PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS (Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung).

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN

KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN

BULUTANGKIS

(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Olahraga

oleh

Deni Diki Hardiansyah

0901359

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

(Study Eksperimen di SMPN 12 Bandung)

Oleh

Deni Diki Hardiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Deni Diki Hardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

LEMBAR PENGESAHAN DENI DIKI HARDIANSYAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Yusup Hidayat, S.Pd., M.Si NIP. 196808301999031001

Pembimbing II,

Alit Rahmat, M.Pd NIP.197208262005011007

Diketahui oleh Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI,

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA PADA

PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS1)

Deni Diki Hardiansyah2) ABSTRAK

Pentingnya penelitian ini didasari oleh adanya gejala atau indikasi pembelajaran pendidikan jasmani masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi satu sama lain secara maksimal, termasuk dalam pembelajaran permainan bulutangkis. Hal ini antara lain disebabkan masih relatif terbatasnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang model pembelajaran, termasuk model pembelajaran koperatif. Guru kurang memiliki banyak pilihan yang untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran konvensional, akibatnya pembelajaran bersifat monoton dan siswa sering menjadi obyek pelaksana instruksi guru semata karena guru menjadi pusat kegiatan belajar. Dalam kaitan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa. Penelitian dilakukan mengggunakan metode eksperimen dengan desain pre-test and post-test control group terhadap siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes lob bertahan dan skala perilaku sosial, selanjutnya semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis perbedaan dua rata-rata (t-test). Berdasarkan hasil analisis terbukti bahwa kedua model pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa, dan model pembelalajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi dan signfikan daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar lob bertahan dan perilaku sosial siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung. Sesuai hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama pada aktivitas permainan bulutangkis.

Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran konvensional


(5)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1)

Skripsi ini dibawah bimbingan Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd

2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL AND CONVENTIONAL TOWARDS STUDENTS’ SOCIAL BEHAVIOR IN

BADMINTON LEARNING ACTIVITIES1)

Deni Diki Hardiansyah2)

ABSTRACT

The important of this study is based on the existence of some indication which shows that Sports lesson or in learning sports still lack of involving students in learning and to interact with each other maximally, including in Badminton game learning activity. These could happen due to the limitation of the knowledge of the teacher about learning models including cooperative learning model. The teachers have limited options in applying learning models besides the conventional one, so the effect is the learning activities become bored and monotone and teacher centeredness in learning makes students more likes an instruction object of the teacher. According to that situation, this study aim at finding out the influence of cooperative learning model and conventional model towards the learning result of defense “lob” and social behavior of the students’. The study use experimental method with pre-test, post-test, and control group design. This study use defense “lob” test and social behavior scale to gather the data. The data are analyzed by using t-test analysis. Based on the analysis, it is shows that both of the learning models has some significant influence towards the result of defense lob learning and social behavior of the students, but cooperative learning model has a higher influence towards the social behavior of the students of seventh grade junior high school. Based on the result of his study, the researcher recommend that cooperative learning model can be an alternative option and an appropriate innovation for the teacher of junior high school to


(6)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

improve the learning result in sports teaching and learning process especially in badminton game activities.

Keywords: Cooperative learning model, conventional learning model, social behavior,

defense lob.

1)

This thesis is under the guidance of Yusup Hidayat, S. Pd., M. Si dan Alit Rahmat, M. Pd

2)

Student of Recreational Sports Health and Education Department


(7)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAPTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Hakikat Belajar ... 8

a. Pengertian Belajar ... 8

b. Prinsip-Prinsip Belajar ... 9

c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10


(8)

vii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Model... 11

b. Pentingnya Penggunaan Model ... 12

c. Karakteristik Model Pembelajaran ... 12

d. Model-model Pembelajaran ... 13

e. Model Pembelajaran Dalam Penjas... 15

3. Model Pembelajaran Kooperatif... 16

a. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif... 16

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Tahap Pembelajaran Kooperatif ... 18

d. Tujuan Pembelajaraan Kooperatif ... 19

e. Hal Penting Dalam Model Kooperatif ... 20

4. Model Pembelajaran Konvensional ... 21

5. Perilaku Sosial ... 23

a. Pengertian Perilaku Sosial ... 23

b. Jenis-Jenis Perilaku Sosial ... 24

c. Perilaku Sosial dalam Penjas... 25

d. Perilaku Sosial dalam Pembelajaran Bulutangkis ... 27

e. Tehnik Dasar Keterampilan Aktivitas Bulutangkis ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Analisis Data... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DATA... 52

A. Hasil Penelitian... 52


(9)

viii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengolahan dan Analisis Data Tes Keterampilan Lob Bertahan... 52

a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 52

b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 53

c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 54

d. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 55

3. Pengolahan dan Analisis Data Prilaku Sosial... 56

a. Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 56

b. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 57

c. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 58

d. Uji Hipotesis... 59

B. Pembahasan Data... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68


(10)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok

Belajar Konvensional ... 22

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Penelitian Prilaku Sosial Siswa pada Pembelajaran Bulutangkis... 38

Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 39

Tabel 3.3 Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala... 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 44

Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... 45

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 53

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Postest ... 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Postest ... 54

Tabel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen... 55

Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 56

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Postest ... 57


(11)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Paradigma Pretest Postest Kontrol Grup Design ... 34 Gambar 3.2 Lapangan untuk Pelaksanaan Test Lob Bertahan ... 41


(12)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM


(13)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas Isi Skala Perilaku Sosial... 68

