KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 | - | Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) 5051 11052 1 SM

KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013
DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
Hariyatmi, Pungky Pradita, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
hariyatmi@ums.ac.id

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang dikembangkan Indonesia saat ini.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta
Surakarta yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei, teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, dokumenter dan wawancara. Data yang diperoleh berupa kemampuan guru IPA
SMP Swasta Surakarta dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta Surakarta yang telah
menimplementasikan Kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014 diperoleh kesimpulan bahwa
kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta Surakarta tahun ajaran
2013/2014 pada dasarnya baik (72,91 %), terbukti pada proses perencanaan yang sudah baik (71,87
%) dan proses pelaksanaan yang sangat baik (76,84 %). Namun pada proses perencanaan lemah
pada komponen sumber belajar (25 %) dan pada proses pelaksanaan lemah pada komponen
menerapkan pembelajaran terpadu (50 %), sedangkan komponen yang lain sudah terlihat sangat

baik. Kemampuan guru IPA SMP Swasta Surakarta dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum
2013 dikategorikan Sangat Baik.
Kata kunci: kemampuan guru, perencanaan dan pembelajaran kurikulum 2013

PENDAHULUAN
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena guru belum siap.
Ketidaksiapan guru tidak hanya urusan kompetensinya, tetapi masalah kreativitasnya.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif
memberikan layanan dan kemudahan belajar kepada peserta didik agar dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, penuh semangat, dan berani mengemukakan pendapat. Guru
sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak berinteraksi dengan siswa dibandingkan
dengan personil lainnya di sekolah (Sagala, 2009). Guru bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan
pembelajaran yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar dan
keterampilan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dianggap mutakhir.
Keterampilan dalam pembelajaran yang harus dimiliki seperti keterampilan bertanya,
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan memberikan penguatan,
serta keterampilan dalam mengembangkan model pembelajaran (Sanjana, 2013). Menurut

Saud (2011), keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi: 1. keterampilan
membuka dan menutup pembelajaran, 2. keterampilan menjelaskan, 3. keterampilan
bertanya, 4. keterampilan memberi penguatan, 5. keterampilan menggunakan media
pembelajaran, 6. keterampilan membimbing diskusi, 7. keterampilan mengadakan variasi,
8. keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Demikian
pula
menurut
Rusman (2011), bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran meliputi : 1. guru sebagai

demonstrator, menguasai bahan atau materi yang akan diajarkan dan mengembangkannya,
2. guru sebagai pengelola kelas, memanajemen kelas dengan baik dengan cara
menyediakan kesempatan bagi siswa sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan
kepada guru, 3. guru sebagai mediator dan fasilitator, memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi yang lebih efektif dalam pembelajaran, sebagai fasilitator, mampu
mengusahakan sumber belajar yang dapat menunjang pencapaian tujuan, 4. guru sebagai
evaluator, tujuannya untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau
belum, materi yang diajarkan sudah dikuasai siswa atau belum dan metode yang digunakan
sudah tepat atau belum.
Kemampuan guru merupakan salah satu hal yang harus dimiliki apalagi jika dilihat

dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa, Proses
pembelajaran yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur
serta isi kurikulum, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan
membimbingnya. Wijaya (1991), menyatakan bahwa kemampuan guru dapat dibedakan ke
dalam tiga bidang: a. Kemampuan kognitif, merupakan kemampuan intelektual, seperti
penguasaan materi pembelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan
mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang cara menilai siswa, b.
Kemampuan sikap, merupakan kesiapan dan kesediaan guru dalam berbagai hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya, c. Kemampuan perilaku, merupakan kemampuan
guru dalam berbagai keterampilan dan berperilaku, yaitu keterampilan mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi
dengan siswa, keterampilan menyusun persiapan perencanaan mengajar.
Guru profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas.
Menurut Rusman (2009), ada 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru :
a) menguasai bahan ajar, b) mengelola program pembelajaran, c) mengelola kelas, d)
menggunakan media dan sumber belajar, e) menguasai landasan pendidikan, f) mengelola
interaksi pembelajaran, g) menilai prestasi belajar siswa, h) mengenal fungsi dan layanan
bimbingan dan penyuluhan, i) memahami hasil penelitian guna keperluan pembelajaran.
Penerapan Kurikulum 2013, guru dituntut untuk mulai terbiasa dengan adanya
peraturan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran, strategi yang digunakan seperti

mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan dapat terlaksana dengan
baik. Menurut hasil penelitian Fithry (2013), Kurikulum 2013 sebenarnya tidak semuanya
merupakan hal-hal yang baru, artinya komponen-komponen yang ada pada KTSP sebagian
masih terdapat pada Kurikulum 2013. Tugas guru pada Kurikulum 2013 secara konsep
tidak jauh berbeda dengan Kurikulum KTSP. Standar kompetensi guru masih tetap
mengacu pada empat kompetensi yang diatur oleh Permendiknas No. 16 Tahun 2007, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian. Masalah paling utama yang harus dikuasai oleh guru adalah kemampuan
dalam mengemas dan menyajikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan oleh Kurikulum 2013. Prinsip utama yang paling mendasar pada
Kurikulum 2013 adalah penekanan pada kemampuan guru dalam mengimplementasikan
proses pembelajaran yang otentik, menantang dan bermakna bagi peserta didik sehingga
potensi peserta didik berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Proses

pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan scientific yaitu pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang
pembelajarannya berpusat pada peserta didik. Pendekatan scientific dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi tidak bergantung oleh guru.

Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari informasi dari berbagai sumber atau melalui
observasi.
Hasil penelitian Sunaryo (2009), dilaporkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar
mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik. Dengan wawasan
yang luas guru mampu memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi,
tujuannya adalah agar guru dapat memahami bahwa dalam melaksanakan fungsi dan
perannya sebagai fasilitator pendidikan, guru diharapkan mempunyai kemampuan dan
kreatifitas dalam menjalankan kegiatan mengajar sebagai transforming science kepada
siswa sebagai penerima dan pengembang ilmu yang telah diberikan oleh guru selama
kegiatan pengajaran berlangsung di dalam kelas.
Kemampuan seorang guru dapat dilihat saat proses pembelajaran berlangsung.
Suasana dan strategi pembelajaran yang menyenangkan akan menambah semangat peserta
didik saat belajar di kelas. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai
dengan materi pembelajaran dan harus sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific guru
harus mempunyai kemampuan dalam menggunakan strategi pembelajaran yang meliputi
kemampuan merencanakan strategi pembelajaran dan kemampuan dalam pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Guru sebagai pemegang kunci sangat

menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Semakin jelas bahwa faktor kemampuan
sangat penting dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran. Semakin tinggi kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, maka semakin tinggi pula prestasi belajar
siswa yang dicapai. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dikemukakan
adalah bagaimana kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta
Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Adapun tujuan yang dicapai adalah untuk mengetahui
kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta Surakarta tahun
ajaran 2013/2014, dengna manfaat untuk menambah wawasan dan mengetahui
kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013, dan dapat digunakan sebagai
tolak ukur dari penerapan Kurikulum 2013 serta sebagai bahan evaluasi bagi guru.
Sehingga pada akhirnya dapat tercipta kemampuan guru dalam penerapan Kurikulum 2013
yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Surakarta, dengan variabel bebas
penerapan Kurikulum 2013dan variabel terikatnya adalah kemampuan guru IPA dalam
penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta Surakarta (Tiga Sekolah Swasta yang sudah
mengimplemntasikan Kurikulum 2013 di Surakarta, yaitu SMP Al Azhar Syifa Budi Surakarta,

tahun ajaran 2013/2014. Jenis
penelitiannya adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif (Sukmadinata,

2012), adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan dokumentasi,
observasi dan wawancara terhadap guru IPA dan siswa. Data yang sudah terkumpul
dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu
kemampuan guru IPA dalam perencanaan strategi pembelajaran berupa penyusunan RPP
dan kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013. Data tersebut dianalisis
prosentasenya.
SMP Al Irsyad Surakarta, dan SMP Al Islam 1 Surakarta pada

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kemampuan Guru IPA dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
di SMP Swasta Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Perencanaan pembelajaran adalah membuat persiapan pembelajaran. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yang
baik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar (Rusman, 2009).
Tabel 1. . Rekapitulasi Prosentase Kemampuan Guru IPA dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) di SMP Swasta Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Komponen
Rata-Rata (%) / Kategori

Identitas Mata Pelejaran/Tema

Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Sumber Pembelajaran
Media Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Rata-rata

Guru
1
100/SB
75/B
75/B
75/B
25/SKB
83,33/SB
75/B
75/B
72,91/B


Guru
2
91,66/SB
75/B
75/B
75/B
25/SKB
83,33/SB
75/B
75/B
71,87/B

Guru
3
100/SB
75/B
75/B
58,33/B
25/SKB

83,33/SB
75/B
75/B
70,83/B

Berdasarkan tabel 1, diperlihatkan bahwa dalam penyusunan RPP di SMP Swasta
Surakarta dikategorikan Baik. Terbukti pada guru 1 dan 3 dalam menuliskan komponen
identitas mata pelajaran/ tema (100 %), sedangkan guru 2 (91,66 %) dikategorikan Sangat
Baik, namun dalam menuliskan identitas kurang lengkap (tidak menuliskan satuan
pendidikan). Pada komponen indikator, guru SMP Swasta Surakarta telah merumuskan
indikator dengan Baik (75%) hanya saja dalam merumuskan indikator kurang
menggunakan kata kerja operasional. Pada komponen tujuan, guru SMP Swasta Surakarta
dalam merumuskannya dikategorikan Baik (75%), hanya saja dalam merumuskan tujuan
tidak merumuskan tujuan pembelajaran yang mengandung unsur Audiance, Behaviour,
Condition dan Degree. Pada komponen materi ajar, guru SMP Swasta Surakarta dalam
memilih materi ajar yang sesuai dikategorikan Baik (75 %) pada guru 1 dan guru 2.
Sedangkan pada guru 3 dikategorikan Kurang Baik (50%), dikarenakan dalam RPP guru
tidak mencantumkan/ menuliskan materi.

Berdasarkan tabel 1, pada komponen sumber belajar, guru SMP Swasta Surakarta

dikategorikan Sangat Kurang Baik (25%), hal ini karena dalam memilih dan menggunakan
sumber belajar yang optimal hanya menggunakan buku teks dari pemerintah. Padahal
dalam memilih dan menggunakan sumber belajar yang baik dapat dari lingkungan sekitar,
perpustakaan dan dari web atau internet. Pada komponen media pembelajaran, guru SMP
Swasta Surakarta dikategorikan Sangat Baik (83,33 %), hanya saja kurang memanfaatkan
variasi media sesuai dengan arahan pada buku siswa dan atau buku guru. Pada komponen
kegiatan pembelajaran, guru SMP Swasta Surakarta dikategorikan Baik (75%), hal ini
dikarenakan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan pendekatan scientific
hanya mengandung unsur pendahuluan, inti, penutup, merumuskan kegiatan pembelajaran
yang mencakup komponen (5M), merumuskan kegiaan pembelajaran sesuai kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada komponen penilaian, guru SMP Swasta
Surakarta dikategorikan Baik (75%), hal ini karena dalam merancang kegiatan penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan hanya mencantumkan teknik, bentuk dan contoh
intrumen penilaian ranah sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan dan
mengembangkan penskoran sesuai instrumen.
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi
kemampuan guru IPA di SMP Swasta Surakarta tahun ajaran 2013/2014 dalam
penyusunan RPP masih cenderung sama dari guru yang satu dengan yang lain, hal ini
karena dalam menyusun RPP masih copy-paste. Secara keseluruhan mendapatkan hasil
prosentase (72,91%) untuk guru 1, guru 2 (71,87 %) dan guru 3 (70,83 %) semuanya
dikategorikan Baik.
2. Kemampuan Guru IPA dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SMP Swasta
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam Kurikulum
2013 meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang meliputi
menerapkan langkah menutup pelajaran (Kemendikbud, 2013)/tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Prosentase Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 di
SMP Swasta Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Komponen
Aspek
Rata-Rata (%) / Kategori
Guru
Guru
Guru
1
2
3
Kegiatan
a. Melakukan apresiasi, motivasi,
75/B
75/B
75/B
Pendahuluan
penyampaian tujuan
Kegiatan
a. Menguasai materi
75/B
83,33/SB 91,66/SB
Inti
b. Strategi pembelajaran mendidik 83,33/SB 83,33/SB 83,33/SB
c. Pendekatan pembelajaran
83,33/SB 83,33/SB 83,33/SB
scientific
d. Pembelajaran terpadu
50/KB
50/KB
50/KB
e. Memanfaatkan sumber belajar
75/B
66,66/B
66,66/B
f. Pelibatan siswa
100/SB
91,66/SB 91,66/SB
g. Penggunaan bahasa
100/SB
100/SB
100/SB
Kegiatan
a. Menerapkan langkah penutup
50/KB
58,33/B
50/KB
Penutup
pembelajaran
Rata-rata
76,85/SB 76,84/SB 76,84/SB

