PENERAPAN STARTEGI LITERASI PADA PEMBELAJARAN BERTEMA ALAT UKUR GERAK DI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENINGKATKAN LITERASI FISIKA SMP.

(1)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

PENERAPAN STRATEGI LITERASI PADA PEMBELAJARAN BERTEMA ALAT UKUR PADA KENDARAAN BERMOTOR

UNTUK MENINGKATKAN LITERASI FISIKA SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Oleh:

ERMAWATI DEWI 0902140

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ermawati Dewi, 2013

2013

PENERAPAN STRATEGI LITERASI PADA PEMBELAJARAN BERTEMA ALAT UKUR PADA KENDARAAN BERMOTOR

UNTUK MENINGKATKAN LITERASI FISIKA SISWA SMP

Oleh Ermawati Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ermawati Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013


(3)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI LITERASI PADA PEMBELAJARAN BERTEMA ULTRASOUND UNTUK MENINGKATKAN LITERASI

FISIKA SISWA SMP

Oleh: Ermawati Dewi

0902140

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Selly Feranie, S.Pd, M.Si NIP. 197411081999032004

Pembimbing II,

Drs. Saeful Karim, M.Si NIP. 196703071991031004

Mengetahui,


(4)

Ermawati Dewi, 2013

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(5)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

PENERAPAN STARTEGI LITERASI PADA PEMBELAJARAN BERTEMA ALAT UKUR GERAK DI KENDARAAN BERMOTOR

UNTUK MENINGKATKAN LITERASI FISIKA SMP

Ermawati Dewi, NIM. 0902140 Pembimbing I : Dr. Selly Feranie, S.Pd, M.Si

Pembimbing II :Saeful Karim, M.Si

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung Tahun 2013

Rendahnya pemahaman membaca siswa berdampak pada rendahnya scientific concept dan scientific inquiry. Ini menujukan bahwa kemampuan literasi anak Indonesia rendah. Padahal siswa yanng memiliki kemapuan literasi akan memiliki kemapuan mengidentifikasi masalah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains sehingga siswa dapat mempelajari IPA khususnya fisika secara utuh. Hasil PISA 2006 memperkuat rendahnnya kemampuan literasi anak Indonesia. Kemampuan literasi yang diukur oleh PISA 2006 meliputi aspek context, knowledge, competencies, dan attitude. Pada penelitian ini literasi difokuskan pada literasi fisika. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemapuan literasi adalah dengan menerapkan strategi literasi.Ada tujuh strategi literasi yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al, yakni: read-alouds, K-W-L chart/SQ3R (strategi membaca), graphic organizers (startegi menulis), vocabulary instruction, writing to learn, structured notetaking dan reciprocal teaching. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian one grup pretest post test designdengan memberikan tugas awal integreted reading-writing disetiap awal pembelajaran. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN di kota Bandung. Hasil analisis data diperoleh rata – rata nilai hasil posttest sebesar 74,48 lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pretest sebesar 48,38, artinya terdapat hubungan positif antara penerapan strategi literasi dengan kemapuan literasi fisika dengan nilai peningkatan sebesar 0,51 pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa diberikan soal berteks sehingga motivasi siswa dalam membaca rendah.


(6)

Ermawati Dewi, 2013

APPLICATION OF LITERACY STRATEGY ON LEARNING THEMED GAUGES IN VEHICLE MOTION TO INCREASE PHYSICS

LITERACY IN JUNIOR HIGH SCHOOL

Ermawati Dewi, NIM. 0902140 Promotor : Dr. Selly Feranie, S. Pd, M.Si

Co Promotor: Saeful Karim, M.Si

Department of Physic Education FPMIPA UPI Bandung in 2013

The low reading comprehension of students adversely affects the scientific concept and scientific inquiry. It showed that literacy skills of Indonesian children are low. Though students who have high literacy skills would have ability of identifing the problem, using scientific facts, understanding living systems and understanding the use of science equipment so that students can learn science especially physics as a whole. The results of PISA 2006 strengthen the low literacy skills of Indonesian children. Literacy skills measured by PISA 2006 consist of contexts, knowledges, competencies, and attitudes. This study focused on physics literacy. One of the ways to improve literacy skills is to implement a literacy strategy. There are seven literacy strategies proposed by Douglas Fisher, et.al, namely: read-alouds, KWL chart/SQ3R (reading strategies), graphic organizers (strategy writing), vocabulary instruction, writing to learn, structured notetaking and reciprocal teaching. This study used a quasi-experimental research design with one-group pretest posttest design by providing an integreted reading-writing task in the beginning of each lesson. The sample used in this study were students of 7th Junior High School in Bandung. From analysis of data, the posttest average value (74.48) was higher than the pretest average value (48.38). It showed that there was a positive relationship between the implementation of literacy strategies with physics literacy and the increasing values (0.51) is on the medium category. The students’ low motivation in reading was caused the students were unfamiliar to accept text questions.


(7)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Literasi Fisika ... Error! Bookmark not defined. B. Strategi Literasi ... Error! Bookmark not defined. C. Penerapan Strategi Literasi pada Pembelajaran Bertema “ Alat Ukur Gerak Pada Kendaraan Bermotor “... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. C. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Hasil Uji Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Ermawati Dewi, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Penerapan Strategi Literasi dalam Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

B. Peningkatan Literasi Fisika untuk Aspek Knowladge, Competencis dan Contex. ... Error! Bookmark not defined. C. Profil Peningkatan Literasi Fisika untuk Aspek Attitudes ... Error!

Bookmark not defined.

D. Korelasi antara pemahaman membaca dan menulis dengan Literasi

Fisika… ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN


(9)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

DAFTAR TABEL

TABEL

Tabel 2.1 Hubungan antara sains dan kemampuan komunikasi ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Kaitan PBM dan Strategi Literasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen . Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.8 Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan aktivitas guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Persentase Keterlaksanaan aktivitas siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Rekapitulasi nilai rata – rata Tugas Awal Integreated Reading and Writting ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Literasi Fisika Siswa Setelah Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajaran bertema “ Alat Ukur Gerak pada

Kendaraan Bermotor untuk Aspek context, competencies, dan knowledge ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Rekapitulasi Peningkatan Literasi Fisika untuk Aspek Context, Competencies, dan Knowledge ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Ermawati Dewi, 2013

Tabel 4.5 Profil Peningkatan Literasi Fisika untuk Aspek Attitude ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Hasil Uji normalitas Tugas Awal Integrated Reading and Writing ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Hasil Uji normalitas Literasi Fisika setelah diberikan treatment ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Korelasi antara Pemahaman Membaca dan Menulis dengan


(11)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

DAFTAR GAMBAR

Table of Contents

Gambar 2.1 Kerangka penilian literasi Sains PISA (OECD, 2007: 35)Error! Bookmark

not defined.

Gambar 2.2 Bagan tahapan pembelajaran penerapan strategi literasiError! Bookmark

not defined.


(12)

1

1

Ermawati Dewi, 2013

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mempelajari IPA berarti mempelajari tentang alam, mempelajari gejala-gejala alam dan keteraturannya serta mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA tidak hanya dihadapkan pada sekumpulan teori dan hukum saja. Pembelajaran IPA juga dihadapkan pada sekumpulan data fakta teori yang diarahkan pada pengalaman siswa untuk memahami peristiwa, gejala dan dapat menyelesaikan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sumber belajar dari pembelajaran IPA adalah teks IPA. Teks IPA seharusnya dapat membantu siswa untuk memahami konsep – konsep IPA, termasuk didalamnya konsep fisika. Melalui pemahaman konsep yang didapatkan, siswa diharapkan memiliki kemampuan scientific inquiry yang dapat membuat pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 40 siswa disalah satu SMP di kota Bandung tentang kemampuan pemahaman bacaan, dengan memberikan teks fisika serta soal – soal yang berupa sembilan soal pemahaman bacaan, dua soal hipotesis dan satu soal merancang percobaan, menunjukan rata – rata siswa memiliki kemampuan pemahaman bacaan yang rendah. Dari 40 siswa rata – rata siswa hanya mampu menjawab empat soal pemahaman bacaan, dan semua siswa tidak mampu menjawab soal hipotesis dan merancang percobaan. Padahal salah satu sumber belajar yang digunakan adalah textbook sebagai sumber bacaan bagi siswa. Rendahnya kemampuan membaca teks fisika menyebabkan rendahnya pemahaman konsep serta kemampuan scientific inquiry yang dimiliki oleh siswa. Ketiga kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan literasi IPA. Miller ( dalam Hobson : 2003), mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan literasi


(13)

2

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

sains adalah, (1) memahami hukum dan konsep dasar sains misalnya stuktur molekul, (2) memahami fenomena alam berdasarkan sains melalui inkuiri ilmiah dan (3) mengkomunikasikan kembali informasi, membaca dan memahami buku sains popular. Jadi, rendahnya kemampuan membaca, pemahaman konsep dan scientific inquiry, menunjukan bahwa rendahnya kemampuan literasi siswa.

Rendahnya kemampuan literasi anak Indonesia, diperkuat oleh hasil studi yang dilaksanakan oleh PISA. PISA (Programmefor International Student Assessment) merupakan studi literasi internasional yang dilaksanakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada tahun 2006, menunjukkan kemampuan literasi anak Indonesia yang berumur 15 tahun, yang sampelnya diambil secara acak berada pada tingkat rendah. Indonesia menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Ada empat aspek literasi yang diteliti PISA, yakni contex, competencies, knowledge dan attitude. Berdasarkan data PISA tahun 2006 tersebut, anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi sains diantaranya mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains (Ekohariadi : 2009). Fisika sebagai mata pelajaran yang berumpun IPA, tentu saja memiliki peranan penting dalam meningkatkan literasi sains. Oleh karena itu kemampuan literasi dalam fisika menjadi bagian dari kemampuan literasi sains siswa.

Salah satu penyebabnya karena proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional atau menggunakankan metode ceramah. Padahal pembelajaran yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa termasuk didalamnya pengalaman bagi siswa. Untuk meningkatkan kemampuan literasi diperlukan strategi diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, lebih khusus kemampuan literasi fisika siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan literasi siswa adalah dengan menerapkan tujuh strategi literasi pada proses pembelajaran. Tujuh strategi literasi yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al, yakni: read-alouds, K-W-L chart/SQRW (strategi membaca), graphic organizers, vocabulary


(14)

3

Ermawati Dewi, 2013

instruction, writing to learn, structured notetaking dan reciprocal teaching. Pada penelitian ini, empat strategi literasi diatas, yaitu read-alouds, K-W-L chart/SQRW (strategi membaca), graphic organizers (strategi menulis), vocabulary instruction terintegrasi ke dalam tugas awal integrated reading-writing yang berfungsi untuk mengkonstruksi pengetahuan awal siswa dan tiga strategi literasi terintegrasi proses pembelajaran ke dalam model pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari writing to learn, structured notetaking dan reciprocal teaching.

Hobson (2003) berpendapat bahwa pembelajaran literasi sains, termasuk didalamnya literasi fisika harus diajarkan secara untuh, tidak hanya pemahaman sains tetapi juga harus ada relevansi terhadap kebudayaan siswa dan lingkungan sekitar. Selain itu, untuk pembelajaran di Indonesia perlu juga adanya relevansi dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan terhadap satu tema, yaitu “Alat Ukur Pada Kendaraan Bermotor”.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui peningkatan literasi fisika siswa SMP setelah diterapkannya strategi literasi pada pembelajaran bertema “ Alat Ukur pada Kendaraan Bermotor”. Pembelajaran bertema ini diharapkan siswa memperoleh keutuhan belajar sehingga dapat memanfaatkan materi yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : :

1. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi fisika siswa untuk aspek context, competencies dan knowledge setelah diterapkannya strategi literasi? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi fisika siswa untuk aspek

attitude setelah diterapkannya strategi literasi?

3. Bagaimana profil peningkatan literasi fisika untuk aspek contex, competencies dan knowledge setelah diterapkannya strategi literasi ?

4. Bagaimana korelasi antara pemahaman membaca dan menulis dengan literasi fisika pada aspekcontext, competencies dan knowledge?


(15)

4

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti membatasi masalah penelitiannya, yaitu :

1. Kemampuan literasi fisika di ukur dengan mengadopsi bentuk soal PISA 2006 dengan mengukur aspek context, knowledge, competencies, dan attitudes.

2. Strategi literasi mengadaptasi dari jurnal Seven Literacy Strategies That Work yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al (2002).

3. Alat ukur pada kendaraan bermotor hanya dibatasi pada speedometer, odometer dan velocity meter.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari penerapan strategi literasi dalam meningkatkan literasi fisika.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar peningkatan literasi fisika untuk aspek contex, competencies dan knowladge setelah diterapkannya strategi literasi.

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan literasi fisika untuk aspek attitude. 3. Mengetahui korelasi antara pemahaman membaca dan menulis siswa

dengan literasi fisikacompetencies, contex, dan knowladge.

4. Mengetahui profil peningkatan literasi fisika untuk aspek competencies, contex, dan knowladge.

E. Manfaat Penelitian

Terkait dengan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan alternatif strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa.

2. Memberikan gambaran mengenai pemberian tugas awal Integrated Reading and Writing.


(16)

5

Ermawati Dewi, 2013

F. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Strategi Literasi Waribel Terikat : Literasi fisika

G. Definisi Operasional

1. Literasi fisika yang dimaksud adalah kemampuan untuk memahami fisika, menjelaskan fenomena fisika dan mengaplikasikan konsep fisika untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari. Kemampuan literasi fisika diukur dengan menggunakan alat ukur berupa tes soal yang mengadopsi bentuk soal literasi PISA 2006 yang didalamnya terdapat aspek competencies, contex, knowladgedan attitudes.Peningkatan literasi fisika untuk aspek competencies, contex, knowladgedilihat dari nilai gain ternormalisasi antara hasil pretest dan posttest. Untuk literasi fisika aspek attitudes dilihat dari peningkatan respon positif siswa sebelum dan sesudah diterapkannya strategi literasi dalam pembelajaran yang terdapat dalam paket soal literasi fisika .

2. Strategi literasi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa. Pada penelitian ini strategi literasi yang mengadaptasi dari jurnal Seven Literacy Strategies That Work yang dikemukakan oleh Douglas Fisher, et.al (2002) yaitu dengan memberikan strategi membaca, strategi menulis serta pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan scientific inquiry. Untuk strategi membaca dan menulis diberikan melalui tugas awal integrated reading wirting yang diberikan sebagai tugas rumah sedangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan scientific inquiry menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Keterlaksanaan penerapan strategi literasi dilihat dari nilai rata – rata tugas awal integrated reading writing dan keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari keterlaksanaan sintaks model pembelajaran berbasis masalah yang diamati oleh observer ketika pelaksanaan pembelajaran.


(17)

6

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

3. Pemahaman membaca dan menulis merupakan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan menuliskan kembali konsep – konsep fisika yang terdapat dalam bacaan tersebut. Pemahaman membaca dan menulis diukur melalui tugas awal Integrated Reading Writing yang diberikan kepada siswa sebagai tugas rumah.Tugas awal Integrated ReadingWritingdiadaptasi dari jurnal „ Improving Middle school Students Science Literacy through Reading Fusion (Zhihui Fang, 2010) dengan format:Part A Reading, Part B Conceptual Contruction.Part C Concept Mapping and Conclusion.


(18)

Ermawati Dewi, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2006) mengatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk tujuan tertentu. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Menurut sukmadinata(2005) pada penelitian experimen semu, pengontrolan variabel hanya dilakukan pada variabel yang diangap paling dominan.

Pada penelitian eksperimen semu ini, keberhasilan penerapan strategi literasi dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuaan. Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel penelitian yaitu, kelompok kelas eksperimen saja tanpa menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan yaitu penerapan strategi literasi. Sedangkan desain pembelajaran yang digunakannya adalah onegrup pretest postest design. Secara umu desain ini digambarkan pada tabel beriku ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2008 : 11) Keterangan :

O1 = Test awal sebelum diberi perlakuan

X = Treatment ( Perlakuan dengan menerapkan strategi literasi pada tugas awal)

O2 = Test akhir setelah diberi perlakuan


(19)

24

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan strategi literasi sebanyak dua kali pertemun. Sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan strategi literasi, terlebih dahulu kelompok eksperimen diberi tugas awal untuk mengetahui kemampuan literasi fisika, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan, yaitu menerapkan strategi literasi. Strategi literasi dalam pelaksanaannya dibagi menjadi tahap pra pembelajaran dengan memberikan tugas awal Integreteded reading – writing pada tiap pertemuan. Pada pembelajaran dikelas mengunakan metode Problem Based Learning yang sesuai dengan materi yang diberikan pada tugas awal dan berakhir dengan pemberian test akhir.

B. Populasi dan Sampel

Kelompok besar atau wilah yang menjadi lingkup penelitian kita disebut populasi (2005:250). Populasi dalam penelitian pendidikan dapat berupa guru, siswa, kurikulum, fasilitas dan lain sebagainya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII salah satu SMP di kota Bandung.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin kita teliti, yang ciri – ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili dan menggambarkan ciri – ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya (Sugiarto, 2001). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu siswa kelas VII salah satu SMP di kota Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Sampel dipilih berdasarkan rekomendasi guru di sekolah tempat penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan , yaitu :

1. Tahap Persiapan


(20)

25

Ermawati Dewi, 2013

a. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat penelitian, kemudian menghubungi pihak sekolah untuk perijinan akan diadakan penelitian disekolah tersebut.

b. Studi literatur, dilakukan bersamaan dengan studi pendahuluaan untuk mengkaji pembelajaran fisika yang ideal menurut teori.

c. Merumuskan masalah terkait adanya ketidaksesuai antara fakta dilapangan dengan kondisi ideal yang ada pada teori.

d. Menentukan variabel penelitian.

e. Menentukan hipotesis penelitian untuk mengetahui hubungan antar variabel.

f.Menyusun instrumen termasuk didalamnya rpp. g. Menguji coba instrumen tersebut.

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan pemberian tugas awal Integrated Reading and Writing dalam pembelajaran berbasis masalah untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa :

a. Memberikan test awal (pretest) untuk mengukur kemampuan awal literasi fisika.

b. Mmeberikan perlakuan dengan cara pemberian tugas awal Integrated – Reading dan Writing dalam pembelajaran berbasis masalah.

c. Memberikan test akhir (postest) untuk mengukur literasi fisika siswa. 3. Tahap Akhir

a. Mengelola dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperolehdari pengolahan data.

c. Memberikan rekomendasi – rekomendasi terhadap aspek penelitian yang kurang memadai.


(21)

26

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Secara singkat prosedur penelitian sesuai dengan gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara – cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang dapat mendukung pencapaian tujuan penelitian. Pada penelitian ini, pengumpulan data berupa tes. Adapun instrumen yang digunakan dalam seluruh rangkaian penelitian ini, yaitu terdiri dari satu set soal untuk test awal ( pretest) dan test akhir (postest) sebagai alat ukur kemampuan literasi sains serta tugas Integrated Reading-Writing sebagai salah satu tahapan penerapan strategi literasi. Berdasarkan kebutuhan penelitian maka instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Test Literasi Fisika

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir

1. Menentukan sekolah 2. Studi Pendahuluan dan

studi literatur

3. Merumuskan masalah

4. Menentukan variabel 5. Menentukan Hipotesis

6. Menentukan Teknik

mengambil data 7. Menyusun Instrumen

1. Test awal 2. Perlakuaan 3. Test akhir

1. Mengolah dan

menganalisis data

2. Memberikan

kesimpulan

3. Merekomendasikan

aspek penelitian

yang kurang


(22)

27

Ermawati Dewi, 2013

Arikunto (2009:53) menerangkan bahwa test merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, instrumen test yang digunakan terdiri dari instrumen test awal (pretest) dan instrumen test akhir (postest) digunakan untuk mengukur literasi fisika siswa. Soal yang digunakan dibuat sama agar dapat mengukur peningkatannya. Butir – butir soal didalammya mencangkup soal-soal sesuai dengan indikator kemampuan literasi fisika, mengadopsi pada soal PISA 2006 yang mencangkup aspek contex, knowladge dan competencies dengan bentuk soal pilihan ganda lima pengecoh jawaban. Untuk aspek attitude soal berupa pernyataan – pernyataan yang berkatan dengan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Ada empet pilihan respon untuk aspek attitude yaitu dua kelompok respon positif (Penting, Sangat Penting) dan dua respon negatif (tidak penting, kurang penting). Pengolahan data untuk aspek attitude menggunakan tafsiran presentasi.

2. Tugas Awal Integrated Reading-Writing

Integrated Reading-Writing yang dimaksud adalah tugas rumah baca-tulis instruksional. Pada tugas rumah integrated reading and writing, diberikan strategi membaca dan menulis SQRW, sehingga didalamnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu part a : berupa sumber bacaan yang berkaitan dengan materi, part b : berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah yang disusun oleh guru yang berkaitan dengan sumber bacaan untuk mengkontruksi konsep dari sumber bacaan, dan part c : berupa peta konsep dan kesimpulan keseluruhan materi dari sumber bacaan. Tugas awalIntegrated Reading-Writing merupakan bagian dari strategi literasi yang berfungsi untuk mengkontruksi pengetahuan awal siswa sebelum melakuakan pembelajaran. Pada penelitian ini tugas awal Integrated Reading-Writing dianalisis secara keseluruhan sebagai treatment penelitian yaitu penerapan strategi literasi.

3. Format Observasi

Observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dilakukan pada dua objek yaitu guru dan siswa. Format


(23)

28

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

observasi ini dilakuakan untuk mengetahui apakah tahapan – tahapan pembelajaran sudah telaksana. Format observasi juga digunakan untuk mengecek bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Format observasi berisi list yang diamati oleh observer dengan memberikan tanda checklist jika tahapan dilaksanakan dan diolah dengan tafsiran presentasi.

E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen

Instrument adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2009 :10). Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, instrument terlebih dahulu perlu diuji coba. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini telah diuji cobakan pada salah satu SMP yang ada di kota Bandung. Ini dimaksudkan agar data yang diperoleh saat penelitian adalah data yang benar sehingga dapat mengambarkan kemampuan subjek penelitian dengan tepat. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrument penelitian minimal dua macam, yaitu validitas dan reabilitas. Tetapi untuk instrumen tertentu seperti tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda ditambahkan persyaratan daya pembeda dan tingkat kesulitan butir soal (Sukmadinata, 2009 : 208). Pada penelitian ini hasil belajar yaitu pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan literasi fisika siswa.

1. Uji Validitas Butir Soal

Anderson (Arikunto,2009:65) mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila test tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga analisis validitas test merupakan analisis test yang dilakukan untuk menunjukan ketepatan instrument test dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas soal salah satunya dengan teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearoson dengan rumus sebagai berikut :


(24)

29

Ermawati Dewi, 2013

(Arikunto, 2009:72) Keterangan :

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y (dua variabel yang di

korelasikan)

X = skor total tiap butir soal Y = skor total tiap siswa N = jumlah siswa uji coba

Berdasarkan nilai koefesien yang diperoleh, kemudian dapat di interpretasikan pada katagori berikut ini .

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas

Range Validitas

0,00-0,02 Sangat Rendah (SR)

0,21-0,40 Rendah (R)

0,41-0,60 Sedang (S)

0,61-0,80 Tinggi (T)

0,81-1,00 Sangat Tinggi (ST)

( Arikunto, 2009 : 75)

2. Reliabilitas

Reabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata, 2009 :229). Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat memberikan gambaran kemampuan seorang. Hasil pengukuran suatu instrument penelitian harus tetap sama, meskipun diujikan pada orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda pula. Hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang memiliki reliabilitass tinggi disebut alat ukur yang reliabel.


(25)

30

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Metode pengukuran reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode belah dua ganjil-genap yang besarnya dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2009: 93) Keterangan :

r11 =koefisien reabilitas test

=koefisien korelasi ganjil-genap

Koefisien korelasi ganjil-genap di tentukan dengan teknik korelasi product moment yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:72) Keterangan :

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y (dua veriabel yang di

korelasikan)

X = skor siswa yang menjawab benar nomor ganjil Y = skor siswa yang menjawab benar nomor genap N = jumlah siswa uji coba

Hasil nilai dari reabilitas di interpretasikan sesuai dengan kategori pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas

Range Validitas

0,00-0,02 Sangat Rendah (SR)


(26)

31

Ermawati Dewi, 2013

0,41-0,60 Sedang (S)

0,61-0,80 Tinggi (T)

0,81-1,00 Sangat Tinggi (ST)

( Arikunto, 2009 : 75)

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini menunjukan taraf kesukaran soal. Saol yang memiliki indeks 0,00 artinya soal tersebut terlalu sukar sedangkan soal yang memiliki indeks 1,00 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS= Jumlah seluruh siswa peserta test

Arikunto, 2009 :208) Tingkat kesukaran di interpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai P Interpretasi

0,00-0,20 Sukar

0,30-0,69 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2009 : 210)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang


(27)

32

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

menunjukan besarnya daya pembeda disebut daya pembeda. Indeksnya berkisar antara 0,0 sampai 1,00. Untuk menentukan nilai daya pembeda, digunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2009 : 213) Keterangan:

J = Jumlah peserta test

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya pserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Nilai D Interpretasi

Negatif Tidak Baik, harus dibuang

0,00-0,19 Jelek

0,20-0,39 Cukup

0,40-0,69 Baik

(Arikunto , 2009 : 218)

F. Analisis Hasil Uji Instrumen

Uji instrumen penelitian dilaksanakan pada kelas VII di salah satu sekolah di kota Bandung. Data hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis meliputi uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan rebilitasnya. Hasil instrumen tes literasi fisika yang sudah dianalisis, dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(28)

33

Ermawati Dewi, 2013

Tabel 3.6 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,883 Sangat Tinggi 0,95 Mudah 0,05 Jelek Digunakan

2 0,795 Tinggi 0,54 Sedang 0,13 Jelek Digunakan

3 0,835 Sangat Tinggi 0,44 Sedang 0,18 Jelek Digunakan

4 0,768 Tinggi 0,54 Sedang 0,09 Jelek Digunakan

5 0,981 Sangat Tinggi 0,87 Mudah 0,06 Jelek Digunakan 6

0,767 Tinggi 0,58 Sedang -0,28 Tidak

Baik Dibuang

7 0,678 Tinggi 0,42 Sedang 0,39 Cukup Digunakan

8 0,439 Sedang 0,14 Sukar 0,17 Jelek Digunakan

9 0,952 Sangat Tinggi 0,89 Mudah 0,22 Cukup Digunakan 10 0,841 Sangat Tinggi 0,64 Sedang 0,39 Cukup Digunakan 11

0,989 Sangat Tinggi 1 Mudah 0 Tidak

Baik Dibuang 12 0,971 Sangat Tinggi 0,11 Sukar 0,11 Jelek Digunakan

13 0,767 Tinggi 0,53 Sedang 0,61 Baik Digunakan

14 0,933 Sangat Tinggi 0,89 Mudah 0,11 Jelek Digunakan 15

0,944 Sangat Tinggi 0,86 Mudah -0,06 Tidak

Baik Dibuang 16 0,825 Sangat Tinggi 0,69 Sedang 0,17 Jelek Digunakan

17 0,647 Tinggi 0,33 Sedang 0,33 Cukup Digunakan

18

0,971 Sangat Tinggi 0,92 Mudah -0,06 Tidak

Baik Dibuang 19

0,311 Rendah 0,08 Sukar -0,06 Tidak

Baik Dibuang


(29)

34

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Soal yang dikatagorikan sangat rendah tetap digunakan karena sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan literasi fiska. Selain itu soal dalam kategori rendah juga sudah lolos penilaian oleh ahli yaitu dua dosen dari jurusan pendidikan fisika. Revisi dilakukan pada soal dengan mengubah bahasa penyajian soal agar lebih mudah dimengerti oleh siswa. Soal – soal yang tidak digunakan, hanya soal – soal yang memiliki daya pembeda yang tidak baik. Dengan demikian secara umum tiap butir soal dalam penelitian bernilai valid dan dapat gunakan dalam penelitian. Nilai reliabilitas soal ditentukan dengann metode pembelahan ganjil genap. Dari hasil analisi diperoleh nilai sebesar 0,54 dengan kategori sedang.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengelolaan data dilakukan dengan perhitungan secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi fisika siswa. Pada penelitian ini data yang dianalisis adalah data hasil test literasi fisika untuk aspek context, competencies dan knowledge. Untuk aspek atitude dianalisis secara terpisah.

1. Data Hasil Tes Literasi Fisika untuk Aspek Context, Competencies dan Knowledge

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk soal pilihan ganda. Pengolahan data dilakukan dengan cara menentukan skor siswa pada pretest dan postest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatanliterasi fisika. Selanjutnya ditentukan nilai gain untuk menentukan efek treatment yang

dilakukan, yaitu penerapan strategi literasi pada pembelajaran bertema “alat ukur

di kendaraan bermotor”, sedangkan gain ternormalisasi digunakan untuk melihat peningkatan skor pretest dan posttest. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

(Arikunto : 2009) Keterangan :


(30)

35

Ermawati Dewi, 2013

<Sf>= rata-rata skor posttest <Si>=rata-rataskorpretest

Tabel 3.8 Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi Nilai rata-rata gain

yang dinormalisasi

Keterangan

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

0,70 < g ≤ 1,00 Tinggi

(Arikunto : 2009)

2. Data Hasil Tes Literasi Fisika untuk AspekAttitudes

Analisis data hasil tes literasi fisika untuk aspek attitudes dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil soal yang berupa pernyataan yang diisi oleh siswa berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan. Peningkatan aspek attitude dapat dilihat dari selisih jumlah siswa yang menjawab respon positif dan negatif. Semakin tinggi selisih respon positif artinya terjadi peningkatan aspek attitude. Semakin tinggi respon negatif artinya semakin rendah siswa aspek atittude siswa.

3. Uji normalitas

Untuk menguji normalitas sampel digunakan rumus :

(Panggabean,2001:132) Kriteria yang digunakana ialah :

a. Bila X2hitung>X2tabel, maka disimpulkan data sampel berdistribusi normal. b. Bila X2hitung< X2tabel, maka disimpulkan data sampel berdistribusi tidak

normal


(31)

36

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

4. Uji Korelasi

Tinggi – Rendah, kuat –lemah atau besar kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat angka besar kecilnya suatu angka (koefisien) yang disebut Angka Indeks Korelasi (Sudjiono , 2011 :182). Salah satu rumus yang digunakan untuk menguji korelasi adalah Korelasi Product Moment seperti rumus dibawah :

(Sugiyono ,2001:148) Dengan interpretasi seperti tabel 3.9 dibawah ini :

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono ,2001:148) 5. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Data diolah dengan memberikan skor 1 pada tahapan pembelajaran yang dilaksanakan dan skor nol pada tahapan yang tidak terlaksanaa. Data disajikan dengan mempersentasikan kedalam presentase keterlaksanaan.


(32)

Ermawati Dewi, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan literasi fisika siswa SMP setelah diterapkannya strategi literasi pada pembelajaran bertema “ Alat Ukur Pada Kendaraan Bermotor” dengan rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,51 dengan kriteria sedang.

2. Peningkatan literasi fisika pada aspek context dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,47 dengan kategori sedang. Peningkatan literasi fisika pada aspek knowledge dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,62 dengan kategori sedang. Peningkatan literasi fisika pada aspek competencies dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,46 dengan kategori sedang. 3. Literasi fisika siswa untuk aspek attitude setelah diterapkannya strategi

literasi pada pembelajaran bertema “ Alat Ukur Gerak pada Kendaraan Bermotor“ mengalami peningkatan dengan ditandai meningkatnya siswa yang menjawab respon positif.

4. Hubungan antara tingkat pemahaman bacaan dan menulis siswa terhadap kemampuan literasi fisika diperoleh melalui uji korelasi product moment dengan indeks korelasi sebesar 0,6 dengan interpretasi korelasi kuat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang untuk ditindaklanjuti agar penerapan strategi literasi ini hasilnya lebih maksimal untuk meningkatkan literasi fisika diantaranya :


(33)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

1. Pemilihan tema dalam pembelajaran menggunakan strategi literasi ini harus yang lebih kontekstual dan bermanfaat bagi siswa sehingga siswa dapat merasakan langsung manfaat setelah pembelajaran dilaksanakan.

2. Pemilihan bahasa dalam pembuatan teks baik teks untuk tugas awal maupun untuk teks literasi fisika harus sesederhana mungkin agar siswa dapat memahami teks tersebut.

3. Pemilihan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah harus sesuai dengan tema pembelajaran dan benar benar melatihkan scientific iquiry pada siswa sehingga peningkatan literasi fisikanya lebih maksimal lagi.


(34)

Ermawati Dewi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. 2007. Learning to Teach. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Penelitian dan Pengembangan.(2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ekohariadi.(2009). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia berusia 15 tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 10 No 1, Maret 2009. 28-41

Fang, Zhihui. (2010). “Improving Middle School Student Science Literacy Through Reading Infusion”. Journal of Education Research.103, 262-273. Fisher Douglas, et.al.(2002). “Seven Literacy Strategies That Work”. 28, (3), 70

-73.

Giancoli.(2001). Fisika Jilid 1 Edisi kelima.Jakarta : Erlangga

Hastia, Mega. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hakim, Nurlaeli (2012). Penerapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Hobson, Art. (2003). “Physics Literacy, Energy and The Environment”.Journal IOP Journal of Physics Education. 38, 109-114.


(35)

Ermawati Dewi, 2013

Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajran Bertema Alat Ukur Pada Kendaraaan Bermotor Untuk Meningkatkan Literasi Fisika

Heller, P. And K.Heller .(1999). ). Cooperative group problem solving in physics

University of Minnesota online at:

http://groups.physics.umn.edu/physed/Research/CGPS/GreenBook.html. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ofline. Tersedia di http://ebosoft.web.id Kanginan, Marten.(2002). Sains Fisika SMP Kelas VII.Jakarta:Erlangga

Larry, dkk. (1997). Reading to Learn and Writng Science Activities for the Elementary School Clasroom : AEST Conference Proceeding. Oct 2, 1997.

National Professional Development Program.(1996). Literacy Strategies Handbook. Cambridge: Cambridge University Press.

National Science Education Standards. (1996). Science Education. New York: The National Academies Press.

Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: JICA.

Program for Internasional Student Assessment. (2006). Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy. By the government of Organisation for Economic Co-operation Development.

Rustaman, dkk. (2007).Literasi Anak Indonesia 2003 dan 2006.[online : 23 April

2013] tersedia di

:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/MAKALAH_LITSAINS_2003_sep,06.pdf Sahala, Stepanus dkk.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang.Jurnal Matematika dan IPA.Vol. 1 No. 2. Sessoms, Terri.(2012). Integrating Literacy Strategies Into Science Instruction.


(36)

Ermawati Dewi, 2013

Sukmadinata, Nana S, Prof, Dr.(2012). Metode Penelitian Pendidika. Bandung : Rosda

Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Toharudin, U., Hendrawati, S. dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Wattimena, Herman S. (2010). Rangkuman Perkembangan Pendidikan IPA. Makalah pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Paska Sarjana UPI, Bandung.


(1)

36

4. Uji Korelasi

Tinggi – Rendah, kuat –lemah atau besar kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat angka besar kecilnya suatu angka (koefisien) yang disebut Angka Indeks Korelasi (Sudjiono , 2011 :182). Salah satu rumus yang digunakan untuk menguji korelasi adalah Korelasi Product Moment seperti rumus dibawah :

(Sugiyono ,2001:148) Dengan interpretasi seperti tabel 3.9 dibawah ini :

Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono ,2001:148) 5. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Data diolah dengan memberikan skor 1 pada tahapan pembelajaran yang dilaksanakan dan skor nol pada tahapan yang tidak terlaksanaa. Data disajikan dengan mempersentasikan kedalam presentase keterlaksanaan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan literasi fisika siswa SMP setelah diterapkannya strategi literasi pada pembelajaran bertema “ Alat Ukur Pada Kendaraan Bermotor” dengan rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,51 dengan kriteria sedang.

2. Peningkatan literasi fisika pada aspek context dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,47 dengan kategori sedang. Peningkatan literasi fisika pada aspek knowledge dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,62 dengan kategori sedang. Peningkatan literasi fisika pada aspek competencies dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi adalah sebesar 0,46 dengan kategori sedang. 3. Literasi fisika siswa untuk aspek attitude setelah diterapkannya strategi

literasi pada pembelajaran bertema “ Alat Ukur Gerak pada Kendaraan Bermotor“ mengalami peningkatan dengan ditandai meningkatnya siswa yang menjawab respon positif.

4. Hubungan antara tingkat pemahaman bacaan dan menulis siswa terhadap kemampuan literasi fisika diperoleh melalui uji korelasi product moment dengan indeks korelasi sebesar 0,6 dengan interpretasi korelasi kuat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang untuk ditindaklanjuti agar penerapan strategi literasi ini hasilnya lebih maksimal untuk meningkatkan literasi fisika diantaranya :


(3)

1. Pemilihan tema dalam pembelajaran menggunakan strategi literasi ini harus yang lebih kontekstual dan bermanfaat bagi siswa sehingga siswa dapat merasakan langsung manfaat setelah pembelajaran dilaksanakan.

2. Pemilihan bahasa dalam pembuatan teks baik teks untuk tugas awal maupun untuk teks literasi fisika harus sesederhana mungkin agar siswa dapat memahami teks tersebut.

3. Pemilihan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah harus sesuai dengan tema pembelajaran dan benar benar melatihkan scientific iquiry pada siswa sehingga peningkatan literasi fisikanya lebih maksimal lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. 2007. Learning to Teach. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Penelitian dan Pengembangan.(2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ekohariadi.(2009). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia berusia 15 tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 10 No 1, Maret 2009. 28-41

Fang, Zhihui. (2010). “Improving Middle School Student Science Literacy Through Reading Infusion”. Journal of Education Research.103, 262-273. Fisher Douglas, et.al.(2002). “Seven Literacy Strategies That Work”. 28, (3), 70

-73.

Giancoli.(2001). Fisika Jilid 1 Edisi kelima.Jakarta : Erlangga

Hastia, Mega. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hakim, Nurlaeli (2012). Penerapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Hobson, Art. (2003). “Physics Literacy, Energy and The Environment”.Journal IOP Journal of Physics Education. 38, 109-114.


(5)

Heller, P. And K.Heller .(1999). ). Cooperative group problem solving in physics University of Minnesota online at: http://groups.physics.umn.edu/physed/Research/CGPS/GreenBook.html.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Ofline. Tersedia di http://ebosoft.web.id

Kanginan, Marten.(2002). Sains Fisika SMP Kelas VII.Jakarta:Erlangga

Larry, dkk. (1997). Reading to Learn and Writng Science Activities for the Elementary School Clasroom : AEST Conference Proceeding. Oct 2, 1997. National Professional Development Program.(1996). Literacy Strategies

Handbook. Cambridge: Cambridge University Press.

National Science Education Standards. (1996). Science Education. New York: The National Academies Press.

Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: JICA.

Program for Internasional Student Assessment. (2006). Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy. By the government of Organisation for Economic Co-operation Development.

Rustaman, dkk. (2007).Literasi Anak Indonesia 2003 dan 2006.[online : 23 April

2013] tersedia di

:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197 9032-NURYANI_RUSTAMAN/MAKALAH_LITSAINS_2003_sep,06.pdf Sahala, Stepanus dkk.(2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang.Jurnal Matematika dan IPA.Vol. 1 No. 2.

Sessoms, Terri.(2012). Integrating Literacy Strategies Into Science Instruction. Hanbook by Carolina Curicullum Leadership.


(6)

Sukmadinata, Nana S, Prof, Dr.(2012). Metode Penelitian Pendidika. Bandung : Rosda

Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Toharudin, U., Hendrawati, S. dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Wattimena, Herman S. (2010). Rangkuman Perkembangan Pendidikan IPA. Makalah pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Paska Sarjana UPI, Bandung.