PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN
KENAMPAKAN BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikarang
Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012-2013) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Yulia Ervina
0908398
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
========================================================== =====
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN
KENAMPAKAN BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh Yulia Ervina
0908398
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yulia Ervina 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
YULIA ERVINA 0908398
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013-2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 19590508 198403 1 002
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Oong Komar, M.Pd NIP. 19561107 19833 1 003
Diketahui,
Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
(4)
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten
Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013) Yulia Ervina
0908398 ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini berdasarkan atas masih belum optimalnya nilai siswa dimana rata-rata nilai IPA siswa belum mencapai nilai KKM sebesar 65, khususnya pada materi Perubahan Kenampakan Bumi model belajar yang konvensional dan dianggap membosankan bagi siswa menjadi salah satu indikator kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Selama kegiatan belajar aktivitas belajar siswa sangat minim guru lebih beperan sebagai subjek pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi melalui penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Cikarang, 2) mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa kelas 4 SDN Cikarang dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dengan menerapkan pendekatan CTL, 3) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Cikarang dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dengan menerapkan pendekatan CTL. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadopsi model Kemmis & McTaggart melalui dua siklus pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 4 SDN CikarangKab. Sukabumi dengan jumlah 25 orang siswa. Dari dua siklus pembelajaran, hasil dari penelitian ini mampu mencapai hasil yang optimal, terlihat melalui hasil belajar siswa pada siklus 1 rata-rata nilai siswa mencapai 63,80. Pada Siklus 2 meningkat menjadi 75,60. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada materi Perubahan Kenampakan Bumi secara optimal. Saran yang ingin disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah, 1) Guru perlu lebih banyak menggunakan model belajar yang bervariatif dengann tujuan agar hasil belajar dapat dicapai dengan efektif dan optimal, 2) Dalam penerapan model belajar, perencanaan belajar menjadi faktor penting sebagai skenario dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan harus sedapat mungkin dilaksanakan dengan sesuai, 3) Guru perlu lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, baik melalui KKG, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lain ataupun seminar-seminar pendidikan agar memberikan wawasan kepada guru dalam menggunakan model belajar yang efektif,4) Kepala sekolah harus dapat memfasilitiasi guru meningkatkan kompetensinya, khususnya dalam hal peningkatan teknik mengajar di kelas agar dapat memberikan layanan pendidikan optimal kepada siswa.
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaa tHasil Penelitian... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembelajaran IPA ……….…. 8
B. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 9
C. PenerapanPembelajaran CTL dalam Pembelajaran IPA di SD ... 15
D. Hasil Belajar ... 16
E. Materi Perubahan Kenampakan Bumi ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25
B. Model Penelitian ... 25
C. Subjek Penelitian ... 26
D. Prosedur Penelitian ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 30
(6)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal Penelitian ... 35
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 35
Siklus I ... 36
1. Perencanaan Pembelajaran ... 37
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 39
3. Obervasi Pembelajaran... 41
4. Hasil Belajar ... 47
5. Refleksi dan Perencanaan Ulang ... 47
6. Rekomendasi ... 49
Siklus II ... 50
1. Perencanaan Pembelajaran ... 50
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 53
3. Observasi Pembelajaran ... 55
4. Hasil Belajar ... 58
5. Refleksi ... 60
C. Pembahasan ... 64
Siklus I ... 64
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran ... 64
2. PelaksanaanTindakanPembelajaran ... 64
3. HasilBelajarSiswa ... 65
Siklus II ... 66
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran ... 66
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ... 66
3. Hasil Belajar Siswa ... 67
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 71
(7)
B. Rekomendasi ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR GAMBAR 2.1 Gambar Gunung meletus ... 21
2.2 Gambar Gempa bumi ... 22
2.3 Gambar Badai ... 22
2.4 Gambar Erosi ... 23
2.5 Gambar Abrasi……… 23
2.6 Gambar Banjir ... 24
2.7 Gambar Longsor ... 24
(8)
DAFTAR TABEL
4.1 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I... 37
4.2 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan Siklus I ... 38
4.3 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I... 42
4.4 Perolehan Skor Sikap Siswa Siklus I ... 46
4.5 Perolehan Skor Kinerja Siswa Siklus I ... 47
4.6 RencanaTindakanPembelajaran Siklus II ... 53
4.7 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan Siklus II ... 52
4.8 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru Dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 56
4.9 Perolehan Skor SikapSiswaSiklus II ... 59
4.10 Perolehan Skor KinerjaSiswaSiklus II ... 4.11 Pencapaian Aspek Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam Pembelajaran……….. 68
4.12 Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran……… 69
(9)
DAFTAR GRAFIK
4.1 RekapitulasiHasilBelajarSiswapadaSiklus I ... 45
4.2 RekapitulasiAngketSiswapadaSiklus I ... 48
4.3 RekapitulasiHasilBelajarSiswapadaSiklus II... 58
4.4 RekapitulasiAngketSiswapadaSiklus II ... 61
4.5 PersentaseJumlahSiswaBerdasarkan KKM PadaSiklus I ... 65
4.6 PersentaseJumlahSiswaBerdasarkan KKM PadaSiklus II... 67
(10)
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu, yang diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Kualitas sumber daya manusia bergantung kepada kualitas pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka pemerintah telah memprioritaskan sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang mendapat perhatian lebih dalam pembangunan nasional.