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Isi Skala ... 72

Lampiran 3 Skala Uji Validitas dan Realibilitas ... 77

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas... 80

Lampiran 5 Kisi-Kisi Skala Penelitian ... 92

Lampiran 6 Kisi-Kisi Skala Penelitian Setelah Uji Validitas dan Realibilitas.. 95

Lampiran 7 Skala Penelitian... 97

Lampiran 8 Hasil Skala Penelitian Kelompok Kontrol ... 101

Lampiran 9 Hasil Skala Penelitian Kelompok Eksperimen ... 102

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen ... 103

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol ... 104

Lampiran 12 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Perilaku Sosial ... 105

Lampiran 13 Uji Hipotesis Perilaku Sosial... 106

Lampiran 14 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 109

Lampiran 15 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Kontrol ... 110

Lampiran 16 Hasil Pretest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 111

Lampiran 17 Hasil Postest Lob Bertahan Kelompok Eksperimen ... 112

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Eksperimen Lob Bertahan... 113 Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Postest Kelompok Kontrol


(14)

vii

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lob Bertahan... 114

Lampiran 20 Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varian Lob Bertahan... 115

Lampiran 21 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen ... 116

Lampiran 22 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelom pok Kontrol ... 117

Lampiran 23 Uji Hipotesis Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 118

Lampiran 24 Daftar Absen Kelompok Kontrol ... 119

Lampiran 25 Daftar Absen Kelompok Eksperimen ... 120

Lampiran 26 Program Pembelajaran ... 121

Lampiran 27 Dokumentasi ... 146

Lampiran 28 Surat Keputusan... 149

Lampiran 29 Surat Izin Penelitian ... 153


(15)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung banyak kepada proses belajar yang dijalani oleh siswa sebagai anak didik. Kebanyakan orang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya, seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghapal.. Tentu lah akan berbeda cara mengajarnya dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip. Slameto (2010, hlm. 2) mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Lebih lanjut Wina (2010, hlm.120) menjelaskan bahwa:

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan peilaku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Bulutangkis merupakan salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat Indonesia ini


(16)

2

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijadikan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dilakukan dalam proses belajar disekolah. Permainan bulutangkis bersifat individual yang dapat dimainkan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menggunakan raket sebagai alat pemukul dan satlekok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh garis dan net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Hidayat (2010, hlm. 8).

Permainan bulutangkis telah tumbuh dan berkembang secara meluas keberbagai belahan negara dan diyakini sebagai sebuah permainan olahraga yang menyenangkan dan berkembang pula dikalangan pelajar. Menjelaskan pengertian Hidayat (2010, hlm. 1) bulutangkis sebagai berikut:

Olahraga bulutangkis adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu/karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.

Tujuan dari permainan bulutangkis adalah memperoleh angka dan kemenangan dengan cara menyebrangkan dan menjatuhkan satelkok di bidang permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul satelkok atau menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Permainan ini dianggap permainan yang paling cepat terkenal di dunia, karena itu berhasil menyedot minat berbagai kalangan tanpa dibatasi oleh kelompok umur, kelompok sosial ekonomi, maupun jenis kelamin.


(17)

3

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam permainan bulutangkis dibutuhkan kerjasama antara pelati dan pemain. Hidayat (2010, hlm. 29).

Dalam permainan bulutangkis ada permainan ganda, yang mengharuskan pemain memiliki pasangan dalam bermain, akan tetapi harus diperlukan taktik dan kerjasama yang lebih keras ketika bermain ganda, disebabkan dua orang pemain yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Maka secara langsung permainan bulutangkis membutuhkan interaksi sosial untuk pelaksanaan permainan agar bisa berjalan dengan baik. Berikut pernyataan mengenai permainan bulutangkis memerlukan interaksi sosial dalam pelaksanaannya, menurut Hidayat dkk (2010, hlm. 87) bahwa "dua pemain yang berpasangan harus mampu bekerjasama secar simultan, baik pada saat menyerang maupun bertahan".

Menyimak pemaparan di atas bahwa dalam proses belajar permainan bulutangkis siswa sebetulnya diarahkan kepada peningkatan mutu perilaku sosial, tatapi fenomena yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan konsep. Banyak hal yang mengakibatkan fenomena tersebut terjadi, salah satunya yaitu minimnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran. Sehingga menjadikan guru tidak memiliki pilihan yang luas

untuk menggunakan model pembelajaran lain selain model pembelajaran

konvensional. Dimana dalam praktiknya guru memberikan bahan ajar yang kurang dimengerti oleh siswa dan ketika dalam prakteknya guru hanya merintahkan tanpa memberikan contoh yang jelas, siswa hanya menjadi obyek pelaksana intruksi guru semata. Sehingga kesempatan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya kurang maksimal. Ketika siswa hanya melakukan gerakan-gerakan dari teknik kecabangan olahraga yang diberikan oleh guru, interkasi yang terjadi hanya antara siswa dengan alat atau sarana, dan interaksi satu arah terjadi antara guru dengan siswa, dalam


(18)

4

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hakekat pembelajaran tentu hal tersebut sangat tidak dibenarkan, ketika potensi yang seharusnya dimiliki siswa justru tidak tercapai secara maksimal.

Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar menjadi bervariasi dan tidak membosankan. Seperti yang dikatakan Joyce (dalam Juliantine, dkk, 2011 hlm. 7) bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani menurut Metzler (2000, hlm. 159) adalah:

There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education: direct instruction model, personalized for intraction model, cooperative learning model, the sport education model, peer teaching model, inquiry teaching model and the tactical games model.

Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu: (1) model pembelajaran langsung, (2) model pembelajaran personal, (3) model pembelajaran kerjasama, (4) model pembelajaran pendidikan olahraga, (5) model pembelajaran kooperatif, (6) model pembelajaran inkuiri, dan (7) model pebelajaran taktis. Dari tujuh model pembelajaran yang disebutkan, penulis mencoba


(19)

5

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkaji model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan pada perilaku sosial siswa pada pembelajaran bulutangkis.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat atau enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Slavin (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 242) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.


(20)

6

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis“, karena pada hal ini sangat penting dicari pengaruhnya.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, masalah penelitian yang dapat diindefikasikan antara lain sebagai berikut :

a) Siswa mengalami kesulitan ketikan diberikan materi pembelajaran bulutangkis dikarenakan siswa tidak mengerti dan takut untuk bertanya kepada guru ketika ada pembelajaran yang tidak dimengerti.

b) Pengalaman guru tentang model pembelajaran yang cenderung dan kurang berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran.

c) Sarana dan prasaran yang kurang mendukung sehingga membuat siswa sulit melakukan pembelajaran yang efektif.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah peneliti yang telah penulis kemukakan di atas, maka masalah khusus yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut: a) Apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis?


(21)

7

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis?

c) Apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009, hlm. 282) yaitu: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis.”

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

2. Untuk menguji apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

3. Untuk menguji apakah model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial


(22)

8

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengharapkan manfaat atau pun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

Untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang model pembelajaran kooperatif dan model pemelajaran konvensional bagi peneliti dalam mengembangkan model pembelajaran lainnya.

2. Secara praktis

- Sebagai pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam memberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan konvensional;

- Memberikan pengetahuan bagi siswa dan siswainya agar dapat lebih mengerti tugas menjadi seorang guru tidaklah mudah.


(23)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung, dengan alasan pertimbangan sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang penelitian yang akan dilaksanakan dan akses yang dekat dari tempat tinggal peneliti.

2. Subjek penelitian a. Populasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2010, hlm. 117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Maka dari pemaparan diatas, dalam penelitian ini peneliti menentukan populasi yaitu siswa kelas VII di SMP Negeri 12 Bandung.

b. Sampel

Sugiyono (2012, hlm. 118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari


(24)

34

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tergolong dalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksa untuk memahami semua populasi yang ada, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik sample random sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai sample random sampling (sampel acak) menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) yaitu “dikarenakan simple sederhana karena pengambilannya anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Jumlah sampel yang peneliti tetapkan yaitu 40 orang, yang kemudian dibagi menjadi 20 orang untuk kelompok eksperimen dan 20 orang untuk kelompok kontrol.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design. Dalam desain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sigiyono (2011, hlm. 112) menegenai desain penelitian pretest postest control grup design :

Gambar 3.1

Paradigma pretest-postest control group design (Sugiono 2008, hlm. 112)

R O1 X O2


(25)

35

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

R : Random (sampel dipilih secara acak) O1: Tes awal untuk kelompok eksperimen O2: Test akhir untuk kelompok eksperimen X : perlakuan (treatment)

O3: Test awal kelompok kontrol O4: Tes akhir kelompok kontrol

Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaaran aktivitas bulutangkis.

Untuk memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian maka perlu adanya langkah kerja penelitian. Dengan demikian, maka penulis menggambarkan langkah penelitian sebagai berikut:

pretest

Pretest Pretest

Hasil B Hasil A

Posttest Perlakuan

Pengolahan Dan Analisis

Perlakuan posttest

Kesimpulan Sampel Uji Skala

Populasi


(26)

36

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1 Tahap - Tahap Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam sebuah penelitian harus bisa diuji melalui metode yang diterapkan, sehingga penerapan metode yang digunakan akan diketahui apakah penelitiannya berhasil atau gagal. Sugioyono (2010, hlm. 6)

menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahakan, dan mengantisipasi masalah”.

Dalam hal tersebut metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan dan pengumpulan data. Sugiono (2010, hlm. 9) menjelaskan

“jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang akan diteliti”. Berkaitan dengan ini penulis ingin mengkaji metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2002, hlm. 4) menjelaskan bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara utuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Metode penelitian eksperimen ini akan digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh dari dua model pembelajaran yakni model pembelajaran kooperatif dan


(27)

37

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran konvensional. Perbandingan kedua model pembelajaran ini akan menggunakan dua kelompok peserta didik dengan penerapan model pembelajaran yang berbeda. Jadi, dalam metode eksperimen ini harus ada dua faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang akan dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran konvensional untuk diketahui pengaruhya terhadap perilaku sosial siswa dan keterampilan lob bertahan pada pembelajaran bulutangkis di SMP Negeri 12 Bandung.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penapsiran yung keliru, peneliti akan memaparkan secara lebih jelas menyangkut hal-hal penting sebagai berikut:

1) Model pembelajan kooperatif adalah suatu rencana pembelajaran dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial siswa dengan cara menuntut siswa untuk bekerjasama dengan kelompok kecil sehingga dalam permbelajaran permainan bulutangkis dimana teman yang tidak mengerti atau merasa kesulitan dalam menangkap materi, maka teman kelompoknya yang lebih mengerti membantu menjelaskan materi yang dipelajari tersebut. Munculnya rasa ingin menolong menjadi indikator yang baik, sebagai tanda model pembelajaran tersebut dikatakan berhasil.

2) Model pembelajaran konvensional adalah suatu rencana pembelajaran dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku sosial siswa dengan cara guru yang lebih berperan dalam proses pembelajaraan, sehingga siswa lebih pasif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran yang diteriama oleh siswa pun meras kejenuhan. Perilaku sosial yang muncul


(28)

38

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam model ini hanya keaktifan siswa di kelas, sedangkan untuk perilaku siswa dengan temannya sangat minim.

3) Perilaku sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran bulutangkis melibatkan sikap dan perasaan orang lain dalam proses sosialisasi ketika pembelajaran, sehingga siswa yang bisa dikatakan berperilaku sosial dengan temannya dengan adanya saling menghargai, tanggung jawab, disiplin, memberi pertolongan, iteraksi, dan kerjasama. Itu semua merupakan indikator dalam perilaku sosial yang ada pada siswa dengan begitu siswa yang dikatakan berperilaku sosial siswa yang telah menggunakan indikator tersebut.

4) Lob bertahan adalah tingkat kemampuan siswa untuk melakukan lob bertahan pada saat tes yang diukur dengan 12 kali pukulan, 6 pukulan dari sebelah kiri lapangan dan 6 pukulan dari sebelah kanan lapangan dan satelkok jatuh di daerah yang sudah ditentukan dengan skor 3, 2, 1, dan 0, semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi penguasaan keterampilan.

E. Instrumen Penelitian

1. Skala

Dalam melakukan sebuah penelitian perilaku sosial, tentunya diperlukan sebuah alat ukur atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur dalam sebuah penelitian dapat disebut juga dengan instrumen penelitian. Sebagaimana layaknya dalam penelitian, diperlukan data-data sebagai penunjang untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah ingin mengetahui tingkat perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas pembelajaran bulutangkis.


(29)

39

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh data mengenai variabel tingkat perilaku sosial penulis menggunakan skala sebagai instrumen penelitian. Menurut Azwar (2012, hlm. 1)

“skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkapkan atribut

tertentu melalui responden terhadap pertanyaan tersebut”. Kisi-kisi skala pada dasarnya hanya memuat aspek-aspek keprilakuan dan indikator keprilakuan tetapi tidak menerangkan tentang jumlah item yang dikehendaki, format dan tipe soal, format respon, serta informasi lain.

Mengacu pada komponen tingkat perilaku sosial tersebut. Maka berikut ini adalah rincian variabel, indikator dan pernyataan untuk informasi berkaitan dengan perilaku sosial.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Skala Penelitian Perilaku Sosial Siswa Uji Validitas dan Reabilitas Pada Pembelajaran Bulutangkis

Dimensi Indikator Item

Positif Negatif

1. Perilaku Peran 1. Pemberani 1, 5, 10, 18

2. Berkuasa 11, 3 24, 28

3. Inisiatif 7, 17 14, 2

4. Mandiri 9, 13 22, 8

2. Perilaku dalam

Hubungan Sosial 1. menerima orang lain 23, 19 16, 30

2. Suka bergaul 14, 27 12, 6

3. Sikap ramah 21, 33 44, 42

4. Simpatik 37, 25,41 40, 32, 48

3.Perilaku Ekspresif 1. Bekerjasama 29, 45 38, 34

2. Agresip dan tidak

agresif 39, 31 20, 36

3. Sifat kalem 47, 35 26, 46


(30)

40

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) Setuju (S)

Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS) 5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Penyusunan skala ini telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut, selanjutnya dijadikan penyusunan butir-butir pernyataan. Butir pernyataan dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang telah tersedia. Responden hanya dituntut untuk memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dan diri responden.

2. Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan

Untuk memperoleh data mengenai tes keterampilan lob bertahan siswa dalam hal menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku. Dalam pelaksanaan penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan latihan sebanyak tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan, ditambah tes awal dan tes akhir serta 2 kali pertemuan pengenalan materi lob bertahan, jadi semuanya 16 kali pertemuan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan. Tes tersebut diadaptasi dari Hidayat (2012, hlm. 96).


(31)

41

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis keterampilan gerak dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan arah satelkok melambung tinggi kearah bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan.

2) Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul kok, ke daerah yang sudah ditentukan dengan arah satelkok melambung tinggi kebagian belakang lapangan lawan.

3) Peralatan

Lapangan bulutangkis standar, raket, net, satelkok, meteran, dua buah tiang setinggi 2,72 meter, tali yang direntangkan sejajar di atas net dengan jarak 4,27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis.

4) Petugas ketika tes

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.

5) Pelaksanaan tes

 Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan (titik A) paling deket dengan net 3,35 meter dari net;

 partisipan berada pada daerah yang telah ditentukan (titik ABCD) utuk melakukan tes paling dekat 3,35 meter dari net;

 penyaji melakukan servis ke titik ABCD dan partisipan harus bergerak memukul satelkok, sehingga satelkok tersebut melewati atas tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net;

 pertisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan disetiap kesempatan di sediakan 6 satelkok. Jadi setiap partisipan mendapat 12 kali kesempatanuntuk melakukan pukulan. Apabila ketika partisipan


(32)

42

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pukulan dan satelkok tersebut mengenai tali setinggi 3 meter maka diadakan pukulan ulang; dan

Area skor: 3 = area J 76 cm termasuk tebal garis (sasaran backboundary line/ sesuai ukuran lapangan yang ada): 2 = area H dan 1 = area F, 0 = apabila satelkok jatuh diluar lapangan atau satelkok tidak melewati di atas tali 3 cm.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2 Lapangan untuk Pelaksanaan Tes Lob Bertahan

(Sumber: pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012, hlm. 139).


(33)

43

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Coba Validasi isi Aiken Skala

Setelah butir-butir pernyataan disusun, selanjutnya penulis mengadakan uji coba skala menggunakan validasi isi kepada tiga panel ahli untuk mengetahui apakah skala yang digunakan mampu menghasilkan data data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya dan diperlukan suatu proses pengujian validitas dan validasi. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka atara 1 (yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan) sampai 5 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan). Setelah itu memvalidasi isi skala tersebut dengan menggunakan formula aiken.

∑ [ ] Ket :

n = 3 orang ahli

Lo = angka penilaian validasi yang terendah (dalam hal ini = 1) C = angka penilai validasi yang tertinggi ( dalam hal ini = 5)

∑s = jumalah penilaian para ahli ( S1+S2+S3)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validasi Isi Aiken Skala

Item

Soal Validitas Keterangan

Item

Soal Validitas Keterangan

1 1 Valid 25 1 Valid

2 1 Valid 26 1 Valid

3 1 Valid 27 0,83 Valid

4 1 Valid 28 1 Valid

5 0,91 Valid 29 1 Valid

6 1 Valid 30 0,91 Valid

7 1 Valid 31 1 Valid


(34)

44

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 1 Valid 33 1 Valid

10 1 Valid 34 1 Valid

11 1 Valid 35 1 Valid

12 1 Valid 36 1 Valid

13 0,91 Valid 37 0,91 Valid

14 0,91 Valid 38 0,91 Valid

15 1 Valid 39 1 Valid

16 1 Valid 40 1 Valid

17 1 Valid 41 1 Valid

18 0,91 Valid 42 1 Valid

19 0,91 Valid 43 1 Valid

20 1 Valid 44 0,91 Valid

21 1 Valid 45 0,91 Valid

22 1 Valid 46 1 Valid

23 0,91 Valid 47 0,91 Valid

24 0,91 Valid 48 1 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dengan menggunakan taraf signifikan ≥ 0,05 dan tidak signifikan apabila ≤ 0,05. Rentang V yang mungkin akan diperoleh adalah antara 0 sampai dengan 1,00 sehingga dapat diinterprestasikan sebagai koefisien yang baik bagi aitem tersebut.

Setelah skala tersebut diuji oleh menurut parah ahli maka dapat diuji kembali kepada setiap responden. Pada setiap jawaban responden pada uji coba skala yang sudah valid dan reliabel dijadikan jawaban pada skala sebenarnya. Skala yang diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cikarang Selatan bermula sebanyak 48 pernyataan dan disebarkan kepada 100 siswa kelas VII dan harus dilakukan pengujian validitas dan reabilitas skala.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang


(35)

45

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya diukur. Berkaitan dengan validitas instrumen Arikunto menjelaskan

bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument”. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur tersebut memiliki validitas tinggi atau harus lebih besar dari . Begitu sebaliknya apabila alat ukur validitasnya rendah, maka alat ukur tersebut tidak valid dan menandakan lebih kecil dari . Instrumen yang telah disusun diuji validitasnya dengan tujuan untuk mengetahui apakan instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur dan apakah butir-butir pernyataan yang disusun telah mewakili aspek-aspek yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas instrumen, langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan skor terhadap item pernyataan sesuai dengan jawaban responden.

2) Setiap item pernyataan merupakan variabel X

3) Menjumlahkan seluruh skor tes pernyataan merupakan variabel Y

4) Menghitung harga korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

√{ } { }

( Arikunto, 2010, hlm. 213) Keterangan:

rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen

∑ = jumlah skor dalam distribusi X

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing- masing skor X

∑ = jumlah kuadrat pada masing- masing skor Y N = Jumlah sampel


(36)

46

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) mencari nilai setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus:

√ √

Keterangan:

= Nilai t

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingan dengan tabel korelasi tabel nilai r dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak sampel. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan berdasarkan kaidah keputusan : jika berarti valid dan jika

berarti tidak valid.

Adapun hasil dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen

Item

Soal Validitas Keterangan

Item

Soal Validitas Keterangan

1 3,009 Valid 20 4,342 Valid

2 4,457 Valid 21 3,910 Valid

3 3,915 Valid 22 6,293 Valid

4 6,590 Valid 23 5,535 Valid

5 4,851 Valid 24 6,219 Valid

6 7,335 Valid 25 3,413 Valid

7 1,097 Valid 26 3,327 Valid

8 2,704 Valid 27 2,721 Valid

9 7,778 Valid 28 2,245 Valid

10 3,892 Valid 29 4,560 Valid


(37)

47

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 6,883 Valid 31 2,396 Valid

13 4,691 Valid 32 5,924 Valid

14 6,099 Valid 33 1,233 Valid

15 1,554 Valid 34 2,800 Valid

16 2,832 Valid 35 1,711 Valid

17 6,321 Valid 36 4,328 Valid

18 4,805 Valid 37 6,094 Valid

19 4,819 Valid 38 2,432 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan

menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 100 -2, yaitu 0,194. Dengan demikian semua item skala dalam penelitian ini valid.

b. Uji Realibilitas

Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu istrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010, hlm. 221).

Rumus untuk menghitung reabilitas Alpha Cronbach's skala adalah :

[

(Azwar, 2013, hlm. 118)

Keterangan :

: varians skor Y1 dan varian skor Y2

: varians skort X

Adapun hasil dari uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: Diketahui:


(38)

48

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 36.588

= 47.332 = 141. 280

Maka reabilitas alpha yang diperoleh:

α = 2[1-

] = 0.812

Dari hasil perhitungan setiap item soal skala diperoleh nilai ttabel dengan

menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan yaitu 0,7. Dengan demikian semua item skala dalam penelitian ini reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam pengujian anggapan dasar dan hipotesis karena teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Skala, yaitu perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut.

2) Tes lob bertahan, yaitu pukulan melambung tinggi yang dilakukan dari atas kepala dan mendarat kebagian belakang daerah lawan dengan garis yang telah ditentukan untuk pemberian nilai.

3) Studi dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, dan data yang relevan.


(39)

49

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut dari awal penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan

Langkah pertama pada penelitian adalah melakukan persiapan, dimulai dengan merumuskan masalah dan tujuan penelitian, kemudian melakukan survey tempat untuk mendapatkan kejelasan tentang tempat penelitian penelitian mulai dari sarana dan prasarana penunjang kegiatan, dilanjut dengan membuat surat izin penelitian. Langkah selanjutnya membuat program pembelajaran dan menentukan instrumen penelitian berdasarkan tujuan yang ingin diketahui dalam pelaksanaan penelitian. Setelah itu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah perihal akan dilaksanakannya penelitian.

2) Tahap pelaksanaan penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan kelompok sampel dari sebuah populasi yang dipilih secara acak, kemudian menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari sebuah sampel. Selanjutnya melakukan tes awal (pretest) pada lob bertahan kepada ke dua kelompok. Setelah didapatkan data melalui tes awal (pretest), dilanjutkan dengan memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran kooperatif dan memberi perlakuan terhadap kelompok kontrol yaitu model pembelajaran konvensional. Selesai diberikan perlakuan pada akhir pertemuan diadakan tes akhir (posttest) pada lob bertahan untuk kedua kelompok dan memberikan skala pernyataan hubungan sosial untuk mengetahui perilaku sosial siswa. Skala yang diberikan sebelumnya sudah diuji melalui validasi isi menurut para ahli dan diuji validitas dan reabilitas untuk mengetahui pernyataan-pernyataaan yang valid atau tidak valid kepada 100 siswa kelas VII di SMPN 1 Cikarang Selatan.


(40)

50

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tahap akhir penelitian

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisa data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok dengan menggunakan uji statistika. Dilanjut dengan membuat kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah dibuat.

Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1) Teknik pengambilan data tes lob bertahan

Dalam tes lob bertahan, tes ini menggunakan tekhnik yang sudah baku yaitu tes yang beradaptasi dari hidayat (2012, hlm. 96). Adapaun cara pengambilan nilainya yaitu setiap siswa diberi dua kali kesempatan. Setiap kesempatan diberi 6 satelkok. Jadi setiap siswa melakukan 12 kali kesempatan melakukan pukulan lob bertahan. Pada jarak net ke tengah lapang yang panjangnya 3,35 m dibentangkan tali setinggi 3 meter untuk patokan satelkok melambung tinggi. Dibelakang garis lapang daerah lawan dibeikan garis untuk pemberian nilai. Adapun nilai yang diberikan yaitu 1, 2, dan 3. Ketikan melakukan tes lob bertahan penyaji melakukan servis kepada siswa yang bersiap melakukan tes lob bertahan kemudian siswa memukul saterkok tersebut sampai pada ketentuan yang diberikan. Ketika satelkok mengenai tali maka tes diulang.

2) Teknik pengambilan data skala perilaku sosial

Untuk pengambilan data skala perilaku sosial maka diberikan skala berbentuk pernyataan-pernyataan hubungan sosial yang diambil pada akhir tes (posttes). Skala tersebut sudah melalui uji-uji yang telah ditentukan sehingga skala yang diberikan sudah siap digunakan.


(41)

51

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.

a. Menghitung Rata-Rata (mean)

Menghitung skor rata-rata kelompok sampel menggunakan rumus sebagai berikut:

̅ ∑ Keterangan:

̅ = skor rata-rata yang dicari ∑ = jumlah nilai data

n = jumlah sampel

b. Simpangan Baku (Standar Deviation)

Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menujukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan

reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn ) sedangkan untuk

sampel (s, sd atau σn-1)

Rumus untuk kelompok kecil :

S = ∑( ̅) Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel


(42)

52

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dipilih adalah dengan metode lilifors. Adapun langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors:

1) Susunlah data dari kecil ke besar

2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik. 5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6) Menghitung theoritical proportion.

7) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.

d. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians

homogen ditolak dalam hal lainnya diterima. Rumus uji statisik yang digunakan adalah :


(43)

53

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians :

1) Inventarisasi data.

2) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. 3) Membuat hipotesis statistik.

4) Mencari Fhitung.

5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. 6) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

7) Kesimpulan.

e. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

penelitian

2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul 4) Berikan kesimpulan

5) Menentukan ρ (ρ-value)

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t Statistik uji yang digunakan adalah


(44)

54

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ ̅ √

dengan

Keterangan:

̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.

̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak

untuk nilai t lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak.


(45)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

2. Model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

3. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang lebih besar ketika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap perilaku sosial dan hasil keterampilan lob bertahan dalam pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis.

Dari hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran kooperatif menunjukan peningkatan yang lebih besar terhadap perilaku sosial daan keterampilan lob bertahan dalam aktivitas permainan bulutangkis.

B. Saran

Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:


(46)

65

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Model pembelajaran kooperatif dapat menjadi pilihan dan inovasi yang tepat untuk para pengajar di sekolah guna meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani terutama pada aktivitas permainan bulutangkis.

2. Melalui pembelajaran koopertif siswa akan lebih terlibat dan bersemangat dalam berpartisipasi di kegiatan pembelajaran bulutangkis.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut terkait dengan model-model pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani di Indonesia.


(47)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abduljabar, B. & Kusumah, J. D. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmad, A. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Aksan, H. (2012). Mahir Bulutangkis. Bandung: Nuansa Cendikia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunawan, A. (2000). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, Y (2012). Intervensi Strategi Multiteknik Latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Univarsitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Y. (2010). Permainan Bulutangkis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, I. Subroto, T. & Yudiana, Y. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya. W. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang mempengeruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(48)

67

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenda Media Grup.

Sumber Skripsi dan Tesis:

Heryana. (2013). Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepak Bola di SMPN 1 Lembang. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Jasmani, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudrajat, U. (2010). Analisis Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam Mendukung Prilaku Sosial Peserta Didik. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Internet

Anggalih, D. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap

Prestasi Belajar Siswa [Online]. Tersedia di:

http://sdia22.wordpress.com/2010/10/20/kooperatif/ [diakses pada tanggal 24 Mei 2014].


(49)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran 2

Hasil Uji Validasi Isi Skala Menurut Para Ahli

Dimensi/Indikator Item/pernyataan

Nilai Pendapat Ahli

∑s Validitas Ket. Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3

1. Perilaku peran

1.1 pemberani 1. Saya akan

mempertahankan hak yang saya miliki, jika direbut teman (+)

4 4 4 12 1 Valid

2. Saya membiarkan hak

yang saya miliki jika direbut teman (-)

4 5 3 12 1 Valid

3. Saya percaya diri ketika

disuruh maju ke dapan kelas oleh guru (+)

4 4 4 12 1 Valid

4. Saya malu ketika disuruh

maju ke depan kelas oleh guru (-)

4 4 4 12 1 Valid

1.2 Berkuasa 1. Saya nyuruh teman

untuk tenang ketika belajar (+)

4 3 4 11 0,92 Valid

2. Saya membiarkan teman

untuk ribut ketika belajar (-)

5 3 4 12 1 Valid

3. Saya memimpin

pemanasan ketika pembelajaran penjas (+)

4 4 4 12 1 Valid

4. saya malas memimpin

pemanasan ketika pembelajaran penjas (-)

4 4 4 12 1 Valid

1.3 Inisiatif 1. Saya akan memberi

pendapat ketika dalam pembelajaran kelompok (+)


(50)

73

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saya enggan memberi

pendapat ketika dalam pembelajaran kelompok (-)

4 4 4 12 1 Valid

3. Saya berani mengambil

alih tugas ketua kelas apabila berhalangan hadir (+)

4 4 4 12 1 Valid

4. Saya malas mengambil

alih tugas ketua kelas apabila berhalangan hadir (-)

4 4 4 12 1 Valid

1.4 Mandiri 1. Saya selalu mengerjakan

tugas yang diberikan guru (+)

4 3 4 11 0,92 Valid

2. Saya mengerjakan tugas

yang diberikan guru bersama teman (-)

4 4 3 11 0,92 Valid

3. Saya berusaha sendiri

ketika medapatkan kesulitan (+)

5 4 3 12 1 Valid

4. Saya meminta bantuan

teman ketika

mendapatkan kesulitan (-)

4 4 4 12 1 Valid

2. perilaku dalam hubungan sosial

2.1 Menerima orang lain

1. Saya berusaha

memimpin kelas dengan baik karena sudah dipercaya teman (+)

4 4 4 12 1 Valid

2. Saya malas memimpin

kelas dengan baik walaupun sudah dipercaya teman (-)

4 4 3 11 0,92 Valid

3. Saya akan memaafkan

kesalahan teman walapun teman tersebut enggan memintanya (+)


(51)

74

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Saya enggan memaafkan

kesalahan teman

walaupun teman tersebut memintanya (-)

4 4 4 12 1 Valid

2.2 Suka bergaul 1. Saya merasa senang jika terlibat dalam kegiatan sosial di sekolah atau di masyarakat (+)

4 4 4 12 1 Valid

2. Saya merasa malas jika

terlibat dalam kegiatan sosial di sekolah atau di masyarakat (-)

4 4 4 12 1 Valid

3. Saya merasa senang jika

bermain dengan teman-teman (+)

3 4 4 11 0,92 Valid

4. Saya lebih baik bermain

sendiri daripada bermain bersama teman (-)

3 4 4 11 0,92 Valid

2.3 Sikap ramah 1. Saya selalu mengajak teman ketika melakukan

permainan olahraga (+) 4 4 4 12 1 Valid

2. Saya lebih baik

melakukan permainan olahraga sendiri daripada mengajak teman (-)

4 4 4 12 1 Valid

3. Saya selaluu terbuka

dengan teman ketika

menghadapi masalah (+) 4 3 3 10 0,83 Valid

4. Saya tertutup dengan

teman ketika

menghadapi masalah (-)

4 4 4 12 1 Valid

2.4 simpatik 1. Saya akan membantu

teman yang

mendapatkan kesulitan (+)

4 4 4 12 1 Valid

2. Saya membiarkan teman

yang mendapat kesulitan (-)


(52)

75

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Saya akan meminjamkan

barang kepada teman

yang membutuhkan (+) 4 4 4 12 1 Valid

4. Saya bersikap kurang

peduli ketika ada teman yang membutuhkan sesuatu (-)

3 4 3 10 0,83 Valid

5. Saya akan memisahkan

jika teman sedang berkelahi (+)

4 4 4 12 1 Valid

6. Saya membiarkan teman

yang sedang berkelahi (-)

