PENGARUH MANAJEMEN FASILITAS BELAJAR TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WALED KABUPATEN CIREBON.

(1)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Amalia, Dina. (2010). Definisi Manajemen Menurut Para Ahli. ([Online]. Tersedia: http://dinnaamalia.wordpress.com/definisi-manajemen-menurut-para-ahli/ Arifin. E. (1998). Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta: PT. Gramedia

Widiansaranaindo.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Arip. (2009). ([Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/22150786/Sarana-Dan-Prasarana-Pendidikan 11/05/2009)

Arum, Wahyu Sri Ambar. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia.

Bafadal Ibrahim. (2003). Manajemen Perlengkapan Sekolah. PT BUMIKARSA. Jakarta.

Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fathurrohman, P dan Sutikno, M. S. (2010). Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Fattah, N. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Ikhsanu. (2009). Manfaat Layanan Pembelajaran. ([Online]. Tersedia:

http://ikhsanu.blogspot.com/2009/11/manfaat-layanan-pembelajaran-dalam.html)


(2)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moenir. (1992:119). Sarana dan Prasarana. ([Online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2106962-pengertian-sarana-dan-prasarana/#ixzz1K5l8G4nU).

Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana.

Prayitno dan Erman Amti. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdikbud.

Prayitno, dkk. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar Buku I. Padang. Depdikbud.

Putra. (2008). Definisi Manajemen Menurut Para Ahli. ([Online]. Tersedia: http://putracenter.net/2008/11/21/definisi-manajemen-menurut-para-ahli/) Sam, Arianto. (2008). ([Online]. Tersedia:

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html)

Siskatrin-Irna, S. (2010). Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Terhadap Mutu Pembelajaran. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum Pembelajaran dalam Otonomi Daerah. Bandung: Andira.

Sudjana, Nana. (1989). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Mandar Madju Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Statistik Non Parametris. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2011). Statistika Untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Syafaruddin dan Irwan Nasution. (2005). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Quantum Teaching

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI


(3)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal. Dengan diberlakukannya kurikulum 2004 (KBK), kini guru lebih dituntut untuk mengkontekstualkan pembelajarannya dengan dunia nyata, atau minimal siswa mendapat gambaran miniatur tentang dunia nyata. Harapan itu tidak mungkin tercapai tanpa bantuan alat-alat pembelajaran (fasilitas belajar). Menurut Kepmendikbud No. 053/U/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah harus memiliki persyaratan minimal untuk menyelenggarakan pendidikan dengan serba lengkap dan cukup seperti, luas lahan, perabot lengkap, peralatan/laboratorium/media, infrastruktur, sarana olahraga, dan buku rasio 1:2. Sumber data : http://kafeilmu.com/2010/09/cara-bagaimana-meningkatkan-mutu-pendidikan.html#ixzz1ed2MdZbW


(4)

2

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salah satu masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan/fasilitas belajar. Masalah-masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain sarana penunjang pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang memadai. Hal ini dapat dilihat misalnya sarana belajar seperti peralatan olahraga rusak. Kondisi yang demikian, selain akan berpengaruh pada layanan pembelajaran, ketidaklayakan, ketidaknyamanan pada proses belajar mengajar, juga akan berdampak pada keengganan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Fasilitas lainnya yang mempengaruhi layanan pembelajaran ialah ketersediaan buku. Adanya masalah-masalah sarana pendidikan berupa sarana penunjang pendidikan kurang memadai disebabkan karena satuan-satuan pendidikan dan Pemerintah Kabupaten/Kota lebih banyak mengalokasikan sebagian anggaran untuk gaji guru, sementara biaya operasi satuan pendidikan diluar gaji hanya mencapai paling tinggi 5-10%. Akibatnya pembiayaan untuk sarana pembelajaran , biaya pembelajaran, pengembangan staf, dan biaya perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi.

Dari pihak sekolah sendiri masalah-masalah sarana pendidikan yang sering muncul disebabkan karena kurang optimalnya perawatan yang dilakukan terhadap sarana pendidikan yang sudah ada, kurangnya perawatan terhadap sarana pendidikan yang sudah ada menyebabkan sarana pendidikan di sekolah banyak yang rusak, sehingga pada saat akan digunakan sarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi seperti itu jelas akan


(5)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berpengaruh terhadap layanan pembelajaran di kelas, suasana belajar akan menjadi tidak kondusif dan tidak nyaman.

