PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung.

(1)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung) SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh: AnnisaRozaVanya

1005726

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN

GREEN BEHAVIOUR

MELALUI

BABASAN PARIBASA

SUNDA

DALAM PEMBELAJARAN IPS

Oleh

Annisa Roza Vanya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Annisa Roza Vanya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGSAHAN ANNISA ROZA VANYA

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOUR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 44 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, M.Pd. NIP.19770602 200312 2 001

Mengetahui,


(4)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Nana Supriatna, M.Ed.


(5)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemukan oleh penulis di lapangan, yaitu rendahnya sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa yang kurang memperhatikan kebersihan kelas dan kurang memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Sampah yang berserakan di kolong bangku dan di lantai dibiarkan begitu saja, belum banyak siswa yang membawa bekal makan dan minum dari rumah, lampu kelas dan kipas angin dibiarkan menyala pada saat tidak dibutuhkan, dan tanaman yang tidak dirawat. Siswa tidak banyak memahami mengenai sebab akibat permasalahan lingkungan sehingga tidak memiliki inisiatif untuk memperbaikinya. Perilaku yang tidak ramah lingkungan tersebut tidak mencerminkan nilai/karakter yang terkandung dalam ungkapan lisan Sunda, salah satunya dalam babasan paribasa. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengembangkan green behaviour siswa melalui babasan paribasa dalam pembelajaran IPS. Siswa dapat merefleksikan nilai positif dan negatif yang terkandung dalam babasan paribasa sehingga dapat memilah nilai positif untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam aspek kearifan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah model PTK dari Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan dari desain ini, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observ), dan refleksi (reflect). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu catatan lapangan, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan green behaviour melalui babasan paribasa dalam pembelajaran IPS dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I sampai siklus IV, siswa sudah memiliki moral knowing, moral feeling, dan moral action dalam pembelajaran IPS. Secara moral knowing, siswa telah memahami prinsip green behaviour dengan mengklarifikasi nilai babasan paribasa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara moral feeling, siswa mampu merasakan dan menyadari bahwa green behaviour sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Secara moral action, siswa telah dapat mengaplikasikan antara moral knowing dan moral feeling ke dalam moral action, seperti membuang sampah pada tempatnya, membawa bekal makan dan minum dari rumah, menghemat energi listrik, serta menanam dan merawat tanaman. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk siswa, guru, pihak sekolah, dan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan pembelajaran IPS yang bermakna dan peduli terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan green behaviour siswa.


(6)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Kunci:

Green Behaviour, Babasan Paribasa, Pembelajaran IPS ABSTRACT

This research was conducted based on some problems found in the field, namely the low of students caring attitude towards the environment. It can be seen from the attitude of the students who pay less attention to the cleanliness of the class and less attention to the environmental conditions. Only a few of students who bring lunch from their home, thus the other students tend to buy foods in the school and they often threw the garbage on the floor or they put it under the bench. The other problems are the students let the fan and lights on even when they are not used. Then, there are some untreated plants. Most of the students do not have the initiative to solve the environmental problems because they do not understand the consequences. This behavior do not shows the characteristic which contained in Sudanese idiom, it is babasan paribasa. Based on the background, the writer was interested in developing students green behavior through babasan paribasa in learning social studies. Students can reflect the positive and negative norm in babasan paribasa and apply the positive norm in the daily life especially in the environmentally friendly aspect. The writer used classroom action research as the method from Kemmis and Taggart which has some steps; plan, act, observe, and reflect. The data which used in this study are collected through three forms; Observation, interview, and study of documentation. This research shows that the improvement of green behavior through babasan paribasa in social studies was successes. Based on the result of the observation in the first cycle to fourth cycle, the students have had moral knowing, moral feeling, and moral action in social studies. According to moral knowing, students have already had green behaviour principle by clarifying babasan paribasa value related to lesson material. Moreover, based on moral feeling, students can feel and realize that green behaviour is very essential in daily activities. Additionally, according to moral action, students can apply both moral knowing and moral feeling into moral action, for example don’t throw the rubbish everywhere, bring their meal and drink from their home, save electric power, and plant and protect kind of plants. This result can be as recommendation for students, teachers, and the further researcher to improve teaching and learning process in social studies which has meaningful learning and also give their attention toward the environment to make the improvement of students green behavior.


(7)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Green Behaviour, Babasan Paribasa, Social Studies


(8)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

UCAPAN TERIMAKASIH……….. ii

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT………... v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR BAGAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Struktur Organisasi……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9

A. Green behaviour………... 9

1. Definisi Green behaviour………. 10

2. Penanaman Nilai dalam Green behaviour……… 13

3. Green behaviour dalam Pembelajaran IPS……….. 15

B. Babasan paribasa……… 18

1. Definisi Babasan paribasa……….. 20

2. Babasan paribasa sebagai Media Penanaman Nilai……… 22


(9)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Keterkaitan Babasan paribasa dalam Pembelajaran IPS untuk

Pengembangan Green Behaviour………. 32

C. Penelitian Terdahulu………. 34

BAB III METODE PENELITIAN……….. 37

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian………... 37

B. Desain Penelitian……….. 38

C. Metode Penelitian………. 41

D. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………. 42

1. Siklus I……….. 42

a. Perencanaan……….. 42

b. Tindakan……… 43

c. Observasi………... 44

d. Refleksi……….. 44

E. Fokus Penelitian………. 44

1. Babasan paribasa……….. 44

2. Green behaviour……… 46

F. Instrumen Penelitian……….. 47

1. Pedoman Observasi……… 47

2. Pedoman Wawancara……… 49

3. Catatan Lapangan……….. 50

4. Dokumentasi……….. 50

G. Teknik Pengumpulan Data……… 50

1. Observasi………... 50


(10)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dokumentasi………. 51

4. Catatan Lapangan………. 51

H. Teknik Analisis Data……… 51

1. Analisis Sebelum di Lapangan……… 52

2. Analisis Selama di Lapangan……….. 52

3. Analisis Setelah di Lapangan……….. 52

I. Validitas Data………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 54

A. Deskripsi Data Penelitian………. 54

1. Deskripsi Sekolah……… 54

2. Profil Guru Mitra………. 55

3. Kelas Penelitian………... 56

B. Deskripsi Penelitian………. 56

1. Kegiatan Pra Tindakan……… 56

2. Pelaksanaan Tindakan………. 59

a. Siklus I………. 60

b. Siklus II……… 74

c. Siklus III……….. 88

d. Siklus IV.………. 102

C. Pembahasan……….. 114

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 128

A. Kesimpulan……….. 128


(11)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka………. 132

LAMPIRAN………. 136

DAFTAR TABEL Tabe 2.1 Prinsip Kunci Green Behaviour……… 13

Tabel 2.2 Babasan dan Paribasa yang Berhubungan dengan Green Behaviour……….. 31

Tabel 2.3 Babasan dan Paribasa yang Maknanya dapat diaplikasikan ke dalam Pembelajaran IPS untuk Mengembangkan Green Behaviour Siswa……….. 41

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pengembangan Green Behaviour Siswa... 48

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Pengembangan Green Behaviour Siswa……….. 51

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus Ke-I………. 68

Tabel 4.2 Green behaviour Siswa pada Siklus I……… 70

Tabel 4.3 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus I………. 73

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 82


(12)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus II………... 87

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……… 97

Tabel 4.8 Green behaviour Siswa pada Siklus III………. 99

Tabel 4.9 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus III……….. 101

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus IV……… 109

Tabel 4.11 Green behaviour Siswa pada Siklus IV……… 111

Tabel 4.12 Daftar Cek Green Behaviour Siswa Siklus IV………. 113

Tabel 4.13 Rata-rata pengembangan green behaviour siswa pada siklus I, II, III, dan IV……… 115

Tabel 4.14 Perkembangan Green Behaviour Siswa pada Siklus I sampai IV……….. 117

Tabel 4.15 Babasan dan Paribasa yang Dijadikan Pegangan Perilaku Siswa………. 123


(13)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart………. 38 Gambar 4.1 Perkembangan Indikator Membuang Sampah pada Tempatnya

Siklus I-IV……….. 117

Gambar 4.2 Perkembangan Indikator Membawa Bekal Makan dari Rumah

Siklus I-IV……….. 118

Gambar 4.3 Perkembangan Indikator Membawa Bekal Minum dari Rumah

Siklus I-IV………... 119

Gambar 4.4 Perkembangan Indikator Menghemat Energi Listrik

Siklus I-IV………... 120

Gambar 4.5 Perkembangan Indikator Menanam dan Merawat Tanaman

Siklus I-IV………... 121


(14)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung


(15)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pada skripsi ini membahas mengenai latar belakang masalah yang penulis dapatkan dari observasi awal. Kemudian, untuk memfokuskan kajian penelitian, pada bab ini juga dilengkapi oleh rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Adapun stuktur organisasi, yaitu untuk mengetahui mengenai garis besar dari isi masing- masing bab yang terdapat pada skripsi ini. A. Latar Belakang Masalah

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Green Behaviour melalui Babasan Paribasa Sunda dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII – C”, dilatarbelakangi oleh rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi kelas yang kotor dan tidak rapih. Banyak sampah yang berserakan di lingkungan kelas, padahal di depan kelas sudah terdapat tempat sampah organik dan anorganik. Adapun ketika siswa membuang sampah, mereka tidak membuang sampah (organik dan anorganik) pada tempatnya. Berbicara mengenai kepedulian lingkungan, kebanyakan dari pesrta didik hanya memahami bahwa membuang sampah pada tempatnya merupakan tindakan ramah lingkungan. Hal tersebut memang tidak salah, namun apabila dikaitkan dengan permasalahan lingkungan yang ada di zaman sekarang, membuang sampah pada tempatnya saja tidak cukup. Tidak banyak siswa yang mengetahui pentingnya memisahkan sampah organik dan anorganik sebelum dibuang ke tempatnya. Pada keadaan tersebut pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting untuk memperbaiki perilaku siswa agar dapat lebih bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan. Berbicara mengenai kebersihan lingkungan, tidak terlepas dari green behaviour. Green behaviour adalah bagaimana manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat mejaga dan memelihara lingkungan hidupnya (Soemanrno, 2011, hlm. 1). Oleh karena itu,


(16)

2

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep green behaviour dapat diterapkan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

Lingkungan kelas yang kotor tentunya dapat menimbulkan masalah yang merugikan komunitas kelas, baik guru maupun siswa. Lingkungan yang kotor juga akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan di kemudian hari, seperti terjadinya banjir akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik, dan juga dapat menimbulkan wabah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk malaria dan bakteri. Keadaan kelas yang kotor tersebut dapat direfleksikan dengan suatu peribahasa Sunda yang berbunyi, ari diarah supana, kudu dijaga/dipiara catangna, yang secara harfiah artinya jika menginginkan hasilnya, harus mau menjaga dan merawatnya. Apabila diartikan secara istilah yang berkaitan dengan lingkungan, paribasa tersebut menyiratkan arti ketika kita menginginkan suatu lingkungan yang bersih dan nyaman maka harus rajin membersihkannya. Tidak akan ada hasil yang sesuai keinginan apabila kita tidak berusaha untuk mewujudkannya, misalnya agar lingkungan bersih dari sampah maka sikap yang harus dilakukan adalah membuang sampah pada tempatnya.

Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh sampah, seperti banjir, semakin marak terjadi di berbagai daerah. Manusia harus meminimalisir dampak tersebut dengan mengurangi sampah agar tidak semakin menumpuk dengan menggunakan barang yang ramah lingkungan. Menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan merupakan salah satu tindakan green behaviour. Akan tetapi masih banyak siswa yang belum memahami bahwa membawa bekal makanan dan minuman dari rumah menggunakan tempat yang ramah lingkungan (dapat dipakai berulang-ulang) dapat meminimalisir limbah sampah anorganik di lingkungan tempat tinggal mereka. Perilaku green behaviour tersebut juga dapat mengurangi dampak negatif, seperti banjir, sarang penyakit (nyamuk, kuman, dan bakteri), pencemaran udara, pencemaran air hingga pencemaran tanah. Selain dari pada itu, green behaviour juga dapat dilakukan dengan cara menghemat energi


(17)

3

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

listrik serta menanam dan merawat pohon guna mengurangi dampak negatif dari pemanasan global (global warming).

Rusmana (2010, hlm. 39) menyebutkan bahwa, green behaviour merupakan bagian dari pendidikan lingkungan hidup yang berarti pembelajaran yang dilakukan untuk membantu peserta didik dalam memahami lingkungan hidup dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perlindungan dan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Sejalan dengan pengertian tersebut, dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah pun kerap mempelajari fenomena lingkungan yang dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menghemat energi listrik apabila tidak sedang digunakan, mengkonsumsi barang-barang yang ramah lingkungan, dan lain-lain. Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam menjaga lingkungan tersebut, Lickona (2012, hlm. 84) mengemukakan mengenai komponen karakter yang baik, meliputi pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan tindakan moral (moral action). Maka, dalam pengembangan green behaviour ini, siswa diharapkan memiliki ketiga karakter tersebut agar pembelajaran IPS dapat lebih bermakna dan bermanfaat guna mengembangkan green behaviour siswa.

Di balik permasalahan di atas, guru sebagai sumber panutan di sekolah sering kali lalai dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswanya. Hal tersebut berdampak pada rendahnya rasa tanggung jawab siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan. Keadaan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Supriatna (2011) selama ini pembelajaran IPS mengenai green behaviuor lebih banyak menekankan pada aspek menghapal dan mengingat (recall) mengenai nama-nama sumber daya alam, nama-nama pohon, jenis polusi, kejadian bencana alam, jenis makanan organik dan anorganik dan lain-lain. Pembelajaran IPS sejatinya bukan hanya menekankan pada aspek menghapal atau pun mengingat, tetapi siswa juga harus memahaminya. Ketika siswa memahami materi yang


(18)

4

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan, maka secara tidak langsung siswa akan lebih mudah mengingat pembelajaran yang diberikan.

