UBI JALAR_DOKUMEN ORIENTASI CLUSTER PENELITIAN.docx
ORIENTASI PENELITIAN PILAR PANGAN
CLUSTER TANAMAN PANGAN
KOMODITAS
Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Koordinator Komoditas
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan, M.Sc.Agr.
19661101 199103 1 001
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
November, 2012
LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN ORIENTASI CLUSTER PENELITIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN TA 2012
Pilar
Cluster
Penelitian
Komoditas
Penyusun
Kontributor
:
:
Pangan
Tanaman Pangan
:
:
Ubi Jalar
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan,
M.Sc.Agr.
NIP. 19661101 199103 1 001
Noladhi Wicaksana, Ph.D
NIP. 19740801 199903 1 005
:
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Budi Waluyo, SP., MP
NIP. 10940525 199903 1 001
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian Unpad
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian Unpad
Balitkabi
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian UB
Jatinangor, 19 November 2012
Mengetahui dan menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat
Unpad
Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS
NIP. 19620527 198810 1 001
Koordinator Penyusun,
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan, Ir.,
M.Sc.Agr.
NIP. 19661101 199103 1 001
1
Daftar Isi
Ringkasan
……………………………………………………………………………………………………
….. 1
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………………
…… 2
I.
Ringkasan
……………………………………………………………………………………….
……… 3
II.
Pendahuluan
………………………………………………………………………………………
….. 4
III.
Studi Literatur
……………………………………………………………………………….
………… 5
IV.
Roadmap Cluster
…………………………………………………………………………………….. 9
V.
Kerjasama …………………………………………………………………………….
………………… 12
VI.
Fasilitas ………………………………………………………………………………….
………………. 12
VII. Usulan Narasumber ………………………………………………………………..
………………. 13
VIII. Potensi kepemilikan (HKI) dan benefit sharing
(nilai ekonomi) produk penelitian ………………………………………………..
……………. 13
IX.
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….
……..……….. 14
I. Ringkasan
Ubijalar potensial dikembangkan sebagai bahan pangan potensial
karena diterima untuk dikonsumsi langsung, pakan, dan bahan baku
industri. Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam
Peraturan
Presiden
(Perpres)
No
22
tahun
2009
tentang
Kebijakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009
tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal. Tujuan jangka menengah kluster penelitian ialah untuk
(i) melestarikan plasma nutfah ubijalar lokal sebagai sumber genetik
potensial dan produksi ubijalar spesifik lokasi dan kegunaan, (ii) merakit
varietas unggul baru melalui rekombinasi genetik untuk memperluas
keragaman dan meningkatkan mutu genetik, (iii) pengujian adaptasi dan
stabilitas hasil sebagai dasar pelepasan calon varietas unggul. Tujuan jangka
panjang ialah tersedia informasi genetik lokal serta genotip-genotip unggul
baru spesifik kegunaan yang mendukung ketahanan pangan, pakan, dan
industri.
Plasma nutfah ubijalar yang terdiri dari varietas lokal dan tanaman
kerabat liar ubijalar menempati posisi penting dalam meningkatkan mutu
genetik ubijalar sebagai sumber keragaman. Tantangan dalam peningkatan
produksi ubijalar ialah adanya hambatan fluktuasi lingkungan yang tidak
diprediksi dari aspek lingkungan biotik dan abiotik. Oleh karena itu perlu
dilakukan identifikasi karakter dan genotip-genotip ubijalar lokal tahan
terhadap fluktuasi cuaca dan iklim, cekaman biotik dan abiotik yang sesuai
dengan preferensi konsumen untuk perakitan varietas baru unggul.
Ancaman kepunahan sumber genetik lokal, serangan hama lanas (Cylas)
dan penyakit scab, dan penyakit totol yang menurunkan kualitas panen.
Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi plasma nutfah
sebagai upaya konservasi secara ex situ, dan menentukan parameter
genetik serta pola heterotik untuk memperoleh varietas lokal unggul dan
varietas hasil pemuliaan tanaman yang toleran terhadap kekeringan, tahan
terhadap hama Cylas, penyakit Scab dan penyakit totol. Sebagai komoditi
potensial maka perlu juga dilakukan diferensiasi calon varietas unggul
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan industri.
Kerjasama yang sudah dilakukan ialah dengan Balitkabi berupa
pertukaran bahan genetik secara informal antar pemulia, petani dan
perusahaan produsen, pengolahan, dan eksportir ubijalar di Desa Cilembu,
yaitu C.V. Techtar Farm, perusahaan pengemasan dan eksportir ubijalar
madu Food CV. Packaging House.
II. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman ubijalar di dunia. Di
Wilayah
Indonesia,
Papua
Nugini,
dan
kepulauan
di
Pasifik
Selatan
ditemukan sekitar lima ribu kultivar lebih pada daerah-daerah yang
terisolasi hingga ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut (m dpl),
bahkan di atas 3.000 m dpl (Mok and Schneider, 1998). Jawa Barat
mempunyai keragaman genetik ubi yang tinggi (Chandria et al., 2011). Pada
wilayah yang lebih sempit Desa Cilembu, juga terdapat keragaman genetik
yang luas (Rahmannisa et al., 2011a; b). Produk ubi cilembu sebagai ubi
bakar atau oven merupakan salah satu produk pangan olahan yang
digemari masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan
permintaan yang kontinyu dalam jumlah besar yang perlu dukungan nyata
dari para stakeholders (peneliti, petani, pedagang, birokrasi). Peran ubi
cilembu telah meningkatkan pendapatan masyarakat (petani, pedagang) di
wilayah Kab. Sumedang telah diakui secara nyata.
Saat ini diketahui bahwa populasi asli ubi Cilembu mulai ditinggalkan
para petani (Karuniawan et al., 2011b; Waluyo and Karuniawan, 2011). Dari
hasil penelitian team Fakuktas Pertanian UNPAD sejak tahun 2008,
ditinggalkannya populasi asli ubi Cilembu disebabkan empat faktor utama
yaitu adanya penurunan daya hasil (hanya 7-10 toh/h dari sebelumnya 20
ton/ha), umur panen yang panjang (6- 8 bulan), semakin peka terhadap
penyakit kudis (di lahan) dan penyakit totol hitam (pasca panen), serta
adanya varietas lokal yang mirip yaitu Jawer kotok, Rancung, serta yang
paling
akhir
adalah
varietas
Ranci/Rancing/Mencring
yang
dapat
dibudidayakan di berbagai wilayah dan menghasilkan produk dengan
kualitas yang mirip ubi Cilembu popolasi aslinya. Dengan demikian perlu
dilakukan penelitian mengenai status budidaya ubijalar lokal Cilembu dan
studi keragaman genetik varietas serta peluang pemanfaatan daun ubi
sebagai sumber pakan ternak potensial. Kajian ini akan menentukan status
konservasi dan pemanfaatan sumber genetik ubijalar.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan ubijalar ialah kendala
lingkungan biotic dan abiotic serta fluktuasi cuaca dan iklim. Pendekatan
secara genetik merupakan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan
(Muramoto et al., 2012). Pemanfaatan sumber gen dalam menghadapi
lingkungan biotic-abiotik dapat dilakukan dengan persilangan interspesifik
dengan kerabat liar (Sakamoto, 1976; Shiotani and Kawase, 1989; Komaki,
2001). Saat ini kerabat liar ubijalar di Citatah terancam punah karena
perbukitan kapur alam yang telah diekploitasi secara berlebihan (Hambali,
1988) sehingga perlu upaya konservasi secara ex situ agar dimanfaatkan
untuk perbaikan genetik ubijalar (Karuniawan et al., 2011a; Waluyo et al.,
2011). Pada kegiatan konservasi secara ex situ perlu upaya selektif agar
tidak terjadi duplikasi aksesi. Upaya mengidentifikasi duplikasi dan menguji
kebenaran varietas dapat dilakukan berdasarkan pendekatan karakter
morfologi, agronomis dan fenologi (Huaman et al., 1999; Mondal et al.,
2006; Veasey et al., 2007; Tairo et al., 2008). Namun varietas lokal
biasanya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat menyebabkan
deviasi pada karakter tersebut sehingga pendekatan molekular merupakan
pendekatan
yang
tepat
untuk
mengidentifikasi
keragaman
dan
menentukan kebenaran varietas (He et al., 2006; Elameen et al., 2008;
Karuri et al., 2010).
Pengelolaan plasma nutfah ubijalar melalui rancangan lapangan yang
memungkinkan terjadinya saling menyerbuk silang akan menghasilkan biji
dari tetua betina yang diketahui, dan menghasilkan keturunan potensial
untuk diseleksi dan diuji daya hasil lebih lanjut (Maulana et al., 2010;
Roosda et al., 2010). Genotip-genotip potensial ini perlu dikarakterisasi dan
dideskripsikan serta diduga potensi hasilnya melalui uji daya hasil. Hal ini
perlu dilakukan agar terdapat jaminan mutu dan produksi yang kontinyu
bagi
bahan
baku
yang
sesuai.
Identifikasi
juga
diperlukan
dalam
menentukan genotip untuk digunakan sebagai bahan pangan, pakan, dan
bahan baku industri (Ruiz et al., 1981; Yamakawa and Yoshimoto, 2002;
Vinning, 2003; Manrique and Roca, 2007; Peters, 2008; Astawan and
Widowati, 2011; Abonyi et al., 2012)
Genotip-genotip unggul terpilih dapat dilepas sebagai varietas unggul.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
37/Permentan/
OT.140/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006, tentang Pengujian, Penilaian,
Pelepasan dan Penarikan Varietas, penilaian genotip untuk pelepasan
varietas dapat didasarkan pada daya adaptasi luas atau adaptasi spesifik
lokasi. Untuk mengetahui daya adaptasi maka dilakukan uji adaptasi.
Berdasarkan uji adaptasi dapat diketahui genotip-genotip yang potensial
untuk dilepas (Gruneberg et al., 2005; Chandria et al., 2011). Penggunaan
dan pemanfaatan calon varietas yang dilepas akan dikelola oleh pemulia
dan kesepakatan dengan petani dan pengguna bahan baku ubijalar.
III. Studi Literatur
Ubijalar dimanfaatkan untuk bahan baku industri pasta, produk
kalengan, dan makanan bentuk instan ( Kumalaningsih, 1994; Yoshinaga et
al., 1999a; Katayama
et al., 2000; Vinning, 2003; Huang
et al., 2005;
Matsunaga, 2010). Sebagai bahan pangan, ubijalar mempunyai kandungan
gizi tinggi antara lain mineral, unsur mikro yang konsentrasinya berbedabeda sesuai dengan keragaman warna daging buah dan bagian tanaman,
dan vitamin (Ishida et al., 2000; Manrique and Roca, 2007; Burri, 2011),
mempunyai kandungan antioksidan dengan kualitas super tinggi terutama
di bagian daun dan ubi dengan warna ungu (Yoshinaga et al., 1999; Ishida
et al., 2000; Yoshimoto et al., 2002; Suda et al., 2003; Adewolu, 2008; Fu
et al., 2008; Islam et al., 2009; Jung et al., 2011). Tepung atau pati ubijalar
mempunyai karakteristik yang sesuai untuk dijadikan sebagai bahan baku
industri dan berbeda antar varietas (Brabet et al., 1998; Katayama et al.,
2000, 2006; Huang et al., 2005) yang dapat mengganti penggunaan tepung
gandum, dan potensial juga digunakan sebagai biofuel (Ziska et al., 2009).
Indonesia merupakan negara produsen ubijalar ke empat di dunia
dengan kotribusi produksi 2% (Manrique and Roca, 2007). Sebagian besar
produksi ini disumbangkan dari areal penanaman varietas lokal yang
tersebar di berbagai wilayah (Mok and Schneider, 1998). Petani tradisional
memiliki peranan penting dalam konservasi dan generasi keragaman
spesies yang dibudidayakan dan telah diteliti di berbagai belahan dunia
selama lebih dari satu abad (Martins, 1994; Brush, 2000). Serangkaian
faktor dianggap penting dalam memilih spesies dalam pertanian tradisional
adalah faktor budaya dan kelimpahan, ketersediaan dan kemudahan
perolehan spesies (Cleveland et al., 1994). Kapasitas adaptasi dari spesies
atau jenis tanaman untuk iklim, varian geografis dan budaya juga penting,
karena petani tradisional tertarik dalam struktur keanekaragaman dan
populasi yang memungkinkan mereka untuk memaksimalkan adaptasi lokal
(Soleri and Smith, 1995). Pemilihan varietas lokal yang beragam menjadi
suatu
konsekuensi
hilangnya
plasma
nutfah
yang
berakibat
pada
terputusnya kontinyuitas produksi dengan kualitas yang sama (Karuniawan
et al., 2011b).
