EFEKTIVITAS TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA PERANCIS : Penelitian Eksperimen Semu terhadap siswa kelas XI Semester II SMK N 3 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKSIH ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaaat Penelitian ... 4

1.5Struktur Organisasi ... 5

1.6Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 6

BAB II TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN ... 8

2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 8

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 8

2.1.2 Jenis-Jenis Teknik Dalam Model Cooperative Learning ... 9

2.2 Teknik Numbered Head Together ... 12

2.2.1 Pengertian Teknik Numbered Head Together ... 13

2.2.2 Langkah-Langkah Penerapan Teknik Numbered Head Together ... 14

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Numbered Head Together ... 16

2.3 Pengertian Membaca ... 17

2.3.1 Tujuan Membaca ... 18


(2)

2.4 Pengertian Membaca Pemahaman ... 34

2.4.1 Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman ... 35

2.4.2 Tujuan Membaca Pemahaman ... 36

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 42

3.1.1 Metode Penelitian ... 42

3.1.2 Desain Penelitian ... 43

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1 Populasi ... 44

3.2.2 Sampel ... 44

3.3 Variabel Penelitian ... 44

3.4 Definisi Operasional ... 45

3.5 Instrumen Penelitian ... 47

3.6 Validitas dan Realibilitas Penelitian ... 47

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.8 Teknik Analisis Data ... 52

3.9 Prosedur Penelitian ... 55

3.9.1 Tahap Perencanaan ... 56

3.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 57

3.9.3 Skenario Pembelajaran ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Analisis Proses Pembelajaran ... 60


(3)

4.4.1 Pengolahan Data Pretest dan Posttest ... 65

4.4.2 Pengujian Hipotesis ... 70

4.5 Analisis Angket ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Rekomendasi ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

RÉSUMÉ EN FRANÇAIS ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...


(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, selain menguasai bahasa ibu, pembelajar juga dituntut untuk menguasai bahasa asing. Selain bahasa Inggris, bahasa Perancis merupakan bahasa asing yang banyak dipelajari baik di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Perancis siswa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa diantaranya adalah berbicara (production orale), menulis (production écrite), menyimak (compréhension orale), dan membaca (compréhension écrite).

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Menurut Tarigan (2008:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Salah satu jenis kegiatan membaca adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan jenis kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Dalam hal ini pembaca dituntut untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok, serta perincian-perincian penting. Membaca pemahaman menuntut ingatan agar dapat memahami isi bacaan tersebut secara mendalam dan menggunakannya dengan baik.


(5)

Membaca pemahaman merupakan keterampilan yang tidak mudah dipelajari. Para siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami wacana suatu teks. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kesulitan wacana, penguasaan kosakata yang terbatas, banyaknya kata-kata baru yang belum dikenal, serta sulitnya menemukan ide pokok atau gagasan yang terdapat dalam suatu bacaan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode atau teknik pembelajaran yang tepat untuk membantu para siswa dalam memahami teks.

Menurut Suryosubroto, B (149:2002) metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar). Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu dari metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Perancis adalah metode pembelajaran kooperatif dengan Teknik Numbered Head Together. Teknik Numbered Head Together memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Sebelumnya telah ada penelitian yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head


(6)

Together yang berjudul “Efektivitas Numbered Head Together Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang” (Rifqi Zakiya : 2011). Dari hasil penelitan tersebut disimpulkan bahwa model cooperatif learning dengan menggunakan tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan penguasaan kosakata serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dan mewujudkan siswa mampu saling bekerjasama dengan teman-teman yang lainnya.

Dengan dilatarbelakangi penjelasan-penjelasan di atas, penulis ingin melakukan sebuah penelitian mengenai teknik Numbered Head Together dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Penelitian ini berjudul “Efektivitas Teknik Numbered Head Together Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Perancis. “(Penelitian Eksperimen semu terhadap siswa kelas XI Semester II SMK 3 Bandung tahun ajaran 2011/2012)“.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah diantaranya adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik Numbered Head Together?


(7)

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap Teknik Numbered Head Together dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik Numbered Head Together.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas teknik Numbered Head Together dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Perancis.

3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap Teknik Numbered Head Together dalam pembelajaran bahasa Perancis.

1.4Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian haruslah memiliki kegunaan dan manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat dari segi teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternative teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar khususnya membantu siswa dalam memahami bacaan, terutama wacana bahasa Perancis. Sehingga dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.


(8)

2) Dari segi praktis.

Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pengajar tentang pengggunaan teknik Numbered Head Together sebagai salah satu teknik pembelajaran membaca pemahaman bahasa Perancis terhadap siswa SMKN 3 Bandung.

3) Dari segi isu.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bahwa teknik Numbered Head Together dapat digunakan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa asing terutama pembelajaran bahasa Perancis.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis

1.5.1 Anggapan Dasar

Winarno dalam Arikunto (2006:65) menyatakan bahwa anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik. Berdasarkan definisi di atas, maka anggapan dasar dari penelitian ini adalah : 1. Teknik pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat

mempengaruhi kemampuan siswa.

2. Teknik Numbered Head Together dapat digunakan dalam pengajaran membaca pemahaman bahasa Perancis.


(9)

1.5.2 Hipotesis

“Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2006:71)”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka

hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis Kerja (Hk) :

- Penggunaan teknik Numbered Head Together efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bahasa Perancis.

Hipotesis Nol ((Ho)

- Penggunaan teknik Numbered Head Together tidak efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bahasa Perancis.


(10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya (Arikunto, 2009:17). Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan tentang: metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta prosedur penelitian. Berikut akan dipaparkan setiap bagian dalam metodologi penelitian.

3.1. Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu, (Sugiyono, 2012:6). Sedangkan menurut Setiadi (2010), metode penelitian ekperimen memiliki tujuan untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang hasilnya tidak baik, dalam pengajaran yang sebenarnya.


(11)

Dalam hal ini peneliti ingin menguji efektivitas teknik Numbered Head Together dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, dengan menggunakan one groupe pretest postest design yaitu experiment yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

O1 = pretest, untuk mengetahui kemampuan membaca

pemahaman siswa sebelum menggunakan teknik Numbered Head Together.

X = perlakuan berupa penggunaan teknik Numbered Head Together dalam memahami sebuah teks bacaan.

O2 = posttest, guna mengetahui kemampuan membaca

pemahaman siswa setelah menggunakan teknik Numbered Head Together.

(Sugiyono, 2012 : 74-75)


(12)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Dari pengertian di atas, populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI semester II jurusan Akuntansi SMK N 3 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan pernyataan data di atas, sampel dari penelitian ini adalah kelas XI Program Akuntansi II berjumlah 39 orang. Namun siswa yang mengikuti kegiatan eksperimen dari awal hingga akhir berjumlah 30 orang. Peneliti memilih sampel ini karena mereka sedang mempelajari bahasa Perancis tingkat niveau A1 yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Wirartha (2006:39), variabel adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit observasi atau individu yang berbeda. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:2) variabel adalah segala sesuatu


(13)

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel mempunyai banyak macam dan diantaranya adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Sementara itu variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:4).

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah teknik Numbered Head Together, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis.

3.4 Definisi Operasional

Agar judul ini mudah dipahami dan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut :

1) Efektivitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauhmana pengaruh yang direncanakan atau dilaksanakan itu terhadap hasil belajar (Depdiknas, 2003:284). Dalam hal ini, efektivitas yang diujikan adalah teknik Numbered Head Together dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis.


(14)

2) Teknik Numbered Head Together adalah salah satu teknik pembelajaran dalam model cooperative learning. Menurut Lie (59:2002) Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam penelitian ini, teknik Numbered Head Together akan diujikan kepada siswa SMK kelas XI semester II.

3) Kemampuan Membaca adalah kemampuan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis atau dengan melisankan atau hanya dalam hati (Depdiknas, 2003:85). Kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis.