Dalam pelaksanaannya pendidikan dibagi dalam tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Undang-Undang No. 20 tahun 2000-2008).
Tujuan pembelajaran dari setiap satuan pendidikan adalah untuk menghasilkan siswa yang memiliki kualitas dan kompetensi akadamik dan non akademik. Kombinasi dari kemampuan akademik dan non akademik akan terlihat melalui pemahaman konsep teoretis siswa yang kemudian dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan penanaman pengetahuan siswa melalui pembelajaran konsep-konsep dasar pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu memiliki pemahaman tentang alam sebagai sumber kehidupan manusia.
(12)
2
Pengetahuan siswa tentang alam sekitar merupakan salah satu faktor penting agar siswa dapat lebih mengenal lingkungannya, melestarikan lingkungan dan mengetahui hal-hal yang akan timbul jika terjadi pengrusakan lingkungan. Dengan demikian pembelajaran mengenai Ilmu Pengetahuan Alam menjadi penting dalam memberikan bekal terhadap siswa untuk lebih mengenal lingkungannya.
Di tingkat sekolah dasar, tujuan dari pembelajaran mata pelajaran IPA dijelaskan oleh Depdiknas (2006) :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran IPA, aktivitas belajar sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi masih rendah dan kurang optimal, indikasi belum optimalnya pembelajaran di SDN Cikarang diantaranya, 1) siswa kurang memperhatikan guru pada saat menerangkan, 2) siswa kurang memahami apa yang dijelaskan guru dan lebih banyak mendengarkan saja. Hal tersebut berdampak negatif terhadap pemahaman materi pelajaran IPA khususnya Perubahan Kenampakan Bumi yang terbukti dari nilai yang diperoleh siswa belum mencapai hasil yang optimal yakni masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 65. Adapun hasil yang dicapai siswa yaitu dari 25 siswa, hanya 32% orang yang sudah mencapai KKM, sedangkan 68% siswa belum mencapai KKM dengan rata-rata kelas berada pada nilai 5,35. Hal
(13)
3
tersebut merupakan masalah yang perlu dipecahkan sebab aktivitas yang rendah dalam pembelajaran berpengaruh terhadap pemahaman materi tentang Perubahan Kenampakan Bumi.
Dengan demikian, berbagai kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA khususnya tentang Perubahan Kenampakan Bumi harus diatasi oleh guru, salah satunya dengan menerapkan pendekatan kontekstual atau Contexual Teaching and
Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Kenampakan
Bumi. Penerapan pendekatan CTL diharapkan mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap proses pembelajaran, diantaranya, 1) kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu konsep, 2) tingkat kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan benar, 3) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, 4) perhatian siswa dalam proses pembelajaran, 5) bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dengan aktivitas seperti itu, maka siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk mengadakan sebuah penelitian dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan judul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Perubahan
Kenampakan Bumi. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi melalui penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cikarang?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan perubahan kenampakan bumi melalui penerapan CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV IV SDN Cikarang?
(14)
4
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Cikarang dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dengan menerapkan pendekatan CTL?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi melalui penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cikarang.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi melalui penerapan pendekatan CTL.
