KAK 2017 Limbah B3

[1]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PERENCANAAN 2017
1.

Nama Kegiatan : Pengelolaan B3 dan Limbah B3

2.

Latar Belakang, meliputi :
a. Dasar Hukum
-

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

-

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3 (bahan
Berbahaya dan Beracun)


b. Gambaran umum
Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan hidup dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap usaha dan /atau kegiatan
menghasilkan Limbah B3 seminimal mungkin dan mencegah masuknya Limbah B3 dari luar
wilayah Indonesia.
Pengelolaan Limbah B3 dimaksudkan agar Limbah B3 yang dihasilkan masingmasing unit produksi sesedikit mungkin dengan mengupayakan reduksi pada sumber dengan
pengolahan bahan, subsitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan, dan digunakan teknologi
bersih. Jika masih dihasilkan Limbah B3 maka diupayakan Pemanfaatan Limbah B3.
Pemanfaatan Limbah B3 yang mencangkup kegiatan penggunaan kembali (reuse),
daur ulang (reycyle), dan perolehan kembali (recovery) merupakan suatu mata rantai penting
dalam pengelolaan Limbah B3. Denga Teknologi Pemanfaatan Limbah B3 di satu pihak
dapat dikurangi jumlah Limbah B3 sehingga biaya Pengolahan Limbah B3 juga dapat
ditekan dan dilain pihak akan dapat meningkatkan kemanfaatan bahan baku.
Untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari Limbah
B3 yang dihasilkan maka Limbah B3 yang dihasilkan maka limbah B3 yang telah dihasilkan
perlu dikelola.
Pengelolaan Limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencangkup
Penyimpanan Limbah B3, Pengumpulan Limbah B3, Pemanfaatan, Pengangkutan, dan
Pengolahan Limbah B3 termasuk Penimbunan Limbah B3 hasil Pengolahan tersebut. Dalam

rangkaian Pengelolaan Limbah B3 terkait beberapa pihak yang masing-masing merupakan
mata rantai, yaitu :


Penghasil Limbah B3



Pengumpul Limbah B3



Pengangkut Limbah B3



Pemanfaat Limbah B3




Pengolah Limbah B3 dan



Penimbun Limbah B3.

[2]

Untuk memastikan bahwa setiap mata rantai Pengelolaan Limbah B3 sebagaimana
tersebut diatas dilakukan secara benar, tepat dan sesuai dengan Pengelolaan Limbah B3
maka Pengelolaan Limbah B3 wajib dilengkapi dengan Izin yang terdiri atas :


Izin Pengelolaan Limbah untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3



Izin Pengelolaan Limbah untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3 ;




Izin Pengelolaan Limbah untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3 ;



Izin Pengelolaan Limbah untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3;



Izin Pengelolaan Limbah untuk kegiatan Penimbunan Limbah B3.

Izin Pengelolaan Limbah B3 merupakan instrument administrative preventif yang
penerbitannya dapat dilakukan dapat dilakukan dalam 1 (satu) izin yang terintegrasi oleh
Menteri, Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
pengajuan pemohon izin, kecuali izin pengelolaan limbah untuk kegiatan pengangkutan
limbah B3.
c. Data Dukung Rencana Kegiatan
-

Permohonan Izin Pengelolaan Limbah b3 dari penanggung jawab kegiatan.


-

Bimbingan teknis pada perusahaan / kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan
limbah B3, sehingga dapat mengidentifikasi limbah B3 yang dihasilkan

-

Peninjauan lapangan untuk memberikan rekomendasi TPS (tempat Penyimpanan
sementara Limbah B3.

3.

Masalah yang ingin dipecahkan .
Lingkungan Hidup

Setiap kegiatan/usaha di Kabupaten Bojonegoro

yang berpotensi


menghasilkan limbah B3 mempunyai Izin pengelolaan limbah B3,
sehingga tidak membuang limbahnya ke lingkungan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi lingkungan hidup dan kesehatan manusia
Ekonomi

serta makhluk hidup lainnya
pengelolaan limbah yang dilakukan oleh kegiatan/usaha dengan
system Reuse, Reduce dan Reycle diharapkan dapat meningkatkan

Sosial

pendapatan perekonomian
Dengan adanya pengelolaan limbah B3 dan Izin yang telah dimiliki
oleh kegiatan/usaha yang menghasilkan limbah B3 dapat mengurangi
konflik social masyarakat karena tidak ada limbah B3 yang dibuang ke
lingkungan sehingga masyarakat sekitar tidak merasa terganggu

Budaya

dengan kegiatan /usaha yang menghasilkan limbah B3.

Dengan pengelolaan limbah B3 diharapkan dapat memperkaya budaya
asli Bojonegoro demi kelangsungan dan ketersediaan Sumber Daya
Alam

[3]

4.

Harapan dan keinginan dari seluruh stakeholder dan shareholder
Semua stakeholder mampu memahami jenis-jenis limbah B3 yang dihasilkan kegiatan/usaha
dan penanganan/pengelolaannya sehingga permasalahan limbah B3 di Kabupaten Bojonegoro
dapat ditangani dengan baik.

5.

Tujuan kegiatan


Semua usaha/ kegiatan mampu mengidentifikasi karakteristik dan jenis limbah B3 yang
dihasilkan untuk melakukan pengelolaan lingkungan .




Semua usaha/kegiatan yang berpotensi menghasilkan limbah b3 memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3.



Memberikan bimbingan teknis kepada pemrakarsa usaha/kegiatan dalam pengelolaan
limbah B3 dengan teknologi baik secara teknis maupun non teknis

6.

Hal yang harus ada
Hal Yang Harus ada

 Surat Permohonan dari pemrakarsa / penghasil limbah B3.
 Setiap Perusahaan memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3

Hal Yang Harus Tidak

Boleh Ada

 Adanya Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
 Dokumen lingkungan hanya sebagai legalitas untuk
mendapatkan ijin usaha tanpa melakukan pengelolaan
lingkungan
 Memberikan Izin usaha / kegiatan kepada pengusaha tanpa
mempunyai

dokumen

lingkungan

(AMDAL/UKL-

UPL/SPPL).
 Memberikan

rekomendasi


AMDAL

tanpa

dilakukan

konsultasi public kepada masyarakat
 Menyusun AMDAL tanpa dilakukan konsultan yang
bersertifikat kompetensi dari Kementerian LH.
7.

Dukungan yang diperlukan dalam pelaksanaan Kegiatan yaitu :


Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Limbah B3 di Kabupaten Bojonegoro.



RKA :Rp. 63.000.000,Bojonegoro, April 2015
Kuasa Pengguna Anggaran


PPTK

Ir. MUHAYANAH. M.Si.
NIP. 19660929 199311 2 001

ERNA ZULAIKAH, ST
NIP. 19790112 200312 2 006

[4]