EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT) Dan Tipe Think Talk Write ( TTW ) Ditinjau Dari Minat Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SD N I Pengkok Kedaw

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT ( TGT) DAN TIPE THINK TALK WRITE ( TTW )
DITINJAU DARI MINAT DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N I PENGKOK
KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/ 2014
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarata Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

Viana Teti Anggraeni
Q 100 120 062

 

PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014



 

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF DITINJAU DARI MINAT DAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh
Viana Teti Anggraeni, Sutama, Samino
Viana_anggraeni@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) kontribusi strategi pembelajaran terhadap hasil belajar;
2) kontribusi tingkat minat belajar terhadap hasil belajar; 3) kontribusi tingkat komunikasi
terhadap hasil belajar; 4) interaksi strategi pembelajaran, tingkat minat dan komunikasi terhadap
hasil belajar.Jenis penelitian eksperimen semu dengan non equivalent comparison- group design.
Sampelnya siswa kelas V SD Negeri I Pengkok terdiri dari dua kelas untuk dikenai perlakuan
dengan TGT kelas VA dan TTW kelas VB. Instrumen penelitian angket minat belajar dan tes
komunikasi matematika. Uji keseimbangan awal dengan statistik uji independent sample t-test
pada taraf signifikansi 5%. Data dianalisis menggunakan uji varian tiga jalan dengan taraf
signifikansi 5% dan ditindak lanjuti dengan analisis secara scheffe test untuk pengujian dua
arah.Hasil penelitian 1) siswa yang diajar dengan TGT hasil belajarnya lebih tinggi; 2) siswa

yang meiliki minat tinggi hasil belajarnya lebih tinggi; 3) siswa yang memiliki kemampuan
komunikasi matematika tinggi hasil belajarnya tinggi; 4) siswa yang diajar dengan TGT hasil
belajarnya tinggi apabila siswa memiliki minat tinggi dan kemampuan komunikasi tinggi hasil
belajarnya tinggi.
Kata Kunci: Games Tournament, minat, komunikasi, Think Talk Write
Abstract
This study aims to know 1) contribution learning strategy for achievement; 2) contribution study
interest for achievementint; 3) contribution communication math for achievement; 4) interaction
learning strategy show from the interest and communication math for achievement.This was a
quasi-experimental study employing the nonequivalent comparison-group design.This study
involvedtwo experimental groups. The sampel comprised Grade V studentsof SDN I Pengkok
consisting of 2 classes to determine the class receiving the treatment of the cooperative learning
model of the TGT and the one receiving that of the TTW . The research instruments consisted of
test and non-test instruments. The data were analyzedusing theunivariate technique, namely
theindependentsample t-test ata significance levelof 5%. The data were analyzed using the three
way anova at a significance level of 5%. Follow up by a scheffe test fortwo-tailed test. The
results of the study show that; 1) student who teach with TGT more high achievement; 2) the
student who have high interest more better achievement; 3) the student who have high math
communication competence they result achievement more better; 4) the student who teach TGT
type more high achievement and the student have high interest and have high math

communication competence the result achievement more better
Key Word:Communication, Games Tournament, interest, Talk Write

 


 

Pendahuluan
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran dasar, disekolah dasar ataupun
sekolah menengah. Mempelajarai matematika adalah penting karena dalam kehidupan seharihari kita tidak boleh mengelak dari aplikasi matematika bukan itu saja matematika juga mampu
mengembangkan kesadaran tentang nilai- nilai yang secara esensial. Sesuai dengan pendapat
Mulyana ( 2004: 180) mengatakan matematika selain dapat memperluas cakrawala berpikir
peserta didik juga dapat mengembangkan kesadaran tentang nilai-nilai yang esensial terdapat
didalamnya.
Proses pembelajaran matematika selama ini yang terjadi belum sesuai dengan yang
diharapkan.

