DAMPAK PROGRAM E-TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU: Studi Evaluatif di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.

(1)

PROFESIONAL GURU

(Studi Evaluatif di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

oleh Nur Anwari Putri

1000877

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

(3)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

(Studi Evaluatif di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa)

oleh Nur Anwari Putri

1000877

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nur Anwari Putri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Guru merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam suatu proses pembelajaran. Tanpa seorang guru, suatu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Tugas seorang guru bukan hanya mentransferkan ilmu saja kepada peserta didiknya, akan tetapi seorang guru terhadap peserta didiknya harus dapat mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, mendidik, menilai, serta mengevaluasi peserta didik dalam proses pembelajaran, maka dari itu guru merupakan ujung tombak dalam suatu proses pembelajaran, khususnya terhadap keberhasilan peserta didik (Sanjaya, 2012:13)

Keberhasilan peserta didik dapat tercapai, apabila guru- gurunya mampu menjadi seorang guru yang profesional. Untuk menjadi seorang guru yang profesional, maka guru tersebut harus memenuhi standar kualifikasi dan beberapa kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti halnya yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang disebutkan bahwa :

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Dan seorang guru harus menguasai empat kompetensi yang diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi profesional adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, guna untuk mencapai suatu proses tujuan pembelajaran. Menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah


(5)

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. (Mulyasa, 2012:135)

Realitasnya, dalam pendidikan saat ini masih terdapat guru yang belum dapat memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Seperti yang diungkapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas pada tahun 2005 menunjukkan terdapat 1.646.050 (69,45%) guru SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal. Kualifikasi guru dimaksud masing-masing sebagai berikut: guru TK terdapat 91,54%, SD terdapat 90,98%, SMP terdapat 48,05%, dan SMA terdapat 28,84% yang belum memiliki kualifikasi pendidikan S1/D4/. (Kustono dalam Farisi, 2011).

Pemaparan diatas menggambarkan sekilas kualitas guru di Indonesia yang masih jauh dari standar yang diharapkan oleh pemerintah. Selain itu hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2012 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kualitas kompetensi pedagogik dan profesional guru di Indonesia belum sepenuhnya memenuhi apa yang di harapakan. Seperti yang dikemukakan oleh Bambang Sulistio (2012) bahwa Dari hasil gelombang 1 (3 sd 13 Agustus 2012) untuk jenjang Guru Sekolah Dasar didapatkan data sebagai berikut:

Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan pertama dari segi nilai maksimal (83,00) dan nilai rata-rata secara keseluruhan (48,75); Maluku Utara mendapat jumlah rata-rata paling rendah dengan angka 34,15; Lebih dari 70% provinsi banyak yang mendapat nilai minimal = 0 (kemungkinan ada kesalahan dalam hal teknis); Tingkat ke-profesionalitasan guru di seluruh Indonesia dari segi kompetensi profesional dan pedagogik yang dilihat dari hasil UKG bisa dikatakan masih rendah. Terbukti dari rata-rata yang dihasilkan yaitu hanya 40 , yang masih jauh dari nilai yang dikehendaki pemerintah yaitu 70 poin. Senada dengan hal tersebut, Gultom dalam Ayal (2013) menyebutkan bahwa “Hasil uji kompetensi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah”.


(6)

Berdasarkan pemaparan di atas menunjukkan bahwa masih belum meratanya kualitas kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional di Indonesia yang masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Belum tercapainya kualitas kompetensi guru tersebut menjadi gambaran realitas pendidikan di Indonesia pada saat ini. Maka dari itu, peranan lembaga pengembangan sumber daya manusia pendidikan mempunyai andil yang cukup besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidik yang profesional.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Salah satu pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi internet, atau yang biasa disebut dengan E-training.

Program E-training di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) dapat memberikan keuntungan bagi para guru- guru yang akan melaksanakan kegiatan program e-training karena para guru dapat mengikuti program ini tanpa meninggalkan tugas kesehariannya, biaya diklat relatif lebih murah dibandingkan dengan diklat tatap muka, selain itu dapat mengikuti perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi.


(7)

Tujuan dari penyelenggaraan program e-training di PPPPTK TK dan PLB ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan para guru baik kompetensi pedagogi dan profesional, maupun perkembangan IPTEK khususnya perkembangan teknologi informasi. (Pedoman Diklat E-training PPPPTK TK dan PLB, 2013:6)

Dalam suatu program Pendidikan dan Pelatihan tentunya harus ada evaluasi tehadap program tersebut. Evaluasi merupakan salah satu komponen yang harus dilakukan oleh suatu lembaga diklat, guna untuk mengetahui keberhasilan program yang telah direncanakan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi ini dapat dijadikan feedback dalam memperbaiki dan menyempurnakan program diklat selanjutnya.

Disisi lain, hasil dari kegiatan evaluasi bukan hanya untuk mengukur tingkat prestasi akademik peserta didik, tetapi juga dapat memberikan informasi secara menyeluruh yang dapat dijadikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan pedidikan dan pelatihan di lembaga PPPPTK TK dan PLB khususnya dalam program diklat online (E-training).

Melihat begitu pentingnya program pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia pendidik yaitu terutama dalam program E-training, lembaga PPPPTK TK dan PLB pun melakukan evaluasi terhadap peserta diklatnya, akan tetapi evaluasi yang dilakukan oleh PPPPTK TK dan PLB hanya sebatas evaluasi akhir saja dari semua rangkaian kegiatan e-training.

Lembaga PPPPTK TK dan PLB belum melakukan evaluasi secara berkelanjutan mengenai dampak peserta diklat setelah mengikuti program

e-training, sedangkan idealnya ketika ingin melihat suatu keberhasilan

program pendidikan dan pelatihan harus ada evaluasi yang berkelanjutan, guna untuk mengetahui dampak dari program diklat yang diikutinya. Dalam hal ini apakah terdapat peningkatan mengenai kompetensinya ataukah tidak.


(8)

Berkaitan dengan peningkatan kompetensi dalam program e-training, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Srikandi (2013) mengenai Efektifitas Penyelenggaraan Program E-Training Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru menyimpulkan bahwa :

Penyelenggaraan program e-training efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru berusia dibawah 45 tahun maupun diatas 45 tahun. Akan tetapi program e-training memiliki keefektifan yang lebih tinggi pada peserta diatas 45 tahun dibandingkan dengan program e-training yang diterapkan pada peserta berusia dibawah 45 tahun. Penyelenggaraan program e-training efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pada golongan kepangkatan III A/B dan IV A/B. Akan tetapi program e-training memiliki keefektifan yang lebih tinggi pada golongan III A/B dibandingkan dengan program e-training yang diterapkan pada golongan IV A/B.

Penelitian tersebut telah menjawab keefektifan dalam program e-training di PPPPTK TK dan PLB terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru, akan tetapi dalam kompetensi profesional guru belum dijelaskan secara akurat karena belum terdapat penelitiannya. Untuk melakukan penelitian terahadap peningkatan kompetensi profesional guru dapat dilakukan dengan melakukan penelitian evaluatif.

Salah satu penelitian evaluatif yang bermaksud untuk mengevaluasi dampak terhadap suatu kegiatan pelatihan adalah dengan menggunakan model evaluasi Kirkpatric. Model evaluasi ini terdiri dari 4 komponen diantaranya Reaction, Learning, Behaviour, dan Result.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian evaluatif dengan judul “Dampak Program E-training Terhadap

Peningkatan Kompetensi Profesional Guru (Studi Evaluatif di Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa)


(9)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi profesional dari empat kompetensi yang ada, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional adalah kompetensi mengenai penguasaan materi pembelajaran yang diampu secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.

PPPPTK TK dan PLB merupakan suatu lembaga yang bertugas untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tersebut salah satunya dengan melakukan pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan sistem online atau yang biasa disebut dengan program e-training. Dalam program e- training ini terdapat beberapa program diklat yang dapat meningkatkan kompetensi profesional, salah satunya adalah program diklat Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yang salah satunya adalah guru Taman Kanak-Kanak. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 menyebutkan salah satu kompetensi yang harus dikuasi guru Taman Kanak-kanak adalah melakukan penelitian tindakan kelas.

Dengan diadakannya program diklat Penelitian Tindakan Kelas oleh PPPPTK TK dan PLB diharapkan guru – guru yang mengikuti program tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap sekolah atau lembaga yang bersangkutan. Untuk mengetahui dampak program pada diklat Penelitian Tindakan Kelas perlu dilakukan evaluasi terhadap program tersebut. Salah satu model evaluasi yang sesuai untuk menilai dampak terhadap suatu program pelatihan adalah dengan menggunakan model evaluasi Kirkpatric.


(10)

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak penyelenggaraan program e-training terhadap peningkatan kompetensi profesional guru ?

Secara khusus, maka penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keberhasilan program e-training pada tahap Reaction guru TK ? 2. Bagaimanakah keberhasilan program e-training pada tahap Learning guru TK? 3. Bagaimanakah keberhasilan program e-training pada tahap Behaviour guru TK? 4. Bagaimanakah keberhasilan program e-training pada tahap Result guru TK?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penyelenggaraan program e-training terhadap peningkatan kompetensi profesional guru

Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis keberhasilan program e-training pada tahap Reaction guru TK 2. Menganalisis keberhasilan program e-training pada tahap Learning guru TK 3. Menganalisis keberhasilan program e-training pada tahap Behaviour guru TK 4. Menganalisis keberhasilan program e-training pada tahap Result guru TK

E.Manfaat Penelitian

Penelitian deskriptif tentang dampak penyelenggaraan program e-training di PPPPTK TK dan PLB diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak khususnya lembaga PPPPTK TK dan PLB yang berperan sebagai lembaga yang memfasilitasi sumber daya manusia pendidikan dalam meningkatkan kompetensi seorang guru.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan adalah dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang dampak


(11)

penyelenggaraan progeam e-training di PPPPTK TK dan PLB terhadap peningkatan kompetensi profesional guru. Sehingga diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk perbaikan program e-training dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.

2. Secara Praktis

a. Lembaga yang di teliti (PPPPTK TK dan PLB Bandung)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keberhasilan program e-training terhadap peserta diklat setelah mengikuti e-training

b. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang positif terhadap Kurikulum dan Teknologi Pendidikan khususnnya dalam pembelajaran e-learning.

c. Peneliti

Dapat memberikan gambaran terhadap keberhasilan program e-training yang diselenggarakan di PPPPTK TK dan PLB

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah (2013) yang telah ditentukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang diuraikan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai konsep pendidikan dan pelatihan, konsep program e-training, evaluasi program pendidikan dan pelatihan, dan kompetensi profesional guru.

BAB III Metode Penelitian. Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan. Pada bab III ini terdiri dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional,


(12)

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab IV ini terdiri dari deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk lembaga yang terkait.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun lokasi pada penelitian ini bertempat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK & PLB). Jl. Dr. Cipto No. 9 Kota Bandung.

Lokasi penelitian ini dilakukan di PPPPTK TK & PLB karena pada lembaga ini merupakan lembaga yang mengadakan kegiatan program

e-training serta salah satu lembaga yang berfungsi untuk meningkatkan

kompetensi sumber daya pendidik khususnya pada kompetensi profesional guru.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan suatu wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu yang memiliki obyek atau subyek yang akan dijadikan penelitian. Senada dengan hal tersebut Sugiyono (2011:117) mengatakan bahwa “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh alumni peserta diklat yang mengikuti program Diklat Penelitian Tindakan Kelas di PPPPTK TK & PLB pada tahun 2013 yang berjumlah 50 peserta

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, (Arikunto, 2006:131). Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sample, yaitu cara pengambilan sampel


(14)

berdasarkan pada pertimbangan atau tujuan tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:139-140)

bahwa “sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

tujuan tertentu”.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka sampel ini diambil berdasarkan tujuan, dan data sampel yang memenuhi syarat purposive

sample yaitu 34 peserta diklat yang dikategorikan lulus dari pelaksanaan

diklat

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pada penelitian ini menjelaskan fenomena yang ada melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal. Seperti yang diungkapkan Arifin (2011:29) menyebutkan bahwa :

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel- varibel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan- simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Metode kuantitatif digunakan apabila masalah yang menjadi tolak ukur peneliti sudah jelas terjadi. Peneliti ingin mendapatkan informasi/data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur dari suatu sampel yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah peserta e-training 2013 yang dinyatakan lulus dalam mengikuti program diklat Penelitian Tindakan Kelas di PPPPTK TK dan PLB.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis studi evaluatif, yakni menganalis keberhasilan program diklat e-training dan dampaknya terhadap peningkatan kompetensi profesional guru. Penelitian evaluatif ini menggunakan model Kirkpatrick. Alasan peneliti menggunakan model evaluasi tersebut karena model evaluasi Kirkpatric sesuai


(15)

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yakni penelitian terhadap dampak program e-training

C.Definisi Operasional 1. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menilai keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk atau kegiatan suatu lembaga berdasarkan kriteria tertentu (Arifin, 2012:35). Penelitian evaluatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan jenis evaluasi dampak.

Evaluasi dampak adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pelatihan atau pembelajaran. Evaluasi dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan. Hal tersebut dapat dijadikan tolak ukur ketercapaian program tersebut.

Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian evaluatif ini dengan menggunakan model Kirkpatrick.

Model evaluasi Kirkpatric ini terdiri dari empat tahapan, yang terdiri dari Reaction, Learning, Behaviour, dan Result .

Reaction adalah evaluasi untuk mengetahui kepuasan peserta e-training

terhadap pelaksanaan program e-training

Learning adalah evaluasi untuk mengukur tingkat tambahan

pengetahuan, ketrampilan maupun perubahan sikap peserta setelah mengikuti pelatihan

Behaviour adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat perubahan

perilaku kerja peserta e-training setelah kembali ke lingkungan kerjanya

Result adalah evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku

kerja peserta e-training terhadap tingkat produktifitas organisasi.

2. Program E-Training

Program E-Training merupakan suatu jenis diklat yang menggunakan media elektronik sebagai alat bantu dalam proses pelaksanaan diklatnya.


(16)

Media elektronik yang digunakan salah satunya dengan menggunakan suatu website yang dapat diakses dengan menggunakan sarana koneksi internet. Peserta E-Training PPPPTK TK & PLB dalam penelitian ini adalah peserta diklat yang mengikuti Program Diklat Penelitian Tindakan Kelas.

3. Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Dalam penelitian ini peningkatan kompetensi profesional guru dilihat dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di dalamnya terdapat kompetensi profesional guru dalam mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif, yakni guru melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus dan memanfaatkan hasil refleksi untuk meningkatkan keprofesian. Guru melakukan penelitian tindakan kelas dan mengikuti perkembangan keprofesian melalui belajar dari berbagai sumber, guru juga memanfaatkan TIK dalam berkomunikasi dan pengembangan keprofesian jika dimungkinkan.

D.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2010:148).

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen non tes yaitu dengan instrumen utama menggunakan angket, dan instrumen pendukungnya studi dokumentasi

E.Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Instrumen penelitian yang paling utama digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui angket. Penggunaan teknik angket diharapkan dapat


(17)

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dengan cara tidak memberikan pertanyaan atau jawaban secara langsung. Menurut Zainal Arifin

(2011:228) “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian

pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus

dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya”.

Bentuk angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup dimana jawabannya telah tersedia dan responden hanya menjawab setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Alasan peneliti menggunakan angket karena dalam angket, responden dapat lebih leluasa menjawab pertanyaannya, dan responden pun tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dan responden. Selain itu dalam penggunaan angket, data yang terkumpul dapat dengan mudah dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah sama.

Peneliti menggunakan angket dengan jenis Likert untuk mengukur komponen Reaction, Learning, Behaviour, dan Result. Likert ini memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data, seperti yang

diungkapkan oleh Syaodih (2007:238) mengungkapkan, “model likert

menggunakan skala deskriptif, dasar dari sakala deskriptif ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan

pernyataan”.

Skala model likert dalam penelitian ini menggunakan skala rentang sikap (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju). Berikut digambarkan rentang skala pada model likert dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Rentang Skala Likert Pernyataan

Sikap

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat Setuju

Positif 1 2 3 4


(18)

Alasan peneliti menggunakan angket tertutup adalah:

a. Memudahkan responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang disediakan.

b. Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu yang relatif singkat.

c. Memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban yang telah diperoleh. d. Pengumpulan data akan lebih efisien dari segi biaya, tenaga dan waktu.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini merupakan sumber data yang digunakan untuk mendukung proses penelitian. Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui teknik studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mendukung tehadap proses penelitian pada program Diklat Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya adalah hasil pretest dan postest, Petunjuk Teknis E-Training 2014, dan Panduan Diklat PTK

F. Teknik Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Suharismi Arikunto (2006:198) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes yang bersifat menghimpun data sehingga tidak perlu standarisasi instrumen, cukup dengan validitas isi dan validitas konstruk.

Validitas Isi (content validity)

Validitas isi instrumen pada penelitian ini menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Setelah dilakukan expert judgement , maka dilakukan uji coba instrumen pada responden yang bukan menjadi


(19)

sampel pada penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:183) yang menyatakan “untuk menguji validitas butir- butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji

beda.”

 Validitas Konstruk

Zainal Arifin (2012: 247) mengemukakan “ validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaaan hinggamana suatu tes betul-betul dapat

mengobservasi dan mengukur…”. Validitas konstruk berkenaan dengan

kesanggupan instrumen penelitian dalam mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Teknik yang digunakan dalam menentukan validitas konstruk yakni dengan melakukan uji coba panel kepada 10 orang, kemudian hasil dari uji coba panel tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus presentase.

G.Teknik Analisis Data

Setelah instrumen dilakukan uji validitas isi dan validitas konstruk, maka selajutnya dilakukan teknik analisis data. Teknik analisis data diarahkan untuk mendeskripsikan dan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Tujuan Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Statistik Deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif (berupa angket) sehingga perlu diolah dan ditarik kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam statistik deskriptif ini adalah dengan melakukan generalisasi dari sampel pada populasi dengan uji


(20)

signifikansi terhadap hipotesis yang diajukan dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat satu sample dari data yang diperoleh, dan presentase

a. Hipotesis yang Diajukan

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menguji kebenarannya.

Ho :

Ha :

b. Ketentuan Pengujian Hipotesis

Ketentuan pengujian hipotesis menurut Sugiyono (2012:21) yakni :

Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil (< ) dari harga Chi Kuadrat tabel pada taraf kesalahan tertentu, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila Chi Kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan harga tabel maka Ha diterima

c. Chi Kuadrat

Pengolahan data hasil penelitian dari instrumen angket dilakukan juga dengan uji Chi Kuadrat atau Kai Kuadrat. Zaenal Arifin (2011:288)

mengemukakan bahawa “teknik uji Kai Kuadrat digunakan untuk menguji

perbedaan Antara frekuensi yang diobservasi dan frekuensi yang diharapkan”.

� =∑ � −

(Zainal Arifin, 2011:228) Keterangan :

fo : frekuensi observasi

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta yang telah mengikuti program e-training dengan yang sebelum mengikuti e-training

Terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta yang telah mengikuti program e-training dengan yang sebelum mengikuti e-training


(21)

fe : frekuensi yang diharapkan (teoritis), bila fe tidak diketahui X2 : Kai Kuadrat

Adapun langkah- langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Mengelompokan setiap jawaban yang diberikan oleh responden, untuk mengetahui banyaknya Fo

2. Mencari frekuensi yang diharapkan Fe dengan jalan seluruh Fo dibagi dengan jumlah alternatif jawaban

3. Mencari selisih Fo dengan Fe (Fo – Fe)

4. Menghitung Kai Kuadrat setelah memperoleh Fo dan Fe

5. Menentukan tingkat kebebasan (dk) yaitu jumlah alternatif jawaban dikurangi satu (dk – 1)

6. Melihat kolom dk (tabel harga kritik Kai Kuadrat) pada tingkat kepercayaan 99% untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak

7. Menafsirkan atau menguji hasil perhitungan Kai Kuadrat dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika X2 hitung > X2 tabel maka terdapat perbedaan yang

signifikan

 Jika X2 hitung < X2 tabel maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan

d. Perhitungan Persentase

Teknik presentase digunakan untuk mengetahui banyaknya responden yang menjawab suatu item dalam pertanyaan angket. Melalui teknik presentase ini peneliti dapat mempresentasikan setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.


(22)

% = � � � %

Keterangan:

Fx = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh data

Untuk memperoleh penafsiran maka persentase dari kemungkinan jawaban yang dipilih ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penafsiran Prosentase

Persentase Penafsiran

0%-1% Tidak ada 1%-25% Sebagian kecil 26%-49% Kurang dari setengahnya

50% Setengahnya 51%-75% Lebih dari setengahnya 76%-99% Sebagian besar

100% Seluruhnya (Sumber: Arikunto dalam Nugraha,2006: 49)

H.Langkah – Langkah Penelitian

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian evaluatif mengenai dampak program e-training terhadap peningkatan kompetensi profesional guru ini, peneliti melakukan beberapa langkah penelitian, yaitu tahap pra lapangan, penyusunan instrumen, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan merupakan tahap awal dalam mempersiapkan penelitian. Kegiatan awal ini bertujuan untuk memberikan gambaran fokus penelitian, dan masalah penelitian. Kegiatan yang dilakukan antara lain :


(23)

a. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan yaitu kegiatan awal dalam menentukan permasalahan yang ditemukan di lokasi. Survey pendahuluan dilaksanakan ketika peneliti mengikuti Program Latihan Profesi (PLP) di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung. Setelah melakukan identifikasi masalah, dan melalui studi dokumentasi, maka peneliti menemukan fous permasalahan yang dapat dituangkan dalam proposal penelitian.

b. Menyusun Proposal Penelitian

Proposal penelitian disusun untuk memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai fokus permasalahan pada penelitian dan kemudian proposal penelitian tersebut diajukan kepada dewan skripsi dan dosen pembimbing untuk disetujui.

c. Menyiapkan Surat Perijinan Penelitian

Surat perijinan yang harus dipersiapkan antara lain :

 SK Pengangkatan Pembimbing

 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Rektor UPI

 Surat Permohonan Ijin Penelitian kepada P4TK TK dan PLB Bandung

2. Tahap Penyusunan Instrumen a. Penyusunan Kisi- Kisi Penelitian

Penyusunan kisi- kisi pnelitian adalah acuan dalam pembuatan alat pengumpul data berupa angket. Kisi – kisi penelitian ini disususn secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.


(24)

Kisi – kisi ini berisikan kolom judul, kolom komponen, aspek yang di evaluasi, indikator, sumber data, kolom instrumen, dan nomor item pernyataan.

b. Penyusunan Angket

Angket merupakan instrumen utama pada penelitian ini. Pernyataan yang dibuat dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator – indikator yang akan dijadikan pernyataan. Adapun langkah- langkah dalam penyusunan angket ini adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan dan menetapkan batasannya

b. Menjabarkan variabel penelitian menjadi sub-variabel yang lebih spesifik

c. Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan atau pernyataan melalui kisi-kisi instrumen penelitian

d. Menyusun pertanyaan angket beserta alternatif jawabannya

Untuk memudahkan penyusunan Angket digunakan Kisi-Kisi Angket yang terdiri dari variabel penelitian beserta indikator yang akan diukur, yang kemudian akan dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam angket. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi angket dapat dilihat pada halaman lampiran.

c. Expert Judgement

Untuk menguji instrumen penelitian digunakan pendapat para ahli (Expert Judgement). Pada hal ini setelah instrumen disusun berdasrkan aspek- aspek tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli kemudian diminta pendapatnya mengenai isi instrumen yang telah disusun.

d. Uji Coba Panel

Angket yang telah diberikan judgement dari seorang expert mengenai isi/konten pernyatannya selanjutnya diuji coba panelkan


(25)

mengenai struktur ketatabahasaannya kepada 10 orang responden yang paham mengenai struktur ketatabahasaan instrumen.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada ahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini melalui angket, wawancara dan studi dokumentasi.

4. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini, laporan hasil kegiatan evaluatif mengenai program e-training yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung disajikan dalam bentuk skripsi. Selanjutnya sebagai pertanggung jawaban ilmiah sekaligus memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi Program Strata 1, maka skripsi ini diajukan kepada tim penguji untuk diadakan penilaian.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dampak yang pada umumnya dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pelatihan atau pembelajaran, dalam rangka menentukan rekomendasi, terhadap pelatihan berikutnya. Dalam penelitian ini simpulan dibuat berdasarkan hasil penelitian dan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Secara keseluruhan peneliti memperoleh simpulan bahwa Program

E-training yang diselenggarakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Bisa (PPPPTK TK dan PLB) Bandung berdampak terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, dalam hal ini salah satu kompetensi dalam mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif yakni guru melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu evaluasi dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan, dan hasil penelitian ini terdapat persamaan dengan kriteria yang telah dibuat berdasarkan buku Panduan Penelitian Tindakan Kelas dan expert

judgement.

Dalam penelitian evaluasi dampak yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan model evaluasi Kirkpatrik yang terdiri dari empat tahap yang diantaranya Reaction, Learning, Behaviour, dan Result. Hasil simpulan terhadap empat tahap ini diuraikan sebagai berikut :

1. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Reaction

Evaluasi tahap Reaction pada penelitian ini merupakan evaluasi mengenai kepuasan alumni peserta program e-training terhadap progam

e-training yang pernah diikutinya. Dari hasil yang didapatkan dapat


(27)

e-training merasa puas dengan program e-e-training yang diselenggarakan

di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

Dalam hal ini para alumni peserta program e-traininng merasa puas terhadap materi yang diberikan, media yang digunakan dalam program

e-training sesuai dengan pembahasan materi, teknologi e-training pun

sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh para peserta, selain itu organisasi pengelolaan program e-training terstruktur dengan baik, serta orang dalam hal ini fasilitator dan administrator turut membantu proses keberlangsungan pelaksanaan program e-training. Selain itu juga perbandingan antara hasil penelitian dengan kriteria, dapat dikatakan telah sesuai.

2. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Learning

Evaluasi pada tahap Learning ini merupakan evaluasi untuk mengukur tingkat tambahan pengetahuan, ketrampilan maupun perubahan sikap peserta setelah mengikuti pelatihan. Learning dalam penelitian ini merupakan pengetahuan mengenai Penelitian Tindakan Kelas. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (82.52%) alumni peserta program e-training mengalami tingkat tambahan pengetahuan yang baik mengenai Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam hal ini alumni peserta program e-training mengalami tingkat tambahan pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan sikap mengenai konsep dasar penelitian tindakan kelas (PTK), penyusunan proposal PTK, memahami teknik penulisan akademik, mampu menyusun instrumen PTK, melakukan pengelolaan dan hasil analisis data PTK, dan dapat menyusun laporan PTK. Selain itu juga perbandingan antara hasil penelitian dengan kriteria, dapat dikatakan telah sesuai atau terdapat persamaan, dan hasil dari studi dokumentasi mengenai pre-test dan post-tes menerangkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan antara sebelum menikuti program e-trainng dengan sesudah mengiuti program e-training.


(28)

3. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Behaviour

Evaluasi pada tahap behaviour ini merupakan evaluasi untuk mengetahui tingkat perubahan perilaku kerja peserta pelatihan setelah kembali ke lingkungan kerjanya. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (82.85%) alumni peserta program

e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik.

Dalam hal ini peserta program e-training mengalami perubahan perilku kerja yang diantaranya mengalami peningkatan skill (ketermapilan) dalam melaksanakan PTK, termotivasi motivasi dalam melaksankan PTK, mempunyai komitmen kepada institusi untuk melaksanakan PTK, dan mempunyai rasa percaya yang tinggi dalam melaksanakan PTK, sehingga alumni pesert program e-training dapat mensosialisaikan PTK pada teman kerjanya.

Selain hasil dari responden alumni peserta program e-training yang menyebutkan bahwa alumni peserta program e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik, atasan/kepala sekolah alumni peserta program e-training menyebutkan hasil yang sama, yakni karyawannya dalam hal ini yang mengikuti program e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik, dan terdapat persamaan antara hasil penelitian dengan kriteria yang telah disusun.

4. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Result

Evalusi terakhir pada evaluasi Kirkpatrik ini adalah evaluasi pada tahap result, evaluasi result ini merupakan evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku kerja peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (77.45%) alumni peserta program e-training menunjukan dampak yang baik terhadap tingkat produktifitas organisasi.


(29)

Dalam hal ini dampak perubahan perilaku kerja peserta pelatihan setelah mengikuti program e-training terhadap tingkat produktifitas organisasi diantaranya adalah mengenai peningkatan produktifitas kinerja khususnya dalam melaksanakan PTK, program e-training yang diikuti telah sesuai dengan kebutuhan institusi/lembaga, melakukan pengembangan/daya inovasi pada institusi, melakukan pengembangan ide/gagasan baru pada institusi, serta melakukan desiminasi (menyebarluaskan) pengetahuan PTK pada teman kerja, sehingga hal ini berdampak pada peningkatan kualitas hasil kerja yang baik terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, dalam hal ini salah satu kompetensi profesional dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

B. Saran

1. PPPPTK TK dan PLB Bandung

Evaluasi pada suatu program dinilai sangat penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik. Melihat program e-training yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung yang sudah berjalan cukup lama, dan memliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru, akan tetapi belum pernah melaksanakan evaluasi mengenai program e-training secara keseluruhan.

Selain itu dapat diketahui hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa alumni peserta program e-training merasa puas dengan program

e-training yang diselenggarakan di PPPPTK TK dan PLB Bandung,

selain itu juga para alumni peserta program e-training mengalami peningkatan pengetahuan mengenai Penelitian Tindakan Kelas, sehingga perilaku kerja mereka berubah dan tentunya berdampak pada produktifitas dalam bekerja.

Hasil dari riset ini dapat dijadikan sebagai masukan terkait hasil temuan yakni evaluasi program e-training penting untuk dilakukan


(30)

oleh pihak penyelenggara program e-training, selain itu berdasarkan hasil riset menunjukan bahwa program e-training ini layak untuk dilanjutkan kembali, selain itu tetap pertahankan program e-training yang dapat membantu guru- guru untuk meningkatkan kompetensinya khususnya pada kompetensi profesionlanya, dan lebih diperkuat kembali program e-training yang sedang/akan berjalan dengan kebutuhan- kebutuhan seorang pendidik, karena hal tersebut akan membantu para pendidik untuk meningkatkan kompetensinya

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Evaluasi program yang menjadi kajian dalam penelitian ini merupakan salah satu bidang garapan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sehingga diharapakan dapat berinovasi dalam mengembangkan program pembelajaran jarak jauh berbasis elektronik. Selain itu juga peran Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan pembelajaran diharapkan dapat memberikan pemahaman dan praktek pembelajaran jarak jauh pada proses pembelajaran mahasiswa dan tidak hanya melakukan pembelajran tatap muka di kelas saja.

3. Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan evaluasi pada program

e-training ini dengan menggunakan model evaluasi lain, agar terdapat

perbandingan dengan menggunakan model evalausi lain. Penelitian ini pun hanya membahas mengenai dampak dari program e-training yang telah diikutinya.


(1)

mengenai struktur ketatabahasaannya kepada 10 orang responden yang paham mengenai struktur ketatabahasaan instrumen.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada ahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini melalui angket, wawancara dan studi dokumentasi.

4. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini, laporan hasil kegiatan evaluatif mengenai program e-training yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung disajikan dalam bentuk skripsi. Selanjutnya sebagai pertanggung jawaban ilmiah sekaligus memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi Program Strata 1, maka skripsi ini diajukan kepada tim penguji untuk diadakan penilaian.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dampak yang pada umumnya dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pelatihan atau pembelajaran, dalam rangka menentukan rekomendasi, terhadap pelatihan berikutnya. Dalam penelitian ini simpulan dibuat berdasarkan hasil penelitian dan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Secara keseluruhan peneliti memperoleh simpulan bahwa Program

E-training yang diselenggarakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak- Kanak dan Pendidikan Luar Bisa (PPPPTK TK dan PLB) Bandung berdampak terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, dalam hal ini salah satu kompetensi dalam mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif yakni guru melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu evaluasi dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan, dan hasil penelitian ini terdapat persamaan dengan kriteria yang telah dibuat berdasarkan buku Panduan Penelitian Tindakan Kelas dan expert

judgement.

Dalam penelitian evaluasi dampak yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan model evaluasi Kirkpatrik yang terdiri dari empat tahap yang diantaranya Reaction, Learning, Behaviour, dan Result. Hasil simpulan terhadap empat tahap ini diuraikan sebagai berikut :

1. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Reaction

Evaluasi tahap Reaction pada penelitian ini merupakan evaluasi mengenai kepuasan alumni peserta program e-training terhadap progam

e-training yang pernah diikutinya. Dari hasil yang didapatkan dapat


(3)

e-training merasa puas dengan program e-e-training yang diselenggarakan

di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

Dalam hal ini para alumni peserta program e-traininng merasa puas terhadap materi yang diberikan, media yang digunakan dalam program

e-training sesuai dengan pembahasan materi, teknologi e-training pun

sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh para peserta, selain itu organisasi pengelolaan program e-training terstruktur dengan baik, serta orang dalam hal ini fasilitator dan administrator turut membantu proses keberlangsungan pelaksanaan program e-training. Selain itu juga perbandingan antara hasil penelitian dengan kriteria, dapat dikatakan telah sesuai.

2. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Learning

Evaluasi pada tahap Learning ini merupakan evaluasi untuk mengukur tingkat tambahan pengetahuan, ketrampilan maupun perubahan sikap peserta setelah mengikuti pelatihan. Learning dalam penelitian ini merupakan pengetahuan mengenai Penelitian Tindakan Kelas. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (82.52%) alumni peserta program e-training mengalami tingkat tambahan pengetahuan yang baik mengenai Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam hal ini alumni peserta program e-training mengalami tingkat tambahan pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan sikap mengenai konsep dasar penelitian tindakan kelas (PTK), penyusunan proposal PTK, memahami teknik penulisan akademik, mampu menyusun instrumen PTK, melakukan pengelolaan dan hasil analisis data PTK, dan dapat menyusun laporan PTK. Selain itu juga perbandingan antara hasil penelitian dengan kriteria, dapat dikatakan telah sesuai atau terdapat persamaan, dan hasil dari studi dokumentasi mengenai pre-test dan post-tes menerangkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan antara sebelum menikuti program e-trainng dengan sesudah mengiuti program e-training.


(4)

3. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Behaviour

Evaluasi pada tahap behaviour ini merupakan evaluasi untuk mengetahui tingkat perubahan perilaku kerja peserta pelatihan setelah kembali ke lingkungan kerjanya. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (82.85%) alumni peserta program

e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik.

Dalam hal ini peserta program e-training mengalami perubahan perilku kerja yang diantaranya mengalami peningkatan skill (ketermapilan) dalam melaksanakan PTK, termotivasi motivasi dalam melaksankan PTK, mempunyai komitmen kepada institusi untuk melaksanakan PTK, dan mempunyai rasa percaya yang tinggi dalam melaksanakan PTK, sehingga alumni pesert program e-training dapat mensosialisaikan PTK pada teman kerjanya.

Selain hasil dari responden alumni peserta program e-training yang menyebutkan bahwa alumni peserta program e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik, atasan/kepala sekolah alumni peserta program e-training menyebutkan hasil yang sama, yakni karyawannya dalam hal ini yang mengikuti program e-training mengalami tingkat perubahan perilaku kerja kerja yang baik, dan terdapat persamaan antara hasil penelitian dengan kriteria yang telah disusun.

4. Keberhasilan Program E- Training pada Tahap Result

Evalusi terakhir pada evaluasi Kirkpatrik ini adalah evaluasi pada tahap result, evaluasi result ini merupakan evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku kerja peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (77.45%) alumni peserta program e-training menunjukan dampak yang baik terhadap tingkat produktifitas organisasi.


(5)

Dalam hal ini dampak perubahan perilaku kerja peserta pelatihan setelah mengikuti program e-training terhadap tingkat produktifitas organisasi diantaranya adalah mengenai peningkatan produktifitas kinerja khususnya dalam melaksanakan PTK, program e-training yang diikuti telah sesuai dengan kebutuhan institusi/lembaga, melakukan pengembangan/daya inovasi pada institusi, melakukan pengembangan ide/gagasan baru pada institusi, serta melakukan desiminasi (menyebarluaskan) pengetahuan PTK pada teman kerja, sehingga hal ini berdampak pada peningkatan kualitas hasil kerja yang baik terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, dalam hal ini salah satu kompetensi profesional dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

B. Saran

1. PPPPTK TK dan PLB Bandung

Evaluasi pada suatu program dinilai sangat penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik. Melihat program e-training yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung yang sudah berjalan cukup lama, dan memliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru, akan tetapi belum pernah melaksanakan evaluasi mengenai program e-training secara keseluruhan.

Selain itu dapat diketahui hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa alumni peserta program e-training merasa puas dengan program

e-training yang diselenggarakan di PPPPTK TK dan PLB Bandung,

selain itu juga para alumni peserta program e-training mengalami peningkatan pengetahuan mengenai Penelitian Tindakan Kelas, sehingga perilaku kerja mereka berubah dan tentunya berdampak pada produktifitas dalam bekerja.

Hasil dari riset ini dapat dijadikan sebagai masukan terkait hasil temuan yakni evaluasi program e-training penting untuk dilakukan


(6)

oleh pihak penyelenggara program e-training, selain itu berdasarkan hasil riset menunjukan bahwa program e-training ini layak untuk dilanjutkan kembali, selain itu tetap pertahankan program e-training yang dapat membantu guru- guru untuk meningkatkan kompetensinya khususnya pada kompetensi profesionlanya, dan lebih diperkuat kembali program e-training yang sedang/akan berjalan dengan kebutuhan- kebutuhan seorang pendidik, karena hal tersebut akan membantu para pendidik untuk meningkatkan kompetensinya

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Evaluasi program yang menjadi kajian dalam penelitian ini merupakan salah satu bidang garapan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sehingga diharapakan dapat berinovasi dalam mengembangkan program pembelajaran jarak jauh berbasis elektronik. Selain itu juga peran Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan pembelajaran diharapkan dapat memberikan pemahaman dan praktek pembelajaran jarak jauh pada proses pembelajaran mahasiswa dan tidak hanya melakukan pembelajran tatap muka di kelas saja.

3. Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan evaluasi pada program

e-training ini dengan menggunakan model evaluasi lain, agar terdapat

perbandingan dengan menggunakan model evalausi lain. Penelitian ini pun hanya membahas mengenai dampak dari program e-training yang telah diikutinya.


Dokumen yang terkait

Profil Lembaga Berbasis Website Pada Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa

0 3 51

Perancangan Sistem informasi Pengelolaan Diklat Dilembaga Pusat pengembangan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependididkan Taman Kanak-Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa

0 2 1

Analisis prosedur peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung : laporan kerja praktek

0 13 59

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA (PPPPTK TK DAN PLB) BANDUNG.

13 52 44

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM E-TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU :Studi Expost Facto di PPPPTK TK PLB/ Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB.

0 0 45

KONTRIBUSI PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA BANDUNG.

0 0 56

Pengaruh Disiplin Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa).

0 2 28

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 1 3

Analisis Parameter Pengukuran Tes pada Mata Diklat “Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa” di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa | Fatimatizzahro | Educational Technologia 8965 1860

0 0 7