4) Membaca Pemahaman adalah serangkaian proses yang dilakukan pembaca untuk menemukan informasi dan memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan (Abidin, 2010:127). Membaca pemahaman yang diteliti adalah membaca pemahaman teks bahasa Perancis setara DELF A1.


(15)

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2009:101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan, 2011:30). Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu, tes tahap awal atau pretest dan tes tahap akhir atau posttest. 2) Angket

Menurut Arikunto (2009:101) angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini siswa), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.

3.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas suatu instrumen pengumpulan data berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Setiadi:2010). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono,


(16)

2012:121). Validitas tes merupakan suatu tingkatan kevalidan dan keabsahan suatu instrumen. Sedangkan reliabilitas instrumen adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:121)

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji kevalidan dari instrumen penelitian yang akan diujikan kepada sampel. Menurut Sugiyono (2012:125) untuk menguji kevalidan instrumen dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert). Untuk itu, peneliti meminta expert judgement kepada dua orang dosen ahli pada bidang yang berkaitan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2009:100). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah mencari dan membaca buku-buku atau sumber tertulis untuk mengetahui teori-teori atau data-data yang ada hubungannya dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Data-data tersebut dapat bersumber pada buku bacaan, catatan, jurnal, dan dokumentasi lainnya.


(17)

2) Tes

Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes sebelum treatment atau pretest dan test setelah treatment atau posttest. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui perbandingan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah menggunakan teknik Numbered Head Together.

Sebelum peneliti membuat soal-soal pretest dan posttest, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi sebagai gambaran untuk soal yang akan diberikan. Peneliti memberikan soal sebanyak 20 butir. Soal tersebut berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir serta soal berbentuk benar salah yang berjumlah 10 butir. Berikut kisi-kisi soal yang akan peneliti ujikan.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Bentuk Tes Aspek

Kognitif 1-6

Jumlah Tes

Waktu/soal Jumlah waktu

Bobot Skor

Pre tes Post tes Pre test Post test Pre test Pro test Pilihan

ganda K-2

10 10 2” 20 20 1 10 10

Benar salah 10 10 2” 20 20 1 10 10

Total 20 20 40 40 2 20 20

Keterangan :


(18)

Untuk mengetahui nilai dari kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor maksimal 100, hal ini didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai siswa =

X 100

Untuk hasil nilai tersebut, peneliti menggunakan skala penilaian dari Nurgiyantoro (1995:339) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Penilaian

Skala Penilaian Keterangan

8,5-10 Sangat baik

7,5-8,4 Baik

6,0-7,4 Cukup

4,0-5,9 Kurang

0-3,9 Kurang sekali

3) Angket

Angket ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dari responden (dalam hal ini para siswa) mengenai ketertarikan siswa terhadap bahasa Perancis, minat siswa terhadap membaca pemahaman, frekuensi membaca, sumber teks bacaan, tujuan membaca pemahaman, kesulitan dalam membaca pemahaman, Teknik dalam membaca pemahaman dan tentang teknik Numbered Head Together. Soal dalam angket ini berjumlah 20 butir dan berbentuk pilihan ganda. Berikut kisi-kisi dari angket tersebut :


(19)

Tabel 3.3 KISI-KISI ANGKET

No Aspek Yang Dinilai No soal Jumlah

Pertanyaan

Presentase

1. Ketertarikan siswa terhadap bahasa Perancis

1 1 5%

2. Minat siswa terhadap Keterampilan membaca teks bahasa Perancis

2 1 5%

3. Frekwensi membaca teks bahasa Perancis

3 1 5%

4. Sumber bacaan 4 1 5%

5 Tujuan siswa membaca pemahaman 5 1 5%

.6 Kesulitan yang dialami siswa saat membaca pemahaman

6,7 2 10%

7 Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam membaca pemahaman

8 1 5%

8. Penggunaan sebuah metode dalam membaca pemahaman

9,10 1 5%

9. Pengetahuan siswa terhadap Teknik Numbered Head Together

11,12 2 10%

10. Pendapat siswa tentang Teknik Numbered Head Together

13,14,15,16 4 20%

11. Kelebihan Teknik Numbered Head Together

17 1 5%

12 Kesulitan Teknik Numbered Head Together

18 2 5%

13 Penerapan teknik Numbered Head Together

19 1 5%

14 Peningkatan membaca pemahaman setelah menggunakan Teknik Numbered Head Together

20 1 5%


(20)

3.8 Teknik Analisis Data 1) Tes

Untuk mengelolah data yang diperoleh, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Mencari rata-rata ( mean) dari pretest =

Keterangan :

: Nilai rata-rata tes awal : Jumlah total nilai tes awal N : Jumlah Peserta

2) Mencari rata-rata ( mean) dari posttest =

Keterangan :

: Nilai rata-rata tes akhir : Jumlah total nilai tes akhir N : Jumlah Peserta

3) Kemudian menghitung taraf signifikasi antara tabel t-tabel dan t-hitung dalam


(21)

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pretest dan posttest ∑x2

d : Jumlah kuadrat deviasi N : Subjek pada sampel N-1 : Jumlah subjek -1

4) Untuk menentukan mean dari pretest dan posttest Md =

5) Menentukan deviasi subjek Xd= d-Md

6) Mengukur derajat keabsahan d.b = N-1

7) Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis yaitu Hipotesis kerja (HK) :

HK : diterima apabila t-hitung > t-tabel


(22)

2) Angket

Seperti dipaparkan sebelumnya bahwa angket digunakan untuk mengetahui kesan dan pendapat objek yang diteliti mengenai teknik Numbered Head Together dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Perancis. Untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil angket dengan cara jumlah keseluruhan siswa yang memilih item-item yang tersedia. Kemudian jumlah tersebut diubah ke dalam bentuk persen dengan cara sebagai berikut :

Keterangan :

F : Frekuensi alternatif jawaban N : Jumlah Siswa

100 : Persentase

Tabel 3.4

Interpretasi Perhitungan Presentase

Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Sebagian besar

76-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

( Arikunto, 2006:236) X 100 %


(23)

3.9 Prosedur Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang prosedur penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan akhir serta skenario pembelajaran. Berikut penjabaran dari setiap tahapannya:

3.9.1 Tahap Perencanaan

Tahapan Perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam prosedur penelitian ini. Adapun kegiatan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

- Tinjauan Pustaka

Pada kegaiatan awal, peneliti melakukan tinjauan pustaka guna mengumpulkan data-data yang terkait untuk merumuskan permasalahan pada penelitian.

- Menyusun proposal

Setelah data-data terkumpul, kegiatan selanjutnya adalah menyusun proposal. Penyusunan proposal berguna sebagai acuan penelitian kelak. - Mengajukan proposal

Tahap selanjutnya adalah mengajukan proposal agar disetujui oleh para penguji. Selain itu pada tahap ini sekaligus untuk mendapatkan dosen pembimbing.


(24)

Langkah pada tahapan ini adalah penyusunan instrument guna menunjang proses penelitian.

- Mengesahkan Instrumen

Setelah instrument selesai, tahapan selanjutnya bimbingan dengan dosen terkait instrument dan meminta expert judgment untuk kevalidan instrument tersebut.

3.9.2 Tahapan Pelaksanaan

Setelah tahapan persiapan selesai. selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan atau pelaksanaan eksperimen. Dalam pelaksanaan eksperimen terdapat beberapa tahap. Tahap awal yaitu pretest, tahap selanjutnya treatment (perlakuan) tahap akhir adalah posttest. Berikut penjabaran kegiatan pelaksanaan eksperimen :

a) Pre-test

Tahap awal dari eksperimen adalah melakukan pretes. Peneliti melaksanakan prestes sebanyak satu kali. Soal pretest sebanyak 20 butir berbentuk un courriel (e-mail). 10 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal lainnya berbentuk benar salah tanpa menggunakan teknik Numbered Head Together. b) Treatment (perlakuan)

Treatment merupakan kegiatan peneliti dalam memaparkan secara jelas seputar teknik Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis. Dalam tahapan ini,


(25)

berbentuk un courriel. Dalam kegiatan ini dilengkapi dengan evaluasi tes sebanyak 5 soal.

c) Post-test

Tahapan akhir dalam pelaksanaan eksperimen adalah posttest. Pada tahapan ini, peneliti memberikan soal sebanyak 20 butir. Sama halnya dengan pretest, soal-soal tersebut berbentuk un courriel (e-mail). 10 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal berbentuk benar salah. Pada proses postes ini, siswa (sampel) menggunakan teknik Numbered Head Together dalam mengerjakan soal posttest yang diberikan oleh peneliti.

3.9.3 Skenario Pembelajaran

Skenario pembelajaran merupakan tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran. Berikut penjabaran skenario pembelajaran saat perlakuan. - Kegiatan awal (10 menit)

Pada tahapan awal ini, peneliti menyapa siswa dan mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu peneliti menanyakan tentang prsoses pembelajaran bahasa Perancis dikelas tersebut. Selain itu, peneliti memberikan motivasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

- Kegiatan inti


(26)

- peneliti memberikan penjelasan mengenai teknik Numbered Head Together.

- Setelah itu peneliti membagi siswa yang berjumlah 30 siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.

- Kemudian setiap siswa mendapatkan nomor. Penomoran ini bertujuan sebagai identitas setiap siswa.

- Setelah pembagian kelompok dan penomoran, siswa mendapatkan materi tentang membaca pemahaman yang berjudul “Mes Vacances” dan evaluasi yang berbentuk soal pilihan ganda dan benar salah.

- Kemudian setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan jawaban yang paling benar.

- Setelah itu, peneliti memanggil nomor secara acak untuk menjawab pertanyaan. Bagi siswa yang nomornya dipanggil, dia harus menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban kelompok mereka masing-masing.

- Kegiatan Akhir

Setelah proses pembelajaran selesai, kemudian peneliti melakukan kegiatan penutup berupa refleksi dengan membuat rangkuman dan tanya jawab dengan siswa.


(27)

BAB V

KESIMPULAN dan REKOMENDASI

Pada bab ini, peneliti memberikan kesimpulan serta rekomendasi terkait penelitian yang telah peneliti lakukan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang dimuat pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan kepada siswa kelas XI AK 2, maka didapatlah jumlah nilai pretest 206,5 dengan nilai rata-rata 6,9. Setelah melakukan perlakuan atau treatment kepada siswa dengan menggunakan teknik Numbered Head Together pada pembelajaran membaca pemahaman bahasa Perancis, maka didapatlah hasil yang menunjukkan adanya peningkatan nilai yang diperoleh oleh para siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai pada saat posttest yaitu 251,5 dengan rata-rata sebesar 8,4. Maka selisih antara nilai pretest dan posttest adalah 45. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan teknik Numbered Head Together sebesar 45. Dengan kata lain teknik Numbered Head Together dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari membaca pemahaman bahasa Perancis.


(28)

2. Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa teknik Numbered Head Together memberikan dampak yang positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara nilai pretest dan posttest. Pada saat pretets nilai yang didapat adalah 206,5 dengan rata-rata 6,9. Sedangkan pada saat posttest didapat nilai sebesar 251,5 dengan nilai rata-rata 8,4. Kenaikan nilai posttest dibandingkan dengan pretest sebesar 1,5. Berdasarkan data yang didapat, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik Numbered Head Together dinyatakan efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis tingkatan niveau A1.

3. Berdasarkan hasil angket, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada umumnya siswa menyambut positif penggunaan teknik Numbered Head Together dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis. Hampir seluruh siswa atau 90% menyatakan bahwa teknik Numbered Head Together dapat mempermudah mereka dalam mempelajari pemahaman bahasa Perancis. Selain itu, 66,7% siswa menyatakan bahwa kelebihan teknik Numbered Head Together adalah mereka dapat bertukar ide dengan teman, 23.3% menyatakan teknik ini dapat membuat mereka bekerjasama dengan teman. Sementara itu, hampir sebagian siswa menyatakan kelemahan dari teknik ini adalah mereka sulit untuk berkonsentrasi. Selanjutnya, saran dari para siswa dalam menerapkan teknik Numbered Head Together adalah harus


(29)

lebih sulit menyatukan pendapat, dan lebih memperhatikan pembagian kelompok, seharusnya siswa yang pintar dibagi dengan siswa yang kurang dalam pelajaran.

5.2 Rekomendasi

Dari hasil observasi dan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis, siswa hendaknya lebih sering lagi membaca teks-teks bahasa Perancis yang dapat diambil dari berbagai sumber bacaan untuk menambah perbendaharaan kosakata bahasa Perancis. Selain itu, siswa harus lebih aktif lagi saat proses pembelajaran, baik untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat.

2. Bagi pengajar

Seorang pengajar harus menggunakan strategi dalam mengajar agar siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran. Penggunaan teknik Numbered Head Together dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran membaca pemahaman. Teknik ini teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Diharapkan dengan teknik ini dapat mempermudah siswa dalam memahami teks bahasa Perancis.


(30)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar tetap mengontrol dan membimbing siswa selama proses penelitian terutama pada saat penggunaan teknik ini. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian pada tingkatan niveau yang berbeda agar mendapatkan hasil yang lebih baik.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

A Aleka dan H.P Ahmd. 2010. Bahasa Indonesia: Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Depdiknas .(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.

Hasan Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Menggunakan Statisktik. Jakarta: BUMI AKSARA.

Isjoni. 2011. Cooperative learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA

Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI. 2011. Pedoman Penyusunan dan Bimbingan Skripsi. Bandung.

Lemeuniér, Valérie (et.al). 2001. Ligne Direct AI. Paris : LNLE

Lie Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA.


(32)

RAUSCH, Alain (et.al). 2005. DELF Junior Scolaire AI 150 Activités. Paris : CLE international.

Sari, Irma. (2012). Efektivits Strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis. Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Setiadi Riswanda (2010). Analasis dan Interpretasi Data Melalui Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif: Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian Bahasa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Slavin E. Robert. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Solihatin Etin dan Raharjo. 2009. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : BUMI AKSARA.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Edisi ke-20. Bandung: ALFABETA.

Tagliante Christine. 2005. L’evaluation et le cadre européen commun. Paris: CLE International.

Tarigan Guntur H. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.


(33)

Wirartha Made. 2006. PEDOMAN PENULISAN: Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogykarta : ANDI OFFSET.

Zakiya, Rifqi (2011). Efektivitas Numbered Head Together terhdap penguasaan kosakat bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Chaerul. 2011. Pengertian Membaca.[Online]

Tersedia : http://chaerulhatami.blogspot.com/2011/07/penertian-membaca-menurut-beberapa.html

[17 April 2012]

Krisyanto. (2011). Membaca Pemahaman. [Online].

Tersedia :http://krizi.wordpress.com/2011/09/15/bahasa-indonesia-membaca-pemahaman/.

[17 April 2012]

Marta yunanda (2011). Model pembelajaran teknik numbered head together.[online]

Tersedia : id.shvooing.com/social-sciences/education/2276089-model-pembelajaran-numbered-head/

[ 17 April 2011]

Tn. (2011). Pembelajaran Numbered Head. [online]

Tersedia : http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model -pembelajaran- numbered-head-html.


(34)

Tn. (2011). L’avantage de la lecture. [online].

Tersedia : http://innovenjeu.wordpress.com/2012/02/09/les-cinq-avantages-cles-de-la-lecture/

Tn. (2011). Definition lire. [online].

Tersedia : http://www.linternaute.com/dictionnaire/fr/definition/lire/


(1)

lebih sulit menyatukan pendapat, dan lebih memperhatikan pembagian kelompok, seharusnya siswa yang pintar dibagi dengan siswa yang kurang dalam pelajaran.

5.2 Rekomendasi

Dari hasil observasi dan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis, siswa hendaknya lebih sering lagi membaca teks-teks bahasa Perancis yang dapat diambil dari berbagai sumber bacaan untuk menambah perbendaharaan kosakata bahasa Perancis. Selain itu, siswa harus lebih aktif lagi saat proses pembelajaran, baik untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat.

2. Bagi pengajar

Seorang pengajar harus menggunakan strategi dalam mengajar agar siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran. Penggunaan teknik Numbered Head Together dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran membaca pemahaman. Teknik ini teruji efektif dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Diharapkan dengan teknik ini dapat mempermudah siswa dalam memahami teks bahasa Perancis.


(2)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar tetap mengontrol dan membimbing siswa selama proses penelitian terutama pada saat penggunaan teknik ini. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian pada tingkatan niveau yang berbeda agar mendapatkan hasil yang lebih baik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A Aleka dan H.P Ahmd. 2010. Bahasa Indonesia: Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Depdiknas .(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.

Hasan Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Menggunakan Statisktik. Jakarta: BUMI AKSARA.

Isjoni. 2011. Cooperative learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA

Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI. 2011. Pedoman Penyusunan dan Bimbingan Skripsi. Bandung.

Lemeuniér, Valérie (et.al). 2001. Ligne Direct AI. Paris : LNLE

Lie Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Rahim Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(4)

RAUSCH, Alain (et.al). 2005. DELF Junior Scolaire AI 150 Activités. Paris : CLE international.

Sari, Irma. (2012). Efektivits Strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman bahasa Perancis. Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Setiadi Riswanda (2010). Analasis dan Interpretasi Data Melalui Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif: Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian Bahasa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Slavin E. Robert. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Solihatin Etin dan Raharjo. 2009. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : BUMI AKSARA.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Edisi ke-20. Bandung: ALFABETA.

Tagliante Christine. 2005. L’evaluation et le cadre européen commun. Paris: CLE International.

Tarigan Guntur H. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Uno B. Hamzah. 2009. Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: BUMI AKSARA.


(5)

Wirartha Made. 2006. PEDOMAN PENULISAN: Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogykarta : ANDI OFFSET.

Zakiya, Rifqi (2011). Efektivitas Numbered Head Together terhdap penguasaan kosakat bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Chaerul. 2011. Pengertian Membaca.[Online]

Tersedia : http://chaerulhatami.blogspot.com/2011/07/penertian-membaca-menurut-beberapa.html

[17 April 2012]

Krisyanto. (2011). Membaca Pemahaman. [Online].

Tersedia :http://krizi.wordpress.com/2011/09/15/bahasa-indonesia-membaca-pemahaman/.

[17 April 2012]

Marta yunanda (2011). Model pembelajaran teknik numbered head together.[online]

Tersedia : id.shvooing.com/social-sciences/education/2276089-model-pembelajaran-numbered-head/

[ 17 April 2011]

Tn. (2011). Pembelajaran Numbered Head. [online]

Tersedia : http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model -pembelajaran- numbered-head-html.


(6)

Tn. (2011). L’avantage de la lecture. [online].

Tersedia : http://innovenjeu.wordpress.com/2012/02/09/les-cinq-avantages-cles-de-la-lecture/

Tn. (2011). Definition lire. [online].

Tersedia : http://www.linternaute.com/dictionnaire/fr/definition/lire/


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI REAKSI REDOKS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BAHASA SIMBOLIK DAN PENGUASAAN KONSEP

0 6 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBANGUN KONSEP DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM KOLOID

0 5 69

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Ganjil SMK Negeri 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 13 60

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

0 34 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 21 42

PENERAPAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 51

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Materi Pokok mengaplik

0 19 50

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 1 111