Guru masih sangat kurang inovatif didalam proses pembelajaran. Ciri praktik


pendidikan selama ini adalah pembelajaran berpusat pada guru ( Hadi, S 2005: 11). Guru
menyampaikan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah atau ekspositori, sementara
siswa mencatatnya pada buku catatan. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan
kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru
daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka
butuhkan. Selain itu pembelajaran yang berpusat pada guru cenderung membiarkan siswa untuk
bekerja secara sendiri-sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.Kondisi ini mengakibatkan
mata pelajaran matematika masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit oleh para pelajar
maupun masyarakat umumnya (Muijs & Reynolds, 2011: 212).
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang
bervariasi. Banyak strategi yang belum mampu menumbuhkan minat dan kemampuan
komunikasi.kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mempelajari matematika
adalah minat terhadap matematika. Menurut Mahmud (2010: 99), minat dapat mempengaruhi
kualitas belajar seseorang dalam bidang studi tertentu. Tidak adanya minat seseorang anak
terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Kurangnya minat siswa dalam
mempelajari matematika dapat berdampak buruk terhadap siswa itu sendiri baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Dampak jangka panjang jika seorang siswa tidak mau
mempelajari matematika adalah kurangnya pengetahuan dalam bertindak, berpikir, dan kerja
sama dalam menghadapi kehidupan di masyarakat. Dalam jangka pendek, kurangnya minat
siswa akan berdampak langsung pada hasil belajar siswa itu sendiri.


 

Selain minat, kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mempelajari
matematika adalah kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan siswa dalam mengembangkan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah. Cockroft (Shadiq, F 2004: 19) menyatakan bahwa matematika merupakan alat
komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan
pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan
bilangan. Banyak persoalan maupun informasi disampaikan dengan bahasa matematika,
misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa
diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel.
Melihat pentingnya peranan minat dan kemampuan komunikasi matematika, maka
dibutuhkan upaya-upaya untuk meningkatkan minat dan kemampuan komunikasi matematika.
Upaya tersebut antara lain dengan melakukan perubahan kurikulum, metode pembelajaran,
model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian. Strategi
pembelajara yang dipilih adalah strategi pembelalaran yang mampu menciptakan proses
pembelajaran PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektiv dan Menyenangkan).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika di SD guru
matematika masih menerapkan strategi pembelajaran konvensional. Saat pembelajaran

berlangsung, guru aktif memberikan penjelasan sedangkan siswa hanya mendengarkan,
mencatat, menghafal rumus, dan mengerjakan latihan soal. Guru sering kali kurang memberikan
kesempatan siswa untuk memikirkan cara penyelesaian dari suatu permasalahan terlebih dahulu.
Selain itu, siswa kurang terbiasa mendiskusikan suatu permasalahan dengan siswa yang lain
padahal dari berdiskusi siswa akan mendapatkan ide-ide sehingga permasalahan tersebut dapat
terselesaikan.
TGT danTTWadalah model pembelajaran individual yang dipadu dengan pembelajaran
kooperatif.Individualisasi merupakan hal yang penting khususnya dalam pembelajaran
matematika, di mana pembelajaran dari tiap kemampuan yang diajarkan sebagian besar
tergantung pada penguasaan kemampuan yang dipersyaratkan.Diskusi dalam kelompok dapat
melatih siswa mengembangkan kemampuan komunikasi matematika.Keberhasilan proses
kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat dilihat dari tingkat pemahaman,
penguasaan materi serta hasil belajar matematika siswa. Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan materi serta hasil belajar matematika maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan

 

pembelajaran

matematika.Perbedaan


penggunaan

pendekatan

pembelajaran

dalam

menyampaikan materi matematika akan berpengaruh pula pada tinggi rendahnya hasil belajar
matematika. Sehingga akan tercipta pembelajaran PAIKEM. Dari uraian diatas maka, dilakukan
penelitian mengenai“ Efektivitas pembelajaran kooperatif strategi TGT danstrategi TTWditinjau
dari minat dan kemampuan komunikasi matematika siswakelas V SD N Pengkok I Kedawung
sragen.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitiannya adalah: ( 1) Siswa yang
mendapatkan strategi pembelajaran tipeTGT memiliki hasil belajar matematika yang lebih baik
daripada siswa yang mendapatakan pembelajaran dengan strategiTTW; (2) Siswa yang memiliki
minat belajar matematika tinggi memiliki hasil belajar matematika lebih tinggi dari pada siswa
yang memiliki minat belajar rendah; ( 3) Siswa yang memiliki komunikasi matematika tinggi
memiliki hasil belajar matematika lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki komunikasi

rendah.( 4) Siswa yang memiliki minat belajar dan komunikasi tinggi lebih baik mendapatkan
pembelajaran dengan strategiTGT dari pada pembelajarandengan strategiTTW, sedangkan siswa
yang memiliki minat belajar dan komunikasi rendah sama saja dengan siswa yang memiliki
minat belajar dan komunikasi tinggi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)
Untuk mengetahui kontribusi hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan strategi
TGTlebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran dengan strategi TTW; (2)Untuk
mengetahui kontribusi hasil belajar matematika siswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih
baik daripada siswa yang memiliki minat belajar rendah ;( 3) Untuk mengetahui kontribusi hasil
bealajar matematika siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematika tinggi lebih baik
daripada siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematika rendah ; ( 4)Untuk
mengetahui interaksi antara penerapan strategi TGTdan strategi TTWditinjau dari minat dan
komunkasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V.

Metode Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan pendekatan adalah kuantitatif eksperimen.Desain penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Nonequivalent comparison-group design.Dalam
penelitian ini kedua kelompok diberikan tes awal yang sama ( pretest), kedua kelompok diberi
perlakuan. Setelah perlakuan kedua kelompok diberikan tes akhir ( posttest). Hasil dari tes awal
dan tes akhir diperbandingkan. Perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir


 

pada kelompok eksperimen dan antara hasil tes dari kedua kelompok menunjukan pengaruh dari
perlakuan yang diberikan ( Sukmadinata, 2009: 205)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Pengkok Tahun Ajaran
2013/2014 yang terdiri dari dua kelas. Kelas VA merupakan kelompok pertama, yaitu kelas yang
akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif TGT, sedangkan kelas
VBmerupakan kelompok kedua, yaitu kelas yang akan diberikan perlakuan dengan model
pembelajaran kooperatif TTW.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan tes. Angket untuk data
tingkat minat belajar siswa, observasi untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa
di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir
tindakan dan tes untuk data tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa. Teknik analisis
data menggunakan uji varian tiga jalan dengan taraf signifikansi 5%dengan bantuan program SPSS
16. 0 for windows, kemudian untuk pengujian dua arah menggunakan uji scheffe test.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pembelajaran kooperatif strategi TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
penguatan / reinforcement. TGT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menggabungkan

kegiatan belajar kelompok dengan kompetisi kelompok. ( Slavin, 2008; 165)
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi TGT seluruh
siswa yang duduk dikelas VA merasa senang karena dapat terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Selain itu mereka juga bisa menjadi siswa yang aktif
dengan mengajukan pertanyaan dan bersaing dengan teman yang lain untuk bisa menjawab
pertanyaan yang didapatkan dan memperoleh skor nilai yang tinggi dibandingkan dengan teman
yang lain.Selain dapat berkompetisi dengan teman yang lain siswa juga dapat bersosialisasi dan
bekerjasama deengan teman yang lainnya dalam satu tim untuk saling membantu memahami
materi pelajaran yang diberikan.
Proses pemebalajaran yang menggunakan strategi TGT mampu meningkatkan hasil belajar
matematika dibandingkan dengan strategi pembelajaran TTW. Hal ini sejalan dengan pendapat
Oulufemi , A ( 2012 : 12) yang menyatakan pembelajaran menggunakan strategi TGT

 

dibandingkan dengan strategi individual akan sangat berbeda sekali, siswa yang diajarkan
dengan strategi TGT hasil belajar matematikanya tinggi. Terkait dengan pembelajaran guru
seharusnya lebih kreatif, aktif serta inovatif dalam menggunakan strategi pembelajaran dan harus
mampu dalam mendorong minat belajar serta mendorong kemampuan komunikasi siswa.
Lembar Kerja siswa TGT ( Gambar.1)


Strategi pembelajaran TTW yang lebih menekankan pada berfikir, berbicara dan menulis
belum efektif diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Strategi TTW selain membutuhkan
waktu yang lama, sebagian siswa masih bingung dengan proses pembelajarannya. Selain itu
TTW tidak mengajarkan pada siswa untuk bekerjasama sehingga siswa kurang mampu untuk
bertukar pikiran dengan siswa yang lainnya.Didalam TTW siswa ketika diajak untuk berbicara
mengutarakan pendapat masih terasa sulit.Mereka lebih mengutarakan pendapatnya didalam
tulisan.Untuk itu hasil belajar siswa masih kurang baik.Selain itu siswa masih takut untuk
menyampaikan pendapatnya didepan kelas, kemudian banyak siswa yang main sendiri dengan
temannya.