Berkaitan dengan fasilitas belajar, layanan pembelajaran juga mempunyai peranan yang sangat penting demi terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif dan nyaman sehingga peserta didik merasa termotivasi untuk belajar. Proses belajar mengajar yang efektif merupakan hasil yang ingin dicapai dalam pendidikan. Faktor yang mendukung layanan pembelajaran salah satunya yaitu fasilitas belajar. Learning System menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan. Demikian halnya juga dengan learning system, dimana komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sumber data: http://sambasalim.com/pendidikan/kualitas-proses-pembelajaran.html

Berdasarkan konsep tersebut, dalam kata pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Kegiatan yang berkaitan dengan upaya membelajarkan siswa agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi


(6)

4

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

antara dua arah atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar yaitu guru sebagai pendidik dengan pihak yang belajar yaitu siswa sebagai peserta didik.

Senada dengan pengertian pembelajaran di atas, E. Mulyasa (2002:100) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Sementara Daeng Sudirwo (2002:31) juga berpendapat bahwa: “pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana interaktif yang terarah pada tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan”. Sumber data:

http://sambasalim.com/pendidikan/kualitas-proses-pembelajaran.html.

Dari ketiga konsep tentang pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Berdasarkan informasi empirik, daftar inventaris fasilitas belajar di Sekolah Dasar Negeri 2 Cikulak masih terdapat fasilitas yang kurang baik untuk dipergunakan dalam belajar mengajar, seperti meja tulis, bangku sekolah, globe, papan absen, lemari kayu, dll.

Menurut Permen No.24 tahun 2007 tentang standar sarana prasarana pendidikan bahwa bangku sekolah/kursi siswa harus Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain dudukan dan


(7)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sandaran membuat peserta didik nyaman belajar. Untuk meja tulis peserta didik juga harus kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usiapeserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.

Untuk itu agar layanan pembelajaran berjalan dengan baik maka di perlukan manajemen fasilitas belajar.Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain manajemen fasilitas belajar adalah layanan pembelajaran.

Melihat keterangan tersebut dapat diketahui bahwa manajemen fasilitas belajar dan layanan pembelajaran merupakan sumber daya pendidikan yang harus diperhatikan keberadaannya karena akan mempengaruhi pada pencapaian tujuan yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon”.


(8)

6

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar permasalahan penelitian ini tidak meluas, maka disusun batasan masalah, sebagai berikut :

a. Secara Konseptual

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

b. Secara Kontekstual

Penelitian ini dilakukan di suatu lembaga pendidikan yang akan di teliti seperti pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Sedangkan objek penelitian adalah hal yang akan di teliti yaitu pengaruh manajemen fasilitas belajar.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian merupakan pokok yang menjadi inti dalam penelitian dan suatu usaha merumuskan pokok-pokok dan batas-batas permasalahan yang dijadikan focus dalam penelitian. Mohammad Ali (1992:36) mengemukakan bahwa : “Rumusan masalah pada haikikatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam pembatasan dimensi dan analisis variable yang tercakup di dalamnya”.


(9)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang telah dipaparkan diatas, maka selanjutnya peneliti merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana manajemen fasilitas belajar di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana layanan pembelajaran yang berlangsung di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon ?

c. Seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (1997:57) merumuskan bahwa : “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Adapun tujuan dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon


(10)

8

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Mengetahui upaya managerial dalam menjalankan manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

2. Tujuan Khusus

Sementara itu, tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memperoleh informasi tentang manajemen fasilitas belajar di Sekolah

Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

b. Memperoleh informasi tentang layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

c. Memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, beberapa manfaat yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Segi Teoritis

Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam kajian bidang studi manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.


(11)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Segi Kontekstual

a. Bagi Lembaga pendidikan, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk kepala sekolah maupun guru dalam mengelola manajemen fasilitas belajar

b. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pengalaman untuk penelitian selanjutnya, serta sebagai bahan penyusunan skripsi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4403/UN40/DT/2011 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul “PedomanPenulisan Karya Ilmiah Tahun 2011” sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan penulis sajikan pada bagian pertama isi skripsi yang didalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam bab ini berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian


(12)

10

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrument Penelitian, Proses Pengembangan Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Yang berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif. Dan Pembahasan/Analisis Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternative cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.


(13)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti, lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

2. Populasi penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1997:108) : „‟populasi adalah keseluruhan subjek penelitian‟‟. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:117) mengemukakan bahwa „‟populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya‟‟.

Berdasarkan populasi tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled kabupaten Cirebon. Adapun jumlah Sekolah Dasar Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, yaitu sebanyak 23 Sekolah Dasar dengan jumlah guru secara keseluruhan 179.

3. Sampel penelitian

Pengertian sampel penelitian menurut Suharsimi Arikunto (1997:109) adalah : „‟sebagian atau wakil populasi yang diteliti‟‟. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:98): „‟sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut‟‟.


(14)

51

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian sampel penting untuk dilakukan mengingat jumlah populasi yang besar, dimana peneliti tidak mungkin untuk mempelajari semua yang ada pada populasi. Penggunaan sampel dapat memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi. Maka dari itu, peneliti mengambil sebagian objek populasi yang ditentukan.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Seperti yang dijelaskan oleh Arifin (2011: 224), bahwa dalam pengambilan dan penentuan jumlah sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut :

a. Jika jumlah anggota populasi sampel dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100.

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total. c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka

sampel dapat diambil 30-40%.

d. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%.

e. Jika jumlah anggota populasi diatas 1000, maka sampel dapat diambil 10-15%


(15)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total. Sampel total adalah sampel yang memiliki besar sama dengan populasi.

Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan fasilitas yang baik, yang sedang dan yang kurang. Yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu SDN 2 Cibogo dan SDN 2 Cikulakkidul yang dikategorikan fasilitas yang baik, dan yang dikategorikan fasilitas yang sedang yaitu SDN 1 Ambit dan SDN 2 Waledkota, dan kategori fasilitas yang kurang yaitu SDN 1 Waledasem dan SDN 2 Karangsari. Sebagaimana dijelaskan dengan tabel dibawah ini

Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No. Wilayah Kecamatan Nama Sekolah Jumlah Guru 1. Cibogo Waled SDN 2 Cibogo 11 2. Cikulakkidul Waled SDN 2 Cikulakkidul 9 3. Ambit Waled SDN 1 Ambit 9 4. Waledkota Waled SDN 2 Waledkota 10 5. Waledasem Waled SDN 1 Waledasem 6 6. Karangsari Waled SDN 2 Karangsari 6


(16)

53

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan harus terlebih dahulu direncanakan, untuk itu diperlukan desain penelitian. Menurut Nasution (2009:23) “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian akan memberi pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi yaitu guru di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, desain penelitian yang digunakan yaitu desain survey. Dalam desain survey ini, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan angket dan juga wawancara.

C. Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang dilakukan atau yang diambil oleh peneliti untuk mengkaji masalah-masalah yang dihadapi. Untuk itu peneliti harus memilih salah satu metode penelitian yang sesuai agar masalah yang ada dapat dipecahkan dengan tepat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (1998:12) menyatakan bahwa


(17)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

„‟penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masalalu dan sekarang‟‟.

D. Definisi Oprasional

Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel penelitian, sehingga diharapkan dapat memberi suatu kejelasan pemahaman terhadap makna pengertian variabel yang dimaksud dalam penelitian. Adapun definisi operasional akan diuraikan dibawah ini. 1. Pengaruh

Menurut Arikunto (1996:31) mengemukakan bahwa “Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua”. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu hubungan antara variabel manajemen fasilitas belajar berpengaruh terhadap variabel layanan pembelajaran.

2. Manajemen Fasilitas Belajar

Menurut Robbins dan Coultar (1996:6) mengemukakan pengertian manajemen yang berbeda yang dikutip dari buku Wahyu Sri Ambar Arum (2007:7) mengemukakan bahwa : “Manajemen merupakan suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Efisiensi menunjukan hubungan antara input dan output dengan


(18)

55

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mencari sumber daya minimum, sedangkan efektif menunjukan makna pencapaian tujuan”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Fasilitas belajar adalah segala sesuatu kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik maupun pendidik untuk melancarkan, memudahkan, ataupun menunjang terjadinya proses pembelajaran di sekolah. Agar kegiatan belajar disekolah akan lebih efektif dan efisien.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen fasilitas belajar adalah suatu proses dimana terdapat fungsi-fungsi dimulai dari perencanaan sampai pada penghapusan media yang menunjang pada proses pembelajaran.

3. Layanan Pembelajaran

Menurut Prayitno (1996:30) menyatakan bahwa “layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan persyaratan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang cocok dengan kecepatan kesulitan sesuai dengan ilmu dan teknologi”.

Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa layanan pembelajaran adalah suatu layanan yang diberikan kepada peserta didik pada suatu lingkungan belajar agar terarah pada tujuan pembelajaran.


(19)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrument penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Hal ini pun dikemukakan pula oleh Arikunto, Suharsimi (2007:100) yaitu “instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 148) menyatakan bahwa “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Berdasarkan yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai instrumen maka, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuruan dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan kuesioner atau angket. Sedangkan sebagai tambahan penulis menggunakan teknik wawancara.


