PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BOLAVOLI :Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah.

(1)

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BOLAVOLI

(Studi Eksperimen pada Siswa SMPN 2 Baleendah

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

RONI MOHAMAD RIDWAN

0704002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah

)

ABSTRAK Oleh

Ronni Mohamad Ridwan

Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan bolavoli termasuk permainan yang sulit dilakukan oleh siswa SLTP karena dalam pembelajaran perminan bolavoli masih banyak menggunakan metode yang konvensional. Akibatnya dalam pembelajaran permainan bolavoli kurang kondusif serta siswa cepat bosan dan secara otomatis waktu aktif belajar siswa menjadi rendah. Untuk itu penulis mencoba memodifikasi pembelajaran permainan bolavoli untuk meningkatkan waktu aktif belajar siswa di SMP Negeri 2 Baleendah Kabupaten Bandung.

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi permainan pembelajaran bolavoli terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMPN 2 Baleendah. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baleendah Kabupaten Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilakukan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bermain bola voli melalui modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa. Dengan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli minat dan motivasi siswa menjadi tinggi, karena siswa melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru dengan senang dan gembira. Artinya modifikasi pembelajaran permainan bolavoli dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Baleendah Kabupaten Bandung.


(3)

Halaman

ABSTRAK ………..….

KATA PENGANTAR ………...…..

UCAPAN TERIMA KASIH ………...……....

DAFTAR ISI ………....…………

DAFTAR TABEL ………...……….

DAFTAR GRAFIK ………....………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……… B. Rumusan Masalah ………...……….. C.Batasan Penelitian ………..………... D. Tujuan Penelitian..……….……….. E. Manfaat Penelitian ………...…….. F. Anggapan Dasar ………..

G. Hipotesis ………..

H.Metode Penelitian ……….……….……..

BAB II KAJIAN TEORETIS……….

A.Hakikat Belajar Dan Mengajar ………..……….…….. B.Halikat Pendidikan Jasmani...…….. C.Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani...…….. D.Keterampilan Bermain Bola Voli...…….. E. Modfikasi Pembelajaran Bola Voli………...…….. F. Efektiits Mengajar Penjas...……..

G.Jumlah Waktu Aktif Belajar……….

BAB III METODE PENELITIAN ………

A.Metode Penelitian ……….……….……….……..

B.Desain Penelitian ……….…….……….………...…….. C.Populasi Dan Sampel ……….………...…...…….. D.Instrumen Pengumpulan Data……….……..

E. Teknik Analisis Data ………..……..

.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISI DATA………

A.Pengolahan Data dan Analisis Data ……….………..

B.Diskusi Penemun……….……..

i ii iii vi ix x 1 1 6 7 7 8 8 9 10 11 11 16 20 22 28 29 33 35 35 37 39 41 43 45 45 49


(4)

Saran…….. ………..………..………... ……..

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN LAMPIRAN

A.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE

SATU……….…….. B.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE DUA

C. DAN KE TIGA ………..……..

D.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE EMPAT DAN KE LIMA ………..…….. E. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE ENAM

DAN KE TUJUH ………...……..…….. F. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE

DELAPAN ………... G.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE

SEMBILAN ……….…………...….. H. HASIL OBSERVASI ……….………..………..

I. SURAT KETERANGAN SKRIPSI ……….………..………..

J. SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN …….……….. K.SURAT PENERIMAAN IZIN PENELITIAN ……….. L. KEGIATAN PENELITIAN ………..……….…..

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...…..

57 60 64 68 72 77 80 84 93 97 98 99 103


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, peradaban dan sejarah manusia bisa maju dan berkembang karena adanya pendidikan yang semakin maju dan berkembang pula. Pada dasarnya pendidikan yang berperan dalam perkembangan manusia terdapat dua jenis pendidikan yaitu pendidikan non-formal dan pendidikan formal.

Dalam undang undang sitem pendidikan nasional No 22 tahun (2003:25) sebagai berikut,

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Untuk menjaga eksistensinya maka setiap manusia harus memperoleh pendidikan yang berkualitas, baik pendidikan nonformal maupun pendidikan formal, hal ini disebabkan karena pada diri setiap manusia memiliki keinginan untuk berkembang dan memiliki kehidupan yang maju dan berkualitas agar bisa menjadi manusia ideal, dalam hal ini manusia yang mampu mewujudkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, sehat, cerdas, dan mampu berkarya.