4 4 4 12 1 Valid

3. Perilaku ekspresif

3.1 Bekerjasama 1. Saya menjaga

kekompakan kelompok untuk dapat hasil yang baik (+)

4 4 4 12 1 Valid

2. Saya benci menjaga

kekompakan dengan kelompok untuk dapat hasil yang baik (-)

4 4 4 12 1 Valid

3. Saya bergabung dengan

kelompok lain untuk mencapai hasil yang maksimal (+)

4 3 4 11 0,92 Valid

4. Saya memilih sendiri

untuk mencapai hasil yang maksimal (-)

3 4 4 11 0,92 Valid

3.2 Agresif dan tidak agresif

1. Saya akan memaafkan

walaupun dendam belum terbalaskan (+)

3 5 4 12 1 Valid

2. Saya memaafkan ketika

dendam sudah terbalaskan (-)

3 5 4 12 1 Valid

3. Saya memilih bertengkar

ketika ada masalah dengan teman (+)


(1)

149

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 4.1

Hasil Perhitungan Rata – Rata Dan Simpangan Baku

Kelompok Variabel Pretest Post test

̅ ̅ S V

Kelompok Eksperimen

(Model Kooperatif) 29.62 60.38 14.18 201.03

Kelompok Kontrol (Model Konvensional) 22.31 46.15 10.29 105.89

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Postest

Kelompok Variabel Lo Lt Ket

Kelompok Eksperimen (Model

Kooperatif) 0,1663 ≤ 0,1900 Normal

Kelompok Kontrol (Model

Konvensional) 0,1726 ≤ 0,1900 Normal

Hasil Uji Homogenitas Postest

Kelompok Variabel Varians Fhitung Ftabe l Ket

Kelompok

Eksperimen (Model Kooperatif)

201.03

1.899 2.15

Homogen

Kelompok Kontrol

(Model Konvensional) 105.89 Homogen

Tabel 4.4

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen Kelompok

Variabel ̅ ̅ Thitung Ttabe l Uji Hipotesis


(3)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Eksperimen

(Model kooperatif) Kelompok Kontrol (Model

konvensional)

22.31 46.15 5.980 2,024 Signifikan

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variable Kelompok

Thitung Ttabel Uji Hipotesis

Posttest Eksperimen

Posttest Kontrol


(4)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 4.6

Hasil Perhitungan Rata – Rata Dan Simpangan Baku

Kelompok Variabel Post test

̅ S V

Kelompok Eksperimen

(Model Kooperatif) 78.47 7.270 52.85 Kelompok Kontrol

(Model Konvensional) 72 5.471 29.93

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Postest

Kelompok Variabel Lo Lt Ket.

Kelompok Eksperimen

(Model Kooperatif) 0,1247 ≤ 0,1900 NORMAL

Kelompok Kontrol (Model

Konvensional) 0,1791 ≤ 0,1900 NORMAL

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas Postest

Kelompok Variabel Varians Fhitung Ftabel Ket

Kelompok Eksperimen

(Model Kooperatif) 52.85

1.765 2.15

Homogen Kelompok Kontrol


(5)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji Hipotesis

a) Kelompok Eksperimen

Data statistik yang dihasilkan : Jumlah data (nk) = 20

Jumlah skor siswa (Σxk) = 2992

Σxk2 = 451228

Rata-rata (x ) k = 149,6

Varians (Sk²) =

) 1 .(

) (

. 2 2

   k k k k n n x x n = ) 1 20 .( 20 ) 2992 ( 451228 . 20 2   = 380 72496 = 190,78

b) Kelompok Kontrol

Data statistik yang dihasilkan : Jumlah data (nk) = 20

Jumlah skor siswa (Σxk) = 2724

Σxk2 = 373062

Rata-rata (x ) k = 136,20

Varians (Sk²) =

) 1 .(

) (

. 2 2

   k k k k n n x x n = ) 1 20 .( 20 ) 2724 ( 373062 . 20 2  


(6)

Deni Diki Hardiansyah, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konvensional terhadap perilaku sosial siswa pada pembelajaran aktivitas permainan bulutangkis

(study eksperimen di smpn 12 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu =

380 41064

= 108,06

Berdasarkan data-data tersebut, dapat dihitung harga thitung sebesar:

             2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) ( ) 1 ( ) 1 ( n n n n S n S n x x t 46 , 3 20 1 20 1 2 ) 20 20 ( 06 , 108 ) 1 20 ( 78 , 190 ) 1 20 ( 20 , 136 6 , 149             t

Harga dk untuk t = 1,45 adalah: dk = (n1+ n2) – 2

dk = (20 + 20) – 2 dk = 38

684 , 1  tabel t


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DALAM PERMAINAN HOKI TERHADAP PERILAKU SOSIAL : Studi Eksperimen di SMAN 1 Warungkondang Kab.Cianjur.

0 3 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS : Studi Eksperimen Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.

1 9 35

PENGARUH MODEL KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SENAM TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL: Studi Eksperimen Pada Siswa SMK Budi Bakti Utama Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

1 2 41

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BOLAVOLI :Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 2 Baleendah.

0 0 29

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES TERHADAP PERILAKU SOSIAL.

0 1 81

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) MELALUI METODA INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS :Studi eksperimen pada pembelajaran IPS di kelas VII SMPN 2 Katapang Kabupaten Bandung.

0 0 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) MELALUI METODA INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS :Studi eksperimen pada pembelajaran IPS di kelas VII SMPN 2 Katapang Kabupaten Bandung.

0 0 49