Dewasa ini pengembangan nilai dan sikap sering kali terlupakan, khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut bersebrangan dengan apa yang diutarakan oleh Indikka (2012, hlm. 7) dalam pelaksanaannya, anak-anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif nilai-nilai sosial yang merupakan unsur penting dalam pengajaran IPS. Merujuk pada pernyataan tersebut, terbukti bahwa pembelajaran mengenai nilai-nilai dalam proses pembelajaran amatlah penting. Pembelajaran nilai, selain menyentuh aspek kognitif, juga harus menyentuh aspek afektif dan psikomotor. Dalam pembelajaran IPS banyak menyangkut aspek lingkungan tersebut, sehingga pembelajaran IPS harus mampu mengembangkan aspek green behaviour siswa yang tergolong rendah. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam permendiknas No. 22 (2006, hlm. 14) tentang standar isi, meliputi aspek-aspek seperti:

1. Manusia, tempat dan lingkungan. 2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan. 3. Sistem sosial dan budaya.

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Pengembangan green behaviour ini, akan penulis kembangkan melalui babasan dan paribasa Sunda, yang mengandung banyak aspek kearifan lingkungan. Adapun pengertian babasan adalah gabungan kata yang mengandung arti kiasan pada masing-masing anggota kata dalam kalimatnya, sedangkan paribasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud tertentu. Contohnya dalam kalimat paribasa Sunda ari diarah supana kudu dijaga/dipiara catangna, yang berarti apabila menginginkan hasilnya (lingkungan yang bersih) maka harus menjaga dan merawatnya (Munawar, 2010 hlm. 5).


(19)

5

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Babasan tersebut dapat diterapkan kepada siswa agar lebih menyadarkan betapa pentingnya kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar sehingga kita patut mensyukurinya dengan cara menjaga dan merawat kesuburannya bersama-sama. Dengan menggunakan babasan dan paribasa, pembelajaran diharapkan akan lebih hidup dan bermakna, serta lebih kontekstual.

Babasan dan paribasa ini merupakan bagian dari ungkapan lisan Sunda yang biasa dipakai oleh masyarakatnya sebagai ungkapan terhadap seseorang atau keadaan yang menggunakan bahasa kiasan yang mengandung arti mendalam berupa petuah atau pun sindiran. Kaitannya dengan lingkungan adalah siswa diharapkan dapat mengambil nilai kearifan lingkungan babasan dan paribasa tersebut sehingga selanjutnya dikaji, dipahami, dan diaplikasikan sikap teladannya dalam kehidupan sehari-hari.

Babasan dan paribasa dapat dimanfaatkan untuk merefleksikan keadaan lingkungan sekitar siswa. Sejatinya dalam suatu babasan dan paribasa mengandung filosofi kehidupan yang dapat dipelajari. Istilah pendidikan nilai itu sendiri mengacu pada aksiologi pendidikan, sejauh mana pendidikan itu memunculkan dan menerapkan nilai/moral kepada peserta didik (Elmubarok, 2008 hlm. 12). Oleh karena itu, pendidikan nilai sangatlah penting sebagai inti dari ilmu pengetahuan siswa, untuk menentukan sikap apa yang harus diteladani dalam suatu kajian yang dipelajarinya. Dengan kata lain proses pembelajaran yang akan dilakukan adalah bagaimana sejumlah nilai babasan dan paribasa dapat direfleksikan ke dalam pembelajaran IPS sehingga siswa tidak sekedar mengingat materi pelajaran akan tetapi juga memahaminya.

Menurut Effendi (2011, hlm. 3) pentingnya implementasi nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran IPS dapat dikaji dari filsafat pendidikan yang mendasarinya yaitu perenialisme. Perenialisme memandang bahwa masa lalu adalah sebuah mata rantai kehidupan umat manusia yang tidak mungkin diabaikan. Sebagai generasi penerus, peserta didik harus dibekali asal usul kebudayaan daerahnya, sebagai fondasi untuk menghadapi arus globalisasi yang


(20)

6

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tengah marak berkembang. Pembelajaran di sekolah merupakan salah satu cara untuk mewariskan nilai- nilai budaya pada generasi muda suatu bangsa.

Melalui pengalaman belajar, siswa akan mewarisi nilai luhur suatu budaya dan menanamkan nilai tersebut dalam dirinya. Melalui pengalaman belajar dari keluarga dan masyarakat sekitar, peserta didik dapat mencari, menemukan dan membangun pengetahuannya. Keterkaitan nilai budaya lokal babasan dan paribasa dengan green behaviour dapat dipakai sebagai media pembelajaran siswa di kelas. Salah satunya, yaitu agar peserta didik lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah organik dan anorganik, meminimalisir penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan (plastik, gelas/botol minuman sekali pakai, kertas, dan sebagainya).

Penanaman makna suatu kebudayaan dalam pendidikan IPS bukan berarti melakukan indoktrinasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, melainkan mengkajinya secara logis, kritis dan analitis sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Berdasarkan rendahnya sikap peduli lingkungan tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan green behavior melalui pembelajaran IPS di sekolah, khususnya di kelas VII – C SMP Negeri 44 Bandung. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk menginternalisasikan peranan nilai pada babasan dan paribasa Sunda dalam pembelajaran IPS. Agar dapat lebih mengembagkan green behaviour siswa dengan baik, maka penulis memutuskan untuk mengkaji suatu fenomena lingkungan, kemudian merefleksikannya dengan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam babasan dan paribasa, sehingga pembelajaran akan lebih bersifat kontekstual serta siswa dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai yang ditanamkan.


(21)

7

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merancang Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C? 2. Bagaimana melaksanakan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan

Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C? 3. Bagaimana merefleksikan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan

Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C? 4. Bagaimana kendala dan solusi dalam menerapkan strategi Pengembangan

Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Merancang Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

2. Melaksanakan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

3. Merefleksikan Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

4. Mengetahui kendala dan solusi dalam menerapkan strategi Pengembangan Green behaviour melalui Babasan Paribasa dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung Kelas VII-C.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru


(22)

8

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk bahan pertimbangan guru pada pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar yang lebih bervariasi agar lebih efektif sehingga tujuan pembeajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengetahuan peneliti dalam hal penerapan metode pembelajaran yang lebih tepat dan untuk pedoman bagi penelitian selanjutnya agar lebih baik lagi.

3. Bagi Peserta didik

Dengan menggunakan metode pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat lebih peka dan bertanggung jawab terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sehingga tercipta lingkungan kelas yang sehat dan nyaman.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

E. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Pada bab satu, berisikan mengenai pendahuluan, yang didalamnya membahas mengenai latar belakang masalah berdasarkan obeservasi awal yang telah dilakukan oleh penulis, kemudian rumusan masalah, tujuan penelitian, dan yang terakhir manfaat penelitian.

Bab dua, peneliti memaparkan mengenai kajian pustaka yang akan dipakai oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka ini meliputi; pengertian dan ruang lingkup green behaviour, babasan dan paribasa, dan pembelajaran IPS. Adapun tujuan teori yang digunakan berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan dari para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih dahulu mengenai lingkup kajian yang hampir sama.


(23)

9

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab tiga membahas mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, lokasi penelitian, subyek yang akan diberikan tindakan sesuai dengan masalah yang ada, teknik pengumpulan data yang akan digunakan, prosedur penelitian, validasi data, dan yang terakhir, yaitu melakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakuakan.

Bab empat berisikan hasil penelitian. Pada bab ini, penulis memaparkan mengenai deskripsi hasil pengolahan dan analisis penelitian yang diperoleh selama dilaksanakannya penelitian.


(24)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam skripsi ini berisikan mengenai penentuan metode merupakan hal yang harus diputuskan dengan cermat. Peneliti harus memahami objek yang dikaji sehingga dapat memutuskan metode apa yang akan ditempuh agar tujuan penelitiannya dapat tercapai dengan baik. Lokasi penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, fokus penelitian, setting penelitian, siklus penelitian tindakan kelas, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta validitas dan reliabilitas data menjadi sub bab dalam penelitian ini.

Setelah menganalisis masalah yang diteliti, berkaitan dengan permasalahan suatu kelas dengan satu permasalahan pembelajaran yang sama, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode untuk memecahkan masalah pada penelitian ini.

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPN 44 Bandung Jalan Cimanuk nomor 1 – Bandung. Agar lebih efektif dan efisien pemilihan lokasi penelitian ini disesuaikan dengan tempat peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Berdasarkan observasi awal, peneliti melihat siswa VII – C kurang memiliki sikap kepedulian terhadap lingkungan, dilihat dari lingkungan kelas yang banyak sampah sehingga tidak mengindahkan peraturan sekolah untuk selalu menjaga lingkungan sekolah, termasuk lingkungan kelas agar tetap bersih. Oleh karena itu peneliti akan mengembangkan green behaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS agar peserta didik mampu merefleksikan betapa pentingnya penanaman nilai, sikap dan perilaku yang terkandung pada babasan dan paribasa yang telah lama dikembangkan dalam kearifan lokal Sunda. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, tahun ajaran 2013-2014, yaitu


(25)

38

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada bulan April sampai dengan bulan Mei. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal kegiatan pembelajaran IPS di kelas VII C SMPN 44 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII – C SMPN 44 Bandung yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, kelas VII – C ini memiliki kelemahan dalam segi perilaku yang berkenaan dengan kebersihan lingkungan. Siswa cenderung tidak peduli akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, padahal di depan kelas mereka telah tersedia dua tong sampah khusus untuk sampah organik dan anorganik. B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah sebagai acuan untuk memperbaiki sesuatu yang belum tertanam dengan baik sehingga terlihat perubahan ke arah yang lebih baik pula. Berdasarkan pada pengertian PTK yang telah dibahas sebelumnya, di mana penelitian dilakukan dengan latar belakang permasalahan yang ada di kelas. Untuk dapat melihat progres dalam pengembangan green behaviour, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Spiral dari Kemmis dan Taggart yang digambarkan sebagai berikut:


(26)

39

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

(dalam Wiraatmadja, 2011, hlm. 66)

Secara lebih rinci, Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66) menjelaskan tahap penelitian tersebut. Dalam tahapan pertama, yakni membuat perencanaan tindakan sesuai dengan observasi awal; kedua, tahap pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya; ketiga, melakukan observasi pada saat pelaksanaan tindakan; keempat, yaitu melakukan refleksi untuk mengetahui letak kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan kemudian menyusun perencanaan tindakan untuk siklus selanjutnya. Keempat tahap tesebut akan peneliti aplikasikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku atau sikap siswa sebagai solusi dari permasalahan yang didapatkan dari observasi awal sebagai hasil analisis masalah. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian dengan melihat permasalahan yang dialami oleh kelas tersebut.


(27)

40

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Melakukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

c. Menyusun waktu penelitian.

d. Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan langkah pembelajaran penanaman nilai babasan dan paribasa.

e. Menentukan materi yang direfleksikan dengan babasan dan paribasa agar green behaviour siswa dapat berkembang dengan baik dalam pembelajaran IPS.

f. Mempersiapkan babasan dan paribasa serta media pembelajaran lainnya yang sesuai dengan materi.

g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk melaksanakan penelitian di kelas.

h. Meminta masukan kepada dosen pembimbing mengenai materi yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.

i. Menyususn instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengembangkan green behaviour siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Tindakan

Tindakan ini mencakup berbagai perlakuan/tindakan guru dalam upaya memecahkan masalah yang dikaji dan disusun dalam perencanaan. Dalam pelaksanaannya, peneliti akan menerapkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap tindakan ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya oleh peneliti sesuai dengan RPP yang telah dirancang.

b. Merefleksikan babasan dan paribasa guna mengembangkan green behaviour siswa pada pembelajaran IPS.

c. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra/kolaborator. 3. Observasi


(28)

41

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam kegiatan observasi dilakukan pengumpulan data atau informasi mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti serta mengamati perkembangan green behaviour siswa melalui pembelajaran IPS. Adapun langkah-langkah pelaksanaan yang akan dilakukan dalam tahap observasi ini adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan aktivitas siswa di dalam dan di luar kelas yang menjadi subjek penelitian, yaitu kelas VII – C SMP Negeri 44 Bandung.

b. Pengamatan mengenai implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.

c. Catatan lapangan dan wawancara dengan siswa. 4. Refleksi

Melalui kegiatan refleksi, peneliti menganalisis hasil observasi perkembangan green behaviour siswa dan kinerja guru dalam menerapkan nilai kearifan lokal pada babasan dan paribasa. Kegiatan ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan. Refleksi dilakukan dengan diskusi bersama guru mitra/kolabolator. Hasil refleksi ini akan dijadikan dasar dalam penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya sampai target pencapaian terpenuhi dan menemukan titik jenuh.

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, metode merupakan hal yang sangat penting sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. Metode yang dipilih harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengungkapkan kajian tentang pengembangan green behaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS pada siswwa kelas VII- C SMP Negeri 44 Bandung. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka penulis memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode yang akan digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini.


(29)

42

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada dasarnya PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Pada dasarnya PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan untuk memperbaiki proses dan kualitas belajar di suatu kelas sehingga mendapatkan hasil yang baik. Menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2010, hlm. 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Pendapat tersebut diperkuat oleh Elliot dalam Wiriaatmadja (2010, hlm. 12) yang menyatakan penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas terhadap situasi sosial tersebut.

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk peningkatan dan atau perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar dan pengembangan karakter siswa. Oleh karena itu, dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakuka secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dari mulai disusunnya perencanaan sampai dengan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan di kelas dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki masalah pembelajaran yang dialami kelas tersebut.

D. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan belajar mengajar kelas VII – C SMP Negeri 44 Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa kali tindakan . setiap tindakan meliputi beberapa tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahap penelitian yang akan dilakukan pada setiap siklus secara garis besarnya adalah sebagai berikut:


(30)

43

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis observasi awal. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan suatu masalah yang harus ditanggulangi. Permasalahan yang terjadi, yaitu kurangnya rasa kepedulian siswa terhadap lingkungan. Rendahnya rasa kepedulian terhadap lingkungan ini akan ditanggulangi melalui pengembangan green behaviour siswa. Melalui berbagai pertimbangan, peneliti memutuskan untuk menggunakan babasan dan paribasa sebagai cara untuk mengmbangkan green behaviour siswa tersebut. Kegiatan perencanaan ini, lebih rincinya akan dilaksanakan melalui tahap berikut:

1) Membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai pola penggunaan lahan industri dalam kegiatan ekonomi. Pembelajaran direfleksikan dengan babasan dan paribasa yang berhubungan dengan materi tersebut.

2) Memeprsiapkan materi ajar.

