PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGGUNAAN TANAH WARGA UNTUK PELEBARAN JALAN BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2012 DI DESA SELAT BESAR KECAMATAN BILAH HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGGUNAAN TANAH WARGA UNTUK PELEBARAN JALAN

BERDASARKAN UU NOMOR 2 TAHUN 2012 DI DESA SELAT BESAR KECAMATAN BILAH HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Lustaria Simanjuntak NIM 3113311025


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Lustaria Simanjuntak. NIM 3113311025. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Penggunaan Tanah Warga Untuk Pelebaran Jalan Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2012 di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu.

Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Penilitian bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa dalam menerapkan UU No. 2 Tahun 2012 yaitu mengenai kebijakan Pemerintah Desa dalam menggunakan tanah perkebunan warga untuk pelebaran jalan tanpa ada ganti rugi yang sesuai di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan Variabel Tunggal. Penelitian ini dilakukan di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa selat besar yang terdiri dari 1456 KK. Teknik pengambilan sampel Random Sampling( acak sederhana ), maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dari 1456 KK ( Kepala Kerluarga ) sebanyak 43 KK ( Kepala Keluarga )yang ditetapkan sebesar 15% dari tingkat presisi populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah observasi, angket dan wawancara. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah desa dalam penggunaan tanah warga untuk pelebaran jalan berdasarkan UU nomor 2 tahun 2012 di desa Selat Besar masih kurang baik terlaksana karena responden tidak mendapat ganti rugi atas kebijakan pemerintah desa yang merugikan warga atas kerusakan tanaman dan pengurangan lahan perkebunan untuk pelebaran jalan yang menggunakan tanah warga. Kekecewaan warga desa dalam kebijakan pelebaran jalan ini adalah kurangnya sosialisasi dalam pengambilan keputusan pelebaran jalan diperkebunan warga oleh pihak pemerintah desa. Sehinnga warga tidak mengetahui secara menyeluruh alasan pelebaran jalan tersebut, yang mengakibatkan kerugian materil pada warga desa tanpa mendapat ganti rugi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku maupun ganti rugi yang telah disepakati oleh pemerintah desa dengan warga desa. Responden menyatakan pemerintah desa masih kurang dalam menyesuaikan pembangunan disetiap dusun desa karena masih ada dusun yang belum mendapat pembangunan khususnya dalam pelebaran jalan seperti dusun Selat Cina, namun responden juga menyatakan bahwa secara keseluruhan pemerintah desa telah berusaha mengayomi masyarakat untuk lebih baik khususnya dalam kepentingan umum.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah melimpahkan rahmat dand berkat-Nya, Sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Penggunaan Tanah Warga Untuk Pelebaran Jalan Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Didesa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu ”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikannya. Mudah- mudahan skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Skripsi ini juga dapat terselesaikan berkata bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Dra. Yusna Melianti, MH selaku dosen pembimbing saya dan karena beliau lah maka skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan.


(6)

3. Ibu Dra.Nurmala Berutu, M.Pd, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA,SH, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Arif wahyudi, SH sebagai Seketaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai Kepala Laboratorium jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

7. Ibu Dra.Yusna Melianti, MH sebagai Pembimbing skripsi yang telah banyak berjasa membantu dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan mengikuti Sidang Meja Hijau.

8. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Sebagai Dosen Penguji.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan etika berperilaku serta membantu penulis.

10.Bapak Jhon sebagai pegawai Administrasi Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah banyak berjasa dalam membantu penulis.

11.Kepada Bapak Kades Selat Besar Bapak Sumiran, Pegawai kantor kepala desa dan seluruh warga desa yang membantu penulis dalam penelitian.

12.Untuk keluarga tercinta, Nenek Ibunda Kilaria Bakkara yang membesarkan Penulis dan Kedua Orang tua, adik penulis, Ayahanda Firman Simanjuntak dan Ibunda Renta Lumban Gaol yang senantiasa mendukung penulis dan Alexander Eko Francicus Simanjuntak adik penulis.

13.Untuk keluarga besar Lumban Gaol yang senantiasa mendukung terutama kakak penulis Ibu Tiar Uli Lumban Gaol Amd.Kep dan Suami beliau Bapak Binsar Pardamean siregar SH, M.Hum serta Drisanna Maria Agatha Siregar putrinya.


(7)

14.Untuk Hengky A. S.Kom yang mendukung dan membantu penulis dalam dari awal perkuliahan hingga selesai.

15.Untuk adik kecil penulis Casta Aruan serta rekan – rekan seperjuangan Rosarina Sinaga, Mahdalena Berutu, Yunari Loriva Naibaho, Andriani Sihombing, Nelly Veronika Sianturi, Yenni Sitorus, Fauziah Desrini Lubis dan Hannas Telambenua dan Seluruhnya.

Medan, Juni 2015 Penulis

Lustaria Simanjuntak NIM. 3113311025  


(8)

DAFTAR ISI

ASBTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumasan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teori ... 9

a. Pengertian persepsi ... 9

b. Masyarakat desa ... 10

c. Kebijakan pemerintah desa ... 12

d. Pembangunan desa ... 14

e. Penggunaan tanah ... 16

f. Ganti rugi atas penggunana tanah untuk kepentingan umum ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Lokasi Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Variebel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30

A. Deskripsi Hasil Penelitian. ... 30

B. Hasil Penelitian ... 31

a. Angket ... 31

b. Wawancara ... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 74


(10)

   

DAFTAR TABEL  

Tabel Uraian Halaman

Tabel I Tanggapan responden tentang kebijakan yang dilakukan pemerintah desa khusunya mengenai pelebaran jalan didesa selat besar... 31 Tabel II Tanggapan responden tentang realisasi pelaksanaan pembangunan jalan didesa selat besar ... 33 Tabel III Tanggapan responden tentang kesesuaian kebutuhan masyarakat

dengan pemerataan pembangunan jalan didesa selat besar ... 34 Tabel IV Tanggapan responden tentang penggunaan tanah warga dalam pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah desa ... 36 Tabel V Tanggapan responden tentang keamanan dan kenyamanan

penggunaan jalan pasca pelebaran jalan didesa selat besar... 37 Tabel VI Tanggapan responden tentang pelaksanaan kebijakan pemerintah desa yang sesuai dengan UU yang berlaku ... 38 Tabel VII Tanggapan responden tentang menyikapi kebijakan pemerintah desa dalam pelebaran jalan jika kurang sesuai dengan UU yang berlaku ... 40 Tabel VIII Tanggapan responden tentang kepemimpinan kepala desa dalam

mengambil keputusan kebijakan dengan kesesuaian keadaan lingkungan perkebunan warga ... 41 Tabel IX Tanggapan responden tentang selama masa jabatan sebagai pemimpin desa, desa ini mengalami kemajuan atau pembangunan khususnya dalam pembangunan pelebaran jalan ... 43 Tabel X Tanggapan responden tentang kesesuaian kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan jalan yang sudah terlaksanan... 44 Tabel XI Tanggapan responden tentang keaktifan masyarakat berpartisipai dalam pembangunan pelebaran jalan di desa selat besar ... 46 Tabel XII Tanggapan responden tentang kerlibatan warga desa dalam kebijakan

pemerintah desa khususnya pembangunan pelebaran jalan diperkebunan warga ... 47


(11)

   

Tabel XIII Tanggapan responden tentang persetujuan warga desa dalam menerima setiap kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah desa .... 49 Tabel XIV Tanggapan responden tentang kebijakan pemerintah desa yang menggunakan tanah warga dalam pelebaran jalan tetapi tidak mendapat persetujuan warga ... 50 Tabel XV Tanggapan responden tentang kepemimpinana kepala desa dalam

menyikapi keluhan warga yang meminta ganti rugi atas kebijakan pelebaran jalan yang mengunakan tanah warga ... 52 Tabel XVI Tanggapan responden tentang pelayanan pemerintah desa kepada

masyrakat dalam kepentingan umum ... 53 Tabel XVII Tanggapan responden tentang pentingnya surat hak atas kepemilikan

hak atas tanah ... 55 Tabel XVIII Tanggapan responden tentang tindakan warga atas pelebaran jalan

yang dilakukan oleh pemerintah desa disekitar perkebunan warga tanpa adanya ganti rugi ... 56 Tabel XIX Tanggapan responden tentang kebijakan pemerintah desa yang kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tidak dapat ganti rugi seperti pelebaran jalan yang menggunakan tanah perkebunan warga ... 57 Tabel XX Tanggapan responden tentang kebijakan pemerintah desa sangat mendukung perkembangan dan memajukan desa ... 59 Tabel XXI Tabulasi jawaban responden secara keseluruhan ... 60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN  

1. Angket

2. Daftar wawancara 3. Dokumentasi 4. Nota Tugas

5. Lembar Persetujuan Skripsi Yang Telah Ditanda Tangani Oleh Dosen PS dan Ketua Jurusan Setelah Mengikuti Sidang Meja Hijau

6. Lembar Pengesahan Skripsi Yang Telah disidangkan dan Ditanda Tangani Oleh Dosen PS, Tim Penguji dan Ketua Jurusan

7. Surat Ijin Penerbitan Penelitian dari Fakultas

8. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

9. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilih Kabupaten Labuhan Batu

10.Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn 11.Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED 12.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 13.Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

14.Pernyataan Keaslian Tulisan 15.Daftar Riwayat Hidup


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Manusia hidup di atas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah. Dan pada saat manusia meninggal dan dikebumikan masih memerlukan tanah, begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya. Dengan adanya hal tersebut maka dapat menimbulkan suatu sengketa tanah di dalam masyarakat, karena sumber–sumber alam yang terkandung di dalamnya merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang bersifat tetap serta digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia akan perumahan, pertanian, perkebunan maupun kegiatan industri yang mengharuskan tersedianya tanah.

Permasalahan pertanahan semakin kompleks terjadi, sebagai akibat meningkatnya kebutuhan manusia akan ruang. Oleh karena itu pelaksanaan atau implementasi Undang Undang Pokok Agraria di lapangan menjadi semakin tidak


(14)

2  

Kepemilikan tahan juga sangat penting, secara makro penyebab munculnya sengketa pertanahan dengan berbagai variasi antara lain : harga tanah yang meningkat dengan cepat, kondisi masyarakat yang semakin kurang sadar dengan bukti kepemilikan hak atas tanah seperti sertifikat tanah, surat tanah, akta tanah dan lainya. Dengan demikian masyarakat sangat sulit untuk memenangkan suatu kasus yang menyangkut dengan pemahaman kepemilikan hak atas tanah.

Pada hakekatnya, kasus pertanahan merupakan benturan kepentingan dibidang pertanahan dimana konflik akan semakin mencuat disebabkan kebutuhan dan kepentingan indivudu yang berbeda. Sebagai contoh kongkret antara perorangan dengan perorangan, biasanya kasus ini terjadi dalam kasus tanah warisan keluarga: perorangan dengan badan hukum biasanya terjadi pada kasus sengketa tanah milik pemerintah yang digarap perorangan; badan hukum dengan badan hukum lainnya.

Dalam rangka pengembangan wilayah, perlu dibatasi pengertian “wilayah” yakni dan ruang permukaaan bumi dimana manusia dan makhluk hidup lainnya dapat hidup dan beraktifitas. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang penata ruangan, wilayah diartikan sebagai sesatuan georafis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan aspek fungsional. Dalam kerangka pembangunan nasional, perencanaan pembangunan wilayah dimaksudkan untuk memperkecil perbedaan pertumbuhan kemakmuran antar wilayah atau antar daerah.

Penggunaan lahan merupakan keterkaitan antar aktifitas manusia dengan lahan. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak manusia yang bermukim pada


(15)

3  

suatu wilayah, maka semakin besar intervensi manusia dalam mengubah fungsi lahan untuk berbagai macam bentuk kegiatan. Perubahan fungsi lahan tersebut akan menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan. Oleh karena itu seorang pemerintah desa dapat mengambil suatu kebijakan dalam pembangunan desa. Kebijakan merupakan suatu rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak.

Kebijakan pemerintahan desa merupakan kebijakan yang menentukan kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat. Baik dalam pembangunan bangunan, pelebaran jalan, pembukaan lapangan kerja, dan lainnya. Kasus pertanahan ataupun pembangunan daerah sering terjadi pada masyarakat umum khususnya daerah pedesaan sehingga perlu mendapat penyelesaian.

Salah satu daerah pedesaan pernah mengalami permasalahan yang kompeks mengenai kebijakan pemerintah desa dalam melakukan pelebaran jalan di areal perkebunan warga yang berada di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Di areal tersebut terdapat barisan perkebunan sawit warga seluas ±500 hektarruntun berbaris sepanjang ±5 km yang dimiliki oleh beberapa warga yang berbeda dengan luas yang berbeda pula. Masing–masing


(16)

4  

sebagaimana yang kita ketahui surat kepemilikan tanah yang paling tinggi adalah sertifikat hak atas tanah. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman warga mengenai hak ataas kepemilikan tanah. Walaupun demikian surat kepemilikan tersebut tetap sah secara hukum

Konflikpun muncul saat kebijakan pemerintahan desa setempat mengambil keputusan untuk melakukan pelebaran jalan pada areal perkebunan warga. Satu meter tanah dari barisan perkebunan sawit seluas ±500 hektar berbaris sepanjang ±5 km digali untuk membantu jalannya pelebaran jalan. 1 hingga 2 barisan pohon sawit wargapun ikut terseret oleh galian tersebut. Hal ini memicu kekecewaan warga karena tidak mendapatkan ganti rugi atas kebijakan tersebut, jika alasan pihak pemerintah desa pelebaran jalan tersebut untuk kepentingan umum. Setahu warga sudah ada jalan yang cukup bagus dalam keluar masuk perkebunan ini. Namun demikian warga memberikan tanah perkebunannya jika memang diperlukan untuk kepentingan umum dengan mendapat ganti rugi, dan yang menjadi konflik adalah ketika pemerintah desa tidak memberikan ganti rugi yang selayaknya. Warga mempertanyakan kebijakan dari pemerintahan desa tersebut pada pihak yang bersangkutan mengharapkan ada ganti rugi dari penggunaan tanah perkebunan warga. Melihat persoalan tersebut, diketahui bahwa masalah kepemilikan tanah perkebunan warga merupakan pemilik yang sah secara hukum, sesuai dengan UU yang berlaku yaitu UU Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Dalam Kepentingan Umum sudah selayaknya ada ganti rugi, namun dalam konflik kali ini hal tersebut tidak terlaksana sesuai dengan UU yang berlaku. Karena sejauh ini yang diketahui


(17)

5  

masih banyak dari warga yang kurang memahami mengenai hak kepemilikan tanah dan kurangnya ketegasan masyarakat setempat dalam menyikapi suatu konflik khususnya dalam konflik pertanahan.

Untuk mengkaji masalah tersebut, maka peneliti mencoba meengadakan penelitian dengan mengangkat sebuah judul : “Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Penggunaan Tanah Warga Untuk Pelebaran Jalan Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2012 di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di indentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Kebijakan pemerintah desa kurang sesuai dengan UU yang berlaku yaitu UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

2. Pembangunan pelebaran jalan yang dilakukang di areal perkebunan sawit warga tidak sesuai dengan kebutuhan warga

3. Warga berharap ada ganti rugi atas penggunan tanah perkebunan warga yang melibatkan 1 hingga 2 baris sawit warga ikut terseret galian pelebaran


(18)

6  

surat kepemilikan tanah warga. Meskipun secara hukum semua surat keterangan itu sah namun memiliki tingkat terendah hingga tertinggi. Dan ganti rugi dapat disepakati dengan cara musyawarah oleh pikak yang bersangkutan.

5. Warga tak mampu berbuat banyak dikarenakan keterbatasan pengetahuan warga mengenai pengadaan tanah sesuai dengan UU berlaku yang dilaksanakan pemerintah.

6. Kebijakan pemerintahan desa selayaknya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan umum sesuai wilayah masing- masing desa dengan ketentuan yang berlaku.

C.Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, maka peneliti membuat batasan masalah yaitu berupa persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah desa Selat Besar dalam menggunakan tanah warga dalam pelebaran jalan di areal perkebunan sawit warga tanpa ada ganti rugi atas kerusakan tanaman warga dalam galian pelebaran jalan, sesuai dengan UU yang berkalu UU Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Dalam Kepentingan Umum yaitu pada BAB III tentang Pokok-Pokok Pengadaan Tanah yaitu pada pasal 5, sudah selayaknya mendapat ganti rugi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku maupun secara musyawarah atau bahkan sesuai dengan putusan pengadilan.


(19)

7  

D.Perumusan Masalah

Dalam batasan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat permasalahan yang diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini ditujukan pada satu masalah saja yaitu Bagaimanakah pendapat masyarakat terhadap kebijakan pemerintah desa dalam menggunakan tanah perkebunan warga untuk pelebaran jalan tanpa adanya ganti rugi sesuai dengan UU yang berlaku? E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen generalisasi yang lain, terutama metode teknik alat maupun generelisasi yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan ketajaman seorang dalam merumuskan tujuan penelitian yang akan dilakukan karena tujuan penelitian pada dasarnya titik anjak dan titik unjuk yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa dalam menerapkan UU No. 2 Tahun 2012 yaitu mengenai kebijakan Pemerintah Desa dalam menggunakan tanah perkebunan warga untuk pelebaran jalan tanpa ada ganti rugi yang sesuai di Desa Selat Besar Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten


(20)

8  

1. Maafaat bagi penulis dapat menambah wawasan yang berarti dalam memahami kajian hukum pertanahan dan hukum yang terkait dengan masalah yang diteliti yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah desa yang kurang dalam mengayomi warga setempat. Selain itu juga mengembangkan kemampuan berpikir yang sistematis dan sebagai media bagi penulis untuk menghasilkan suatu karya ilmiah.

2. Manfaat praktis, yaitu sebagai masukan bagi penulis dan pembaca mengenai kebijakan pemerintah dan keterbatasan pemahaman warga mengenai politik agraria yaitu UU Nomor 5 Tahun 1960 dan UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum

3. Manfaat akademis, yakni memperkaya pengetahuan penelitian mahasiswa dalam konflik hukum agraria mengenai ganti rugi tanah.


(21)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis dari obsevasi, penyebaran angket dan wawancara serta pengolahan data pada bab IV maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah desa khusunya dalam pelebaran jalan yang menggunakan tanah warga tanpa adanya ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka penulis dapat menyipulkan bahwa :

1. Warga desa Selat Besar atau responden berpendapat kebijakan pemerintah desa dalam penggunaan tanah warga untuk pembangunan pelebaran jalan tanpa ganti rugi mendapat tanggapan kurang baik oleh warga desa, hal ini dapat dilihat dari hasi pertanyaan yang diberikan melalui angket dan hasil wawancara penulis kepada responden yang merupakan salah seorang warga desa Selat Besar. Hasil angket menyatakan bahwa dalam kebijakan pembangunan pelebaran jalan yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa lebih dominan mendapat tanggapan kurang baik dan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh warga desa, hal ini disebabkan kekecewaan warga desa


(22)

2  

2. Dari hari wawancara menyatakan bahwa sebagai warga desa, responden mengharapkan ada ganti rugi yang setidaknya bisa dipergunakan untuk mengganti atau memperbaiki kerusakan tanaman perkebunan warga. Oleh karena itu pembangunan pelebaran jalan yang menggunakan tanah perkebunan warga dan merusak tanaman perkebunan mendapat tanggapan kurang baik dari warga, warga merasa dirugikan secara materil, sehingga sudah selayaknya mendapat ganti rugi, namun sebagai warga desa Selat Besar, responden juga menyatakan bahwa Pemerintah Desa sudah cukup baik dalam mencoba melakukan perubahan-perubahan dalam hal pembangunan untuk desa Selat Besar melalui pembangunan pelebaran jalan dan lainnya. Meskipun belum dapat merata dan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan warga desa.

3. Warga desa Selat Besar menyatakan bahwa kebijakan Pemerintah Desa dalam melakukan pembangunan sebaiknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu sehingga dapat diketahui alasan maupun kegunaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Desa. Warga desa juga menyatakan bahwa warga desa siap untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa jika diperlukan untuk kepentingan umum dan kemajuan desa Selat Besar sesuai dengan sosialisa yang diterapkan oleh Pemerintah Desa.

4. Warga desa Selat Besar berpendapat bahwa kebijakan Pemerintah Desa dalam kemajuan pembangunan desa selama jabatan sudah baik dibanding sebelumnya, tetapi warga desa masih mengingikan perubahan kemajuan yang lebih baik lagi untuk Desa Selat besar. Sehingga masih dibutuhkan


(23)

kebijakan-3  

kebijakan yang sesuai dengan kemajuan ekonomi dan sosialnya yang mendukung suatu kemajuan perkembangan desa seperti pemerataan pembanguna jalan yang sesuai dengan kebutuhan setiap dusun desa, sehingga pemeratan pembangunan dapat terealisasi dengan baik di desa Selat Besar. B. Saran

Dari uraian kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan pemerintah desa dapat mensosialisasikan renrana maupun keputusan kebijakan pembangunan desa baik dalam hal apapun terutama dalam pelebaran jalan disetiap dusun maupun perkebunan warga, diharapkan pemerintah desa dapat menjelaskan kegunaan kepentingan umum bagi warga dengan alasan yang dapat diterima oleh warga dengan baik, sehingga warga dapat mengeti guna pemnbangunan desa untuk kepentingan umum tidak saja mendapat ganti rugi materil yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku namun dapat di mengerti oleh warga bahwa kepentingan umum merupakan wajib bagi warga desa.

2. Diharapkan kepada pemerintah desa agar memberikan ganti rugi yang sesuai dengan kesepakatan musyawarah atas dasar sosialisasi, karena pemberian


(24)

4  

3. Dirahapkan kepada Pemerintah desa mensosialisasikan setiap kebijakan terhadap warga desa sehingga terjalin kerja sama yang baik antara Pemerintah Desa dengan warga, dengan demikian pembangunan sesuai dengan kebijakan yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan warga desa dan tidak menimbukan pro-kontra antar warga desa dan pemerintah desa. Sebagai warga desa sudah selayaknya mendukung kebijakan Pemerintah Desa dalam memajukan pembangunan desa dengan ikut berpartisipasi sehingga dengan kerja sama yang baik maka dapat selesai dengan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan warga yang sebelumnya sudah menjadi rencana dan tujuan pemerintah desa dalam sosialisai pembangunan desa.

4. Diharapkan kepada seluruh warga desa, untuk mementingkan kepentingan umum dibanding kepentingan kelompok agar apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Desa dapat terlaksana dengan baik dan mencapai keberhasilan untuk menjadikan desa lebih maju kedepannya. Sebaiknya Pemerintah desa lebih memperhatikan keadaan lingkungan warga desa sesuai dengan dusun desa Selat Besar sebelum mengambil keputusan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan baik dalam hal apapun khususnya pembangunan pelebaran jalan yang menggunakan tanah warga agar pembangunan desa dapat merata sesuai dengan kebutuhan dusun desa sehinga tidak menimbulkan konflik antar pihak.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Abddulrahman. 2000. Masalah Pencabutan Hak AtasTanah PembebasanTanah dan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Diindonesia. Jakarta: PT.citra aditya bakti

Adisasmita,Rahardjo. 2006. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan.Yogyakarta :Graha Ilmu

.2013.Pembangunan Perdesaan.Yogyakarta:Graha Ilmu Arikunto,Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

HAW, Widjaja. 2000.Pemerintah desa dan Administrasi Desa. Jakarta: Rajawasli Pers

,2003.Otonomi Desa. Jakarta: rajawali press H. Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia.Jakarta:djambatan

Ismaya, samun. 2011.Pengantar Hukum Agraria. Yokyakarta:Graha Ilmu Koetiaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta Manullang, Herlina. 2014.Pengantar Ilmu Hukum. Medan:UHN Press

Nurcholis, Hanif. 2011.Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Jakarta: Erlangga

Rakhmat, Jalauddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung. RosdaKarya

Ranjabar, Jacobus. 2003. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta


(26)

2  

Soimin, Soedharyo. 2001. Status Hak dan Pembebasan tanah. Jakarta : Sinar Grafika

Sugiharto. 2007. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan : USU Press Sutedi, Adrian. 2011. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta : Sinar Grafika

Undang -Undang Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


(1)

Berdasarkan hasil penelitian penulis dari obsevasi, penyebaran angket dan wawancara serta pengolahan data pada bab IV maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah desa khusunya dalam pelebaran jalan yang menggunakan tanah warga tanpa adanya ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka penulis dapat menyipulkan bahwa :

1. Warga desa Selat Besar atau responden berpendapat kebijakan pemerintah desa dalam penggunaan tanah warga untuk pembangunan pelebaran jalan tanpa ganti rugi mendapat tanggapan kurang baik oleh warga desa, hal ini dapat dilihat dari hasi pertanyaan yang diberikan melalui angket dan hasil wawancara penulis kepada responden yang merupakan salah seorang warga desa Selat Besar. Hasil angket menyatakan bahwa dalam kebijakan pembangunan pelebaran jalan yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa lebih dominan mendapat tanggapan kurang baik dan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh warga desa, hal ini disebabkan kekecewaan warga desa atas keputusan kebijakan pemerintah desa yang melalukan pelebaran jalan di area perkebunan warga tepatnya didusun Selat Besar, tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada warga, warga merasa dirugikan atas kebijakan tersebut sehingga mengaharapkan adanya ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku maupun atas ketentuan kesepakatan dalam musyawarah.


(2)

2  

   

2. Dari hari wawancara menyatakan bahwa sebagai warga desa, responden mengharapkan ada ganti rugi yang setidaknya bisa dipergunakan untuk mengganti atau memperbaiki kerusakan tanaman perkebunan warga. Oleh karena itu pembangunan pelebaran jalan yang menggunakan tanah perkebunan warga dan merusak tanaman perkebunan mendapat tanggapan kurang baik dari warga, warga merasa dirugikan secara materil, sehingga sudah selayaknya mendapat ganti rugi, namun sebagai warga desa Selat Besar, responden juga menyatakan bahwa Pemerintah Desa sudah cukup baik dalam mencoba melakukan perubahan-perubahan dalam hal pembangunan untuk desa Selat Besar melalui pembangunan pelebaran jalan dan lainnya. Meskipun belum dapat merata dan kurang sesuai dengan apa yang diharapkan warga desa.

3. Warga desa Selat Besar menyatakan bahwa kebijakan Pemerintah Desa dalam melakukan pembangunan sebaiknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu sehingga dapat diketahui alasan maupun kegunaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Desa. Warga desa juga menyatakan bahwa warga desa siap untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa jika diperlukan untuk kepentingan umum dan kemajuan desa Selat Besar sesuai dengan sosialisa yang diterapkan oleh Pemerintah Desa.

4. Warga desa Selat Besar berpendapat bahwa kebijakan Pemerintah Desa dalam kemajuan pembangunan desa selama jabatan sudah baik dibanding sebelumnya, tetapi warga desa masih mengingikan perubahan kemajuan yang lebih baik lagi untuk Desa Selat besar. Sehingga masih dibutuhkan


(3)

kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kemajuan ekonomi dan sosialnya yang mendukung suatu kemajuan perkembangan desa seperti pemerataan pembanguna jalan yang sesuai dengan kebutuhan setiap dusun desa, sehingga pemeratan pembangunan dapat terealisasi dengan baik di desa Selat Besar. B. Saran

Dari uraian kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan pemerintah desa dapat mensosialisasikan renrana maupun keputusan kebijakan pembangunan desa baik dalam hal apapun terutama dalam pelebaran jalan disetiap dusun maupun perkebunan warga, diharapkan pemerintah desa dapat menjelaskan kegunaan kepentingan umum bagi warga dengan alasan yang dapat diterima oleh warga dengan baik, sehingga warga dapat mengeti guna pemnbangunan desa untuk kepentingan umum tidak saja mendapat ganti rugi materil yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku namun dapat di mengerti oleh warga bahwa kepentingan umum merupakan wajib bagi warga desa.

2. Diharapkan kepada pemerintah desa agar memberikan ganti rugi yang sesuai dengan kesepakatan musyawarah atas dasar sosialisasi, karena pemberian ganti rugi tidak saja harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku namun dapat dipahami oleh kesepakatan ketentuan kepentingan umum, dengan demikian warga dapat memahami guna kepentingan umum dan menerima keputusaan kebijakan pemerintah desa atas pelepasan hak atas tanah untuk kepentingan umum.


(4)

4  

   

3. Dirahapkan kepada Pemerintah desa mensosialisasikan setiap kebijakan terhadap warga desa sehingga terjalin kerja sama yang baik antara Pemerintah Desa dengan warga, dengan demikian pembangunan sesuai dengan kebijakan yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan warga desa dan tidak menimbukan pro-kontra antar warga desa dan pemerintah desa. Sebagai warga desa sudah selayaknya mendukung kebijakan Pemerintah Desa dalam memajukan pembangunan desa dengan ikut berpartisipasi sehingga dengan kerja sama yang baik maka dapat selesai dengan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan warga yang sebelumnya sudah menjadi rencana dan tujuan pemerintah desa dalam sosialisai pembangunan desa.

4. Diharapkan kepada seluruh warga desa, untuk mementingkan kepentingan umum dibanding kepentingan kelompok agar apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Desa dapat terlaksana dengan baik dan mencapai keberhasilan untuk menjadikan desa lebih maju kedepannya. Sebaiknya Pemerintah desa lebih memperhatikan keadaan lingkungan warga desa sesuai dengan dusun desa Selat Besar sebelum mengambil keputusan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan baik dalam hal apapun khususnya pembangunan pelebaran jalan yang menggunakan tanah warga agar pembangunan desa dapat merata sesuai dengan kebutuhan dusun desa sehinga tidak menimbulkan konflik antar pihak.


(5)

Kepentingan Umum Diindonesia. Jakarta: PT.citra aditya bakti

Adisasmita,Rahardjo. 2006. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan.Yogyakarta :Graha Ilmu

.2013.Pembangunan Perdesaan.Yogyakarta:Graha Ilmu Arikunto,Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

HAW, Widjaja. 2000.Pemerintah desa dan Administrasi Desa. Jakarta: Rajawasli Pers

,2003.Otonomi Desa. Jakarta: rajawali press H. Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia.Jakarta:djambatan

Ismaya, samun. 2011.Pengantar Hukum Agraria. Yokyakarta:Graha Ilmu Koetiaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta Manullang, Herlina. 2014.Pengantar Ilmu Hukum. Medan:UHN Press

Nurcholis, Hanif. 2011.Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Jakarta: Erlangga

Rakhmat, Jalauddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung. RosdaKarya

Ranjabar, Jacobus. 2003. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta

Santoso, Urip. 2005. Hukum Agraria & Hak – Hak Atas Tanah. Jakarta:Prenada Media Group

Siregar, Tampil Anshari. 2005.Pendalaman Lanjuntan Undang -Undang Pokok Agraria.Medan: pustaka bangsa press

Sityah, Lailatul dan M.Jauhar. 2014. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Soemantri, Bambang Trisanto. 2011. Pedoman Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Bandung:Fokus media


(6)

2  

   

Soimin, Soedharyo. 2001. Status Hak dan Pembebasan tanah. Jakarta : Sinar Grafika

Sugiharto. 2007. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan : USU Press Sutedi, Adrian. 2011. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta : Sinar Grafika

Undang -Undang Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk Bagi Petani Di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

3 58 104

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Karateristik Tersangka Penderita Rabies Di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 29 100

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PPKN KELAS V SD NEGERI NO.117840 SELAT CINA DESA SELAT BESAR KECAMATAN BILAH HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU.

0 2 26

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Persalinan Di Puskesmas Poned Negeri Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2016

0 0 18

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Persalinan Di Puskesmas Poned Negeri Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2016

0 0 10