Manusia bisa menjadi manusia jika manusia tersebut memperoleh pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, hal ini


(6)

sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kant (1959:21), yang mengatakan bahwa “Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan.”

Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lutan dan Cholik (1997:14) yaitu:

Pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

Pendidikan jasmani memiliki landasan filosofis yang terlihat dalam upaya manusia dalam mengintepretasikan dan menjelaskan nilai-nilai penjas dalam berbagai teori, dalam cabang ontologis penjas memberi implementasi terhadap pembentukan kualitas hidup manusia secara alami, secara epistemologis mengkaji tentang tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh penjas, sedangkan dalam cabang aksiologi mengacu terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam penjas, baik nilai kerjasama, tanggung jawab, sportivitas dan lain lain.

Dalam proses pembelajaran jasmani yang di mana sesuai dengan pengertiannya bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktifitas jasmani, sehingga dalam proses pembelajaran penjas menekankan kepada aktifitas gerak yang kompleks dari peserta didik, selain itu dalam pembelajaran penjas juga menekankan kepada tiga aspek penting dalam kehidupan manusia yaitu aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor.


(7)

Aspek kognitif adalah aspek yang terkandung dalam penjas dan menekankan kepada pemahan dan kecerdasan berpikir siswa dalam prosesn pembelajaran penjas, aspek afektif adalah unsur dalam penjas yang menekankan kepada sikap atau perilaku siswa dalam pembelajaran penjas, dan aspek psikomotor adalah unsur dalam penjas yang menekankan kepada kemampuan siswa untuk melakukan aktifitas gerak seluas-luasnya dengan baik.

Untuk mendukung proses pembelajaran penjas yang baik dan berkualitas maka dalam proses belajar pendidikan jasmani media sangat dibutuhkan untuk tersampaikanya materi yang akan di berikan. Hamalik (1989:12) mengartikan media pendidikan adalah, ”Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.”

Pendidikan jasmani memiliki berbagai macam aktifitas gerak yang terkandung di dalamnya, salah satunya permainan bolavoli, bolavoli adalah salah satu materi permainan olahraga dalam penjas yang terdiri dari beberapa unsur yaitu di antaranya lari, lompat dan keduanya berhubungan dengan aktifitas fisik. Permainan bolavoli itu sendiri merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh satu tim, dan dalam satu tim tersebut terdiri dari 6 (enam) orang pemain. Oleh sebab itu permainan bolavoli sering disebut dengan permainan beregu.

Mengenai batasan bolavoli Yudiana dan Subroto (2010:36) menjelaskan bahwa “Permainan bolavoli pada awal ide dasarnya adalah memantul-mantulkan bola (to volley) oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran tertentu.” Selain itu permainan bolavoli


(8)

merupakan permainan beregu yang membutuhkan kerjasama yang baik dari para pemain yang tergabung dalam tim tersebut.

Pelaksanaan proses pembelajaran bolavoli di sekolah khususnya di SMP Negeri 2 Baleendah harus menimbulkan rasa senang dan berperan aktif mengikuti pembelajaran pada diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran permainan bolavoli. Dalam prosesnya pembelajaran merupakan faktor penting dalam pembelajaran permainan bolavoli. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Menurut Gagne, Briggs, Wager (1992) dalam Teori Belajar dan Pembelajaran (2007:1.19) yang dikutip oleh Winataputra yang mengatakan, bahwa “Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan terjadinya proses belajar pada siswa.”

Untuk mendukung proses pembelajaran penjas yang baik dan berkualitas maka guru penjas harus memiliki metode pembelajaran yang ditunjang dengan kemampuan memodifikasi perlengkapan, peraturan pembelajaran yang tepat dan sesuai, sehingga tujuan dari pembelajaran penjas permainan bolavoli dapat tersampaikan dengan jelas kepada siswa.


(9)

Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan developmentally appropriate practice (DAP), artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara menuntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaranya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pembelajaran. (Samsudin, 2008:71-72).

Lutan (1988) dalam Samsudin (2008:72-73) mengungkapkan bahwa “modifikasi dalam mata pelajaran, dengan tujuan agar 1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, 2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, 3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.” Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.

Pembelajaran olahraga bolavoli di sekolah diperlukan modifikasi, baik modifikasi pembelajaran, peralatan yang digunakan, maupun peraturan di mana maksud dan tujuan adanya modifikasi tersebut adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran bolavoli yang diajarkan. Jenis modifikasi yang dilakukan salah satunya adalah dengan memodifikasi peraturan yang digunakan dalam permainan bolavoli.


(10)

Untuk mendukung proses pembelajaran yang baik, guru penjas harus bisa menyesuaikan atau memodifikasi peraturan dan lapangan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Bentuk modifikasi dari pembelajaran bola voli dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Net yang digunakan dalam pembelajaran bolavoli adalah net yang bukan standar, tetapi dengan menggunakan net modifikasi dan tinggi netnya diturunkan dari tinggi sebenarnya disesuaikan dengan keadaan siswa.

2. Ukuran lapangan yang digunakan dalam pembelajaran bolavoli adalah ukuran yang di modifikasi, baik lebar maupun panjang lapangan bisa lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya.

3. Penghitungan poin dilakukan dengan system reli poin sampai dengan skor 15. Modifikasi peraturan permainan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam mempermudah proses pembelajaran bolavoli dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran bolavoli. Mengacu kepada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh modifikasi permainan bolavoli terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMPN 2 Baleendah”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian skripsi sebagai berikut: Pengaruh Modifikasi permainan bolavoli terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMP N 2 Baleendah.


(11)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis memperoleh pertanyaan penelitian yang ingin penulis ungkap, yaitu: Apakah modifikasi permainan dalam bolavoli dapat berpengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMPN 2 Baleendah.

C. Batasan Masalah

Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah: Bagaimana pengaruh modifikasi peraturan permainan bola voli terhadap evektivitas pembelajaran bolavoli di SMPN 2 Baleendah.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, begitu pula dengan penulisan penelitian ini memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai. Maka bertolak dari latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi permainan pembelajaran bolavoli terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMP N 2 Baleendah Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


(12)

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam mengoptimalkan proses pembelajaran penjas khususnya di SMP untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran bolavoli.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani terhadap penerapan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran bolavoli.

F. Angapan Dasar

Anggapan dasar adalah titik tolak penelitian yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. (Surakman, 1997:58). Oleh karena itu anggapan dasar merupakan titik tolak dari semua kegiatan penelitian yang dilakukan. Anggapan dasar atau kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan seara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti.

Samsudin (2008:71), menjelaskan bahwa “Esensi modifikasi adalah menganlisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas pembelajaran yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.” Selanjutnya Lutan (1988) yang dalam Samsudin (2008:72-73) menyatakan bahwa ”Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar, 1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, 2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, 3) Siswa dapat melakukan pola gerak dengan


(13)

benar. Suherman dan Sartono, (2008:10) juga menjelaskan bahwa “ program -program latihan atau aktivitas gerak yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan gerak anak didik yang sedang belajarnya.”

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis memiliki anggapan dasar “Jika modifikasi permainan bolavoli diterapkan dengan baik dan sesuai, maka pembelajaran bolavoli akan lebih efektif”.

G. Hipotesis

Hasil suatu penelitian hakikatnya adalah hasil suatu jawaban atas pernyataan penelitian yang telah dirumuskan di dalam proses penelitian untuk mengarahkan kepada hasil penelitian itu maka di dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan hipotesis.

Hipotesis menurut pengertiannya adalah dugaan atau jawaban sementara dari suatu masalah yang akan diteliti, berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: “Modifikasi permainan bolavoli memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli di SMP N 2 Baleendah”.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Dalam penelitianya ini penulis menggunakan metode eksperimen untuk mendapatkan data penelitiannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh modifikasi


(14)

pembelajaran terhadap tingkat efektivitas siswa dalam pembelajaran bolavoli, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Arikunto (2002:117), menjelaskan bahwa ”Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara satu faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.”

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapat berbagai informasi yang berasal dari dua data yang terkumpul dan menguji hipotesis yang berguna dari masalah yang akan diteliti. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah experimental design dengan bentuk one- shot case study. Dikatakan Pre-experimental design, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakkan variabel dependen itu bukan semata-mta dipengaruhi variabel indipenden. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tiidak dipilih secara random.


(15)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan mengumpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan.Sugiyono (2008:2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu proses yang dilakukan oleh


(16)

peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.

