PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© EKAH SUKMAYATI HARTONO 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

ABSTRAK

Penelitian dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan tentang proses pembelajaran IPA di SD pada konsep peristiwa alam yang tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mengeluarkan pendapat. Akibatnya hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya siswa yang berani mengeluarkan atau menanggapi pendapat. Permasalahan lain yang mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa adalah konsep yang dibelajarkan siswa tidak dikaitkan dengan isu yang terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi bagi siswa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada pembelajaran IPA dengan materi peristiwa alam menggunakan model Sains STM di kelas V SDNRd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Jumlah siswa kelas V yang menjadi subjek penelitian berjumlah 30 orang. Penelitian ini bertujuan untuk 1)Membuat rancangan pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa ; 2) Mengimplementasikan model pembelajaran STM; dan 3) Mengetahui berapa peningkatan hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia kelas V SD. Model STM terdiri dari empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi serta tahap pengambilan tindakan. Penelitian ini menggunakan metode PTK yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi dan evaluasi. Pembelajaran peristiwa alam melalui penerapan model STM menggunakan isu atau masalah yang dikenal siswa dalam kehidupan di masyarakat. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 72,00 dan siklus II sebesar81,32. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran peristiwa alam melalui penerapan model STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, perlu direkomendasikan bahwa dalam menerapkan model STM, guru harus memperhatikan penggunaan isu atau masalah yang disampaikan. Isu yang disampaikan harus berkaitan dengan kejadian atau peristiwa yang dikenal siswa dalam kehidupannya di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengaitkan konsep yang dibelajarkan dengan pengetahuan awal siswa. Kemudian, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model STM, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pemilihan metode dan media yang sesuai dengan materi merupakan salah satu upaya menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.


(5)

i ii iii v vii viii ix 1 4 5 5 6 7 7 9 14 15 17 20 21 22 27 28 29 29

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Penelitian ... E. Hipotesis Tindakan ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD ... 1. IPA Di SD…………... 2. IPA Di Kelas V SD ... B. Model PembelajaranSainsTeknologiMasyarakat (STM) …...

1. Pengertian STM Pengertian STM ... 2. Model Pembelajaran Berbasis STM ... 3. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran STM ... 4. Penelitian yang Relevan ... C. Pembelajaran Konsep Peristiwa Alam yang Terjadi di

Indonesia dengan Menggunakan Model STM...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... B. DesainPenelitian... C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian... D. Definisi Operasional ...


(6)

E. Prosedur Penelitian ... 29 F. Instrumen Penelitian ... G. Pengolahan dan Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

35 36

38 62

67 68 69


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel : 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2... Tabel:4.1.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus dan Siklus I ………... Tabel:4.2.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... Tabel : 4.4 Daftar Nilai Rata-rata dan persentase Kentuntasan Pada Siklus I Dan Sikus II

12 48 60


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar : 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...

Gambar : 3.2. Alur Penelitian ...

28 30


(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik : 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I .... Grafik : 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II ... Grafik : 4.3 Perolehan Rata-rata Nilai Individual dan Ketuntasan Belajar

Berdasarkan KKM ...

49

60


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, di antaranya dengan digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 sebagai salah satu inovasi dalam bidang pendidikan tersebut. Tujuan pemerintah tersebut yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4, salah satu tujuan dibentuknya pemerintahan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, ini mengindikasikan bahwa pemerintah harus mengupayakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dibekali dengan kecerdasan. Cerdas dalam berpikir, bertingkah laku, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, saat ini kemajuan dan kesejahteraan bangsa tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam (SDA) yang melimpah atau modal yang bersifat fisik semata. Akan tetapi, dipengaruhi juga oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tuntutan dan tantangan pelaksanaan pendidikan.Tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswaagar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu jalur pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam memproduksi SDM yang berkualitas adalah pendidikan formal (sekolah). Sadulloh et.al (2007: 185) mengemukakan bahwa “Sekolah merupakan jalur


(11)

2

pendidikan formal yang memiliki fungsi mentransmisikan kebudayaan, pengetahuan, dan memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas”. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada pelaksanaan pendidikan dalam lingkup sekolah terjadi proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Odang Muchtar (Sadulloh, et al, 2007: 185) bahwa:

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan sruktur atau pola tingkah laku seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang selaras, seimbang dan bersama-sama turut serta meningkatkan kesejahteraan sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui proses pembelajaran seluruh aspek kemampuan siswa dapat dikembangkan. Hal tersebut dapat terjadi jika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, bukan melalui penerimaan informasi dari guru. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemukan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menerapkan metode konvensional. Dalam hal ini pembelajaran masih berpusat pada guru. Penggunaan metode konvensional seperti metode ceramah seharusnya tidak terlalu mendominasi dalam proses pembelajaran, terutama pada pembelajaran IPA.

IPA merupakan disiplin ilmu yang mengarahkan siswa dalam mencari tahu tentang alam sekitar dengan melakukan pengalaman langsung terhadap konsep yang dipelajari melalui kegiatan eksplorasi. Menurut connor (Yuliariatiningsih dan Irianto, 2008:7) „Pembelajaran IPA seharusnya berorientasi pada pengembangan keterampilan proses, pengembangan konsep, aplikasi konsep dan isu sosial yang berdasar pada IPA‟. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa (2007: 111) bahwa “Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah”. Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD seharusnya lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan proses, aplikasi konsep, serta pemecahan masalah dari isu atau peristiwa yang terjadi di masyarakat.


(12)

3

Untuk mengubah kegiatan pembelajaran yang selama ini masih diterapkan, maka diperlukan penggunaan model pembelajaran inovatif yang mampu mengembangkan seluruh aspek kemampuan siswa.Salah satu model pembelajaran tersebut adalah Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan model pembelajaran yang mengacu pada landasan konstruktivis, yaitu siswa aktif mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui kegiatan eksplorasi.

Model pembelajaran STM dimaksudkan untuk menjembatani kemajuan sains dan teknologi dengan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna sains dan teknologi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2005: 199) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran sains dan teknologi masyarakat berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat”.

Model pembelajaran STM menempatkan isu atau masalah sebagai ciri utamanya.Isu yang dipilih dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik, karena konsep pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan siswa mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkungan, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya untuk mengatasi masalah di sekitarnya.

Kendala yang dialami oleh siswa kelas V SDN Rd. Mangkudikusumah pada mata pelajaran IPA adalah kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi peristiwa alam. Dalam proses pembelajaran tidak disertai dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab, akibatnya keterampilan proses pada aspek keterampilan bertanya dan mengeluarkan pendapat para siswa masih rendah. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanyasiswa yang berani bertanya atau mengeluarkan pendapat dalam proses pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu konsep pembelajaran tidak dikaitkan dengan isu atau masalah yang terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Dengan keadaan yang demikian siswa kurang memahami materi sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Adapun implikasi belajar menurut David Paul Ausubel (Dahar, 1988: 134) adalah:

Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi, yaitu dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi yang disajikan kepada siswa melalui penemuan atau penerimaan. Sedangkan dimensi kedua


(13)

4

berhubungan dengan cara siswa mengaitkan materi pada struktur kognitif yang dimilikinya.

Menurut David Paul Ausubel seperti yang dikutip di atas bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk mencari informasi tentang konsep yang dipelajari melalui penemuan atau penyelidikan, bukan melalui transfer informasi dari guru. Pembelajaran akan lebih bermakna jika guru dapat mengaitkan materi dengan pengalaman siswa dalam kehidupan di masyarakat.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, peneliti melaksanakan PTK pada materi peristiwa alam di kelas V SD Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah dengan menggunakan model pembelajaran STM. Model pembelajaran STM dapat mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA dan kesulitan yang dialami siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah dalam pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia”.

Dari permasalahan di atas, selanjutnya diuraikan lebih rinci ke dalam rumusan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menerapkan model STM?

2. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran STM? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Rd.

Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah pada pembelajaran IPA dengan materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran STM?


(14)

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang model pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dan secara khusus penelitian tersebut bertujuan agar guru dapat:

1. Membuat rancangan pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.

2. Mengimplementasikan model pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.

3. Mengetahui bagaimana hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan minat, keaktifan, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan gejala alam yang terjadi di Indonesiakelas V SD.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi guru, siswa, maupun sekolah tempat penelitian tersebut dilaksanakan.

1. Kegunaan bagi guru

a. Memperoleh gambaran tentang caramenerapkan langkah-langkah model pembelajaran STMpada konsepperistiwa alam yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.

b. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan aktivitas siswa pada konsep peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di kelas V SD. c. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa

pada konsepperistiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di kelas V SD.


(15)

6

2. Kegunaan bagi siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran STM.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran STM.

3. Kegunaan bagi sekolah

a. Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA, khususnya pada penggunaan model pembelajaran STM.

b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan bentuk pembelajaran di lingkungan sekolah yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah tersebut.

E. Hipotesis Tindakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, adalah cara guru mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Jika konsep peristiwa alam di Indonesia diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STM, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti atau persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah tersebut, diantaranya yaitu:

1. Model Sains Teknologi dan Masyarakat adalah suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat.


(16)

7

2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa yang diperoleh melalui pembelajaran sebagaimana terdeskripsikan dalam indikator atau tujuan pembelajaran sebagai hasil penjabaran dari kompetensi dasar (KD).

3. Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam, tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari

classroom action research yaitu suatu penelitian yang dilakukan guru di dalam

kelas. Hal ini sesuai dengan apa dikemukakan oleh Wardhani (2007: 1.4) bahwa

“PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai karakteristik yang membedakan dengan penelitian yang lain. Wardhani (2007: 1.5) mengemukakan karakteristik PTK yaitu:

1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

2. Self-reflective-einquiry, yaitu penelitian melalui diri sendiri, merupakan

ciri PTK yang paling esensial.

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama penelitian dilakukan.

Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola yaitu mulai dari: Perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi, kemudian membuat perencanaan kembali. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya tidak dikenal adanya siklus.Kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam dalam rangka mencapai hasil yang terbaik.


(18)

29

B. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral. Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2006:16) menjelaskan

bahwa „model spiral terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi‟. Model spiral merupakan model siklus berulang dan berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukan peningkatan sesuai perbaikan yang ingin dicapai.

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dari tindakan penulis terhadap proses pembelajaran IPA di kelas V pada materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas. Rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah teknik siklus berbentuk spiral yang mengacu pada teknik Kemmis dan Taggart.

Agar lebih jelas dalam memperoleh gambaran tentang bagaimana penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model spiral, maka dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

Refleksi Obsrevasi

Perencanaan

Refleksi

tindakan Observasi awal

Siklus I

Siklus II

tindakan

Obsrevasi

Hasil


(19)

30

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Rd. Mangku dikusumah Jl. Laswi No. 68 Kawungsari Kelurahan Wargamekar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Mei s.d 20 Mei 2013. Siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 30 orang yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Kegiatan pembelajaran difokuskan pada proses pembelajaran peristiwa alam dan pengaruhnya bagi mahluk hidup dan lingkungan.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK akan dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila dalam dua siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya, hingga tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia, agar siswa dapat mencapai nilai di atas KKM.

Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan perumusan masalah melalui observasi awal kemudian melakukan refleksi rmtuk menentukan cara dan tindakan pemecahan masalah yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari pelaksanaan siklus pertama akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan siklus ke dua.

Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pratindakan, maka peneliti berdiskusi dengan rekan guru di SDN Mangundikusumah untuk menerapkan suatu pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Bisa meningkatkan hasil belajar siswa, agar seluruh siswa dapat meraih nilai di atas KKM dan dapat menghadirkan kebersamaan dan kolaborasi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama. Salah satu alternatif yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan penggunaan model sains, teknologi dan masyarakat yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan penggunaan model STM.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasilbelajar siswa kelas V SDN Mangundikusumah dalam penggunaan model STM tentang


(20)

31

materi gejala alam yang terjadi di Indonesia, yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. l. Persiapan Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan penyusunan rencana tindakan dan penyusunan instrumen penelitian yang akan digunakan. Kegiatan-kegiatan pada tahap perencanaan tindakan adalah:

a. Permintaan izin pada Kepala SDN Rd. Mangkudikusumah

Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu meminta izin dari Kepala SDN Rd. Mangkudikusumah untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas. b. Observasi dan wawancara

Obsevasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai situasi dan kondisi di SDN Rd. Mangkudikusumah secara keseluruhan terutama pada kelas V yang akan dijadikan subjek penelitian. c. Identifikasi Masalah

Kegiatan identifikasi masalah dilakukan setelah mengetahui hasil observasi. Hasil observasi yang diperoleh dijadikan acuan dalam merumuskan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, serta menyusun rencana kegiatan penelitian.

d. Merumuskan metode dan media pembelajaran

Kegiatan ini diawali dengan menelaah KTSP 2006 pada mata pelajaran IPA kelas V SD, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, buku sumber, serta metode media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

e. Membuat rencana pembelajaran (RPP)

Kegiatan ini dilakukan dengan membuat rencana pembelajaran berdasarkan tahapan model STM yaitu tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi serta tahap pengambilan tindakan.

f. Menyiapkan/ menyusun teknik pemantauan

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun teknik pemantauan pada setiap tindakan berupa lembar observasi, lembar wawancara dan catatan lapangan.


(21)

32

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari perencanaan untuk melakukan tindakan, proses pembelajaran, observasi dan evaluasi dan refleksi. Adapun pelaksanaannya dilakukan dalam 2 siklus dengan gambaran tiap siklusnya sebagai berikut :

a. Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi awal terhadap situasi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, maka disusun rencana siklusI. Penelitian dilaksanakan di keras V SDN Mangundikusumah, dengan difokuskan kepada materi untuk mata pelajaran IPA tentang jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor penyebabnya.

1) Diawali dengan menganalisis kurikulum 2006, mata pelajaranIlmu Pengetahuan Alam. Kegiatan menganalisis dilanjutkan pada standar komptensi dan kompetensi dasar, kemudian menganalisis buku sumber yang digunakan. 2) Setelah memperoleh gambaran tentang keadaan kelas, perhatian, motivasi,

aktivitas, kemampuan dan kreatifitas siswa serta sarana dan prasarana pembalajaran, maka dilakukan kegiatan tindakan siklus I yaitu mengajak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor penyebabnya.

3) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran, mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran.

4) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna untuk perbaikan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus berikumya supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

5) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa yaitu mengenai jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor penyebabnya.


(22)

33

1) Kegiatan tindakan Siklus II yaitu mengajak siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

2) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran, mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran.

3) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna untuk perbaikan perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

4) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa, yaitu mengenai dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

3. Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan pada lembar observasi, dan catatan lapangan.

Informasi yang telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus diurai, diuji, dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi dapat ditarik kesimpulan.

Hasil dari kegiatan refleksi sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya dengan demikian indikator yang sudah tercapai dengan optimal akan dipertahankan dan indikator yang kurang akan diperbaki dalam siklus berikutnya.


(23)

34

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang digunakan selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan. 2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat pengumpul data mengenai peristiwa atau kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan ada kaitannya dengan rumusan masalah.

3. Lembar Evaluasi (Test)

Lembar evaluasi adalah alat untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa secara individu. Maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan evaluasi akhir pada setiap tindakan. Pengolahan data dari hasil evaluasi akhir ini merupakan salah satu behan refleksi yang penting untuk perbaikan proses pembelajaran dan evaluasi pada tindakan berikutnya.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data inidilakukan sejak awal penelitian dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Seleksi data; 2) Reduksi data; 3) Klarifikasi data; 4) Display data; 5) Interpretasi data; dan 6) Penarikan kesimpulan.

Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami pembelajaran dengan model STM dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari rata-rata kelas adalah sebagai berikut :


(24)

35

a. Rumus menghitung nilai siswa

(Jumlah Skor: Jumlah Skor Maksimal) X 100 b. Perhitungan Rata-rata

X = ∑ Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa TB = ∑ x 100

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar

∑n ≥ 62 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 62


(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung pada pembelajaran Peristiwa Alam di kelas V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan harus dilakukan ketika kita akan melakukan sebuah tindakan. Perencanaan yang baik setidaknya akan melahirkan hasil yang baik pula. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi: berdiskusi dengan teman sejawat terkait dengan permasalahan yang dihadapi serta penentuan waktu pelaksanaan tindakan, pengkajian silabus, perumusan tujuan pembelajaran, persiapan media dan alat penilaian, serta penyusunan RPP yang menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan 4 tahapan yaitu : 1 ) Tahap Invitasi 2 ) Tahap Eksplorasi 3 ) Tahap Penjelasan dan Solusi 4 ) Tahap Pengambilan Tindakan.

2. Proses pembelajaran peristiwa alam pada setiap siklus telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan model STM. Proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Pada tahap invitasi siswa dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan guru berkaitan dengan isu tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia. Pada tahap eksplorasi, siswa juga sangat antusias mengikuti kegiatan percobaan, pengamatan terhadap artikel dan diskusi kelompok tentang konsep peristiwa alam tersebut. Pada tahap penjelasan dan solusi, siswa dapat menjelaskan hasil diskusi kelompok dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Pada tahap pengambilan tindakan, siswa mampu mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 72,00 dan siklus II 81,32. Penggunaan model pembelajaran STM terbukti dapat membantu siswa dalam memahami konsep peristiwa alam, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.


(26)

65

B. Saran

Model Sains Teknologi Masyarakat sangat penting dilaksanakan oleh seorang guru. Karena pendekatan STM mampu mengembangkan konsep-konsep yang ada pada diri anak sehingga anak dapat mengembangkan konsep-konsep tersebut.

Tugas seorang guru bukanlah berarti telah mengajarkan anak konsep-konsep saja, tetapi seorang guru telah mengantarkan peserta didik mengaitkan konsep-konsep dengan kepentingan masyarakat.

Seorang guru bukan saja membekali peserta didik dengan penguasaan konsep dan proses sains saja, tetapi juga membekalinya dengan kreativitas, kemampuan berfikir kritis, peduli terhadap lingkungan, sehingga mampu melakukan tindakan nyata apabila ada masalah yang dihadapi di luar kelas.

Guru harus mampu menciptakan suasana yang joyfull learning sehingga siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan guru harus mampu mengemas setiap materi pembelajaran yang berkaitan dengan isu atau masalah yang ada di masyarakat sehingga siswa bisa menemukan pemecahan masalah untuk isu tersebut.


(27)

67

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,

Taktik dan Model Pembelajaran

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran.

Arikunto, S. et.al (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi, M. danSuwandi.(2009). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

Idris.(2008). Hakekat IPA.[online]. Tersedia: http://www.hakikat_IPA.doc.pdf. [17/12/09].

Karli, H. dan Yuliariatiningsih M.S.(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung: Bina media informasi.

Mahmudin.(2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.[online]. Tersedia: http://www.mahmudin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/. [20/12/09].

Mardiana, E. (2009) Penggunaan Model Sains Teknologi Masyarakat pada

Konsep Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Nopriadi, P. (2011).Model Pembelajaran STM pada Konsep Peristiwa Alam Di

Indonesia untuk SiswaKelas V SD. Bandung: Skripsi pada Program S-1

PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Panut, H. dkk.(2007) Dunia IPA Kelas V SD Semester 2.Bogor: Yudhistira.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with


(28)

67

approach.http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course

files_king/sts_reading.htm. Diakses tanggal 6 Desember 2012.

Robeeon (2007).Undang-undang Penanggulangan Bencana [online].Tersedia: http://www.robeeon.netsearch/UU+nomor+2004+tahun+2007.com,

18/12/09.

Sadulloh, dkk.(2007). Pedagogik.Bandung: CiptaUtama.

Sopandi, U. (2009). Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran pada Konsep Daur

Air dan Peristiwa Alam Melalui Penerapan Model SainsTeknologi Masyarakat.Bandung : Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Sudirjo, E. danSutardi, D. (2007).Pembaharuandalam PBM di SD. Bandung: UPI. T.N. (2006).Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.

Wardhani, I G A K. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.

Widyatiningtyas, Reviandari. (2009). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi

dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 25 Februari

2013.

Yager, Robert E. 1994.Assessment Result with the Science/Technology/Society

Approach.Science and Children (Journal).Pdf. File.

Yuliiariatiningsih, M.S danIrianto, D.M (2008).Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Kampus Cibiru.


(1)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang digunakan selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan. 2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat pengumpul data mengenai peristiwa atau kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan ada kaitannya dengan rumusan masalah.

3. Lembar Evaluasi (Test)

Lembar evaluasi adalah alat untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa secara individu. Maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan evaluasi akhir pada setiap tindakan. Pengolahan data dari hasil evaluasi akhir ini merupakan salah satu behan refleksi yang penting untuk perbaikan proses pembelajaran dan evaluasi pada tindakan berikutnya.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data inidilakukan sejak awal penelitian dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Seleksi data; 2) Reduksi data; 3) Klarifikasi data; 4) Display data; 5) Interpretasi data; dan 6) Penarikan kesimpulan.

Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami pembelajaran dengan model STM dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari rata-rata kelas adalah sebagai berikut :


(2)

35

a. Rumus menghitung nilai siswa

(Jumlah Skor: Jumlah Skor Maksimal) X 100 b. Perhitungan Rata-rata

X = ∑ Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa TB = ∑ x 100

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar

∑n ≥ 62 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 62


(3)

Ekah Sukmayati Hartono, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peristiwa Alam Yang Terjadi Di Indonesia Di Kelas V Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung pada pembelajaran Peristiwa Alam di kelas V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan harus dilakukan ketika kita akan melakukan sebuah tindakan. Perencanaan yang baik setidaknya akan melahirkan hasil yang baik pula. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi: berdiskusi dengan teman sejawat terkait dengan permasalahan yang dihadapi serta penentuan waktu pelaksanaan tindakan, pengkajian silabus, perumusan tujuan pembelajaran, persiapan media dan alat penilaian, serta penyusunan RPP yang menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan 4 tahapan yaitu : 1 ) Tahap Invitasi 2 ) Tahap Eksplorasi 3 ) Tahap Penjelasan dan Solusi 4 ) Tahap Pengambilan Tindakan.

2. Proses pembelajaran peristiwa alam pada setiap siklus telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan model STM. Proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Pada tahap invitasi siswa dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan guru berkaitan dengan isu tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia. Pada tahap eksplorasi, siswa juga sangat antusias mengikuti kegiatan percobaan, pengamatan terhadap artikel dan diskusi kelompok tentang konsep peristiwa alam tersebut. Pada tahap penjelasan dan solusi, siswa dapat menjelaskan hasil diskusi kelompok dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Pada tahap pengambilan tindakan, siswa mampu mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 72,00 dan siklus II 81,32. Penggunaan model pembelajaran STM terbukti dapat membantu siswa dalam memahami konsep peristiwa alam, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.


(4)

65

B. Saran

Model Sains Teknologi Masyarakat sangat penting dilaksanakan oleh seorang guru. Karena pendekatan STM mampu mengembangkan konsep-konsep yang ada pada diri anak sehingga anak dapat mengembangkan konsep-konsep tersebut.

Tugas seorang guru bukanlah berarti telah mengajarkan anak konsep-konsep saja, tetapi seorang guru telah mengantarkan peserta didik mengaitkan konsep-konsep dengan kepentingan masyarakat.

Seorang guru bukan saja membekali peserta didik dengan penguasaan konsep dan proses sains saja, tetapi juga membekalinya dengan kreativitas, kemampuan berfikir kritis, peduli terhadap lingkungan, sehingga mampu melakukan tindakan nyata apabila ada masalah yang dihadapi di luar kelas.

Guru harus mampu menciptakan suasana yang joyfull learning sehingga siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan guru harus mampu mengemas setiap materi pembelajaran yang berkaitan dengan isu atau masalah yang ada di masyarakat sehingga siswa bisa menemukan pemecahan masalah untuk isu tersebut.


(5)

Ekah Sukmayati Hartono, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peristiwa Alam Yang Terjadi Di Indonesia Di Kelas V Sd

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran.

Arikunto, S. et.al (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi, M. danSuwandi.(2009). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

Idris.(2008). Hakekat IPA.[online]. Tersedia: http://www.hakikat_IPA.doc.pdf. [17/12/09].

Karli, H. dan Yuliariatiningsih M.S.(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina media informasi.

Mahmudin.(2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.[online]. Tersedia: http://www.mahmudin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/. [20/12/09].

Mardiana, E. (2009) Penggunaan Model Sains Teknologi Masyarakat pada Konsep Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Nopriadi, P. (2011).Model Pembelajaran STM pada Konsep Peristiwa Alam Di Indonesia untuk SiswaKelas V SD. Bandung: Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Panut, H. dkk.(2007) Dunia IPA Kelas V SD Semester 2.Bogor: Yudhistira.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with curriculum


(6)

67

approach.http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course files_king/sts_reading.htm. Diakses tanggal 6 Desember 2012.

Robeeon (2007).Undang-undang Penanggulangan Bencana [online].Tersedia: http://www.robeeon.netsearch/UU+nomor+2004+tahun+2007.com,

18/12/09.

Sadulloh, dkk.(2007). Pedagogik.Bandung: CiptaUtama.

Sopandi, U. (2009). Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran pada Konsep Daur Air dan Peristiwa Alam Melalui Penerapan Model SainsTeknologi Masyarakat.Bandung : Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sudirjo, E. danSutardi, D. (2007).Pembaharuandalam PBM di SD. Bandung: UPI.

T.N. (2006).Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.

Wardhani, I G A K. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.

Widyatiningtyas, Reviandari. (2009). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 25 Februari 2013.

Yager, Robert E. 1994.Assessment Result with the Science/Technology/Society Approach.Science and Children (Journal).Pdf. File.

Yuliiariatiningsih, M.S danIrianto, D.M (2008).Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Kampus Cibiru.