 

Lembar Kerja Siswa TTG ( Gambar. 2)


 

Adapun dilihat dari beberapa lembar kerja siswa menunjukkan siswa yang diajar dengan
TGT hasil LKS nya rapi dan mampu mengerjakan dengan baik dibandingkan dengan lembar
kerja siswa TTW yang hasilnya kurang baik.Lembar kerja siswa TGT yang dikerjakan secara
kelompok mampu memberikan hasil yang baik. Karena mereka mampu bertukar pikiran dengan
sesame teman yang lain. Didalam TGT juga ada pemberian penghargaan bagi kelompok yang
mempunyai skor tertinggi.Gambar 1 hasil kerja siswa sangat bagus dan mampu mengerjakan
dengan baik. Mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.
Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga merupakan perbandingan dua kelompok
sampel.Ketiga hipotesis ini diuji dalam varian 3 jalan dengan uji F efek utama metode
pembelajaran, minat belajar, dan kemampuan komunikasi matematika.Adapun hipotesis keempat
merupakan perbandingan 8 kelompok sampel.Hipotesis ini selain diuji dalam varian tiga jalan
dengan uji F interaksi ketiga faktor juga diuji dengan scheffe test. Hasil perhitungan varian tiga
jalandapat dilihat pada tabel
Tabel 1
Hasil Perhitungan Varian Tiga Jalan
Sumber Variasi
Metode Pembelajaran (A)
Minat Belajar (B)
Kemampuan Komunikasi (C)
Interaksi (A × B × C)

F
23,422
9,116
20,884
3,231

P
0,000
0,005
0,000
0,023

Pengujian hipotesis pertama dilakukan berdasarkan uji F pada sumber variasi metode
pembelajaran. Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengujian statistik menghasilkan nilai uji
statistik F = 23,422 dengan p = 0,000. Nilai p < 0,05 berarti bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar matematika yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode TGT dengan siswa
yang diajar dengan metode TTW. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
metode TGT (mean = 79,73) lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan metode TTW (mean = 73,14). Strategi TGT merupakan pembelajaran
kooperatif yang aktivitasnya lebih berpusat pada siswa ( student centered ). Pembelajarn
kooperatif

TGT menekankan pada proses pembelajaran pada kegiatan

kerjasama dalam

kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik yaitu penguasaan
materi pelajaran tetapi juga ada unsure kerjasama untuk menguasai materi tersebut. Hasil
penelitian Gilles, Robyn ( 2010) menyimpulkan kooperatif learning sangat baik dalam praktek

10 
 

pembelajaran yang nantinya mampu meningkatkan prestasi akademik dan sosialisasi siswa
terhadap siswa sehingga strategi TGT sangat diperlukan dalam pembelajaran khususnya
matematika. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Micheal( 2011: 193) yang
menyimpulkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan strategi
TGT hasil pembelajarannya lebih tinggi yaitu rata-ratanya 52, 99, sedangkan kelas control yang
menggunakan strategi individual rata-rata hasil belajarnya 50, 13.Strategi TGT merupakan
strategi yang sangat efektif, mampu memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa.Karena TGT merupkan strategi yang menekankan pada kerjasama antar teman.
Uji hipotesis kedua dilakukan berdasarkan uji F pada sumber variasi minat belajar.bahwa
pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik F = 9,116 dengan p = 0,005. Nilai p < 0,05
berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang
memiliki minat belajar tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah. Rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang memiliki minat belajar tinggi (mean = 78,59). Hal ini didukung
hasil penelitian olehTrisnani, Novy ( 2012 ) menyimpulkan ada keefektifan minat belajar
terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi hasil belajar
matematikanya juga mengalami peningkatan. Hal serupa juga didukung dengan hasil penelitian
Tonang, keke ( 2008) yang menyimpulkan bahwa minat belajar tinggi mampu meningkatkan
hasil belajar siswa disemua mata pelajaran. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Apabila siswa memiliki minat tinggi
maka didalam pembelajaran siswa tersebut akan menunjukan perhatian yang baik dan hasil
belajarnya juga baik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Eva, S ( 2008) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika. Minat Minat siswa dapat dilihat pada saat proses pembelajaran, sejauh mana
mereka memperhatikan dan sebaik apa mereka mengikuti pembelajaran, memahami dan
mengingatnya. Sebagai upaya mengembangkan minat siswa, guru harus mampu membangun
lingkungan kelas.
Uji hipotesis ketiga dilakukan berdasarkan uji F pada sumber variasi kemampuan
komunikasi matematika.bahwa pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik F = 20,884
dengan p = 0,000. Nilai p < 0,05 berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika
yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi dengan siswa yang
memiliki kemampuan komunikasi rendah. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
11 
 