Sedangkan metode penelitian yang dijelaskan Arikunto (1997:151) yaitu: ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian.” Ada beberapa metode yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian, di antaranya historis, deskriptif, dan eksperimen, berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa: ”Penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat”. Dari beberapa pendapat para ahli dia atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan


(17)

untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti.

Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh modifikasi peraturan permainan bola voli terhadap efektivitas pembelajaran bolavoli.

B. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut Nazir (2005:84):

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.

g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editingdan prosesing data.

i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic.

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.


(18)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah experimental design dengan bentuk one- shot case study. Dikatakan Pre-experimental design, karena msih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakkan variabel dependen itu bukan semata-mta dipengaruhi variabel indipenden. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tiidak dipilih secaara random.

Paradigma dalam penelitian aksperimen model one- shot case study dapat digambarkan seebagai berikut:

Gambar 3.1. One- shot Case Study

Keterangan :

X = Treatment yang diberikan (variabel indipenden) O = Observasi (variabel ndipenden)

Paradigma ini dapar dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi treatmen atau perlakuan, dan selanjutnya diobservsi hasilnya. (treatment adalah sebagai variabel indipenden, dan haasil adalah sebagai variabel dependen).

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada satu kelas, yaitu kelas eksperimen yang belajar menggunakan modifikasi pembelajaran permainan


(19)

bola voli dan dilakukan sembilan kali pertemuan, hal ini dilakukan karena untuk melihat hasil dari efektivitas pembelajaran harus dilakukan penelitian yang berkesinambungan.

Langkah-langkah Penelitian

Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan, bahwa “Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.”

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung ketercapainya suatu tujuan penelitian yang penulis lakuakan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan kerekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diplajari dan ditarik kesimpulanya, jadi populasi bukan hanya orang, tetaapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi seluruh karkteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapaikan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah:


(20)

”keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan Sugiono (2003:55)menjelaskan bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Dari pendapat tersebut, populasi adalah keseluruan objek atau subjek penelitian yang mempunyai karakeristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 2 Baleendah.

2. Sampel

Mengenai sampel Sugiyono (2003:56) menjelaskan, bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Pengambilan sample dalam penelitian ini pertama dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu teknik sample yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam penentuan sample. Dalam penelitian ini penulis memilih siswa kelas VIII (delapan) karena siswa kelas VIII (delapan), umumnya berumur antara 12 sampai 14 tahun. Jadi boleh dikatakan mereka masih berada pada tingkat dasar atau pemula.

Selain itu juga karakteristik anak laki-laki dan perempuan pada kelas VIII kemampuan geraknya sudah berbeda Untuk itu penulis akan mengambil kelas VIII sebagai sample untuk melihat peningkatan efektivitas pembelajaran permainan bola voli.


(21)

Sesuai dengan penjelasan tersebut di atas, penulis memilih dan menentukan sebagian dari populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dengan maksud untuk mengurangi populasi yang terlalu banyak jumlahnya. Mengenai berapa besarnya sampel tidak ada ketentuan yang jelas berapa jumlahnya yang akan diteliti yang diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel tersebut adalah mewakili dari populasi yang ada. Sebagai pegangan, Arikunto (1997:120) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan pengertian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 orang ambil 10-15% atau 20-25% untuk dijadikan sampel, tergantung setidak-tidaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit tidaknya wilayah pengamatan dari setiap subjek.

3. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan artinya data merupakan kunci jawaban suatu pertanyaan ilmiah yang diajukan dalam penelitian. Menurut Emory (1985) yang dikutip dari Sugiyono (2010:102) bahwa “Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian.”

Analisis waktu dalam proses pembelajaran atau serig disebut catatan lama waktu (durating recording) merupakan salah satu contoh teknik untuk melihat pemanfaatan waktu dalam PBM penjas yang di dalamnyya observer perlu terlebih


(22)

dahulu menetapkan jumlah ketegori dn definisi dari masing-masing kategori aktivitas tersebut. Jumlah dan definisi kategori tersebut tidak terbatas, mungkin sedikit, mungkin juga banyak tergantung pada pembuatnya. Yang sering dipermasalahkan biasanya adalah kemudahan dalam melaksanakanya dan ”interreliabilitas” atau objektivitas dari observer yang menggunakannya. (Suherman dan Sartono, 2008:96)

Untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan efektivitas pembelajaran bolavoli siswa digunakan instrumen penelitian berupa durating recording. Duration recording mencoba mengungkapkan indikator yang menjadi bagian dari jumlah waktu aktif belajar siswa yaitu:

1) Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas yang bersifat manajerial misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, mendengarkan peringatan, ganti pakaian, kehadiran.

2) Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif.

3) Instruction (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan). 4) Waiting (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas (misalnya: tunggu giliran, sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak


(23)

melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi). (Suherman A dan Sartono, 2008: 96-97).

Berdasarkan pengertian di atas, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan efektivitas siswa digunakan instrumen penelitian berupa duration recording yang akan dilakukan peneliti.

Penelitian ini juga dilakukan sembilan kali pertemuan untuk mengetahui hasil dari modifikasi pembelajaran bola voli dan tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Suherman dan Sartono (2008: 47) bahwa

Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar penjas di sekolah merupakan salah satu faktor pentingnya membuat perencanaan pengajaran. Rata-rata frekuensi mengajar penjas dalam seminggu satu kali dalam jumlah waktu 2x30 atau 40 menit, memang betul 2x40 menit dalam satu pertemuan tersebut rasanya cukup banyak. Tapi manakala guru harus mempertimbangkan tercapainya tujuan pengajaran, misalnya agar siswa dapat melakukan “pas bawah” waktu tersebut terasa relative singkat. Jangankan agar siswa dapat melakukan “pass bawah” dengan baik dan benar terkadang agar seluruh isi pelajaran dapat di sampaikan saja, terkadang dirasakan masih sangat kurang.

E. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, Pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data tersebut melalui perhitungan jumlah waktu aktif belajar. Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Mengumpulkan format jumlah waktu aktif belajar. 2. Membandingkan jumlah waktu aktif belajar siswa.


(24)

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh hasil jumlah waktu aktif belajar siswa.

Dalam pengolahan data ini, perilaku siswa selama melaksanakan kegiatan belajarnya dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Aktivitas belajar siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan waktu lihat tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1.FORMAT ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU

Sekolah : ………… Kelas : ………... Waktu : ………….. Hari/tgl : ………… Pengajar : ………... Pengamat : ………….. 0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

Keterangan

Waktu pengelolaan = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus Waktu instruksi = total waktu instruksi : total jam pelajaran x seratus Waktu belajar = total waktu belajar : total jam pelajaran x seratus Waktu tunggu = total waktu tunggu : total jam pelajaran x seratus


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Secara keseluruhan dengan diberikannya pembelajaran permainan bolavoli melalui modifikasi pembelajaran permainan bola voli dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa di SMP Negeri 2 Baleendah, siswa lebih tertarik dan efektif serta bermain bolavoli dalam pembelajaran penjas menjadi lebih baik dan meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman bermain bola voli melalui modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa. Dengan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli minat dan motivasi siswa menjadi tinggi, karena siswa melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru dengan senang dan gembira.

Dapat disimpulkan bahwa pembahasan pembelajaran permainan bolavoli dengan menggunakan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli adalah

“Modifikasi peraturan pembelajaran bola voli dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baleendah Kabupaten Bandung”.


(26)

B. Saran

Dengan perpedoman pada data data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan hambatan pada kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di SMP Negri 2 Baleendah maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan manfaat.

Adapun saran-saran ini adalah :

1. Bagi para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan modifikasi dalam kegiatan pembelajaran permainan bolavoli. Melalui tugas gerak yang sistematis dan bervariasi dapat meningkatkan minat dan dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa.

2. Kepada guru diharapkan untuk mengembangkan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli dengan lebih sistematis, bervariasi dan lebih lengkap. Ini diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam melakukan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

3. Kepada pihak sekolah untuk meningkatkan dukungan terhadap kegiatan pembelajaran penjas dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

4. Kepada para siswa dan siswi hendaknya dapat meningkatkan potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya melalui kegiatan pembelajaran penjas dengan cara mematuhi apa yang di instruksikan guru.

5. Modifikasi permainan tidak khusus untuk pembelajaran permainn bolavoli saja, tetapi disarankan juga pada guru pendidikan jasmani untuk menggunakan modifikasi pembelajaran pada pembelajaran penjas cabang


(27)

lainya. Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi para pembaca.


(28)

Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, Tite, Subroto, Toto dan Yudiana, Yunyun. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional.

Mahendra, Agus dkk. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung : CV Andira.

Mahendra, Agus dan Ma’mun, Amung. (1996). Teori Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti. Suherman, Adang dan Sartono, Hadi. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suherman, Adang (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani,

Bandung: CV Andir.

Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Susilana, Rudi dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI Undang- undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Bandung: Citra Umbara, 2003

Wahyudin, Dinn, Supriadi dan Abduhak, Ishak. (2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.


(29)

Terbuka.

Yudiana, Yunyun dan Subroto, Toto. (2010). Permainan Bolavoli. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh hasil jumlah waktu aktif belajar siswa.

Dalam pengolahan data ini, perilaku siswa selama melaksanakan kegiatan belajarnya dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu jumlah waktu aktif belajar (JWAB). Aktivitas belajar siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan waktu lihat tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1.FORMAT ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU

Sekolah : ………… Kelas : ………... Waktu : ………….. Hari/tgl : ………… Pengajar : ………... Pengamat : …………..

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Keterangan

Waktu pengelolaan = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus Waktu instruksi = total waktu instruksi : total jam pelajaran x seratus Waktu belajar = total waktu belajar : total jam pelajaran x seratus Waktu tunggu = total waktu tunggu : total jam pelajaran x seratus


(2)

Roni Mohamad Ridwan, 2013

Pengaruh Modifikasi Permainan Pembelajaran Bola Voli Terhadap Efektivitas Pembelajaran Bola Voli (Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Secara keseluruhan dengan diberikannya pembelajaran permainan bolavoli melalui modifikasi pembelajaran permainan bola voli dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa di SMP Negeri 2 Baleendah, siswa lebih tertarik dan efektif serta bermain bolavoli dalam pembelajaran penjas menjadi lebih baik dan meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman bermain bola voli melalui modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa. Dengan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli minat dan motivasi siswa menjadi tinggi, karena siswa melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru dengan senang dan gembira.

Dapat disimpulkan bahwa pembahasan pembelajaran permainan bolavoli dengan menggunakan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli adalah

“Modifikasi peraturan pembelajaran bola voli dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baleendah Kabupaten Bandung”.


(3)

B. Saran

Dengan perpedoman pada data data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan hambatan pada kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di SMP Negri 2 Baleendah maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan manfaat.

Adapun saran-saran ini adalah :

1. Bagi para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan modifikasi dalam kegiatan pembelajaran permainan bolavoli. Melalui tugas gerak yang sistematis dan bervariasi dapat meningkatkan minat dan dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa.

2. Kepada guru diharapkan untuk mengembangkan modifikasi pembelajaran permainan bolavoli dengan lebih sistematis, bervariasi dan lebih lengkap. Ini diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam melakukan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

3. Kepada pihak sekolah untuk meningkatkan dukungan terhadap kegiatan pembelajaran penjas dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

4. Kepada para siswa dan siswi hendaknya dapat meningkatkan potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya melalui kegiatan pembelajaran penjas dengan cara mematuhi apa yang di instruksikan guru.

5. Modifikasi permainan tidak khusus untuk pembelajaran permainn bolavoli saja, tetapi disarankan juga pada guru pendidikan jasmani untuk


(4)

Roni Mohamad Ridwan, 2013

Pengaruh Modifikasi Permainan Pembelajaran Bola Voli Terhadap Efektivitas Pembelajaran Bola Voli (Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lainya. Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi para pembaca.


(5)

Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, Tite, Subroto, Toto dan Yudiana, Yunyun. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional.

Mahendra, Agus dkk. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung : CV Andira. Mahendra, Agus dan Ma’mun, Amung. (1996). Teori Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti. Suherman, Adang dan Sartono, Hadi. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suherman, Adang (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani,

Bandung: CV Andir.

Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-dasar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Susilana, Rudi dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI Undang- undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Bandung: Citra Umbara, 2003

Wahyudin, Dinn, Supriadi dan Abduhak, Ishak. (2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.


(6)

Roni Mohamad Ridwan, 2013

Pengaruh Modifikasi Permainan Pembelajaran Bola Voli Terhadap Efektivitas Pembelajaran Bola Voli (Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Winataputra, Udin S, dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yudiana, Yunyun dan Subroto, Toto. (2010). Permainan Bolavoli. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.