurniasih, Imas, dkk. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. (Bandung:

Kata Pena).

Kurniasih, Imas. 2014. Teknik dan Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas

untuk Pengembangan Profesi Guru. (Bandung: Kata Pena).

Nursalim. 2011. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia. (Pekanbaru: Zunafa Publishing).

Panduan-belajar-blog.blogspot.com/2011/12/meningkatkan-kemampuan-menulis.html

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Salahudin, Anas. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: CV Pustaka Setia). Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group).

Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya).

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung: Alfabeta).

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. (Surabaya: Penerbit SIC). Tarigan, Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tim Dunia Ilmu. 2016. Ulangan Harian Mutiara. (Sidoarjo: Dunia Ilmu).


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN PETOMPON 01 SEMARANG

6 76 295

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBAHASA JAWA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 10 228

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III SDN MANGKANG KULON 02

0 8 231

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

0 4 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sambi III, Sambirejo, Sra

0 3 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sambi III, Sambirejo, Sra

0 2 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DI KELAS III SDN MINOMARTANI 1.

1 3 213

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS III

0 0 11