PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA : Penelitian Tindakan Kelas Yang Dilakukan Kelas V SDN Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE DISCOVERY
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Yang Dilakukan Kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012-2013)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
KOKOM KOMALA 0810049
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS PURWAKARTA
2012
(2)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
*) Skripsi yang dibimbing oleh Drs. Mujono, S.Pd, M.Pd Dan Dra. Hj. Erna Suwangsih, S.Pd, M.Pd
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Yang Dilakukan Kelas V SDN Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang)
Oleh : KOKOM KOMALA
ABSTRAK
Pada dasarnya latar belakang penelitian ini dilihat dari segi pengamatan penelitian pada pembelajaran yang cukup rendah. Ini dikarenakan dalam proses pembelajaran IPA guru melakukan metode ceramah atau hafalan, hal ini tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA, karena dalam proses pembelajaran IPA guru harus menerapkan metode discovery yang dapat memberikan peningkatan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SDN Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang dengan tujuan untuk penerapan metode discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA sebelum dan setelah menerapkan metode discovery, serta untuk mengetahui aktivitas proses belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menerapkan metode discovery.
Penelitian ini diadakan di kelas V SDN Jatisari I yang berjumlah 40 orang siswa. Cara memperoleh data untuk menjawab permasalahan yaitu diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan metode discovery yang terdiri dari 3 siklus tindakan. Adapun pengumpulan data diperoleh melalui: tes, observasi, dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan analisis, refleksi dan revisi untuk perbaikan tindakan tiap siklus pada siklus I, siklus II, dan siklus III dan dilakukan tes akhir setiap selesai pembelajaran pada masing-masing siklus. Pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode discovery yang dilakukan pada pokok bahasan cahaya kelas V semester I di SDN Jatisari I. Secara keseluruhan terdapat peningkatan hasil belajar pada tes awal sampai pada siklus III.
Nilai rata-rata pada tes awal (pre test) sampai tes akhir siklus III mengalami peningkatan. Ini dilihat dari hasil pre test sebelum dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas memperoleh nilai rata-rata 3,65 dengan persentase kelulusan sebesar 25%. Sedangkan pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 6 dengan persentase kelulusan sekitar 60%, siklus II memperoleh nilai rata-rata 6,6 atau persentase kelulusan mencapai 85% dan siklus III memperoleh nilai rata-rata 8,1 dengan persentase kelulusan 100%. Peningkatan hasil nilai rata-rata ini sangat berarti dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran penulis agar metode discovery dimasukan dalam kurikulum sekolah sebagai langkah bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pembelajaran IPA. Guru hendaknya mengetahui tujuan dan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sehingga memudahkan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
(3)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian ... 6
F. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 7
1. Lokasi ... 7
2. Subjek ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Discovery Sebagai Metode Belajar Mengajar ... 9
1. Pembelajaran dengan Metode Discovery ... 9
2. Konsep Dasar Metode Discovery ... 9
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery ... 12
4. Kebaikan dan Kelemahan Metode Discovery ... 15
B. Belajar dan Hasil Belajar ... 17
1. Pengertian Belajar ... 17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 19
3. Proses Belajar ... 20
4. Hasil Belajar ... 22
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 23
1. Pengertian dan Hakikat Pembelajaran IPA ... 23
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA ... 24
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ... 25
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA ... 27
D. Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Cahaya ... 29
1. Cahaya ... 29
2. Sifat-sifat Cahaya ... 30
(4)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32
B. Klarifikasi Konsep ... 32
1. Penerapan Metode Discovery ... 33
2. Meningkatan Hasil Belajar IPA ... 33
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 34
C. Instrumen Penelitian ... 35
1. Tes ... 35
2. Observasi ... 35
3. Angket ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 37
1. Perencanaan (Plan) ... 38
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 39
3. Observasi (Observe) ... 39
4. Refleksi (Reflection) ... 40
F. Validasi data melalui member check, triangulasi data, audit trail Dan expert opinion (Nurwahyu, 1997 : 35) ... 41
G. Tolak Ukur Keberhasilan ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44
1. Lokasi Penelitian ... 44
2. Karakteristik Siswa ... 45
3. Karakteristik Guru ... 49
B. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 50
1. Rumusan Masalah ... 50
2. Analisa dan Refleksi Awal Pembelajaran ... 52
C. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 52
1. Siklus Pertama (Siklus I) ... 53
2. Siklus Kedua (Siklus II) ... 58
3. Siklus Ketiga (Siklus III) ... 63
4. Aktivitas Proses Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA ... 70
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81
B. Rekomendasi ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN
(5)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian. Dalam pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan yang dimaksud, pada intinya adalah pembentukan pribadi manusia yang utuh.
Menurut Syaripudin (2006: 26) menyatakan bahwa, “Pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu”. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(6)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Menurut Margono Hadi (Rochmadianyngtyas Y, 2008: 1) menjelaskan bahwa, “Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar”. Perubahan dan perilaku hasil belajar siswa biasanya dilakukan oleh guru dengan beberapa metode untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalamnya.
Berdasarkan kurikulum 2006, pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di Sekolah Dasar diberikan dengan tujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA melalui keterampilan yang dilandasi sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, mandiri, mampu menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan dan menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Khotimah (2008: 2) mengungkapkan bahwa, “Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar”. Dengan demikian yang perlu di perhatikan adalah ketepatan dalam memilih metode mengajar, metode mengajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Ketidaktepatan menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
(7)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Pembelajaran yang selama ini dilakukan banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Menurut Usman dan Setiawati (Rochmadianyngtyas Y, 2008: 2-3) menyatakan bahwa, „Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi pelajaran melalui penuturan secara lisan yang divariasikan dengan penyampaian lain seperti diskusi tanya jawab dan tugas‟. Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik sehingga anak didik cenderung menjadi pasif.
Demikian pula yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang, para guru di Sekolah Dasar tersebut masih banyak menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab maupun diskusi. Metode tersebut lebih cenderung kepada aktivitas guru, dan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.
Kurang tepatnya pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat mempengaruhi adalah minat siswa dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam pada khususnya masih sangat rendah. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah pelajaran yang cenderung membosankan. Menurut Iskandar S (1996: 15) menyatakan bahwa, ”Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan ilmu pengetahuan alam menjadi penting”. Oleh karena itu dalam pembelajaran ilmu
(8)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pengetahuan alam di sekolah dasar harus menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai.
Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimulai dari faktor sekolah, guru, orang tua, terutama siswa itu sendiri. Tapi paling tidak dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang tepat, yang tidak hanya menanamkan siswa untuk menghafal, diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa disamping faktor-faktor yang lain.
Salah satu metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas adalah dengan metode discovery. Metode discovery memberikan kesempatan pada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam metode ini guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan arahan agar siswa menemukan pemahaman dari konsep yang sedang dipelajari.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang: “PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA”. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan Kelas V SD Negeri
(9)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada kajian di atas, rumusan masalah yang akan diteliti difokuskan pada penerapan metode discovery, dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam sebelum menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang?
2. Bagaimana aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang?
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam sesudah menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam sebelum menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
2. Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
(10)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
3. Untuk mengetahui hasil siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam sesudah menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
D. Landasan Teori
Menurut Suryosubroto (2009: 177) mengemukakan bahwa, “Metode penemuan (discovery) merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, reflektif”.
Menurut Encylopedia of Educational Research (Suryosubroto, 2009: 178) „Discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan pendidikannya‟.
Metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain, percobaan sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata.
Gage dan Berliener (Mudjiono dan Dimyati, 1991: 86) mengemukakan bahwa, „Dalam metode discovery, para siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip, dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya lebih daripada sekedar menerimanya dari guru atau sebuah buku‟.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Gage dan Berliener tentang metode penemuan, dapat ditandai adanya keaktifan siswa dalam
(11)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
memperoleh keterampilan intelektual, sikap dan keterampilan psikomotorik.
Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Gilstrap (Dimyati dan Mudjiono, 1991: 86) yakni:
Metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian praktek pendidikan yang sering kali diterjemahkan sebagai mengajar heuristik, yakni suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan rentangan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, mencari sendiri, dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan belajar.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode penemuan itu adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Penemuan (discovery) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan penyelidikan (inquiry). Beberapa ahli membedakan antara penyelidikan dengan penemuan, sedangkan ahli-ahli lain menempatkan penyelidikan sebagai bagian dari penemuan. Untuk itu, maka dipandang perlu untuk mengemukakan pendapat Sund dan DR. J. Richard Schuman tentang hubungan antara metode discovery dan inquiry.
Menurut Sund (Suryosubroto, 2009: 180) berpendapat bahwa, „Discovery adalah suatu proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip‟.
(12)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Proses mental tersebut misalnya: mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan inquiry menurut dia dibentuk meliputi discovery. Dengan perkataan lain, inquiry adalah perluasan dari proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya, merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan sebagainya.
DR. J. Richard Schuman dan asistennya (Suryosubroto, 2009: 180) berpendapat bahwa, „Discovery merupakan proses pengajaran yang berpindah dari situasi “teacher dominated learning” (vertical) ke situasi “student dominated learning“ (horizontal)‟.
Dengan menggunakan metode discovery yang melibatkan murid dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat berwujud diskusi, seminar dan sebagainya. Sedangkan inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa yang meliputi hal-hal misalnya menemukan masalah, pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan dan mengadakan percobaan, perumusan keterangan yang diperoleh serta analisis dari proses inquiry (penyelidikan).
(13)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung atau tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teori
Bahwa metode discovery dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil prestasi belajar ilmu pengetahuan alam siswa. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya mementingkan hasil pembelajaran tetapi juga mementingkan prosesnya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti, sebagai pendidik. b. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar.
c. Memberi masukan pada siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan berfikir positif dalam mengembangkan dirinya di tengah-tengah lingkungan dalam meraih keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang optimal.
(14)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1981: 131) mengemukakan bahwa, “Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan penjelasan tersebut, jelaslah bahwa metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian.
Mills (Himawanti Y, 2009: 19) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” (tindakan yang sistematis) yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan siswa untuk memperbaiki hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Pengembangan model ini berdasarkan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk ancang-ancang pemecahan masalah.
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih atas pertimbangan bahwa setiap tindakan yag telah dirancang, peneliti menelaah dan merefleksikan permasalahan yang ada sebagai dasar melalui perbaikan terhadap rancangan tindakan selanjutnya.
G. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
(15)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Penelitian dilakukan di sekolah tempat Mengajar yaitu di SDN Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang. Adapun jumlah kelas yang dijadikan tempat proses belajar-mengajar ada 17 kelas. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah SDN Jatisari I merupakan tempat tugas Pengajar untuk peneliti, sehingga memudahkan untuk melakukan observasi, koordinasi serta pemahaman terhadap situasi dan kondisi setempat.
2. Sampel
Sugiyono (Hatimah I, 2007: 154) mengemukakan bahwa, „Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi‟. Dari pernyataan tersebut maka sampel merupakan wakil populasi yang diteliti.
Pada pendekatan kualitatif, sumber data yang dapat memberikan informasi disebut sampel. Sampel tersebut dapat juga berupa hal, peristiwa, manusia dan situasi yang diamati. Menurut Arikunto (1999: 120), apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20%-25% dari sampel yang ada. Peserta didik yang menjadi sampel penelitian sebanyak 40 peserta didik, yaitu siswa kelas V yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
(16)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Priyono dan Martini, KT. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Depdiknas.
Burhanudin, TR. (2009). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: UPI.
Darmodjo, Hendro dan Jenny, K. (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Iskandar, S. (1996). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Khotimah, K. (2008). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Metode Discovery-Inquiry pada Siswa. Skripsi Sarjana Pada FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.
Syaripudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(17)
32 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah peserta didik Kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang pada semester II tahun ajaran 2012-2013. Subjek penelitian sebanyak 40 orang siswa, yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
Adapun alasan pemilihan Kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang adalah:
1. Sekolah Dasar Negeri Jatisari I merupakan sekolah pedesaan, dalam proses pembelajarannya pun masih jauh sempurna dibandingkan sekolah yang ada diperkotaan.
2. Sebagai bahan evaluasi sekolah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman selama melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar lebih baik lagi, sehingga membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
B. Klarifikasi Konsep
Dalam kajian ini terdapat istilah-istilah yang dianggap perlu dijelaskan maknanya guna memenuhi rambu-rambu penelitian dan juga memahami
(18)
33 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makna yang dimaksud di dalam naskah penelitian. Istilah-istilah dimaksud adalah:
1. Penerapan Metode Discovery
Menurut Khotimah K (2008: 2) menjelaskan bahwa, ”Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar”. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Metode Discovery (penemuan) didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi objek, atau pengaturan atau pengkondisian objek, eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat (Mudjiono dan Dimyati, 1991: 86).
Menurut Sudjana N (2005: 154) mengungkapkan bahwa, ”Metode discovery merupakan metode mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah”.
Berkaitan dengan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode discovery menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah.
2. Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Menurut Mohammad Surya (Sumarni N, 2008: 27) mengungkapkan bahwa, ’Hasil belajar adalah penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep penalaran suatu materi pelajaran’.
(19)
34 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari pengertian tersebut diatas dapat didefinisikan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran baik penguasaan siswa terhadap konsep penalaran suatu materi pembelajaran maupun pemahamannya. Secara operasional, meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah serangkain proses kegiatan belajar yang telah dicapai oleh setiap peserta didik dalam mata pelajaran IPA di Kelas V, khususnya pokok bahasan cahaya.
3. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar
Pengertian IPA di SD dalam GBPP (1994) yaitu, IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sikap pada peserta didik dan rasa mencintai dan menghargai Tuhan Yang Maha Esa.
Powler (Winaputra, 1997: 122) mengemukakan bahwa, ’IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala – gejala alam dan kebendaan yang sistematik yang berupa kumpulan observasi dan eksperimen.
Dari pengertian diatas, skripsi berjudul ” Penerapan Metode Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar” (Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan pada Pokok Bahasan Cahaya Kelas V SDN Jatisari I Kec. Jatisari Kab. Karawang) mempunyai makna peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya dengan menerapkan metode discovery. Dengan menerapkan metode discovery, pembelajaran IPA khususnya pokok
(20)
35 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahasan cahaya diduga akan lebih disenangi dan sekaligus semakin mudah dicerna oleh peserta didik.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Tes
Dalam penelitian ini yang digunakan dalam instrumen yaitu berupa hasil belajar. Tes yang berbentuk uraian digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode discovery dengan pokok bahasan cahaya pada kelas V.
Tes ini terdiri dari tes awal (pre test) dan test akhir (post test). Hasil tes awal menggambarkan bagaimana hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode discovery, dan tes akhir menggambarkan bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan metode discovery pada pembelajaran IPA.
2. Observasi
Mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA dengan metode discovery dan mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Wawancara
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Tujuannya untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa dan guru terhadap pembelajaran IPA. Wawancara ini berupa pertanyaan dijawab oleh siswa.
(21)
36 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data
Setelah menentukan instrumen penelitian dalam pengumpulan data, maka disusun suatu rencana proses pengumpulan data. Adapun proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan penelitian, proses pengumpulan data diperoleh melalui:
a. Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan dan mencatat kejadian penting dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya.
b. Wawancara untuk siswa dan guru berupa pertanyaan tentang hasil dan metode yang sering dilakukan guru, tentang model pembelajaran IPA setelah peneliti menerapkannya. Wawancara ini untuk menuntut jawaban terbuka.
c. Tes adalah soal diberikan kepada siswa untuk di jawab atau di isi. 2. Pengolahan data dilakukan dengan cara:
a. Pengecekan kelengkapan data b. Pentabulasian data
c. Analisis data
Hasil penelitian data dideskripsikan dalam tindakan:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam sebelum menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
(22)
37 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana proses belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
3. Bagaimana hasil siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam sesudah menerapkan metode discovery di kelas V SD Negeri Jatisari I Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara umum penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkaian berdaur atau siklus, yang terdiri dari 4 tahap menurut Kurt Lewin (Hermawan R, 2007: 127) yaitu:
1. Tahap merencanakan (planning) 2. Tahap melakukan tindakan (acting) 3. Tahap mengamati (observing) 4. Tahap refleksi (reflecting)
Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah berbentuk siklus. Penelitian tindakan ini terdiri dari tiga siklus bahkan tidak menutup kemungkinan bisa lebih. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum tahap-tahap dalam siklus dilaksankan, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran.
(23)
38 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah merencanakan (planning) merupakan langkah pertama alam penelitian ini. Tanpa rencana, kegiatan yang dilakukan tidak akan terarah. Melakukan tindakan (acting) sebagai langkah yang kedua dan merupakan realisasi dari rencana yang dibuat. Selanjutnya tahap ketiga yaitu pengamatan (observing), dan hasil dari kegiatan penelitian dilakukan refleksi (reflecting) pada tahap akhirnya.
Model siklus yang digunakan alam penelitian ini berbentuk spiral seperti dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Hermawan R, 2007: 127) yaitu meliputi perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observe) dan refleksi (reflection).
Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin seperti dijelaskan sebelumnya. Model ini hampir sama dengan model Kurt Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan (Hermawan R, 2007: 127).
Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan (plan)
Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian kemudian ditindaklanjuti dengan observasi. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengidentifkasi masalah dan menemukan fakta yang terjadi di kelas. Berdasarkan temuan pada
(24)
39 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendahuluan, peneliti merencanakan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran berikutnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah: a. Membuat skenario (persiapan mengajar)
b. Membuat lembar observasi c. Menyiapkan alat peraga
d. Merancang alat evaluasi belajar
2. Pelaksanaan tindakan (action)
Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua dan merupakan realisasi dari rencanayang telah dibuat. Jenis tindakan yang dilaksanakan peneliti adalah hasil rumusan yang telah ditetapkan. Tujuan pada tahap ini adalah untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang dirasakan manfaatnya oleh peneliti dan para siswa.
3. Observasi (observe)
Kegiatan observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman (instrumen-instrumen penelitian) yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melaksanakan refleksi atau revisi rencana tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya, yang diharapkan lebih baik dari tindakan yang telah dilaksanakan.
(25)
40 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Refleksi (reflection)
Refleksi pada prinsipnya merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Kegaiatan ini tidak hanya difokuskan pada diri guru sendiri, akan tetapai mencakup seluruh konteks pembelajaran yang dilakukan bahkan termasuk siswa dan lingkungannya. Kegiatan refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.
Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan bentuk desainnya sebagai berikut:
(26)
41 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain model Kemmis dan Mc Taggart ini pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Untuk pelaksanaannya sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahkan (Hermawan R, 2007: 128).
Tahapan-tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan karena pada masing-masing tehapan meliputi penyempurnaan yang didasarkan atas hasil dari masing-masing proses tersebut. Setiap tahapan ini dilaksanakan secara terus-menerus sehingga perlu pengembangan. Adapun yang peneliti laksanakan pada saat ini secara silih berganti sebanyak tiga siklus atau tiga putaran.
F. Validasi data melalui member check, triangulasi data, audit trail, dan expert opinion (Nurwahyu, 1997 : 35).
1. Member Check, Peneliti menginformasikan data temuan yang diperoleh baik kepada guru maupun siswa melalui kegiatan refleksi-kolaborasi pada setiap akhir pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validasi yang tinggi.
(27)
42 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.
3. Audit Trail, dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulannya dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran sejenis, pembimbing, dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi tinggi.
4. Expert Opinion, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
(28)
43 Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Tolak ukur keberhasilan
Dari hasil Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012. Merumuskan kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) di Kecamatan Jatisari untuk kelas V sebagai berikut :
Tabel 6 . Kriteria Ketuntasan Minimal
No Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal
Angka Huruf
1 Pendidikan Agama 65 Enam Puluh Lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 60 Enam Puluh
3 Bahasa Indonesia 65 Enam Puluh Lima
4 Matematika 60 Enam Puluh
5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam Puluh
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam Puluh
7 Seni Budaya dan Keterlampilan 65 Enam Puluh Lima 8 Pendidikan Jasmani, olah raga dan
Kesehatan 65 Enam Puluh Lima
B Mulok :
a. B. Sunda 65 Enam Puluh Lima
b. B. Inggris 60 Enam Puluh
c. ...
(29)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
78
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Priyono dan Martini, KT. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Depdiknas.
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanudin, TR. (2009). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: UPI.
Darmodjo, Hendro dan Jenny, K. (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Fattakhul Jannah, IN. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Skripsi. Semarang: Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.
Hatimah, I. (2007). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira. Hermawan, R. (2007). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press. Himawanti, Y. (2009). Penerapan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Purwakarta: tidak diterbitkan.
Iskandar, S. (1996). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Khotimah, K. (2008). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Metode Discovery-Inquiry pada Siswa. Skripsi Sarjana Pada FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.
Meodjiono dan Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Rochmadianyngyas, Y. (2008). Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Menggunakan Metode Discovery Terpimpin pada Siswa. Skripsi Sarjana Pada FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan. Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
(30)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
79
Sumarni, N. (2008). Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Proses Pembelajaran IPA di SD. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Purwakarta: tidak diterbitkan.
Supartini. (2008). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jakarta: STKIP Purnama.
Surakhmad, W. (1981). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jakarta: Depdikbud.
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaripudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(1)
4. Refleksi (reflection)
Refleksi pada prinsipnya merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Kegaiatan ini tidak hanya difokuskan pada diri guru sendiri, akan tetapai mencakup seluruh konteks pembelajaran yang dilakukan bahkan termasuk siswa dan lingkungannya. Kegiatan refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.
Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan bentuk desainnya sebagai berikut:
(2)
41
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Desain model Kemmis dan Mc Taggart ini pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Untuk pelaksanaannya sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahkan (Hermawan R, 2007: 128).
Tahapan-tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan karena pada masing-masing tehapan meliputi penyempurnaan yang didasarkan atas hasil dari masing-masing proses tersebut. Setiap tahapan ini dilaksanakan secara terus-menerus sehingga perlu pengembangan. Adapun yang peneliti laksanakan pada saat ini secara silih berganti sebanyak tiga siklus atau tiga putaran.
F. Validasi data melalui member check, triangulasi data, audit trail, dan expert opinion (Nurwahyu, 1997 : 35).
1. Member Check, Peneliti menginformasikan data temuan yang diperoleh baik kepada guru maupun siswa melalui kegiatan refleksi-kolaborasi pada setiap akhir pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validasi yang tinggi.
(3)
2. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.
3. Audit Trail, dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulannya dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran sejenis, pembimbing, dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi tinggi.
4. Expert Opinion, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
(4)
43
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK
G. Tolak ukur keberhasilan
Dari hasil Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012. Merumuskan kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) di Kecamatan Jatisari untuk kelas V sebagai berikut :
Tabel 6 . Kriteria Ketuntasan Minimal
No Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal
Angka Huruf
1 Pendidikan Agama 65 Enam Puluh Lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 60 Enam Puluh
3 Bahasa Indonesia 65 Enam Puluh Lima
4 Matematika 60 Enam Puluh
5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam Puluh
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam Puluh
7 Seni Budaya dan Keterlampilan 65 Enam Puluh Lima 8 Pendidikan Jasmani, olah raga dan
Kesehatan 65 Enam Puluh Lima
B Mulok :
a. B. Sunda 65 Enam Puluh Lima
b. B. Inggris 60 Enam Puluh
c. ...
(5)
78
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Priyono dan Martini, KT. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Depdiknas.
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanudin, TR. (2009). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: UPI.
Darmodjo, Hendro dan Jenny, K. (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Fattakhul Jannah, IN. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Skripsi. Semarang: Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.
Hatimah, I. (2007). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Andira. Hermawan, R. (2007). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press. Himawanti, Y. (2009). Penerapan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Purwakarta: tidak diterbitkan.
Iskandar, S. (1996). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Khotimah, K. (2008). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Metode Discovery-Inquiry pada Siswa. Skripsi Sarjana Pada FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.
Meodjiono dan Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Rochmadianyngyas, Y. (2008). Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Menggunakan Metode Discovery Terpimpin pada Siswa. Skripsi Sarjana Pada FIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan. Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
(6)
Kokom Komala,2013
PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK 79
79
Sumarni, N. (2008). Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Proses Pembelajaran IPA di SD. Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Purwakarta: tidak diterbitkan.
Supartini. (2008). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jakarta: STKIP Purnama.
Surakhmad, W. (1981). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jakarta: Depdikbud.
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaripudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.