MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH DITINJAU DARI HARMONISASI PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (STUDI KASUS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010).

ABSTRAK
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH DITINJAU DARI
HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (STUDI
KASUS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN
2010 TENTANG PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN
PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL)
Peraturan Daerah (Perda) merupakan jenis peraturan perundangundangan nasional yang memiliki landasan konstitusional dan landasan
yuridis. Sebagai sub sistem hukum, Perda harus harmonis dengan
peraturan perundang-undangan lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal. Hal ini dimaksudkan agar Perda tidak saling bertentangan dan
tumpang tindih dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan
materi muatan Perda Kota Bandung No.11/2010 dibandingkan dengan
Keppres No.3/1997 yang sama-sama mengatur tentang peredaran dan
pengawasan minuman beralkohol, namun dianggap saling bertentangan,
serta seperti apa upaya harmonisasi terhadap peraturan perundangundangan yang mengatur pengawasan dan pengendalian terhadap
minuman beralkohol.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yang dilakukan
dengan cara melakukan studi kepustakaan terutama terhadap UU
No.12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan

UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU No.36/2009 tentang
Kesehatan, UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU
No.7/1996 tentang Pangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pertama, Perda
Miras Kota Bandung merupakan jenis peraturan perundang-undangan
nasional yang memiliki landasan konstitusional dan landasan yuridis yang
diatur dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat (6), UU No.12/2011, UU
No.32/2004. Begitu juga dengan materi muatannya yang sudah sesuai di
mana dibuat dalam rangka penyelenggarakan otonomi daerah.Kedua,
Keppres sudah tidak relevan lagi dijadikan pedoman untuk pengaturan
mengenai pengawasan dan peredaran miras karena bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu UU No.36/2009
tentang Kesehatan, UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
UU No.7/1996 tentang Pangan. Mengenai upaya harmonisasi terhadap
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengawasan dan
peredaran miras tersebut upaya harmonisasi dilakukan melalui
mekanisme hak uji materiil (judicial review) terhadap Keppres. Hal ini juga
dilakukan karena Keppres tidak mampu menciptakan ketertiban dan
ketenteraman umum.


iv

ABSTRACT
MATERIAL CHARGE OF REGIONAL REGULATION VIEWED FROM
HARMONIZING OF THE LEGISLATIONS (CASE STUDY PERATURAN
DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG
PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN MINUMAN
BERALKOHOL)
Regional regulations (Perda) is a kind of national legislations which
had constitutional and juridicial base. As a sub system of law, regional
regulations should be in harmony with other legislations, whether vertically
or horizontally. It is intended to change the conflicting and not overlap with
other regulations. The purpose of this study was to know how the position
and material charge of Perda Kota Bandung No.11/2010 compared with
Keppres No.3/1997 which is equally controlling about distribution and
supervision of alcoholic beverages, but regarded mutually incompatible,
and what kind of efforts towards harmonization of laws and regulations
which controlling about distribution and supervision of alcoholic
beverages.
Research methods used in this research is the juridical normative

approach which was committed by studying on literature, mainly from UU
No.12/2011 on laws making and UU No.32/2004 about Local government,
UU No.36/2009 about health, UU No.8/1999 about consumer protection
and UU No.7/1996 about food.
The result explored two main arguments. First, Perda No.11/2010 is
a particular national legislation who has a constitutional and juridical
foundation that is set in the constitution (UUD 1945) chapter 18 article (6),
UU No.12/2011, UU No.32/2004. Considering the substance, it is already
appropriate due to local autonomy framework. Second, Keppres was no
longer relevant used as a guideline for setting on supervision and alcohol
circulation as opposed to legislations which are higher in a hierarchy, UU
No.36/2009 about health, UU No.8/1999 about consumer protection and
UU No.7/1996 about food. Regarding harmonization of the efforts of
legislation is pertaining to supervision and distribution alcoholic, the
harmonization efforts shall be focused on Keppres by judicial review. It
was also done because keppres incapable of creating order and public
order.

v