PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG.

(1)

i

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Margahayu Tahun Ajaran 2014/2015)

Yuni Khamniyah 1102901

ABSTRAK

Dalam pembelajaran bahasa, terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang sulit dikuasai bagi pembelajar bahasa Jepang. Dalam membaca teks bahasa Jepang atau yang dalam bahasa Jepang disebut

“Dokkai”, siswa tidak hanya mempelajari cara membacanya saja, tetapi siswa juga harus

memahami isi teks tersebut. Seringkali siswa tidak memahami isi dari teks wacana. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajar dapat tercapai. guru perlu menerapkan cara mengajar yang tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian penerapan model kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang siswa. Model pembelajaran MURDER ini memiliki enam langkah dalam tahapan pelaksanaannya, yaitu mood (suasana hati), understand (pemahaman), recall (pengulangan), detect (pendeteksian), elaborate (elaborasi), review (pelajari kembali). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan antara kemampuan membaca siswa dalam teks bahasa Jepang dengan model MURDER. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Desain penelitiannya adalah one group pre-test and pos-test design. Sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Margahayu Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Hasil dari analisis data, diketahui nilai thitung sebesar 15,63. Nilai ttabel untuk db=19 adalah 2,09 untuk signifikansi 5% dan 2,86 untuk signifikansi 1%. Karena thitung > ttabel hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil angket, siswa memberikan tanggapan positif mengenai penerapan model kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang.


(2)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application of MURDER Cooperative Model in Reading The Japanese Text (A Quasi Experiment of 11th Grades In Language Class of SMAN 1 Margahayu

year 2014/2015)

Yuni Khamniyah 1102901

ABSTRACT

In language learning, there are four language skills: speaking, writing, reading, and listening. Of the four skills, reading skill is the one which is difficult to master for Japanese

language learners. In learning to read Japanese text or so called “Dokkai” in Japanese,

students do not only learn how to read it, but also need to understand the contents of the text. However, most students do not understand the contents to implement a appropriate method of teaching. Based on this background, the authors conducted a study in teaching reading Japanese text with the use of MURDER Cooperative Models for high school student. This study uses a quasi experimental research design with one group pre-test and post-test. It research are 20 student of 11th graders in Language Class of SMAN 1 Margahayu year 2014/2015. The research instrument are test and questionnaire. The result of data analysis, known tcount at 15,63. ttable value for db=19 is 2,09 for significance of 5% and 2,86 to 1% significance. Because tcount > ttable it shows that there are significiant differences between the pre-test and post-test. Based on the result of the questionnaire, student gave positive feedback on the implementation in reading Japanese text with the use of MURDER Cooperative Models.


(3)

xiii

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran Kooperatif ... 7

B. Membaca ... 15

C. Membaca Teks Bahasa Jepang... 18

D. Hipotesis ... 23


(4)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Partisipan ... 25

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian... 26

F. Teknik Analisis Data ... 28

G. Uji Kelayakan Instrumen Tes... 31

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Pelaksanaan Penelitian ... 40

B. Deskripsi Data ... 49

C. Analisis Hasil Pre-test dan Post-test ... 53

D. Analisis Hasil Data Angket ... 56

E. Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Implikasi ... 71

C. Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(5)

xv

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 25

Tabel 3.2 Tabel Persiapan Menghitung Nilai t-hitung ... 28

Tabel 3.3 Penafsiran Hasil Pengolahan Data Angket ... 31

Tabel 3.4 Prosedur Model Pembelajarann Dengan Kooperatif MURDER ... 37

Tabel 4.1 Proses Belajar Mengajar dengan Model MURDER ... 47

Tabel 4.2 Data Hasil Pre-test ... 50

Tabel 4.3 Data Hasil Post-test ... 52

Tabel 4.4 Analisis Data Hasil Post-test dan Pre-test ... 53

Tabel 4.5 Penafsiran Hasil Pengolahan Data Angket ... 57

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 1 ... 58

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 2 ... 58

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 3 ... 60

Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 4 ... 61

Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 5 ... 62

Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 6 ... 63


(6)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 8 ... 65

Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 9 ... 65

Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 10 ... 66

Tabel 4.16 Frekuensi Jawaban Pertanyaan Nomor 11 ... 67

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Nilai Mean Hasil Tes Evaluasi Siswa ... 49


(7)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian dapat diartikan sebagi cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan (Sutedi, 2009, hlm. 53). Secara umum di dalam pelaksanaan penelitian terdapat dua jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian eksperimen murni (true experiment) dan eksperimen semu (quasi experiment).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan one group pre-test post-pre-test design, yang dilakukan tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengkontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

Metode penelitian ini dibedakan dengan adanya pre-test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dan juga sebagai alat untuk melihat tingkat kesetaraan yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alat kontrol secara statistik, serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh treatment terhadap pencapaian skor pada post-test.