(20)

57

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrument dapat dilakukan dengan uji coba alat pengumpul data. Uji coba alat pengumpul data berupa angket dilakukan sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan.

Sugiyono (2003:162) menyatakan bahwa : “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Akdon dan Sahlan Hadi (2005:131) yang mengemukakan bahwa :

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar peryanyaan.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberikan atau mengajukan sejumlah pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden.

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka (tidak berstruktur) yakni angket yang disajikan dalam bentuk yang sederhana, sehingga memudahkan responden untuk menjawab atau memberikan isian atas pertanyaan yang ada sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Dan angket tertutup (berstruktur) yakni angket yang disajikan dalam bentuk pilihan, dimana responden diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).


(21)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup dikarenakan berbagai pertimbangan diantaranya adalah untuk memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban yakni dengan memilih alternatif jawaban yang ada dengan leluasa, efisiensi dari segi tenaga, biaya, dan waktu dalam pengumpulan data serta memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban yang diberikan oleh responden.

Hal ini merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin masih terdapat pada pertanyaan, pernyataan, atau pada alternatif jawaban.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penyusunan alat pengumpulan data adalah :

1. Menentukan variabel yang dianggap penting dan menguraikannya menjadi indicator, untuk kemudian dijadikan pertanyaan ataupun pernyataan kepada responden, berdasarkan kepada teori yang telah diuraikan.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel dalam bentuk matriks (terlampir) 3. Menyusun pernyataan-pernyataan yang disertai alternative jawaban yang akan

dipilih oleh responden berdasarkan indicator variabel yang telah ditentukan dalam kisi-kisi

4. Menetapkan bobot penilain atau kriteria penskoran untuk empat alternative pilihan jawaban yakni sebagai berikut :


(22)

59

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Skala Penilaian Alternatif Jawaban Untuk Setiap Item Alternatif Jawaban Bobot

SL (Selalu) 4 SR (Sering) 3 JR (Jarang) 2 TP (Tidak Pernah) 1

Selain itu, uji coba instrumen yang berupa angket dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2010:173) bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Setelah angket di uji cobakan selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Dengan diketahui validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian untuk menilai apakah angket tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.


(23)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji coba pada 10 orang guru di SDN 1 Mekarsari Cirebon. Setelah angket diuji cobakan, selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Menurut Arikunto (2002:158) mengemukakan validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono, (2009:173) mengemukakan bahwa : “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Uji validitas instrument dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa alat ukur tersebut dapat digunakan pada waktu sekarang dengan kecermatan yang baik. Dalam pengujian validitas instrument, peneliti melakukan pengujian terhadap butir-butir pernyataan yang ada dalam angket dengan dibantu aplikasi Ms. Excel 2007 dan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari pearson. Adapun langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :


(24)

61

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

r

xy

=

Dimana :

n = jumlah responden ( subyek ) X = skor setiap item

Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor total (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total r = koofisien korelasi

b. Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai rtabel (lihat tabel korelasi product moment), pada taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai rtabel. Apabila rhitung lebih kecil dari r tabel (rhitung < rtabel), maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaliknya, apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel), maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid.

c. Untuk menghitung item nomor selanjutnya caranya sama yaitu hanya dengan mengganti skor X atau Y.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Product Moment tersebut diatas, maka diperoleh nilai untuk setiap itemnya. Di bawah ini


(25)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan hasil uji validitas untuk variabel X (Manajemen Fasilitas Belajar) dan variabel Y (Layanan Pembelajaran) dengan tingkat kesalahan 5%.

Hasil uji validitas instrument dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Manajemen Fasilitas Belajar)

NO r hitung t hitung t tabel Keterangan

1 0.722 2.951 1.86 VALID

2 0.683 2.650 1.86 VALID

3 0.762 3.331 1.86 VALID

4 0.595 2.009 1.86 VALID

5 0.748 3.188 1.86 VALID

6 0.822 4.085 1.86 VALID

7 0.633 2.314 1.86 VALID

8 0.670 2.557 1.86 VALID

9 0.707 2.829 1.86 VALID

10 0.842 4.421 1.86 VALID

11 0.869 4.984 1.86 VALID


(26)

63

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13 0.629 2.293 1.86 VALID

14 0.753 3.239 1.86 VALID

15 0.682 2.644 1.86 VALID

16 0.681 2.634 1.86 VALID

17 0.866 4.900 1.86 VALID

18 0.683 2.650 1.86 VALID

19 0.800 3.775 1.86 VALID

20 0.722 2.951 1.86 VALID

21 0.678 2.613 1.86 VALID

22 -0,146 -0.418 1.86

TIDAK VALID

23 0.600 2.123 1.86 VALID

24 0.800 3.778 1.86 VALID

25 0.805 5.763 1.86 VALID

26 0.860 4.773 1.86 VALID

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X dapat disimpulkan bahwa 25 item pernyataan yang hendak ditanyakan kepada responden dinyatakan valid, sementara 1 item tidak valid dan item yang tidak valid dilakukan perbaikan.


(27)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Layanan Pembelajaran)

1 0.86 4.714 1.86 VALID 2 0.759 3.298 1.86 VALID 3 0.682 2.638 1.86 VALID 4 0.650 2.420 1.86 VALID 5 0.662 2.504 1.86 VALID 6 0.821 4.821 1.86 VALID 7 0.678 2.613 1.86 VALID 8 0.682 2.638 1.86 VALID 9 0.848 4.534 1.86 VALID 10 0.853 4.583 1.86 VALID 11 0.713 2.884 1.86 VALID 12 0.753 3.239 1.86 VALID 13 0.732 3.071 1.86 VALID 14 0.820 4.058 1.86 VALID 15 0.721 2.944 1.86 VALID 16 0.775 3.470 1.86 VALID 17 0.933 7.381 1.86 VALID 18 0.649 2.413 1.86 VALID


(28)

65

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

19 0.845 4.481 1.86 VALID 20 0.732 3.041 1.86 VALID

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y dapat disimpulkan bahwa 20 item pernyataan yang hendak ditanyakan kepada responden dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument itu sudah dianggap baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali diulangpun hasilnya akan tetap sama.

Menurut Sugiyono (2007:173) mengemukakan bahwa : “instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas instrument dilakukan untuk melihat keajegan (konsistensi) kuisioner. Hal ini berarti bahwa instrument tersebut harus dapat dipercaya atau data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

Pada uji reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran.


(29)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Akdon & Hadi (2005:161) sebagai berikut :

r

11

=

�−1

1

∑��

��

Dimana : r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

Adapun langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut :

a. Variabel X (Manajemen Fasilitas Belajar)

Langkah 1 : Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana : = Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item Xi = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden


(30)

67

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5

Varian skor item pernyataan Variabel X Manajemen Fasilitas Belajar

Tabel Si

No.Item Si No.Item Si

1 0.56 14 0.64

2 0.69 15 0.61

3 0.44 16 0.41

4 0.76 17 0.76

5 0.25 18 0.69

6 0.41 19 0.89

7 0.49 20 0.56

8 0.41 21 0.24

9 0.76 22 0.81

10 0.56 23 0.69

11 0.81 24 0.69

12 0.41 25 0.56

13 0.45 26 0.61

Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

Dimana : = Jumlah Varians semua item,


(31)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

item ke-1,2,3,... n

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah varians semua item adalah 15,16

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Dimana : = Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat X total

= Jumlah item X total dikuadratkan N = Jumlah responden

Berdasarkan rumus diatas, maka = 188,44

Langkah 4 : Masukan nilai Alpha dengan rumus :

=

.

Dimana : = Nilai reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

K = Jumlah item


(32)

69

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah diketahui nilai reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah = 0.666 dengan dk = 10 – 1 = 9 dan signifikan 5%, > sehingga item pernyataan variabel X dinyatakan reliabel.

b. Variabel Y (Layanan Pembelajaran)

Langkah 1 : Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana : = Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item Xi = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

Tabel 3.6

Varian skor item pernyataan Variabel Y Layanan Pembelajaran

Tabel Si

No. Item Si No.Item Si

1 0.49 11 0.2

2 0.44 12 0.49

3 0.61 13 0.4

4 0.69 14 0.76

5 0.44 15 0.4


(33)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7 0.69 17 0.56

8 0.61 18 0.44

9 0.56 19 0.61

10 0.4 20 0.41

Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

Dimana : = Jumlah Varians semua item,

item ke-1,2,3,... n

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah varians semua item adalah 10,54.

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Dimana : = Varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat X total

= Jumlah item X total dikuadratkan N = Jumlah responden

Berdasarkan rumus diatas, maka = 120,16 Langkah 4 : Masukan nilai Alpha dengan rumus :

=

.

Dimana : = Nilai reliabilitas


(34)

71

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Varians total K = Jumlah item

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai = 0,949

Setelah diketahui nilai reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah = 0.666 dengan dk = 10 – 1 = 9 dan signifikan 5%, > sehingga item pernyataan variabel X dinyatakan reliabel

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel rhitung Kesimpulan

Manajemen Fasilitas Belajar 0,956 0,666 Reliabel Layanan Pembelajaran 0,949 0,666 Reliabel

G. Teknik Pengolahan Data

Akdon dan Hadi (2004: 179) menyatakan bahwa : “Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta”. Hal ini sejalan dengan pernyataan Moh. Ali (1992:151) bahwa : “Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama diinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti”.


(35)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seleksi Angket

Setelah angket terkumpul, kemudian dilakukan seleksi angket yakni memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Seleksi angket penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi persyaratan untuk diolah lebih lanjut.

2. Menghitung kecendrungan rata-rata variabel X dan variabel Y

Teknik ini digunakan untuk menentukan kecendrungan nilai rata-rata variabel X dan variabel Y. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata dari variabel X dan variabel Y, dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dari setiap variabel, yaitu dengan menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS) sebagai berikut:

Dimana :

= Nilai rata-rata skor responden X = Jumlah skor dari jawaban responden n = Jumlah responden

Perhitungan dengan teknik WMS ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah


(36)

73

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditentukan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS ini adalah sebagai berikut :

a. Memberi bobot untuk setiap alternative jawaban yang dipilih responden yang dipilih.

b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban.

c. Jawaban responden untuk setiap item kemudian dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata ( untuk setiap item pada masing-masing kolom dengan menggunakan rumus diatas.

e. Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap item pada masing-masing kolom.

f. Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan kedudukan setiap variabel, atau arah kecenderungan dari masing-masing variabel.


(37)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

PENAFSIRAN

RENTANG NILAI KRITERIA VARIABEL X VARIABEL Y

3,01- 4,00 Sangat Baik Selalu Selalu 2,01- 3,00 Baik Sering Sering 1,01- 2,00 Cukup Jarang Jarang 0,01- 1,00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah

3. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik data yang dianalisis harus berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian distribusi ini yaitu Rumus Chi Kuadra (X²), sebagai berikut :

Dimana :


(38)

75

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Frekuensi hasil penelitian = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut :

a. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk memberikan harga-harga yang digunakan dalam menentukan rentangan (r), banyaknya kelas interval (BK), panjang kelas interval (P), dan mencari rata-rata (mean) , dan simpangan baku (S²).

b. Menentukan batas bawah dan batas atas interval.

c. Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Dimana:

Bk = Skor batas kelas distribusi = Rata-rata untuk distribusi Sd = Standar deviasi.

d. Mencari luas daerah O-Z dari Tabel distribusi Chi Kuadrat.

e. Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O-Z kelas interval.

f. Mecari fe (Frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan luas tiap kelas interval dengan n (jumlah responden).


(39)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Mencari fo (Frekuensi hasil penelitian) yang diperoleh dengan cara melihat setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

h. Mencari Chi-Kuadrat hitung (X2) dengan menggunakan rumus diatas.

i. Membandingkan nilai . Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika , artinya distribusi data tidak normal. b. Jika artinya distribusi data normal.

4. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai melakukan pengolahan data, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank (Sugiyono, 2003:106) yaitu :

rs = 1−

6 ��2

� (�2 1)

Dari rumus diatas dapat dijelaskan rs merupakan koefisien korelasi dari

variabel X dan Y yang dikorelasikan. Yakni dengan membandingkan harga rhitung dengan rtabel pada tingkat derajat kesalahan 5%. Bila rhitung > rtabel,


(40)

77

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian bernilai positif maka hubungan yang positif sebesar angka tersebut. Untuk lebih memudahkan menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi dari tolok ukur berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono (2003:214), sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

b. Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi

Untuk menguji signifikansi korelasi antara variabel dengan maksud untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku bagi seluruh populasi, digunakan rumus (Akdon, 2005:188) :

t

hitung

=

Dimana :

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 -1,00 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,559 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah


(41)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

r = koefisien korelasi n = banyak populasi

Analisis hipotesis dari uji t pada taraf signifikan 95% diperoleh kriteria sebagai berikut :

a. Jika thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Jika thitung≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jadi, koefisien korelasi dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung≥ ttabel

c. Mencari besarnya derajat determinasi

Untuk mengetahui koefisien determinasi yang digunakan dan mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, digunakan rumus (Akdon, 2005:188) :

KD = r2 x 100% Dimana :

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi


(42)

105

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data pada penelitian yang berjudul

“Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran di Sekolah Dasar

Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon”, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Manajemen fasilitas belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen fasilitas belajar di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen fasilitas belajar di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sudah efektif dan berjalan lancar. Kelancaran manajemen fasilitas belajar ini dapat dilihat dari manajemen yang di dalamnya yang meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, inventaris dan penghapusan.

2. Layanan pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sudah berjalan lancar dan memberikan pelayanan yang bermutu dan baik kepada siswa. Layanan pembelajaran ini dilihat dari


(43)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

strategi menumbuhkan motivasi belajar siswa, metode mengajar, penggunaan media, mengelola kelas dan evaluasi belajar.

3. Pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan beberapa kajian sebelumnya, dikatakan bahwa manajemen fasilitas belajar (variabel X) memberikan pengaruh terhadap layanan pembelajaran (variabel Y). Pengaruh tersebut ditunjukkan oleh hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 59,75% yang berarti manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran sebesar 59,75%, sedangkan sisanya sebesar 40,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini mengandung arti bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang positif dan signifikan. Artinya bahwa fasilitas yang baik meliputi, proses perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan maka akan memberikan pengaruh terhadap layanan pembelajaran yang bermutu, layanan yang bermutu meliputi strategi menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa, metode mengajar, penggunaan media, mengelola kelas dan evaluasi belajar siswa.


(44)

107

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian, penulis akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, yakni antara lain:

1. Bagi Unit Pelaksana Teknis

Melakukan analisis kebutuhan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah terutama dalam perbedaan lokasi, jumlah guru, jumlah siswa, tingkat ekonomi dan PBM.

2. Bagi Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

a. Menyusun kebutuhan fasilitas PBM yang sesuai dengan tujuan atau rencana sekolah.

b. Kepala sekolah menugaskan guru-guru untuk ikut pelatihan atau diklat tentang penggunaan media ajar.

3. Bagi Guru SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

a. Dalam mengelola kelas sebaiknya guru bisa menggunakan metode mengajar dengan baik lagi.

b. Guru yang masih belum mengerti cara penggunaan media sebaiknya mengikuti diklat atau pelatihan tentang penggunaan media ajar

c. Kinerja guru yang sudah baik hendaknya bisa dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi agar bisa memberikan yang terbaik.


(45)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK……… . ii

KATA PENGANTAR………. . iii

DAFTAR ISI……… . vi

DAFTAR TABEL……… . viii

DAFTAR GAMBAR………... . ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 6

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian………. 8

E. Struktur Organisasi Skripsi……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Konsep Manajemen 1. Pengertian Manajemen……… 11

2. Fungsi Manajemen……….. 12

3. Unsur Manajemen………... 12

B. Konsep Fasilitas Belajar 1. Pengertian Fasilitas………. 13

2. Pengertian Belajar………... 14


(46)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Beberapa Pengertian Teknis Fasilitas Belajar………. 14

C.Konsep Manajemen Fasilitas Belajar 1. Tujuan Manajemen Fasilitas Belajar………. 16

2. Prinsip-prinsip Manajemen Fasilitas Belajar………. 17

3. Fungsi Manajemen Fasilitas Belajar………. 18

4. Langkah-langkah Manajemen Fasilitas Belajar………... 20

D.Konsep Layanan Pembelajaran 1. Pengertian Layanan………...……… 29

2. Pengertian Pembelajaran……… 30

3. Pengertian Layanan Pembelajaran………. 31

4. Indikator Keberhasilan Layanan Pembelajaran………... 32

E. Kerangka Pemikiran……… 47

F. Hipotesis………. 48

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian………..…….…. 50

B.Desain Penelitian………. 53

C.Metode Penelitian……… 53

D.Definisi Oprasional……….. 54

E. Instrument Penelitian……….. 56

F. Proses Pengembangan Instrumen………..………. 57

G.Teknik Pengolahan Data………. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Prosedur Pengolahan Data……….. 79

1. Pengumpulan Data Penelitian……… 79

2. Seleksi Data……….. 79

B.Pengolahan Data………. 80

1. Menghitung Kecenderungan Rata-rata Variabel X & Y……….. 80


(47)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Manajemen Fasilitas Belajar di SDN Waled-Cirebon………... 95 2. Layanan Pembelajaran di SDN Waled-Cirebon……… 100 3. Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap

Layanan Pembelajaran……….. 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan………. 105

B.Saran……… 107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

105

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data pada penelitian yang berjudul “Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon”, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Manajemen fasilitas belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen fasilitas belajar di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen fasilitas belajar di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sudah efektif dan berjalan lancar. Kelancaran manajemen fasilitas belajar ini dapat dilihat dari manajemen yang di dalamnya yang meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, inventaris dan penghapusan.

2. Layanan pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sudah berjalan lancar dan memberikan pelayanan yang bermutu dan baik kepada siswa. Layanan pembelajaran ini dilihat dari


(2)

106

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

strategi menumbuhkan motivasi belajar siswa, metode mengajar, penggunaan media, mengelola kelas dan evaluasi belajar.

3. Pengaruh manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran di SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan beberapa kajian sebelumnya, dikatakan bahwa manajemen fasilitas belajar (variabel X) memberikan pengaruh terhadap layanan pembelajaran (variabel Y). Pengaruh tersebut ditunjukkan oleh hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 59,75% yang berarti manajemen fasilitas belajar terhadap layanan pembelajaran sebesar 59,75%, sedangkan sisanya sebesar 40,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini mengandung arti bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang positif dan signifikan. Artinya bahwa fasilitas yang baik meliputi, proses perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan maka akan memberikan pengaruh terhadap layanan pembelajaran yang bermutu, layanan yang bermutu meliputi strategi menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa, metode mengajar, penggunaan media, mengelola kelas dan evaluasi belajar siswa.


(3)

107

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian, penulis akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, yakni antara lain:

1. Bagi Unit Pelaksana Teknis

Melakukan analisis kebutuhan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah terutama dalam perbedaan lokasi, jumlah guru, jumlah siswa, tingkat ekonomi dan PBM.

2. Bagi Kepala Sekolah SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

a. Menyusun kebutuhan fasilitas PBM yang sesuai dengan tujuan atau rencana sekolah.

b. Kepala sekolah menugaskan guru-guru untuk ikut pelatihan atau diklat tentang penggunaan media ajar.

3. Bagi Guru SDN Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

a. Dalam mengelola kelas sebaiknya guru bisa menggunakan metode mengajar dengan baik lagi.

b. Guru yang masih belum mengerti cara penggunaan media sebaiknya mengikuti diklat atau pelatihan tentang penggunaan media ajar

c. Kinerja guru yang sudah baik hendaknya bisa dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi agar bisa memberikan yang terbaik.


(4)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK……… . ii

KATA PENGANTAR………. . iii

DAFTAR ISI……… . vi

DAFTAR TABEL……… . viii

DAFTAR GAMBAR………... . ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 6

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian………. 8

E. Struktur Organisasi Skripsi……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Konsep Manajemen 1. Pengertian Manajemen……… 11

2. Fungsi Manajemen……….. 12

3. Unsur Manajemen………... 12

B. Konsep Fasilitas Belajar 1. Pengertian Fasilitas………. 13

2. Pengertian Belajar………... 14


(5)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Beberapa Pengertian Teknis Fasilitas Belajar………. 14

C.Konsep Manajemen Fasilitas Belajar 1. Tujuan Manajemen Fasilitas Belajar………. 16

2. Prinsip-prinsip Manajemen Fasilitas Belajar………. 17

3. Fungsi Manajemen Fasilitas Belajar………. 18

4. Langkah-langkah Manajemen Fasilitas Belajar………... 20

D.Konsep Layanan Pembelajaran 1. Pengertian Layanan………...……… 29

2. Pengertian Pembelajaran……… 30

3. Pengertian Layanan Pembelajaran………. 31

4. Indikator Keberhasilan Layanan Pembelajaran………... 32

E. Kerangka Pemikiran……… 47

F. Hipotesis………. 48

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian………..…….…. 50

B.Desain Penelitian………. 53

C.Metode Penelitian……… 53

D.Definisi Oprasional……….. 54

E. Instrument Penelitian……….. 56

F. Proses Pengembangan Instrumen………..………. 57

G.Teknik Pengolahan Data………. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Prosedur Pengolahan Data……….. 79

1. Pengumpulan Data Penelitian……… 79

2. Seleksi Data……….. 79

B.Pengolahan Data………. 80

1. Menghitung Kecenderungan Rata-rata Variabel X & Y……….. 80


(6)

Putri Wulandari, 2012

Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Uji Hipotesisi Penelitian……… 90

C.Pembahasan Hasil Penelitian……….. 94

1. Manajemen Fasilitas Belajar di SDN Waled-Cirebon………... 95

2. Layanan Pembelajaran di SDN Waled-Cirebon……… 100

3. Pengaruh Manajemen Fasilitas Belajar Terhadap Layanan Pembelajaran……….. 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. 105

B.Saran……… 107 DAFTAR PUSTAKA