Isola Deco Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita dan Pria dengan Inspirasi Bangunan Bergaya Art Deco di Bandung.

(1)

i

ABSTRAK

Isola Deco menjadi judul dari koleksi tugas akhir ini dengan mengangkat inspirasi dari salah satu bangunan bergaya art deco di Bandung yaitu Villa Isola. Melalui konsep ini diharapkan masyarakat menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap kekayaan arsitektur di Indonesia. Konsep ini merupakan perpaduan yang selaras antara kerinduan pada masa lalu dan tuntutan masa kini yang diterapkan pada koleksi tugas akhir ini mengambil tema yang diambil dari buku Trend Forecast 2017/2018 yaitu tema “Vigilant” dengan sub tema “Affix”. Tema “Vigilant” menceritakan kemewahan masa lalu yang berpadu dengan kemewahan digital. Gaya konservatif dan modern, kesederhanaan dan kemewahan yang dipadukan dengan warna kalem merupakan ciri khas dari tema “Vigilant”. Subtema “Affix” diambil karena sesuai dengan koleksi Isola Deco yang menggabungkan material yang berbeda dengan permainan olah bahan dan pemilihan warna yang natural dan ringan.

Pada koleksi Isola Deco ini, warna yang digunakan adalah warna putih gading yang memberi kesan ketenangan dan kesederhanaan. Ciri khas yang dapat dilihat dalam busana ini adalah bentuknya yang melingkar dan asimetris. Bentuk asimetris ini tentu saja berlawanan dengan bangunan Villa Isola yang menjadi inspirasi busana. Namun bentuk asimetris ini memiliki filosofi yang terkandung di dalamnya, dimana sesuatu dapat dilihat tidak hanya dari satu sisi saja tetapi dapat dilihat dari berbagai sisi seperti villa Isola yang dapat terlihat asimetris jika dilihat dari sisi yang lain. Dengan itu, diharapkan masyarakat tidak memandang dari satu sisi / sebelah mata berbagai kekayaan yang terdapat di Indonesia, khususnya di kota Bandung.

Koleksi ready to wear deluxe dengan judul Isola Deco ini diperuntukkan untuk masyarakat modern dengan rentang usia 20- 35 tahun yang ingin berpenampilan simple, dan elegant. Pemilihan material busana ini sangat cocok digunakan di daerah tropis seperti Indonesia. Busana ini dibuat untuk memberikan alternatif busana ready to wear yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, baik untuk acara keseharian, maupun untuk menghadiri acara tertentu.


(2)

ii

ABSTRACT

Isola Deco became the title of a collection of this final duty by lifting the inspiration of one of the art deco style building in Bandung, Villa Isola. Through this concept is expected to be more open-minded society of the wealth of architecture in Indonesia. This concept is a harmonious blend between the longing for the past and the demands of the present which is applied to the collection of this thesis The theme is taken from the book Trend Forecast 2017/2018 that the theme of "Vigilant" with sub-themes "Affix". The theme of "Vigilant" tells glamor of the past combined with digital luxury. Conservative and modern style, simplicity and luxury, combined with muted colors are the hallmark of the theme "Vigilant". Sub-theme "Affix" was taken because according to Isola Deco collection that combines different materials with the game though the materials and the selection of natural colors and light.

At Isola Deco collection, the colors used are white ivory color that gives the impression of tranquility and simplicity. Characteristics that can be seen in this fashion is circular and asymmetric shape. Asymmetrical shape is of course contrary to Villa Isola buildings that inspired clothing. But the asymmetric shape this philosophy contained in it, where something can be seen not only from one side only, but can be viewed from all sides like a villa Isola visible asymmetric when viewed from the other side. With that, it is hoped the public does not see from one side of a wide range of wealth exist in Indonesia, especially in the city.

Ready to wear collection under the title Isola Deco deluxe is intended for modern society with an age range 20 to 35 years old who wants to look simple and elegant. Selection of clothing material is very suitable for use in tropical areas like Indonesia. Clothing was created to provide an alternative ready to wear clothing that can be used for a variety of activities, both for everyday events, or to attend a particular event.


(3)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Masalah Perancangan ... 2

1.3.Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Perancangan ... 3

1.5. Metode Perancangan ... 4

1.6.Sistematika Penulisan ... 5

Bab II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Teori Fashion ... 6

2.1.1.Pengertian Fashion ... 6

2.1.2.Pengertian Style ... 7

2.1.3.Pengertian Trend ... 7

2.2 Teori Busana ... 8

2.2.1. Pengertian Busana ... 8

2.2.2. Fungsi Busana ... 9

2.2.3. Jenis Busana ... 10

2.3 Unsur-unsur desain ... 10

2.3.1. Garis ... 10


(4)

iv

2.3.3. Bentuk... 12

2.3.4. Ukuran ... 13

2.3.5. Tekstur ... 13

2.3.6. Value... 13

2.3.7. Warna ... 14

2.4 Prinsip – prinsip desain ... 16

2.4.1. Harmoni ... 16

2.4.2. Proporsi... 16

2.4.3. Balance ... 16

2.4.4. Irama ... 17

2.4.5. Aksen / Center of Interest ... 17

2.4.6. Unity ... 18

2.5 Teori Reka Bahan Tekstil ... 18

2.5.1 Penggolongan Serat Tekstil ... 19

2.5.2 Klasifikasi Desain Tekstil... 19

2.6 Tekstil untuk Busana ... 19

2.7 Teori Laser Cut ... 20

2.8 Teori Tuck ... 21

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN ... 22

3.1 Art Deco ... 22

3.1.1 Sejarah Art Deco ... 22

3.1.2 Art Deco di Indonesia ... 23

3.1.3 Art Deco di Bandung ... 24

3.2 Villa Isola ... 25

3.2.1 Sejarah Villa Isola ... 26

3.2.2 Ciri khas Villa Isola ... 27

3.3 Trend Forecasting 2017/2018 : VIGILANT ... 28

3.3.1 Sub tema : AFFIX ... 28

3.4 Warna ... 29


(5)

v

4.1 Perancangan Umum ... 30

4.1.1 Image board ... 30

4.1.2 Konsep ... 30

4.1.3 Koleksi Desain ... 31

4.2 Perancangan Khusus ... 32

4.2.1 Desain I ... 32

4.2.2 Desain II ... 33

4.2.3 Desain III ... 34

4.2.4 Desain IV ... 35

4.3 Perancangan Detail ... 36

4.3.1 Tuck ... 36

4.3.2 Laser cut ... 37

4.3.3 Material ... 37

BAB V PENUTUP ... 38

5.1.Kesimpulan ... 38

5.2.Saran ... 39 BIODATA PENULIS

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Art deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Dalam segi arsitektur, art deco merupakan gaya yang sangat memperhatikan detail ornamentasi bangunan, dengan kesan yang modernitas yaitu kuat dan tegas. Gaya art deco menggambarkan maskulinitas dengan garis yang tegas. Sisi yang melengkung, atap datar, struktur yang bertingkat seperti tangga,kaca patri dan bagian bangunan yang menonjol di atas jendela merupakan ciri khas dari bangunan bergaya art deco.

Di Indonesia sendiri gaya Art deco mulai berkembang pada masa penjajahan sekitar tahun 30-40an yaitu pada masa perang dunia 2, dimana saat itu gaya Art deco sedang sangat populer. Pengaruh Art deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Perkembangan arsitektur Art deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder. Salah satu contoh konkret adanya pengaruh arsitektur di Indonesia dapat dilihat di kota Bandung. Bandung merupakan salah satu pusat kota arsitektur art deco yang signifikan di dunia. Di Asia sendiri hanya ada tiga kota dengan kawasan dan koleksi arsitektur art deco signifikan, diantaranya Shanghai, Bombay, dan Bandung. Bandung sendiri sempat dijuluki sebagai kota yang menjadi laboratorium arsitektur dunia. Banyak sekali bangunan bergaya art deco yang dapat dijumpai di Bandung.