3) Mempersiapkan babasan dan paribasa yang akan digunakan, seperti leuweung ruksak, cai beak, rakyat balangsak. Babasan tersebut untuk menggambarkan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia yang tidak memelihara kelestarian lingkungan dalam kegiatan ekonomi. Babasan dan paribasa lain yang digunakan untuk penunjang penerapan nilai dan sikap sebagai pertimbangan siswa dalam pengembangan green behaviour adalah hayang untung kalah buntung; halodo sataun, lantis ku hujan sapoe; manuk hirup ku jangjangna jelema hirup ku akalna, kudu bisa lolondokan, cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok.

4) Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang dalam penyampaian materi agar siswa lebih mudah memahami, seperti gambar kerusakan hutan akibat dieksploitasi dan video mengenai global warming sebagai akibat dari pola penggunaan lahan industri yang tidak ramah lingkungan.


(31)

44

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan pembelajaran.

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi siswa mengenai pengembangan green behaviour.

7) Menyusun pedoman wawancara untuk guru mitra dan siswa. 8) Menyusun lembar catatan lapangan.

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan pelaksanaan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Guru mengajar sesuai dengan RPP yang telah tidbuat dengan merefleksikan babasan dan paribasa sebagai pengembangan nilai dan sikap green behaviour siswa. Tahapan pelaksanaan akan dilakukan sebagai berikut:

1) Guru melakukan apersepsi dan motivasi sesuai dengan materi yang akan dibahas, kemudian menayangkan gambar hutan gundul yang telah dieksploitasi merefleksikannya dengan menghubungkan babasan (leuweung ruksak, cai beak, rakyat balangsak) dalam kegiatan tersebut.

2) Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi pembelajaran, serta video global warming dan merefleksikannya dengan untuk memvisualisasikan proses perilaku yang tidak ramah lingkungan dalam kegiatan ekonomi yang menimbulkan dampak buruk bagi kelestarian lingkungan dihubungkan dengan paribasa (ulah kabawa ku sakaba-kaba).

3) Guru memberikan LKS berupa artikel mengenai pola penggunaan lahan yang terdapat beberapa pertanyaan di dalamnya. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan diskusi kelompok dan mempresentasikannya di depan kelas. kemudian, pada pertemuan selanjutnya memberikan tugas untuk mengklasifikasikan gambar kegiatan ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

4) Guru memfasilitasi siswa untuk mensimulasikan cara membuang sampah organik dan anorganik.


(32)

45

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahapan observasi pada siklus I adalah dengan melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini digunaka sebagai upaya untuk pengumpulan data dan untuk melihat hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dalam tahapan refleksi siklus I adalah sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil observasi green behaviour siswa dan penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan catatan lapangan.

2) Melakukan diskusi dnegan guru mitra untuk membahas hasil observasi tindakan.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi dari data observasi yang didiskusikan.

E. Fokus Penelitian 1. Babasan dan paribasa

Penerapan babasan dan paribasa, akan mengkaji mengenai keterkaitan suatu makna dari kearifan lokal di dalamnya berdasarkan fenomena lingkungan sosial maupun lingkungan hidup yang dipelajari pada pembelajaran IPS. Kearifan lokal yang terdapat dalam peninggalan peradaban masa lalu seharusnya menjadi nilai revitalisasi untuk pembentukan karakter generasi berikutnya. Oleh Karena itu, dalam babasan dan paribasa yang merupakan kearifan lokal Sunda, terdapat bebagai nilai sebagai pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter tidak saja membimbing, dan membina setiap anak didik untuk memiliki kompetensi intelektual, kompetensi keterampilan mekanik, tetapi juga harus terfokus kepada pencapaian pembangunan dan perkembangan karakter. Bahasa


(33)

46

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunda berasal dari SUN – DA – HA, yang mengandung arti SUN adalah diri, DA adalah alam dan HA adalah Tuhan.

Babasan dan paribasa dimasukkan ke dalam materi pembelajaran IPS disesuaikan dengan SK dan KD untuk mengembangkan karakter siswa sesuai dengan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran IPS. Dengan kata lain, babasan parbasa akan dipakai sebagai media dalam pengembangan green behaviour siswa dengan menggunakan pendekatan VCT (Value Clarification Tehnique).

VCT merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir rasional untuk mendapatkan nilai yang dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan materi pembelajaran

b. Guru memberikan contoh babasan dan paribasa yang berhubungan dengan pembelajaran.

c. Siswa memperhatikan babasan dan paribasa sehingga berusaha untuk memahaminya.

d. Guru mengklarifikasi masalah dengan memberikan tanggapan atas pendapat siswa sambil mengarahkannya kepada konsep atau materi pembelajaran

e. Tanya jawab mengenai hubungan materi pembelajaran dengan contoh babasan

paribasa yang diberikan.

f. Memberikan penghargaan ketika siswa berani untuk berpendapat dengan pujian.

g. Menyimpulkan pendapat secara bersama-sama (siswa dengan guru) 2. Green behaviour

Green behaviour diantaranya adalah suatu perilaku yang harus dibiasakan mulai dari aktivitas kecil yang rutin kita lakuakan sehari-hari, seperti mematikan


(34)

47

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lampu ketika tidak sedang diperlukan, hendaknya turun naik tangga konvensional daripada menggunakan tangga berjalan, mendaur ulang kertas hingga mengeringkan pakaian secara manual daripada menggunakan pengering elektronik, serta menghidari sesuatu yang tidak ramah lingkungan, meliputi mematikan keran ketika menyikat gigi sampai dengan menggunakan botol minuman pribadi ketika sedang bepergian.

Menurut Supriatna (2013) Dalam pembelajaran IPS, green behavior nampak dalam perilaku seperti; menghemat penggunaan air, listrik, bahan bakar minyak dan mengkonsumsi barang dan makanan yang tidak merusak lingkungan. Dalam melakukan mobilitas sehari-hari, green behavior siswa akan nampak dalam hal seperti; memilih naik tangga daripada lift, menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi, menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, menggunakan sinar matahari untuk pencahayaan ruang, menghindari penggunaan barang-barang yang tidak ramah lingkungan, menggunakan peralatan yang dapat didaur ulang, mengurangi dan menghindari penggunaan plastik sebagai barang perlengkapan, dan lain-lain.

Pembelajaran IPS dalam mengembangkan green behaviour melalui babasan dan paribasa, pada penelitian ini akan menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran. Berdasarkan rujukan indikator menurut para tokoh di atas, maka di bawah ini penulis mengadaptasi beberapa indikator yang relevan guna mengembangkan green behaviour siswa. Adapun indikator yang akan digunakan sebagai tolak ukur perkembangan siswa di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Membuang sampah pada tempatnya

b. Membawa bekal makanan dari rumah menggunakan tempat makan yang dapat digunakan berulang-ulang

c. Membawa bekal air minum dari rumah menggunakan botol minuman isi ulang.


(35)

48

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Menghemat energi listrik di kelas ketika tidak diperlukan

e. Menanam dan merawat pohon di sekolah F. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini lebih kepada mengkaji sejauh mana siswa dapat menerima, memahami, dan mengaplikasikan green behaviour yang direfleksikan melalui babasan dan paribasa terhadap pembelajaran IPS. Perilaku yang diharapkan meliputi rasa tanggung jawab, bijaksana dan kepedulian terhadap lingkungan. Hal tersebut akan digunakan sebagai tolak ukur pembelajaran selama pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi akan dilakukn dengan cara

menggunakan tanda ceklis (√) pada indikator (sikap) yang dianggap menunjukan

green behaviour terhadap pembelajaran IPS, serta untuk mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran mengenai kajian nilai kearifan lokal melalui babasan dan paribasa dalam mengembangkan green behaviour siswa. Pedoman observasi pada penelitian ini melihat pada aspek perkembangan green behaviour siswa.

Melalui pedoman Observasi Green behaviour, peneliti dapat menindaklanjuti hasil penelitian yang didapat dalam menilai perkembangan aspek-aspek yang menunjukkan bahawa sejauh mana perkembangan green behaviour siswa pada saat dilaksanakan tindakan. Untuk lebih jelasnya pedoman observasi ini dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pengembangan Green behaviour Siswa


(36)

49

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Membuang sampah pada tempatnya

2. Membawa bekal makanan dari rumah menggunakan tempat makan yang dapat digunakan berulang- ulang 3. Membawa bekal air minum dari rumah

menggunakan botol minuman isi ulang. 4. Menghemat energi listrik di kelas

ketika tidak diperlukan

5. Menanam dan merawat pohon

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Pengembangan Green behaviour Siswa

No Indikator Kriteria Baik

(B)

Cukup (C)

Kurang (K) 1. Membuang

sampah pada tempatnya

a. Tidak terdapat sampah di bawah meja

b. Melakukan piket kelas c. Memisahkan sampah

organik dan anorganik 2. Membawa

bekal makanan dari rumah

a. Membawa bekal makanan empat sehat, lima sempurna (bukan makaknan yang siap saji/instan)

b. Menggunakan tempat makan (misting) yang dapat digunakan berulang-ulang. c. Membawa bekal

sesuai dengan dua kriteria di atas minimal dua kali dalam seminggu (ketika pelaksanaan tindakan)

3. Membawa bekal air minum dari rumah

a. Membawa bekal air

minum yang

menyehatkan (air putih, susu dll)


(37)

50

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menggunakan botol

minuman yang ramah lingkungan/dapat

digunakan berulang ulang.

c. Membawa bekal minum sesuai dua kriteria di atas minumal dua kali dalam seminggu (ketika pelaksanaan tindakan)

4. Menghemat energi listrik

a. Mematikan lampu ketika tidak diperlukan

b. Mematikan kipas angin/membuka jendela/menggunaka kipas tradisional c. Tidak menggunakan

colokan listrik kelas untuk mengisi ulang batre (handphone) 5. Menanam dan

merawat pohon

a. Menanam tanaman di sekolah

b. Menyiram tanaman secara rutin

c. Membersihkan dari daun-daun yang kering

Keterangan:

B = Apabila tiga kriteria terpenuhi

C = Apabila hanya dua kriteria yang terpenuhi K = Apabila kurang dari dua kriteria yang terpenuhi 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat siswa mengenai proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan


(38)

51

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik mengenai babasan dan paribasa dalam mengembangkan green behaviour.

a. Pedoman wawancara dengan guru mitra

Pedoman wawancara dengan guru mitra nerupakan salah satu cara yang dipilih peneliti untuk mendapat informasi seputar proses pembelajaran IPS. pedoman wawancara tersebut lebih jelasnya terdapat pada lampiran.

b. Pedoman wawancara dengan siswa

Pedoman wawancara dengan siswa ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran IPS berbasis nilai babasan dan paribasa. 3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan format atau lembar yang berisikan temuan di lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Catatan lapangan merupakan komentar peneliti dan guru mitra selama proses pembelajaran IPS berlangsung. Adapun format catatan lapangan pada penelitian ini lebih lengkapnya akan dilampirkan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai data konkrit yang digunakan dalam kajian dokumen, yang bermanfaat untuk lebih memperjelas terhadap sesuatu yang diselidiki. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai penunjangnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Observasi

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku itu sendiri. Marshall dalam Sugiyono, (2009, hlm. 226) menyatakan


(39)

52

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa “through observation, the researcher learn about behaviour and the meaning attached to those behaviour”. Observasi dalam penelitian yang peneliti lakuakan, diperlukan untuk melihat perilaku yang diharapkan sebagai respon dari pelaksanaan tindakan atau pembiasaan yang telah diberikan.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk salah satu teknik pengumpulan data terutama ketika melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reponden sedikit. Wawancara yang dilakukan secara terstruktur di mana peneliti sebagai orang yang mewawancara sudah mempersiapkan bahan terlebih dahulu dengan dibantu alat perekam untuk melancarkan pengumpulan informasi dan dilakukan melalui tatap muka atau wawancara langsung.

3. Dokumentasi

Beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah silabus, RPP, kurikulum, laporan hasil tes siswa, buku teks yang digunakan, tugas-tugas kelompok yang dikerjakan siswa.

4. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 246) catatan lapangan berguna untuk mencatat observasi, analisis dan refleksi pada waktu diskusi antara peneliti dan mitra gurudilakukan dan berbagai reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Oleh karena itu peneliti menggunakan catatan lapangan ini sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk mengolah data sehingga diketahui hasil yang hendak diketahui.


(40)

53

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam menningkatkan kualitas belajar dan hasil pembelajaran (Sanjaya, 2011, hlm. 106).

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Dalam tahapan ini, analisis dilakukan terhadap data hasil observasi awal yang dilakuakn oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan. Analisis dilakukan oleh peneliti terhadap hasil observasi dan wawancara tentang kegiatan pembelajaran IPS di kelas VII C SMPN 44 Bandung.

2. Analisis Selama di Lapangan

Analisis data akan dilakukan melalui tiga tahap, diantaranya: a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus permasalahan.

b. Mendeskripsikan Data

Pendeskripsian data harus dilakukan agar data yang telah kita seleksi menjadi bermakna, pendeskripsian pun dapat dilakukan secara naratif, grafik maupun tabel.

c. Membuat Kesimpulan Berdasarkan Deskripsi Data

Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, karena data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika kita tidak mengolahnya.

3. Analisis Setelah di Lapangan

Analisis setelah tindakan di lapangan merupakan tahapan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan berhasil sesuai dengan target atau tidak berhasil. Setelah selesai memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, peneliti kemudian menganalisis dengan meninjau kembali apakah ada analisis data yang


(41)

54

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlu direvisi atau tidak. Jika seluruh data yang tersedia sudah cukup, maka peneliti menyusun laporan atas analisis yang telah disusun.

I. Validitas Data

Mengenai validitas data, penulis menggunakan validitas yang berlaku dalam penelitian ini. Data yang telah dikategorikan kemudian divalidasi sesuai

dengan model dikembangkan, dengan “cara member check, Saturasi, Audit trail, Ekspert Opinion” (Hopkins dalam Wiriatmadja, 2005, hlm.168-171). Adapun kegiatanannya sebagai berikut :

1. Member check, dengan mengulas kembali data yang diperoleh kepada informan akan persepsi yang diberikan.

2. Saturation, maksudnya situasi pada saat sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil diperoleh.

3. Audit trail, dengan mengaudit data yang diperoleh, misalnya catatan lapangan.

4. Expert Opinion, maksudnya mengkonsultasi data yang diperoleh kepada pakar atau pembimbing skripsi, yaitu Dr. Nana Supriatna, M.Ed. dan Yeni Kurniawati, M.Pd.


(42)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan rangkaian penelitian yang telah dilaksanakan. Kesimpulan ini doperoleh dari data-data yang dikumpulkan oleh peneliti selama proses penelitian, baik dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama proses penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan green bahaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari keseluruhan rangkaian penelitian tersebut. Adapun kesimpulan yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Pertama, peneliti merancang perencanaan pembelajaran untuk mengembangkan green bahaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS di kelas VII – C. Perencanaan tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi pra penelitian dan studi pendahuluan. Kemudian, setelah mendapatkan benang merah dari serangkaian kegiatan tersebut, peneliti merancang RPP yang di dalamnya mencantumkan tujuan pembelajaran dalam mengembangkan kepedulian lingkungan siswa. Selain itu juga peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran menggunakan babasan dan paribasa sebagai salah satu media untuk penerapan nilai kearifan lingkungan guna mengembangkan green bahaviour siswa. Adapun materi tersebut dirancang berdasarkan hasil kajian dari silabus serta SK dan KD yang telah peneliti lakukan sebelumnya.

Kedua, peneliti melaksanakan pengembangan green bahaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS di kelas VII – C. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.


(43)

129

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pendahuluan, peneliti menstimulus siswa dengan apersepsi dan motivasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran, kemudian merefleksikan ke dalam paribasa yang sesuai dengan materi. Pada kegiatan inti, peneliti melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan mengintegrasikan nilai-nilai kepedulian lingkungan terhadap materi pembelajaran IPS yang dikorelaskan kembali dengan babasan dan paribasa. Selain itu, untuk meningkatkan green bahaviour siswa, peneliti pun memasukkan aspek moral knowing, moral feeling, dan moral action dalam pembelajaran IPS. Pada kegiatan penutup, peneliti menyimpulkan keseluruhan materi yang telah diajarkan, kemudian memberikan pembiasaan satu menit bersih sebelum pembelajaran diakhiri.

Ketiga, peneliti merefleksikan pengembangan green bahaviour melalui babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS di kelas VII – C. Refleksi ini dilakukan dengan cara memilih materi pembelajaran IPS dengan babasan dan paribasa yang berkaitan dengan kepedulian lingkungan pada setiap siklusnya. Materi dikembangkan ke dalam topik atau tema yang peneliti kembangkan. Setelah peneliti melaksanakan tindakan, kemudian peneliti melakukan pengamatan/observasi secara langsung terhadap pengembangan green bahaviour siswa menggunakan pedoman observasi, yaitu daftar cek yang di dalamnya terdapat lima indikator green bahaviour yang dikembangkan. Berdasarkan hasil tindakan dan pengamatan dari siklus I sampai dengan siklus IV, siswa menunjukkan adanya peningkatan green bahaviour. Siswa sudah dikategorikan baik dalam indikator membuang sampah pada tempatnya. Siwa dikategorikan sudah cukup baik dalam indikator membawa bekal makan dari rumah. Siswa sudah baik dalam indikator membawa bekal minum dari rumah. Siswa sudah mulai membiasakan diri menghemat energi listrik di kelas sehingga indikator ini dapat dikategorikan baik. Indikator terakhir, siswa sudah mulai terbiasa menanam dan merawat tanaman di sekolah. Secara keseluruhan, pelaksanaan penelitian ini berjalan dengan lancer dan mampu meningkatkan green bahaviour siswa di kelas VII – C.


(44)

130

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keempat, kendala yang dihadapi oleh peneliti dan solusinya. Kendala yang dialami oleh peneliti tersebut didiskusikan dengan kolabolator/guru mitra sehingga mendapatkan solusi dan dilakukan perbaikan pada setiap siklusnya. Kendala pertama, peneliti mengalami kesulitan untuk mencari metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga nilai yang terkandung dalam babasan dan paribasa untuk mengembangkan green bahaviour siswa dapat tersampaikan dengan baik. Kendala tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan berkonsultasi dan meminta masukan kepada kolabolator maupun dosen pembimbing mengenai metode pembelajaran yang tepat, guna merefleksikan nilai yang terkandung pada babasan dan paribasa tersebut dalam pembelajaran IPS. peneliti juga mencari informasi, baik dengan membaca buku dan internet guna mencari solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Kendala kedua, peneliti mengalami kesulitan dalam mencari referensi babasan dan paribasa yang cocok untuk menghubungkannya ke dalam topik materi pembelajaran IPS. Untuk mengatasi kendala tersebut, peneliti mencari solusinya dengan bertanya kepada Guru Bahasa Sunda di SMP Negeri 44, Dosen Pembimbing, Guru Pamong serta mencari sumber referensi lain dari buku dan internet. Kendala ketiga, peneliti kurang mampu memberikan pemahaman kepada siswa mengenai korelasi babasan dan paribasa dalam pembelajaran IPS pada saat awal mula tindakan dilakukan. Peneliti mengatasinya dengan mengkobinasikan materi dengan media foto atau video sehingga peneliti dapat merefleksikan babasan dan paribasa yang sesuai dengan media yang telah ditayangkan dan siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan oleh peneliti dalam RPP. Kendala keempat, peneliti kesulitan untuk merancang topik yang sesuai dengan materi pokok dalam pembelajaran, agar babasan dan paribasa dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS dan dapat mengembangkan green bahaviour siswa. Peneliti mengatasi hal tersebut dengan mencari referensi mengenai isu/fenomena lingkungan yang terjadi di kehidupan sehari-hari siswa, kemudian peneliti merefleksikan babasan dan paribasa yang bermakna positif dan negatif agar


(45)

131

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dapat memilah perilaku yang patut diteladani dan tidak patut diteladani dalam kehidupan sehari-harinya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran yang dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Melalui babasan dan paribasa, hendaknya siswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai nilai yang terkandung dalam babasan dan paribasa, kemudian menerapkan nilai positif ke dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, hendaknya siswa dapat lebih peka terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar dan turut mencari solusi serta membiasakan diri untuk meminimalisir masalah tersebut. Selain itu juga siswa harus lebih semangat dan turut berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapat lebih inovatif dan kreatif dalam mengemas pembelajaran IPS yang didalamnya terdapat banyak nilai yang harus tersampaikan kepada siswa, sehingga materi pembelajaran IPS yang dikenal banyak dengan hapalan dan membosankan dapat terpatahkan karena siswanya dapat memahami materi dan menetapkan nilai dan sikap yang tersirat di dalamnya ke dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Sekolah harus senantiasa lebih memotivasi siswa dalam aspek green bahaviour siswa agar karakter tersebut dapat melekat dalam diri siswa, sehingga visi sekolah yang berbudaya lingkungan dapat terwujud dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertegas aturan-aturan untuk membiasakan siswa dalam mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan. Dukungan dan pembiasaan dari guru, petugas kebersihan sekolah, dan staf


(46)

132

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya untuk memberikan contoh dan mengawasi kelestarian lingkungan sekolahnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif dalam mengembangkan green bahaviour siswa, agar tujuan utama dalam green bahaviour tersebut dapat terwujud secara nyata. Selain itu juga, penliti selanjutnya harus mempersiapkan strategi pembelajaran lebih matang agar aspek green behaviour dapat diaplikasikan secara berkelanjutan oleh siswa.


(1)

132

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya untuk memberikan contoh dan mengawasi kelestarian lingkungan sekolahnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif dalam mengembangkan green bahaviour siswa, agar tujuan utama dalam green bahaviour tersebut dapat terwujud secara nyata. Selain itu juga, penliti selanjutnya harus mempersiapkan strategi pembelajaran lebih matang agar aspek green behaviour dapat diaplikasikan secara berkelanjutan oleh siswa.


(2)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abas, M, dkk. (2007). PendidikanLingkunganHidupuntuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Ali, M. (2011). StrategiPenelitianPendidikan. Bandung: Angkasa. Alma, B. (2010). PembelajaranStudiSosial. Bandung: Alfabeta.

DepartemenPendidikanNasional.(2006). PanduanPenyusunanKurikulum Tingkat SatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: BNSP.

Djahiri, A.K.(1985). MenelusuriDuniaAfektif: PendidikanNilaidan Moral. Bandung: LAB PPKN FPIPS IKIP Bandung.

Elmubarok, Z.(2008). MembumikanPendidikanNilai. Bandung: Alfabeta.

Goleman, D.(2010). Ecological Intellegence (KecerdasanEkologis) MengungkapRahasia di BalikProduk-produk yang Kita Beli. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

HadinidanPuspitasari.(2012).StrategiPembelajaranTerpadu. Yogyakarta: Familia. Hamzah, S.(2013). PendidikanLingkunganSekelumitWawasanPengantar. Bandung:

PT RefikaAditama.

Hasan, H.(1996). PendidikanIlmuSosial. Jakarta: Depdikbud, DirjenDikti. Isjoni.(2007).PembelajaranSejarahpadaSatuanPendidikan. Bandung: Alfabeta. Iskandar, J danIskandar, B.(2011). Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: PT

KiblatBukuUtama.

Jalaludindan Idi.(2010). FilsafatPendidikan: Manusia, Filsafat, danPendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.


(3)

133

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jarolimek, J.(1993). Social Studies in Elementari Education. New York: Macmillan Publishing Co.Inc.

Koentjaraningrat.(1979). KebudayaanMentalitetdan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Komalasari, K. (2010). PembelajaranKontekstual: KonsepdanAplikasi. Bandung: PT RafikaAditama.

Lickona, T.(2012). Educating for Character (MembidikuntukMembentukKarakter) Jakarta: BumiAksara.

Mulyana, A., dkk.(2012).

BabasanParibasasebagaiPenanamanNilaidalamMasyarakatSunda Serta AplikasinyadalamPembelajaranSejarah. UPI Bandung: Tidakditerbitkan. Munawar, C.(2010). 1330 BabasandanParibasaSundai. Bandung: NuansaAulia. Rosidi, A.(2005). PandanganHidup Orang SundaSepertidalamParibasa. Bandung:

Kaki Langit.

Sadullah, U.(2010). PedagogikIlmuMendidik. Bandung: Alfabeta.

Samani, M., danHariyanto.(2012). PendidikanKarakter: Konsepdan Model. Bandung: RemajaRosdaKarya.

Sanjaya.(2011). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Sapriya, dkk.(2007).KonsepDasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Sapriya.(2009). Pendidikan IPS: KonsepdanPembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdaKarya.

Sugiyono.(2009). MetodePenelitianPendidikan: PendekatanKuantitaatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyudin.(2008). Pembelajarandan Model-Model Pembelajaran (seri 1) Jakarta: CV IPA Abong.


(4)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RemajaRosdaKarya.

Pitana. (1993). SubakSistemIrigasiTradisional di Bali SebuahCanangsari. Denpasar: UpadaSastra.

Yusuf, dkk.(1998). PendidikanKependudukandanLingkunganHidup: di IKIP dan FKIP. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan.

Zuharini.(1990). FilsafatPendidikan Islam. Jakarta: BinaAksara.

B. SkripsidanTesis

Dewanti, G.(2013). Skripsi: MengembangkanPembelajaran Green History untukMeningkatkan Green behaviourSiswa. UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Effendi, A.(2011). Tesis:

ImplementasiKearifanLingkungandalamBudayaMasyarakatAdatKampung KutasebagaiSumberPembelajaran IPS. UPI Bandung: TidakDiterbitkan.

Indikka, K.(2012). Tesis: Pengembangan Green

behaviourpadaSiswamelaluiPenggunaan Media Audio Visual dalamMetodePembelajaran Examples Non Examples pada Mata Pelajaran IPS di SekolahDasar. UPI Bandung: TidakDiterbitkan.

Rosnenty, R.(2010). Tesis:

PengaruhPemanfaatanLingkungansebagaiSumberBelajar IPS terhadapPenguasaanKonsepdanKepedulianLingkunganpadaPesertaDiddi kSekolahDasar. UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Rusmana. (2010). Tesis: PembelajaranNilai PLH dalamMewujudkanSekolahBerbudaya.

C. Jurnal

Cushman, R.(2012). Green behaviour (Homo Ecologus) online 16 Halaman.Tersedia:

http://engineering.darthmouth.edu/Benoit_R_Roisin/Courses/engs44/green behaviour.pdf/ (15 April 2014)


(5)

135

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khan, R.(2008).From Education for Sustainable Development to Ecopedagogy: Sustaining Capitalism or Sustaining Life? Green Theory&Praxis: The Journal of Ecopedagogy. 29, 309-317.

StegdanVlek (2013).Encouraging Pro-environmental Behaviour "Journal of Environmental Psichology.29.309.317.

Supriatna, N.(2011).PengembanganPendidikanKaraktermelalui Green Curriculum danEcopedagogydalamPembelajaran IPS, ProsidingKonvensiNasionaPendidikan IPS ke-1: FPIPS-UPI. Bandung. Supriatna, N.(2012).Developing Green behaviour through Ecopedagogy in Social

Studies Learning in Elementari School in Bandung. Indonesia. Paper, Presented at the Eight of Asia (CESA 2012),Chulalongkorn University Bangkok, Thailand, 2012.

Supriatna, N.(2013).Green History:

BalajardariPengalamanHistorisHubunganManusiadenganAlam.Makalahp ada Seminar NasionalPendidikanSejarahdanKongres APPS Tanggal 17-19 Mei 2013 Bandung.

D. Internet

Dewi.(2012).Paribasa. Tersedia:

http://www.bahasasunda.0fees.net/paribasa.html. (Diakses: 6 Juli 2014). Hertini.(2011).Bentuk-bentukkearifanlokaldalampemeliharaanlingkunganhidup. Tersedia: http://airenihertini.blogspot.com/2011/11/bentuk-bentuk-kearifan-nasional-dalam..html. (Diakses: 18 Juni 2014).

Setiawan,

dkk.(2012).KearifanLokalBabasandanParibasadalamPerkembanganGlob alisasi. Tersedia: http://imbasadi.wordpress.com/2012/11/21/kearifan -lokal-babasan-dan-paribasa-tim-upi/ (Diakses: 4 Juni 2014).

Sumarlin, O.(2012). MembangunSekolahHijau.Tersedia di:

http://smansagaranten.sch.id/index.php/none/39-topikmingguan/73membangunsekolah- hijau/ (Diakses 27 Maret 2014). UNESCO.(2007).Earth Charter. Tersedia di: http://www.earthcharter.org.au.


(6)

Annisa Rosa Vanya, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI BABASAN PARIBASA SUNDA DALAM PELAJARAN IPS : PTK DI KELAS V11-C SMPN 44 Bandung