memiliki kemampuan komunikasi tinggi (mean = 79,27) lebih tinggi dibandingkan rata-rata
hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan komunikasi rendah (mean = 73,59).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Umar, W( 2012) yang menyimpulkan kemampuaan
komunikasi matematika memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran siswa semakin
aktif dan hasil belajaenya meningkat. , komunikasi adalah bagian penting dari matematika dan
pendidikan matematika. Ini adalah cara untuk berbagi ide dan mengklasifikasi pemahaman.
Melalui komunikasi, ide menjadi objek refleksi, perbaikan, diskusi, dan perubahan. Proses
komunikasi juga membantu membangun pemahaman. Ketika siswa tertantang untuk berpikir
dan membuat alasan tentang matematika dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya kepada
orang lain baik secara lisan atau tulisan, mereka belajar untuk menjelaskan dan menyakinkan.
Pengujian hipotesis keempat dilakukan berdasarkan uji F pada sumber variasi interaksi
ketiga faktor. Pada table 2 dapat dilihat bahwa pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik
F = 3,231 dengan p = 0,023. Nilai p < 0,05 berarti bahwa terdapat interaksi antara metode
pembelajaran dengan minat belajar dan kemampuan komunikasi matematika. Secara detail
perbandingan antara kelompok sampel dan hasil scheffe test dapat dilihat pada tabel 2. Pada
tabel tersebut kelompok sampel diurutkan berdasarkan rata-rata hasil belajar matematika dari
yang terendah hingga yang tertinggi. Nilai rata-rata yang menurut scheffe test berbeda signifikan
diletakkan pada dua kolom (subset) yang berbeda.
Penerapan pembelajara kooperatif strategi TGT sangat mempengaruhi hasil belajar
matematika.Kemudian minat belajar yang tinggi serta kemampuan komunikasi matematika yang
tinggi juga mempengaruhi hasil belajar matematika yang tinggi, yakni 70% hasil belajar
matematika meningkat.Dengan demikian siswa yang diajar dengan strategi TGT dan memiliki
minat belajar yang tinggi dan kemampuan komunikasi matematika yang tinggi hasil belajarnya
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi TTW dan yang memiliki
minat belajar serta kemampuan komunikasi matematika yang rendah. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Supriyono ( 2012) yang menyimpulkan apabila siswa memiliki komunikasi
matematika tinggi memberikan pengaruh positif terhadap keaktifan siswa didalam kelas dan
mampu meningkatkan hasil belajar. Strategi pembelajaran TGT mampu menumbuhkan minat
belajar yang tinggi dan kemampuan komunikasi yang tingii.Sehingga siswa yang mendapat
strategi pembelajara TGT minat belajar dan kemampuan komunikasi meningkat.

12 
 

Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi TGT seluruh siswa
yang duduk dikelas VA merasa senang karena dapat terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Selain itu mereka juga bias menjadi siswa yang aktif
dengan mengajukan pertanyaan dan bersaing dengan teman yang lain untuk bias menjawab
pertanyaan yang didapatkan dan memperoleh skor nilai yang tinggi dibandingkan dengan teman
yang lain. Dalam pembelajaran dengan strategi TTW masih belum efektif ada beberapa siswa
yang masih kesulitan untuk dalam proses pembelajaran, selain itu TTW membutuhkan waktu
yang lama. Siwa juga masih pasif, hanya beberapa saja siswa yang aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dalam bidang studi matematika, minat seseorang terhadap pelajaran dapat melihat dari
kecenderungan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pelajaran tersebut.Bila
seseorang mempunyai minat tinggi terhadap pelajaran matematika maka nilai hasil belajarnya
cenderung berubah kearah yang lebih baik.Selain minat komunikasi matematika sangat penting
bagi siswa sebagai usaha untuk mengembangkan daya matematis mereka.Melalui komunikasi
siswa dan guru bertukar pengetahuan matematika.
Hasil analisis menunjukan bahwa strategi TGT lebih baik daripada strategi TTW, siswa
yang diajar dengan strategi TGT hasil belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
TTW.Kemudian ada kontribusi antara minat belajar yang tinggi dengan minat belajar yang
rendah terhadap hasil belajar.Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi mendapatkan hasil
belajar yang baik.Terdapat juga kontribusi dalam komunikasi matematika terhadap hasil belajar,
siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematika tinggi hasil belajarnya lebih baik
daripada siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah.Sehingga terdapat interaksi
antara strategi, minat belajar, kemampuan komunikasi terhadap hasil belajar.
Guru diharapkan lebih inovatif didalam proses pembelajaran, dengan menerapka strategi
pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan kemampuan komunikasi siswa. Selain itu
pihak sekolah perlu meningkatkan SDM guru dengan mengadakan pelatihan-pelatihan guna
menunjang pengetahuan para guru tentang metode dan strategi pembelajaran yang sangat besar
manfaatnya untuk meningkatkan minat belajar dan komunikasi matematika siswa.
Berbagai ucapan terima kasih perlu kami sampaikan kepada berbagai pihak.Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada KOPERTIS Wilayah VI yang telah membantu dalam
pendanaan biaya penelitian multitahun melalui Hibah Penelitian Tim Pascasarjana. Ucapan
13 
 

terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Pascasarjana dan Ketua Lembaga Penelitian UMS
beserta stafnya, yang memberikan fasilitas dan dorongan sehingga kami bias melakukan
penelitian. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada kepala UPTD, kepala sekolah dan
guru SD N 1 Pengkok Kedawung Sragen, yang telah membantu proses penelitian sehingga
berjalan sesuai perencanaaan.
Daftar Pustaka
Adams, D., & Hamm, M. (1994).New designs for teaching and learning: promoting active
learning in tomorrow’s School. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.
Alfred. O. 2012. “ Achievement in cooperative versus Individualistic Goal- Structural Junior
Secondary School Mathematics Classroom in Nigeria”. Inernational Journal Of
Mathematics Trensd and Technology. Vol3, hal 7-12 http:// www. International
journalssrg.Org. diakses Pada Tanggal 11 Januari 2014 Jam 10.30 WIB.
Anatri. D, Haryono & Sulistyo S. ( 2012). “ Pembelajaran Kimia Dengan Metode TGT
Menggunakan Media Animasi dan Kartu Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya
Belajar Siswa”. Jurnal Inquiri. Vol 1 No 3, hal 177-182. http:// www.Jurnal pasca.Uns.ac.
id. Diakses Pada Tanggal 17 Februari Jam 10.00 WIB
Bobbete M. Morgan. ( 2012). “ Teaching Cooperative Learning With Children’s Literature”.
International Educational Journal. Vol 22 No 3, hal 1-12.http:// www.International
Educational Journal. Com. Diakses Pada Tanggal 13 Januari 2014 Jam 14.30 WIB
Cai, J. (1995). A cognitive analysis of U.S. and chinese students' mathematical performance on
tasks involving computation, simple problem solving, and complex problem solving. Dalam
Journal for research in mathematics education: a monograph series of the national council
of teacher of mathematics. (1995). Virginia: The NCTM. Inc.
Depdiknas.(2003).UUnomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas. Jakarta: Depdiknas.
Effandi , Z., Chin, L.C., & Yusoff D. (2010).” The effects of cooperative learning on students’
mathematics achievement and attitude towards mathematics”.International Journal Of
Social Science. Vol 6 No 2.http:// www.International education Journal. Com. Diakses
Pada tanggal 13 Januari 2014 Jam 14.30 WIB
Elliot, S.N., Kratochwill, T.R., Cook, J.L., et al. (2000). Educational psychology: effective
teaching, effective learning (3thed). New York: McGraw Hill.
Etin, S& Raharjo. (2007). Cooperative learning. Jakarta: Bumi Aksara.
Fadjar Shadiq. (Oktober 2004). Penalaran, pemecahan masalah dan komunikasi dalam
pembelajaran matematika. Makalah disajikan pada Diklat Instruktur/Pengembang
Matematika SMP Jenjang Dasar, di PPPG Matematika Yogyakarta.

14 
 

Fayar. (2011). The importance of communications in the mathematics classrooms. Diakses
tanggal
14
Oktober
2011
dari
http.//www.fayar.net/east/teacher.web/
math/Standards/document/chapter5/comm.htm.
Gable, R. K. (1986). Instrumen development in the affective domain.Boston: Kluwer Nijhoff
Publishing.
Gillies, R.M., Ashman, A., & Terwel, J. (2008). The teacher’s role in implementing cooperative
learning in the classroom. Australia: Springer.
Hewitt, D. (2008).Understanding effective learning: strategies for the classroom. London: The
Mc Graw, Hill Companies.
Husnu.H & Motlan. 2012. “ Efek Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Fisika Pada Konsep
Listrik Statis Disekolah Menengah Pertama”. Jurnal Online Pendidikan Fisika. Vol 1 No 2,
hal 21-28. http:/// www jurnal nasional.com.diakses Pada Tanggal 8 April 2014 Jam 19.00
WIB
Irfan.D &Sukirno. 2013. “Penerapan Pembelajaran Teams Games Tournament Dengan
Akuntanpoli untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa MAN Yogyakarta
III”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol XI No 2, hal 1-10. http:// www.Juranl
Nasional. Com. Diakses Pada Tanggal 8 April 2014 Jam 19.00 WIB
Kaur, B., & Dindyal, J. (2010).Mathematical applications and modeling: yearbook 2010,
association of mathematics educators. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte.
Ltd.
Keke T. A. 2008. “ Minat dan Motivasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan
Penabur. No 16/ Tahun ke- 7, hal 7-21.http:// www.Jurnal pendidikan. Com. Diakses Pada
Tanggal 8 April 2014 Jam 19.30
Kemp, J. E., Morrison, G.R., & Ross, S.M, (1994). Designing effective instruction. New York:
Macmillan college publishing company.
Lyman, L., & Foyle, H.C. (1988).Cooperative learning and children.Diakses tanggal 9 Juni
Mahmud.(2010). Psikologi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Martinis. Y & Bansu I. A. (2008). Taktik mengembangkan kemampuan individual siswa. Jakarta:
Gaung Persada Pers Jakarta.
Micheal M. V. W. ( 2011). The Effects Of Teams Games Tournament On achievement,
Retention, and Attitude Economics Education Student. International journal. Vol 26 No 3,
hal 183-193. http:// www.International journal. Com. Di akses pada tanggal 11 januari
2014 jam 09.30 WIB

15 
 

Muhibbin Syah. (2008).Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata.(2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Bandung.
National Council of Teachers of Mathematics (2000).Principles and standards for school
mathematics. Reston, VA: NCTM).
Peressini, D., & Basset, J. (1996).Mathematical communication in students’ responses to a
performance-assessment task. Dalam P. C. Elliot & M. J. Kenney (Eds.), Yearbook of
Communication in Mathematics K-12 and Beyond (pp. 81-88). Reston, VA: NCTM.
Robyn. M. Gillies & Michael. B( 2010 ). “ Teacher Reflection On Cooperative Learning. Issue
Of Implementaion”. InternationalJournal. Vol 26 No 2, hal 933-940. http:// www.
Elsevier.com/locate/tate. Diakses Pada Tanggal 17 Februari 2014 Jam 09.45 WIB
Roida. E. F. 2012. “ Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika” jurnal Formati. Vol 2 No 2, hal 122-131.http:// www.Jurnal pendidikan
nasional. Com. Diakses Pada Tanggal 8 April Jam 20.00 WIB
Saifudin Azwar. (2010). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Slameto.(2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Slamet Soewandi, dkk. (2005). Perspektif pembelajaran berbagai bidang studi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Slavin, R. E. (1995) Cooperative learning: theory, research and practice. Massachusetts: Allyn
and Bacon.
________. (2010). Cooperative learning (teori, Riset, dan praktik). Bandung: Nusa Media.
________. (2006). Education psychology “theory and practice”eighth edition. Johns Hopkins
University: Pearson Education International.
Stevens, J. (2002). Applied multivariate statistics for the social sciences. London: Lawrence
Erlbaum Associates Publishers.
Wahid, U. 2012. “ Membangun Kemampuan Komunikasi Matematika Dalam Pembelajaran
Matematika”. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung.Vol 1
No 1, hal 1-9. http:// ww.Jurnal nasional. Com. Diakses Pada Tanggal 8 April 2014 Jam
20.15 WIB

16 
 

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

5 41 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT) Dan Tipe Think Talk Write ( TTW ) Ditinjau Dari Minat Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SD N I Pengkok Kedaw

0 2 15

PENDAHULUAN Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT) Dan Tipe Think Talk Write ( TTW ) Ditinjau Dari Minat Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SD N I Pengkok Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2013/ 2014.

0 1 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11