Berdasarkan tabel 2, diperlihatkan bahwa kemampuan guru SMP Swasta Surakarta
dalam proses pembelajaran dikatakan Sangat Baik. Terbukti pada guru 1, 2 dan 3 dalam
komponen kegiatan pendahuluan dalam melakukan apresiasi, motivasi dan penyampaian
tujuan dikategorikan Baik (75%), hal ini karena dalam kegiatan pendahuluan guru kurang
menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang akan dicapai peserta didik.
Berdasarkan tabel 2, pada komponen kegiatan inti, guru SMP Swasta Surakarta
pada guru 1 (80,93%), guru 2 (79,75%), guru 3 (90,94%) semuanya dikategorikan Sangat
Baik. Terbukti pada komponen menguasai materi pada guru 2 (83,33%) dan guru 3
(91,66%) dikategorikan Sangat Baik, tetapi pada guru 1 (75%) dikategorikan Baik. Hal ini
dikarenakan pada guru 1 dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menyajikan materi
secara konsep, mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain dan menyajikan secara
sistematis, tetapi kurang pada kemampuan menyesuaiakn materi dengan tujuan
pembelajaran. Pada aspek strategi pembelajaran yang mendidik, guru SMP Swasta
Surakarta dikategorikan Sangat Baik (83,33%), hal ini karena dalam pembelajaran guru
melakukan kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan sainifik (5M), kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, strategi mengajar yang relevan
dan melakukan pembelajaran secara kontekstual. Pada aspek menerapkan pendekatan
pembelajaran scientific, guru SMP Swasta dikategorikan Sangat Baik (83,33%), hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran guru memfasilitasi peserta didik untuk mengamati untuk
menemukan masalah yang ingin diketahui, memancing peserta didik untuk merumuskan
pertanyaan, memfasilitasi peserta didik untuk mencoba dan memfasilitasi peserta didik
untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang diperolehnya. Pada aspek pembelajaran
terpadu, guru SMP Swasta Surakarta dikategorikan Kurang Baik (50%), hal ini karena
dalam menyajikan pembelajaran IPA secara terpadu oleh satu guru, memanfaatkan
pendekatan scientific dalam pembelajaran yang menerapkan keterpaduan antara mata
pelajaran satu dengan yang lain. Pada aspek memanfaatkan sumber belajar/media dalam
pembelajaran pada guru 1 dikategorikan Baik (75%), guru 2 dan 3 (66,66%) dikategorikan
Baik, hanya saja pada guru 2 dan 3 dalam memanfaatkan sumber belajar/media
pembelajaran hanya menghasilkan pesan yang menarik pada peserta didik, melibatkan
peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar dan menunjukkkan keterampilan dalam
menggunakan media pembelajaran. Pada aspek pelibatan siswa, guru SMP Swasta
Surakarta, pada guru 1 (100 %), guru 2 dan 3 (91,66 %) dikategorikan Sangat Baik. Hanya
saja pada guru 2 dan 3 dalam pelibatan peserta didik dalam pembelajaran siswa selalu aktif
dan sangat antusias tetapi terkadang hanya siswa-siswa tertentu saja. Pada aspek
menggunakan bahasa yang benar dan tepat, guru SMP Swasta Surakarta dikategorikan
Sangat Baik (100 %) dalam pembelajaran guru menggunakan bahasa lisan secara runtut,
jelas dan lancar, menggunakan bahasa tulis yang dapat dibaca dengan mudah, baik dan
benar.
Berdasarkan tabel 2, komponen kegiatan penutup pembelajaran meliputi aspek
menerapkan langkah menutup pelajaran, menunjukkan bahwa pada komponen penutup
pembelajaran di SMP Swasta Surakarta dikategorikan Kurang Baik (50%) pada guru 1 dan
3. Dalam kegiatan penutup pembelajaran pada guru 1 dan 3 hanya memfasilitasi
pengumpulan hasil kerja peserta didik sebagai bahan portofolio dan memberi tindak lanjut

dengan memberikan arahan kegiatan atau tugas untuk materi berikutnya. Pada guru 2
dikategorikan Baik (58,33%), hal ini karena dalam kegiatan penutup guru tidak hanya
memfasilitasi pengumpulan hasil kerja peserta didik sebagai bahan portofolio dan memberi
tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan atau tugas untuk materi berikutnya,
tetapi juga memberikan soal-soal postest.
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi
kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013
di SMP Swasta Surakarta tahun ajaran 2013/2014 secara keseluruhan mendapatkan hasil
prosentase sebesar (76,85 %) sekolah 1, (76,84 %) sekolah 2 dan (76,84 %) sekolah 3 dan
semuanya dikategorikan Sangat Baik.
Kemampuan guru dalam proses pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana
cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran yang mencakup kemampuan
menerapkan keterampilan dasar mengajar dan keterampilan mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang dianggap mutakhir. Keterampilan dalam pembelajaran yang
harus dimiliki seperti keterampilan bertanya, keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, keterampilan memberikan penguatan, serta keterampilan dalam
mengembangkan model pembelajaran (Sanjana, 2013).
KESIMPULAN
Kesimpulan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai kemampuan guru
IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMP Swasta Surakarta tahun ajaran 2013/2014
diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan guru IPA dalam penerapan Kurikulum 2013 di
SMP Swasta Surakarta tahun ajaran 2013/2014 pada dasarnya baik (72,91%), namun pada
proses perencanaan lemah pada komponen sumber belajar (25%) dan pada proses
pelaksanaan lemah pada komponen menerapkan pembelajaran terpadu (50%), sedangkan
komponen yang lain sudah terlihat sangat baik.
Saran, Perlu diteliti kemampuan guru dalam penilaian pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013, kemudian dalam pembuatann RPP sebaiknya guru mengembangkan RPP
sendiri sesuai dengan sekolah dan kemampuan siswa. dalam hal penggunaan sumber
pembelajaran guru sebaiknya tidak hanya menggunakan buku teks dari pemerintah, tetapi
dapat dari berbagai sumber pembelajaran.
A. DAFTAR PUSTAKA
Fithry, M, H. 2013. Paradigma Tugas Guru dalam Kurikulum 2013.
Balai Diklat Keagamaan Medan.

Jurnal Pendidikan :

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Muzamiroh, M. L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Surabaya : Kata Pena.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
_______. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta :
PT Rajagrafindo Persada.

Sanjana, W. 2013. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Saud, U, S. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sunaryo. 2009. Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses Kegiatan
Belajar Mengajar di Kelas. Jurnal Peningkatan Kemampuan No.
2/XXVIII/2009, 116-128.
Wijaya, C. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Yogaswara, A. 2010. Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi
Kepegawaian Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No 2, Oktober 2010, 60-72.