Ubijalar memiliki sistem kawin silang luar tanaman ini diperbanyak
secara vegetatif dengan masing-masing kultivar dianggap klon (Prakash et
al.,
1996).
meningkatkan
Ketidakcocokan
heterozigositas
sendiri
genetik
dalam
bunga
(Thompson
menyebabkan,
et
al.,
1997).
Kompatibilitas seksual berhubungan dengan sistem selfincompatibility
multiallelic sporophytic yang diekspresikan dalam stigma (Diaz et al., 1996).
Di Citatah Jawa Barat ditemukan kerabat liar Ipomoea trifida yang
mampu menghasilkan biji berlimpah, mampu menghasilkan akar yang
menyerupai ubi, dan mampu bersilang dengan ubijalar yang keturunanya
mampu menghasilkan ubi ((Hambali, 1988; Komaki, 2001). Tanaman ini
telah dimanfaatkan asing untuk perakitan ubijalar (Sakamoto, 1976; Itaru
and Tsuneo, 1987).
Kerabat liar Ipomoea trifida merupakan sumber gen ketahanan
terhadap penyakit Black Rot Root .(Sakamoto, 1976; Shiotani and Kawase,
1989; Komaki, 2001). Selain itu I. trifida juga merupakan sumber gen
perbaikan terhadap penyakit nematoda (Asante et al., 1993; Sano and
Iwahori, 2002; Akira et al., 2006), hama penggerak ubi dan cekaman
kekeringan
(AVRDC,
1990),
penyakit
kudis
(scab)
(Hartana,
1994),
peningkatan kualitas kandungan gizi (Wahibah, 2002; Wahibah et al., 2004),
dan peningkatan kualitas pati (Shiotani et al., 1991; Asante et al., 1993;
Katayama et al., 2006). Selain I. trifida, kerabat liar ubijalar yang potensial
disilangkan dengan ubijalar ialah I. grandifolia, dan I. purpurea (Cao et al.,
2009), I. triloba, I. lacunosa, dan I.cardatotriloba (Sakamoto, 1970; Yang et
al., 2009; Afuape et al., 2011) . Hasil fusi protoplas I. triloba dengan I.
batatas mampu menghasilkan ubi walaupun ukurannya kecil (Yang et al.,
2009). Beberapa tanaman kerabat liar ubijalar lainnya juga berpotensi
sebagai sumber ketahanan terhadap penyakit yang menyerang akar ubi
(Clark and Watson, 1983).
Upaya memisahkan suatu varietas dalam populasi ubijalar lokal
kiranya penanda molekuler menunjukkan aplikasi penting dan kritis dalam
penilaian dan konservasi variasi genetik. Mikrosatelit atau penanda SSR
menunjukkan tingkat polimorfisme yang tinggi, dan beberapa penanda
tersebut telah dikembangkan untuk ubijalar (Buteler et al., 1999; Hu et al.,
2004) dan telah berhasil digunakan untuk menentukan hubungan genetik
antara kultivar yang dihasilkan dari pemuliaan hibrid atau policross (Hwang
et al., 2002) dan untuk analisis diversitas genetik ubijalar lokal (Veasey et
al., 2008). Pada ubijalar, marka DNA telah diidentifikasi untuk karakter yang
secara ekonomi penting misalnya resistensi terhadap virus SPVD (Mwanga
et al., 2002) dan nematode root knot (Mcharo et al., 2005), bobot kering,
kandungan
pati,
hasil,
dan
beta
karoten
(Cervantes-Flores,
2006).
Perbandingan pada tanaman telah menunjukkan bahwa penanda SSR, yang
merupakan penanda lokus tunggal dengan alel ganda, lebih bervariasi
dibandingkan penanda lain dan menyediakan cara yang efektif untuk
membedakan genotipe (Powell et al., 1996).
Hasil penelitian terhadap parameter genetik Ipomoea sp asal Citatah
yang diidentifikasi di Jatinangor mempunyai keragaman genetik yang luas,
heritabilitas karakter dari rendah sampai sedang, dan kemajuan genetik
rendah sampai sedang pada karakter akar yang menyerupai ubi (Jamilah et
al., 2011). Waluyo dan Karuniawan (2011) menunjukkan parameter genetik
karakter agronomis pada ubijalar lokal dan kerabat liarnya mempunyai
keragaman yang luas dan heritabilitas tinggi yang berarti karakter
agronomis dapat diperbaiki melalui persilangan intra dan interspesifik.
Dengan demikian perakitan ubijalar yang tahan terhadap penyakit totol,
berumur
genjah
dan
berdaya
hasil
tinggi
dapat
dilakukan
dengan
persilangan dari aksesi koleksi plasma nutfah ubijalar lokal dan kerabat
liarnya.
Sebelum dilepas kepada masyarakat genotip ungguan harus diuji
adaptasi
pada
beberapa
lingkungan.
Allard
dan
Bradshaw
(1964)
mengemukakan, pertumbuhan dan hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh
interaksi genotip x lingkungan. Dengan adanya interaksi genotip x
lingkungan, suatu populasi yang menampilkan hasil tertinggi di suatu lokasi
sering tidak konsisten di lokasi lain. pengujian suatu genotip di beberapa
lingkungan yang berbeda perlu dilakukan untuk memperoleh informasi yang
lebih komprehensif terutama tentang keragaman yang muncul di bawah
pengaruh
kondisi
eksternal
yang
berbeda.
Bilbro
dan
Ray
(1976)
mengemukakan bahwa keberhasilan program pemuliaan tanaman
akan
tercapai
yang
jika
memperhatikan
aspek
(i)
tingkat
hasil
genotip
mempunyai hasil di atas rata-rata, (ii) adaptasi, yaitu bentuk lingkungan
yang dapat memunculkan genotip-genotip terbaik, dan (iii) stabilitas, yaitu
konsistensi hasil suatu genotip dibandingkan dengan genotip lain. Semua
aspek ini akan terintegrasi dalam satu pengukuran hasil suatu genotip.
Pengujian multilokasi yang cukup representatif bagi semua lingkungan
tumbuh penting dilakukan untuk mengetahui daya adaptasi, potensi hasil,
dan stabilitas hasil agar dapat ditentukan galur yang berdaya adaptasi luas
dan sempit. Suatu pengukuran pengaruh lingkungan terhadap hasil adalah
juga merupakan pengukuran untuk mengetahui daya adaptasi (Nor and
Cady, 1979).
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
37/Permentan/
OT.140/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006, tentang Pengujian, Penilaian,
Pelepasan dan Penarikan Varietas, pelepasan varietas berdasarkan penilaian
pada daya adaptasi luas atau adaptasi spesifik lokasi melalui uji adaptasi.
Berdasarkan uji adaptasi dapat diketahui genotip-genotip yang potensial
untuk dilepas (Gruneberg et al., 2005; Chandria et al., 2011). Hasil uji dapat
dijadikan rekomendasi untuk pelepasan varietas. Suatu varietas yang stabil
dan berdaya hasil tinggi sangat diperlukan oleh para petani yang berlahan
sempit untuk mengurangi resiko kegagalan panen akibat perubahan faktor
lingkungan yang tidak dapat diperkirakan. Dengan adanya Penelitian
Unggulan Fakultas dan Penelitian Pendamping Unggulan Fakultas ini maka
selain diperoleh Hak Perlindungan Varietas sebagai wujud pengakuan
negara terhadap kepemilikan dan hak intelektual pemulia, juga akan
diperoleh varietas unggul baru yang dilepas kepada masyarakat sebagai
wujud pengakuan negara terhadap varietas sebagai wujud kekayaan genetik
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
IV. Roadmap Cluster
o Capaian (outcome) utama (i) diperoleh kebun koleksi inti ubi jalar
lokal, genotip harapan, dan kerabat liar, (ii) diperoleh varietas unggul
baru yang berumur genjah, berdaya hasil tinggi, dan sesuai dengan
preferensi konsumen yang dihasilkan dari diferensiasi fungsi bahan
baku, (iii) industri terintegrasi berbahan baku ubi jalar.
o Mekanisme/strategi mencapai outcome, dilakukan dalam tahapantahapan secara simultan sehingga dapat diperoleh produk dalam
waktu yang efektif dan efisiens sesuai dengan metode penelitian.
o
Kompetensi (tim) peneliti Unpad yang terlibat :
No
.
Nama
Laboratorium
1.
Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan,
M.Sc.Agr
Pemuliaan Tanaman /
Sumberdaya genetik
Tanaman / Fakultas Pertanian
2.
Noladhi Wicaksana, Ph.D.
Pemuliaan Tanaman /
Bioteknologi / Fakultas
Pertanian
3.
Dr. Noor Istifadah, Ir. M.Sc.
Penyakit Tumbuhan / Fakultas
Pertanian
4.
Mansyur, SP., M.Sc.
Pakan Ternak / Fakultas
Peternakan
o
5.
Ir. Tensiska, M.Si
Teknologi Pangan / Fakultas
Teknologi Industri Pertanian
6.
Murgayanti, SP., MP
Fisiologi Tumbuhan / Fakultas
Pertanian
Kompetensi institusi luar Unpad yang terlibat
No
Nama
Laboratorium
.
1.
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Pemuliaan Tanaman /
Budi Waluyo, SP., MP
Balitkabi
Pemuliaan Tanaman /
2.
Biometrik /Fakultas Pertanian
UB
ROAD MAP KOMODITAS UBI JALAR
Advanced
phase
Development
phase
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
1. Pembentukan “core collection”
aksesi ubi jalar lokal
berdasarkan karakter morfologi
dan identifikasi diferensiasi
fungsi sebagai bahan baku dan
sumber genetik ketahanan
terhadap cekaman biotic dan
abiotic.
2. Pembentukan “core collection”
aksesi kerabat liar ubi jalar
berdasarkan karakter morfologi
dan identifikasi kebenaran
spesies, dan skreeing sumber
genetik ketahanan terhadap
cekaman biotic dan abiotic.
3. Studi persilangan intra dan
interspesies berdasarkan
metode polycross untuk
memperoleh biji hasil
persilangan pada plot koleksi.
4. Rejuvinasi dan pengumpulan
biji hasil outcrossing
1. Karakterisasi dan identifikasi
keragaman, jarak, dan
pengelompokan genetik serta
pendugaan parameter genetik
aksesi-aksesi ubi jalar lokal
hasil eksplorasi secara ex situ.
1. Pelepasan calon varietas
unggul ubi jalar berdasarkan
diferensiasi fungsi bahan
baku, ketahanan terhadap
cekaan biotic dan abiotic.
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Pembentukan industri
terintegrasi ubi jalar untuk
bahan pangan, bahan
pakan ternak, bahan baku
industri, dan bahan baku
biofuel mandiri
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Uji daya hasil lanjutan
1. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
pangan
2. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
genotip-genotip potensial
ubi jalar Unpad yang
dihasilkan dari diferensiasi
fungsi bahan baku,
ketahanan terhadap cekaan
Long term
(2016 - 2017)
1
Initiation
phase
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
Long term
(2016 - 2017)
2. Karakterisasi dan identifikasi
keragaman, jarak, dan
pengelompokan genetik serta
pendugaan parameter genetik
aksesi-aksesi kerabat liar ubi
jalar hasil eksplorasi secara ex
situ
3. Rejuvinasi dan pengumpulan
biji hasil outcrossing
biotic dan abiotic
berdasarkan uji kualitas dan
kuantitas umbi.
2. Uji adaptasi ubi jalar hasil
diferensiasi fungsi bahan
baku, ketahanan terhadap
cekaan biotic dan abiotic
pada lingkungan yang
berbeda.
3. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Eksplorasi dan koleksi plasma
nutfah ubi jalar
2. Eksplorasi dan koleksi plasma
nutfah kerabat liar ubi jalar
1. Studi penghanyutan genetik
intra dan interspesies pada
genus Ipomoea spp di
kebun koleksi berdasarkan
bahan yang diperoleh pada
tahun sebelumnya
2. Karakterisasi dan
diferensiasi fungsi bahan
baku pada keturunan ubi
jalar untuk bahan pangan,
pakan, dan industri.
3. Uji daya hasil pendahuluan
genotip-genotip potensial
ubi jalar unpad
4. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
diferensiasi sebagai bahan
pakan ternak
3. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
baku industri
4. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
baku biofuel mandiri
5. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Pengelolaan bahan genetik
serta perbanyakan,
pemeliharaan kemurnian
genetik ubi jalar unggul
yang dilepas serta
pelestarian plasma nutfah
ubi jalar secara
berkelanjutan.
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
outcrossing
Long term
(2016 - 2017)
V. Kerjasama
Kerjasama yang sudah dilakukan ialah dengan Balitkabi berupa
pertukaran bahan genetik secara informal antar pemulia, petani dan
perusahaan produsen, pengolahan, dan eksportir ubijalar di Desa Cilembu,
yaitu C.V. Techtar Farm, perusahaan pengemasan dan eksportir ubijalar
madu Food CV. Packaging House. Penelitian yang akan dating diharapkan
dapat dilakukan dengan CIP-ESEAP dan CIP di Peru.
VI. Fasilitas
Fasilitas yang mendukung kegiatan riset antara lain :
Kebun Percobaan milik Universitas Padjadjaran dan Fakultas Pertanian di
Ciparanje untuk kegiatan koleksi dan konservasi secara ex situ, pemuliaan
tanaman, seleksi, perbanyakan, dan produksi stek serta produksi ubu dalam
skala terbatas. Selain itu juga kebun ubijalar milik petani untuk diseminasi
varietas baru yang terletak di Cilembu, Garut, dan Bandung.
Laboratorium untuk analisis molekular dan analisis proksimat ada di Fakultas
Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian.
Riset Pemasaran dilakukan melalui kerjasama antara Unpad, petani,
pengepul, dan pedagangn di sentra sentra produksi ubijalar
VII. Usulan Narasumber
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
Alamat Instansi
:
:
:
Mr. Koko Tjintokohadi
Sweetpotato Breeder
International Potato Center (CIP) Regional Office
:
for East, Southeast Asia and the Pacific (ESEAP)
CIP-ESEAP Regional Office
c/o Kebun Percobaan Muara
Jl. Raya Ciapus, Bogor 16610, Indonesia
No. Telp. Instansi
:
P.O. Box 929, Bogor 16309, Indonesia
62-251-317951; Fax: 62-251-316264 /
No. HP, email
:
email : [email protected]
[email protected]
1
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
:
:
:
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Pemuliaan Tanaman Ubijalar
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-
Alamat Instansi
:
umbian (Balitkabi)
Jl. Raya Kendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang,
No. Telp. Instansi
No. HP, email
:
:
Jawa Timur.
0341- 801468 Fax. 0341-801496
081252665648 / [email protected]
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
Alamat Instansi
No. Telp. Instansi
:
:
:
:
:
Wolfgang Grüneberg, PhD
Sweetpotato Breeder and Geneticist
The International Potato Center, CIP
Apartado 1558, Lima 12, Peru
T +51 1 349 6017 ext 3054
:
F +51 1 317 5326
+51 1 985 003 589 / [email protected]
No. HP, email
VIII. Potensi kepemilikan (HKI) dan benefit sharing (nilai ekonomi)
produk penelitian
Dari hasil penelitian akan diperoleh informasi keragaman genetik yang
berguna bagi para petani, pengusaha, dan eksportir dalam mengelola bahan
secara kontinyu baik secara kualitas maupun kuantitas. Genotip-genotip
lokal unggul berpotensi diajukan untuk memperoleh Hak Indikasi Geografis
(HIG). Varietas-varietas unggul baru hasil pemuliaan tanaman dan sesuai
dengan diferensiasi kegunaan potensial diajukan untuk memperoleh Hak
Perlindungan
Varietas
Tanaman
(PVT).
Temuan-temuan dalam proses
produksi dan pasca panen ubijalar potensial diajukan untuk mendapatkan
hak paten. Dokumen-dokumen ilmiah yang dihasilkan berpotensi sebagai
kekayaan intelektual. Semua rezim HKI atas produk penelitian yang
dihasilkan dinyatakan sebagai milik UNPAD dengan „nama-nama personal
peneliti‟ sebagai penelitinya, sedangkan aspek komersialisasi atas produk
riset
berupa
benefit
sharing
antara
lembaga
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
dengan
peneliti
akan
IX.
Rincian Biaya
PILAR
: Ubi Jalar
CLUSTER
: Pangan
PENANGGUNG JAWAB PENELITIAN : Dr. Agung Karuniawan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
2013
1. Studi Morfologi dan
Kandungan FisikoKimia Spesifik Penciri
Genotip Potensial Ubi
Jalar Core Collection
Kategori Madu dan
Keturunannya
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium
Pangan
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Dua puluh
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
perlakuan 20
genotip diulang 3
kali
- Analisis kandungan
fisiko-kimia
mengacu pada
metode AOAC
http://www.aoac.or
g
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Seperangkat
alat analisis
fisiko-kimia
kandungan
ubi jalar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
kategori ubi
madu
No
Tahu
n
Judul Penelitian
2. Uji Daya Hasil
Pendahuluan Ubi
Jalar Potensial
Kategori Madu
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
3. Uji Adaptasi dan
Stabilitas Hasil
Genotip Potensial Ubi
Jalar Kategori Madu
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
2,000,000.00
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Dua puluh
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
perlakuan 20
genotip diulang 3
kali
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
kategori ubi
madu
1. Lima belas
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Experiemental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perekam data
cuaca dan
tanah
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah (2)
2. Genotip-genotip
ubi jalar spesifik
kategori ubi
madu yang
beradaptasi luas
atau spesifik
lingkungan
research
berdasarkan RAK
yang dilakukan di 8
lokasi dengan
pendekatan nested
design. Perlakuan
15 genotip diulang
3 kali
No
Tahu
n
Judul Penelitian
4. Studi Genetic Flow
Intra dan Inter
Outcrossing Ubi jalar
dan Kerabat Liarnya
dalam Peningkatan
dan Perluasan Mutu
Genetik dan
Pengelolaan Genotip
Potensial Unggul
terhadap cekaman
Biotik dan Abiotik
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
5. Identifikasi Karakter
Morfologis- dan
Agronomis ParentOffspring Intra dan
Interspesifik
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Selective
Core
collection
ubi jalar
dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
1. Selective
Core
collection
dan
Outcrossing
Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
3. Buku
eksperimental
disusun
berdasarkan single
row planting
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
No
6.
Tahu
n
Judul Penelitian
20142015
6. Studi Keragaman,
Struktur, dan Jarak
Genetik Ubi jalar
Intra-Interspecific
Hybridization
Berdasarkan
Pendekatan Morfologi
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
200,000,000
Bahan
Penelitian
1. Outcrossin
g Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
Alat yang
Digunakan
Output
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
No
Tahu
n
Judul Penelitian
7. Seleksi Genotip Ubi
Jalar Tipe Baru
Potensial IntraInterspecific
Hybridization
Berdasarkan
Pendekatan Morfologi
Diferensiasi Fungsi
Ubi Jalar sebagai
Bahan Pangan,
Pakan, Bahan Baku
Industri dan Biofuel
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Pangan
Laboratorium Pakan
Ternak
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
200,000,000
Bahan
Penelitian
1. Stek
Outcrossing
Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
Alat yang
Digunakan
Output
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(1)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
No
Tahu
n
Judul Penelitian
8. Identifikasi genotipgenotip tipe baru
untuk ketahanan
terhadap penyakit
totol/ black rot root
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
100,000,000.0
0
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
9. Identifikasi genotipgenotip tipe baru
untuk ketahanan
terhadap penyakit
scab / kudis
Alat yang
Digunakan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
10.
Identifikasi
genotip-genotip tipe
baru untuk
ketahanan terhadap
hama Cylas
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
100,000,000.0
0
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
11.
Identifikasi
genotip-genotip tipe
baru untuk
ketahanan terhadap
kekeringan dan
spesifik pola tanam
Alat yang
Digunakan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
12.
Uji Daya Hasil
Pendahuluan Ubi
Jalar Potensial
Spesifik
3. 20162017
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
13.Uji Adaptasi dan
Stabilitas Hasil
Genotip Potensial Ubi
Jalar Tipe Baru
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
14.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
pangan,
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
2,000,000.00
400,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Experiemental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perekam data
cuaca dan
tanah
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah (2)
2. Genotip-genotip
ubi jalar spesifik
yang
beradaptasi luas
atau spesifik
lingkungan
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Umbi ubi
jalar
3. Daun ubi
jalar
- Survei dan
eksperimental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Seperangkat
alat analisis
fisiko-kimia
kandungan
1.
research
berdasarkan RAK
yang dilakukan di 8
lokasi dengan
pendekatan nested
design. Perlakuan
15 genotip diulang
3 kali
2.
3.
4.
Artikel ilmiah
(5)
Produk
olahan ubi
jalar
Buku
Kebun
No
Tahu
n
Judul Penelitian
15.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai pakan,
16.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
bahan baku industri
17.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
biofuel
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
18.Pengelolaan kebun
Core Collection ubi
jalar dan Kerabat
Liar secara
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
Bahan
Penelitian
4. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
-
Alat yang
Digunakan
Output
ubi jalar
Alat tulis
Alat ukur
Perekam data
Perangkat
analisis data
koleksi
Tahu
n
Judul Penelitian
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
terintegrasi
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Kultur in Percobaan
menggunaka
vitro ubi
n
jalar Kv Rancangan
Acak
Cilembu,
Lengkap
Meta
dengan pola
factorial
Topolin,
Phenyl
Alanin,
Chitosan,
Media
Murashig
Percobaan
1.
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Meta
Topolin
Hot plate magnetic stirrer,
Laminar
Air
Flow
(LAF),autoclave,oven,timban
gan analitik, pH meter, alatalat gelas, pipet,botol kultur
100
ml,
foil,pinset,
alumunium
scalpel
blade,
hand sprayer,lampu spritus,
rak
kultur,
thermohigrometer,Air
Conditioner
(AC),
lampu
+
*
Produk
Alat yang Digunakan
Prototipe
Akselerasi 100 juta
Perbanyaka
n Massal
Ubi Jalar
dengan
pemberian
Meta
Topolin,
Phenyl
Alanin dan
Chitosan
pada Dua
Jenis
Media
Kultur in
vitro
Metode
Penelitian
HKI
2013
Bahan
Penelitia
n
Proc. Nas
Judul
Penelitian
Proc. Int
Jumlah
Dana yang
Dibutuhka
n (Rp)
Tahu
n
J. Nas
N
o
J. Nas. Ak
Output Penelitian*
J. Int
No
e
dan pada Media
MS
Skoog
fluorescent, kaca pembesar,
(MS),
mikroskop dan alat alat tulis,.
Media
B5,
sukrosa,
spritus,
alkohol
70%,
alkohol
95%,
chlorox,
Percobaan 2
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Metatopolin
pada Media
B5
Percobaan 3
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Phenyl
alanin pada
Media MS
agarPercobaan 4
Pemberian
NaOH 1 Beberapa
Konsentrasi
N, HCL
Phenyl
0,1
N, alanin pada
Media B5
aquadest.
agar,
Percobaan 5
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Chitosan
pada Media
MS
Percobaan 6
Pemberian
callus scale, colour chart,
Beberapa
Konsentrasi
Chitosan
pada Media
B5
Daftar Pustaka
Abonyi, F.O., E.O. Iyi, and N.S. Machebe. 2012. Effects of feeding sweet
potato (Ipomoea batatas) leaves on growth performance and nutrient
digestibility of rabbits. Afr. J. Biotechnol. 11(15): 3709–3712. Available at
http://www.academicjournals.org/ajb/pdf/pdf2012/21Feb/Abonyi et al.pdf
(verified 30 July 2012).
Adewolu, M.A. 2008. Potentials of sweet potato ( Ipomoea batatas ) leaf
meal as dietary ingredient for Tilapia zilli Fingerlings. Pakistan Journal of
Nutrition 7(3): 444–449. Available at http://www.scialert.net/abstract/?
doi=pjn.2008.444.449.
Afuape, S.O., P.I. Okocha, and D. Njoku. 2011. Multivariate assessment of the
agromorphological variability and yield components among sweetpotato
(Ipomoea batatas (L.) Lam.) landraces. Afr. J. Plant Sci. 5(2): 123–132.
Available at http://www.academicjournals.org/ajps.
Akira, K., S. Zen-ichi, M. Tatsuro, M. Yasushi, Y. Masahiro, S. Akira, and O.
Yoshihiro. 2006. Resistance to two races of Meloidogyne incognita and
resistance mechanism in diploid Ipomoea trifida. Breeding science 56:
81–83. Available at http://www.jstage.jst.go.jp/article/jsbbs/56/1/81/_pdf.
Allard, R.W., and A.D. Bradshaw. 1964. Implication of genotype-environment
in applied plant breeding. Crop Sci. 4: 503–507.
Asante, S.A., T. Yamada, M. Hisamatsu, and I. Shiotani. 1993. Studies on the
Properties of starch of diploid Ipomoea trifida (H. B. K.) Don. strains.
Starch
Stärke
45(9):
299–306.
Available
at
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/star.19930450903/pdf.
Astawan, M., and S. Widowati. 2011. Evaluation of nutrition and glycemic
index of sweet potatoes and its appropriate processing to hypoglycemic
foods. Indonesian Journal of Agricultural Science 12(1): 40–46.
AVRDC. 1990. 1989 Progress Report. AVRDC, Taiwan.
Bilbro, J.D., and L.L. Ray. 1976. Environmental stability and adaptation of
several cotton cultivars. Crop Sci. 16: 821–824.
Brabet, C., D. Reynoso, D. Dufour, C. Mestres, J. Arredondo, and G. Scott.
1998. Starch content and properties of 106 sweetpotato clones from the
world germplasm collection held at CIP, Peru. CIP Progress Report 199798: 279–286.
Brush, S.B. 2000. The issues of in situ conservation of crop genetic
resources. p. 3–26. In S.B., B. (ed.), Genes in the Field: On-Farm
Conservation of Crop Diversity. 1st ed. IPGRI/IDRC/Lewis Publishers,
Rome, Italy.
Burri, B.J. 2011. Evaluating sweet potato as an intervention food to prevent
Vitamin A deficiency. Comprehensive Reviews In Food Science And Food
Safety 10: 118–130.
Buteler, M.I., R.L. Jarret, and D.R. LaBonte. 1999. Sequence characterization
of microsatellites in diploid and polyploid Ipomoea. Theor. Appl. Genet.
99: 123–132.
1
Cao, Q., A. Zhang, D. Ma, H. Li, Q. Li, and P. Li. 2009. Novel interspecific
hybridization between sweetpotato (Ipomoea batatas (L.) Lam.) and its
two diploid wild relatives. Euphytica 169(3): 345–352.
Cervantes-Flores. 2006. Development of a genetic linkage map and QTL
analysis in sweet potato. Ph.D Thesis. North Carolina State University.
Chandria, W., S. Amien, and A. Karuniawan. 2011. Variasi genetik populasi
ubijalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Jawa Barat pada tiga lingkungan di
Jatinangor. Makalah. In Seminar Nasional Keanekaan Hayati dan
Layanan Ekosistem. Kerjasama Jurusan Biologi FMIPA Unpad, Program
Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Unpad, The
University of Tokyo dan Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA Unpad,
Bandung.
Clark, C.A., and B. Watson. 1983. Susceptibility of weed species of
Convolvulaceae to root-infecting pathogens of sweet potato. Plant
Disease 67: 907–909.
Cleveland, D.., D. Soleri, and S.E. Smith. 1994. Do folk crop varieties have a
role in sustainable agriculture? BioScience 44: 740–751.
Elameen, A., S. Fjellheim, A. Larsen, O.A. Rognli, L. Sundheim, S. Msolla, E.
Masumba, K. Mtunda, and S.S. Klemsdal. 2008. Analysis of genetic
diversity in a sweet potato ( Ipomoea batatas L .) germplasm collection
from Tanzania as revealed by AFLP. Genet. Resour. Crop Evol. 55: 397–
408.
Fu, Y., M. Chen, X. Ye, Q. Zhang, Z. Liao, and C. Yang. 2008. Variation laws of
anthocyanin content in roots and their relationships with major
economic traits in purple-fleshed sweetpotato [ Ipomoea batatas ( L .)
Lam ]. Agricultural Sciences in China 7(1): 32–40.
Gruneberg, W.J., K. Manrique, D. Zhang, and M. Hermann. 2005. Genotype x
environment interactions for a diverse set of sweetpotato clones
evaluated across varying ecogeographic conditions in Peru. Crop Sci.
45: 2160–2171.
Hambali, G.G. 1988. Tuberization in diploid Ipomoea trifida from Citatah,
West Java, Indonesia. p. 469–473. In Howeler, R.H. (ed.), Proceedings of
The Eighth Symposium of The International Society for Tropical Root
Crops. Held in Bangkok, Thailand Oct 30 - Nov 5, 1988. The
International Society for Tropical Root Crops in Collaboration with
Department of Agriculture of Thailand, Bangkok, Thailand.
Hartana, A. 1994. Ipomoea trifida, Sumber Keragaman Genetik dalam
Pemuliaan Ubijalar (Ipomoea batatas). Laporan Akhir. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor, Bogor.
He, X., Q. Liu, K. Ishiki, H. Zhai, and Y. Wang. 2006. Genetic diversity and
genetic relationships among Chinese sweetpotato landraces revealed
by RAPD and AFLP markers. Breeding Science 56: 201–207.
Hu, J., M. Nakatani, K. Mizuno, and T. Fujimura. 2004. Development and
characterization of microsatellite markers in sweetpotato. Breeding
Science 54: 177–188.
Huaman, Z., C. Aguilar, and R. Ortiz. 1999. Selecting a Peruvian sweetpotato
core collection on the basis of morphological , eco-geographical , and
disease and pest reaction data. Theor. Appl. Genet. 98: 840–845.
Huang, H.H., G.Q. Lu, and Q.Y. Shu. 2005. Genetic variation in the starch
gelatinization characteristics of sweetpotato with high pigment
contents. Acta Agronomica Sinica 31(1): 92–96.
Hwang, S.Y.S.Y., Y.T.Y.T. Tseng, and H.F.H.F. Lo. 2002. Application of simple
sequence repeats in determining the genetics relationships of cultivars
used in sweet potato polycross breeding in Taiwan. Sci. Hortic. 93(3-4):
215–224.
Available
at
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0304423801003430.
Ishida, H., H. Suzuno, N. Sugiyama, S. Innami, T. Tadokoro, and A. Maekawa.
2000. Nutritive evaluation on chemical components of leaves , stalks
and stems of sweet potatoes ( Ipomoea batatas Poir ). Food Chemistry
68: 359–367.
Islam, I., A.U. Shaikh, and I.M. Shahidul. 2009. Antioxidative and
antimutagenic potentials of phytochemicals from Ipomoea batatas (L.)
Lam. International Journal of Cancer Research 5(3).
Itaru, S., and K. Tsuneo. 1987. Synthetic hexaploids derived from wild
Species related to sweet potato. Japan. J. Breed. 37: 367–376. Available
at http://ci.nii.ac.jp/naid/110001810995/.
Jamilah, C., B. Waluyo, dan A. Karuniawan. 2011. Parameter genetik aksesi
tanaman kerabat liar ubijalar koleksi Unpad untuk peningkatan genetik
dan sumber perbaikan karakter ubijalar. Makalah. In Seminar Nasional
Pemuliaan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan
Globalisasi. Kerjasama Peripi Komda Banyumas dan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto, 8-9 Juli 2011.
Jung, J., S. Lee, N. Kozukue, C.E. Levin, and M. Friedman. 2011. Distribution
of phenolic compounds and antioxidative activities in parts of sweet
potato ( Ipomoea batatas L .) plants and in home processed roots.
Journal of Food Composition and Analysis 24(1): 29–37. Available at
http://dx.doi.org/10.1016/j.jfca.2010.03.025.
Karuniawan, A., B. Waluyo, C. Jamilah, H. Maulana, dan S.L. Rahmannisa.
2011a. Pengelolaan Plasma Nutfah Ubijalar Lokal dan Kerabat Liarnya
Melalui Konservasi Ex Situ. Poster. In Kongres Ilmu Pengetahuan
Indonesia (KIPNAS) X : Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam Membangun Kemandirian Serta Kedaulatan Bangsa dan Negara
di Tengah Perubahan Global. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta, 8-10 November 2011.
Karuniawan, A., B. Waluyo, S.L. Rahmannisa, and H. Maulana. 2011b.
Potential loss of genetic resources honey sweetpotato from Cilembu
Village, Sumedang Indonesia. Paper. In International Conference on
Sustainable Agriculture and Food Security: Challenges and Opportunities
(ICSAFS 2011). Bandung-Indonesia 27-28 September 2011. Organized
by Faculty of Agiculture, Faculty of Animal Husbandry, Faculty of
Fisheries and Marine Sciences, and Faculty of Agro-Industrial
Technology- Universitas Padjadjaran., Bandung.
Karuri, H.W., E.M. Ateka, R. Amata, A.B. Nyende, A.W.T. Muigai, E. Mwasame,
and S.T. Gichuki. 2010. Evaluating diversity among Kenyan sweet potato
genotypes using morphological and SSR markers. Int. J. Agric. Biol. 12:
33–38. Available at http://www.fspublishers.org.
Katayama, K., K. Komae, S. Tamiya, K. Khoyama, M. Nakatani, and K.
Komaki. 2006. Studies on the breeding for improving starch properties
in sweet potato. JARQ 40(2): 115 – 122. Available at
http://www.jircas.affrc.go.jp.
Katayama, K., S. Tamiya, and K. Komaki. 2000. Varietas and annual variation
in pasting properties of sweetpotato starch. KNAES 10: 5. Available at
http://www.knaes.affrc.go.jp/kankou/sporf/no10/m5.html.
Komaki, K. 2001. Phylogeny of Ipomoea species closely related to
sweetpotato and their breeding use. Bull. Natl. Inst. Crop Sci. 1: 1–56.
Available at http://nics.naro.affrc.go.jp/hokoku/pdf/1/1-1.pdf.
Manrique, I., and W. Roca. 2007. Potential of sweetpotato ( Ipomoea batatas )
biodiversity as a functional food in the tropics. In Workshop “Functional
Foods and Medicinal ProductS Developments from Amazonian Crops” EULAFF - EMBRAPA WORKSHOP Rio de Janeiro, Brazil, Dec. 3-5, 2007.
CIP, Rio de Jenero, Brazil.
Martins, P.S. 1994. Biodiversity and agriculture: patterns of domestication of
Brazilian native plant species. An. Acad. Bras.Cienc. 66: 219–226.
Matsunaga, R. 2010. Strategic research plant for sweetpotato to achieve
food security in Japan: Perspective of next decade. KNAES 24: 1.
Maulana, H., W. Chandria, dan A. Karuniawan. 2010. Evaluation and
selection of F1 sweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam) var Cilembu
based on Vegetative traits in Jatinangor. [in Bahasa Indonesia with an
English abstract]. In Proceeding on a National Seminar “Perhimpunan
Hortikultura Indonesia” (PERHORTI), in cooperation with Center for
Horticultural Crops, University of Udayana Bali 25-26 November 2010.
Denpasar, Bali.
Mcharo, M., D.R. LaBonte, C. Clark, M. Hoy, and J.H. Oard. 2005. Molecular
marker variability for southern root-knot nematode resistance in
sweetpotato. Euphytica 155: 125–132.
Mok, I.G., and J. Schneider. 1998. Collection and documentation of
sweetpotato germplasm in Indonesia. International Potato Center (CIP),
ESEAP
Regional
Office,
Bogor,
Indonesia..
Available
at
http://www.papuaweb.org/dlib/tema/ubi/mok-schmiediche-1998germplasm.pdf.
Mondal, A., G. Kabir, G.P. Ghosh, N. Yasmin, A.M.S. Alam, and H.A. Khatun.
2006. Morphological variation of ten Ipomoea species of Bangladesh.
Pakistan Journal of Biological Sciences 9(9): 1714–1719. Available at
http://scialert.net/abstract/?doi=pjbs.2006.1714.1719.
Muramoto, N., T. Tanaka, T. Shimamura, N. Mitsukawa, E. Hori, K. Koda, M.
Otani, M. H
CLUSTER TANAMAN PANGAN
KOMODITAS
Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Koordinator Komoditas
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan, M.Sc.Agr.
19661101 199103 1 001
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
November, 2012
LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN ORIENTASI CLUSTER PENELITIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN TA 2012
Pilar
Cluster
Penelitian
Komoditas
Penyusun
Kontributor
:
:
Pangan
Tanaman Pangan
:
:
Ubi Jalar
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan,
M.Sc.Agr.
NIP. 19661101 199103 1 001
Noladhi Wicaksana, Ph.D
NIP. 19740801 199903 1 005
:
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Budi Waluyo, SP., MP
NIP. 10940525 199903 1 001
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian Unpad
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian Unpad
Balitkabi
Pemuliaan Tanaman /
Fakultas Pertanian UB
Jatinangor, 19 November 2012
Mengetahui dan menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat
Unpad
Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS
NIP. 19620527 198810 1 001
Koordinator Penyusun,
Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan, Ir.,
M.Sc.Agr.
NIP. 19661101 199103 1 001
1
Daftar Isi
Ringkasan
……………………………………………………………………………………………………
….. 1
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………………
…… 2
I.
Ringkasan
……………………………………………………………………………………….
……… 3
II.
Pendahuluan
………………………………………………………………………………………
….. 4
III.
Studi Literatur
……………………………………………………………………………….
………… 5
IV.
Roadmap Cluster
…………………………………………………………………………………….. 9
V.
Kerjasama …………………………………………………………………………….
………………… 12
VI.
Fasilitas ………………………………………………………………………………….
………………. 12
VII. Usulan Narasumber ………………………………………………………………..
………………. 13
VIII. Potensi kepemilikan (HKI) dan benefit sharing
(nilai ekonomi) produk penelitian ………………………………………………..
……………. 13
IX.
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….
……..……….. 14
I. Ringkasan
Ubijalar potensial dikembangkan sebagai bahan pangan potensial
karena diterima untuk dikonsumsi langsung, pakan, dan bahan baku
industri. Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam
Peraturan
Presiden
(Perpres)
No
22
tahun
2009
tentang
Kebijakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009
tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal. Tujuan jangka menengah kluster penelitian ialah untuk
(i) melestarikan plasma nutfah ubijalar lokal sebagai sumber genetik
potensial dan produksi ubijalar spesifik lokasi dan kegunaan, (ii) merakit
varietas unggul baru melalui rekombinasi genetik untuk memperluas
keragaman dan meningkatkan mutu genetik, (iii) pengujian adaptasi dan
stabilitas hasil sebagai dasar pelepasan calon varietas unggul. Tujuan jangka
panjang ialah tersedia informasi genetik lokal serta genotip-genotip unggul
baru spesifik kegunaan yang mendukung ketahanan pangan, pakan, dan
industri.
Plasma nutfah ubijalar yang terdiri dari varietas lokal dan tanaman
kerabat liar ubijalar menempati posisi penting dalam meningkatkan mutu
genetik ubijalar sebagai sumber keragaman. Tantangan dalam peningkatan
produksi ubijalar ialah adanya hambatan fluktuasi lingkungan yang tidak
diprediksi dari aspek lingkungan biotik dan abiotik. Oleh karena itu perlu
dilakukan identifikasi karakter dan genotip-genotip ubijalar lokal tahan
terhadap fluktuasi cuaca dan iklim, cekaman biotik dan abiotik yang sesuai
dengan preferensi konsumen untuk perakitan varietas baru unggul.
Ancaman kepunahan sumber genetik lokal, serangan hama lanas (Cylas)
dan penyakit scab, dan penyakit totol yang menurunkan kualitas panen.
Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi plasma nutfah
sebagai upaya konservasi secara ex situ, dan menentukan parameter
genetik serta pola heterotik untuk memperoleh varietas lokal unggul dan
varietas hasil pemuliaan tanaman yang toleran terhadap kekeringan, tahan
terhadap hama Cylas, penyakit Scab dan penyakit totol. Sebagai komoditi
potensial maka perlu juga dilakukan diferensiasi calon varietas unggul
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan industri.
Kerjasama yang sudah dilakukan ialah dengan Balitkabi berupa
pertukaran bahan genetik secara informal antar pemulia, petani dan
perusahaan produsen, pengolahan, dan eksportir ubijalar di Desa Cilembu,
yaitu C.V. Techtar Farm, perusahaan pengemasan dan eksportir ubijalar
madu Food CV. Packaging House.
II. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman ubijalar di dunia. Di
Wilayah
Indonesia,
Papua
Nugini,
dan
kepulauan
di
Pasifik
Selatan
ditemukan sekitar lima ribu kultivar lebih pada daerah-daerah yang
terisolasi hingga ketinggian 2.800 meter di atas permukaan laut (m dpl),
bahkan di atas 3.000 m dpl (Mok and Schneider, 1998). Jawa Barat
mempunyai keragaman genetik ubi yang tinggi (Chandria et al., 2011). Pada
wilayah yang lebih sempit Desa Cilembu, juga terdapat keragaman genetik
yang luas (Rahmannisa et al., 2011a; b). Produk ubi cilembu sebagai ubi
bakar atau oven merupakan salah satu produk pangan olahan yang
digemari masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan
permintaan yang kontinyu dalam jumlah besar yang perlu dukungan nyata
dari para stakeholders (peneliti, petani, pedagang, birokrasi). Peran ubi
cilembu telah meningkatkan pendapatan masyarakat (petani, pedagang) di
wilayah Kab. Sumedang telah diakui secara nyata.
Saat ini diketahui bahwa populasi asli ubi Cilembu mulai ditinggalkan
para petani (Karuniawan et al., 2011b; Waluyo and Karuniawan, 2011). Dari
hasil penelitian team Fakuktas Pertanian UNPAD sejak tahun 2008,
ditinggalkannya populasi asli ubi Cilembu disebabkan empat faktor utama
yaitu adanya penurunan daya hasil (hanya 7-10 toh/h dari sebelumnya 20
ton/ha), umur panen yang panjang (6- 8 bulan), semakin peka terhadap
penyakit kudis (di lahan) dan penyakit totol hitam (pasca panen), serta
adanya varietas lokal yang mirip yaitu Jawer kotok, Rancung, serta yang
paling
akhir
adalah
varietas
Ranci/Rancing/Mencring
yang
dapat
dibudidayakan di berbagai wilayah dan menghasilkan produk dengan
kualitas yang mirip ubi Cilembu popolasi aslinya. Dengan demikian perlu
dilakukan penelitian mengenai status budidaya ubijalar lokal Cilembu dan
studi keragaman genetik varietas serta peluang pemanfaatan daun ubi
sebagai sumber pakan ternak potensial. Kajian ini akan menentukan status
konservasi dan pemanfaatan sumber genetik ubijalar.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan ubijalar ialah kendala
lingkungan biotic dan abiotic serta fluktuasi cuaca dan iklim. Pendekatan
secara genetik merupakan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan
(Muramoto et al., 2012). Pemanfaatan sumber gen dalam menghadapi
lingkungan biotic-abiotik dapat dilakukan dengan persilangan interspesifik
dengan kerabat liar (Sakamoto, 1976; Shiotani and Kawase, 1989; Komaki,
2001). Saat ini kerabat liar ubijalar di Citatah terancam punah karena
perbukitan kapur alam yang telah diekploitasi secara berlebihan (Hambali,
1988) sehingga perlu upaya konservasi secara ex situ agar dimanfaatkan
untuk perbaikan genetik ubijalar (Karuniawan et al., 2011a; Waluyo et al.,
2011). Pada kegiatan konservasi secara ex situ perlu upaya selektif agar
tidak terjadi duplikasi aksesi. Upaya mengidentifikasi duplikasi dan menguji
kebenaran varietas dapat dilakukan berdasarkan pendekatan karakter
morfologi, agronomis dan fenologi (Huaman et al., 1999; Mondal et al.,
2006; Veasey et al., 2007; Tairo et al., 2008). Namun varietas lokal
biasanya sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat menyebabkan
deviasi pada karakter tersebut sehingga pendekatan molekular merupakan
pendekatan
yang
tepat
untuk
mengidentifikasi
keragaman
dan
menentukan kebenaran varietas (He et al., 2006; Elameen et al., 2008;
Karuri et al., 2010).
Pengelolaan plasma nutfah ubijalar melalui rancangan lapangan yang
memungkinkan terjadinya saling menyerbuk silang akan menghasilkan biji
dari tetua betina yang diketahui, dan menghasilkan keturunan potensial
untuk diseleksi dan diuji daya hasil lebih lanjut (Maulana et al., 2010;
Roosda et al., 2010). Genotip-genotip potensial ini perlu dikarakterisasi dan
dideskripsikan serta diduga potensi hasilnya melalui uji daya hasil. Hal ini
perlu dilakukan agar terdapat jaminan mutu dan produksi yang kontinyu
bagi
bahan
baku
yang
sesuai.
Identifikasi
juga
diperlukan
dalam
menentukan genotip untuk digunakan sebagai bahan pangan, pakan, dan
bahan baku industri (Ruiz et al., 1981; Yamakawa and Yoshimoto, 2002;
Vinning, 2003; Manrique and Roca, 2007; Peters, 2008; Astawan and
Widowati, 2011; Abonyi et al., 2012)
Genotip-genotip unggul terpilih dapat dilepas sebagai varietas unggul.
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
37/Permentan/
OT.140/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006, tentang Pengujian, Penilaian,
Pelepasan dan Penarikan Varietas, penilaian genotip untuk pelepasan
varietas dapat didasarkan pada daya adaptasi luas atau adaptasi spesifik
lokasi. Untuk mengetahui daya adaptasi maka dilakukan uji adaptasi.
Berdasarkan uji adaptasi dapat diketahui genotip-genotip yang potensial
untuk dilepas (Gruneberg et al., 2005; Chandria et al., 2011). Penggunaan
dan pemanfaatan calon varietas yang dilepas akan dikelola oleh pemulia
dan kesepakatan dengan petani dan pengguna bahan baku ubijalar.
III. Studi Literatur
Ubijalar dimanfaatkan untuk bahan baku industri pasta, produk
kalengan, dan makanan bentuk instan ( Kumalaningsih, 1994; Yoshinaga et
al., 1999a; Katayama
et al., 2000; Vinning, 2003; Huang
et al., 2005;
Matsunaga, 2010). Sebagai bahan pangan, ubijalar mempunyai kandungan
gizi tinggi antara lain mineral, unsur mikro yang konsentrasinya berbedabeda sesuai dengan keragaman warna daging buah dan bagian tanaman,
dan vitamin (Ishida et al., 2000; Manrique and Roca, 2007; Burri, 2011),
mempunyai kandungan antioksidan dengan kualitas super tinggi terutama
di bagian daun dan ubi dengan warna ungu (Yoshinaga et al., 1999; Ishida
et al., 2000; Yoshimoto et al., 2002; Suda et al., 2003; Adewolu, 2008; Fu
et al., 2008; Islam et al., 2009; Jung et al., 2011). Tepung atau pati ubijalar
mempunyai karakteristik yang sesuai untuk dijadikan sebagai bahan baku
industri dan berbeda antar varietas (Brabet et al., 1998; Katayama et al.,
2000, 2006; Huang et al., 2005) yang dapat mengganti penggunaan tepung
gandum, dan potensial juga digunakan sebagai biofuel (Ziska et al., 2009).
Indonesia merupakan negara produsen ubijalar ke empat di dunia
dengan kotribusi produksi 2% (Manrique and Roca, 2007). Sebagian besar
produksi ini disumbangkan dari areal penanaman varietas lokal yang
tersebar di berbagai wilayah (Mok and Schneider, 1998). Petani tradisional
memiliki peranan penting dalam konservasi dan generasi keragaman
spesies yang dibudidayakan dan telah diteliti di berbagai belahan dunia
selama lebih dari satu abad (Martins, 1994; Brush, 2000). Serangkaian
faktor dianggap penting dalam memilih spesies dalam pertanian tradisional
adalah faktor budaya dan kelimpahan, ketersediaan dan kemudahan
perolehan spesies (Cleveland et al., 1994). Kapasitas adaptasi dari spesies
atau jenis tanaman untuk iklim, varian geografis dan budaya juga penting,
karena petani tradisional tertarik dalam struktur keanekaragaman dan
populasi yang memungkinkan mereka untuk memaksimalkan adaptasi lokal
(Soleri and Smith, 1995). Pemilihan varietas lokal yang beragam menjadi
suatu
konsekuensi
hilangnya
plasma
nutfah
yang
berakibat
pada
terputusnya kontinyuitas produksi dengan kualitas yang sama (Karuniawan
et al., 2011b).
Ubijalar memiliki sistem kawin silang luar tanaman ini diperbanyak
secara vegetatif dengan masing-masing kultivar dianggap klon (Prakash et
al.,
1996).
meningkatkan
Ketidakcocokan
heterozigositas
sendiri
genetik
dalam
bunga
(Thompson
menyebabkan,
et
al.,
1997).
Kompatibilitas seksual berhubungan dengan sistem selfincompatibility
multiallelic sporophytic yang diekspresikan dalam stigma (Diaz et al., 1996).
Di Citatah Jawa Barat ditemukan kerabat liar Ipomoea trifida yang
mampu menghasilkan biji berlimpah, mampu menghasilkan akar yang
menyerupai ubi, dan mampu bersilang dengan ubijalar yang keturunanya
mampu menghasilkan ubi ((Hambali, 1988; Komaki, 2001). Tanaman ini
telah dimanfaatkan asing untuk perakitan ubijalar (Sakamoto, 1976; Itaru
and Tsuneo, 1987).
Kerabat liar Ipomoea trifida merupakan sumber gen ketahanan
terhadap penyakit Black Rot Root .(Sakamoto, 1976; Shiotani and Kawase,
1989; Komaki, 2001). Selain itu I. trifida juga merupakan sumber gen
perbaikan terhadap penyakit nematoda (Asante et al., 1993; Sano and
Iwahori, 2002; Akira et al., 2006), hama penggerak ubi dan cekaman
kekeringan
(AVRDC,
1990),
penyakit
kudis
(scab)
(Hartana,
1994),
peningkatan kualitas kandungan gizi (Wahibah, 2002; Wahibah et al., 2004),
dan peningkatan kualitas pati (Shiotani et al., 1991; Asante et al., 1993;
Katayama et al., 2006). Selain I. trifida, kerabat liar ubijalar yang potensial
disilangkan dengan ubijalar ialah I. grandifolia, dan I. purpurea (Cao et al.,
2009), I. triloba, I. lacunosa, dan I.cardatotriloba (Sakamoto, 1970; Yang et
al., 2009; Afuape et al., 2011) . Hasil fusi protoplas I. triloba dengan I.
batatas mampu menghasilkan ubi walaupun ukurannya kecil (Yang et al.,
2009). Beberapa tanaman kerabat liar ubijalar lainnya juga berpotensi
sebagai sumber ketahanan terhadap penyakit yang menyerang akar ubi
(Clark and Watson, 1983).
Upaya memisahkan suatu varietas dalam populasi ubijalar lokal
kiranya penanda molekuler menunjukkan aplikasi penting dan kritis dalam
penilaian dan konservasi variasi genetik. Mikrosatelit atau penanda SSR
menunjukkan tingkat polimorfisme yang tinggi, dan beberapa penanda
tersebut telah dikembangkan untuk ubijalar (Buteler et al., 1999; Hu et al.,
2004) dan telah berhasil digunakan untuk menentukan hubungan genetik
antara kultivar yang dihasilkan dari pemuliaan hibrid atau policross (Hwang
et al., 2002) dan untuk analisis diversitas genetik ubijalar lokal (Veasey et
al., 2008). Pada ubijalar, marka DNA telah diidentifikasi untuk karakter yang
secara ekonomi penting misalnya resistensi terhadap virus SPVD (Mwanga
et al., 2002) dan nematode root knot (Mcharo et al., 2005), bobot kering,
kandungan
pati,
hasil,
dan
beta
karoten
(Cervantes-Flores,
2006).
Perbandingan pada tanaman telah menunjukkan bahwa penanda SSR, yang
merupakan penanda lokus tunggal dengan alel ganda, lebih bervariasi
dibandingkan penanda lain dan menyediakan cara yang efektif untuk
membedakan genotipe (Powell et al., 1996).
Hasil penelitian terhadap parameter genetik Ipomoea sp asal Citatah
yang diidentifikasi di Jatinangor mempunyai keragaman genetik yang luas,
heritabilitas karakter dari rendah sampai sedang, dan kemajuan genetik
rendah sampai sedang pada karakter akar yang menyerupai ubi (Jamilah et
al., 2011). Waluyo dan Karuniawan (2011) menunjukkan parameter genetik
karakter agronomis pada ubijalar lokal dan kerabat liarnya mempunyai
keragaman yang luas dan heritabilitas tinggi yang berarti karakter
agronomis dapat diperbaiki melalui persilangan intra dan interspesifik.
Dengan demikian perakitan ubijalar yang tahan terhadap penyakit totol,
berumur
genjah
dan
berdaya
hasil
tinggi
dapat
dilakukan
dengan
persilangan dari aksesi koleksi plasma nutfah ubijalar lokal dan kerabat
liarnya.
Sebelum dilepas kepada masyarakat genotip ungguan harus diuji
adaptasi
pada
beberapa
lingkungan.
Allard
dan
Bradshaw
(1964)
mengemukakan, pertumbuhan dan hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh
interaksi genotip x lingkungan. Dengan adanya interaksi genotip x
lingkungan, suatu populasi yang menampilkan hasil tertinggi di suatu lokasi
sering tidak konsisten di lokasi lain. pengujian suatu genotip di beberapa
lingkungan yang berbeda perlu dilakukan untuk memperoleh informasi yang
lebih komprehensif terutama tentang keragaman yang muncul di bawah
pengaruh
kondisi
eksternal
yang
berbeda.
Bilbro
dan
Ray
(1976)
mengemukakan bahwa keberhasilan program pemuliaan tanaman
akan
tercapai
yang
jika
memperhatikan
aspek
(i)
tingkat
hasil
genotip
mempunyai hasil di atas rata-rata, (ii) adaptasi, yaitu bentuk lingkungan
yang dapat memunculkan genotip-genotip terbaik, dan (iii) stabilitas, yaitu
konsistensi hasil suatu genotip dibandingkan dengan genotip lain. Semua
aspek ini akan terintegrasi dalam satu pengukuran hasil suatu genotip.
Pengujian multilokasi yang cukup representatif bagi semua lingkungan
tumbuh penting dilakukan untuk mengetahui daya adaptasi, potensi hasil,
dan stabilitas hasil agar dapat ditentukan galur yang berdaya adaptasi luas
dan sempit. Suatu pengukuran pengaruh lingkungan terhadap hasil adalah
juga merupakan pengukuran untuk mengetahui daya adaptasi (Nor and
Cady, 1979).
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
37/Permentan/
OT.140/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006, tentang Pengujian, Penilaian,
Pelepasan dan Penarikan Varietas, pelepasan varietas berdasarkan penilaian
pada daya adaptasi luas atau adaptasi spesifik lokasi melalui uji adaptasi.
Berdasarkan uji adaptasi dapat diketahui genotip-genotip yang potensial
untuk dilepas (Gruneberg et al., 2005; Chandria et al., 2011). Hasil uji dapat
dijadikan rekomendasi untuk pelepasan varietas. Suatu varietas yang stabil
dan berdaya hasil tinggi sangat diperlukan oleh para petani yang berlahan
sempit untuk mengurangi resiko kegagalan panen akibat perubahan faktor
lingkungan yang tidak dapat diperkirakan. Dengan adanya Penelitian
Unggulan Fakultas dan Penelitian Pendamping Unggulan Fakultas ini maka
selain diperoleh Hak Perlindungan Varietas sebagai wujud pengakuan
negara terhadap kepemilikan dan hak intelektual pemulia, juga akan
diperoleh varietas unggul baru yang dilepas kepada masyarakat sebagai
wujud pengakuan negara terhadap varietas sebagai wujud kekayaan genetik
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
IV. Roadmap Cluster
o Capaian (outcome) utama (i) diperoleh kebun koleksi inti ubi jalar
lokal, genotip harapan, dan kerabat liar, (ii) diperoleh varietas unggul
baru yang berumur genjah, berdaya hasil tinggi, dan sesuai dengan
preferensi konsumen yang dihasilkan dari diferensiasi fungsi bahan
baku, (iii) industri terintegrasi berbahan baku ubi jalar.
o Mekanisme/strategi mencapai outcome, dilakukan dalam tahapantahapan secara simultan sehingga dapat diperoleh produk dalam
waktu yang efektif dan efisiens sesuai dengan metode penelitian.
o
Kompetensi (tim) peneliti Unpad yang terlibat :
No
.
Nama
Laboratorium
1.
Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan,
M.Sc.Agr
Pemuliaan Tanaman /
Sumberdaya genetik
Tanaman / Fakultas Pertanian
2.
Noladhi Wicaksana, Ph.D.
Pemuliaan Tanaman /
Bioteknologi / Fakultas
Pertanian
3.
Dr. Noor Istifadah, Ir. M.Sc.
Penyakit Tumbuhan / Fakultas
Pertanian
4.
Mansyur, SP., M.Sc.
Pakan Ternak / Fakultas
Peternakan
o
5.
Ir. Tensiska, M.Si
Teknologi Pangan / Fakultas
Teknologi Industri Pertanian
6.
Murgayanti, SP., MP
Fisiologi Tumbuhan / Fakultas
Pertanian
Kompetensi institusi luar Unpad yang terlibat
No
Nama
Laboratorium
.
1.
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Pemuliaan Tanaman /
Budi Waluyo, SP., MP
Balitkabi
Pemuliaan Tanaman /
2.
Biometrik /Fakultas Pertanian
UB
ROAD MAP KOMODITAS UBI JALAR
Advanced
phase
Development
phase
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
1. Pembentukan “core collection”
aksesi ubi jalar lokal
berdasarkan karakter morfologi
dan identifikasi diferensiasi
fungsi sebagai bahan baku dan
sumber genetik ketahanan
terhadap cekaman biotic dan
abiotic.
2. Pembentukan “core collection”
aksesi kerabat liar ubi jalar
berdasarkan karakter morfologi
dan identifikasi kebenaran
spesies, dan skreeing sumber
genetik ketahanan terhadap
cekaman biotic dan abiotic.
3. Studi persilangan intra dan
interspesies berdasarkan
metode polycross untuk
memperoleh biji hasil
persilangan pada plot koleksi.
4. Rejuvinasi dan pengumpulan
biji hasil outcrossing
1. Karakterisasi dan identifikasi
keragaman, jarak, dan
pengelompokan genetik serta
pendugaan parameter genetik
aksesi-aksesi ubi jalar lokal
hasil eksplorasi secara ex situ.
1. Pelepasan calon varietas
unggul ubi jalar berdasarkan
diferensiasi fungsi bahan
baku, ketahanan terhadap
cekaan biotic dan abiotic.
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Pembentukan industri
terintegrasi ubi jalar untuk
bahan pangan, bahan
pakan ternak, bahan baku
industri, dan bahan baku
biofuel mandiri
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Uji daya hasil lanjutan
1. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
pangan
2. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
genotip-genotip potensial
ubi jalar Unpad yang
dihasilkan dari diferensiasi
fungsi bahan baku,
ketahanan terhadap cekaan
Long term
(2016 - 2017)
1
Initiation
phase
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
Long term
(2016 - 2017)
2. Karakterisasi dan identifikasi
keragaman, jarak, dan
pengelompokan genetik serta
pendugaan parameter genetik
aksesi-aksesi kerabat liar ubi
jalar hasil eksplorasi secara ex
situ
3. Rejuvinasi dan pengumpulan
biji hasil outcrossing
biotic dan abiotic
berdasarkan uji kualitas dan
kuantitas umbi.
2. Uji adaptasi ubi jalar hasil
diferensiasi fungsi bahan
baku, ketahanan terhadap
cekaan biotic dan abiotic
pada lingkungan yang
berbeda.
3. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Eksplorasi dan koleksi plasma
nutfah ubi jalar
2. Eksplorasi dan koleksi plasma
nutfah kerabat liar ubi jalar
1. Studi penghanyutan genetik
intra dan interspesies pada
genus Ipomoea spp di
kebun koleksi berdasarkan
bahan yang diperoleh pada
tahun sebelumnya
2. Karakterisasi dan
diferensiasi fungsi bahan
baku pada keturunan ubi
jalar untuk bahan pangan,
pakan, dan industri.
3. Uji daya hasil pendahuluan
genotip-genotip potensial
ubi jalar unpad
4. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
diferensiasi sebagai bahan
pakan ternak
3. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
baku industri
4. Diseminasi varietas unggul
baru ubi jalar hasil
diferensiasi sebagai bahan
baku biofuel mandiri
5. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
1. Pengelolaan bahan genetik
serta perbanyakan,
pemeliharaan kemurnian
genetik ubi jalar unggul
yang dilepas serta
pelestarian plasma nutfah
ubi jalar secara
berkelanjutan.
2. Rejuvinasi dan
pengumpulan biji hasil
outcrossing
Short term
(2008 - 2013)
Mid term
(2014 - 2015)
outcrossing
Long term
(2016 - 2017)
V. Kerjasama
Kerjasama yang sudah dilakukan ialah dengan Balitkabi berupa
pertukaran bahan genetik secara informal antar pemulia, petani dan
perusahaan produsen, pengolahan, dan eksportir ubijalar di Desa Cilembu,
yaitu C.V. Techtar Farm, perusahaan pengemasan dan eksportir ubijalar
madu Food CV. Packaging House. Penelitian yang akan dating diharapkan
dapat dilakukan dengan CIP-ESEAP dan CIP di Peru.
VI. Fasilitas
Fasilitas yang mendukung kegiatan riset antara lain :
Kebun Percobaan milik Universitas Padjadjaran dan Fakultas Pertanian di
Ciparanje untuk kegiatan koleksi dan konservasi secara ex situ, pemuliaan
tanaman, seleksi, perbanyakan, dan produksi stek serta produksi ubu dalam
skala terbatas. Selain itu juga kebun ubijalar milik petani untuk diseminasi
varietas baru yang terletak di Cilembu, Garut, dan Bandung.
Laboratorium untuk analisis molekular dan analisis proksimat ada di Fakultas
Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian.
Riset Pemasaran dilakukan melalui kerjasama antara Unpad, petani,
pengepul, dan pedagangn di sentra sentra produksi ubijalar
VII. Usulan Narasumber
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
Alamat Instansi
:
:
:
Mr. Koko Tjintokohadi
Sweetpotato Breeder
International Potato Center (CIP) Regional Office
:
for East, Southeast Asia and the Pacific (ESEAP)
CIP-ESEAP Regional Office
c/o Kebun Percobaan Muara
Jl. Raya Ciapus, Bogor 16610, Indonesia
No. Telp. Instansi
:
P.O. Box 929, Bogor 16309, Indonesia
62-251-317951; Fax: 62-251-316264 /
No. HP, email
:
email : [email protected]
[email protected]
1
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
:
:
:
Dr. Muhammad Jusuf, M.Sc.
Pemuliaan Tanaman Ubijalar
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-
Alamat Instansi
:
umbian (Balitkabi)
Jl. Raya Kendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang,
No. Telp. Instansi
No. HP, email
:
:
Jawa Timur.
0341- 801468 Fax. 0341-801496
081252665648 / [email protected]
Nama
Bidang Keahlian
Institusi
Alamat Instansi
No. Telp. Instansi
:
:
:
:
:
Wolfgang Grüneberg, PhD
Sweetpotato Breeder and Geneticist
The International Potato Center, CIP
Apartado 1558, Lima 12, Peru
T +51 1 349 6017 ext 3054
:
F +51 1 317 5326
+51 1 985 003 589 / [email protected]
No. HP, email
VIII. Potensi kepemilikan (HKI) dan benefit sharing (nilai ekonomi)
produk penelitian
Dari hasil penelitian akan diperoleh informasi keragaman genetik yang
berguna bagi para petani, pengusaha, dan eksportir dalam mengelola bahan
secara kontinyu baik secara kualitas maupun kuantitas. Genotip-genotip
lokal unggul berpotensi diajukan untuk memperoleh Hak Indikasi Geografis
(HIG). Varietas-varietas unggul baru hasil pemuliaan tanaman dan sesuai
dengan diferensiasi kegunaan potensial diajukan untuk memperoleh Hak
Perlindungan
Varietas
Tanaman
(PVT).
Temuan-temuan dalam proses
produksi dan pasca panen ubijalar potensial diajukan untuk mendapatkan
hak paten. Dokumen-dokumen ilmiah yang dihasilkan berpotensi sebagai
kekayaan intelektual. Semua rezim HKI atas produk penelitian yang
dihasilkan dinyatakan sebagai milik UNPAD dengan „nama-nama personal
peneliti‟ sebagai penelitinya, sedangkan aspek komersialisasi atas produk
riset
berupa
benefit
sharing
antara
lembaga
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
dengan
peneliti
akan
IX.
Rincian Biaya
PILAR
: Ubi Jalar
CLUSTER
: Pangan
PENANGGUNG JAWAB PENELITIAN : Dr. Agung Karuniawan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
2013
1. Studi Morfologi dan
Kandungan FisikoKimia Spesifik Penciri
Genotip Potensial Ubi
Jalar Core Collection
Kategori Madu dan
Keturunannya
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium
Pangan
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Dua puluh
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
perlakuan 20
genotip diulang 3
kali
- Analisis kandungan
fisiko-kimia
mengacu pada
metode AOAC
http://www.aoac.or
g
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Seperangkat
alat analisis
fisiko-kimia
kandungan
ubi jalar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
kategori ubi
madu
No
Tahu
n
Judul Penelitian
2. Uji Daya Hasil
Pendahuluan Ubi
Jalar Potensial
Kategori Madu
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
3. Uji Adaptasi dan
Stabilitas Hasil
Genotip Potensial Ubi
Jalar Kategori Madu
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
2,000,000.00
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Dua puluh
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
perlakuan 20
genotip diulang 3
kali
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
kategori ubi
madu
1. Lima belas
genotip
potensial
ubi jalar
kategori
madu
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Experiemental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perekam data
cuaca dan
tanah
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah (2)
2. Genotip-genotip
ubi jalar spesifik
kategori ubi
madu yang
beradaptasi luas
atau spesifik
lingkungan
research
berdasarkan RAK
yang dilakukan di 8
lokasi dengan
pendekatan nested
design. Perlakuan
15 genotip diulang
3 kali
No
Tahu
n
Judul Penelitian
4. Studi Genetic Flow
Intra dan Inter
Outcrossing Ubi jalar
dan Kerabat Liarnya
dalam Peningkatan
dan Perluasan Mutu
Genetik dan
Pengelolaan Genotip
Potensial Unggul
terhadap cekaman
Biotik dan Abiotik
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
5. Identifikasi Karakter
Morfologis- dan
Agronomis ParentOffspring Intra dan
Interspesifik
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Selective
Core
collection
ubi jalar
dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
1. Selective
Core
collection
dan
Outcrossing
Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
3. Buku
eksperimental
disusun
berdasarkan single
row planting
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
No
6.
Tahu
n
Judul Penelitian
20142015
6. Studi Keragaman,
Struktur, dan Jarak
Genetik Ubi jalar
Intra-Interspecific
Hybridization
Berdasarkan
Pendekatan Morfologi
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
200,000,000
Bahan
Penelitian
1. Outcrossin
g Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
Alat yang
Digunakan
Output
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
No
Tahu
n
Judul Penelitian
7. Seleksi Genotip Ubi
Jalar Tipe Baru
Potensial IntraInterspecific
Hybridization
Berdasarkan
Pendekatan Morfologi
Diferensiasi Fungsi
Ubi Jalar sebagai
Bahan Pangan,
Pakan, Bahan Baku
Industri dan Biofuel
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Pangan
Laboratorium Pakan
Ternak
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
200,000,000
Bahan
Penelitian
1. Stek
Outcrossing
Filial ubi
jalar dan
tanaman
kerabat liar
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
augmented design
Alat yang
Digunakan
Output
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(1)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
No
Tahu
n
Judul Penelitian
8. Identifikasi genotipgenotip tipe baru
untuk ketahanan
terhadap penyakit
totol/ black rot root
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
100,000,000.0
0
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
9. Identifikasi genotipgenotip tipe baru
untuk ketahanan
terhadap penyakit
scab / kudis
Alat yang
Digunakan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
10.
Identifikasi
genotip-genotip tipe
baru untuk
ketahanan terhadap
hama Cylas
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
100,000,000.0
0
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Penelitian
eksperimental
disusun
berdasarkan
Rancangan acak
kelompok
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Deskriptor
hama dan
penyakit
spesifik
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip
keturunan intra
dan
interspesifik
potensial
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
11.
Identifikasi
genotip-genotip tipe
baru untuk
ketahanan terhadap
kekeringan dan
spesifik pola tanam
Alat yang
Digunakan
No
Tahu
n
Judul Penelitian
12.
Uji Daya Hasil
Pendahuluan Ubi
Jalar Potensial
Spesifik
3. 20162017
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
13.Uji Adaptasi dan
Stabilitas Hasil
Genotip Potensial Ubi
Jalar Tipe Baru
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
14.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
pangan,
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
100,000,000.0
0
2,000,000.00
400,000,000.0
0
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Eksperimental
research yang
disusun
berdasarkan RAK
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah
(2)
2. Genotipgenotip ubi
jalar spesifik
1. Stek
genotip
tipe baru
pilihan
2. Saprodi
budidaya
ubi jalar
- Experiemental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Alat tulis
- Alat ukur
- Perekam data
- Perekam data
cuaca dan
tanah
- Perangkat
analisis data
1. Artikel ilmiah (2)
2. Genotip-genotip
ubi jalar spesifik
yang
beradaptasi luas
atau spesifik
lingkungan
1. Stek
genotip tipe
baru pilihan
2. Umbi ubi
jalar
3. Daun ubi
jalar
- Survei dan
eksperimental
- Deskriptor ubi
jalar dan
kerabat liar
- Seperangkat
alat analisis
fisiko-kimia
kandungan
1.
research
berdasarkan RAK
yang dilakukan di 8
lokasi dengan
pendekatan nested
design. Perlakuan
15 genotip diulang
3 kali
2.
3.
4.
Artikel ilmiah
(5)
Produk
olahan ubi
jalar
Buku
Kebun
No
Tahu
n
Judul Penelitian
15.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai pakan,
16.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
bahan baku industri
17.Diseminasi dan
pembentukan
industri varietas
unggul baru ubi jalar
hasil diferensiasi
sebagai bahan
biofuel
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium Hama
dan Penyakit
Tumbuhan
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Laboratorium Pakan
Ternak
18.Pengelolaan kebun
Core Collection ubi
jalar dan Kerabat
Liar secara
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
Bahan
Penelitian
4. Saprodi
budidaya
ubi jalar
Metode Penelitian
-
Alat yang
Digunakan
Output
ubi jalar
Alat tulis
Alat ukur
Perekam data
Perangkat
analisis data
koleksi
Tahu
n
Judul Penelitian
Jumlah Dana
yang
Dibutuhkan
(Rp)
Bahan
Penelitian
Metode Penelitian
Alat yang
Digunakan
Output
terintegrasi
Tim Pelaksana :
Laboratorium
Pemuliaan Tanaman
Laboratorium
Fisiologi Tanaman
Kultur in Percobaan
menggunaka
vitro ubi
n
jalar Kv Rancangan
Acak
Cilembu,
Lengkap
Meta
dengan pola
factorial
Topolin,
Phenyl
Alanin,
Chitosan,
Media
Murashig
Percobaan
1.
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Meta
Topolin
Hot plate magnetic stirrer,
Laminar
Air
Flow
(LAF),autoclave,oven,timban
gan analitik, pH meter, alatalat gelas, pipet,botol kultur
100
ml,
foil,pinset,
alumunium
scalpel
blade,
hand sprayer,lampu spritus,
rak
kultur,
thermohigrometer,Air
Conditioner
(AC),
lampu
+
*
Produk
Alat yang Digunakan
Prototipe
Akselerasi 100 juta
Perbanyaka
n Massal
Ubi Jalar
dengan
pemberian
Meta
Topolin,
Phenyl
Alanin dan
Chitosan
pada Dua
Jenis
Media
Kultur in
vitro
Metode
Penelitian
HKI
2013
Bahan
Penelitia
n
Proc. Nas
Judul
Penelitian
Proc. Int
Jumlah
Dana yang
Dibutuhka
n (Rp)
Tahu
n
J. Nas
N
o
J. Nas. Ak
Output Penelitian*
J. Int
No
e
dan pada Media
MS
Skoog
fluorescent, kaca pembesar,
(MS),
mikroskop dan alat alat tulis,.
Media
B5,
sukrosa,
spritus,
alkohol
70%,
alkohol
95%,
chlorox,
Percobaan 2
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Metatopolin
pada Media
B5
Percobaan 3
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Phenyl
alanin pada
Media MS
agarPercobaan 4
Pemberian
NaOH 1 Beberapa
Konsentrasi
N, HCL
Phenyl
0,1
N, alanin pada
Media B5
aquadest.
agar,
Percobaan 5
Pemberian
Beberapa
Konsentrasi
Chitosan
pada Media
MS
Percobaan 6
Pemberian
callus scale, colour chart,
Beberapa
Konsentrasi
Chitosan
pada Media
B5
Daftar Pustaka
Abonyi, F.O., E.O. Iyi, and N.S. Machebe. 2012. Effects of feeding sweet
potato (Ipomoea batatas) leaves on growth performance and nutrient
digestibility of rabbits. Afr. J. Biotechnol. 11(15): 3709–3712. Available at
http://www.academicjournals.org/ajb/pdf/pdf2012/21Feb/Abonyi et al.pdf
(verified 30 July 2012).
Adewolu, M.A. 2008. Potentials of sweet potato ( Ipomoea batatas ) leaf
meal as dietary ingredient for Tilapia zilli Fingerlings. Pakistan Journal of
Nutrition 7(3): 444–449. Available at http://www.scialert.net/abstract/?
doi=pjn.2008.444.449.
Afuape, S.O., P.I. Okocha, and D. Njoku. 2011. Multivariate assessment of the
agromorphological variability and yield components among sweetpotato
(Ipomoea batatas (L.) Lam.) landraces. Afr. J. Plant Sci. 5(2): 123–132.
Available at http://www.academicjournals.org/ajps.
Akira, K., S. Zen-ichi, M. Tatsuro, M. Yasushi, Y. Masahiro, S. Akira, and O.
Yoshihiro. 2006. Resistance to two races of Meloidogyne incognita and
resistance mechanism in diploid Ipomoea trifida. Breeding science 56:
81–83. Available at http://www.jstage.jst.go.jp/article/jsbbs/56/1/81/_pdf.
Allard, R.W., and A.D. Bradshaw. 1964. Implication of genotype-environment
in applied plant breeding. Crop Sci. 4: 503–507.
Asante, S.A., T. Yamada, M. Hisamatsu, and I. Shiotani. 1993. Studies on the
Properties of starch of diploid Ipomoea trifida (H. B. K.) Don. strains.
Starch
Stärke
45(9):
299–306.
Available
at
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/star.19930450903/pdf.
Astawan, M., and S. Widowati. 2011. Evaluation of nutrition and glycemic
index of sweet potatoes and its appropriate processing to hypoglycemic
foods. Indonesian Journal of Agricultural Science 12(1): 40–46.
AVRDC. 1990. 1989 Progress Report. AVRDC, Taiwan.
Bilbro, J.D., and L.L. Ray. 1976. Environmental stability and adaptation of
several cotton cultivars. Crop Sci. 16: 821–824.
Brabet, C., D. Reynoso, D. Dufour, C. Mestres, J. Arredondo, and G. Scott.
1998. Starch content and properties of 106 sweetpotato clones from the
world germplasm collection held at CIP, Peru. CIP Progress Report 199798: 279–286.
Brush, S.B. 2000. The issues of in situ conservation of crop genetic
resources. p. 3–26. In S.B., B. (ed.), Genes in the Field: On-Farm
Conservation of Crop Diversity. 1st ed. IPGRI/IDRC/Lewis Publishers,
Rome, Italy.
Burri, B.J. 2011. Evaluating sweet potato as an intervention food to prevent
Vitamin A deficiency. Comprehensive Reviews In Food Science And Food
Safety 10: 118–130.
Buteler, M.I., R.L. Jarret, and D.R. LaBonte. 1999. Sequence characterization
of microsatellites in diploid and polyploid Ipomoea. Theor. Appl. Genet.
99: 123–132.
1
Cao, Q., A. Zhang, D. Ma, H. Li, Q. Li, and P. Li. 2009. Novel interspecific
hybridization between sweetpotato (Ipomoea batatas (L.) Lam.) and its
two diploid wild relatives. Euphytica 169(3): 345–352.
Cervantes-Flores. 2006. Development of a genetic linkage map and QTL
analysis in sweet potato. Ph.D Thesis. North Carolina State University.
Chandria, W., S. Amien, and A. Karuniawan. 2011. Variasi genetik populasi
ubijalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Jawa Barat pada tiga lingkungan di
Jatinangor. Makalah. In Seminar Nasional Keanekaan Hayati dan
Layanan Ekosistem. Kerjasama Jurusan Biologi FMIPA Unpad, Program
Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Unpad, The
University of Tokyo dan Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA Unpad,
Bandung.
Clark, C.A., and B. Watson. 1983. Susceptibility of weed species of
Convolvulaceae to root-infecting pathogens of sweet potato. Plant
Disease 67: 907–909.
Cleveland, D.., D. Soleri, and S.E. Smith. 1994. Do folk crop varieties have a
role in sustainable agriculture? BioScience 44: 740–751.
Elameen, A., S. Fjellheim, A. Larsen, O.A. Rognli, L. Sundheim, S. Msolla, E.
Masumba, K. Mtunda, and S.S. Klemsdal. 2008. Analysis of genetic
diversity in a sweet potato ( Ipomoea batatas L .) germplasm collection
from Tanzania as revealed by AFLP. Genet. Resour. Crop Evol. 55: 397–
408.
Fu, Y., M. Chen, X. Ye, Q. Zhang, Z. Liao, and C. Yang. 2008. Variation laws of
anthocyanin content in roots and their relationships with major
economic traits in purple-fleshed sweetpotato [ Ipomoea batatas ( L .)
Lam ]. Agricultural Sciences in China 7(1): 32–40.
Gruneberg, W.J., K. Manrique, D. Zhang, and M. Hermann. 2005. Genotype x
environment interactions for a diverse set of sweetpotato clones
evaluated across varying ecogeographic conditions in Peru. Crop Sci.
45: 2160–2171.
Hambali, G.G. 1988. Tuberization in diploid Ipomoea trifida from Citatah,
West Java, Indonesia. p. 469–473. In Howeler, R.H. (ed.), Proceedings of
The Eighth Symposium of The International Society for Tropical Root
Crops. Held in Bangkok, Thailand Oct 30 - Nov 5, 1988. The
International Society for Tropical Root Crops in Collaboration with
Department of Agriculture of Thailand, Bangkok, Thailand.
Hartana, A. 1994. Ipomoea trifida, Sumber Keragaman Genetik dalam
Pemuliaan Ubijalar (Ipomoea batatas). Laporan Akhir. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor, Bogor.
He, X., Q. Liu, K. Ishiki, H. Zhai, and Y. Wang. 2006. Genetic diversity and
genetic relationships among Chinese sweetpotato landraces revealed
by RAPD and AFLP markers. Breeding Science 56: 201–207.
Hu, J., M. Nakatani, K. Mizuno, and T. Fujimura. 2004. Development and
characterization of microsatellite markers in sweetpotato. Breeding
Science 54: 177–188.
Huaman, Z., C. Aguilar, and R. Ortiz. 1999. Selecting a Peruvian sweetpotato
core collection on the basis of morphological , eco-geographical , and
disease and pest reaction data. Theor. Appl. Genet. 98: 840–845.
Huang, H.H., G.Q. Lu, and Q.Y. Shu. 2005. Genetic variation in the starch
gelatinization characteristics of sweetpotato with high pigment
contents. Acta Agronomica Sinica 31(1): 92–96.
Hwang, S.Y.S.Y., Y.T.Y.T. Tseng, and H.F.H.F. Lo. 2002. Application of simple
sequence repeats in determining the genetics relationships of cultivars
used in sweet potato polycross breeding in Taiwan. Sci. Hortic. 93(3-4):
215–224.
Available
at
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0304423801003430.
Ishida, H., H. Suzuno, N. Sugiyama, S. Innami, T. Tadokoro, and A. Maekawa.
2000. Nutritive evaluation on chemical components of leaves , stalks
and stems of sweet potatoes ( Ipomoea batatas Poir ). Food Chemistry
68: 359–367.
Islam, I., A.U. Shaikh, and I.M. Shahidul. 2009. Antioxidative and
antimutagenic potentials of phytochemicals from Ipomoea batatas (L.)
Lam. International Journal of Cancer Research 5(3).
Itaru, S., and K. Tsuneo. 1987. Synthetic hexaploids derived from wild
Species related to sweet potato. Japan. J. Breed. 37: 367–376. Available
at http://ci.nii.ac.jp/naid/110001810995/.
Jamilah, C., B. Waluyo, dan A. Karuniawan. 2011. Parameter genetik aksesi
tanaman kerabat liar ubijalar koleksi Unpad untuk peningkatan genetik
dan sumber perbaikan karakter ubijalar. Makalah. In Seminar Nasional
Pemuliaan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan
Globalisasi. Kerjasama Peripi Komda Banyumas dan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto, 8-9 Juli 2011.
Jung, J., S. Lee, N. Kozukue, C.E. Levin, and M. Friedman. 2011. Distribution
of phenolic compounds and antioxidative activities in parts of sweet
potato ( Ipomoea batatas L .) plants and in home processed roots.
Journal of Food Composition and Analysis 24(1): 29–37. Available at
http://dx.doi.org/10.1016/j.jfca.2010.03.025.
Karuniawan, A., B. Waluyo, C. Jamilah, H. Maulana, dan S.L. Rahmannisa.
2011a. Pengelolaan Plasma Nutfah Ubijalar Lokal dan Kerabat Liarnya
Melalui Konservasi Ex Situ. Poster. In Kongres Ilmu Pengetahuan
Indonesia (KIPNAS) X : Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam Membangun Kemandirian Serta Kedaulatan Bangsa dan Negara
di Tengah Perubahan Global. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta, 8-10 November 2011.
Karuniawan, A., B. Waluyo, S.L. Rahmannisa, and H. Maulana. 2011b.
Potential loss of genetic resources honey sweetpotato from Cilembu
Village, Sumedang Indonesia. Paper. In International Conference on
Sustainable Agriculture and Food Security: Challenges and Opportunities
(ICSAFS 2011). Bandung-Indonesia 27-28 September 2011. Organized
by Faculty of Agiculture, Faculty of Animal Husbandry, Faculty of
Fisheries and Marine Sciences, and Faculty of Agro-Industrial
Technology- Universitas Padjadjaran., Bandung.
Karuri, H.W., E.M. Ateka, R. Amata, A.B. Nyende, A.W.T. Muigai, E. Mwasame,
and S.T. Gichuki. 2010. Evaluating diversity among Kenyan sweet potato
genotypes using morphological and SSR markers. Int. J. Agric. Biol. 12:
33–38. Available at http://www.fspublishers.org.
Katayama, K., K. Komae, S. Tamiya, K. Khoyama, M. Nakatani, and K.
Komaki. 2006. Studies on the breeding for improving starch properties
in sweet potato. JARQ 40(2): 115 – 122. Available at
http://www.jircas.affrc.go.jp.
Katayama, K., S. Tamiya, and K. Komaki. 2000. Varietas and annual variation
in pasting properties of sweetpotato starch. KNAES 10: 5. Available at
http://www.knaes.affrc.go.jp/kankou/sporf/no10/m5.html.
Komaki, K. 2001. Phylogeny of Ipomoea species closely related to
sweetpotato and their breeding use. Bull. Natl. Inst. Crop Sci. 1: 1–56.
Available at http://nics.naro.affrc.go.jp/hokoku/pdf/1/1-1.pdf.
Manrique, I., and W. Roca. 2007. Potential of sweetpotato ( Ipomoea batatas )
biodiversity as a functional food in the tropics. In Workshop “Functional
Foods and Medicinal ProductS Developments from Amazonian Crops” EULAFF - EMBRAPA WORKSHOP Rio de Janeiro, Brazil, Dec. 3-5, 2007.
CIP, Rio de Jenero, Brazil.
Martins, P.S. 1994. Biodiversity and agriculture: patterns of domestication of
Brazilian native plant species. An. Acad. Bras.Cienc. 66: 219–226.
Matsunaga, R. 2010. Strategic research plant for sweetpotato to achieve
food security in Japan: Perspective of next decade. KNAES 24: 1.
Maulana, H., W. Chandria, dan A. Karuniawan. 2010. Evaluation and
selection of F1 sweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam) var Cilembu
based on Vegetative traits in Jatinangor. [in Bahasa Indonesia with an
English abstract]. In Proceeding on a National Seminar “Perhimpunan
Hortikultura Indonesia” (PERHORTI), in cooperation with Center for
Horticultural Crops, University of Udayana Bali 25-26 November 2010.
Denpasar, Bali.
Mcharo, M., D.R. LaBonte, C. Clark, M. Hoy, and J.H. Oard. 2005. Molecular
marker variability for southern root-knot nematode resistance in
sweetpotato. Euphytica 155: 125–132.
Mok, I.G., and J. Schneider. 1998. Collection and documentation of
sweetpotato germplasm in Indonesia. International Potato Center (CIP),
ESEAP
Regional
Office,
Bogor,
Indonesia..
Available
at
http://www.papuaweb.org/dlib/tema/ubi/mok-schmiediche-1998germplasm.pdf.
Mondal, A., G. Kabir, G.P. Ghosh, N. Yasmin, A.M.S. Alam, and H.A. Khatun.
2006. Morphological variation of ten Ipomoea species of Bangladesh.
Pakistan Journal of Biological Sciences 9(9): 1714–1719. Available at
http://scialert.net/abstract/?doi=pjbs.2006.1714.1719.
Muramoto, N., T. Tanaka, T. Shimamura, N. Mitsukawa, E. Hori, K. Koda, M.
Otani, M. H