KONTRIBUSI PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA BANDUNG.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan H. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Ali, Mohammad. (1995). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi.(1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Fitriansyah. (2010). Pengawasan Internal dan Badan Pengawas Internal: Suatu Konsep Dalam Good Governance di Sektor Publik. [Online]. Tersedia : http://monasfaly.multiply.com/journal/item/6 [30 November 2010]
Hadari Nawawi, (1989) Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV. Haji Masagung Hasibuan, S.P. Malayu. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara
Kertonegoro, Sentanoe. (1994) Manajemen Organisasi Edisi I. Jakarta: PT Widya Press
Margono. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta Marwansyah. (1999).Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta Musanef. (1996). Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung
(2)
Notoatmodjo, Soekidjo. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Redaksi Sinar Grafika. (2003) Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta : Sinar Grafika
Sarwono, Jonathan. (2006). Teori Analisis Korelasi Mengenal Analisis Korelasi.[Online].Tersedia:http://www.jonathansarwono.info/korelasi/kore lasi.htm [8 januari 2012]
Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (1987). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Surakhmad, Winarno. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung :Tarsito
The Liang Gie. (1992). Administrasi Perkantoran modern Yogyakarta : Liberty Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin mengglobal akan membawa dampak sekaligus tuntutan kepada setiap organisasi atau lembaga untuk bisa eksis dan tetap bertahan. Organisasi akan berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat itu sendiri. Organisasi dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas kerjanya yaitu melalui pengoptimalan komponen komponen organisasi.Salah satu komponen organisasi yang sangat penting memerlukan perhatian dan penanganan dalam peningkatan produktivitas organisasi yaitu sumber daya manusia. Hal yang menjadi alasan mengapa sumber daya manusia sangat penting untuk ditingkatkan adalah sumber daya manusia merupakan pelaku dan penggerak dari komponen organisasi lain. Sumber daya manusia merupakan komponen yang mampu membawa dan mengkondisikan organisasi menuju ke arah kemajuan sehingga tujuan-tujuan mampu diwujudkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengoptimalan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang perlu dilakukan dalam memaksimalkan aspek-aspek yang terkait dengan penampilan kerja pegawai. Artinya dalam hal ini organisasi dituntut untuk untuk dapat mengkondisikan aspek-aspek sumber daya manusia sehingga dapat menampilkan mutu kerja yang memuaskan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
(4)
penampilan kerja atau produktivitas kerja sumber daya manusia yaitu kemampuan dan motivasi kerja. Hal tersebut sependapat dengan pandangan E. Kost ettal yang dikutip oleh Endang Suhendar (1991:43) mengemukakan bahwa: “produktivitas kerja merupakan fungsi dari abilitas dan motivasi atau dengan kata lain produktivitas kerja dapat kita lihat atau ditentukan dari kemampuan dan motivasi pegawai”
Salah satu aspek yang berhubungan dengan produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan kerja. Kemampuan kerja ini dapat diartikan sebagai sejumlah atribut dari pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki pegawai sehingga dapat membentuk suatu perilaku dalam bekerja.
Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan ini perlu mendapat perhatian dan pengkondisian sehingga mampu menopang dan menunjang terhadap kesanggupan tiap pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan kerja pegawai pada dasarnya akan dapat dikondisikan dengan baik melalui suatu proses pendidikan atau pengalaman kerja pegawai. Namun upaya terencana yang dilakukan organisasi dalam meningkatkan kemampuan pegawai yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh lembaga itu sendiri maupun oleh lembaga lain. Pendidikan dapat dilakukan oleh lembaga itu sendiri berupa program latihan pegawai, dapat juga dilakukan melalui proses pembinaan oleh pimpinan langsung mengenai pekerjaan yang dihadapinya. Bisa juga lembaga sengaja mengadakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan, yang berkaitan dengan tugas setiap orang yang menekuni bidangnya masing-masing. Sementara pendidikan melalui lembaga lain biasanya dilakukan dengan memberikan
(5)
kesempatan pada pegawai untuk melanjutkan pendidikan formal atau kursus yang sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.
Aspek lain yang terkait dengan produktivitas kerja pegawai yaitu motivasi kerja pegawai. Motivasi kerja ini dapat diartikan sebagai dorongan yang menjadi penggerak bagi pegawai untuk melakukan aktivitas kerjanya dalam organisasi.
Motivasi kerja pegawai perlu untuk kita perhatikan karena akan mempengaruhi kepada besarnya kekuatan pegawai tersebut dalam menampilkan kemampuan kerjanya. Hal tersebut menutut organisasi atau lembaga mengkondisikan motivasi kerja pegawainya untuk tetap dalam kondisi optimal sehingga dapat memberikan kontribusinya terhadap nilai produktivitas yang akan dihasilkannya. Motivasi kerja pegawai ini memiliki sumber dari dalam diri atau lingkungan yang terkait dengan pegawai itu sendiri.
Dari kedua uraian tentang aspek produktivitas kerja menunjukan posisi yang sangat penting dan keduanya memiliki keterkaitan yang saling mendukung untuk menghasilkan atau membentuk produktivitas kerja pegawai. Kedudukan kemampuan kerja sangat akan mempengaruhi motivasi kerja sebagai dorongan untuk menampilkan suatu perilaku kerja. Melalui pandangan tersebut maka dapat kita lihat bahwa organisasi atau lembaga harus mampu memaksimalkan kedua aspek tersebut dalam menghasilkan nilai produktivitas kerja pegawai yang memadai dan diharapkan.
Namun biasanya melalui peningkatan kemampuan pegawai sampai mencapai tingkat profesional maka dia akan memiliki sikap kerja yang profesional pula dan salah satunya ditunjukan dengan bekerja dengan motivasi tinggi.
(6)
Begitu juga dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung yang semakin dituntut untuk dapat mengoptimalkan kualitas pegawainya sehingga menjadi pegawai yang profesional. Sesuai dengan visi dari lembaga tersebut yaitu: Menjadi Lembaga Profesional, Inovatif,, dan Inspiratif bagi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan mampu mengoptimalkan kualitas kemampuan kerja dan motivasi pegawai dalam menjalankan tugasnya sehingga berdampak pada produktivitas kerja pegawainya. Fenomena yang peneliti rasakan dilapangan, terkait dengan hal tersebut pada dasarnya memang lembaga saat ini berupaya untuk meningkatkan kemampuan pegawainya melalui pemberian izin pendidikan, artinya bahwa pegawai diberikan pembinaan oleh pimpinan, atau pengikutsertaan pegawai dalam pendidikan dan pelatihan secara kontinyu. Sementara kondisi motivasi pegawai dirasakan masih belum optimal sesuai dengan harapan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan lembaga Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung, terdapat indikasi-indikasi sebagai berikut: adanya kemajuan teknologi yang semakin berkembang yang menuntut para pegawainya untuk terus dapat meningkatkan kemampuannya, kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga pendidik dan kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa yang terus meningkat, masih terbatasnya kemampuan dan keterampilan kinerja pegawainya.
(7)
Mengingat masih banyaknya permasalahan yang terjadi di lapangan, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah memang terdapat kontribusi yang besar antara pendidikan dan pelatihan terhadap motivasi pegawainya di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
Melihat kenyataan tersebut menyebabkan timbulnya suatu pertanyaan bagi peneliti apakah selama ini dirasakan adanya kondisi yang menunjukan belum optimalnya produktivitas kerja lembaga disebabkan kurang optimalnya motivasi kerja pegawainya. lebih lanjut apakah peningkatan kemampuan kerja yang dilakukan lembaga belum atau tidak terpengaruhi terhadap motivasi kerja pegawai. Beranjak dari rasa keingintahuan tersebut maka peneliti bermaksud ingin menyelenggarakan penelitian yang terkait dengan pemasalahan: “Kontribusi Peningkatan Kemampuan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung ”.
B. Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya peningkatan kemampuan kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung?
(8)
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung?
3. Bagaimana kontribusinya peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang:
1. Peningkatan kemampuan kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
2. Motivasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
3. Kontribusi peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi organisasi khususnya di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak
(9)
dan Pendidikan Luar Biasa Bandung tentang pentingnya peningkatan kemampuan dan motivasi kerja bagi pegawai.
2. Untuk memberi gambaran tentang peningkatan kemampuan kerja pegawai melalui pendidikan dan Pelatihan.
3. Untuk memberi gambaran tentang motivasi kerja pegawai yang diterapkan oleh lembaga.
4. Sebagai dasar pertimbangan bagi pimpinan dalam melaksanakan peningkatan kemampuan kerja dan motivasi kerja bagi pegawainya.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah titik pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Adapun yang menjadi anggapan dasar dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan unsur yang paling dominan, karena manusia sebagai perencana, pelaksana, dan penentu tercapainya suatu organisasi.
2. Peningkatan kemampuan kerja bagi pegawai merupakan suatu kegiatan menambah kemampuan pegawai berupa pelatihan dan pendidikan yang berdampak kepada produktivitas kerja mereka.
3. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan pondasi yang kuat bagi tercapainya produktivitas pegawai yang tinggi.
4. Melalui peningkatan kemampuan kerja pegawai diperoleh keuntungan baik bagi individu maupun bagi organisasi itu sendiri.
(10)
5. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan kerja individu dalam melaksanakan tugasnya. 6. Motivasi pegawai dalam bekerja merupakan kekuatan yang dapat
mempengaruhi terhadap kualitas kerjanya.
7. Rasa aman dan nyaman di kantor tempat bekerja akan memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik.
8. Fasilitas dan suasana yang menyenangkan akan meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
F. Definisi Operasional
1. Kontribusi
Kontribusi adalah sumbangan yang ada atau timbul dari suatu (manusia, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, dan perbuatan seseorang ( Balai pustaka,1984:664)
2. Peningkatan kemampuan kerja
Suatu upaya untuk meningkatkan penguasaan kemampuan yang dimiliki dan menambah wawasan atau keterampilan baru, baik kemampuan teknis, konseptual, dan moral pegawai untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Jadi peningkatan dalam penelitian ini merujuk kepada perubahan kemampuan kerja pegawai kearah yang lebih baik (Malayu S.P. Hasibuan, 2003:69). 3. Motivasi kerja
(11)
Motivasi kerja dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan yang timbul sehingga menjadi suatu kekuatan bagi pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. (Sondang P. Siagian, 2002:12)
G. Paradigma Penelitian
Penulis merumuskan paradigma penelitian yaitu : sebagai variabel X yang merupakan variabel independen yaitu penyebab timbulnya variabel dependen atau variabel yang mempengaruhi yaitu peningkatan kemampuan kerja pegawai. Sedangkan Variabel Y yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen yaitu motivasi kerja pegawai.
Maka paradigma penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan
= Kontribusi VARIABEL X
(Peningkatan kemampuan kerja)
VARIABEL Y (Motivasi kerja pegawai) Indikator-indikator
1. Pendidikan (Pre service) 2. Pelatihan
3. Pembinaan
4. Pengawasan internal
Indikator-indikator 1. Prestasi kerja 2. Kedisiplinan 3. Lingkungan kerja 4. Fasilitas
5. Aktualisasi dri 6. Persuasi diri
(12)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta analisis mengenai data yang diteliti, dengan alat apa dan prosedur bagaimana penelitian dilaksanakan, sehingga dapat dipahami oleh objek yang dijadikan sasaran penelitian dan menghasilkan data yang dapat memecahkan permasalahan penelitian. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Surakhmad (1990:131) yaitu:
Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai kontribusi peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti dalam penelitian, maka metode penelitian yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.
(13)
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muhamad Ali (1992: 120) yang menjelaskan bahwa:
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Lebih lanjut lagi Winarno Surachmad (1992:139) mengemukakan bahwa ciri-ciri metode deskriptif adalah :
a.Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/pada masalah-masalah aktual.
b.Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Oleh karena itu sering disebut metode analisis.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel-variabel tersebut. Margono
dalam (Poppy, 2008:49) menyatakan: “Penelitian kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
(14)
Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana (1997:53) bahwa:
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.
3. Studi Kepustakaan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam menafsirkan data guna menganalisis masalah yang diteliti, maka perlu ditunjang oleh studi kepustakaan/bibliografis, yaitu menelaah sejumlah bahan pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Winarno Surachmad (1985 : 61) yang mengemukakan bahwa :
Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa studi kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan, mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti agar dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti.
(15)
B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari istilah yang menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Definisi operasional ini berisi penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Komaruddin (1994 : 29) bahwa, “Definisi istilah adalah pengertian yang lengkap tentang sesuatu istilah yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama istilah itu”.
Definisi operasional digunakan untuk memberikan pengertian yang operasional dalam penelitian. Definisi ini digunakan sebagai landasan dalam merinci kisi-kisi instrumen penelitian. Nazir (1999:152) mengemukakan sebagai berikut:
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.
Definisi operasional digunakan untuk menyamakan kemungkinan pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca penelitiannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka definisi operasional disusun dalam suatu penelitian.
Dengan memperhatikan kepada pertanyaan-pertanyaan di atas, maka berikut ini akan diuraikan definisi operasional variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
(16)
1. Kontribusi
Kontribusi adalah sumbangan yang ada atau timbul dari suatu (manusia,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, dan perbuatan seseorang ( Balai pustaka,1984:664)
2. Peningkatan kemampuan
Suatu upaya untuk meningkatkan penguasaan kemampuan yang dimiliki dan menambah wawasan atau keterampilan baru baik kemampuan teknis, konseptual, dan moral pegawai untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Jadi peningkatan dalam penelitian ini merujuk kepada perubahan kemampuan kerja pegawai kearah yang lebih baik (Malayu S.P. Hasibuan, 2003:69).
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan yang timbul sehingga menjadi suatu kekuatan bagi pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. (Sondang P. Siagian, 2002:12).
(17)
C. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi instrumen penelitian
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO.
ITEM Peningkatan Kemampuan Kerja (X) 1. Pendidikan (pre service)
Izin Pendidikan
Melanjutkan studi
Membaca buku
1,2,3 4,5
6 2. Pelatihan Penugasan ikut pelatihan
Mengadakan berbagai pelatihan
Meningkatkan keterampilan
7 8 9 3. Pembinaan yang
dilakukan pimpinan
Bimbingan karir
Disiplin
Mutasi pegawai
10,11,14 12,13 15,16 4. Pengawasan
melekat (internal)
Membuat program kerja pegawai
Memantau hubungan kerja pegawai
Mengevaluasi hasil kerja
17 18 19
Motivasi Kerja (Y)
1. Prestasi kerja Hasil yang dicapai
Ketepatan Pelaksanaan tugas
Peningkatan hasil kerja
1 2,3 4,5 2. Kedisiplinan Mentaati peraturan
Absensi
Datang dan pulang tepat waktu
6 7 8 3. Lingkungan kerja Hubungan kerja dengan teman
sejawat
Hubungan kerja dengan bawahan
Hubungan kerja dengan atasan
9 10 11,12
4. Fasilitas Memelihara fasilitas kantor Memanfaatkan fasilitas kantor
13,14 15
5. Aktualisasi diri Mengikuti seminar
Studi kepustakaan Melanjutkan studi
16 17,18 19,20
6. Persuasi diri Semangat Kerja Rasa Senang Kepuasan
21 22,23 24,25
(18)
2. Uji coba instrumen penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik. Baik tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data ditentukan oleh dua kriteria utama, yaitu validitas dan reliabilitas. Sugiyono (2009: 348) berpendapat bahwa: “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.”
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian, peneliti perlu melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi, baik itu dalam pertanyaan atau pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Untuk keperluan tersebut dilakukan uji coba terhadap lembaga lain yang setingkat dengan lembaga yang bersangkutan.
Angket dianggap valid apabila ada kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen betul-betul mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang dimaksud berguna atau tidak.
(19)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur apa yang akan di ukur secara tepat sesuai dengan yang diinginkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009:348)
bahwa : “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”
Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment. Rumus yang digunakan dalm pengujian validitas instrumen ini adalah sebagai berikut:
2 2 2 2 Y -X -. X -XY N. hitung r Y N X N Yr hitung = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Y = Jumlah skor YN = Jumlah Responden
2X
= Kuadrat jumlah skor X
XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y
2Y
= Kuadrat jumlah skor Y(20)
X = Jumlah skor XSelanjutnya di hitung dengan uji-t dengan rumus, sebagai berikut:
t hitung = −2
1− 2
keterangan;
t hitung = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
Langkah selanjutnya dalam mencari t tabel apabila diketahui signifikasi r= 0,05 dan derajat kebebasan(dk=n-2 =13), dengan uji satu pihak maka diperoleh t tabel = 1,771. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dimana kaidah keputusannya sebagai berikut.
Jika t hitung > t tabel berarti VALID, sebaliknya Jika t hitung < t tabel berarti TIDAK VALID
Hasil perhitungan uji validitas setiap item dari 15 responden, untuk kedua variabel adalah sebagai berikut:
(21)
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Variabel X (Peningkatan Kemampuan Kerja) No.
Item t tabel t hitung Keterangan
1 1,771 2.258 Valid
2 1,771 2.695 Valid
3 1,771 1.776 Valid
4 1,771 3.181 Valid
5 1,771 2.002 Valid
6 1,771 5.336 Valid
7 1,771 5.894 Valid
8 1,771 7.972 Valid
9 1,771 7.739 Valid
10 1,771 4.860 Valid
11 1,771 6.525 Valid
12 1,771 3.233 Valid
13 1,771 6.531 Valid
14 1,771 3.102 Valid
15 1,771 2.483 Valid
16 1,771 2.619 Valid
17 1,771 4.407 Valid
18 1,771 3.418 Valid
(22)
Setelah diakukan uji validitas terhadap angket variabel X (peningkatan kemampuan kerja), dapat disimpulkan bahwa dari 19 item yang diujikan, 19 item dinyatakan memiliki validitas yang baik
Sementara itu hasil uji validitas variabel Y (Motivasi Kerja) diperoleh nilai untuk setiap itemnya, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y
No.
Item t tabel t hitung Keterangan
1 1,771 3.872 Valid
2 1,771 3.182 Valid
3 1,771 4.522 Valid
4 1,771 4.507 Valid
5 1,771 7.169 Valid
6 1,771 3.936 Valid
7 1,771 3.529 Valid
8 1,771 2.283 Valid
9 1,771 2.162 Valid
10 1,771 2.889 Valid
11 1,771 1.929 Valid
12 1,771 2.538 Valid
13 1,771 3.113 Valid
14 1,771 5.023 Valid
15 1,771 4.651 Valid
16 1,771 4.765 Valid
17 1,771 9.424 Valid
18 1,771 10.89 Valid
19 1,771 3.326 Valid
20 1,771 2.070 Valid
(23)
22 1,771 2.174 Valid
23 1,771 1.992 Valid
24 1,771 4.138 Valid
25 1,771 2.573 Valid
Setelah diakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (Motivasi kerja), dapat disimpulkan bahwa dari 25 item yang diujikan, 25 item dinyatakan memiliki validitas yang baik.
b. Uji Reliabilitas
Selain harus memenuhi kriteria valid, instrumen penelitian pun harus reliabel. Arikunto (2002:154) mengemukakan bahwa :”reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik”.
Adapun hasil dari uji reliabilitas adalah dengan menggunakan metode alpha, metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut:
11= ��−1 . 1− ���
Dimana:
11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item � = Jumlah varian skor tiap-tiap item
(24)
� = Varian total k = Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut:
Langkah pertama : menghitung varian skor tiap-tiap item dengan rumus
�
�= ��2− � � 2
�
�
Keterangan:
�
� = Varian skor tiap-tiap item��2 = Jumlah kuadrat item ��
�� 2
= Jumlah item �� dikuadratkan N = Jumlah responden
Langkah kedua: kemudian menjumlahkan varian semua item dengan rumus :
�
=
�+……+
Langkah ketiga: menghitung item varian dengan rumus :
�=
��2− �� 2
� �
(25)
11= ��−
1 . 1− ���
Langkah selanjutnya adalah mencari r tabel. Apabila diketahui signifikasi untuk �= 0,05 dan dk=15-1 14, dengan uji satu pihak maka diperoleh r tabel = 0,532. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan 11dengan r tabel, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:
Jika 11 > r tabel berarti RELIABEL, sedangkan Jika 11< r tabel berarti TIDAK RELIABEL.
Hasil perhitungan uji reabilitas kedua variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel ���
r tabel
Kesimpulan
Variabel X
(Peningkatan Kemampuan Kerja)
0.916 0,532 Reliabel Variabel Y
(Motivasi kerja) 0.866 0,532 Reliabel
D. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Pusat Pengembangan, dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung.
(26)
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek penelitian yang berupa manusia, gejala, benda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Lebih lanjut Sugiyono (2009:61) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Begitupun dengan pendapat Sudjana (1991:1) yang mendefinisikan
populasi sebagai: “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Dari kedua definisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa populasi merupakan suatu kumpulan manusia, benda, peristiwa atau kejadian yang dapat memberikan data dan informasi, serta memiliki kuantitas atau kualitas dan karakteristik tertentu yang sesuai dengan masalah yang diteliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PPPPTK TK dan PLB Bandung yang sudah atau sedang melakukan pengembangan kemampuan kerja baik melalui pendidikan, pelatihan, ataupun pembinaan lagsung oleh atasan dan populasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Data Jumlah Pegawai PPPPTK TK dan PLB Bandung
No Struktur Tugas Jumlah
(27)
2 Sub. Bagian Keuangan 10 orang
3 Seksi Program 13 orang
4 Seksi Data dan Informasi 14 orang
5 Seksi Penyelenggaraan 10 orang
6 Seksi Evaluasi 11 orang
7 Departemen TK 20 orang
8 Departemen PLB 12 orang
9 Divisi PPM 4 orang
10 Divisi TI dan Multimedia 7 orang
Jumlah 154 orang
3. Penentuan sampel penelitian
Dalam pengambilan sampel dari populasi untuk memperoleh sampel yang representatif dan mewakili, maka di upayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2002:56), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Untuk penentuan ukuran sampel sangat ditentukan oleh faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Karenanya tidak semua populasi dapat dijadikan penelitian sehingga peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:56):
(28)
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus betul betul representatif (mewakili).
Penelitian akan dilakukan terhadap peningkatan kemapuan kerja dan motivasi kerja pegawai. Sumber data yang digunakan adalah pegawai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung, jumlah populasinya 154 orang.`
Adapun perolehan jumlah populasi sampel pegawai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung berdasarkan populasi diatas adalah dengan mengunakan rumus rumusan alokasi proporsional dari sugiyono (1999:67) dalam akdon (2005:108) sebagai berikut:
Dimana:
ni
= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnyani
=��(29)
Langkah pertama yaitu teknis pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane dalam akdon dan Sahlan (2005:107) sebagai berikut:
n =
�. 2 +1
Dimana:
n = Jumlah sampel 2 = Presisi yang ditetapkan N = Jumlah populasi
n =
�. 2 +1
= 154
154 . 0,12 +1
=154
2,54
=60,62
(30)
Jadi, jumlah responden yang ingin di teliti adalah 61 responden dari 154 orang pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung. Dengan 10% tingkat kesalahan dari kesimpulan penelitian yang digeneralisasikan untuk populasi. Kemudian pencarian sampel berstrata dengan rumus alokasi proporsional yaitu :
ni
=��� .
Sub Bag Tata Usaha dan Kepegawaian = 53
154
�
61 = 21
Sub Bagian Keuangan = 10
154
�
61 = 4
Seksi Program = 13
154
�
61 = 5
Seksi Data dan Informasi = 14
154
�
61 = 6
Seksi Penyelenggaraan = 10
154
�
61 = 4
Seksi Evaluasi = 11
154
�
61 = 4
Departemen TK = 20
154
�
61 = 7
Departemen PLB = 12
(31)
Divisi PPM
=
4154
�
61 = 2
Divisi TI dan Multimedia = 7
154
�
61 = 3
Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sub bagian tata usaha dan kepegawaian sebanyak 21 orang, sub bagian keuangan sebanyak 4 orang, seksi program sebanyak 5 orang, seksi data dan informasi sebanyak 6 orang, seksi penyelenggaraan sebanyak 4 orang, seksi evaluasi sebanyak 4 orang, depatemen TK sebanyak 8 orang, departemen PLB sebanyak 5 orang, divisi PPM sebanyak 2 orang, dan divisi TI dan multimedia sebanyak 3 orang.
E.
Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, sebab dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok-pokok permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Penentuan alat pengumpul data
Dalam suatu penelitian, data yang diperoleh harus sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang diteliti. Hal ini menuntut agar pengumpul data
(32)
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Angket (questioner)
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang di dalamnya terdiri dari sejumlah pernyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang di ketahui. Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket berstruktur atau disebut juga angket tertutup, yaitu alat pengumpul data berupa formulir yang harus diisi secara tertulis oleh sejumlah subjek agar mendapatkan tanggapan serta jawaban yang kita harapkan.
Dalam angket tertutup, alternatif jawaban sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan untuk masing-masing variabel, yaitu variabel X (peningkatan kemampuan kerja), dan variabel Y (motivasi kerja pegawai). Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:
1) Memudahkan responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan.
2) Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu yang cukup singkat.
3) Memudahkan penulis dalam menganalisis jawaban-jawaban yang telah diperoleh.
(33)
4) Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya, dan waktu.
b. Studi Kepustakaan (Bibliografi)
Dalam penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan (Bibliografi) karena studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan. Menurut Winarno Surakhmad (1985:61), mengemukakan bahwa :
Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalah, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan para ahli.
Dengan demikian yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
2. Penyusunan Alat Pengumpul Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan variabel yang akan diteliti yaitu, variabel X (peningkatan kemampuan kerja), dan variabel Y (motivasi kerja
(34)
pegawai), Menentukan indikator-indikator dari variabel-variabel yang akan diteliti.
b. Menyusun kisi-kisi instrumen yang dilengkapi dengan sub-sub indikator untuk digunakan sebagai acuan dalam pembuatan daftar pertanyaan/pernyataan.
c. Membuat daftar pernyataan disertai alternatif jawaban berdasarkan indikator variabelnya.
d. Menentukan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, dengan menggunakan skala Likert (Akdon, 2005:118) yang nilainya berkisar 1 – 5. Perincian nilai tersebut dapat dilihat pada tabel:
Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban
Bobot Nilai Peningkatan
Kemampuan Kerja (Variabel X)
Motivasi Kerja Pegawai (Variabel Y)
Selalu (SL) Selalu (SL) 5
Sering (SR) Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD) 3
Jarang (JR) Jarang (JR) 2
Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP) 1
3. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket
Tahap ini ditempuh setelah instrumen penelitian telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Tahap ini dilaksanakan dengan menyebarkan angket yang telah disusun ulang sesuai dengan kriteria validitas dan reliabilitas.
(35)
untuk digunakan dalam pengumpulan data pada populasi dan sampel yang sebenarnya.
F. Teknik Pengolahan Data
Mengolah data adalah salah satu langkah yang penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti.
Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seleksi angket
Setelah tahap pengumpulan data, selanjutnya dilakukan tahap penyeleksian data yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana angket yang sudah terkumpul layak dan dapat dianalisis serta dapat diolah lebih lanjut sebagai instrumen pengumpul data. Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan angket tersebut adalah:
a. Pengisian angket sesuai dengan petunjuk yang tercantum pada lembar petunjuk angket;
b. Seluruh pertanyaan/pernyataan dalam angket diisi dan tidak ada yang kosong;
(36)
2. Tabulasi Data
Pada tahap ini seluruh skor jawaban responden ditabulasikan ke dalam tabel-tabel yang akan berguna untuk perhitungan lebih lanjut.
3. Penerapan Data sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus statistik sesuai dengan karakteristik pendekatan penelitian dan juga didasarkan pada asumsi-asumsi teoritis yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Adapun langkah-langkahnya adalah :
a. Perhitungan dengan menggunakan teknik Weighted Means Score (WMS)
Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan, adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:
1) Menentukan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih 3) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap
pernyataan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan alternatif itu sendiri.
(37)
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap butir pertanyaan dalam bagian angket, dengan menggunakan rumus:
n x
X
Keterangan :
X = Nilai rata-rata skor responden
= Jumlah skor seluruh responden (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk masing-masing skala) n = Jumlah responden
Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut:
TABEL 3.7
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang Nilai Kriteria
4,01-5,00 Sangat Tinggi
3,01-4,00 Tinggi
2,01-3,00 Cukup Tinggi
1,01-2,00 Rendah
0,01-1,00 Sangat Rendah
TABEL 3.8
Kriteria Penafsiran Skor responden
Rata-Rata Bobot Item
4,01-5,00 SS (Selalu)
(38)
2,01-3,00 KD (Kadang- kadang)
1,01-2,00 JR (Jarang)
0,01-1,00 TP(Tidak Pernah)
b. Mengubah skor mentah menjadi skor baku
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel penelitian, menurut Akdon (2008: 178) menggunakan rumus:
Keterangan:
Ti = Skor simpangan baku
x = Rata-rata
Xi = Data skor dari masing-masing responden S = Simpangan baku
Adapun langkah langkah untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil.
2) Mencari nilai rentangan (R), dimana R = skor terbesar – skor terkecil.
s
x
X
T
ii
(39)
3) Mencari banyaknya kelas (BK), dimana BK = 1 + 3,3 log n (rumus sturgess)
4. Menentukan panjang kelas interval (i) yaitu rentangan (R) dibagi banyaknya kelas (BK)
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong 6. Mencari rata-rata dengan menggunakan rumus:
n xi fx
x
.7. Simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus:
) 1 .(
) (
. 2 2
N N fx fxi n s8. Mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan rumus:
c. Uji normalitas distribusi data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data mengunakan analisis parametik atau non parametik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus chi kuadrat sebagaimana rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 182) sebagai berikut:
s
x
X
T
i i
(40)
�2
= (� − � ) 2
Keterangan :
�2 = Chi Kuadrat
= frekuensi hasil pengamatan = Frekuensi yang diharapkan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R), dengan rumus, R = skor terbesar – skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (BK) dimana BK = 1 + 3,3 log n (rumus sturgess)
4) Menentukan panjang kelas interval (i) yaitu rentangan (R) dibagi banyaknya kelas (BK)
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong 6) Mencari rata-rata dengan menggunakan rumus:
n xi fx
x
.(41)
) 1 .(
) (
. 2 2
N N
fx fxi
n s
8) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri dikurangi 0,5 dan skor kanan ditambah 0.5
9) Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
Keterangan :
X = Batas kelas distribusi
X = Skor batas kelas distribusi S = Simpangan baku
10)Mencari luas O – Z dari daftar F
11)Mencari luas setiap interval dengan cara mengurangkan angka-angka O – Z
12)Mencari frekuensi yang diharapkan (fe/ frekuensi teoritis) diperoleh dengan cara mengalikan luas interval dengan n tiap kelas interval dengan n tiap kelas interval (fi) pada tabel distribusi frekuensi
13)Mencari chi-kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan
14)Membandingkan �2
hitung dengan �2tabel.
s X X
(42)
G. Menguji Hipotesis Penelitian 1. Uji Koefisien Korelasi
Setelah melakukan uji normalitas pendistribusian data, maka langkah selanjutnya dilakukan uji korelasi, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kontribusi antara variabel X terhadap variabel Y. Uji korelasi ini pun berfungsi untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai seberapa besar kontribusi peningkatan kemampuan kerja (variabel X) terhadap motivasi kerja pegawai (variabel Y).
Metode yang digunakan dalam pengujian korelasi ini adalah korelasi Pearson Product Moment (PPM), karena distribusi data kedua variabel normal.
Untuk menentukan derajat korelasi antara variabel X dengan variabel Y, maka dilakukanlah uji koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM),:
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n r i i i i i i i xyMenafsirkan koefisien korelasi berdasarkan tabel penafsiran korelasi seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2006) sebagai berikut :
Tabel 3.9
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan
(43)
2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui persentase kontribusi variabel X (Peningkatan Kemampuan Kerja) terhadap variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai). Dengan mengetahui koefisien determinasi dapat diketahui tingkat determinan suatu variabel terhadap variabel yang lain. Caranya adalah dengan mengkuadratkan koefisien yang ditemukan dan mengalikannya dengan 100% (Sugiyono, 2005:215; Hasan, 2002:112-113) seperti pada rumus berikut :
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi yang dicari r = Nilai koefisien korelasi
3. Uji analisis signifikasi
Menguji signifikasi koefisien korelasi yang berfungsi mencari makna hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Seperti yang dikemukakan
>0,75 – 0,99 Sangat kuat
>0,50 – 0,75 Kuat
>0,25 – 0,50 Cukup >0 – 0,25 Sangat Lemah
(44)
oleh Sugiyono dan Hadi (2005: 188) adalah mengemukakan rumus sebagai berikut:
2 r 1
2 n r t
Keterangan :
t hitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah responden
Aturan keputusan dengan menggunakan uji t student dengan signifikasi 95% adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
b. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Ha adalah hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y
Ho adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y.
4. Analisis Koefisien Regresi
Akdon (2005 : 197) memaparkan bahwa “Regresi atau peramalan adalah
(45)
mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan. Supaya tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang yang akan terjadi. Jadi regresi mengungkapkan tentang keingintahuan apa yang akan terjadi di masa depan untuk memberikan kontribusi menentukan keputusan
yang lebih baik”.
Dengan demikian analisis regresi digunakan untuk memprediksi sejauh mana nilai varian pada variabel Y (motivasi kerja pegawai) dipengaruhi oleh nilai varian pada variabel X (peningkatan kemampuan kerja). Rumus yang digunakan adalah rumus regresi linear sederhana (Sugiyono, 2005:237-239)
bX a
Y
Keterangan :
Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. A = Harga Y bila X=0 (harga konstan)
(46)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus :
bX Y
a atau
22 2 i i i i i i i X X n Y X X X Y a x y s s r
b atau
i
i i i i i n n b 2
(47)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Kontribusi peningkatan kemampuan kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat dikatakan tinggi dengan rata-rata skor sebesar 3,58.
Hal tersebut mengambarkan bahwa upaya peningkatan kemampuan kerja yang dilakukan oleh para pegawai telah dilakukan dengan cukup baik, hal tersebut terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan kerja melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan, maupun dalam pengawasan internal telah dilaksanakan dengan sangat baik.
2. Motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat dikatakan
sangat tinggi dengan rata-rata skor sebesar 4,45. Ini berarti bahwa motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari dorongan yang menjadikan mereka bekerja lebih baik, senang berprestasi, mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan, menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, memanfaatkan fasilitas yang ada dengan baik, aktualisasi diri para pegawainya dalam meningkatkan kinerja. Hal inilah yang menjadi ukuran bahwa motivasi kerja pegawai di
(48)
lingkungan PPPPTK TK dan PLB Bandung berada dalam kategori sangat baik.
3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai memiliki korelasi sebesar 0,27, dengan determinasi atau daya kontribusi peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 7,43%, sedangkan sisanya dikontribusikan oleh faktor-faktor lain di luar variabel X, yang bersumber dari budaya kerja, iklim oraganisasi, kepemimpinan, sistem kompensasi, dan lain-lain yang turut menentukan tingkat motivasi kerja.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan pada dasarnya peningkatan kemampuan kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung sudah baik, begitu pula dengan motivasi kerjanya sudah terlihat baik. Namun demikian perlu adanya upaya agar peningkatan kemampuan kerja pegawai lebih ditingkatkan lagi, jangan puas dengan keadaan yang sekarang ini, dan hal tersebut akan memicu kepada motivasi kerja agar lebih baik lagi. Adapun rekomendasi dari penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagi pimpinan
a. Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja para pegawai, karena menurut penelitian yang telah dilakukan, pengawasan yang dilakukan oleh lembaga sudah cukup tinggi sehingga akan lebih baik lagi apabila pengawasan tersebut lebih di tingkatkan lagi dengan cara
(49)
merekomendasikan perbaikan pada pegawai yang melakukan kekeliruan dalam tugas, menilai hasil pekerjaan pegawai dari laporan tertulis yang diserahkan, menyarankan untuk menekan anggaran bila terjadi pemborosan, sehingga berdampak pada motivasi kerja yang lebih baik pula.
b. Mengoptimalkan fungsi dari evaluasi kerja setelah pekerjaan terselesaikan, karena dari penelitian tersebut di ketahui bahwa indikator tentang evaluasi kerja skor nya masih rendah. Hal- hal yang perlu dilaksanakan menurut penulis adalah dengan memberikan saran pada pegawai untuk membuat catatan pribadi tentang tugas yang diselesaikannya, dan menuliskan hambatan-hambatan yang dialami selama mengerjakan tugas tersebut. Dengan mengevaluasi hasil pekerjaan, kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pekerjaan tersebut. Hal ini memungkinkan agar tidak terulang kembali kesalahan pada pekerjaan yang selanjutnya.
c. Meningkatkan jalinan hubungan dengan para pegawainya dengan baik menjadi lebih baik lagi, dan tentunya dalam batas koridor kepemimpinan sehingga kewibawaan tetap terjaga. Hal ini dimaksudkan agar pegawai tidak terbebani dengan pekerjaan yang dikerjakannya, sehingga dalam melaksanakan tugasnya, pegawai merasakan rasa kekeluargaan antara pegawai dengan pimpinan.
(50)
2. Bagi pegawai
a. Tetap terus berusaha meningkatkan kemampuan kerjanya agar dapat menjalankan tugasnya dengan mudah dan baik, karena Ilmu pengetahuan setiap hari akan berubah mengikuti perkembangan zaman, yaitu dengan menanamkan semangat dalam diri untuk bisa lebih maju melebihi orang lain serta terus memperbaiki diri kearah yang lebih baik, dan terus menerus belajar dengan cara membaca buku, mengikuti pelatihan-pelatihan diluar, ataupun melanjutkan jenjang studi yang lebih tinggi.
b. Pertahankan motivasi kerja yang sudah baik, bahkan lebih bagus lagi pegawai meningkatkan motivasi kerjanya, dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik bagi kelangsungan organisasi.
c. Para pegawai dianjurkan untuk melanjutkan studi atau mengikuti pendidikan yang sesuai dengan tuntutan jabatan, yang diperlukan demi kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya, bahan yang akan dijadikan penelitian harus variabel yang tidak penulis teliti,seperti budaya kerja, sehingga akan menjadikan bahan pertimbangan bagi lembaga untuk mengembangkan dari hasil penelitian tersebut.
b. Jika ada yang ingin meneliti kembali mengenai indikator ini sebaiknya peneiliti memperhatikan hal berikut. Dikarenakan kontribusi yang terjadi termasuk dalam kategori cukup maka
(51)
sebaiknya ditelaah lebih dalam mengenai peningkatan kemampuan dan motivasi kerja yang terjadi di lembaga tersebut sehingga terjadi suatu hubungan yang kuat.
(52)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Anggapan Dasar... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Paradigma Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Pengembangan Kemampuan ... 10
1. Pengertian ... 10
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan. ... 12
3. Tujuan Pengembangan ... 13
4. Jenis-jenis Pengembangan ... 16
5. Metode Pengembangan ... 16
6. Peranan lembaga dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja ... 18
(53)
B. Motivasi Kerja ... 22
1. Pengertian ... 22
2. Teori Motivasi ... 23
a. Menurut Maslow ... 23
b. Menurut Fraderick Herzberg ... 26
3. Indikator Motivasi Kerja ... 27
a. Prestasi kerja ... 27
b. Kedisiplinan ... 28
c. Semangat kerja ... 29
d. Lingkungan kerja ... 30
e. Fasilitas ... 30
f. Aktualisasi diri... 31
g. Persuasi diri ... 31
C. Kerangka Berfikir……….. ... 32
D. Hipotesis ... 33
BAB III METODOGI PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian ... 35
1. Metode Deskriptif ... 36
2. Pendekatan Kuantitatif ... 36
3. Studi Kepustakaan ... 37
B. Definisi Operasional ... 38
C. Instrumen Penelitian ... 40
1. Kisi-kisi instrumen ... 40
2. Uji coba instrumen ... 41
D. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ... 48
1. Lokasi Penelitian ... 48
2. Populasi Penelitian ... 48
3. Sampel Penelitian ... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ... 54
(54)
2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 56
3. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket ... 57
F. Teknik Pengolahan Data ... 57
G. Menguji Hipotesis Penelitian ... 64
1. Uji koefisien korelasi ... 64
2. Uji koefisien determinasi ... 65
3. Uji analisis signifikasi ... 66
4. Analisis koefisien regresi ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Analisis Angket Penelitian ... 69
1. Deskripsi angket penelitian ... 69
2. Seleksi angket ... 69
3. Klasifikas data ... 70
B. Hasil Pengolahan Data ... 70
1. Kecenderungan umum (skor rata-rata) responden ... 70
2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku... 77
3. Uji normalitas distribusi data ... 81
4. Analisis korelasi ... 84
5. Koefisien determinasi ... 85
6. Uji signifikasi ... 85
7. Analisis regresi linear sederhana ... 86
C. Pembahasan Hasil Pengolahan ... 87
1. Upaya peningkatan kemampuan kerja di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 88
2. Gambaran motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 91
3. Kontribusi peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 93
(55)
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Rekomendasi ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(56)
(1)
100
sebaiknya ditelaah lebih dalam mengenai peningkatan kemampuan dan motivasi kerja yang terjadi di lembaga tersebut sehingga terjadi suatu hubungan yang kuat.
(2)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Anggapan Dasar... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Paradigma Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Pengembangan Kemampuan ... 10
1. Pengertian ... 10
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan. ... 12
3. Tujuan Pengembangan ... 13
4. Jenis-jenis Pengembangan ... 16
5. Metode Pengembangan ... 16
6. Peranan lembaga dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja ... 18
(3)
B. Motivasi Kerja ... 22
1. Pengertian ... 22
2. Teori Motivasi ... 23
a. Menurut Maslow ... 23
b. Menurut Fraderick Herzberg ... 26
3. Indikator Motivasi Kerja ... 27
a. Prestasi kerja ... 27
b. Kedisiplinan ... 28
c. Semangat kerja ... 29
d. Lingkungan kerja ... 30
e. Fasilitas ... 30
f. Aktualisasi diri... 31
g. Persuasi diri ... 31
C. Kerangka Berfikir……….. ... 32
D. Hipotesis ... 33
BAB III METODOGI PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian ... 35
1. Metode Deskriptif ... 36
2. Pendekatan Kuantitatif ... 36
3. Studi Kepustakaan ... 37
B. Definisi Operasional ... 38
C. Instrumen Penelitian ... 40
1. Kisi-kisi instrumen ... 40
2. Uji coba instrumen ... 41
D. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ... 48
1. Lokasi Penelitian ... 48
2. Populasi Penelitian ... 48
3. Sampel Penelitian ... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ... 54
(4)
2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 56
3. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket ... 57
F. Teknik Pengolahan Data ... 57
G. Menguji Hipotesis Penelitian ... 64
1. Uji koefisien korelasi ... 64
2. Uji koefisien determinasi ... 65
3. Uji analisis signifikasi ... 66
4. Analisis koefisien regresi ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Analisis Angket Penelitian ... 69
1. Deskripsi angket penelitian ... 69
2. Seleksi angket ... 69
3. Klasifikas data ... 70
B. Hasil Pengolahan Data ... 70
1. Kecenderungan umum (skor rata-rata) responden ... 70
2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku... 77
3. Uji normalitas distribusi data ... 81
4. Analisis korelasi ... 84
5. Koefisien determinasi ... 85
6. Uji signifikasi ... 85
7. Analisis regresi linear sederhana ... 86
C. Pembahasan Hasil Pengolahan ... 87
1. Upaya peningkatan kemampuan kerja di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 88
2. Gambaran motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 91
3. Kontribusi peningkatan kemampuan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung ... 93
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Rekomendasi ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(6)