Salah satunya adalah Villa Isola, sebuah bangunan villa yang berada di kawasan pinggiran utara Kota Bandung. Gedung ini memiliki arsitektur modern dengan menggabungkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik. Villa Isola memiliki bentuk simetris dengan fasad bangunan yang diperkaya dengan


(7)

2 Universitas Kristen Maranatha garis-garis lengkung horizontal. Pengolahan lahan, taman, dan elemen lainnya dibuat dengan bentuk lingkaran. Villa Isola merupakan tema yang diangkat dalam koleksi fashion ini. Fashion dapat digunakan sebagai alat untuk mempresentasikan sesuatu dan merupakan salah satu icon yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Fashion selalu dipakai oleh semua orang dan menjadi ciri khas/ karakteristik dari tiap orang. Karena itu Villa Isola dipilih agar melalui fashion yang mengangkat tema dari kota Bandung ini, diharapkan masyarakat dapat lebih terbuka pikirannya karena di Indonesia sendiri ternyata memiliki bangunan-bangunan/ tempat-tempat yang tidak kalah dari bangunan di luar negri bahkan merupakan salah satu kota arsitektur dunia.

Busana ready to wear dengan bentukan dan aksen-aksen berbentuk bulat, dan dengan penggunaan bahan beragam yang membuat busana ini tidak terlihat membosankan. Penggunaan warna yang sederhana juga akan membuat busana ini tidak terkesan berat. Warna putih pada busana akan memberi kesan eksklusif, netral dan soft.

Koleksi “Isola Deco” ini terinspirasi dari sebuah apresiasi dan kecintaan akan kota

Bandung dan diharapkan melalui busana ini dapat dijadikan media pembelajaran bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Bandung. “Isola Deco” merupakan busana dengan kesan chic, netral dan ekslusif ini ditujukan untuk pria dan wanita kalangan menengah ke atas yang memiliki wawasan modern dan memiliki kecintaan terhadap bangsa sendiri khususnya kota Bandung dengan rentang usia 20-35 tahun.

1.2 Masalah Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka masalah perancangan yang ditemuakan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara menerapkan gaya bangunan Villa Isola terhadap busana yang akan dibuat?

2. Bagaimana cara membuat alternatif desain dari ciri khas bangunan villa Isola dengan gaya yang asimetris?


(8)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Batasan Masalah

Batasan dibuat untuk menjaga kesatuan dalam sebuah koleksi dan menjadikan desain busana tepat sasaran. Batasan perancangan dari koleksi ini adalah sebagai berikut. 1. Busana ready to wear ini terdiri dari dua busana pria dan dua busana wanita

dengan warna yang dominan adalah warna putih seperti warna pada gedung vila Isola

2. Inspirasi yang diambil dari villa Isola ini adalah tampilan eksterior dari bangunan

3. Teknik yang digunakan adalah teknik laser cut dan tuck

4. Bentuk-bentuk lengkung menjadi ciri terkuat yang menjadi inspirasi dalam mengembangkan desain.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan koleksi ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat masyarakat lebih terbuka terhadap kekayaan budaya Indonesia, dimana bukan hanya keindahan alamnya saja yang membanggakan tetapi juga kekayaan arsitekturnya.

2. Menyediakan alternatif busana untuk pria dan wanita usia 20-35 tahun kalangan menengah ke atas dengan wawasan modern dan memiliki kecintaan terhadap bangsa sendiri khususnya kota Bandung.


(9)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan Sumber: Christselda, 2016

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi

Riset Data

Bangunan Bandung

Trend Fashion Art deco

Mindmap

Moodboard

Pemilihan material dan

warna

Pemilihan reka bahan

Sketsa busana

Pembuatan pola

Pemotongan kain

Penerapan reka bahan

Jahit dan penerapan

opnaisel

Finishing

Photoshoot

Portfolio


(10)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari subbab yang terdapat dalam setiap bab yang mejelaskan dengan rinci mengenai konsep dan inspirasi yang mendukung proses pembuatan tugas ini, diantaranya sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan, menjelaskan tentang pendahluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 Landasan teori, menjelaskan tentang landasan teori yang berisi teori dari konsep art deco, pengertian art deco, sejarah art deco, sejarah dan penjelasan bagunan art deco di Indonesia, penjelasan dari bangunan art deco di Bandung, dan penjelasan mengenai bangunan Villa Isola yang akan diangkat sebagai tema dari koleksi. Penjelasan mengenai trend yang dipakai, teori pola, teori jahit, teori tekstil, pengertian tekstil, reka bahan tekstil, teori desain,unsur desain, prinsip desain, komposisi dan teori warna.

BAB 3 Objek Perancangan, menjelaskan tentang objek perancangan trend fashion 2017 dengan tema substansial yang akan dibuat dengan isnpirasi bangunan Villa Isola.

BAB 4 Konsep Perancangan, menjelaskan tentang konsep perancangan yang terdiri dari aplikasi konsep, tema pada rancangan, perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail fashion. Uraian mendetail mengenai konsep dari trend 2017

“substansial”, image board, warna, penerapan konsep, siluet busana, dan produk

fashion lain yang dirancang untuk menunjang adibusana wanita dan pria.

BAB 5 Kesimpulan, maka pada bab ini akan diberi kesimpulan dari hasil pembahasan dam proses pengerjaan serta saran yang didapat untuk memperbaiki dan mengembangkan desain.


(11)

38 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1.Simpulan

Setelah membuat koleksi Isola Deco ini, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi ini adalah koleksi ready to wear deluxe yang terinspirasi dari bangunan Villa Isola yang merupakan salah satu bangunan bergaya art deco dengan arsitektur yang unik. Villa Isola dituangkan dalam bentuk busana yang chic dan modern. Koleksi busana ini dilengkapi dengan reka bahan laser cut dan tuck, dengan penggunaan warna putih. Bahan yang digunakan adalah bahan katun yang nyaman dipakai dan organdi untuk kesan transparan.

Tema yang diangkat adalah dari buku Trend Forecasting Resistance dengan tema Vigilant, dan sub tema Sustansial dan Affix. Koleksi ini menonjolkan karakteristik dari material yang digunakan, dan menggabungkan material yang berbeda. Permainan olah bahan yang memperkaya penampilan dengan penggunaan warna natural yang ringan.

Hasil akhir dari perancangan busana ready to wear deluxe ini sesuai dengan target market yang dituju yang merupakan wanita dan pria berusia 20-35 tahun dengan tampilan yang simpel namun tetap terlihat elegan. Desain dan rancangan busana dibuat menarik dan berbeda namun tetap sesuai dengan konsep yang diangkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan inovasi baru dalam dunia fashion dan diminati oleh semua kalangan.


(12)

39 Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat koleksi Isola Deco adalah koleksi ini harus sesuai dengan tema yang ditampilkan secara visual pada image board. Material, warna, siluet, dan detail pada setiap busana harus memiliki kesatuan tetapi tetap memiliki keunikan. Pemilihan kain juga disesuaikan dengan tema dan inspirasi dari koleksi ini, dan kepada target market yang dituju.

Kesulitan pada proses produksi adalah penerapan reka bahan tuck yang harus dibuat dengan sangat rapih, penggunaan bahan organdi yang licin juga memerlukan ketelitian dan kerapihan untuk memotong pola dan menjahitnya. Kesulitan terbesar pada proses produksi adalah pada penggunaan warna putih yang di laser cut, karena warna putih akan sangat terlihat ketika terdapat sisa terbakar di kainnya. Karena itu setelah baju jadi, maka baju akan direndam dan disikat dengan pemutih untuk menghilangkan noda terbakar pada kain.


(13)

ISOLA DECO

Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita dan Pria dengan Inspirasi Bangunan Bergaya Art Deco di Bandung

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH : Kezia Christselda

1361038

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SENI RUPA DAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2016


(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga tugas

akhir dengan judul “Isola Deco” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan laporan tugas akhir ini

melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungan sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu, praktikan ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Isabella Isthipraya Andreas, M.Ds selaku ketua program studi Diploma III Seni Rupa dan Desain

2. Yosepin Sri, M.Ds. selaku koordinator tugas akhir program studi Diploma III Seni Rupa dan Desain

3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak atas penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat diterima. Tidak lupa juga terima kasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Bandung, 14 Desember 2016


(15)

DAFTAR PUSTAKA

A Riyanto, Arifah, 2003, Teori Busana, Yampendo

Arisanti, Ana (2010) Unsur – Unsur Desain Busana (online). Diakses pada 26 Oktober 2016 Pk. 17.19 melalui : http://anaarisanti.blogspot.co.id/2010/12/unsur-unsur-desain-busana.html

Barnard, Malcolm, 2009, Fashion sebagai Komunikasi: Cara mengkomunikasikan Identitas sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, Yogyakarta : Jalasutra

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 1. Semarang:Aneka ilmu

Morris, Desmond. 1977. Manwalking: Field Guide to Human Behavior. New York:

Polhemus, T. dan Procter, L. (1978). Fashion and Anti-Fashion: An Anthropology of Clothing and Adornment. London: Thames dan Hudson.

Simmel, Georg (1904), Fashion, International Quarterly, 10, 130-155 Harry N. Abrams, Inc. Publishers

Sri Ardiati Kamil. (1986). Fashion Design. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Troxell, M.D. & Stone, E. (1981). Fashion Merchandising:3rd Edition. New York: McGraw Hill

Wildan, Yudistira (2015) Tren, Fashion, dan Tren Fashion (online). Diakses pada 26 Oktober 2016 Pk. 17.08 melalui http://yudistirawildan.blogspot.co.id/


(1)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari subbab yang terdapat dalam setiap bab yang mejelaskan dengan rinci mengenai konsep dan inspirasi yang mendukung proses pembuatan tugas ini, diantaranya sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan, menjelaskan tentang pendahluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 Landasan teori, menjelaskan tentang landasan teori yang berisi teori dari konsep art deco, pengertian art deco, sejarah art deco, sejarah dan penjelasan bagunan art deco di Indonesia, penjelasan dari bangunan art deco di Bandung, dan penjelasan mengenai bangunan Villa Isola yang akan diangkat sebagai tema dari koleksi. Penjelasan mengenai trend yang dipakai, teori pola, teori jahit, teori tekstil, pengertian tekstil, reka bahan tekstil, teori desain,unsur desain, prinsip desain, komposisi dan teori warna.

BAB 3 Objek Perancangan, menjelaskan tentang objek perancangan trend fashion 2017 dengan tema substansial yang akan dibuat dengan isnpirasi bangunan Villa Isola.

BAB 4 Konsep Perancangan, menjelaskan tentang konsep perancangan yang terdiri dari aplikasi konsep, tema pada rancangan, perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail fashion. Uraian mendetail mengenai konsep dari trend 2017

“substansial”, image board, warna, penerapan konsep, siluet busana, dan produk fashion lain yang dirancang untuk menunjang adibusana wanita dan pria.

BAB 5 Kesimpulan, maka pada bab ini akan diberi kesimpulan dari hasil pembahasan dam proses pengerjaan serta saran yang didapat untuk memperbaiki dan mengembangkan desain.


(2)

38 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1.Simpulan

Setelah membuat koleksi Isola Deco ini, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi ini adalah koleksi ready to wear deluxe yang terinspirasi dari bangunan Villa Isola yang merupakan salah satu bangunan bergaya art deco dengan arsitektur yang unik. Villa Isola dituangkan dalam bentuk busana yang chic dan modern. Koleksi busana ini dilengkapi dengan reka bahan laser cut dan tuck, dengan penggunaan warna putih. Bahan yang digunakan adalah bahan katun yang nyaman dipakai dan organdi untuk kesan transparan.

Tema yang diangkat adalah dari buku Trend Forecasting Resistance dengan tema Vigilant, dan sub tema Sustansial dan Affix. Koleksi ini menonjolkan karakteristik dari material yang digunakan, dan menggabungkan material yang berbeda. Permainan olah bahan yang memperkaya penampilan dengan penggunaan warna natural yang ringan.

Hasil akhir dari perancangan busana ready to wear deluxe ini sesuai dengan target market yang dituju yang merupakan wanita dan pria berusia 20-35 tahun dengan tampilan yang simpel namun tetap terlihat elegan. Desain dan rancangan busana dibuat menarik dan berbeda namun tetap sesuai dengan konsep yang diangkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan inovasi baru dalam dunia fashion dan diminati oleh semua kalangan.


(3)

39 Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat koleksi Isola Deco adalah koleksi ini harus sesuai dengan tema yang ditampilkan secara visual pada image board. Material, warna, siluet, dan detail pada setiap busana harus memiliki kesatuan tetapi tetap memiliki keunikan. Pemilihan kain juga disesuaikan dengan tema dan inspirasi dari koleksi ini, dan kepada target market yang dituju.

Kesulitan pada proses produksi adalah penerapan reka bahan tuck yang harus dibuat dengan sangat rapih, penggunaan bahan organdi yang licin juga memerlukan ketelitian dan kerapihan untuk memotong pola dan menjahitnya. Kesulitan terbesar pada proses produksi adalah pada penggunaan warna putih yang di laser cut, karena warna putih akan sangat terlihat ketika terdapat sisa terbakar di kainnya. Karena itu setelah baju jadi, maka baju akan direndam dan disikat dengan pemutih untuk menghilangkan noda terbakar pada kain.


(4)

ISOLA DECO

Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita dan Pria dengan Inspirasi Bangunan Bergaya Art Deco di Bandung

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH : Kezia Christselda

1361038

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SENI RUPA DAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2016


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Isola Deco” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan laporan tugas akhir ini melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungan sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu, praktikan ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Isabella Isthipraya Andreas, M.Ds selaku ketua program studi Diploma III Seni Rupa dan Desain

2. Yosepin Sri, M.Ds. selaku koordinator tugas akhir program studi Diploma III Seni Rupa dan Desain

3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak atas penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat diterima. Tidak lupa juga terima kasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Bandung, 14 Desember 2016


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A Riyanto, Arifah, 2003, Teori Busana, Yampendo

Arisanti, Ana (2010) Unsur – Unsur Desain Busana (online). Diakses pada 26 Oktober 2016 Pk. 17.19 melalui : http://anaarisanti.blogspot.co.id/2010/12/unsur-unsur-desain-busana.html

Barnard, Malcolm, 2009, Fashion sebagai Komunikasi: Cara mengkomunikasikan Identitas sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, Yogyakarta : Jalasutra

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 1. Semarang:Aneka ilmu

Morris, Desmond. 1977. Manwalking: Field Guide to Human Behavior. New York:

Polhemus, T. dan Procter, L. (1978). Fashion and Anti-Fashion: An Anthropology of Clothing and Adornment. London: Thames dan Hudson.

Simmel, Georg (1904), Fashion, International Quarterly, 10, 130-155 Harry N. Abrams, Inc. Publishers

Sri Ardiati Kamil. (1986). Fashion Design. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Troxell, M.D. & Stone, E. (1981). Fashion Merchandising:3rd Edition. New York: McGraw Hill

Wildan, Yudistira (2015) Tren, Fashion, dan Tren Fashion (online). Diakses pada 26 Oktober 2016 Pk. 17.08 melalui http://yudistirawildan.blogspot.co.id/