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cikarang dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dengan menerapkan pendekatan CTL
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memiliki manfaat positif bagi guru, siswa, dan pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang dapat diambil diantaranya:
a. Manfaat untuk Siswa
1) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 2) Meningkatkan aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran Perubahan
Kenampakan Bumi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. b. Manfaat untuk Guru
1) Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
2) Memberikan perbaikan cara mengajar dan bagaimana mengaktifkan siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
(15)
5
3) Meningkatkan kemampuan profesional dan kreativitas guru sekolah dasar.
c. Manfaat untuk Sekolah
1) Sekolah dapat memfasilitasi para gurunya untuk memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, melalui PTK
2) Diharapkan sekolah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian-penelitian yang dilaksanakan oleh guru
d. Manfaat untuk peneliti
1) Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
2) Sebagai bahan perbandingan dalam menggunakan model pembelajaran 3) Sebagai salah satu syarat dalam mencapai S-1 PGSD
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam masalah penelitian, perlu dilakukan penafsiran yang sama terhadap istlah-istilah tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka istilah-istilah tersebut berikut ini didefinisikan secara operasional. 1. Pembelajaran IPA di sekolah dasar memiliki pengertian sama dengan Sains,
Sains arti harfiahnya adalah pengetahuan. Pengertian lainnya bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Kuslan Stone dalam Jumadi (2001:19) menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
(16)
6
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006:253). Dengan konsep tersebut, maka pembelajaran dilakukan dengan menitikberatkan kepada aktivitas dan kreativitas siswa untuk belajar dalam situasi yang nyata sehingga lebih bermakna bagi siswa. Pendekatan kontekstual mempunyai komponen sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Sagala (2006:262) mengemukakan 7 azas yang melandasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian nyata
(authentic assesment). Selanjutnya Jhonson Fahruddin (2008) menyebutkan ada delapan komponen yang tercakup dalam sistem pendidikan yang menggunakan pendekatan kontekstual atau CTL. Kedelapan komponen tersebut adalah (1) making meaningful connection atau membuat kaitan yang bermakna, (2) doing significan work atau melakukan karya yang berarti, (3)
self-regulated learning atau belajar dengan kontrol pribadi, (4) collaborating
atau bekerja sama, (5) critical and creative thinking atau berpikir kritis dan kreatif, (6) nurturing the individual atau memupuk bakat individu, (7) reaching
high standart atau mencapai standar yang cukup tinggi, dan (8) using authentic assessment atau menggunakan penilaian yang sebenarnya.
3. Hasil belajar siswa adalah suatu hal tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain. Kalau seseorang telah belajar, maka akan terjadi perubahan pada salah satu aspek atau beberapa aspek tingkah laku tersebut (Hamalik, 2005:38). Adapun belajar menurut Slameto (2003:2) yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(17)
7
4. Perubahan kenampakan bumi dapat terjadi karena peistiwa alam atau karena ulah manusia. perubahan ini terjadi baik di daratan maupun di lautan. Penyebab perubahan kenampakan bumi diantaranya terjadi erosi, gempa bumi, banjir ,kebakaran hutan, abrasi dan pasang naik dan pasang surut air
(18)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian difokuskan kepada kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran selanjutnya direfleksi untuk menentukan tindakan selanjutnya sehingga berbagai kekurangan dan kelemahan pembelajaran sebelumnya dapat diatasi dan diperbaiki. Menurut Wiriatmadja (2007: 13) “PTK yaitu sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajarannya, dan melihat pengaruh nyata dari upaya tersebut.”
Aqib (2007: 18) mengemukakan manfaat dilaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan peningkatan profesionalisme guru atau pendidik. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian tindakan kelas ditujukan kepada kepentingan praktisi di lapangan yakni guru kelas. Dalam hal ini melalui penelitian tindakan kelas dapat memotivasi dan membangkitkan para guru agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi terhadap kinerja profesionalnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian tindakan kelas memandang esensi prinsip keterlibatan peneliti secara langsung.
B. Model Penelitian
Desain atau model PTK dikenal beberapa jenis yakni model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Tagart, model John Elliott, dan Dave Ebbut. Dari keempat model tersebut, secara umum terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model atau Desain menurut Kemmis dan Mc Tagart (Aqib, 2007: 30). Langkah langkah
(19)
26
penelitian yang dilakukan terdiri dari tahap perencanaa, tindakan, observasi, dan refleksi, seperti pada bagan di bawah ini.
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dari penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Cikarang dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan perempuan 13 orang.
2. Tempat Penelitian
Pelakasanaan penelitian mengambil tempat di SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Sukabumi Propinsi Jawa Barat
Pelaksanaan Tindakan Perencanaan Tindakan Permasalahan Pengamatan/ Pengumpulan Data Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Reflleksi Permasalah-an baru hasil
refleksi Pengamatan/ Pengumpulan Data Evaluasi keseluruhan Refleksi SIKLUS 1 SIKLUS 2
(20)
27
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan:
Pada tahap perencanaan disusun rencana yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan. Rencana disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan awal terhadap situasi kelas dalam konteks situasi sekolah secara umum kemudian identifikasi masalah. Setelah itu, melakukan analisis penyebab adanya masalah yang dijadikan sebagai landasan berpikir untuk mencari alternatif suatu tindakan yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau pemecahan masalah.
