Karya Ilmiah Remaja tentang Kacang Merah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah adalah bahan makanan yang baik untuk menurunkan kolesterol. Selain dapat menurunkan kolesterol, kacang merah juga baik untuk mencegah tingginya gula darah karena memiliki kandungan serat yang tinggi. Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram serat terdiri dari serat larut dalam air dan serat yang tidak larut air. Protein yang dikandung kacang merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung.
Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah berbentuk biji. Secara sederhana, apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan. Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam berupa gen dan hormon, sedangkan faktor luarnya berupa suhu, cahaya matahari, kelembapan, dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut sangat berperan penting bagi tumbuhan. Misalnya, cahaya matahari. Dengan bantuan cahaya matahari, tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu, cahaya matahari juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan, dan fotosintesis. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang merah jika perendaman bijinya dilakukan dengan jenis air yang berbeda. Untuk itu, penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah“.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
Bagaimana kecepatan perkecambahan antara biji kacang merah yang direndam di air PAM dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda ?
(2)
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan perkecambahan antara kacang merah yang direndam di air PAM dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Penelitian ini digunakan sebagai pembelajaran dalam penulisan dan penyusunan karya ilmiah yang benar, yang merupakan salah satu materi pembelajaran yang dapat berguna di jenjang pendidikan lebih tinggi dan untuk menanamkan nilai-nilai ilmiah terhadap siswa.
2. Bagi Sekolah
Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan agar hasilnya dapat digunakan sebagai bahan refrensi dan pemberdayaan perpustakaan, yang nantinya sebagai bahan acuan di dalam penelitian-penelitian lebih lanjut bagi siswa selanjutnya.
3. Bagi Pelajaran Biologi
Dapat digunakan sebagai literatur dalam pelajaran biologi di masing-masing sekolah, untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap perkecambahan tanaman, dalam hal ini tanaman kacang merah.
BAB II
(3)
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau orgnisme dapat diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula). Jadi pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme. Perkembangan dapat di artikan sebagai proses yang menyertai pertumbuhan. Secara sederhana perkembangan merupakan proses perubahan menjadi dewasa. Berbeda dari pertumbuhan, perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif. Dalam proses tersebut terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan jaringan), Organogenesis (pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan sel – sel kelamin). Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu :
1. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi di titik tumbuh apikal. Letak titik tumbuh apikal adalah didekat ujung akar dan ujung batang tanaman. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer (suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman). Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu :
a. Daerah pembelahan sel (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan sel (daerah elongasi)
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi (daerah maturasi)
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
2. Pertumbuhan Sekunder
(4)
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar.
a. Faktor Internal (faktor dalam) Gen
Gen juga merupakan faktor yang sangat berperan dalam
pertumbuhan tumbuhan. Gen bersifat menurun. Tumbuhan yang memiliki gen baik akan menghasilkan keturunan yang baik, begitu juga sebaliknya.
Hormon
Hormon sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
Fitohormon. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu : hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin, dan asam absisat.
b. Faktor Eksternal (faktor luar) Makanan (nutrisi)
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel.
Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.
Suhu
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Umumnya suhu optimum bagi tumbuhan adalah 22oC-37oC. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan tumbuhan. Hal itu karena cahaya, terutama cahaya matahari, merupakan faktor yang sangat penting untuk melakukan fotosintesis. Intensitas pencahayaan yang berbeda akan menghasilkan macam tumbuhan yang berbeda.
Kelembapan
Kelembapan merupakan keadaan saat udara telah jenuh terhadap uap air. Kelembapan memang sangat baik untuk proses
(5)
tinggi, jaringan akar tumbuhan akan mengalami kerusakan karena terendam air dan akibatnya terjadi pembusukan pada akar.
Media Air Perendaman
Media air perendaman adalah media air yang digunakan dalam proses perendaman biji kacang untuk membandingkan
pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman. pH
Derajat keasaman pH air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. pH yang terlalu asam bersifat racun bagi tanaman (dapat menghambat perkecambahan). Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4,0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat (. 2.2 Tanaman Kacang Merah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae) Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daunnya majemuk, beranak daun tiga, dan berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya berwarna putih atau kadang-kadang berwarna lain. Polongnya lonjong, pipih, berkulit keras bila sudah tua,dan pada umumnya melengkung dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji. Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau membundar. Warna biji ada yang seragam atau loreng, coklat, merah, hitam atau ungu.
(6)
Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.
Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya gembur. Struktur tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari sumber hara yang terkandung dalam tanah. Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat. Kacang merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 -4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga. Pengembangbiakan kacang merah dapat dilakukan dengan bijinya. Kacang merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000 meter dari permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.
2.3 Air Kelapa Muda
Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing. Ternyata, air kelapa bukanlah sekedar air yang manis dan menyegarkan. Di dalamnya terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada yang mengatakan bahwa komposisinya mirip dengan cairan infus. Air kelapa muda, mengandung tanin atau antidotum (anti racun). Sebagai sumber tenaga, air kelapa mengandung glukosa. Sebagai sumber zat pembangun, pada air kelapa terdapat protein. Air kelapa mengandung beberapa macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, dan tirosin. Selain itu, air kelapa juga kaya dengan mineral (natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan tembaga) dan vitamin (vitamin C dan 7 macam vitamin B yaitu nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin (B2), asam folat, tiamin (B1), dan piridoksin (B6)). pH air kelapa yaitu 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)).
2.4 Air PAM/PDAM
Air PAM adalah air yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM merupakan salah satu unit usaha milik daerah dan bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Air ini adalah air yang mengandung Klorin. Klorin berperan dalam pembentukan hormon tanaman, meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Klor juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor dapat mengurangi transpirasi sehingga daun-daun akan menjadi lebih berair.
(7)
Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber Cl sering berasal dari air PAM. Fungsi Klor : Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmosis sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis.
2.5 Kerangka Berfikir
Berdasarkan aspek morfologi dan fisiologi seperti yang telah disampaikan pada bahasan sebelumnya, kacang merah telah mengandung faktor-faktor yang diperlukan untuk pertumbuhanya sendiri (faktor internal). Tetapi, faktor-faktor luar juga berpengaruh pada perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang merah. Contohnya media air yang digunakan pada proses perendaman biji kacang merah. Dalam penelitian yang penulis lakukan, biji kacang merah mulai berkecambah ketika berumur 2 hari. Pertumbuhan kecambah tersebut tidak lepas dari rutinitas penyiraman yang penulis lakukan. Karena perkecambahan biji kacang merah juga dipengaruhi oleh faktor air (sumber makanan) itu sendiri.
2.6 Hipotesis
Dari landasan teori di atas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut : 2.6.1 Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahn tanaman kacang merah.
2.6.2 Hipotesis Alternatif (Ha )
Ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah.
(8)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada :
tanggal : 26 Agustus 2013 s/d 31 Agustus 2013.
tempat :
1. Ruang kelas XII IPA 4 di SMA Negeri 1 Negara sebagai tempat penyusunan dan pembuatan karya tulis ini.
2. Warnet (warung internet), untuk melaksanakan pencarian data-data yang dibutuhkan untuk mendukung karya tulis ini.
3. Di rumah penulis sebagai tempat penelitian, penulisan dan penyusunan diluar jam sekolah guna cepat terselesaikannya karya tulis ini.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penyusuan karya tulis ini, digunakan metode eksperimen yang di lakukan dengan melakukan percobaan tentang pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah. Yang bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif yang nantinya dipergunakan dalam menjawab hipotesis yang telah di buat. 3.3 Teknik Pengambilan Sampel
(9)
Teknik random yaitu teknik pengambilan sampel yang di lakukan dengan cara acak dari populasi yang ada. Pada tahap ini dipilih sampel biji kacang merah yang terdapat di kabupaten Jembrana secara acak.
3.3.2 Teknik Konvensional
Teknik konvensional merupakan teknik pengambilan sampel yang di lakukan dengan cara memilih sampel yang baik dan di pandang dapat tubuh normal dari populasi yang ada. Pada tahap ini di lakukan pemilihan sampel dengan cara merendam biji kacang merah dan memilih biji kacang merah yang tenggelam, karena beberapa penelitian menunjukkan, biji yang tenggelam di pandang dapat tumbuh lebih baik daripada yang mengapung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Identifikasi Variabel 3.4.1.1 Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang berubah-ubah sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kecepatan pertumbuhan kecambah tanaman kacang merah dalam jangka waktu 6 hari.
3.4.1.2 Variabel bebas
Variabel bebas, yaitu variabel yang secara segaja diubah-ubah. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah media air perendaman (air PAM dan air kelapa muda).
3.4.1.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol yaitu yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh. Sebagai variabel kontrol adalah biji kacang merah, media tanam (tanah gembur) dan pemberian air yang sama.
3.4.2 Alat dan Bahan
3.4.2.1 Alat yang digunakan
1. 2 buah polybag berukuran sedang. 2. Kertas label.
3. 1 buah tutup botol aqua (sebagai takaran air pada saat melakukan penyiraman).
(10)
4. Alat tulis (bolpoin dan buku catatan).
5. 2 buah mangkuk berukuran sedang (sebagai tempat untuk merendam biji kacang merah).
6. Kamera (Hp).
3.4.2.2 Bahan yang diperlukan
1. 24 biji kacang merah. 2. Air PAM.
3. Air kelapa muda. 4. Tanah gembur.
3.4.2.3Langkah Kerja
Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah :
1. Menyiapkan 2 gelas air kelapa muda dan 2 gelas air PAM di dalam 2 buah mangkuk yang berbeda.
2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk sebanyak 50 biji.
3. Dari 50 biji kacang merah yang dipilih, kemudian 25 biji direndam di air PAM, dan 25 bijinya lagi direndam di air kelapa muda. Proses perendaman dilakukan selama 12 jam.
4. Dari masing-masing mangkuk kemudian dipilih 12 biji kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar mangkuk karena itu menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.
5. Kemudian tiriskan biji kacang merah yang telah dipilih. Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:
1. Menyiapkan 2 buah polybag yang telah berisi tanah gembur dengan takaran yang sama.
(11)
2. Memberi nama (menggunakan kertas label) pada masing-masing polybag. Polybag A untuk biji kacang merah yang direndam dengan air PAM, sedangkan Polybag B untuk biji kacang merah yang direndam dengan air kelapa muda.
3. Masukkan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air PAM pada polybag A, dan 12 biji kacang merah pilihan yang direndam dengan air kelapa muda pada polybag B.
4. Letakkan kedua polybag di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung(didalam ruangan).
5. Amati setiap hari pertumbuhan biji-biji kacang merah tersebut, sembari menyiramnya dengan takaran air yang sama yaitu 4 tutup botol aqua setiap siang hari (sekitar pukul 13.00) selama pengamatan berlangsung.
6. Catat berapa biji kacang merah yang berkecambah pada masing-masing polybag ke dalam buku laporan hasil penelitian.
3.4.3 Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran yang penulis gunakan dalam percobaan kali ini adalah teknik pengukuran secara kuantitaif (dapat dihitung) yang mendapatkan hasil berupa angka-angka yang menunjukan ada ataupun tidak pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah. Dimana penulis mengukur dengan cara menghitung banyak biji kacang merah yang berkecambah pada masing-masing ploybag sampai hari ke-6 setelah penanaman dilakukan. 3.4.4 Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Pada sesi ini disiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Di antaranya mempersiapkan media air perendaman (air PAM dan air kelapa muda) dan biji kacang merah.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah menyiapkan segala sesuatunya, langkah selanjutnya adalah melaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan selama 7 hari. Dalam penelitian ini di lakukan penilaian, penelitian,dan menanggapi tentang pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah tanaman kacang merah.
(12)
3. Mencatat
Setelah dilakukan pengamatan, penulis mencatat jumlah biji yang berhasil berkecambah pada masing-masing polybag, seperti yang tercantum pada format tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Jumlah Biji Yang Berkecambah Pada Polybag A Dan B
No. Hari Ke
Jumlah Biji Yang Berkecambah
Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda) Jumlah Biji
Yang
Ket. Jumlah Biji
Yang
Ket. 1
2 3 4 5 6
(13)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Hasil Penelitian
No. Hari Ke
Jumlah Biji Yang Berkecambah
Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda) Jumlah Biji
Yang
Ket. Jumlah Biji
Yang
Ket.
1 1
-Belum ada biji
yang berkecambah
-Belum ada biji yang berkecambah
2 2 3 biji
Testa biji pecah, dan mulai muncul
radikula 1 biji
Testa biji pecah, dan mulai muncul radikula
3 3 8 biji
Testa biji pecah,
muncul radikula. 3 biji
Testa biji pecah, muncul radikula.
4 4 9 biji
Kotiledon biji mulai terbuka,
radikula memanjang
menembus tanah 4 biji
Kotiledon biji masih tertutup, radikula memanjang tetapi
belum menembus tanah
5 5 10 biji
Batang tanaman bertambah tinggi,
Mulai muncul
plumula 7 biji
Kotiledon masih tertutup, radikula
masuk menembus tanah
6 6 10 biji
Batang tanaman bertambah tinggi,
muncul plumula, kotiledon biji
terbuka 9 biji
Batang bertambah tinggi, kotiledon mulai terbuka tetapi
belum sepenuhnya
4.2.Pengujian Hipotesis
Dari tabel tersebut demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan semakin memberikan keyakinan bahwa ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah. Pengujian hipotesis ini diperjelas dengan hasil
(14)
penelitian yaitu diperoleh hasil biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda perkecambahan lebih lambat sedangkan biji kacang merah yang di rendam di air PAM perkecambahannya lebih cepat. Dari hasil percobaan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis nol (H0) di tolak dan yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha ) yaitu ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah.
4.3.Pembahasan
Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama baik pada polybag A maupun polybag B belum ada biji yang berkecambah, sedangkan pada hari kedua biji kacang merah pada polybag A dan polybag B mulai berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM berlangsung selama 1 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 10 biji. Sedangkan 1 biji membusuk, dan 1 biji yang lainnya belum berkecambah.
Dari tabel di atas, juga dapat dilihat bahwa pada hari pertama belum tumbuh, sedangkan pada hari kedua ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 1 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata ada 9 biji, sedangkan 1 biji membusuk dan 2 biji lainnya belum berkecambah.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 12 biji kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 10 biji kacang merah yang berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 9 biji kacang merah yang berkecambah dari 12 biji kacang merah yang ditanam di dalam polybag B. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 1 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 10 : 9.
Perbedaan kecepatan perkecambahan pada polybag A dan B disebabkan karena perbedaan pH air, kandungan mineral, dan kualitas dari biji itu sendiri. pH air PAM bersifat basa 10,9(berdasarkan laporan praktikum Pengukuran Kualitas Air PAM Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang tahun 2012). Sedangkan ph air kelapa 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)). Hal ini dikarenakan air PAM bersifat basa. pH yang bersifat normal sampai basa sangat cocok digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pH yang terlalu asam bersifat racun bagi tanaman. Seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya air kelapa muda memiliki
(15)
zat anti racun yang disebut antidotum (tanin). Tetapi sifat racun pada air kelapa karena pH-nya yang asam hapH-nya tidak ternetralisir dengan sempurna sehingga racun karena sifat pH-pH-nya yang asam masih berpengaruh pada proses perkecambahan tanaman. Air PAM tidak bersifat racun bagi tumbuhan karena pH-nya bersifat basa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air PAM mengandung Klorin (Cl). Klorin berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Klorin juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber Cl sering berasal dari air PAM (Arnon dan Stout, 1998).
4.4.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah sampai biji kacang merah berkecambah
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada air PAM lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda,
(16)
dengan perbandingan 10 : 9. Hal ini disebabkan karena kandungan air PAM lebih berpotensi memacu pertumbuhan tanaman (karena kandungan Klorin (Cl)). Disamping itu air PAM merupakan pelarut dengan derajat keasaman yang cocok dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.
5.2.Saran Tindak
Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah” ini, penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para petani pada khususnya.
Penulis berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Firman. PERANAN AIR DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN. Malang:Universitas Brawijaya
Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1 dan 2. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
(17)
Poerwadarminta, W.J.S. ( 1999 ).Kamus Umum BahasaIndonesia.Jakarta:Penerbit Balai Pustaka.
Pujiyanto,Sri.2012.Menjelajah Dunia Biologi.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/
http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html http://hamidahmamur.wordpress.com/jenis-dan-kegunaan-unsur-hara/
http://www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc
(1)
3. Mencatat
Setelah dilakukan pengamatan, penulis mencatat jumlah biji yang berhasil berkecambah pada masing-masing polybag, seperti yang tercantum pada format tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Jumlah Biji Yang Berkecambah Pada Polybag A Dan B
No. Hari Ke
Jumlah Biji Yang Berkecambah
Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda) Jumlah Biji
Yang
Ket. Jumlah Biji
Yang
Ket. 1
2 3 4 5 6
(2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Hasil Penelitian
No. Hari Ke
Jumlah Biji Yang Berkecambah
Polybag A (Air PAM) Polybag B (Air Kelapa Muda) Jumlah Biji
Yang
Ket. Jumlah Biji
Yang
Ket.
1 1
-Belum ada biji
yang berkecambah
-Belum ada biji yang berkecambah
2 2 3 biji
Testa biji pecah, dan mulai muncul
radikula 1 biji
Testa biji pecah, dan mulai muncul radikula
3 3 8 biji
Testa biji pecah,
muncul radikula. 3 biji
Testa biji pecah, muncul radikula.
4 4 9 biji
Kotiledon biji mulai terbuka,
radikula memanjang
menembus tanah 4 biji
Kotiledon biji masih tertutup, radikula memanjang tetapi
belum menembus tanah
5 5 10 biji
Batang tanaman bertambah tinggi,
Mulai muncul
plumula 7 biji
Kotiledon masih tertutup, radikula
masuk menembus tanah
6 6 10 biji
Batang tanaman bertambah tinggi,
muncul plumula, kotiledon biji
terbuka 9 biji
Batang bertambah tinggi, kotiledon mulai terbuka tetapi
belum sepenuhnya
4.2.Pengujian Hipotesis
Dari tabel tersebut demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan semakin memberikan keyakinan bahwa ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah. Pengujian hipotesis ini diperjelas dengan hasil
(3)
penelitian yaitu diperoleh hasil biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda perkecambahan lebih lambat sedangkan biji kacang merah yang di rendam di air PAM perkecambahannya lebih cepat. Dari hasil percobaan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis nol (H0) di tolak dan yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha ) yaitu ada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah.
4.3.Pembahasan
Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama baik pada polybag A maupun polybag B belum ada biji yang berkecambah, sedangkan pada hari kedua biji kacang merah pada polybag A dan polybag B mulai berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM berlangsung selama 1 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 10 biji. Sedangkan 1 biji membusuk, dan 1 biji yang lainnya belum berkecambah.
Dari tabel di atas, juga dapat dilihat bahwa pada hari pertama belum tumbuh, sedangkan pada hari kedua ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air kelapa muda berlangsung selama 1 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata ada 9 biji, sedangkan 1 biji membusuk dan 2 biji lainnya belum berkecambah.
Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 12 biji kacang merah yang direndam dengan air PAM, hanya ada 10 biji kacang merah yang berkecambah. Sedangkan pada perendaman dengan menggunakan air kelapa muda, ada 9 biji kacang merah yang berkecambah dari 12 biji kacang merah yang ditanam di dalam polybag B. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 1 hari. Jadi perbandingan pertumbuhan antara kecambah yang direndam pada air PAM dan air kelapa muda adalah 10 : 9.
Perbedaan kecepatan perkecambahan pada polybag A dan B disebabkan karena perbedaan pH air, kandungan mineral, dan kualitas dari biji itu sendiri. pH air PAM bersifat basa 10,9(berdasarkan laporan praktikum Pengukuran Kualitas Air PAM Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang tahun 2012). Sedangkan ph air kelapa 4,27-6,17(sumber : direktorat gizi depkes RI (1988)). Hal ini dikarenakan air PAM bersifat basa. pH yang bersifat normal sampai basa sangat cocok digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pH yang terlalu asam bersifat racun bagi tanaman. Seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya air kelapa muda memiliki
(4)
zat anti racun yang disebut antidotum (tanin). Tetapi sifat racun pada air kelapa karena pH-nya yang asam hapH-nya tidak ternetralisir dengan sempurna sehingga racun karena sifat pH-pH-nya yang asam masih berpengaruh pada proses perkecambahan tanaman. Air PAM tidak bersifat racun bagi tumbuhan karena pH-nya bersifat basa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air PAM mengandung Klorin (Cl). Klorin berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Klorin juga berperan untuk memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kacang-kacangan, kapas, dan tanaman sayuran. Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Sumber Cl sering berasal dari air PAM (Arnon dan Stout, 1998).
4.4.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada pengaruh media air perendaman terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang merah sampai biji kacang merah berkecambah
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada air PAM lebih cepat berkecambah dibandingkan dengan biji kacang merah yang direndam di air kelapa muda,
(5)
dengan perbandingan 10 : 9. Hal ini disebabkan karena kandungan air PAM lebih berpotensi memacu pertumbuhan tanaman (karena kandungan Klorin (Cl)). Disamping itu air PAM merupakan pelarut dengan derajat keasaman yang cocok dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.
5.2.Saran Tindak
Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Merah” ini, penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para petani pada khususnya.
Penulis berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Firman. PERANAN AIR DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN. Malang:Universitas Brawijaya
Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1 dan 2. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
(6)
Poerwadarminta, W.J.S. ( 1999 ).Kamus Umum BahasaIndonesia.Jakarta:Penerbit Balai Pustaka.
Pujiyanto,Sri.2012.Menjelajah Dunia Biologi.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://kacangmerah-mitra.blogspot.com/
http://www.wartamedika.com/2008/07/kandungan-dan-manfaat-air-kelapa.html http://hamidahmamur.wordpress.com/jenis-dan-kegunaan-unsur-hara/
http://www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc