PROFIL RESILIENSI PADA SISWA PENERIMA BANTUAN KHUSUS MURID (BKM) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING.

(1)

No. Daftar. 227/PPB/S/2014

PROFIL RESILIENSI PADA SISWA PENERIMA BANTUAN

KHUSUS MURID (BKM) SERTA IMPLIKASINYA

TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh Mutiana Widianti

1000579

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PROFIL RESILIENSI PADA SISWA PENERIMA BANTUAN KHUSUS MURID (BKM) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BIMBINGAN DAN

KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Mutiana Widiamti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mutiana Widianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Nopember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN MUTIANA WIDIANTI

PROFIL RESILIENSI PADA SISWA PENERIMA BANTUAN KHUSUS MURID (BKM) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dra. Hj. S. W. Indrawati, M.Pd., M.Si. NIP 19501010 198002 2 001

Pembimbing II

Dra. Chandra Affiandari, M.Pd. NIP 19570611 198609 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP 19600501 198603 1 004


(4)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Mutiana Widianti (1000579). Profil Resiliensi Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014).

Resiliensi berbeda setiap siswa, terutama bagi mereka dengan hambatan yang menunjang keberlangsungan pendidikannya. Salah satunya ialah siswa dengan keterbatasan ekonomi yang dalam penelitian ini ialah siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran profil resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 dan menyusun rancangan rencana pelaksanaan layanan yang diduga tepat untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan angket yang disusun dengan menurunkan langsung dari teori mengenai Resiliensi yang dikemukakan oleh Reivich dan Shatté. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran umum resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) sebagian besar adalah berada pada kriteria rata-rata, artinya siswa telah memiliki kemampuan yang cukup memadai dalam mencegah, menghadapi dan menghilangkan dampak-dampak negatif yang dapat merugikannya. Kriteria di atas rata-rata artinya siswa telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang adversif, sudah mampu belajar memperkuat diri untuk mengubah kondisi adversif menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi. Adapun siswa yang termasuk ke dalam kriteria di bawah rata-rata, artinya siswa kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang adversif, kemudian menjadi prioritas layanan yang kemudian diberikan layanan melalui bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Rekomendasi bagi guru bimbingan dan konseling ialah dapat digunakannya rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka sebagai bagian dari program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka.


(5)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Mutiana Widianti (1000579). Resiliency Profiles of Students Receiving Bantuan Khusus Murid (BKM) and the Implications on Guidance and Counseling (A Descriptive Study of Students Receiving Bantuan Khusus Murid in State Senior Secondary School (SMAN) 1 Cimalaka, School Year 2013/2014).

Resiliency is different from one student to another, ultimately for those who have obstacles in the continuity of their education. One of such students is economically disadvantaged student, which in this research is specified as students receiving Special Assistance for Students (Bantuan Khusus

Murid/BKM). The research aimed to gain resiliency profiles of students

receiving Special Assistance for Students in State SMA 1 Cimalaka school year 2013/2014 and design a plan for service implementation assumed to be appropriate to develop the resiliency of students receiving Special Assistance for Students in State SMA 1 Cimalaka school year 2013/2014. The research design used in this research was quantitative approach with descriptive method. Meanwhile, the instrument used was questionnaire directly derived from the theory of Resiliency put forward by Reivich dan Shatté. Research results reveal that in general the resiliency of students receiving Special Assistance for Students was in the category of average meaning that students had appropriate abilities in preventing, coping with, and eliminating the negative-disadvantageous impacts. The criteria of above average means that students had been able to adjust with an adverse environment, to learn to strengthen themselves in order to change the adverse condition into a normal situation to be coped with. Meanwhile, those who were categorized under the criteria of below average were students who were not fully able to adjust with an adverse environment, who became the service priority to be provided with classical guidance and group guidance. Recomendations for guidance and counseling teachers are able to use the draft implementation plan guidance and counseling services to develop student resilience BKM receiver in State SMA 1 Cimalaka as pasrt of a programe of guidance and counseling in State SMA 1 Cimalaka.


(6)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...8

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II RESILIENSI, SISWA PENERIMA BKM, BIMBINGAN DAN KONSELING 2.1 Konsep Dasar Resiliensi ...9

2.2 Konsep Dasar BKM ...20

2.3 Resiliensi Siswa Penerima BKM ...23

2.4 Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling ...26

2.5 Bimbingan untuk Mengembangkan Kemampuan Resiliensi ...31

2.6 Temuan-temuan dan Penelitian Terdahulu ...35


(7)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian ...38

3.2 Partisipan ...39

3.3 Populasi dan Sampel ...39

3.4 Instrumen Penelitian ...40

3.5 Prosedur Penelitian ...48

3.6 Analisis Data ...49

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ...50

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...67

4.3 Rancangan Hipotetik Layanan Bimbingan untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...82

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ...90

5.2 Rekomendasi ...91

DAFTAR PUSTAKA ...92

LAMPIRAN ...95 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(8)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyebaran Populasi dan Sampel Penelitian ...39 Tabel 3.2 Pola Skor Pilihan Alternatif Respon ...42 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

(Sebelum Uji Kelayakan) ...42 Tabel 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Berdasarkan Penilaian Pakar ...43 Tabel 3.5 Hasil Penimbangan Angket Resiliensi Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...45 Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 (Setelah Uji Kelayakan) ...46 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...48 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...49 Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas Instrumen ...49


(9)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Makna Kriteria Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...51 Tabel 4.1 Gambaran Umum Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA

Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...53 Tabel 4. 2 Gambaran Umum Pencapaian per-Aspek Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...55 Tabel 4.3 Gambaran Umum Aspek Regulasi Emosi Siswa Penerima BKM

di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...55 Tabel 4.4 Gambaran Umum Aspek Impulse Control Siswa Penerima BKM

di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...57 Tabel 4.5 Gambaran Umum Aspek Optimisme Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...59 Tabel 4.6 Gambaran Umum Aspek Empati Siswa Penerima BKM di SMA

Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...60 Tabel 4.7 Gambaran Umum Aspek Analisis Sebab Akibat Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...62 Tabel 4.8 Gambaran Umum Aspek Self Efficacy Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...63 Tabel 4.9 Gambaran Umum Aspek Reaching Out Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...64 Tabel 4.10 Data Kebutuhan Layanan Siswa Penerima BKM di SMA Negeri

1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...84 Tabel 4.11 Data Prioritas Materi Layanan Bimbingan Berdasarkan Aspek


(10)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...95 Lampiran 2. Data Hasil Penyebaran Instrumen Resiliensi Siswa Penerim

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...98 Lampiran 3. Data Hasil Pengolahan Validitas Menggunakan SPSS ...100 Lampiran 3. Data Hasil Penyebaran Instrumen Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 setelah di Validasi ...100 Lampiran 4. Hasil Pengolahan Instrumen setelah di Validasi dan Kriteria

per-Aspek ...103 Lampiran 5. Hasil Pengolahan Kriteria per-Aspek Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...105


(11)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 6. Hasil Judgment Instrumen ...107 Lampiran 7. Penilaian Validasi Rancangan Layanan Bimbingan untuk

Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...110 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling ...116 Lampiran. 9. Lembar Bimbingan Skripsi Mahasiswa ...151 Lampiran 10. Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ...155 Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian ...156


(12)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...8

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II RESILIENSI, SISWA PENERIMA BKM, BIMBINGAN DAN KONSELING 2.1 Konsep Dasar Resiliensi ...9

2.2 Konsep Dasar BKM ...20

2.3 Resiliensi Siswa Penerima BKM ...23

2.4 Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling ...26

2.5 Bimbingan untuk Mengembangkan Kemampuan Resiliensi ...31

2.6 Temuan-temuan dan Penelitian Terdahulu ...35


(13)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian ...38

3.2 Partisipan ...39

3.3 Populasi dan Sampel ...39

3.4 Instrumen Penelitian ...40

3.5 Prosedur Penelitian ...48

3.6 Analisis Data ...49

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ...50

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...67

4.3 Rancangan Hipotetik Layanan Bimbingan untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...82

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ...90

5.2 Rekomendasi ...91

DAFTAR PUSTAKA ...92

LAMPIRAN ...95 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(14)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyebaran Populasi dan Sampel Penelitian ...39 Tabel 3.2 Pola Skor Pilihan Alternatif Respon ...42 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

(Sebelum Uji Kelayakan) ...42 Tabel 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Berdasarkan Penilaian Pakar ...43 Tabel 3.5 Hasil Penimbangan Angket Resiliensi Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...45 Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 (Setelah Uji Kelayakan) ...46 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...48 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...49 Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas Instrumen ...49


(15)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Makna Kriteria Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...51 Tabel 4.1 Gambaran Umum Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA

Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...53 Tabel 4. 2 Gambaran Umum Pencapaian per-Aspek Resiliensi Siswa

Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran

2013/2014 ...55 Tabel 4.3 Gambaran Umum Aspek Regulasi Emosi Siswa Penerima BKM

di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...55 Tabel 4.4 Gambaran Umum Aspek Impulse Control Siswa Penerima BKM

di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...57 Tabel 4.5 Gambaran Umum Aspek Optimisme Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...59 Tabel 4.6 Gambaran Umum Aspek Empati Siswa Penerima BKM di SMA

Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...60 Tabel 4.7 Gambaran Umum Aspek Analisis Sebab Akibat Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...62 Tabel 4.8 Gambaran Umum Aspek Self Efficacy Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...63 Tabel 4.9 Gambaran Umum Aspek Reaching Out Siswa Penerima BKM di

SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...64 Tabel 4.10 Data Kebutuhan Layanan Siswa Penerima BKM di SMA Negeri

1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...84 Tabel 4.11 Data Prioritas Materi Layanan Bimbingan Berdasarkan Aspek


(16)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...95 Lampiran 2. Data Hasil Penyebaran Instrumen Resiliensi Siswa Penerim

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...98 Lampiran 3. Data Hasil Pengolahan Validitas Menggunakan SPSS ...100 Lampiran 3. Data Hasil Penyebaran Instrumen Resiliensi Siswa Penerima

BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 setelah di Validasi ...100 Lampiran 4. Hasil Pengolahan Instrumen setelah di Validasi dan Kriteria

per-Aspek ...103 Lampiran 5. Hasil Pengolahan Kriteria per-Aspek Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...105


(17)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 6. Hasil Judgment Instrumen ...107 Lampiran 7. Penilaian Validasi Rancangan Layanan Bimbingan untuk

Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 ...110 Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling ...116 Lampiran. 9. Lembar Bimbingan Skripsi Mahasiswa ...151 Lampiran 10. Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ...155 Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian ...156


(18)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Prestasi belajar siswa yang baik dan terus meningkat merupakan keinginan setiap individu. Siswa sekolah menengah dengan usia remajanya akan merasakan kebanggaan tersendiri saat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Kemampuan individu untuk meraih prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh kemampuannya dalam beradaptasi dan tetap mampu mengelola dirinya walaupun dalam situasi yang sulit. Kemampuan tersebut dikenal dengan istilah resiliensi atau daya lentur. Tidak jauh berbeda halnya ketika individu mengalami tekanan-tekanan baik dalam kehidupan akademiknya, sosialnya ataupun karirnya, individu tersebut harus tetap teguh atau bertahan dalam situasi-situasi sulit walaupun kemampuan teguh atau bertahan akan sulit untuk dimiliki oleh semua individu.

Siswa sekolah menengah merupakan individu yang termasuk ke dalam usia remaja. Tugas remaja usia sekolah yang utama ialah belajar guna menjadi remaja yang memiliki masa depan cerah untuk kehidupan yang lebih baik. Remaja merupakan masa individu mengalami transisi dari anak-anak menuju dewasa sehingga dibutuhkan pendukung yang baik dari dirinya maupun dari luar dirinya. Belajar merupakan tugas individu sebagai siswa, sehingga dibutuhkan keterampilan belajar yang baik agar mampu berkembang dengan optimal dalam setiap aktivitas belajarnya. Remaja dengan segudang kegiatan terkadang mengalami kesulitan dalam aktivitas belajarnya, seperti keterampilan belajar yang kurang sesuai dengan kemampuan siswa dalam aktivitas belajar yang dilakukannya, kurang sesuai dengan karakteristik siswa di mana setiap individu itu berbeda-beda sehingga dibutuhkan gaya belajar yang berbeda-beda pula, atau bahkan karena rendahnya ekonomi keluarga sehingga menjadi sebuah hambatan tersendiri bagi remaja tersebut untuk menjadi remaja berprestasi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Keterbatasan ekonomi saat ini menjadi pemandangan


(19)

2

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biasa di mana banyak anak atau remaja usia sekolah yang justru mengalami putus sekolah.Muklis (2012) menyebutkan bahwa:

Program wajib belajar 9 tahun dicanangkan pada tahun 1994 yang merupakan kelanjutan dari program wajib belajar 6 tahun. Sejak tahun 1984, tepatnya pada masa Menteri Pendidikan Nugroho Notususanto pendidikan wajib belajar 9 tahun sudah ditetapkan, namun pada waktu itu pendidikan belum dapat dinikmati oleh seluruh anak Indonesia, sebab akses ekonomi masyarakat Indonesia belum mencukupi untuk bisa mengenyam pendidikan secara komplit.

Wajib belajar yang telah dicanangkan sejak lama namun terhalang oleh ekonomi yang pada saat itu belum mencukupi, untuk selanjutnya dapat terwujud. Berdasarkan data tersebut seharusnya anak bangsa Indonesia memiliki peluang besar untuk melanjutkan dan mengenyam pendidikan di jenjang sekolah menengah tingkat pertama, namun kenyataanya berbeda. Bagaimana anak bangsa akan mencapai cita-cita, meraih mimpi, mewujudkan asa dan harapan jika mereka tidak memperoleh pendidikan yang layak dengan salah satu kendalanya ialah faktor ekonomi yang mana remaja merasa tidak mampu untuk membayar biaya pendidikan.

Adapun bantuan pemerintah seperti Bantuan Khusus Murid yang untuk selanjutnya disebut BKM bagi mereka yang mengalami keterbatasan ekonomi namun ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dalam hal ini dari jenjang sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas. Menurut Panduan Pelaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) Jenjang Pendidikan Menengah

(Dekonsentrasi) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan (2012) dijelaskan bahwa :

Bantuan Khusus Murid berdasarkan Panitia Pelaksana BKM Dikmen (Pendidikan Menengah) 2012 bertujuan untuk memberi peluang bagi lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dari keluarga kurang mampu untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah, mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan, dan meringankan biaya pendidikan siswa kurang mampu. Sasaran dari Bantuan Khusus Murid ini dialokasikan melalui dana dekonsentrasi adalah untuk SMK sebanyak 345.709 siswa dan untuk SMA sebanyak 380.290 siswa yang


(20)

3

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana alokasi pada Dinas Pendidikan Provinsi sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) masing-masing.

Adanya pendidikan gratis di jenjang sekolah menengah tingkat pertama menjadi sebuah kesempatan bagus bagi remaja yang kurang mampu dalam membayar biaya pendidikan. Hal tersebut tentu tidak berlaku bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya yaitu sekolah menengah atas namun mengalami kesulitan dalam hal ekonomi, karena ketika mengenyam pendidikan di sekolah menengah pertama mendapat biaya pendidikan gratis, tetapi ketika ingin melanjutkan ke sekolah menengah atas biaya pendidikan tidak lagi gratis. BKM ini yang menjadi salah satu program pemerintah dalam membantu generasi penerus bangsa yang ingin tetap bersekolah walaupun mengalami hambatan dalam bidang ekonomi. BKM merupakan bantuan dari pemerintah untuk siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang diberikan setiap bulan. Untuk mendapatkan BKM ini siswa harus melengkapi persyaratan termasuk persyaratan yang ditujukan kepada sekolah penerima BKM. Bantuan yang diberikan oleh BKM kepada siswa ialah sebesar Rp 65.000,00 melalui rekening siswa atau sekolah. Bagi mereka yang menerima bantuan BKM tentu tetap mengalami hambatan dalam menggapai cita-citanya karena kebutuhan usia remaja sangat beragam. Kebutuhan yang tidak sedikit dengan keadaan yang tidak sesuai harapan membuat siswa harus mampu menerima keadaan dirinya.

Berkaitan dengan remaja dan keterbatasan ekonomi, adapun penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa keterbatasan ekonomi atau hambatan dalam bidang ekonomi ini dapat mempengaruhi daya lentur (resiliensi) pada remaja termasuk siswa sekolah menengah. Seperti yang disebutkan oleh Zahra (2011) bahwa siswa SMP Terbuka dengan latar belakang ekonomi keluarga menengah ke bawah yang memiliki hambatan jarak tempuh menuju sekolah dan tidak tertampung di sekolah-sekolah negeri seringkali mengalami peristiwa-peristiwa yang menimbulkan emosi negatif atau yang sering lebih dikenal dengan istilah

adversitas yang mana hal tersebut merupakan penyebab resiliensi yang rendah


(21)

4

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa SMA di daerah pesisir secara umum memiliki resiliensi yang tergolong sedang sampai tinggi. Pulungan (2012) juga menyebutkan aspek yang tergolong pada tingkat resiliensi yang tinggi pada siswa SMA ialah emotion regulation,

reaching out, dan optimisme, sedangkan untuk tingkat resiliensi yang sedang ialah

aspek impulse control, causal analysis, empathy, dan self efficacy. Aspek-aspek rsiliensi yaitu regulasi emosi, reaching out, impulse control, self efficacy, causal

analysis, optimisme, dan empati, merupakan faktor-faktor dalam kemampuan

resiliensi individu. Secara umum, remaja yang mengalami keterbatasan ekonomi harus mampu menerima keadaan dirinya terlebih dahulu untuk terus melangkah mencapai cita-citanya. Penerimaan diri yang positif membuat siswa mampu untuk tetap menjalani kehidupannya walaupun sulit. Menurut Izzati dan Waluya (2012, hlm. 69) “Individu yang memiliki penerimaan diri berarti telah menjalani proses yang menghantarkan dirinya pada pengetahuan dan pemahaman tentanng dirinya sehingga dapat menerima dirinya secara utuh dan bahagia”. Penerimaan diri yang positif inilah yang harus dimiliki oleh siswa karena masih banyak hambatan atau tekanan-tekanan lain yang harus dikalahkan oleh siswa dan kemampuan untuk tetap teguh dalam berbagai tekanan itulah yang disebut resiliensi yang mana resiliensi ini akan berbeda setiap individunya.

Manusia merupakan individu yang diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki potensi atau kekuatan-kekuatan pada dirinya agar mampu menjadi pribadi yang berguna baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Individu dalam memahami dan mengembangkan kekuatan yang dimilikinya sebaiknya memiliki kepribadian yang sehat seperti yang dikemukakan oleh Yusuf, dan Nurihsan (2011, hlm. 12) yaitu “mampu menilai diri secara realistik; mampu menilai situasi secara realistik; mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; menerima tanggung jawab; memandirian; dapat mengontrol emosi; berorientasi tujuan; berorientasi keluar; penerimaan sosial; memiliki filsafat hidup; berbahagia”. Dimilikinya kepribadian yang sehat, kekuatan atau potensi yang dimilikinya pun akan dapat dikembangkan dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal.


(22)

5

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman yang baik akan kekuatan personal yang dimilikinya, akan menentukan keberhasilan dalam pengembangan kekuatan yang dimiliki individu tersebut. Selain pemahaman diri yang baik untuk memiliki kepribadian yang sehat, dukungan sosial pun dibutuhkan oleh siswa. Hal tersebut diungkapkan oleh Seswita (2013) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi individu yang kemudian dihubungakan dengan stress akademik yang dialami oleh mahasiswa perantau. Dukungan sosial yang positif dari lingkungan turut membantu mengurangi stress akademik dan meningkatkan resiliensi individu sehingga adanya keseimbangan antara akademik, pribadi, sosial dan karir dalam hal ini masa depan atau kehidupan yang lebih baik. Stres akademik tidak hanya dialami oleh mahasiswa saja, melainkan oleh siswa di jenjang apapun, dan oleh karena itu Bimbingan dan Konseling di sekolah menurut Yusuf dan Nurihsan (2010, hlm. 13) secara umum bertujuan agar individu dapat:

merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Melihat tujuan dari Bimbingan dan Konseling tersebut, dalam penelitian ini resiliensi mencakup aspek pribadi, sosial, akademik, dan karir siswa yang mana apabila siswa penerima BKM memiliki resiliensi rendah akan berpengaruh pada keempat aspek tersebut. Bimbingan dan Konseling memiliki berbagai fungsi, yaitu pemahaman, preventif, pengembangan, penyembuhan, penyaluran, adaptasi, dan penyesuaian. Siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka merupakan siswa yang memang membutuhkan bantuan dalam bidang ekonomi. Adapun penelitian mengenai BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka yang dilakukan oleh Sandra (2013) bahwa keterbatasan ekonomi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar yang tentu juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Keberadaan


(23)

6

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BKM ini membantu siswa untuk meringankan beban ekonomi yang dimilikinya sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

Siswa-siswa penerima BKM juga memiliki hambatan lain dalam kehidupan sosialnya dikarenakan keterbatasan ekonomi. Siswa penerima BKM harus lebih pandai dalam mengelola dana BKM karena kebutuhannya pun tidak sedikit, terlebih di usia remaja yang mana individu berkeinginan untuk menampilkan diri. Hambatan lain yang muncul ialah seperti jarak dari rumah ke sekolah yang jauh yang memungkinakan siswa untuk mengeluarkan biaya transportasi lebih mahal. Hambatan-hambatan tersebut yang kemudian menuntut siswa penerima BKM untuk lebih pandai mengelola dirinya sehingga mampu mempertahankan resiliensinya agar tetap kuat atau bahkan meningkatkannya. Bimbingan dan Konseling dalam penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan, yaitu guru Bimbingan dan Konseling senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa yang mana dalam hal resiliensi dibutuhkan upaya bimbingan dan konseling agar siswa penerima BKM memiliki resiliensi yang kuat sehingga mampu menyelesaikan hambatan-hambatan yang dialaminya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan diarahkan kepada suatu permasalahan yang diberi judul “Profil Resileinsi Siswa Penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta Implikasinya terhadap Bimbingan dan

Konseling” yang merupakan Studi Deskriptif terhadap Siswa Penerima Bantuan

Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini akan menelaah resiliesnsi yang dilihat dari konsepnya merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh individu dalam menjalani hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun eksternal. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang muncul ialah


(24)

7

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa penerima BKM memiliki resiliensi yang kurang berkembang sehingga menghambat pencapaian cita-citanya.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran umum profil resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014?

2) Bagaimana rancangan layanan bimbingan yang diduga tepat untuk

mengembangkan resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai profil resiliensi siswa penerima BKM serta Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014. Secara rinci, penelitian ini bertujuan untuk :

1) Memperoleh gambaran profil resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014.

2) Menyusun rancangan layanan bimbingan yang diduga tepat untuk

mengembangkan resiliensi siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1) Secara Teoritis

Proses pengembangan ilmu pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling yang lebih mengarah pada layanan untuk mengembangkan resiliensi pada siswa.


(25)

8

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti untuk membantu mengembangkan resiliensi agar siswa mampu memiliki kemampuan beradaptasi yang positif.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN yang mengungkapkan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Stuktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA yang mengungkapkan Konsep Dasar Resiliensi, Konsep Dasar BKM, Resiliensi Siswa Penerima BKM, Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling, Bimbingan untuk Mengembangkan Keterampilan Resiliensi, Temuan-temuan Penelitian Terdahulu, dan Posisi Teoretis Peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN, yang akan mengungkapkan tentang Desain Penelitian, Partisipan, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, dan Analisis Data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN yang mengungkapkan tentang Deskripsi Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian, Rancangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI yang terdiri dari Simpulan, dan Rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sholehah (2009, hlm. 54) pendekatan kuantitatif ialah “suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik)”. Berdasarkan pendapat di atas, maka pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisaan hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. pendekatan ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh hasil data yang mengukur tingkat resiliensi siswa penerima BKM.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian deskriptif, yang mana merujuk pada pendapat Creswell, (2010, hlm. xv) yang menyebutkan bahwa “metode-metode dalam penelitian kuantitatif pada umumnya melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data, serta penulisan hasil-hasil penelitian”. Metode penelitian deskriptif analitik sendiri ialah suatu studi yang dilakukan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menganalisis, menyimpulkan serta menafsirkan data hasil penelitian. Hal tersebut merujuk pada ciri-ciri metode deskriptif yang dijelaskan oleh Surakhmad (1990:140), yaitu “memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah-masalah-masalah yang aktual; data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskandan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik)”. Penggunaan metode


(27)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian deskriptif analitik dalam penelitian ini sendiri bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai profil resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014.

3.2 Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI yang merupakan siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subjek dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini ialah sebanyak 68 siswa.

Sampel merupakan perwakilan atau bagian dari populasi penelitian. Penggunaan sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total atau keseluruhan dari populasi yaitu sebanyak 68 siswa. Berikut dijabarkan lebih rinci untuk populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu siswa SMA Negeri 1 Cimalaka yang merupakan penerima BKM pada tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 3.1

Penyebaran Populasi dan Sampel Penelitian

TAHUN AJARAN KELAS JUMLAH

2013/2014

X-1 4

X-2 4

X-3 4

X-4 4

X-5 4


(28)

40

X-7 4

X-8 4

X-9 4

X-10 4

XI-1 4

XI-2 4

XI-3 3

XI-4 3

XI-5 3

XI-6 3

XI-7 3

XI-8 3

XI-9 3

JUMLAH KESELURUHAN 68

Sumber : Data penerima BKM SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1. Definisi Operasional

Untuk mencegah munculnya bermacam-macam pengertian terhadap masalah yang diteliti serta variabelnya, terlebih dahulu akan dijelaskan secara operasional mengenai variabel penelitiannya.

1) Resiliensi

Definisi operasional dalam penelitian ini ialah kemampuan atau sikap yang harus dimiliki siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMA Negeri 1 Cimalaka untuk tetap beradaptasi dan tetap teguh dalam mengembangkan potensi dirinya di tengah keterbatasan ekonomi yang dimiliki yang mana resiliensi ini dibangun dari tujuh kemampuan yaitu regulasi emosi,

impuls control, optimisme, empati, analisis sebab akibat, self efficacy dan reaching out. Resiliensi ini dibangun dari tujuh kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang secara keseluruhan memiliki kemampuan tersebut dengan baik.


(29)

41

Bantuan Khusus Murid (BKM) dalam penelitian ini ialah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada siswa SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 dengan keterbatasan ekonomi sehingga dapat meringankan biaya pendidikannya. Bantuan Khusus Murid (BKM) merupakan salah satu bantuan dari pemerintah dalam hal pendidikan untuk jenjang pendidikan sekolah menengah. Tujuan dari BKM ini secara umum ialah sebagai salah satu langkah pemerintah untuk memberikan peluang bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan sederajat yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk mengikuti pendidikan selanjutnya yaitu di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bantuan pemerintah ini juga sebagai salah satu cara untuk mengurangi jumlah angka putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi yang ada di Indonesia atau membantu meringankan biaya pendidikan bagi anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Berdasarkan Panduan Pelaksanaan Tahun 2012 Bantuan Khusus Murid (BKM) Jenjang Pendidikan Menengah (Dekonsentrasi) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, pemanfaatan

dana Bantuan Khusus Murid (BKM) ini ialah “membantu siswa dalam mengikuti

pendidikan di sekolah untuk pembiayaan iuran bulanan sekolah dan/atau pembelian perlengkapan belajar siswa, dan/atau transportasi siswa ke sekolah”. Nilai BKM jenjang pendidikan menengah adalah sebesar Rp 65.000,00 (enam puluh lima ribu rupiah) per siswa per bulan. Tentu bukan nilai yang cukup apabila melihat biaya pendidikan yang semakin tinggi terlebih apabila bantuan tersebut juga digunakan untuk biaya transportasi menuju sekolah yang sangat mungkin bagi sebagian siswa bertempat tinggal cukup jauh dari sekolah.

3.4.2 Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket mengenai resiliensi yang diturunkan dari tujuh faktor kemampuan resiliensi. Penggunaan angket ini terdiri dari 54 pernyataan yang terdiri dari 40 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif dengan empat alternatif pilihan kemungkinan kesesuaian dengan siswa yaitu:


(30)

42

3.5.2 S : Sesuai

3.5.3 KS : Kurang Sesuai

3.5.4 STS : Sangat Tidak Sesuai

Setiap pilihan alternatif respon mengandung arti dan nilai seperti yang tertera di tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Pola Skor Pilihan Alternatif Respon

Pernyataan Skor Empat Pilihan Alternatif Respon

SS S TS STS

Favorable (+) 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4

Pengembangan instrumen dibutuhkan untuk membuat kisi-kisi alat pengumpul data yang dikembangkan dari variabel yang dalam penelitian ini ialah dikembangkan dari resiliensi yang diturunkan ke dalam tujuh kemampuan yang harus dimiliki oleh individu agar dapat resilein, yaitu, regulasi emosi, impulse

control, optimisme, empati, analisis sebab akibat, self efficacy dan reaching out. Berikut ini dijabarkan lebih rinci kisi-kisi instrumen yaitu dalam bentuk angket yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

(Sebelum Uji Kelayakan)

Aspek Indikator No. pernyataan

+ -

Regulasi emosi

Mampu tetap fokus saat ada pikiran-pikiran lain yang mengganggu

2,3 1 3

Mampu mengendalikan diri saat kesal


(31)

43

Mampu mengendalikan diri saat marah

7,8,9 3

Mampu mengendalikan diri saat cemas

10,11 12 3

Impulse control

Mampu mengendalikan keinginan yang menghambat belajar

13, 14 15 3

Mampu mengendalikan dorongan negatif

16 17,18 3

Mampu mengendalikan kesulitan dari dalam diri

19,20 21 3

Optimisme

Memiliki harapan akan masa depan 22,23 24 3

Percaya mampu mengatasi masalah-masalah yang muncul

25, 26, 27

3

Empati

Mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi orang lain

28, 30 29 3

Mampu merespon secara positif emosi yang tampak pada orang lain

31, 32 33 3

Analisis sebab akibat

Mampu mengidentifikasi sebab akibat dalam permasalahan

34,35 36 3

Mampu memunculkan solusi 37,38, 39 3

Self efficacy

Memiliki komitmen untuk bersekolah di SMA Negeri 1 Cimalaka

40, 41, 42

3

Tidak mudah mnyerah 43, 44 45 3

Memiliki tantangan 46, 47 48 3

Reaching out

Mampu membuka diri untuk melakukan perubahan

49, 50, 51

3

Mampu menemukan makna dan tujuan sekolah di SMA Negeri 1 Cimalaka

52,53 54 3

3.4.3 Uji Kelayakan Instrumen Berdasarkan Penilaian Pakar

Uji kelayakan angket resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka dilakukan oleh tiga dosen pakar Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan meliputi isi (content), bahasa dan konstruk (construct).

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen Berdasarkan Penilaian Pakar


(32)

44

ITEM 1 2 3

1 M M M Digunakan

2 M M M Digunakan

3 M M M Digunakan

4 M M M Digunakan

5 M M M Digunakan

6 M M M Digunakan

7 M M M Digunakan

8 M M M Digunakan

9 M M M Digunakan

10 M M M Digunakan

11 M M M Digunakan

12 M M M Digunakan

13 M M M Digunakan

14 M M M Digunakan

15 M M M Digunakan

16 TM M TM Revisi

17 M M M Digunakan

18 M M M Digunakan

19 M TM TM Revisi

20 TM M TM Revisi

21 TM M TM Revisi

22 TM TM M Revisi

23 TM M TM Revisi

24 TM M TM Revisi

25 M TM TM Revisi

26 M M M Digunakan

27 M M M Digunakan

28 TM TM M Revisi

29 TM TM M Revisi


(33)

45

31 M M M Digunakan

32 M M M Digunakan

33 M M M Digunakan

34 M M M Digunakan

35 M M M Digunakan

36 M M M Digunakan

37 M M M Digunakan

38 M M M Digunakan

39 TM M TM Revisi

40 M M M Digunakan

41 M M M Digunakan

42 M M M Digunakan

43 M M M Digunakan

44 M M M Digunakan

45 M M M Digunakan

46 TM TM TM Dibuang

47 TM TM TM Dibuang

48 TM TM TM Dibuang

49 M M M Digunakan

50 M M M Digunakan

51 M M M Digunakan

52 M M M Digunakan

53 M M M Digunakan

54 M M M Digunakan

Berdasarkan validasi instrumen penelitian dari kelompok panel penilai, masing-masing pernyataan dikelompokan dalam kualifikasi “Memadai” (M) atau “Tidak Memadai” (TM). Pernyataan berkualifikasi “M” dapat langsung digunakan untuk data penelitian, dan pernyataan yang berkualifikasi “TM” terkandung dua kemungkinan, yaitu pernyataan tersebut harus direvisi hingga dapat terkelompokan dalam kualifikasi “M” atau pernyataan tersebut harus


(34)

46

dibuang. Berikut ini adalah hasil uji kelayakan dari dosen ahli yang menimbang instrumen :

Tabel 3.5

Hasil Penimbangan Angket Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

Kategori No. Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 26, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51

39

Revisi 16, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 28, 29, 30, 39

12

Dibuang 46, 47, 48 3

Total Item Terpakai 51

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

(Setelah Uji Kelayakan)

Aspek Indikator

No

pernyataan

+ -

Regulasi emosi

Mampu tetap fokus saat ada pikiran-pikiran lain yang mengganggu

2,3 1 3

Mampu mengendalikan diri saat kesal

6 4, 5 3

Mampu mengendalikan diri saat marah

8, 9 7 3

Mampu mengendalikan diri saat cemas


(35)

47

Impulse Control

Mampu mengendalikan keinginan yang menghambat belajar

13, 14 15 3

Mampu mengendalikan dorongan negative

16, 17, 18

- 3

Mampu mengendalikan kesulitan 19,20,

21

- 3

Optimisme

Memiliki harapan akan masa depan 22 23, 24 3

Percaya mampu mengatasi masalah-masalah yang muncul

25 26, 27 3

Empati

Mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi orang lain

28, 29 30 3

Mampu merespon secara positif emosi yang tampak pada orang lain

31 32, 33 3

Analisis sebab akibat

Mampu mengidentifikasi sebab akibat dalam permasalahan

34,35, 36

- 3

Mampu memunculkan solusi 37, 39 38 3

Self efficacy

Memiliki komitmen untuk bersekolah

41, 42 40 3

Tidak mudah mnyerah 43, 44 45 3

Reaching out

Mampu membuka diri untuk melakukan perubahan

47, 48 46 3

Mampu menemukan makna dan tujuan sekolah

49, 50 51 3

JUMLAH 51

3.4.4 Uji Keterbacaan

Sebelum memasuki tahap penelitian, dilakukan uji keterbacaan kepada lima orang siswa yang mewakili populasi. Uji keterbacaan pada tahap penelitian dilakukan pada hari Jum’at tanggal 30 Mei 2014. Setelah uji keterbacaan tidak didapat item pernyataan yang tidak dimengerti oleh siswa, sehingga tidak ada item pernyataan yang direvisi atau dibuang untuk selanjutnya diujicobakan.


(36)

48

3.4.5 Uji Validitas Butir Item

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui alat ukur (instrumen) yang digunakan mendapatkan data valid sehingga dapat digunakan. Semakin tinggi nilai validitas butir item menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Tujuan dari pengukuran validitas butir item untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan oleh peneliti.

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Pengujian validitas alat pengumpul data menggunakan rumus korelasi Spearman Rho dengan rumus sebagai berikut.:

Keterangan:

Rhoxy = Koefisien korelasi

S2 = Jumlah kuadrat selisih kedudukan skor yang berpasangan

N = Banyaknya pasangan skor

(Surakhmad, 1990, hlm. 303).

Hasil uji validitas instrumen pengungkap data resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 51 item pernyataan, menunjukkan 42 item valid dan sembilan item tidak valid.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen

Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

Kesimpulan Item Jumlah

Jumlah Awal 1, 2 ,3 ,4 , 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,14,15,16,17, 18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,

36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48, 49, 50, 51

51

Item Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24 ,25, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41,

42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51

42 Rhoxy = 1 – 6 ∑S2


(37)

49

Tidak Valid

(Dibuang) 3, 6, 11, 15, 19, 26, 29, 32, 40

9

3.4.6 Uji Reliablitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. “Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Arikunto, 2000, hlm. 112). Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha dengan memanfaatkan program SPSS 16.0 for windows. Adapun rumus yang digunakan dengan metode Alpha sebagai berikut:

            

t i S S k k r 1 1 11

(Arikunto, 2000, hlm. 112) Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σsi = Jumlah Varians Skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 for windows untuk mencari nilai reliabilitas instrumen pengungkap data resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014


(38)

50

Tabel 3.9

Kriteria Reliabilitas Instrumen 0,91-1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,71-0,90 Derajat keterandalan tinggi 0,41-0,70 Derajat keterandalan sedang 0,21-0,40 Derajat keterandalan rendah

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah

(Arikunto, 2000, hlm. 109)

Pengujian reliabilitas instrumen pengungkap data eksplorasi dan komitmen identitas vokasional diperoleh hasil sebesar 0,915, artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalannya sangat tinggi. Instrumen yang digunakan dapat dipercaya untuk dijadikan alat pengumpul data resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Langkah-langkah Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan melalui :

1) Angket Pengungkap Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

2) Wawancara, untuk mendapatkan informasi secara akurat dan terpercaya di lapangan kepada guru BK dan staf Tata Usaha


(39)

51

3) Observasi, yaitu dengan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian

4) Studi pustaka, yaitu dengan membaca, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi.

3.6 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan bobot skor pada tiap item atau pernyataan instrumen penelitian yang dalam penelitian ini ialah berupa angket yang kemudian dijumlahkan untuk menentukan kriteria resiliensi yang dimiliki siswa.

Tabel 3.10

Makna Kriteria Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014

Kriteria Keterangan

Di Atas Rata-rata Siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang

adversif. Siswa yang termasuk ke dalam kriteria di atas

rata-rata ini mampu belajar memperkuat diri untuk mengubah kondisi adversif menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi, dengan kata lain resiliensi siswa yang demikian mampu bertahan atau memiliki daya lentur yang baik.

Rata-rata Siswa cukup mampu mengatasi lingkungan yang adversif

sebagai kondisi yang wajar untuk diatasi, dengan kata lain siswa memiliki daya lentur yang cukup baik. Siswa dengan resiliensi pada kriteria rata-rata ini cukup memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengorganisasi dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam


(40)

52

mencapai tujuan yang diinginkannya.

Di Bawah Rata-rata siswa kurang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang adversif. Kemampuan yang telah dimiliki siswa untuk mengatasi lingkungan yang adversif secara wajar kurang berkembang dengan baik, dengan kata lain siswa memiliki daya lentur yang kurang baik. Siswa dengan resiliensi pada kriteria di bawah rata-rata ini memiliki kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab masalah dengan akurat sehingga siswa kesulitan untuk mendapatkan solusi sebagai langkah untuk keluar dari keadaan yang menyulitkannya.


(41)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5. 1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui bahwa resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 pada umumnya termasuk ke dalam kriteria rata-rata, yang memiliki makna bahwa siswa penerima BKM sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang adversif, sudah mampu belajar memperkuat diri untuk mengubah kondisi adversif menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi. Siswa penerima BKM memiliki kemamampuan untuk menjadi siswa yang mampu untuk menanggulangi, melewati, bangkit, dan keluar dari hambatan-hambatan yang menghampirinya. Hal tersebut juga ditandai dengan berkembangnya kemampuan-kemampuan resiliensi yang sangat baik dalam meregulasi emosi, mengendalikan dorongan, optimis, empati, analisis sebab akibat, efikasi diri, dan reaching out.

2) Rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa disusun berdasarkan atas hasil analisis kebutuhan siswa yang diungkap melalui instrumen dalam bentuk angket Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014. Penyusunan rencana pelaksanaan layanan disusun berdasarkan hasil analisis resiliensi siswa yang termasuk ke dalam kriteria di bawah rata-rata pada setiap aspeknya. Rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan terdiri dari Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Layanan, Pengembangan Rancangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 dan Evaluasi Program Layanan Bimbingan untuk Megembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014.


(42)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek yang menggambarkan kecenderungan resiliensi di bawah rata-rata menjadi acuan sebagai layanan prioritas. Aspek yang dimaksudkan adalah

Reaching Out, Impulse Control dan Regulasi Emosi. Rancangan rencana

pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 merupakan serangkaian kegiatan secara sistematis yang tersaji dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) untuk mengembangkan resiliensi siswa. Layanan tersebut bertujuan untuk melatih siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 agar mampu untuk menanggulangi, melewati,

“bangkit”, dan keluar dari hambatan-hambatan yang menghampirinya. 5.2 Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian, maka dirumuskan rekomendasi sebagai berikut :

1) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka

Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 sebagai bagian dari program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka dan berkolaborasi dengan personil sekolah lainnya untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai siswa penerima BKM yang akan diberi layanan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil Penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi gambaran dalam melakukan penelitian yang akan dilaksanakan.

3) Bagi Program Bimbingan dan Konseling

Pihak Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan diharapkan dapat mengangkat topik resiliensi dan siswa dengan keterbatasan ekonomi dalam


(43)

92

perkuliahan sehingga mahasiswa tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai resiliensi.


(44)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Brown, S., D. dan Lent, R., W. (2005). Career Development and Counseling.

Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Creswell, J.W. (2010). Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Panduan Pelaksanaan Tahun 2012: bantuan Khusus

Murid (BKM) Jenjang Pendidikan Menengah (Dekonsentrasi). Jakarta:

Dikmen.

Echols, JM dan Shadily, Hassan. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia. Hurlock, E., B. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Izzati, A. dan Waluya, O. T. (2012). “Gambaran Penerimaan Diri pada Penderita Psoriasis”. Jurnal Psikologi. 10 (2). 68-78.

Kaplan, H.B. (2002). Toward an Understanding of Resilience : A Critical Review of Definitions and Models. Dalam Meyer D. Glants dan Jeannette L. Johnson (Penyunting), Resilience and Development : Positif Life Adaptation (hlm. 17-84). New York: Kluwer Academic Publishers.

Mc. Conville, R. (2008). How to Make Friends (Building Resilience and

Supportive Peer Groups). SAGE Publications.

Mubayidh, M. (2006). Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mubina, N. (2009). Efikasi Diri. [online]. Tersedia: http://duniadalam psikologi.blogspot.ca/2009/06/efikasi-diri.html.[30 September 2013]. Muklis. (2012). Evaluasi Kebijakan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di

Kabupaten Bener Meriah Pemerintah Aceh 2005-2010. [online]. Tersedia:


(45)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasution, S. M. (2011). Resiliensi: Daya Pegas Menghadapi Trauma Kehidupan.

Medan: USU Press.

Neenan, M. (2009). Developing Resilience: A Cognitive Behavioral Approach. USA: Routledge.

Norman, E. (Penyunting). (2000). Introduction: The Strengths Perspective and Resiliency Enhancement-A Natural Partnership. Dalam Resiliency

Enhancement: Putting the Strengths Perspective into Social Work Practice.

Columbia : Columbia University Press.

Nurihsan, A. J. dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno., dan Erman Amti. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Pulungan, A. J. S. (2012). Gambaran Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus

Sekolah di Masyarakat Pesisir. Skripsi pada Bidang Psikologi Pendidikan

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Reivch dan Shatté. (2002). The Resilience Factor : 7 Essential Skills for

Overcoming Life’s Inevitable Obstacles. New York : Broadway Books.

Salamah, A. (2008). Gambaran Emosi dan Regulasi Emosi pada Remaja yang

Memiliki Saudara Kandung Penyandang Autis. [online]. Tersedia :

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Art ikel_10501004.pdf. [30 September 2013].

Sandra, D. (2013). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Khusus Murid

(BKM) terhadap Perilaku Belajar Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Sumedang. Tesis pada

Administrasi Negara Universitas Sebelas April. Sumedang: tidak diterbitkan.

Seswita, P. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Tingkat Resiliensi

dalam Menghadapi Stres Akademik pada Mahasiswa UPI Perantau.Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung: tidak

diterbitkan.

Sholehah, M. (2009). Hubungan antara Konsep Diri dengan Komunikasi

Interpersonal antar Siswa di Sekolah (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Al-Falah Dago Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi pada PPB FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.


(46)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Silalahi, U. (2010). Studi tentang Ilmu Administrasi. Bandung : Sinar

Sukardi, D.K. (1989). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.

Suntrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suwarjo. (2008). Modul Pengembangan Resiliensi. [online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwarjo,%20M.Si.,%20Dr .%20/Peer%20Couns%20&%20Resiliensi%20Siswa.pdf. [30 September 2013].

Widodo, J. (2011). Analisis Kebijakan Publik (Konsep dan Aplikasi Analisis

Proses Kebijakan Publik). Malang : Bayumedia Publishing.

Yusuf, L.N.,S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Instrumen

Identifikasi Masalah. Bandung: Rizqi Press.

_____________ dan Nurihsan, A.J. (2011). Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zahra, S. H. (2011). Profil Resiliensi Siswa SMP Terbuka serta Implikasi

terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa di tempat Kegiatan Belajar Babakan Ciparay Sekolah Menengah Pertama Terbuka 36 Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi pada PPB FIP UPI.

Bandung: tidak diterbitkan.

Zautra, A., Hall, J. S., dan Murray, K. E. (2010). Handbook of Adult Resilience

(Resilience : A New Definition of Health for People and Communities).


(1)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5. 1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil temuan penelitian, diketahui bahwa resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 pada umumnya termasuk ke dalam kriteria rata-rata, yang memiliki makna bahwa siswa penerima BKM sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang adversif, sudah mampu belajar memperkuat diri untuk mengubah kondisi adversif menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi. Siswa penerima BKM memiliki kemamampuan untuk menjadi siswa yang mampu untuk menanggulangi, melewati, bangkit, dan keluar dari hambatan-hambatan yang menghampirinya. Hal tersebut juga ditandai dengan berkembangnya kemampuan-kemampuan resiliensi yang sangat baik dalam meregulasi emosi, mengendalikan dorongan, optimis, empati, analisis sebab akibat, efikasi diri, dan reaching out.

2) Rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa disusun berdasarkan atas hasil analisis kebutuhan siswa yang diungkap melalui instrumen dalam bentuk angket Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014. Penyusunan rencana pelaksanaan layanan disusun berdasarkan hasil analisis resiliensi siswa yang termasuk ke dalam kriteria di bawah rata-rata pada setiap aspeknya. Rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan terdiri dari Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Layanan, Pengembangan Rancangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014 dan Evaluasi Program Layanan Bimbingan untuk Megembangkan Resiliensi Siswa Penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka Tahun Ajaran 2013/2014.


(2)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek yang menggambarkan kecenderungan resiliensi di bawah rata-rata menjadi acuan sebagai layanan prioritas. Aspek yang dimaksudkan adalah Reaching Out, Impulse Control dan Regulasi Emosi. Rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 merupakan serangkaian kegiatan secara sistematis yang tersaji dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK) untuk mengembangkan resiliensi siswa. Layanan tersebut bertujuan untuk melatih siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 agar mampu untuk menanggulangi, melewati,

“bangkit”, dan keluar dari hambatan-hambatan yang menghampirinya. 5.2 Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian, maka dirumuskan rekomendasi sebagai berikut :

1) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka

Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan rancangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan untuk mengembangkan resiliensi siswa penerima BKM di SMA Negeri 1 Cimalaka tahun ajaran 2013/2014 sebagai bagian dari program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Cimalaka dan berkolaborasi dengan personil sekolah lainnya untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai siswa penerima BKM yang akan diberi layanan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil Penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi gambaran dalam melakukan penelitian yang akan dilaksanakan.

3) Bagi Program Bimbingan dan Konseling

Pihak Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan diharapkan dapat mengangkat topik resiliensi dan siswa dengan keterbatasan ekonomi dalam


(3)

92

perkuliahan sehingga mahasiswa tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai resiliensi.


(4)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Brown, S., D. dan Lent, R., W. (2005). Career Development and Counseling. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Creswell, J.W. (2010). Research Design:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Panduan Pelaksanaan Tahun 2012: bantuan Khusus Murid (BKM) Jenjang Pendidikan Menengah (Dekonsentrasi). Jakarta: Dikmen.

Echols, JM dan Shadily, Hassan. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia. Hurlock, E., B. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Izzati, A. dan Waluya, O. T. (2012). “Gambaran Penerimaan Diri pada Penderita Psoriasis”. Jurnal Psikologi. 10 (2). 68-78.

Kaplan, H.B. (2002). Toward an Understanding of Resilience : A Critical Review of Definitions and Models. Dalam Meyer D. Glants dan Jeannette L. Johnson (Penyunting), Resilience and Development : Positif Life Adaptation (hlm. 17-84). New York: Kluwer Academic Publishers.

Mc. Conville, R. (2008). How to Make Friends (Building Resilience and Supportive Peer Groups). SAGE Publications.

Mubayidh, M. (2006). Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mubina, N. (2009). Efikasi Diri. [online]. Tersedia: http://duniadalam psikologi.blogspot.ca/2009/06/efikasi-diri.html.[30 September 2013]. Muklis. (2012). Evaluasi Kebijakan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di

Kabupaten Bener Meriah Pemerintah Aceh 2005-2010. [online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/35258/. [20 Maret 2013].


(5)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasution, S. M. (2011). Resiliensi: Daya Pegas Menghadapi Trauma Kehidupan. Medan: USU Press.

Neenan, M. (2009). Developing Resilience: A Cognitive Behavioral Approach. USA: Routledge.

Norman, E. (Penyunting). (2000). Introduction: The Strengths Perspective and Resiliency Enhancement-A Natural Partnership. Dalam Resiliency

Enhancement: Putting the Strengths Perspective into Social Work Practice. Columbia : Columbia University Press.

Nurihsan, A. J. dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno., dan Erman Amti. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Pulungan, A. J. S. (2012). Gambaran Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus Sekolah di Masyarakat Pesisir. Skripsi pada Bidang Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Reivch dan Shatté. (2002). The Resilience Factor : 7 Essential Skills for Overcoming Life’s Inevitable Obstacles. New York : Broadway Books. Salamah, A. (2008). Gambaran Emosi dan Regulasi Emosi pada Remaja yang

Memiliki Saudara Kandung Penyandang Autis. [online]. Tersedia : http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Art ikel_10501004.pdf. [30 September 2013].

Sandra, D. (2013). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Khusus Murid (BKM) terhadap Perilaku Belajar Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Sumedang. Tesis pada Administrasi Negara Universitas Sebelas April. Sumedang: tidak diterbitkan.

Seswita, P. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Tingkat Resiliensi

dalam Menghadapi Stres Akademik pada Mahasiswa UPI

Perantau.Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Sholehah, M. (2009). Hubungan antara Konsep Diri dengan Komunikasi Interpersonal antar Siswa di Sekolah (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Al-Falah Dago Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi pada PPB FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Mutiana Widianti, 2014

Profil resiliensi pada siswa penerima Bantuan Khusus Murid (BKM) serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Silalahi, U. (2010). Studi tentang Ilmu Administrasi. Bandung : Sinar

Sukardi, D.K. (1989). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.

Suntrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suwarjo. (2008). Modul Pengembangan Resiliensi. [online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwarjo,%20M.Si.,%20Dr .%20/Peer%20Couns%20&%20Resiliensi%20Siswa.pdf. [30 September 2013].

Widodo, J. (2011). Analisis Kebijakan Publik (Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik). Malang : Bayumedia Publishing.

Yusuf, L.N.,S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Instrumen Identifikasi Masalah. Bandung: Rizqi Press.

_____________ dan Nurihsan, A.J. (2011). Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zahra, S. H. (2011). Profil Resiliensi Siswa SMP Terbuka serta Implikasi terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa di tempat Kegiatan Belajar Babakan Ciparay Sekolah Menengah Pertama Terbuka 36 Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi pada PPB FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Zautra, A., Hall, J. S., dan Murray, K. E. (2010). Handbook of Adult Resilience (Resilience : A New Definition of Health for People and Communities). New York : Guilford Publications.