Atas dasar hal tersebut, selanjutnya disusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan penerapan model kontekstual pada pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun secara fleksibel untuk diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga yang mungkin timbul di lapangan maupun kendala yang sebelumnya tidak terkontrol. Rencana pelaksanaan pembelajaran juga disusun dan dipilih berdasarkan konteks dan pertimbangan bahwa perencanaan tersebut dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan.
Selain itu, disusun pula lembar observasi, lembar wawancara, LKS, dan alat evaluasi. Lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan lembar wawancara untuk memperoleh informasi tentang kelebihan atau kelemahan proses pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Adapun LKS untuk menuangkan permasalahan yang harus dipecahkan siswa dan alat evaluasi belajar secara individu dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Perubahan Kenampakan Bumi.
2. Tahap Pelaksanaan:
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan tindakan sebagaimana rencana yang telah disusun yakni proses pembelajaran dengan
(21)
28
sendiri sebagai peneliti karena bertugas sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah tersebut. Pelaksanaan tindakan peneliti melibatkan guru lain sebagai observer yang dilengkapi dengan alat-alat yang diperlukan antara lain lembar observasi, pedoman wawancara, dan lembar tes.
Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan pembelajaran tiap siklus diantaranya:
a. SIKLUS 1
1) Perencanaan Tindakan Kelas
Kegiatan perencanaan tindakan kelas, merupakan langkah sebelum tindakan kelas dilakukan, diantaranya:
a) Menganalisa silabus pembelajaran untuk kemudian dijabarkan ke dalam RPP
b) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas 4 dengan pokok bahasan perubahan kenampakan bumi
c) Menyiapkan instrumen penilaian 2) Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari perencanaan-perencanaan yang sudah disusun. Pelaksanaan yang dilakukan diantaranya: a) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang sudah
disusun
b) Menerapkan model belajar Contextual Teaching and Learning selama kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah:
1) Guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai suatu permasalahan yang harus ditemukan oleh siswa secara individu ataupun kelompok sebagai bahan diskusi
2) Guru membagikan materi-materi bahasan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan
3) Guru memfasilitasi kegiatan diskusi siswa, selama berdiskusi siswa diminta untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan
(22)
29
4) Siswa diberikan waktu untuk membahas materi yang diberikan oleh guru sebagai bahan menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan
5) Masing-masing kelompok menjelaskan didepan kelas berdasarkan hasil diskusinya
6) Siswa melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dibahas 7) Setelah kegiatan presentasi di depan kelas, guru memfasilitasi siswa
dalam pengambilan kesimpulan. b. SIKLUS 2
1) Perencanaan Tindakan Kelas
Kegiatan perencanaan tindakan kelas, merupakan langkah sebelum tindakan kelas dilakukan, diantaranya:
a) Menganalisa silabus pembelajaran untuk kemudian dijabarkan ke dalam RPP setelah di revisi berdasarkan hasil refleksi pada Siklus 1 sebelumnya
b) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas 4 dengan pokok bahasan perubahan kenampakan bumi
c) Menyiapkan instrumen penilaian 2) Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari perencanaan-perencanaan yang sudah disusun. Pelaksanaan yang dilakukan diantaranya: a) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang sudah
disusun
b) Menerapkan model belajar Contextual Teaching and Learning selama kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah:
3. Tahap Observasi:
(23)
30
orang yang melakukan pengamatan atau bertindak sebagai observer adalah guru lain yang dijadikan mitra pelaksanaan penelitian. Pada saat pengamatan, observer menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun hal-hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran, tetapi tidak terdapat pada lembar observasi, maka ditulis dalam catatan lapangan. Dengan demikian, selama pelaksanaan pengamatan, selain menggunakan alat lembar observasi, menggunakan pula catatan lapangan.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupalan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tahap ini peneliti bersama guru yang bertugas sebagai observer mengadakan diskusi pada setiap akhir tindakan. Hal-hal yang didiskusikan adalah hasil temuan dari pengamatan lapangan secara langsung ketika guru melaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Hasil diskusi selanjutnya direfleksi dan bila perlu direvisi untuk perbaikan tindakan berikutnya. Tidak hanya itu, guru melakukan refleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mengenai sasaran atau belum.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang mewakili masing-masing tiga indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP
(24)
31
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
contekstual teaching and learning (CTL) tentang Perubahan Kenampakan
Bumi terdiri dari dua paket LKS (1 LKS untuk 2 kali pertemuan). 3. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk
lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa) selama proses pembelajaran.
4. Tes tertulis
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif tentang Perubahan Kenampakan Bumi pada mata
(25)
32
Pelaksanaannya yaitu pada setiap awal dan akhir siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA melalui penerapan contextual teaching and learning (CTL). Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada setiap siklus.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
(26)
33
Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.
a. Pengolahan data hasil belajar
Pengukuran keberhasilan siswa yang dilihat dari pencapaian nilai adalah jika peserta didik mampu mencapai nilai rata-rata minimal 6,50. Perhitungan rata-rata nilai siswa dicari melalui rumus:
Rata-Rata = Skor Jumlah Keseluruhan Jumlah Siswa Keseluruhan
2. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru serta lembar observasi sikap dan kinerja siswa.
Pengukuran aspek afektif dan psikomotor siswa yang dilihat dari hasil observasi adalah melalui konversi skala penilaian dengan skala penilaian yang ditentukan oleh guru.
Keterangan
4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup Baik 1 : Kurang Baik
Skor Unjuk Kerja Siswa Skor Siswa
Skor Siswa
x 100 0 - 24 25 - 49 50 - 74 75 - 100 Skor Maks Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Sumber: Suharsimi Arikunto (2007: 120)
Dalam penelitian ini dilibatkan dua pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi subjektivitas penilaian terhadap hasil observasi. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menggabungkan hasil pengamatan
(27)
34
observer dan diambil rata-rata hasil pengamtannya. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat indikator pengamatan, jika nilai yang diberikan observer sangat baik, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua tahapan dalam pendekatan contextual teaching and learning
(CTL) telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang
Perubahan kenampakan bumi terhadap siswa Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi.
(28)
71
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan
contekstual teaching and learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan contekstual
teaching and learning (CTL) ini meliputi melakukan analisis SK-KD,
melakukan analisi materi pelajaran, menyusun RPP dengan melaksanakan tujuh prinsip penerapan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) yang meliputi prinsip kontruktivisme (constructivisme), bertanya
(questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian
autentik (authentic assessment).Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan penerapan pendekatan
contekstual teaching and learning (CTL) mencakup tujuh prinsip yaitu: 1.)
prinsip kontruktivisme (constructivisme) dilakukan dengan menugaskan siswa untuk memperhatikan gambar yang dipajang guru tentang perubahan kenampakan bumi ; 2) prinsip bertanya (questioning) siswa melakukan tanya-jawab tentang gambar dan menyebutkan perubahan kenampakan bumi;
(29)
72
percobaan dan mengisi lembar kerja siswa (LKS); 4) prinsip masyarakat belajar (learning community) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang untuk mendiskusikan perubahan kenampakan bumi; 5) prinsip pemodelan (modeling) Guru memajang gambar tentang kenampakan bumi; 6) prinsip refleksi
(reflection)Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan cara mengajak siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta rekomendasidan masukan siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan; 7) prinsip penilaian autentik
(authentic assessment)Guru melakukan penilaian dari berbagai aspek yaitu
kinerja siswa (keterampilan/ psikomotor), sikap (apektif), kognitif proses dan kognitif produk
3. Hasil pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatan nilai siswa untuk
mencapai KKM yaitu 65, pada siklus 1 rata-rata siswa mencapai 63,80 dengan ketuntasan belajar 48% dan pada Siklus 2 rata-rata siswa mencapai 75,60 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.
B. Rekomendasi
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:
1. Guru-guru SDN Cikarang khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan contekstual teaching and
learning (CTL) dapat melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada
pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) yaitu:kontruktivisme
(constructivisme), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment)
2. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) melalui berbagai variasi
(30)
73
3. Guru lebih bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran, melalui penggunaan model belajar ataupun penggunaan alat peraga yang sesuai
4. Sebagai profesional, guru perlu lebih mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan siswa di sekolahnya 5. Pelatihan-pelatihan mengenai model belajar serta penelitian tindakan kelas
perlu menjadi kegiatan rutin guru dalam mengembangkan profesionalitasnya melalui KKG
6. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran IPA pada pokok bahasan lainnya
(31)
74
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, S. (1998), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Tim Basyiruddin,U. (2002) Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press BSNP, (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal.
Jakarta : Dharma Bhakti.
Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA.
Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Jumadi. (2001). Perbandingan Metode Penemuan Dengan Metode Ceramah
dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Lingkaran I Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2000/2001. Skripsi Tidak Diterbitkan. Tuban: FPMIPA IKIP PGRI
Tuban.Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Nurhadi. (2003). Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and
Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.
Penyusun Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas
Rachmadiarti, F. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.
Nasution, (2000), Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Sardiman A.M, (2001), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Senjaya, W. (2006), Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
_________ (2008), Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pusat Insan Madani Solihatin, E. (2008) Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara
(32)
75
Surahmad, W. (1981), Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Syamsudin, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya. Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
(1)
Yulia Ervina, 2013
observer dan diambil rata-rata hasil pengamtannya. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat indikator pengamatan, jika nilai yang diberikan observer sangat baik, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah semua tahapan dalam pendekatan contextual teaching and learning (CTL) telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang
Perubahan kenampakan bumi terhadap siswa Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi.
(2)
Yulia Ervina, 2013
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi dalam pembelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) ini meliputi melakukan analisis SK-KD, melakukan analisi materi pelajaran, menyusun RPP dengan melaksanakan tujuh prinsip penerapan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) yang meliputi prinsip kontruktivisme (constructivisme), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment).Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan penerapan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) mencakup tujuh prinsip yaitu: 1.) prinsip kontruktivisme (constructivisme) dilakukan dengan menugaskan siswa untuk memperhatikan gambar yang dipajang guru tentang perubahan kenampakan bumi ; 2) prinsip bertanya (questioning) siswa melakukan tanya-jawab tentang gambar dan menyebutkan perubahan kenampakan bumi; 3) prinsip menemukan (inquiri) guru menugaskan siswa untuk melakukan
(3)
Yulia Ervina, 2013
percobaan dan mengisi lembar kerja siswa (LKS); 4) prinsip masyarakat
belajar (learning community) Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang untuk mendiskusikan perubahan kenampakan bumi; 5) prinsip pemodelan (modeling) Guru memajang gambar tentang kenampakan bumi; 6) prinsip refleksi (reflection)Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara mengajak siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta rekomendasidan masukan siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan; 7) prinsip penilaian autentik (authentic assessment)Guru melakukan penilaian dari berbagai aspek yaitu kinerja siswa (keterampilan/ psikomotor), sikap (apektif), kognitif proses dan kognitif produk
3. Hasil pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatan nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 65, pada siklus 1 rata-rata siswa mencapai 63,80 dengan ketuntasan belajar 48% dan pada Siklus 2 rata-rata siswa mencapai 75,60 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.
B. Rekomendasi
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:
1. Guru-guru SDN Cikarang khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) dapat melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) yaitu:kontruktivisme (constructivisme), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment)
2. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan contekstual teaching and learning (CTL) melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan demonstrasi.
(4)
Yulia Ervina, 2013
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Guru lebih bervariatif dalam melaksanakan pembelajaran, melalui penggunaan model belajar ataupun penggunaan alat peraga yang sesuai
4. Sebagai profesional, guru perlu lebih mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan keadaan siswa di sekolahnya 5. Pelatihan-pelatihan mengenai model belajar serta penelitian tindakan kelas
perlu menjadi kegiatan rutin guru dalam mengembangkan profesionalitasnya melalui KKG
6. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran IPA pada pokok bahasan lainnya
(5)
Yulia Ervina , 2013
Aqib, Z. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, S. (1998), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Tim Basyiruddin,U. (2002) Metode Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press BSNP, (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal.
Jakarta : Dharma Bhakti.
Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA.
Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Jumadi. (2001). Perbandingan Metode Penemuan Dengan Metode Ceramah dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Lingkaran I Siswa Kelas II SLTP Negeri 3 Kudus Tahun Pelajaran 2000/2001. Skripsi Tidak Diterbitkan. Tuban: FPMIPA IKIP PGRI Tuban.Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Nurhadi. (2003). Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.
Penyusun Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas
Rachmadiarti, F. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.
Nasution, (2000), Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Sardiman A.M, (2001), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara
Senjaya, W. (2006), Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
_________ (2008), Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pusat Insan Madani Solihatin, E. (2008) Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara
(6)
Yulia Ervina , 2013
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang Perubahan Kenampakan Bumi (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Sdn Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Surahmad, W. (1981), Metodologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Syamsudin, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya. Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja