KONTRIBUSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3 Kontribusi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan Pendidikan Islam Di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.
KONTRIBUSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: Whini Valiana NIM: G000110073 NIR:11/X/02.2.1/0943
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
(2)
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir:
Nama : Dr. Ari Anshori, M.Ag.
Sebagai : Pembimbing I
NIK :
Nama : Drs. M. Yusron, M.Ag.
Sebagai : Pembimbing II
NIK :
Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah yang merupakan ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari Mahasiswa:
Nama : Whini Valiana
NIM : G000110073
Program Studi : Tarbiyah
Judul Skripsi : Kontribusi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan Pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015
Naskah Artikel Publikasi tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 15 April 2015
Pembimbing I,
Dr. Ari Anshori, M.Ag.
Pembimbing II,
(3)
KONTRIBUSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Whini Valiana G 000 110 073 Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta merupakan sekolah yang berbasis keislaman. Tujuan berdirinya SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yaitu mencetak pribadi muslim yang mulia dan unggul. Untuk mencapai tujuan tersebut, kontribusi guru Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta sangat dibutuhkan. Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta telah menunjukkan kiprahnya. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya kegiatan yang diselenggarakan, baik formal maupun nonformal. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta memiliki peran yang sangat penting dalam usaha meningkatkan pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan bentuk kegiatan pendidikan formal berupa kegiatan pembelajaran di kelas dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan nonformal berupa kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler. Adapun faktor pendukung pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta berasal dari faktor pendidik yang mencukupi, dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan Faktor penghambatnya berasal dari faktor peserta didik yang kurang memahami agama dan lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang memberikan pendidikan keagamaan terhadap siswa.
(4)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
SMA Muhammadiyah 3
Surakarta, merupakan sekolah yang
berbasis keislaman. Hal ini
menjadikan peranan guru Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan. Tujuan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta adalah mencetak pribadi muslim yang berakhlak mulia dan unggul. Untuk mencapai tujuan tersebut, SMA Muhammadiyah 3
Surakarta menyelenggarakan
kegiatan yang melibatkan guru Pendidikan Agama Islam. Adapun
kegiatan tersebut antara lain:
pertama, kegiatan pembelajaran
dikelas. Kedua, kegiatan keagamaan
dan ketiga, kegiatan ekstrakurikuler.
Mayoritas siswa SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta kurang
lancar membaca al-Qur’an dan
kurang mendalami masalah agama. Siswa yang semula belum bisa
membaca al-Qur’an dan
mengesampingkan agama, kini
berangsur-angsur mulai ada
perubahan yang lebih baik. Hal ini karena adanya sumbangan dari guru
Pendidikan Agama Islam. Dan
dengan adanya kegiatan keagamaan
guru akan dengan mudah mengontrol perilaku siswa dalam meningkatkan
pendidikan Islam di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta. Rumusan Masalah
Masalah adalah pokok yang
hendak diteliti dan dibahas.
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang mendasar yang akan dikaji adalah: apa kontribusi guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta? Dan faktor apa yang mendukung dan
menghambat dalam peningkatan
pendidikan Islam di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta? Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakata dan untuk mendeskripsikan faktor
pendukung dan penghambat
peningkatan pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(5)
Secara umum diharapkan
dapat memberi sumbangan
keilmuan dalam menambah
wawasan tentang kontribusi
guru dalam peningkatan
pendidikan Islam.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru Pendidikan Agama Islam
SMA Muhammadiyah 3
Surakarta dalam mendidik siswa siswinya. Memberikan masukan
kepada warga SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
untuk senantiasa berupaya
meningkatkan pendidikan Islam guna mencapai tujuan yang diinginkan
Tinjauan pustaka
Berdasarkan kajian penulis, penelitian ini pernah dilakukan oleh penelitian sebelumya, yaitu:
1. Ari Nur Azizah (FAI 2013)
dalam skripsinya yang berjudul Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung Tahun 2010-2015. Cabang muhammadiyah
tulung memiliki peran yang
penting dalam pendidikan
masyarakat di kecamatan tulung. Adapun kegiatan pendidikannya
dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal.
2. Lila Fauziah (UMS 2010) dalam
skripsinya yang berjudul Peran
Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo dalam Pembinaan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 ponpes Imam Syuhodo memiliki peran
penting dalam membina
masyrakat desa Wonorejo
khususnya dalam bidang agama dengan menumbuh kembangkan
kesadaran masyarakat desa
wonorejo untuk selalu
mendalami ilmu agama sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat.
3. Joko Nugroho (UMS 2010)
dalam skripsinya yang berjudul
Peranan Ranting
Muhammadiyah dalam
Pendidikan Islam (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiraharjo Selatan Bantul
(6)
Tahun 2011). Dari hasil penelitian tersebut peran ranting
dalam pendidikan islam
diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan islam yang digolongkan menjadi tiga yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Bentuk pendidikan formal dengan mendirikan TK ABA. Untuk kegiatan nonformal
dilaksanakan dengan bentuk
pengajian yang bekerja sama dengan takmir masjid. Sedangkan
bentuk pendidikan informal
berupa pembinaan secara
langsung terhadap pengurus
“Aisyah”.
4. Miss Faosiyyah Niru Bee (UMS
2005) Dalam skripsinya yang
berjudul Peranan Pondok
Pesantren Darul Huda Witya dalam Peningkatan Pendidikan Islam di Raman Yala Thailand Selatan. Pondok pesantren
Darulhuda Witya memberi
manfaat kemasyarakatan yang berkaitan dengan pengembangan mental spiritual masyarakat, pola hidup yang selaras, serasi dan seimbang sesuai dengan ajaran agama islam.
Tinjauan Teoritik
Kontribusi Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Kontribusi
Kontribusi adalah
sumbangan dan bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan.1
Kontribusi dalam judul ini,
penulis maksudkan sesuatu yang menjadi faktor utama sebagai
sarana mencapai keberhasilan
suatu masalah.
b. Pengertian Guru Pendidikan
Agama Islam
Guru adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di bumi,
dan sebagai makhluk sosial.2
c. Konsep Dasar Guru
Menurut pendapat Anies
Baswedan, konsep dasar seorang
1KBBI online
,(http://kbbi.web.id/kontribus)i, diakses pada hari Rabu Tanggal 21 Januari 2015 pukul 11.46
2Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 65.
(7)
guru yaitu3: Kepengajaran (pedagogi), konsep ini bertujuan
untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru dituntut untuk menguasai perkembangan ilmu
kepengajaran (pedagogi).
Kepemimpinan, dalam konsep ini guru harus memberikan contoh kepada siswa, agar menjadi inspirasi pembentukan karakter siswa. Guru juga harus bisa memberikan motivasi kepada siswa.
d. Fungsi Guru
Di dalam
Undang-Undang Guru Tahun 2006, dijelaskan pada pasal 1 ayat 1,
yaitu: “Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik ...”,
dan pasal 4, “berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
3 Munif Chatib, Gurunya Manusia Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara (Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka, 2011), hlm. xv.
Adapun fungsi guru
yang telah banyak dipahami
masyarakat adalah4:
Mengajar artinya
menginformasikan pengetahuan
kepada anak didik secara
berurutan, mendidik dilakukan
dengan mengelola proses
pembelajaran kearah nilai-nilai pendidikan yang hendak dicapai siswa, melatih artinya memberi petunjuk kepada anak didik yang belum tahu atau tidak tahu.
e. Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam
Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV Pasal 10 ayat 91, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesi.5
4Djohar.,Guru, Pendidikan dan Pembinaannya (Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru) (Yogyakarta: CV. Grafika Indah, 2006), hlm .133.
5Momon Sudarma, Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 133.
(8)
Pendidik Agama Islam akan
berhasil menjalankan tugasnya
apabila mempunyai beberapa
kompetensi sebagai berikut6:
Kompetensi Personal-Religius,
Kompetensi Sosial-Religius,
Kompetensi Profesional-Religius. Peningkatan Pendidikan Islam
a. Pengertian Peningkatan
Peningkatan adalah proses
atau cara, perbuatan
meningkatkan atau usaha,
kegiatan dan sebagainya.7Upaya
untuk menambah kualitas
maupun kuantitas.8
b. Pengertian Pendikan Islam
Asy-Syaibany
mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan
6Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm 93-94
7 Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988: 91 8KBBI online,
(http://www.duniapelajar.com/2014/0/08/pe ngertian-peningkatan-menurut-para ahli/), diakses pada hari Rabu, Tanggal 21 Januari 2015 pukul 11.47
pribadi, masyarakat, dan alam
sekitarnya.9
Muhammad SA Ibrahimy
mengemukakan pengertian
pendidikan Islam adalah system pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
cita-cita Islam.10
Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong,
serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan
yang mulia.11
Teori merupakan konsep yang digunakan oleh pendidik
membuktikan kebenaran
penelitian.12
Pemaparan konsep
pendidikan Islam dalam
9Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 27.
10Ibid. 11Ibid.
12Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 21.
(9)
pandangan Naquib Al-Attas lebih cenderung menggunakan istilah
(lafad) ta’dib, daripada
istilah-istilah lainnya. Pemilihan istilah-istilah ta’dib, merupakan hasil analisa tersendiri bagi al-Attas dengan menganalisis dari sisi semantik dan kandungan yang disesuaikan
dengan pesan-pesan moralnya.13
Seperti yang diungkapkan
Naquib Al-Attas, bahwa
”pengajaran dan proses
mempelajari ketrampilan betapa
pun ilmiahnya tidak dapat
diartikan sebagai pendidikan
bilamana di dalamnya tidak
ditanamkan sesuatu. 14Sedangkan
menurut
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan
pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan
13Al-Attas, Syed Naquib, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, terj. Haidar Baqir (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 32.
14Ibid.
wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.
c. Sumber Pendidikan Islam
1) Al-Qur’an berarti bacaan atau
yang dibaca.
2) As-Sunnah adalah jalan hidup
yang dijalani atau dibiasakan yang didapatkan dari Nabi Muhammad SAW.
3) Sejarah Islam kemajuan
pendidikan di masa lalu dijadikan pelajaran dan bahan
perbandingan dengan
pendidikan masa sekarang
dan yang akan datang.
Sedangkan kemunduran
pendidikan di masa lalu dijadikan bahan peringatan agar tidak terulang kembali.
4) Pendapat Para Sahabat dan
Filsuf, komitmen yang kuat untuk membangunkehidupan manusia yang bermartabat. 5) Maṣlaḥaḥ al-Mursalah dan
(10)
yang tidak disebutkan secara
tegas dalam al-Qur’an.15
d. Faktor-faktor Pendidikan Islam
1) Tujuan Pendidikan Islam Tujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan arah terhadap semua kegiatan dalam proses
pendidikan.16
Ilmu pendidikan Islam mengemukakan bahwa tujuan
pendidikan Islam itu ada 4, yaitu:
a) Tujuan Umum adalah tujuan
yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran maupun yang lainnya.
b) Tujuan Akhir, Tujuan akhirnya
terdapat pada kehidupan di dunia ini telah berakhir.
c) Tujuan Sementara, merupakan
tujuan yang hendak dicapai setelah anak didik diberikan
pengalaman tertentu yang
15Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 75-83.
16Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 123.
direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
d) Tujuan Operasional, adalah
tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu.17
2) Pendidik
Pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaannya.18
3) Anak Didik
Anak didik adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dari orang yang sudah dewasa, untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, warga Negara, anggota masyarakat, dan sebagai suatu pribadi yang
mandiri.19
4) Sarana/alat Pendidikan
17Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), hlm. 58-61.
18 Suryosubroto, Beberapa Aspek
Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 18.
(11)
Sarana pendidikan adalah
segala sesuatu yang dapat
dipergunakan pendidik dalam
usahanya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan.20
5) Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik. Ada tiga macam lingkungan menurut tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.21
Beberapa faktor di atas sangat
berpengaruh terhadap proses
pendidikan Islam serta dapat
menunjang tujuan pendidikan Islam yang akan dicapai.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode Pengumpulan Data
Jika ditinjau dari tempat
penelitian maka penelitian ini
termasuk dalam penelitian lapangan (field research). Pada prinsipnya penelitian lapangan bertujuan untuk
20Ibid. 21Ibid.
memecahkan masalah-masalah
praktis dalam masyarakat. 22
Adapun jenis pendekatan
yang digunakan bersifat kualitatif, yakni penelitian yang ditujukan
untuk mendiskripsikan dan
menganalisis fenomena yang terjadi
di SMA Muhammadiyah 3
Surakarta.
Metode yang digunakan
diantaranya:
a. Metode Observasi yaitu suatu
studi yang disengaja dan
sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati
dan mencatat 23 hal-hal yang
berkenaan dengan kontribusi
guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan pendidikan Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta.
b. Interview yaitu suatu proses
interaksi dan komunikasi dengan cara bertanya secara langsung
22Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 28.
23Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, hlm .63.
(12)
kepada responden 24 yaitu guru pendidikan Agama Islam di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
tentang peranannya dalam
peningkatan pendidikan Islam.
c. Dokumentasi yaitu
sumber-sumber sekunder yang mencakup semua informasi berupa tulisan, gambar, rekaman suara, serta tentang fenomena kejadian yang
tersedia 25 di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif, yaitu setiap perolehan data baik visual maupun audio diterjemahkan melalui kalimat obyektif sesuai dengan klasifikasi masing-masing data berupa kegiatan-kegiatan yang terjadi dilapangan
untuk ditarik sebuah kesimpulan.26
Metode induktif secara teknis
meninjau fakta atau kenyataan yang
diperoleh dilapangan kemudian
24M. Sodiq, Metodologi Penelitian
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 60.
25Ibid.
26Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 43.
dikaitkan dengan kajian toritik
kemudian melakukan pengolahan
analisis. Kemudian membuat
kesimpulan berdasarkan teori mana yang sesuai dengan fakta yang terjadi tentang kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan
Pendidikan Islam di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang
diperoleh penulis dari hasil
observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang telah dipaparkan pada Bab IV, perlu adanya analisis mengenai:.
A. Kontribusi Guru Pendidikan
Agama Islam dalam
Peningkatan Pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta
Guru Pendidikan Agama
Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta memiliki kontribusi yang penting dalam peningkatan pendidikan Islam. Di dalam teori
kontribusi khususnya yang
membahas konsep dasar guru
sudah dijelaskan bahwa
(13)
dalam membimbing untuk mencapai kedewasaan.
Teori konsep dasar guru di dalam bukunya Munif Chatib
yang ditulis oleh Anies
Baswedan, mencakup
kepengajaran (pedagogi) yang mana guru harus menguasai
perkembangan ilmu
kepengajaran, dan kepemimpinan
yang mana guru harus
memberikan contoh dan motivasi kepada siswa. Sementara pada data ditemukan kontribusi guru Pendidikan Agama Islam adalah mengajar, mendidik, melatih dan memberikan contoh. Kontribusi tersebut sesuai dengan fungsi
guru.27 Hal tersebut diwujudkan
dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta.28
Adapun jenis kegiatan yang diselenggarakan guru Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran di kelas yang terdiri dari mata pelajaran
pendidikan akhlak, aqidah,
ibadah, al-Qur’an,
27Dikutip pada hlm. 10-11. 28Dikutip pada hlm. 30-32.
kemuhammadiyahan, bahasa arab (2) kegiatan keagamaan yang terdiri dari shalat dhuha, shalat berjama’ah, kultum, Intensif
Membaca dan Menulis al-Qur’an
(IMMA), dan shalat Jum’at (3) kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari Hizbul Watan.
Pelaksanaan berbagai
kegiatan tersebut sejalan dengan
tujuan pendidikan Islam,29 yaitu
mengubah tingkah laku siswa, mengembangkan potensi siswa, memberikan pengetahuan kepada siswa, dan siswa diharapkan mampu untuk mempraktikkan pendidikan Islam dalam sehari-hari serta mengajak siswa SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
untuk menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan sumber
pendidikan Islam,30 diantaranya
al-Qur’an, Sunnah, Sejarah Islam, Pendapat Sahabat. Hal ini sesuai dengan visi dan misi SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta31
yakni mewujudkan pribadi
muslim yang berakhlak mulia dan unggul.
29Dikutip pada hlm. 17-18. 30Dikutip pada hlm. 16-17. 31Dikutip pada hlm. 26-27.
(14)
Dalam teori pendidikan Islam
seperti yang diungkapakan
Naquib Al-Attas bahwa tidak dapat disebut pengajaran apabila di dalamnya tidak ditanamkan sesuatu. Sementara pada data
ditemukan bahwa siswa
memperoleh pengajaran,
pendidikan, latihan dan contoh
sehingga siswa dapat
menjalankan aktivitas di sekolah sesuai dengan tata tertib SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta.32
Kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
disesuaikan dengan aturan
pemerintah. Guru pendidikan agama Islam berusaha tetap istiqamah dalam mendidik siswa
SMA Muhammadiyah 3
Surakarta agar terus berkembang
untuk mewujudkan tujuan
pendidikan Islam.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Peningkatan Pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta
Dalam proses kegiatan
pendidikan terdapat faktor-faktor
32Dikutip pada hlm. 27-29.
tertentu yang dapat
mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan Islam.33 Faktor
yang mempengaruhi peningkatan pendidikan Islam tersebut antara
lain (1) faktor dari guru
Pendidikan Agama Islam, (2) faktor tujuan pendidikan Islam, (3) faktor peserta didik (4) faktor sarana/alat pendidikan, dan (5)
faktor lingkungan berkaitan
dengan tata tertib sekolah.
Kelima faktor tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena kesemuanya saling
mempengaruhi.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan
SMA Muhammadiyah 3
Surakarta ditemukan beberapa
faktor pendukung dan
penghambat. Adapun faktor
pendukungnya antara lain (1) adanya kerjasama guru SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
untuk menyelenggarakan
kegiatan keagamaan34 (2)
penyampaian materi-materi
33Dikutip pada hlm. 17-20. 34Dikutip pada hlm. 30-32.
(15)
keagamaan disertai nasehat guna
membuka waasan keislaman
siswa agar terjadi perubahan
antara sebelum masuk dan
sesudah masuk SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta35 (3)
adanya pendidik yang mencukupi (4) adanya sarana dan prasarana
yang cukup memadai.36
Faktor penghambat yang
dialami oleh guru SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
dalam meningkatkan pendidikan Islam antara lain (1) kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti
kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
untuk meningkatkan pendidikan Islam (2) mayoritas siswa belum
bisa membaca al-Qur’an dan
perlu bimbingan belajar
membaca mulai dari Iqra’ (3)
lingkungan keluarga dan
mayarakat yang kurang
memberikan pendidikan
keagamaan kepada siawa,
sehingga kebiasaan yang
dilakukan keluarga dirumah dan
35Dikutip pada hlm. 30. 36Dikutip pada hlm. 34-36.
pergaulan dimasyarakat
diterapkan dalam lingkungan
sekolah.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kontribusi guru Pendidikan Agama Islam di
SMA Muhammadiyah 3
Surakarta yaitu mengajar,
mendidik, melatih dan memberi
contoh dalam (1)
menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran di kelas (2)
menyelenggarakan kegiatan
keagamaan (3)
menyelenggarakan
ekstrakurikuler dengan faktor
pendukung peningkatan
pendidikan Islam berasal dari
faktor pendidik dan sarana
pendidikan, sedangkan faktor
penghambatnya berasal dari
faktor peserta didik dan
lingkungan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis yang telah penulis paparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta memiliki kontribusi yang
(16)
sangat penting dalam peningkatkan
pendidikan Islam. Usaha-usaha
tersebut dilakukan dengan
menyelenggarakan berbagai bentuk
kegiatan untuk meningkatkan
pendidikan Islam. Dengan tujuan untuk melatih rasa tanggungjawab siswa, menanamkan nilai keislaman terhadap siswa, mengubah tingkah laku siswa dan membuka wawasan
keislaman siswa agar terjadi
perubahan kearah lebih baik.
2. Faktor pendukung guru
Pendidikan Agama Islam dalam peningkatkan pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta antara
lain: adanya kerjasama dalam
menyelenggarakan kegiatan
keagamaan di SMA Muhammadiyah
3 Surakarta, materi-materi
keagamaan yang selalu diberikan kepada siswa, adanya pendidik yang
mencukupi, adanya sarana dan
prasarana yang cukup memadai.
3. Faktor penghambat guru
Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta antara lain: kurangnya kesadaran siswa
untuk mengikuti pelaksanaan
kegiatan keagamaan, mayoritas siswa
belum bisa membaca al-Qur’an,
lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang memberikan pendidikan keagamaan terhadap siswa.
Saran-saran
1. Kepada guru Pendidikan Agama Islam
Seyogyanya selalu
memberikan bimbingan secara
intensif kepada siswa untuk
meningkatkan bacaan al-Qur’an,
dapat meningkatkan kegiatan
keagamaan meskipun terkendala
waktu dan sarana prasarana,
selalu mengawasi tingkah laku siswa di sekolah sehingga lebih terkontrol dan disiplin.
2. Kepada Warga SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
Seyogyanya dapat
meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta,
meskipun ada kesibukan lain tetap perlu istiqamah untuk hadir dalam
kegiatan tersebut, dapat
(17)
menyelenggarakan kegiatan
keagamaan yang berpengaruh
terhadap perilaku siswa, perlu
memberikan contoh kepada siswa
khususnya masalah kedisiplinan
waktu di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta.
3. Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan
al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta
Al-Attas, Syed Naquib. 1994.
Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, terj. Haidar Baqir. Bandung: Mizan
Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam
Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara
Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter
Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan. Jakarta: Al-Mawardi Prima
Chatib, Munif. 2011. Gurunya
Manusia Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara. Bandung: PT Mizan Pustaka
Djohar. 2006. Guru, Pendidikan &
Pembinaannya
(Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru).
Yogyakarta: CV Grafika
Indah
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
KBBI online.
(http://kbbi.web.id/kontribusi ), diakses pada hari Rabu
Tanggal 21 Januari 2015
KBBI online.
(http://www.duniapelajar.com /2014/08/08/pengertian-peningkatan menurut-para-ahli/), diakses pada Hari Rabu Tanggal 21 Januari 2015
Mardalis. 2009. Metode penelitian
suatu pendekatan proposal.
Jakarta: PT Bumi
Aksara
. 2006. Metode penelitian
suatu pendekatan proposal.
Jakarta: PT Bumi
Aksara
Sodiq, M. 2003. Metodologi
Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nata, Abudin. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana
Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif Pendidikan.
(18)
Sudarma, Momon. 2013. Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suryosubroto, B. 2010. Beberapa
Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu
Pendidikan Islam (IPI). Bandung: Pustaka Setia
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah
(1)
dalam membimbing untuk mencapai kedewasaan.
Teori konsep dasar guru di dalam bukunya Munif Chatib yang ditulis oleh Anies
Baswedan, mencakup
kepengajaran (pedagogi) yang mana guru harus menguasai
perkembangan ilmu
kepengajaran, dan kepemimpinan yang mana guru harus memberikan contoh dan motivasi kepada siswa. Sementara pada data ditemukan kontribusi guru Pendidikan Agama Islam adalah mengajar, mendidik, melatih dan memberikan contoh. Kontribusi tersebut sesuai dengan fungsi guru.27 Hal tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta.28 Adapun jenis kegiatan yang diselenggarakan guru Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran di kelas yang terdiri dari mata pelajaran pendidikan akhlak, aqidah, ibadah, al-Qur’an,
27Dikutip pada hlm. 10-11. 28Dikutip pada hlm. 30-32.
kemuhammadiyahan, bahasa arab (2) kegiatan keagamaan yang terdiri dari shalat dhuha, shalat
berjama’ah, kultum, Intensif
Membaca dan Menulis al-Qur’an
(IMMA), dan shalat Jum’at (3)
kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari Hizbul Watan.
Pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan Islam,29 yaitu mengubah tingkah laku siswa, mengembangkan potensi siswa, memberikan pengetahuan kepada siswa, dan siswa diharapkan mampu untuk mempraktikkan pendidikan Islam dalam sehari-hari serta mengajak siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta untuk menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan sumber pendidikan Islam,30 diantaranya al-Qur’an, Sunnah, Sejarah Islam, Pendapat Sahabat. Hal ini sesuai dengan visi dan misi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta31 yakni mewujudkan pribadi muslim yang berakhlak mulia dan unggul.
29Dikutip pada hlm. 17-18. 30Dikutip pada hlm. 16-17. 31Dikutip pada hlm. 26-27.
(2)
Dalam teori pendidikan Islam seperti yang diungkapakan Naquib Al-Attas bahwa tidak dapat disebut pengajaran apabila di dalamnya tidak ditanamkan sesuatu. Sementara pada data ditemukan bahwa siswa memperoleh pengajaran, pendidikan, latihan dan contoh sehingga siswa dapat menjalankan aktivitas di sekolah sesuai dengan tata tertib SMA Muhammadiyah 3 Surakarta.32
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta disesuaikan dengan aturan pemerintah. Guru pendidikan agama Islam berusaha tetap istiqamah dalam mendidik siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta agar terus berkembang untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam.
B. Faktor Pendukung dan Faktor
Penghambat Peningkatan
Pendidikan Islam SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
Dalam proses kegiatan pendidikan terdapat faktor-faktor
32Dikutip pada hlm. 27-29.
tertentu yang dapat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.33 Faktor yang mempengaruhi peningkatan pendidikan Islam tersebut antara lain (1) faktor dari guru Pendidikan Agama Islam, (2) faktor tujuan pendidikan Islam, (3) faktor peserta didik (4) faktor sarana/alat pendidikan, dan (5) faktor lingkungan berkaitan dengan tata tertib sekolah. Kelima faktor tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kesemuanya saling mempengaruhi.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta ditemukan beberapa faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor pendukungnya antara lain (1) adanya kerjasama guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta untuk menyelenggarakan kegiatan keagamaan34 (2) penyampaian materi-materi
33Dikutip pada hlm. 17-20. 34Dikutip pada hlm. 30-32.
(3)
keagamaan disertai nasehat guna membuka waasan keislaman siswa agar terjadi perubahan antara sebelum masuk dan
sesudah masuk SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta35 (3) adanya pendidik yang mencukupi (4) adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai.36
Faktor penghambat yang dialami oleh guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta dalam meningkatkan pendidikan Islam antara lain (1) kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan SMA Muhammadiyah 3 Surakarta untuk meningkatkan pendidikan Islam (2) mayoritas siswa belum bisa membaca al-Qur’an dan perlu bimbingan belajar
membaca mulai dari Iqra’ (3)
lingkungan keluarga dan mayarakat yang kurang memberikan pendidikan keagamaan kepada siawa, sehingga kebiasaan yang dilakukan keluarga dirumah dan
35Dikutip pada hlm. 30. 36Dikutip pada hlm. 34-36.
pergaulan dimasyarakat diterapkan dalam lingkungan sekolah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kontribusi guru Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yaitu mengajar, mendidik, melatih dan memberi
contoh dalam (1)
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas (2) menyelenggarakan kegiatan
keagamaan (3)
menyelenggarakan
ekstrakurikuler dengan faktor pendukung peningkatan pendidikan Islam berasal dari faktor pendidik dan sarana pendidikan, sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor peserta didik dan lingkungan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis yang telah penulis paparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta memiliki kontribusi yang
(4)
sangat penting dalam peningkatkan pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan pendidikan Islam. Dengan tujuan untuk melatih rasa tanggungjawab siswa, menanamkan nilai keislaman terhadap siswa, mengubah tingkah laku siswa dan membuka wawasan keislaman siswa agar terjadi perubahan kearah lebih baik.
2. Faktor pendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatkan pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta antara lain: adanya kerjasama dalam menyelenggarakan kegiatan keagamaan di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, materi-materi keagamaan yang selalu diberikan kepada siswa, adanya pendidik yang mencukupi, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai. 3. Faktor penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan pendidikan Islam SMA Muhammadiyah 3 Surakarta antara lain: kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti pelaksanaan
kegiatan keagamaan, mayoritas siswa belum bisa membaca al-Qur’an, lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang memberikan pendidikan keagamaan terhadap siswa.
Saran-saran
1. Kepada guru Pendidikan Agama Islam
Seyogyanya selalu memberikan bimbingan secara intensif kepada siswa untuk meningkatkan bacaan al-Qur’an, dapat meningkatkan kegiatan keagamaan meskipun terkendala waktu dan sarana prasarana,
selalu mengawasi tingkah laku siswa di sekolah sehingga lebih terkontrol dan disiplin.
2. Kepada Warga SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta
Seyogyanya dapat
meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta, meskipun ada kesibukan lain tetap perlu istiqamah untuk hadir dalam kegiatan tersebut, dapat meningkatkan kerjasama untuk
(5)
menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang berpengaruh terhadap perilaku siswa, perlu memberikan contoh kepada siswa khususnya masalah kedisiplinan waktu di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta.
3. Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan
al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta Al-Attas, Syed Naquib. 1994. Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, terj. Haidar Baqir. Bandung: Mizan
Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara
Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab Tantangan Masa Depan. Jakarta: Al-Mawardi Prima Chatib, Munif. 2011. Gurunya
Manusia Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara. Bandung: PT Mizan Pustaka
Djohar. 2006. Guru, Pendidikan & Pembinaannya
(Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru). Yogyakarta: CV Grafika Indah
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
KBBI online.
(http://kbbi.web.id/kontribusi ), diakses pada hari Rabu Tanggal 21 Januari 2015
KBBI online.
(http://www.duniapelajar.com /2014/08/08/pengertian-peningkatan menurut-para-ahli/), diakses pada Hari Rabu Tanggal 21 Januari 2015
Mardalis. 2009. Metode penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara
. 2006. Metode penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sodiq, M. 2003. Metodologi Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nata, Abudin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
(6)
Sudarma, Momon. 2013. Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Bandung: Pustaka Setia Umar, Bukhari. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah