Perbedaan Perilaku Agresi antara Pendukung Persib dan Pendukung Persija. Skripsi.

(1)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Angga Putra Pradana 1001314

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh

Angga Putra Pradana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

© Angga Putra Pradana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

(5)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia dan semua lapisan masyarakat dapat memainkan olahraga ini. Sepakbola juga sudah menjadi gaya hidup bagi banyak orang dan menjadi industri olahraga bagi para pebisnis (Wahyudi,2009). Menurut Putri (2013), di Indonesia sendiri, animo masyarakat terhadap sepakbola sangat tinggi. Pada suatu pertandingan sepakbola, tidak hanya ada pemain sepakbola saja yang berada di lapangan, tetapi terdapat pendukung klub sepakbola sebagai pemain ke-12 dalam suatu pertandingan (Putri, 2013).

Kehadiran pendukung sepakbola dapat mempengaruhi kemajuan pada sepakbola (Wahyudi, 2009). Menurut Wahyudi (2009), kemajuan yang terasa saat ini pada sepakbola tidak hanya sebagai olahraga dengan tujuan mencapai kesehatan, tetapi sekarang sepakbola merupakan sebuah lahan industri. Kehadiran penonton atau pendukung klub sepakbola, membuat pemilik klub dan panitia pelaksana pertandingan mendapatkan keuntungan dari penjualan tiket di setiap pertandingan. Sebagaimana yang dilansir dari artikel online yang ditulis oleh Saeful (2012), bahwa panitia pelaksana pertandingan mendapatkan keuntungan dari tiket pertandingan Liga Super Indonesia antara Persib dan Persija yang naik hingga tiga kali lipat, meskipun demikian, animo pendukung sepakbola untuk menonton tetap tinggi.

Berikut merupakan data jumlah penonton sepakbola Liga Super Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak hingga 8 Februari 2012 (Paramatha, 2012):

Tabel 1.1. Jumlah Penonton Terbanyak Liga Super Indonesia

No Pertandingan Jumlah Penonton


(6)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Persipura 2-1 Sriwijaya

Gresik United 1-2 Mitra Kukar Sriwijaya 5-1 Persiba Balikpapan PSMS 0-0 Persipura

Gresik United 2-0 Arema Persib 3-2 Persiram Sriwijaya 5-0 Persidafon Persib 1-1 PSAP

Gresik United 3-2 Persela

23.825 22.800 21.875 21.332 21.000 20.283 20.235 20.187 20.000

Fakta di atas menunjukkan antusias para pendukung klub di Indonesia untuk menonton langsung pertandingan sangat tinggi, setiap satu pertandingan dipenuhi lebih dari dua puluh ribu penonton sepakbola. Selain itu, menurut artikel yang ditulis oleh Wahyu (2012), kehadiran pendukung sepakbola seringkali memberikan dampak negatif, seperti saling serang antar pendukung dan memukuli pendukung klub lain yang tidak disukainya. Hal tersebut dapat terlihat dari kerusuhan yang terjadi pada tahun 2011 bulan Mei antara pendukung Persib dan Persija, dua orang pendukung Persib meninggal setelah Persib menahan imbang Persija 2-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Korban meninggal yaitu DM, warga Jati Asih, Bekasi dan RCN asal Bandung meninggal setelah dikeroyok sekelompok orang yang diduga merupakan oknum The Jakmania (kelompok pendukung Persija) (Wahyu, 2012).

Bentrokan yang terjadi antara pendukung Persib dan pendukung Persija juga dapat terlihat pada pertandingan Liga Super Indonesia antara Persib dengan Persija di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada tanggal 28 Agustus 2013, kedua kelompok melakukan pelemparan pecahan keramik (Raharjo, 2013). Tindakan melempar dengan pecahan keramik untuk melukai seseorang merupakan salah satu contoh bentuk perilaku agresi (Krahe, 2005).


(7)

3

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baron & Bryne (2005:69) menyatakan bahwa perilaku agresi sebagai perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan. Simon dan Taylor (dalam Krahe, 2005:220) menjelaskan bahwa olahraga yang membutuhkan kontak fisik yang lebih banyak, akan lebih mungkin meningkatkan kecenderungan berperilaku agresi para penontonnya.

Salah satu bentuk perilaku agresi antara pendukung Persib dan Persija dapat terlihat dari fakta terbaru yang terjadi pada tanggal 22 Juni saat Persib akan bertandang ke Jakarta, tetapi bus Persib dilempari batu oleh beberapa oknum The Jakmania (Permana, 2013). Kemudian aksi tersebut dibalas oleh beberapa oknum Viking Bandung (kelompok pendukung Persib) dengan melakukan sweeping dan merusak mobil ber-plat B yang memasuki pintu tol Pasteur dan juga di beberapa tempat di Bandung. Plat B merupakan nomor kendaraan polisi Ibu Kota Jakarta yang notabene homebase pendukung Persija (Permana, 2013).

Bentuk perilaku agresi yang dilakukan oleh The Jakmania adalah dengan cara melemparkan batu. Menurut Buss & Perry (1992), hal tersebut merupakan jenis physical aggression atau perilaku agresi fisik dengan tujuan melukai seseorang. Sementara itu, bentuk perilaku agresi yang dilakukan oleh Viking adalah melakukan sweeping dan perusakan terhadap mobil plat-B sebagai bentuk kemarahan dan balas dendam pada The Jakmania. Buss & Perry (1992) menjelaskan bahwa perilaku agresi tersebut merupakan jenis perilaku agresi anger atau kemarahan. Anger adalah bentuk agresi yang tidak terlihat, ada di dalam perasaan seseorang terhadap orang lain, tetapi dampaknya dapat dirasakan ketika menyakiti atau melukai orang lain seperti kesal dan marah. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jenis perilaku agresi antara kelompok Viking dengan The Jakmania.

Perilaku agresi pada individu dan kelompok dapat muncul karena adanya kompetisi dan konflik peluang (Sherif dalam Sarwono, 2009). Namun tidak menutup kemungkinan konflik tersebut berkembang menjadi


(8)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konflik kelompok yang menyebabkan prasangka negatif terhadap kelompok lain, sehingga berimplikasi pada munculnya perilaku agresi kelompok (Baron & Byrne, 2005).

Perilaku agresi yang ditampilkan oleh kelompok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jumlah kelompok (Opiksi, 2012), fanatisme (Hidayat, 2014), frustrasi, provokasi, stres, kejadian aversif, efek senjata, melihat kekerasan di media, memainkan video games kekerasan, suhu udara, dan alkohol (Myers, 2012 dan Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut memberikan suatu gambaran bahwa adanya perbedaan perilaku agresi antara Viking dan The Jakmania sebagai suatu kelompok pendukung klub sepakbola.

Berdasarkan fenomena dan pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan Perilaku Agresi antara Pendukung Persib dan Pendukung Persija”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena di latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan di setiap dimensi perilaku agresi antara kelompok Viking dan kelompok The Jakmania?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada

setiap dimensi perilaku agresi antara kelompok Viking dan kelompok The Jakmania.


(9)

5

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan ilmu psikologi sosial, khususnya bahasan mengenai teori perilaku agresi.

2. Praktis

Hasil penelitian ini akan diberikan kepada pihak PSSI, sebagai informasi tentang perilaku agresi pendukung klub sepakbola yang cenderung melakukan perilaku agresi pada taraf yang tinggi, dan dapat mengantisipasi sebelum terjadinya bentrokan yang dilakukan oleh pendukung tersebut.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian ini, struktur organisasi dan sistematika skripsi yang digunakan adalah:

1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Perilaku Agresi B. Jenis-Jenis Perilaku Agresi

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi D. Teori-Teori Agresi


(10)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Lokasi Penelitian C. Populasi dan Sampel

D. Variabel dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Proses Pengembangan Instrumen H. Kategorisasi Skala

I. Teknik Analisis Data J. Prosedur Penelitian

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perilaku Agresi Kelompok Viking dan Kelompok The Jakmania

B. Uji Perbedaan Perilaku Agresi antara Kelompok Viking dengan Kelompok The Jakmania Secara Keseluruhan

C. Uji Perbedaan Perilaku Agresi antara Kelompok Viking dengan Kelompok The Jakmania pada Setiap Dimensi

D. Keterbatasan Penelitian

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan


(11)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009: 14).

Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Teknik komparatif digunakan untuk membandingkan dua sampel atau mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau terdapat perbedaan (Arikunto, 2010:6).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandung dan Ibu Kota Jakarta. Alasan peneliti memilih Kota Bandung dan Ibu Kota Jakarta merupakan kota tempat masing-masing kelompok pendukung tersebut dibentuk dan daerah yang paling banyak anggotanya. Penelitian dilakukan di tempat masing-masing kelompok pendukung berkumpul atau mengadakan pertemuan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Viking dan anggota The Jakmania yang tidak diketahui jumlahnya, karena jumlah anggota kedua kelompok tersebut dapat bertambah setiap hari. Dalam pemilihan sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang artinya sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan dari penelitian ini (Arikunto, 2002: 117).


(12)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel pada penelitian ini akan dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Anggota Viking yang tinggal di Bandung dan sering menonton langsung pertandingan di lapangan.

2. Anggota The Jakmania yang tinggal di Jakarta dan sering menonton langsung pertandingan di lapangan.

D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel atau variabel tunggal, yaitu perilaku agresi.

2. Definisi Operasional

Perilaku agresi pada Viking dan The Jakmania diketahui dari skor total yang diperoleh dari subjek berdasarkan jenis-jenis agresi menurut Buss dan Perry (1992), yaitu

a) Physical Aggression (agresi secara fisik)

Agresi secara fisik yang bentuknya seperti menendang, memukul, merusak, dan membakar untuk melukai seseorang atau benda. b) Verbal Aggression (agresi secara verbal)

Agresi secara verbal yang dilakukan untuk melukai seseorang seperti mengejek, menghina, mengumpat, mencaci dan mengancam.

c) Anger (kecenderungan untuk cepat marah)

Kecenderungan cepat marah merupakan agresi yang dilakukan karena tidak dapat mengendalikan emosi marah, seperti kesal dan marah.

d) Hostility (proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain)

Bentuk dari hostility dapat berupa cemburu, iri ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain.


(13)

28

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan kuesioner atau angket dalam pengumpulan data. Kuesioner atau angket merupakan serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis, yang selanjutnya disebarkan kepada responden untuk diisi, kemudian dikembalikan kepada peneliti (Bungin, 2005:123). F. Instrumen Penelitian

1. Spesifikasi Instrumen

Untuk mengetahui tingkat perilaku agresi pada sampel penelitian, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa skala yang dibuat oleh Perdana (2012) berdasarkan empat jenis perilaku agresi menurut Buss & Perry (1992) dan dimodifikasi berdasarkan karakteristik masing-masing kelompok pendukung. Peneliti memilih instrumen tersebut karena instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi pada kategori reliabilitas menurut Guilford, yaitu sebesar 0,952 dan sesuai dengan maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen tingkat perilaku agresi :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresi

Dimensi Indikator Item ∑ Item

Physical Agression Kecenderungan individu untuk melakukan penyerangan secara fisik.

1, 2, 5, 8, 10, 12, 15, 20, 26, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 40, 41, 43, 47, 48, 49,

50 22 Verbal Agression Kecenderungan individu untuk melakukan penyerangan secara verbal atau dengan kata-kata.

6, 9, 11, 13, 16, 17, 19, 21, 23, 27, 28, 30, 38, 42, 44, 45, 46

17

Anger Kecenderungan

Individu tidak dapat menahan

3, 7, 14, 18, 22, 24, 31,34, 39


(14)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

marah dan kesal.

Hostility Adanya

ketidakpercayaan, kekhawatiran, rasa iri, dan kecemburuan terhadap orang lain.

4, 25 2

2. Pengisian Kuesioner

Dalam pengisian kuesioner, responden memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden. Pemilihan jawaban oleh responden dilakukan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban. Instrumen ini menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban Sangat Sering (SS), Sering (S), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP).

3. Penyekoran

Penyekoran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing-masing pernyataan yang dipilih oleh responden. Pemberian skor dilakukan dengan mengacu pada tabel 3.2. setelah diperoleh skor dari masing-masing pernyataan, selanjutnya skor dijumlahkan sehingga diperoleh skor total dari setiap responden. Kemudian menghitung mean dan deviasi standar serta membuat kategori skala perilaku agresi.

Tabel 3.2 Skoring Instrumen Perilaku Agresi

Pilihan Jawaban Nilai

Favorable Unfavorable

Sangat Sering (SS) 4 1

Sering (S) 3 2

Pernah (P) 2 3


(15)

30

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Proses Pengembangan Instrumen

Alat ukur yang akan digunakan oleh peneliti akan diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan kepada subjek yang sebenarnya. Uji coba instrumen dilakukan kepada 60 responden kelompok Viking dan 60 responden pada kelompok The Jakmania.

1. Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya. Hal ini untuk membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan, indikator keperilakuan, dan item-itemnya memang membentuk suatu konstrak yang akurat bagi variabel yang diukur (Azwar, 2012:131). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruk dan analisis item dengan bantuan program SPSS 20.0.

Berikut ini adalah hasil dari uji validitas konstruk dan analisis item yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0, sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Analisis Item Instrumen Perilaku Agresi

Dimensi Item Final ∑ Item

Physical Agression 1, 2, 3, 7, 9, 12, 17, 22, 25, 28, 29, 30, 31, 32,

34, 36, 40, 41, 42

19

Verbal Agression 4, 6, 8, 10, 13,14, 16, 18, 20, 23, 24, 26, 33,

35, 37, 38, 39

17

Anger 5, 11, 15, 19, 27 5

Hostility 21 1

Jumlah 42


(16)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu ciri instrumen ukur memiliki kualitas baik apabila mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran yang kecil atau disebut dengan reliabel (Azwar, 2012:111). Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui uji coba instrumen terlebih dahulu menggunakan formula Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 20.0 untuk menghitung item-item yang sudah valid.

Berikut ini adalah kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford:

α= [n − 1] [1 −n ∑ VV i

t ]

Keterangan:

�= Koefisien Reliabilitas Instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vi = Jumlah varians butir

Vt = Varians skor total

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Menurut Guilford Derajat Reliabilitas Interpretasi

0,91 - 1,00 Sangat Tinggi

0,71 - 0,90 Tinggi

0,41 - 0,70 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

< 0,20 Sangat Rendah

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan bantuan program SPSS 20.0 :


(17)

32

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data SPSS di atas, dapat diketahui bahwa reliabilitas instrumen perilaku agresi adalah sebesar 0,927. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. H. Kategorisasi Skala

Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan variabel yang diukur (Azwar, 2012:147). Kategorisasi skala dibuat berdasarkan pada persentil. Persentil yang digunakan adalah persentil 50 (P50), sehingga menghasilkan dua kategori tingkat perilaku agresi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non-parametrik, karena data penetilian berupa data ordinal dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang termasuk ke dalam non

probability sampling, sehingga teknik komparatif yang digunakan

menggunakan uji komparasi Mann-Whitney (Sugiyono, 2010). Teknik analisis data penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0.

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terbagi menjadi 4 tahap, di antaranya adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya meliputi: Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items


(18)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memilih topik permasalahan b. Melakukan studi kepustakaan c. Penyusunan proposal penelitian

d. Mengajukan proposal kepada Dewan Skripsi e. Perizininan penelitian

f. Menyusun instrumen penelitian g. Uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti dating ke lokasi pengambilan data. Selanjutnya, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud penelitian dan cara pengisian kuesioner, setelah itu meminta kepada responden mengisi kuesioner.

3. Tahap Pengolahan Data

Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu: a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan jumlah kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah proses dimana peneliti merekap semua data yang telah diperoleh di lapangan.

c. Pengolahan Data secara Statistik

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan

software SPSS versi 20.0 for Windows dengan melakukan

pengujian yaitu uji coba instrumen dan uji perbandingan. 4. Tahap Penyelesaian

Tahap Penyelsaian terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: a. Menampilkan hasil dan analisis penelitian.

b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan.


(19)

34

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan hasil penelitian tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(20)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania. Maka, Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi

physical aggression antara kelompok Viking dengan kelompok The

Jakmania.

3. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi

verbal aggression antara kelompok Viking dengan kelompok The

Jakmania.

4. Terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi

anger antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania.

5. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi

Hostility antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari penelitian, adapun saran yang ditujukan bagi kelompok pendukung, PSSI, dan peneliti selanjutnya, sebagai berikut: 1. Bagi Anggota dan Kelompok Pendukung

Dengan masih terjadinya perilaku agresi seperti bentrokan, pengeroyokan, dan perusakan yang dilakukan oleh para anggota kelompok pendukung, sebaiknya kelompok pendukung lebih meningkatkan lagi kegiatan atau program yang memiliki dampak positif, agar para anggota dapat mengalihkan agresinya ke arah yang positif dan tidak merugikan bagi semua pihak.

Adapun saran lain yang dapat menekan dan mereduksi perilaku agresi anggota kelompok pendukung, di ataranya adalah :


(21)

52

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Katarsis

Menurut Dollard (dalam Baron & Bryne, 2005), jika individu mengekspresikan kemarahan dan hostility mereka dalam cara yang relatif tidak berbahaya, maka kecenderungan mereka untuk melakukan perilaku agresi yang berbahasa dan merugikan orang lain akan berkurang. Contohnya, dapat disalurkan melalui olahraga keras dan berteriak dalam ruangan kosong yang dapat mengurangi keterangsangan emosional.

b. Manajemen Kemarahan

Kemarahan dan rangsangan afektif negatif berperan penting dalam pengekspresian perilaku agresi. Dengan demikian, pengendalian kemarahan dapat mengurangi agresi seseorang (Baron & Byrne, 2005).

c. Mengamati Perilaku Non-agresi

Perilaku agresi disebabkan oleh seseorang yang mengamati perilaku kekerasan atau perilaku agresi yang dilakukan oleh orang lain. Oleh karena itu, untuk mereduksi perilaku agresi tersebut, dapat pula dilakukan dengan mengamati perilaku nonagresi. Mengamati orang yang berperilaku nonagresi dapat mengurangi tindakan agresi dari pengamatnya (Baron & Richardson, dalam Krahe, 2005).

2. Bagi Pemerintah (PSSI)

Saran bagi pemerintah, khususnya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), harus lebih bertindak lebih tegas dalam memberikan hukuman dan sanksi bagi para pendukung yang melakukan perilaku agresi yang dapat merugikan persepakbolaan di Indonesia. Menurut Baron & Byrne (2005), hukuman adalah salah satu bentuk pencegahan terhadap perilaku agresi yang dilakukan seseorang. Hukuman akan memberikan konsekuensi yang menyakitkan untuk mengurangi perilaku tertentu dan sebagai suatu teknik untuk


(22)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengurangi perilaku agresi. PSSI juga harus meningkatkan keamanan pada saat berlangsungnya pertandingan sepakbola, agar ketika ada kerusuhan dapat diantisipasi dan diselesaikan tanpa ada korban dan kerugian yang lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Metode dalam penelitian ini seharusnya tidak hanya menggunakan pendekatan kuantitatif, tetapi dicampur dengan pendekatan kualitatif seperti wawancara, agar lebih mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku agresi pada suprter secara mendalam.


(23)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rianeka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi

2010. Jakarta: Rianeka Cipta

Atkinson, R. L., Atkinson, R. C & Hilgard, E. R. (1983). Pengantar Psikologi

Edisi ke-8 Jilis 2. Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A, & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Edisi ke-10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of

Personality & Social Psychology, 63, 452-459.

Bungin, M. B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Creswell, J. W. (2010). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fajar, M. N. (2009). Hubungan Antara Prasangka Dengan Perilaku Agresif Pada Masyarakat Jawa Terhadap Masyarakat Tionghoa Di Kelurahan Kemlayan Surakarta. Skripsi UNS: Surakarta.

Fromm, E. (2000). Akar Kekerasan : Analisis Sosio-Psikologis Atas Watak

Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Goble, F., G. (1987). Mahzab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.

Hasan, Y., dkk. (2012). The More You Play, The More Aggressive You Become: A Long-Term Experimental Study Of Cumulative Violent Video Game Effects On Hostile Expectations Andaggressive Behavior. Journal of

Experimental Social Psychology. 49, (2013) 224–227.

Hanggori, W., dkk. (2014). Suhu Jakarta Turun Ekstrim Hingga 9 Derajat Celcius Dalam Sehari. Bmkg.go.id (Online). Tersedia:

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Default.bmkg [18

Desember 2014]

Helmi & Soedardjo. (1998). Beberapa Perspektif Perilaku Agresi. Buletin


(24)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Houser, R. (2009). Counseling and Educational Researh 2nd Edition. California : Sage Publications, inc.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Koeswara, E. (1998). Agresi Manusia. Bandung: PT Eresco.

Klinesmith, J., Kasser, T., & McAndrew, F., T. (2006). Guns, Testosterone, And Aggression. Association for Psychology Sciene. Vol 17, No 7.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Kumala, R. (10 Agustus 2014). Melirik Prestasi Persija dan Persib. Suara.com [Online]. Tersedia:http://www.suara.com/bola/2014/08/10/100058/melirik-prestasi-persija-dan-persib [27 Januari 2015]

Lucky, N., & Setyowati, N. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepakbola (Studi Kasus Suporter Persebaya Bonek di Surabaya). Kajian

Moral dan Kewarganegaraan. No.1 Vol.1 Tahun 2013.

Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Edisi ke-10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Opiksi, O. (2012). Perbedaan Perilaku Agresi antara Viking dengan Bomber.

Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Paramatha, T. (2012, 9 Februari). Angka & Fakta: Persib - Persija, Persipura - Sriwijaya FC, Gresik United - Mitra Kukar Masuk Tiga Pertandingan Dengan Jumlah Penonton Terbanyak Indonesia Super League. Goal.com [Online]. Tersedia: http://www.goal.com/id-ID/news/1391/indonesia- super-league/2012/02/09/2895361/angka-fakta-persib-persija-persipura-sriwijaya fc-gresik/ [14 Desember 2013]

Permana, D. (2013). Bus Persib Diserang, Ketua The Jakmania: Itu Oknum, Bukan The Jak!. Tribunnews [Online]. Tersedia: http://www.tribunnews.com/superball/2013/06/23/bus-persib-diserang-ketua-the-jakmania-itu-oknum-bukan-the-jak [14 Desember 2013]

Permana, H.M. (2014). Faktor Genetika Real Madrid yang Menempel di Tubuh Persib. Suarabobotoh.com [Online]. Tersedia: suarabobotoh.com/2014/09/carita-bobotoh/faktor-genetika-real-madrid-yang-menempel-di-tubuh-persib/ [26 Januari 2015]

Perdana, A. (2012). Profil Perilaku Agresif Pada Mahasiswa Pendukung Persib Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(25)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Putri, K. M.A. (2013). Hubungan Antara Identitas Sosial Dan Konformitas Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Sepakbola Persisam Putra.

eJournal Psikologi. Vol. 1 . No. 3.

Raharjo, E. (2013, 28 Agustus). Kerusuhan Suporter Pecah Usai Laga Persija Vs Persib di Sleman. detikNews [Online]. Tersedia: http://news.detik.com/read/2013/08/28/190318/2343490/10/?nd772204top news [14 Desember 2013]

Ramdhan, B. (27 Januari 2014). Jokowi: Jangan Salahkan Simpatisan Kepung Kantor TV One. Republica.co.id[Online]. Tersedia: http://www.republica.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84diw-jokowi-jangan-salahkan-simpatisan-kepung-kantor-tv-one [27 Januari 2015]

Reyna, C., Ivacevich, M. G. L., Sanchez, A., & Brussino, S. (2011). The Buss-Perry Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among Argentinean adolescents. International Journal of Psychological

Research. Vol. 4. No. 2.

Saeful. (29 Januari 2012). Wow Harga Tiket Persib VS Persija Naik Tiga Kali Lipat. Persibmania.com (Online). Tersedia: m.persibmania.com/berita-persib-vs-persija-naik-tiga-kali-lipat [14 Desember 2013]

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Saroso, P. (15 Juli 2014). Mengapa Suhu di Kota bandung Sangat Dingin pada 13 & 14 Juli?. Okezone.com (Online). Tersedia: http://m.okezone.com/read/2014/07/15/526/1012935/mengapa-suhu-di-kota-bandung-sangat-dingin-pada-13-14-juli [18 Desember 2014).

Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Sears, D.O., Freedman, J. L & Peplau, L. A. (2007). Psikologi Sosial Edisi ke-5

Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Subra, B., dkk. (2010). Automatic Effects of Alcohol andAggressive Cues on Aggressive Thoughts and Behaviors. Personality and Social Psychology

Bulletin. 36(8) 1052 –1057.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statitiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunaryadi, Y., dkk. (2009). Analisis Perilaku Kekerasan Penonton Sepakbola (Studi Kasus Pada Penonton Sepakbola di Bandung). Bandung:


(26)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Syarif, R. (2009). Perilaku Suporter Sepakbola. Jurnal Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Taylor, S. E., Peplau, L. A & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Ke-12. Jakarta: Kencana

Utomo, H. & Waristo, H., (2012). Hubungan Antara Frustrasi Dan Konformitas Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Bonek Persebaya. Jurnal

Penelitian Psikologi . Vol. 1 . No. 2.

Wahyu, A. (2012, 31 Mei). Wajah Kelam Jakmania-Viking. Tempo.co [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/31/064407299 [14 Desember 2013]

Wahyudi, H. (2009). The Land Of Hooligans : Kisah Para Perusuh Sepak Bola. Yogyakarta : Garasi.

Wicaksono, B. (2011). Kohesivitas Suporter Tim Sepakbola Persija. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.

Widiastuti, W. (2002). Dampak Adegan Kekerasan Di Televisi Terhadap Perilaku Agresif Remaja Di Perkotaan. Jurnal Penelitin UNIB. Vol 8. No 3.

Yusri & Restu, Y. (2013). Studi Tentang Perilaku Agresi Siswa Di Sekolah.


(1)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Katarsis

Menurut Dollard (dalam Baron & Bryne, 2005), jika individu mengekspresikan kemarahan dan hostility mereka dalam cara yang relatif tidak berbahaya, maka kecenderungan mereka untuk melakukan perilaku agresi yang berbahasa dan merugikan orang lain akan berkurang. Contohnya, dapat disalurkan melalui olahraga keras dan berteriak dalam ruangan kosong yang dapat mengurangi keterangsangan emosional.

b. Manajemen Kemarahan

Kemarahan dan rangsangan afektif negatif berperan penting dalam pengekspresian perilaku agresi. Dengan demikian, pengendalian kemarahan dapat mengurangi agresi seseorang (Baron & Byrne, 2005).

c. Mengamati Perilaku Non-agresi

Perilaku agresi disebabkan oleh seseorang yang mengamati perilaku kekerasan atau perilaku agresi yang dilakukan oleh orang lain. Oleh karena itu, untuk mereduksi perilaku agresi tersebut, dapat pula dilakukan dengan mengamati perilaku nonagresi. Mengamati orang yang berperilaku nonagresi dapat mengurangi tindakan agresi dari pengamatnya (Baron & Richardson, dalam Krahe, 2005).

2. Bagi Pemerintah (PSSI)

Saran bagi pemerintah, khususnya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), harus lebih bertindak lebih tegas dalam memberikan hukuman dan sanksi bagi para pendukung yang melakukan perilaku agresi yang dapat merugikan persepakbolaan di Indonesia. Menurut Baron & Byrne (2005), hukuman adalah salah satu bentuk pencegahan terhadap perilaku agresi yang dilakukan seseorang. Hukuman akan memberikan konsekuensi yang menyakitkan untuk mengurangi perilaku tertentu dan sebagai suatu teknik untuk


(2)

53

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengurangi perilaku agresi. PSSI juga harus meningkatkan keamanan pada saat berlangsungnya pertandingan sepakbola, agar ketika ada kerusuhan dapat diantisipasi dan diselesaikan tanpa ada korban dan kerugian yang lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Metode dalam penelitian ini seharusnya tidak hanya menggunakan pendekatan kuantitatif, tetapi dicampur dengan pendekatan kualitatif seperti wawancara, agar lebih mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku agresi pada suprter secara mendalam.


(3)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rianeka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rianeka Cipta

Atkinson, R. L., Atkinson, R. C & Hilgard, E. R. (1983). Pengantar Psikologi Edisi ke-8 Jilis 2. Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A, & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Edisi ke-10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of Personality & Social Psychology, 63, 452-459.

Bungin, M. B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Creswell, J. W. (2010). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fajar, M. N. (2009). Hubungan Antara Prasangka Dengan Perilaku Agresif Pada Masyarakat Jawa Terhadap Masyarakat Tionghoa Di Kelurahan Kemlayan Surakarta. Skripsi UNS: Surakarta.

Fromm, E. (2000). Akar Kekerasan : Analisis Sosio-Psikologis Atas Watak Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Goble, F., G. (1987). Mahzab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.

Hasan, Y., dkk. (2012). The More You Play, The More Aggressive You Become: A Long-Term Experimental Study Of Cumulative Violent Video Game Effects On Hostile Expectations Andaggressive Behavior. Journal of

Experimental Social Psychology. 49, (2013) 224–227.

Hanggori, W., dkk. (2014). Suhu Jakarta Turun Ekstrim Hingga 9 Derajat Celcius Dalam Sehari. Bmkg.go.id (Online). Tersedia: http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Default.bmkg [18 Desember 2014]

Helmi & Soedardjo. (1998). Beberapa Perspektif Perilaku Agresi. Buletin Psikologi. No. 2, 9-15.


(4)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Hidayat, N. (2014). Hubungan antara Fanatisme dengan Perilaku Agresi Kelompok Singamania Supporter Klub Sepakbola Sriwijaya FC di Kota Palembang. Skripsi. Palembang: Universitas Bina Darma.

Houser, R. (2009). Counseling and Educational Researh 2nd Edition. California : Sage Publications, inc.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Koeswara, E. (1998). Agresi Manusia. Bandung: PT Eresco.

Klinesmith, J., Kasser, T., & McAndrew, F., T. (2006). Guns, Testosterone, And Aggression. Association for Psychology Sciene. Vol 17, No 7.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Kumala, R. (10 Agustus 2014). Melirik Prestasi Persija dan Persib. Suara.com [Online]. Tersedia:http://www.suara.com/bola/2014/08/10/100058/melirik-prestasi-persija-dan-persib [27 Januari 2015]

Lucky, N., & Setyowati, N. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepakbola (Studi Kasus Suporter Persebaya Bonek di Surabaya). Kajian Moral dan Kewarganegaraan. No.1 Vol.1 Tahun 2013.

Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Edisi ke-10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Opiksi, O. (2012). Perbedaan Perilaku Agresi antara Viking dengan Bomber. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Paramatha, T. (2012, 9 Februari). Angka & Fakta: Persib - Persija, Persipura - Sriwijaya FC, Gresik United - Mitra Kukar Masuk Tiga Pertandingan Dengan Jumlah Penonton Terbanyak Indonesia Super League. Goal.com [Online]. Tersedia: http://www.goal.com/id-ID/news/1391/indonesia- super-league/2012/02/09/2895361/angka-fakta-persib-persija-persipura-sriwijaya fc-gresik/ [14 Desember 2013]

Permana, D. (2013). Bus Persib Diserang, Ketua The Jakmania: Itu Oknum, Bukan The Jak!. Tribunnews [Online]. Tersedia: http://www.tribunnews.com/superball/2013/06/23/bus-persib-diserang-ketua-the-jakmania-itu-oknum-bukan-the-jak [14 Desember 2013]

Permana, H.M. (2014). Faktor Genetika Real Madrid yang Menempel di Tubuh

Persib. Suarabobotoh.com [Online]. Tersedia:

suarabobotoh.com/2014/09/carita-bobotoh/faktor-genetika-real-madrid-yang-menempel-di-tubuh-persib/ [26 Januari 2015]

Perdana, A. (2012). Profil Perilaku Agresif Pada Mahasiswa Pendukung Persib Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Sepakbola Persisam Putra. eJournal Psikologi. Vol. 1 . No. 3.

Raharjo, E. (2013, 28 Agustus). Kerusuhan Suporter Pecah Usai Laga Persija Vs Persib di Sleman. detikNews [Online]. Tersedia: http://news.detik.com/read/2013/08/28/190318/2343490/10/?nd772204top news [14 Desember 2013]

Ramdhan, B. (27 Januari 2014). Jokowi: Jangan Salahkan Simpatisan Kepung Kantor TV One. Republica.co.id[Online]. Tersedia: http://www.republica.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84diw-jokowi-jangan-salahkan-simpatisan-kepung-kantor-tv-one [27 Januari 2015]

Reyna, C., Ivacevich, M. G. L., Sanchez, A., & Brussino, S. (2011). The Buss-Perry Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among Argentinean adolescents. International Journal of Psychological Research. Vol. 4. No. 2.

Saeful. (29 Januari 2012). Wow Harga Tiket Persib VS Persija Naik Tiga Kali Lipat. Persibmania.com (Online). Tersedia: m.persibmania.com/berita-persib-vs-persija-naik-tiga-kali-lipat [14 Desember 2013]

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Saroso, P. (15 Juli 2014). Mengapa Suhu di Kota bandung Sangat Dingin pada 13 & 14 Juli?. Okezone.com (Online). Tersedia: http://m.okezone.com/read/2014/07/15/526/1012935/mengapa-suhu-di-kota-bandung-sangat-dingin-pada-13-14-juli [18 Desember 2014).

Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Sears, D.O., Freedman, J. L & Peplau, L. A. (2007). Psikologi Sosial Edisi ke-5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Subra, B., dkk. (2010). Automatic Effects of Alcohol andAggressive Cues on Aggressive Thoughts and Behaviors. Personality and Social Psychology

Bulletin. 36(8) 1052 –1057.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statitiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunaryadi, Y., dkk. (2009). Analisis Perilaku Kekerasan Penonton Sepakbola (Studi Kasus Pada Penonton Sepakbola di Bandung). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Angga Putra Pradana, 2015

PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Sunita, B & Eliana, R. (2011). Hubungan Kohesivitas dengan Perilaku Agresi pada Anggota Geng Motor di Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Syarif, R. (2009). Perilaku Suporter Sepakbola. Jurnal Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Taylor, S. E., Peplau, L. A & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Ke-12. Jakarta: Kencana

Utomo, H. & Waristo, H., (2012). Hubungan Antara Frustrasi Dan Konformitas Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Bonek Persebaya. Jurnal Penelitian Psikologi . Vol. 1 . No. 2.

Wahyu, A. (2012, 31 Mei). Wajah Kelam Jakmania-Viking. Tempo.co [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/31/064407299 [14 Desember 2013]

Wahyudi, H. (2009). The Land Of Hooligans : Kisah Para Perusuh Sepak Bola. Yogyakarta : Garasi.

Wicaksono, B. (2011). Kohesivitas Suporter Tim Sepakbola Persija. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.

Widiastuti, W. (2002). Dampak Adegan Kekerasan Di Televisi Terhadap Perilaku Agresif Remaja Di Perkotaan. Jurnal Penelitin UNIB. Vol 8. No 3.

Yusri & Restu, Y. (2013). Studi Tentang Perilaku Agresi Siswa Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol 2. No 3.