(8)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuasi eksperimen dengan one grup pre-test post-test design yang dilakukan tanpa adanya kelas pembanding. Sebelum diberikannya perlakuan atau treatment, sampel akan diberikan pre-test. Setelah itu sampel diberi perlakuan (treatment) dan ditahap akhir, sampel diberikan post-test.

O1 X O2

Tabel 3.1

Keterangan: O1: Pre-test

X: Perlakuan (treatment) O2: Post-test

(Arikunto, 2013, hlm. 85)

C. Partisipan

Dalam sebuah penelitian, tentunya terdapat berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Begitupun dengan penelitian ini, ada banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini diantaranya adalah:

a. Siswa siswi Kelas XI SMAN 1 Margahayu Tahun Ajaran

2014/2015 sebagai sampel dalam penelitian.

b. Dosen pembimbing skripsi, sebagai pembimbing dalam proses

penulisan skripsi ini, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap penyimpulan data penelitian ini.


(9)

26

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dosen penimbang ahli sebagai pihak yang melaksanakan

pemeriksaan validitas dan reliabilitas terhadap instrument penelitian.

d. Guru bahasa Jepang SMAN 1 Margahayu sebagai narasumber

mengenai silabus dan tujuan pembelajaran bahasa Jepang.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Sumber data dalam penelitian bisa didapat dari manusia ataupun bukan dari manusia. Namun dalam penelitian ini, sumber data yang dimaksud disebut dengan populasi. Populasi adalah manusia yang dijadikan sebagai sumber data (Sutedi, 2009, hlm. 179).

Populasi merupakan kumpulan dari individu atau jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Margahayu Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi, 2009, hlm. 179). Mengingat populasi yang sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk mempermudah penarikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Margahayu. Sebanyak 20 orang siswa.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis yaitu teknik purposive sample atau sampel bertujuan dengan menggunakan kelas yang ada. Pemilihan teknik ini dikarenakan cara


(10)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengambil subjek penelitian bukan berdasarkan strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

E. Instrument Penelitian

Teknik pengumpulan data berkaitan dengan jenis instrument yang digunakan dalam penelitian. Sutedi (2011, hlm. 155) mengatakan bahwa instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan non tes yang berupa angket.

1. Tes

Menurut Sutedi (2009, hlm. 157) tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu.

Arikunto (2013, hlm. 193) juga berpendapat bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang siswa SMA.

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dilaksanakan tujuh kali pertemuan. Tes yang digunakan berupa tes tulis berbentuk pilihan ganda dan essai. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan mengacu pada teks bacaan yang tersedia. Siswa diharapkan untuk memahami isi teks bacaan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyan.


(11)

28

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk sistem penilaian instrument tes essai dalam penelitian ini, penulis memberikan nilai dengan bobot 0 sampai 3. Dengan deskripsi sebagai berikut:

o Nilai 0 : Tidak dijawab

o Nilai 1 : Terdapat banyak sekali kesalahan

o Nilai 2 : Terdapat sedikit kesalahan penulisan

o Nilai 3 : Tidak terdapat kesalahan

2. Angket

Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2009, hlm. 164) angket merupakan salah satu instrument pengumpulan data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian).

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan membaca teks bahasa Jepang menggunakan model pembelajaran kooperatif MURDER. Angket ini diberikan pada akhir proses pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data Statistik

Terdapat langkah-langkah dalam pengolahan data statistik.

a. Membuat tabel persiapan untuk menilai t-hitung. Tabel persiapan

yang diperlukan berisi kolom-kolom seperti berikut. Tabel 3.2

Tabel persiapan untuk menghitung nilai t-hitung

No X Y D d2

(1) (2) (3) (4) (5)


(12)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M (7)

Keterangan:

1) Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah

sampel

2) Kolom (2) diisi dengan nilai pre-test

3) Kolom (3) diisi dengan nilai post-test

4) Kolom (4) diisi dengan nilai gain (d)

5) Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada

kolom (4)

6) Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut

7) M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), (4) dan (5)

b. Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test

Gain= Post-test – Post-test

c. Mencari rata-rata (mean) kedua variabel, yaitu variabel X (pre-test)

dan Y (post-test)

Keterangan:

Mx : rata-rata (mean) nilai variabel X


(13)

30

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N1 : jumlah sampel variable X

My : rata-rata (mean) nilai variabel Y

∑y : jumlah seluruh nilai variabel Y

N2 : jumlah sampel variabel Y

e. Mencari mean gain (d) antara pre-test dan post-test

Keterangan:

Md : rata-rata (mean) nilai gain

∑d : jumlah seluruh nilai gain

N : jumlah sampel

f. Menghitung nilai kuadrat deviasi

Keterangan:

∑x2

d : kuadrat deviasi nilai gain

∑d2

: jumlah pengkuadratan seluruh nilai gain

∑d : jumlah seluruh nilai gain

N : jumlah sampel

g. Mencari nilai hitung dan memberi interpretasi terhadap nilai


(14)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Md : rata-rata (mean) nilai gain

∑x2

d : kuadrat deviasi nilai gain

N : jumlah sampel

d. Mencari signifikansi atau membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel untuk menguji kebenaran, dengan rumus:

h. Memberikan interpretasi berdasarkan nilai t-hitung.

Merumuskan hipotesis kerja (Hk): Terdapat perbedaan yang signifikan antara variable X dan variable Y,

Merumuskan hipotesis nol (Ho): Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variable X dan variable Y.

2. Teknik Pengolahan Data Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013, hlm. 194).

Untuk menganalisis respon siswa yang telah diperoleh, digunakan presentase dari angket respon siswa dengan rumus:


(15)

32

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

p : presentase jawaban

f : frekuensi setiap jawaban dari responden

n : banyaknya responden

100% : presentase frekuensi dari tiap jawaban responden

Berikut merupakan penafsiran presentase yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil pengolahan data angket dalam penelitian ini:

Tabel 3.3

Penafsiran Hasil Pengolahan Data Angket

Presentase Penjelasan

0% Tidak seorangpun

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

G. Uji Kelayakan Instrumen Tes

1. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak


(16)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2013)

Kita dapat mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

BA : jumlah jawaban kelompok benar kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

Penafsiran

TK : 0,00 – 0,25 = sukar

TK : 0,26 – 0,75 = sedang

TK : 0,76 – 1,00 = mudah

Untuk mengukur tingkat kesulitan butir soal esai digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

SkA : jumlah skor jawaban kelompok atas


(17)

34

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n : jumlah skor sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Sk.mak: skor maksimal Sk.min : skor minimal

2. Daya Pembeda

Soal yang baik adalah yang bisa membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah untuk melihat daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus berikut:

Keterangan:

DP : daya pembeda

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

N : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Sedangkan untuk mengukur daya pembeda butir soal esai yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

DP : daya pembeda

SkA : jumlah skor jawaban kelompok atas


(18)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Sk.mak: skor maksimal Sk.min : skor minimal

Penafsiran:

TK : 0,00 – 0,25 = rendah (lemah)

TK : 0,26 – 0,75 = sedang

TK : 0,76 – 1,00 = tinggi (kuat)

3. Uji Validitas

Validitas yaitu sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2013, hlm. 211). Hasilnya bisa dianalisis dengan t-test untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang sangat berarti atau tidak. Jika tidak ada perbedaan yang berarti (signifikan), artinya soal atau pertanyaan tersebut dapat dianggap memiliki validitas yang layak untuk dijadikan instrument penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara dengan mencari nilai t-hitung untuk menguji validitas instrument, yaitu dengan rumus:

Keterangan:

t : nilai t hitung

Mx : mean variabel x

My : mean variabel y


(19)

36

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sdy : pengkuadratan dari standar deviasi variabel y

Penafsiran uji validitas:

0,00 – 0,20 : sangat rendah

0,21 – 0,40 : rendah

0,41 – 0,70 : sedang

0,71 – 0,90 : tinggi

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

4. Uji Reliabilitas

Perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunkan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula.

Untuk menguji reliabilitas suatu perangkat tes yaitu dengan cara ekuivalensi, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : banyaknya siswa

∑ X : jumlah skor siswa pada setiap butir soal

∑ Y : jumlah total skor siswa

∑ XY : jumlah hasil perkalian skor siswa pada setiap butir soal


(20)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penafsiran:

0,00 – 0,20 : sangat rendah

0,21 – 0,40 : rendah

0,41 – 0,70 : sedang

0,71 – 0,90 : kuat

0,91 – 1,00 : sangat kuat

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, berikut ini proses tahapan yang dilakukan:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi subjek yang akan diteliti di lapangan. Peneliti mengidentifikasi pola kalimat dan kosakata yang sudah dipelajari oleh subjek peneliti melalui buku teks atau buku ajar yang dipakai, yaitu Nihonggo 2 , Sakura 1 dan Sakura 2.

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

1) Mencari wacana atau teks yang akan digunakan dalam

penelitian

2) Membuat soal pre-test dan post-test

3) Membuat pertanyaan untuk angket


(21)

38

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba instrument ini dilakukan pada siswa kelas XI Lintas Minat Jepang.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pre-test (tes awal) terhadap siswa untuk mengetahui

kemampuan membaca teks bahasa Jepang sebelum mendapatkan perlakuan (treatment). Pemberian pre-test berupa tes berbentuk pilihan ganda dan essai untuk mengetahui kemampuan sampel dalam membaca teks bahasa Jepang.

Dalam tes ini terdapat 10 soal yang yang diberikan, terdapat 5 soal bentuk pilihan ganda dan 5 soal bentuk essai. Pemberian tes ini dilakukan untuk mendapatkan data hasil tes membaca teks bahasa Jepang sebelum sampel diberi pengajaran mengenai pembelajaran kooperatif MURDER.

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif

MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) diberikan pada perlakuan (treatment) pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima, agar siswa benar-benar memahami dan mampu menerapkan metode tersebut.

Tabel 3.4

Prosedur Model Pembelajaran Dengan Kooperatif MURDER


(22)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah 1

Mood

Menciptakan suasana yang positif untuk

meningkatkan semangat belajar siswa

Guru mengajak siswa untuk menciptakan konsentrasi belajar siswa sehingga dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.

Siswa secara berkelompok bermain game terkait hiragana, katakana, dan kosakata.

Langkah 2 Understand

Memahami dan menangkap informasi dari

teks yang diberikan.

Guru memberikan teks wacana sederhana bahasa Jepang

Membaca wacana yang diberikan oleh guru dan memahami wacana tersebut tanpa dihafalkan.

Langkah 3 Recall

Pengulangan dengan meringkas intisari dari teks

yang diberikan

Guru memberikan waktu kurang lebih 15 menit untuk merangkum teks wacana.

Meminta siswa membuat rangkuman dari teks tersebut dengan bahasa sendiri. Kemudian membacakan hasilnya di depan kelas.

Langkah 4 Detect

Menelaah makna dan pola kalimat yang kurang dimengerti maupun yang

baru dipelajarinya.

Guru meminta siswa untuk mencari makna maupun pola kalimat yang kurang dipahami.

Siswa menemukan kosakata maupun pola kalimat yang kurang dimengerti

kemudian membahasnya bersama-sama.

Langkah 5 Elaborate

-Guru memberikan waktu kurang lebih 15 menit

-Siswa membuat karangan pendek terkait tema wacana


(23)

40

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengembangkan teks

bacaan dengan pengalaman yang

dimilikinya.

untuk membuat karangan pendek terkait tema dengan pengalaman yang dimilikinya

-Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan bahasa Jepang

sesuai dengan

pengalamannya masing-masing.

-Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan bahasa Jepang

Langkah 6 Review

Pelajari kembali dengan mengulang membaca teks

disertai pemahaman maknanya

Guru secara acak meminta siswa untuk membaca teks wacana dengan maknanya

Siswa membacakan teks wacana dengan makna yang diketahuinya

c. Pelaksanaan post-test (tes akhir) terhadap siswa untuk mengetahui

kemampuan membaca teks bahasa Jepang siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Siswa diberikan teks yang sama pada saat pre-test dan langsung mempraktikan pembelajaran MURDER seperti sebelumnya, setelah itu siswa langsung menjawab pertanyaan terkait teks wacana tersebut.

Dalam tahap ini merupakan pengujian kemampuan masing-masing siswa setelah bekerja di dalam tim pembelajaran MURDER.

d. Memberikan angket kepada siswa saat pertemuan terakhir dalam

pelaksanaan penelitian. Angket diberikan untuk mengetahui respon siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang.


(24)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isi dari angket tersebut mengarahkan siswa untuk memberikan tanggapan mengenai penerapan model pembelajaran yang telah dipelajari dalam membaca teks bahasa Jepang.

3. Tahap Akhir

Tahap terakhir yang dilakukan peneliti pada penelitian ini yaitu:

a. Pengolahan data statistik, baik tes maupun angket

b. Melakukan analisis data yang diperoleh dari hasil tes siswa

c. Menginterpretasikan hasil analisis data penelitian


(25)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat dapat disimpulkan

bahwa kemampuan siswa dalam membaca teks bahasa Jepang sebelum diberikan treatment (perlakuan) dan setelah diberikan treatment (perlakuan) dengan menggunakan model kooperatif MURDER, menunjukan peningkatan yang terlihat dari perolehan nilai mean antara pre-test dan post-test.

2. Dari perhitungan menggunakan rumus statistik uji t tabel yang telah

dilakukan, dan hasil dari t-hitung yang diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t-hitung > t tabel

sehingga artinya hipotesis yang diajukan penulis (Hk) diterima karena

ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan model kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang.

3. Berdasarkan hasil angket, respon siswa terhadap model kooperatif

MURDER ini disambut baik dan positif oleh para siswa SMA. Hal ini didasari hasil pengolahan data angket yang diperoleh dari sampel. setelah siswa melakukan treatment (perlakuan) sebanyak lima kali. Siswa menyatakan model MURDER ini sangat menarik diterapkan dalam membaca teks bahasa Jepang. Dan hampir seluruh siswa juga berpendapat bahwa model pembelajaran MURDER ini sangat


(26)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Jepang.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis terdapat beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan yang signifikan

dalam membaca teks bahasa Jepang terdapat implikasi bahwa dengan model pembelajaran kooperatif MURDER ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Jepang siswa. Sehingga akan berdampak baik dalam pembelajaran bahasa Jepang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dari hasil penelitian ini pula menunjukkan bahwa adanya perbedaan

dan perubahan dalam proses pembelajaran setelah menggunakan model kooperatif MURDER, siswa menjadi lebih berani dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Dari respon positif sebagian besar siswa terhadap model kooperatif

MURDER ini, terdapat implikasi bahwa model MURDER dirasa lebih menyenangkan dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran bahasa Jepang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, rekomendasi yang dapat di sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat banyak kesulitan yang dialami siswa ketika membaca teks

bahasa Jepang, sekaligus ketika harus memahami isi dari teks tersebut. Sehingga penulis menyarankan dalam membaca teks bahasa Jepang menggunakan model kooperatif MURDER yang dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif. Dengan adanya


(27)

72

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelebihan dari model tersebut yang menjadikan siswa lebih paham pada setiap kosakata maupun pola kalimat dalam ingatan jangka panjang, dan dengan adanya perlakuan mood sebelum siswa masuk ke dalam materi pembelajaran, dengan begitu proses pembelajaran menjadi lebih menarik, membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (semu)

dikarenakan kelas yang terbatas pada saat penelitian. Maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan metode eksperimen murni agar data yang diperoleh lebih jelas dengan adanya kelas kontrol (kelas pembanding).

3. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA, dan terdapat kekurangan

karna waktu pembelajaran yang terbatas (khususnya dalam membaca), maka dari itu penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut pada mahasiswa di tingkat Universitas, karena terdapat mata kuliah khusus untuk memahami teks wacana yaitu dokkai.

4. Penulis juga menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai penerapan model kooperatif MURDER. Tidak hanya untuk pembelajaran membaca saja, tetapi dapat juga dikembangkan pada pembelajaran yang lainnya, yang diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran.


(28)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG


(29)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Hanafiah, N. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Ogawa, Yoshio. 1982. Nihongo Kyouiku Jiten. Toukyou: Daishukan Shoten. Permatasari, R. 2009. Model Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dalam Membaca Teks Bahasa Jepang (Penelitian Eksperimen Terhadap Kelas XI SMAN 14 Bandung 2008/2009). (Skripsi). FPBS UPI. Bandung.

Rahmi, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Runchitami, N. 2012. Efektifitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Dokkai pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang FPBS UPI TA 2011/2012. (Skripsi). FPBS UPI. Bandung. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Standar


(30)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santyasa, IW. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Makalah. Disajikan dalam Pelatihan tentang Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru-guru Sekolah Menengah di Kecamatan Nusa Penida. Bali: UNDIKSHA.

Slavin, RE. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.

Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Tarigan, HG. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka


(1)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca teks bahasa Jepang sebelum diberikan treatment (perlakuan) dan setelah diberikan treatment (perlakuan) dengan menggunakan model kooperatif MURDER, menunjukan peningkatan yang terlihat dari perolehan nilai mean antara pre-test dan post-test.

2. Dari perhitungan menggunakan rumus statistik uji t tabel yang telah dilakukan, dan hasil dari t-hitung yang diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai t-hitung > t tabel sehingga artinya hipotesis yang diajukan penulis (Hk) diterima karena ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan model kooperatif MURDER dalam membaca teks bahasa Jepang.

3. Berdasarkan hasil angket, respon siswa terhadap model kooperatif MURDER ini disambut baik dan positif oleh para siswa SMA. Hal ini didasari hasil pengolahan data angket yang diperoleh dari sampel. setelah siswa melakukan treatment (perlakuan) sebanyak lima kali. Siswa menyatakan model MURDER ini sangat menarik diterapkan dalam membaca teks bahasa Jepang. Dan hampir seluruh siswa juga berpendapat bahwa model pembelajaran MURDER ini sangat


(2)

71

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Jepang.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis terdapat beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam membaca teks bahasa Jepang terdapat implikasi bahwa dengan model pembelajaran kooperatif MURDER ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Jepang siswa. Sehingga akan berdampak baik dalam pembelajaran bahasa Jepang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dari hasil penelitian ini pula menunjukkan bahwa adanya perbedaan dan perubahan dalam proses pembelajaran setelah menggunakan model kooperatif MURDER, siswa menjadi lebih berani dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Dari respon positif sebagian besar siswa terhadap model kooperatif MURDER ini, terdapat implikasi bahwa model MURDER dirasa lebih menyenangkan dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran bahasa Jepang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, rekomendasi yang dapat di sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat banyak kesulitan yang dialami siswa ketika membaca teks bahasa Jepang, sekaligus ketika harus memahami isi dari teks tersebut. Sehingga penulis menyarankan dalam membaca teks bahasa Jepang menggunakan model kooperatif MURDER yang dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif. Dengan adanya


(3)

Yuni Khamniyah, 2015

kelebihan dari model tersebut yang menjadikan siswa lebih paham pada setiap kosakata maupun pola kalimat dalam ingatan jangka panjang, dan dengan adanya perlakuan mood sebelum siswa masuk ke dalam materi pembelajaran, dengan begitu proses pembelajaran menjadi lebih menarik, membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (semu)

dikarenakan kelas yang terbatas pada saat penelitian. Maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan metode eksperimen murni agar data yang diperoleh lebih jelas dengan adanya kelas kontrol (kelas pembanding).

3. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA, dan terdapat kekurangan karna waktu pembelajaran yang terbatas (khususnya dalam membaca), maka dari itu penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut pada mahasiswa di tingkat Universitas, karena terdapat mata kuliah khusus untuk memahami teks wacana yaitu dokkai.

4. Penulis juga menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model kooperatif MURDER. Tidak hanya untuk pembelajaran membaca saja, tetapi dapat juga dikembangkan pada pembelajaran yang lainnya, yang diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran.


(4)

73

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG


(5)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Hanafiah, N. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Nurgiyantoro, B. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Ogawa, Yoshio. 1982. Nihongo Kyouiku Jiten. Toukyou: Daishukan Shoten. Permatasari, R. 2009. Model Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dalam Membaca Teks Bahasa Jepang (Penelitian Eksperimen Terhadap Kelas XI SMAN 14 Bandung 2008/2009). (Skripsi). FPBS UPI. Bandung.

Rahmi, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Runchitami, N. 2012. Efektifitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Dokkai pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang FPBS UPI TA 2011/2012. (Skripsi). FPBS UPI. Bandung. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Standar


(6)

Yuni Khamniyah, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santyasa, IW. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru- Guru SMP dan SMA di Nusa Penida. Bali: UNDIKSHA.

Santyasa, IW. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Makalah. Disajikan dalam Pelatihan tentang Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru-guru Sekolah Menengah di Kecamatan Nusa Penida. Bali: UNDIKSHA.

Slavin, RE. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.

Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Tarigan, HG. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka