Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Campaka Purwakarta)”,.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ...
ii
KATA PENGANTAR ...
iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...
iv
DAFTAR ISI ...
vii
DAFTAR TABEL ...
x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ...
1
1.2
Rumusan Masalah ...
9
1.3
Tujuan Penelitian ...
9
1.4 Manfaat Penelitian ...
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ...
11
2.1.1 Pemahaman Konsep ...
11
2.1.1.1 Indikator Pemahaman Konsep ...
13
2.1.2 Teori Belajar Konsep ...
19
2.1.3 Media Pembelajaran ...
25
2.1.4 Penelitian Terdahulu ...
31
2.2 Kerangka Pemikiran ...
33
2.3 Asumsi ...
34
2.4 Hipotesis ...
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian...
36
(2)
3.3 Objek Penelitian ...
37
3.4 Prosedur Penelitian...
37
3.5 Variabel Penelitian ...
38
3.5.1 Variabel Bebas ...
39
3.5.2 Variabel Terikat ...
39
3.6 Alat Tes Eksperimen ...
39
3.7 Analisis Alat Tes ...
42
3.7.1 Validitas ...
42
3.7.2 Reliabilitas ...
44
3.7.3 Tingkat Kesulitan Soal ...
46
3.7.4 Daya Pembeda ...
48
3.8 Teknik Analisis Data ...
52
3.8.1 Uji Normalitas ...
52
3.8.2 Uji Homogenitas ...
52
3.8.3 Pengujian Hipotesis ...
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ...
56
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian ...
57
4.2.1 Pembelajarn Kelas Eksperimen ...
57
4.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ...
58
4.3 Pengujian Hipotesis Pertama ...
58
4.4 Pengujian Hipotesis Kedua ...
63
4.5 Pengujian Hipotesis Ketiga ...
67
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ...
72
4.6.1 Pembahasan Pembelajaran Ekonomi/Akuntansi Menggunakan
Media Audio Visual (Software Excel) dan Pemahaman
Konsep pada Kelas Eksperimen ...
73
4.6.2 Pembahasan Pembelajaran Akuntansi menggunakan Media
cetak dan Pemahaman Konsep Pada Kelas Kontrol ...
76
(3)
4.6.3 Kendala-Kendala dan Solusi Dalam Penggunaan Media Audio
Visual (Software Excel) ...
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
79
5.2 Saran ...
79
DAFTAR PUSTAKA ...
81
(4)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan bidang strategis yang perlu mendapat prioritas
dalam kehidupan. Salah satu lembaga formal yang melaksanakan pendidikan
adalah sekolah. Pada pelaksanaannya sekolah menyelenggarakan
program-program kependidikan yang dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, proses pembelajaran
mutlak menjadi perhatian utama, karena proses pembelajaran tersebutlah yang
paling dapat mampu mewujudkan output yang diharapkan. Bereiter dan
Scardamalia, 1998: Bransford, Brown dan Cocking 1999 (Andersen dan Kratwhol
2012:63) menyatakan:
Hasil dari riset membuktikan bahwa banyak peserta didik tidak
menghubungkan antara fakta-fakta yang mereka pelajari di kelas dan
system ide yang lebih luas tercermin dalam pengetahuan seorang pakar
disiplin ilmu tertentu. Peserta didik mengalami masalah yang dinamakan
dengan “lembam”
(Inert Knowledge), yakni peserta didik tampak
menguasai banyak pengetahuan factual tetapi sebenarnya mereka tidak
memahaminya secara mendalam atau tidak menyatukan atau tidak
mengorganisasikan secara sistematis dan ketat.
Berdasarkan hasil riset tersebut dapat dinyatakan bahwa banyak peserta
didik yang tidak memahami pengetahuan secara mendalam dan tidak menyatukan
atau mengorganisasikan pengetahuan secara sistematis karena peserta didik
memposisikan mereka sebagai penerima informasi, sehingga mereka bertujuan
untuk meningkatkan jumlah pengetahuan yang mereka miliki bukan untuk
memahami pengetahuan tersebut.
Menurut Bloom (Suyono dan Haryanto, 2012: 166), mengungkapkan
bahwa pendidikan seharusnya berfokus kepada penguasaan pokok bahasan dan
pencapaian hasil berpikir tingkat tinggi sebagai kritik terhadap pandangan para
utitarian (aliran yang menekankan kegunaan belajar) yang semata-mata
memaksudkan belajar sebagai sarana untuk mentransfer fakta-fakta.
(5)
Sejalan dengan pendapat Bloom, Nana Sudjana, (2012: 24) menjelaskan
bahwa tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Premis utama dalam Taksonomi Bloom (Suyono dan Hariyanto,
2012: 167) adalah bahwa setiap kategori harus dikuasai oleh peserta didik secara
tuntas (mastery) dulu sebelum menuju kategori berikutnya. Dalam Taksonomi
Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan.
Anderson dan Krathwohl, (2010:
105) mengungkapkan “Peserta didik
dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan
pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis yang disampaikan
melalui pengajaran, buku atau layar komputer.”
Pemahaman yang diharapkan pada proses pengetahuan adalah pemahaman
konsep. Pentingnya konsep diungkapkan (Bannasak, Brenann:1983:131) sebagai
berikut:
Concepts help us to organize information more clearly and efficiently.
Once we have stored this new knowledge and placed it in appropriate
category, we can do the same with other pieces of new knowledge,
eliminating the need to the treat each as a separate category. Thus, our
knowledge structure becomes organized and is prevented from becoming
unwieldy and dysfunctional.
Konsep menjadi penting karena konsep digunakan untuk penggunaan
informasi. Sejumlah besar informasi dapat diatur dan dimanipulasi selama proses
yang kompleks sekalipun, melalui penggunaan konsep.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman
konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan, memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep,
mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi
yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami.
Mata pelajaran akuntansi adalah suatu mata pelajaran yang membahas
tentang pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi
yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan
(6)
lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan,
organisasi, dan lembaga pemerintah (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Dan
Akuntansi
juga
adalah
seni
dalam
mengukur,
berkomunikasi
dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan
keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil
kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur,
atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan
istilah pembukuan. Luasnya kajian ilmu akuntansi dan terbatasnya waktu yang
tersedia menjadi sebuah tantangan dalam proses belajar mengajar dalam mata
pelajaran akuntansi, sehingga menyebabkan rendahnya pemahaman konsep
peserta didik, sehingga masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah
rendahnya pemahaman konsep peserta didik, sehingga judul yang diambil adalah
“Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhada
p Pemahaman Konsep Peserta
Didi
k”.
Rendahnya pemahaman konsep peserta didik dalam mata pelajaran
akuntansi sebagai akibat dari karakteristik mata pelajaran akuntansi yang
didasarkan pada fenomena empirik yang rasional di pengaruhi oleh Proses Belajar
Mengajar (PBM). Berdasarkan praktiknya Proses Belajar Mengajar mengandung
ilmu komponen komunikasi (Daryanto, 2011:5), diantaranya adalah pendidik
sebagai komunikator, adanya bahan pembelajaran sebagai informasi yang akan di
sampaikan, pengguna media dalam pembelajaran sebagai sarana komunikasi,
adanya peserta didik sebagai komunikan, dan adanya tujuan pembelajaran sebagai
pedoman evaluasi hasil belajar. Rendahnya pemahaman konsep peserta didik
mengisyaratkan adanya masalah dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), termasuk
permasalahan dalam komponen komunikasi. Misalnya pendidik dengan
kemampuan komunikasi yang kurang baik bisa mengakibatkan perbedaan
persepsi antara pendidik dan peserta didik, materi pelajaran terlalu banyak dan
terlalu luas dan rumit juga mengakibatkan peserta didik jenuh, media komunikasi
yang tidak variatif dan inovatif akan melemahkan kemampuan memahami konsep
peserta didik untuk belajar, dan rumusan tujuan pembelajaran yang kurang tepat.
(7)
Kesemuanya ini adalah penyebab yang bisa mengakibatkan rendahnya
pemahaman konsep peserta didik.
Masalah yang timbul dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) pada mata
pelajaran akuntansi terutama untuk Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa dikelas IX IPS SMA Negeri 1 Campaka yaitu
rendahnya pemahaman konsep peserta didik yang tercemin dalam hasil belajar
mata pelajaran akuntansi, rendahnya pemahaman konsep diakibatkan oleh
kurangnya pertimbangan yang aktif, dan kurang teliti mengenai sebuah keyakinan
dalam bentuk pengetahuan peserta didik terhadap materi pelajaran akuntansi, dan
pemahaman konsep peserta didik yang rendah dapat diakibatkan oleh Proses
Belajar Mengajar (PBM) yang kurang baik.
Pada hakikatnya pemahan konsep dalam bentuk hasil belajar merupakan
cerminan dari keberhasilan proses belajar mengajar, jika nilai yang di dapat
peserta didik tinggi maka akan memungkinkan keberhasilan dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM). Tinggi rendahnya pemahan konsep peserta didik dapat dilihat
dari hasil belajar melalui nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) berdasarkan
krikteria ketuntasan minimal (KKM).
Standar KKM yang berlaku di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Campaka yaitu
sebesar 75, standar ini di tetapkan untuk memotivasi peserta didik dalam
keseriusan belajar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kurikulum KTSP.
Namun penerapan standar ini belum berhasil untuk memacu peningkatan hasil
belajar peserta didik, terlihat dari hasil belajar peserta didik terutama kelas XI
IPS-1 dan XI IPS-2 yang rata-ratanya masih dibawah standar KKM dan belum
ada yang mendapat nilai yang sangat baik seperti tampak pada tabel 1.1 berikut
ini.
(8)
Tabel 1.1
Nilai UTS Mata Pelajaran Akuntansi
Kualifikasi
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
X IPA-1
Jumlah
0
7
13
17
37
Persentase
0%
18,9%
35,1%
45,9%
100%
X IPA-2
Jumlah
0
7
11
20
38
Persentase
0%
18,4%
28,9%
52,6%
100%
Sumber : Data diolah dari Daftar Nilai Kelas XI SMA Negeri 1 Campaka,
2015.
Sangat baik : Memiliki nilai 90-100. Baik
: Memiliki nilai 80-89.
Cukup
: Memiliki nilai 70-79. Kurang
: Memiliki nilai <69.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik pada kelas XI
IPS-1 yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik. Untuk kelas XI IPS-IPS-1 peserta
didik yang mendapat nilai dengan kategori baik 18,9%, peserta didik mendapat
nilai dengan kategori cukup 35,1%, dan peserta didik mendapat nilai dengan
kategori kurang 45,9%. Jelas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
kelas XI IPS-1 mata pelajaran Akuntansi masih tergolong rendah. Pada kelas XI
IPS-2 tidak ada peserta didik yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik.
Jelas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas XI IPS-2 mata
pelajaran Akuntansi masih tergolong rendah. Berdasarkan penjelasan di atas
menunjukkan bahwa semua kelas XI IPS SMA Negeri 1 Campaka Purwakarta
peserta didiknya tergolong kategori kurang dalam mencapai hasil belajar.
Data hasil belajar pada tabel 1.1 mendukung hasil observasi yang pernah
dilakukan pada 10 Maret 2015 terhadap guru mata pelajaran akuntansi kelas XI
IPS SMA 1 Campaka Purwakarta yang memberikan keterangan bahwa fenomena
dalam proses belajar mengajar yang terjadi diantaranya adalah Media yang
digunakan dalam pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu berupa buku
pelajaran dan kertas kerja, peserta didik kesulitan dalam praktek akuntansi dengan
manual, pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat dan terbatasnya waktu
untuk menyelesaikan lembar kertas kerja di kelas, guru kurang memanfaatkan
(9)
media pembelajaran yang tersedia di sekolah, peserta didik kurang berpikir secara
runtut, sehingga peserta didik kurang bergairah menyelesaikan kertas kerja
tersebut.
Fenomena tersebut, memerlukan upaya konkrit untuk meningkatkan
pemahaman konsep melalui hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
akuntansi kelas XI IPS SMA 1 Campaka Purwakarta. Upaya tersebut adalah
dengan penggunaan media Audio Visual sehingga dapat membangun proses
belajar mengajar yang lebih baik karena proses belajar mengajar merupakan
kegiatan komunikasi untuk mempermudah dalam menyelesaikan suatu kegiatan
dalam permasalahan membuat kertas kerja yang praktis dan cepat serta
merupakan komunikasi untuk menyampaikan pesan antara pendidik dan peserta
didik.
Komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar akan lebih baik
jika menggunakan media Audio Visual karena manfaat media dalam pembelajaran
satu diantaranya adalah mengatasi keterbatasan, ruang, waktu dan tenaga sehingga
memfokuskan perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatnya pemahaman konsep peserta
didik menjadi lebih baik.
Berkaitan dengan manfaat media pembelajaran, Sudjana dan Rivai
(Rusman et al, 2011: 62) menjelskan bahwa media pembelajaran akan membuat
pembelajaran lebih menarik perhatian peserta didik, selain itu penggunaan media
pembelajaran dapat
mempermudah pendidik dalam membuat
metode
pembelajaran lebih bervariasi. Sudjana dan Rivai (Rusman et al, 2011: 62) juga
menjelaskan bahwa media pembelajaran akan mempermudah pendidik dalam
memperjelas bahan pembelajaran dengan mengaktifkan aspek kognitif, afektif dan
psikomaterik sehingga tujuan pembelajaran yang semula dirumuskan mampu
dicapai oleh peserta didik dengan hasil belajar yang lebih baik.
Sebuah hasil penelitian yang dikemukakan oleh Raharjo (Rusman et al,
2011: 65) menjelaskan bahwa proses belajar mengajar akan lebih efektif jika
dibantu dengan penggunaan sarana visual karena 11% yang dipelajari terjadi
melalui indera pendengaran, sedangkan 83% melalui indera penglihatan. Selain
(10)
itu Raharjo juga mengemukakan bahwa kita hanya mampu mengingat 20% dari
yang kita dengar, namun kita akan mengingat 50% dari apa yang kita lihat dan
kita dengar. Penggunaan media audio visual tentunya dapat mengaktifkan daya
ingat peserta didik dengan memori yang lebih banyak, hal ini tentunya akan
mengingatkan pemahaman konsep mereka akan bahan ajar yang mereka pelajari
sehingga peningkatan pemahaman konsep peserta didik dapat terwujud.
Penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran berbasis teknologi
komputer tentunya bukan hal yang baru pada saat ini. Penelitian yang dilakukan
Tolani-Brown N, et al (2009: 6) tentang analisis penelitian dan dampak dari
teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan konteks Negara
berkembang menjelaskan bahwa
“…research shows that many stakeholders and
decision makers in developing countries are driven by their intuition, that the
modernization of the learning environment with computers and other ICT they
believe that they will improve teaching and learning happends in the
classroom…”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak pemangku kepentingan
dan pengambil keputusan di Negara berkembang percaya bahwa modernisasi
lingkungan belajar dengan Komputer dan ICT akan meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan adanya keyakinan seperti ini
dari para pengambil keputusan disebuah Negara, maka tindak lanjut yang baik
adalah disedikannya sarana dan prasarana pendidikan berbasis komputer untuk
mendukung proses belajar mengajar di lembaga pendidikan.
Digunakannya media komputer tentunya perlu dukungan dari berbagai
pihak sebagai wujud dari upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dukungan yang ada tentunya muncul dari keyakinan akan manfaat dari teknologi.
Dengan adanya keyakinan seperti ini dari para pengambil keputusan disebuah
Negara maka tindak lanjut yang baik adalah disediakannya sarana dan prasarana
pendidikan berbasis Komputer.
Media pembelajaran berbasis Audio Visual dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik sebagai bentuk hasil belajar.
Berdasarkan penelitian Bagarukayo, E et al (2012: 127-128) dalam
eksperimennya mencoba membandingkan pemanfaatan media pembelajaran
(11)
multimedia dengan media pembelajaran dengan menggunakan buku pelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa multimedia berbasis Teknologi dan
Komunikasi tidak berdampak positif dalam pembelajaran.
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga
membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Microsoft Excel merupakan aplikasi untuk mengolah data secara otomatis
yang dapat berupa perhitungan dasar, rumus, pemakaian fungsi-fungsi,
pengolahan data dan tabel, pembuatan grafik dan menajemen data.
Pemakaian rumus sendiri dapat berupa penambahan, pengurangan,
perkalian dan lain sebagainya. Sedangkan pemakaian fungsi-fungsi dapat berupa
pemakaian rumus yang bertujuan untuk menghitung dalam bentuk rumus
matematika maupun non matematika.
Microsoft Excel dapat juga digunakan untuk menyelesaikan berbagai
keperluan administrasi, dari yang sederhana sampai dengan yang rumit. Pada
pemakaian keperluan yang sederhana tersebut misalkan untuk membuat
perencanaan kebutuhan suatu perusahaan, berupa perencanaan barang kebutuhan,
jumlah maupun harganya.
Proses Belajar Mengajar (PBM) bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
Mata pelajaran Akuntansi dengan Kompetensi Dasar Membuat Siklus
Akuntansi Perusahaan jasa merupakan materi yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik dengan menggunakan Media Audio Visual
karena materi membuat siklus akuntansi perusahaan jasa akan membantu peserta
didik dalam memahami siklus akuntansi, memahami konsep-konsep alur laporan
keuangan perusahaan jasa.
Mengacu pada keseluruhan paparan diatas, dan dalam upaya memahami
dan memecahkan masalah rendahnya pemahaman konsep peserta didik SMA
Negeri 1 Campaka Purwakarta maka penulis perlu melakukan penelitian tentang
(12)
“Pengaru
h Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Konsep
Peserta Dididk” (Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Campaka
Purwakarta).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi
masalah umum dalam penelitian ini adalah pengaruh media audio visual terhadap
pemahaman konsep peserta didik. Untuk menghindari masalah yang terlalu luas,
maka Penulis merumuskan masalah umum menjadi sub-sub masalah sebagai
berikut:
1.
Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara sebelum
dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan media
audio visual?
2.
Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara sebelum
dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan media cetak?
3.
Apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep peserta didik
pada kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual dengan kelas
kontrol yang menggunakan media cetak?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media audio visual
terhadap pemahaman konsep peserta didik. Berdasarkan rumusan masalah
penelitian, maka tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan
media audio visual.
2.
Untuk mengetahui terdapat perbedaan. pemahaman konsep peserta didik
antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan
media cetak.
(13)
3.
Untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep peserta didik
pada kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual dengan kelas
kontrol yang menggunakan media cetak.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari sebuah penelitian adalah untuk memberi manfaat yang dapat
dirasa semua kalangan. Secara khusus manfaat ini adalah:
1.
Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada
pendidik dalam memanfaatkan media audio visual dalam proses belajar
mengajar untuk mata pelajaran akuntansi.
2.
Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi untuk
departemen pendidikan nasional, perguruan tinggi dan sekolah menengah
atas dan kejuruan, dalam upaya mempermudah pembelajaran akuntansi
dengan mengembangkan media audio visual untuk peserta didik sehingga
tercapainya peningkatan efektifitas dan efisieni proses belajar mengajar.
3.
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk para
peneliti selanjutnya yang memiliki fokus permasalahan yang sama.
(14)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode
eksperimen semu (quasi eksperimen) karena data bersumber dari sebuah
lingkungan yang telah ada tanpa ada intervensi dari peneliti (Imam Ghozali, 2008:
17) dan ini sesuai dengan penjelasan McBurney, DH (1983: 139) yang
menyatakan bahwa “
Quasi experiment research procedure in which the scientist
must select subject for different conditions from preexisting groups
.” Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio visual (softwere excel)
terhadap peningkatan pemahaman konsep sebagai bentuk hasil belajar peserta
didik pada pelajaran Akuntansi. Peserta didik yang dijadikan objek dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan
media audio visual (softwere excel) dan kelompok kontrol dengan media cetak.
3.2
Desain Penelitian
Bentuk desain penelitian ini dengan menggunakan nonequivalent control
group design (Sugiyono, 2008: 87-89). McBurney, DH (1983: 169) menjelaskan
bahwa “
nonequivalent control group design research design having both an
experimental and control group wherein subject are not randomly assigned to
groups”.
Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Rancangan eksperimen ditujukan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
nonequivalent control group design
Eksperimen
Kontrol
O1
O3
X
C
O2
O4
Sumber: Adaptasi dari Sugiono (2008: 86)
(15)
Keterangan:
O1 : Pre-test kelompok kelas eksperimen
O2 : Post-test kelompok kelas eksperimen
O3 : Pre-test kelompok kelas kontrol
O4 : Post-test kelompok kelas kontrol
X : Perlakuan dengan Media Software excel
C : Konvensional dengan media cetak
3.3
Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 1
Campaka dengan Akreditasi “B” yang beralamat di
jalan Raya Campaka
Purwakarta. SMA Negeri 1 Campaka pada tahun akademik 2014/2015 terdiri dari
dua kelas IPS yang terdiri dari kelas XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 32 orang, XI IPS 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang.
Kelas Kontrol dan kelas eksperimen adalah kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dengan
mengikuti kondisi sebenarnya dalam lingkungan tersebut.
Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 akan
melakukan PBM mata pelajaran akuntansi dengan media audio visual (software
excel) dengan pembelajaran Contextual Teaching and learning melalui model
Ekspository dalam bentuk ceramah. Sedangkan untuk kelas kontrol dalam
penelitian kelas XI IPS 2 akan menggunakan media cetak dalam PBM pada mata
pelajaran akuntansi melalui pembelajaran contextual Teaching and learning
dengan model dan bentuk yang sama pada kelas eksperimen.
3.4
Prosedur Penelitian
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah tahap pendahuluan. Pada tahap
ini, peneliti mengawali penelitian ini dengan pencarian informasi terkait proses
belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Campaka
Purwakarta sehingga diperoleh fenomena dan permasalahan yang dihadapi oleh
pendidik dalam pembelajaran akuntansi. Selain memperoleh fakta lapangan
terkait dengan penelitian ini, peneliti juga menambah referensi terdahulu tentang
(16)
pemahaman konsep, hasil belajar, dan media pembelajaran audio visual ( software
excel).
Tahap kedua adalah persiapan dengan kegiatan yang dilakukan peneliti,
pada tahap persiapan ini adalah membuat desain penelitian, merancang alat test,
menyusun perancangan pembelajaran akuntansi, dan mendesain media audio
visual (software excel) dengan disertai bimbingan oleh pembimbing penulisan
tesis.
Tahap ketiga adalah pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses
persiapan selesai. Hal pertama yang peneliti lakukan adalah koordinasi dan
diskusi bersama pendidik berkaitan untuk rancangan perencanaan pembelajaran
dan rancangan desain media pembelajaran. Setelah koordinasi, peneliti
mengadakan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
pemahaman konsep awal peserta didik. Setelah diberikan tes awal pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen, proses berikutnya adalah pemberian perlakuan
dalam PBM terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan pada kelas
eksperimen dengan PBM menggunakan media audio visual ( software excel),
untuk kelas Kontrol digunakan media cetak dalam PBM. Dalam penelitian ini
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode Ekspository dengan
ceramah.
Setelah perlakuan selesai dilaksanakan maka langkah selanjutnya kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir untuk mengetahui tingkat
pemahaman konsep peserta didik setelah adanya perlakuan.
Tahap keempat adalah analisis dan penyusunan laporan. Tahapan ini
melibatkan perhitungan statistik untuk menghitung hasil test awal dan test akhir
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berkaitan dengan pemahaman konsep
peserta didik setelah itu dilakukan analisis gain untuk pemahaman konsep. Selain
itu analisis juga dilakukan terhadap data yang bersumber dari observasi dan data
respon peserta didik dengan tujuan memperkaya informasi dalam penelitian ini.
Penyusunan laporan dilakukan dengan melengkapi desain penelitian melalui
penambahan pembahasan dari hasil analisis statistik, data respon peserta didik,
dan data observasi.
(17)
3.5
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini melibatkan dua jenis, yaitu:
3.5.1
Variabel Bebas yaitu Media Audio Visual (Software Excel)
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga
membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Microsoft Excel merupakan aplikasi untuk mengolah data secara otomatis
yang dapat berupa perhitungan dasar, rumus, pemakaian fungsi-fungsi,
pengolahan data dan tabel, pembuatan grafik dan menajemen data.
Pemakaian rumus sendiri dapat berupa penambahan, pengurangan,
perkalian dan lain sebagainya. Sedangkan pemakaian fungsi-fungsi dapat berupa
pemakaian rumus yang bertujuan untuk menghitung dalam bentuk rumus
matematika maupun non matematika.
Microsoft Excel dapat juga digunakan untuk menyelesaikan berbagai
keperluan administrasi, dari yang sederhana sampai dengan yang rumit. Pada
pemakaian keperluan yang sederhana tersebut misalkan untuk membuat
perencanaan kebutuhan suatu perusahaan, berupa perencanaan barang kebutuhan,
jumlah maupun harganya.
3.5.2
Variabel Terikat yaitu Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan ranah kognitif setingkat lebih tinggi
daripada pengetahuan. Pemahaman yang digunakan pada tulisan ini mengacu
pada pemahaman yang dikembangkan oleh Bloom dan Anderson.. Pemahaman
konsep peserta didik diukur menggunakan alat tes pemahaman konsep yang sesuai
dengan indikator pemahaman konsep menurut Bloom dan Anderson.
3.6
Alat Tes Eksperimen
Proses penelitian pada akhirnya adalah pembuktian secara ilmiah melalui
pengukuran terhadap variable-variabel penelitian, dalam penelitian ini aspek yang
diukur adalah pemahaman konsep peserta didik. Untuk mengetahui pemahaman
(18)
konsep diperlukan alat test eksperimen yang dapat menggambarkan fakta yang
terjadi. Sugiyono (2008: 110) menjelaskan bahwa instrument penelitian adalah
“su
atu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena
sosial yang diamati.”
Penelitian ini akan mengukur pemahaman konsep yang berada dalam kelas
eksperimen dengan menggunakan media audio visual (software excel) melalui
pembelajaran contextual teaching learning dengan model problem-based learning
dalam bentuk ceramah pada mata pelajaran Akuntansi. Pengukuran pemahaman
konsep juga akan dilakukan pada peserta didik dalam kelas kontrol dengan
menggunakan media cetak dengan pembelajaran contextual teaching learning
dengan model problem-based learning dalam bentuk ceramah pada mata
pelajaran akuntansi.
Alat tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
adalah dengan tes pemahaman konsep berbentuk tes soal objektif.
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil pemahaman konsep peserta didik
terhadap materi pelajaran Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa yang
dilakukan pada saat awal (pre-test) dan akhir (post-test).
Langkah-langkah menyusun alat tes dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menentukan tujuan tes
Tujuan tes pada penelitian ini adalah untuk mengukur pemahaman
konsep peserta didik dalam memahami materi membuat ikhtisar siklus
akuntansi perusahaan jasa
2.
Menentukan tipe soal
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda
5 opsi (A,B,C,D,E)
3.
Membuat kisi-kisi soal
4.
Melaksanakan uji coba tes
5.
Melaksanakan uji coba, baik validitas, relibilitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda butir tes
(19)
Tabel 3.2
Kisi-kisi Alat Tes Pemahaman Konsep
No
Sub Materi
Indikator Pemahaman
Konsep Menurut
Anderson
NO SOAL
1
Persamaan akuntansi
Mengklarifikasi,
Membedakan
1,18,19
2
Bukti pencatatan
Menyimpulkan,
5,17
3
Pencatatan transaksi
ke dalam persamaan
akuntansi
Mencontohkan,
Menerjemahkan,
Mengklasifikasikan
3,4,16
4
Akuntansi
perusahaan jasa
Menafsirkan,
Merangkum
6
5
Laporan
keuangan
berdasarkan
persamaan akuntansi
Mencocokkan,
Mengelompokkan,
Mengategorikan,
7,8,9
6
Mekanisme
debit
kredit
Menghitung,
Menyimpulkan,
11
7
Saldo normal akun
Mengklasifikasikan,
Menyimpulkan,
Menjelaskan,
12,13,14
8
Jurnal
Mengelompokkan,
Menjelaskan,
Menyimpulkan,
10,15,20
9
Menyusun jurnal
Mengelompokkan,
Mencontohkan,
Menyimpulkan,
21,22,23
10
Buku besar
Mengklasifikasikan,
(20)
3.7
Analisis Alat Tes
Syaodih (2012: 228) mengatakan bahwa persyarat yang harus dipenuhi
oleh suatu instrumen penelitian seperti tes hasil belajar yaitu validitas, reliabilitas,
tingkat kesulitan butir soal dan daya pembeda.
3.7.1
Validitas
Sudjana (2012: 12) mengatakan bahwa validitas berkenaan dengan
ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai
apa yang seharusnya dinilai. Validasi instrumen dilakukan sebelum instrumen
pengumpul data digunakan, untuk memastikan bahwa alat tersebut mengukur ada
yang seharusnya diukur (valid), (Sugiyono, 2013: 197).
Pengujian terhadap isi dari alat tes pemahaman konsep materi membuat
ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa telah di
–
judgement oleh dosen
pembimbing terlebih dahulu untuk menilai kesesuaian isi materi dari alat tes
tersebut. Alat tes untuk pemahaman konsep materi Membuat ikhtisar siklus
akuntansi perusahaan jasa telah dilakukan satu kali pada kelas XII IPS-2 di
SMAN 1 Campaka.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi
antar bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 110),
adalah:
Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
∑X
= Jumlah skor item
∑Y
= Jumlah skor total (seluruh item)
N
= Jumlah responden
(21)
Keterangan :
t
= Nilai thitung
r
= Koefisien korelasi hasil rhitung
n
= Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n
-2). Kaidah
keputusan :
Jika
t
hitung> t
tabelberarti valid
t
hitung< t
tabelberarti tidak valid
Selanjutnya uji validitas tiap item alat tes dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel.
Tiap item alat tes dikatakan valid apabila
pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat
rhitun
g ≥ r
tabel. Berikut ini hasil uji validitasbutir alat tes dengan menggunakan SPSS versi 21.0 pada α = 0,05 dengan der
ajat
bebas (df) = N
–
2. Jumlah butir soal pada uji coba alat tes kali ini adalah 25 soal,
dengan sampel 28 peserta didik (df = 28). Maka r
tabeldengan siginifikansi untuk
uji dua arah 0,05 adalah r (0,05;46) = 0,2845. Berdasarkan hasil pengolahan data
untuk validitas alat tes pemahaman konsep menggunakan SPSS versi 21.0
disajikan pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Pemahaman Konsep
Butir soal
r hitung
r tabel
Validitas
1
0,470
0,3739
Valid
2
0,434
0,3739
Valid
3
0,594
0,3739
Valid
4
0,482
0,3739
Valid
5
0,069
0,3739
Tidak Valid
6
0,405
0,3739
Valid
7
0,427
0,3739
Valid
8
0,561
0,3739
Valid
9
0,384
0,3739
Valid
10
0,472
0,3739
Valid
11
0,209
0,3739
Tidak Valid
(22)
13
0,391
0,3739
Valid
14
0,472
0,3739
Valid
15
0,238
0,3739
Tidak Valid
16
0,391
0,3739
Valid
17
0,168
0,3739
Tidak Valid
18
0,391
0,3739
Valid
19
0,433
0,3739
Valid
20
0,433
0,3739
Valid
21
0,434
0,3739
Valid
22
0,425
0,3739
Valid
23
0,484
0,3739
Valid
24
0,074
0,3739
Tidak Valid
25
0,391
0,3739
Valid
Sumber Data: Lampiran 5
Hasil uji coba alat tes pemahaman konsep terdapat 25 soal yang telah valid
dan 5 soal yang tidak valid. Jumlah soal yang akan digunakan untuk pretest dan
post test berjumlah 20 soal.
3.7.2
Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepatan hasil
pengukuran (Syaodih, 2012: 229). Selanjutnya Sulistyo (2012: 46) mengatakan
bahwa uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang.
Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang,
formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan,
Cronbach’s Alpha, metode formula KR
-20, KR-21 dan metode Anova Hoyt.
Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Cronbach’s
Alpha, metode ini sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-5),
skor rentang (misal 0-50) atau digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) dan akan
menghasilkan perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20 dan
Anova Hoyt (Sulistyo, 2012: 46).
(23)
Keterangan:
k
= banyak pertanyaan dalam item
∑s
i2= varian item
s
t2= varian total
Rumus untuk varian total dan varian item :
Keterangan :
JKi
= jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs
= jumlah kuadrat subyek
Tabel 3.4
Klasisfikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r
Tingkat Reliabilitas
0,90 < r ≤ 1
,00
Sangat tinggi
0,70 < r ≤ 0,90
Tinggi
0,40 < r ≤ 0,70
Sedang
0,20 < r ≤ 0,40
Rendah
r ≤ 0,20
Sangat Rendah
Data di uji reliabilitas menggunakan metode
Cronbach’s Alpha
menggunakan SPSS versi 21.0. Adapun hasil pengolahan data untuk uji
reliabilitas disajikan pada tabel 3.5.
(24)
Tabel 3. 5
Reliability Statistics
Sumber data: Lampiran 6
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui koefisien reliabilitas alat tes
pemahaman konsep materi membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa
sebesar 0,750, sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 5% (0,05)
dengan N=28 didapat sebesar 0,3739. Maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir
alat tes tersebut reliabel.
3.7.3
Tingkat Kesulitan Soal
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya
soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proposional. Tingkat
kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan peserta didik dalam
menjawab, bukan dilihat dari sudut guru sabagai pembuat soal (Sudjana, 2012:
135).
Selanjutnya, Sudjana (2012: 137) mengatakan cara melakukan analisis
untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
I
= indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N
= banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Cronbach's Alpha
N of Items
(25)
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin
sulit soal tersebut (Sudjana, 2012: 137), kriteria indeks kesulitan soal terdapat
pada tabel 3.6.
Tabel 3. 6
Kriteria Indeks Kesulitan Soal
Harga TK
Klasifikasi
0
–
0,30
soal kategori sukar
0,31
–
0,70
soal kategori sedang
0,71
–
1,00
soal kategori mudah
Perhitungan tingkat kesulitan alat tes pemahaman konsep dilakukan
menggunakan program ANATES versi 4.0.5 yang dikembangkan oleh Karnoto
dan Yudi Wibisono pada tahun 2004. Adapun hasil dari perhitungannya di sajikan
pada tabel 3.7.
Tabel 3. 7
Tingkat Kesulitan Soal Pemahaman Konsep
No
Indek Tingkat Kesukaran
Klasifikasi
1
0,6552
Sedang
2
0,5862
Sedang
3
0,6207
Sedang
4
0,7586
Mudah
5
0,7241
Mudah
6
0,7931
Mudah
7
0,7931
Mudah
8
0,7241
Mudah
(26)
10
0,7931
Mudah
11
0,8276
Mudah
12
0,7586
Mudah
13
0,7586
Mudah
14
0,5862
Sedang
15
0,4828
Sedang
16
0,7586
Mudah
17
0,6207
Sedang
18
0,7586
Mudah
19
0,7586
Mudah
20
0,7586
Mudah
21
0,6207
Sedang
22
0,5517
Sedang
23
0,5172
Sedang
24
0,5517
Sedang
25
0,5517
Sedang
3.7.4
Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya
(Sudjana, 2012: 141). SelanjutnyaSudjana (2012: 141) mengatakan bahwa tes
yang tidak memiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang
sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan
rumus :
(27)
Keterangan :
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
J
A= banyaknya peserta kelompok atas
J
B= banyak peserta kelompok bawah
B
A= banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
B= banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
P
A= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sedangkan untuk melihat apakah daya pembeda jelek, cukup, baik atau
baik sekali dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Klasifikasi Daya Pembeda
No
Rentang Nilai D
Klasifikasi
1
D < 0,20
Jelek
2
0,20 ≤ D < 0,40
Cukup
3
0,40 ≤ D < 0,70
Baik
4
0,70 ≤ D < 1,00
Baik Sekali
Untuk uji daya beda terhadap alat tes pemahaman konsep maka pengujian
dilakukan menggunakan program ANATES versi 4.0.5 yang dikembangkan oleh
Karno To dan Yudi Wibisono pada tahun 2004. Hasil dari uji daya beda alat tes
pemahaman konsep terdapat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
No
Total Skor
Atas
Total Skor
Bawah
Daya
Pembeda
Klasifikasi
1
3
3
0,3750
Cukup
2
1
6
0,7500
Baik sekali
3
1
6
0,7500
Baik sekali
(28)
No
Total Skor
Atas
Total Skor
Bawah
Daya
Pembeda
Klasifikasi
5
5
3
0,2500
Jelek
6
3
5
0,6250
Baik
7
4
3
0,3750
Cukup
8
3
5
0,6250
Baik
9
3
4
0,5000
Baik
10
4
4
0,5000
Baik
11
6
2
0,2500
Jelek
12
4
3
0,3750
Cukup
13
2
5
0,6250
Baik
14
1
5
0,6250
Baik
15
4
3
0,2500
Jelek
16
5
2
0,3750
Cukup
17
4
2
0,2500
Jelek
18
4
4
0,5000
Baik
19
3
4
0,5000
Baik
20
4
3
0,3750
Cukup
21
3
4
0,5000
Baik
22
1
5
0,6250
Baik
23
2
5
0,6250
Baik
24
5
0
0,0001
Jelek
25
3
3
0,3750
Cukup
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda 25 butir soal pemahaman
konsep terdapat 2 butir soal dalam klasifikasi baik sekali serta 12 butir soal dalam
klasifikasi baik, 10 butir soal dalam klasifikasi cukup dan sisanya 1 dalam
klasifikasi jelek.
Berdasarkan 25 soal pilihan berganda yang diuji cobakan, terdapat 20 soal
pilihan berganda yang dapat digunakan dalam tes pemahaman konsep . Rincian
hasil uji coba soal tersebut dapat dilihat pada tabel
(29)
Tabel 3.10
Rincian Hasil Uji Coba Tes Pemahaman Konsep
Butir
Soal
Validitas
Reabilitas
Tingkat
Kesukaraan
Daya
Pembeda
Keterangan
Nilai
Kriteria
1
Valid
0,3739
Sedang
Sedang
Cukup
Dipakai
2
Valid
Sedang
Baik
sekali
Dipakai
3
Valid
Sedang
Baik
sekali
Dipakai
4
Valid
MudahBaik
Dipakai
5
Tidak Valid
Mudah
Cukup
Tidak Dipakai
6
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
7
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
8
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
9
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
10
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
11
Tidak Valid
Mudah
Cukup
Tidak Dipakai
12
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
13
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
14
Valid
SedangBaik
Dipakai
15
Tidak Valid
SedangCukup
Tidak Dipakai
16
Valid
MudahCukup
Dipakai
17
Tidak Valid
SedangCukup
Tidak Dipakai
18
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
19
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
20
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
21
Valid
SedangBaik
Dipakai
22
Valid
SedangBaik
Dipakai
(30)
Butir
Soal
Validitas
Reabilitas
Tingkat
Kesukaraan
Daya
Pembeda
Keterangan
Nilai
Kriteria
24
Tidak Valid
SedangJelek
Tidak Dipakai
25
Valid
SedangCukup
Dipakai
3.8
Teknik Analisis Data
3.8.1
Uji Normalitas
Manfaat uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
Z dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0.Kriteria
pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05
maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau
nilai probabililtas > 0.05 maka distribusi adalah normal.
3.8.2
Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian
sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Pada penelitian
ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data dengan uji Levene
(Levene Test). Uji Levene akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda rata-rata
atau uji-t. Kriteria pengujiaanya adalah apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai
probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas
> 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang
sama.
3.8.3
Pengujian Hipotesis
1.
Hipotesis Pertama dan Kedua
Untuk hipotesis pertama menguji pemahaman konsep peserta didik
sebelum dan sesudah menggunakan media audio visual (software excel) maka
diuji dengan menggunakan Paired Dependent. Jika data pretest dan post test
berdistribusi normal dan homogen maka pengujian dilakukan menggunakan
(31)
statistik Parametik menggunakan Paired Samples t Test,tetapi apabila data
tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka pengujian dilakukan
menggunakan statistik Nonparametik menggunakan
Wicolxon’s Matched
Pairs Test (Wilcoxon Signed Rank Test).
Uji hipotesis dilakukan menggunakan SPSS 21.0 dengan Kriteria
pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig 2-
tailed) ≤
0,05
(α),
baik
menggunakan Paired Samples t Test maupun menggunakan
Wicolxon’s
Matched Pairs Test (Wilcoxon Signed Rank Test).
2.
Hipotesis Ketiga
Untuk uji hipotesis ketiga dalam penelitian di dasarkan pada data
peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi, yaitu
N-Gain nilai pre-test dan post-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) digunakan rumus sebagai
berikut:
)
(
)
(
test
pre
skor
maksimum
skor
test
pre
skor
test
post
skor
Gain
N
Jika data N-Gainuji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka
dilanjutkan dengan statistik parametik menggunakan Independent Sample t
Test. Dan apabila data N-Gain tidak normal maupun tidak homogen maka
dilanjutkan pengujian statistik Nonparametik menggunakan Mann Whitney U
Test. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara duakelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan,
rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Adapun kriteria uji adalah nilai p-
value (Sig) ≤ 0,05 (2tailed test) atau
p-value
(Sig/2) ≤ 0,05 (1
-tailed test) maka Ho ditolak. Dan selanjutnya untuk
melihat besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka
gunakan Effect Size. Secara umum ukuran pengaruh (Effect Size) dapat diukur
dengan koefisien Eta Square
(ɳ
2)*.
(32)
Tabel 3.11
Kriteria Effect Size
Eta Square (
η
2)
Kriteria
≤ 0,10
Kecil
0,10 <η
2≤ 0,24
Sedang
0,24 <η
2≤ 0,37
Besar
> 0,37
Sangat Besar
Jacob Cohen (1988)
Tabel 3.12
Hipotesis dan Statistik Uji
Hipotesis
Hipotesis Statistik
Statistik Uji
Kriteria Uji
Parametik
Non
parametik
1.
Terdapat
perbedaan
pemahaman
konsep
peserta
didik
sebelum
dan
sesudah
menggunakan
media
audio
visual
software
excel) pada kelas
eksperimen
Ho : Ŷpost= Ŷpre
H
1: Ŷpost> Ŷpre
Paired
Samples
t
Test
Wicoxon’s
Matched
Pairs Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05 (1
-tailed
test,
Sig/2)
2.
Terdapat
perbedaan
pemahaman
konsep
peserta
didik
sebelum
Ho : Ŷpost= Ŷpre
H
1: Ŷpost>
Ŷpre
Paired
Samples
t
Test
Wicoxon’s
Matched
Pairs Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05
(1-tailed
test,
Sig/2)
(33)
Hipotesis
Hipotesis Statistik
Statistik Uji
Kriteria Uji
Parametik
Non
parametik
dan
sesudah
menggunakan
media cetak pada
kelas kontrol
3.
Terdapat
perbedaan
peningkatan
pemahaman
konsep
peserta
didik antara kelas
eksperimen yang
menggunakan
media
audio
visual (software
excel)
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kelas
kontrol
yang
menggunakan
media cetak
Ho : G_ekspeimen
= G_kontrol
H
1: G_ekspeimen
> G_kontrol
Independent
Samples
t
Test
Mann
Whitney
U
Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05
(1-tailed
test,
Sig/2)
(34)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan media pembelajaran
audio visual (software excel) yang mempengaruhi pemahaman konsep peserta
didik di SMA Negeri 1 Campaka Purwakarta. Sehingga diperoleh beberapa
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah:
1.
Media pembelajaran Audio Visual (software excel) berpengaruh terhadap
pemahaman konsep. Hal ini berarti bahwa semakin efektif media
pembelajaran audio visual (software excel) maka semakin tinggi
pemahaman konsep peserta didik.
2.
Media pembelajaran konvensional (cetak) berpengaruh terhadap
pemahaman konsep. Hal ini berarti bahwa semakin efektif media
pembelajaran konvensional (cetak) maka semakin tinggi pemahaman
konsep peserta didik.
3.
Penggunaan media pembelajaran audio visual (software excel) dapat
meningkatkan pemahaman konsep dibandingkan dengan menggunakan
media pembelajaran konvensional (cetak). Artinya penggunaan media
audio visual (software excel) lebih efektif dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran media konvensional (cetak).
5.2
Saran
Media audio visual (software excel) akan efektif digunakan sebagai media
pembelajaran jika media yang dirancang dilakukan sesuai dengan prosedur
pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan akan kemudahan
dalam berhitung dan kemudahan menggunakan maka media audio visual dalam
bentuk software excel dapat menjadi pilihan bagi pendidik mata pelajaran
(35)
akuntansi. Media ini adalah media yang mudah untuk digunakan dalam mata
pelajaran akuntansi.
Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio
visual (software excel) sebaiknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yaitu
berupa laboratorium komputer di setiap sekolah.
Pemanfaatan media akan lebih baik jika diadakan pelatihan khusus bagi
pendidikdalam media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, pelatihan ini dapat
diadakan dalam ruang lingkup MGMP agar spesifikasi pelatihan dapat
dikhususkan untuk bidang tertentu. Pelatihan ini juga bisa dilaksanakan di luar
lingkungan sekolah seperti tempat kursus komputer.
Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk semua mata
pelajaran yang menggunakan komputer dan hitung-hitungan. Perlu adanya
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pengaruh media audio visual (software
excel) terhadap pemahaman konsep.
Kelemahan dalam penelitian ini terletak pada alat tes eksperimen yang
belum mampu secara sempurna mengukur pemahaman konsep peserta didik.
Disarankan kepada penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini untuk
merancang alat tes eksperimen yang sesuai dengan prosedur pengembangan alat
tes sehingga dapat merepresentasikan hasil belajar yang akan diukur.
(1)
Butir
Soal
Validitas
Reabilitas
Tingkat
Kesukaraan
Daya
Pembeda
Keterangan
Nilai
Kriteria
24
Tidak Valid
SedangJelek
Tidak Dipakai
25
Valid
SedangCukup
Dipakai
3.8
Teknik Analisis Data
3.8.1
Uji Normalitas
Manfaat uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data. Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
Z dengan menggunakan bantuan software komputer SPSS versi 21.0.Kriteria
pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05
maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau
nilai probabililtas > 0.05 maka distribusi adalah normal.
3.8.2
Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian
sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Pada penelitian
ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data dengan uji Levene
(Levene Test). Uji Levene akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda rata-rata
atau uji-t. Kriteria pengujiaanya adalah apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai
probabilitas < 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas
> 0.05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang
sama.
3.8.3
Pengujian Hipotesis
1.
Hipotesis Pertama dan Kedua
(2)
statistik Parametik menggunakan Paired Samples t Test,tetapi apabila data
tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka pengujian dilakukan
menggunakan statistik Nonparametik menggunakan
Wicolxon’s Matched
Pairs Test (Wilcoxon Signed Rank Test).
Uji hipotesis dilakukan menggunakan SPSS 21.0 dengan Kriteria
pengujian adalah apabila probabilitas Asymp.Sig (sig 2-
tailed) ≤
0,05
(α),
baik
menggunakan Paired Samples t Test maupun menggunakan
Wicolxon’s
Matched Pairs Test (Wilcoxon Signed Rank Test).
2.
Hipotesis Ketiga
Untuk uji hipotesis ketiga dalam penelitian di dasarkan pada data
peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep akuntansi, yaitu
N-Gain nilai pre-test dan post-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) digunakan rumus sebagai
berikut:
)
(
)
(
test
pre
skor
maksimum
skor
test
pre
skor
test
post
skor
Gain
N
Jika data N-Gainuji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka
dilanjutkan dengan statistik parametik menggunakan Independent Sample t
Test. Dan apabila data N-Gain tidak normal maupun tidak homogen maka
dilanjutkan pengujian statistik Nonparametik menggunakan Mann Whitney U
Test. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara duakelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan,
rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Adapun kriteria uji adalah nilai p-
value (Sig) ≤ 0,05 (2tailed test) atau
p-value
(Sig/2) ≤ 0,05 (1
-tailed test) maka Ho ditolak. Dan selanjutnya untuk
melihat besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka
gunakan Effect Size. Secara umum ukuran pengaruh (Effect Size) dapat diukur
dengan koefisien Eta Square
(ɳ
2)*.
(3)
Tabel 3.11
Kriteria Effect Size
Eta Square (
η
2)
Kriteria
≤ 0,10
Kecil
0,10 <η
2≤ 0,24
Sedang
0,24 <η
2≤ 0,37
Besar
> 0,37
Sangat Besar
Jacob Cohen (1988)
Tabel 3.12
Hipotesis dan Statistik Uji
Hipotesis
Hipotesis Statistik
Statistik Uji
Kriteria Uji
Parametik
Non
parametik
1.
Terdapat
perbedaan
pemahaman
konsep
peserta
didik
sebelum
dan
sesudah
menggunakan
media
audio
visual
software
excel) pada kelas
eksperimen
Ho : Ŷpost= Ŷpre
H
1: Ŷpost> Ŷpre
Paired
Samples
t
Test
Wicoxon’s
Matched
Pairs Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05 (1
-tailed
test,
Sig/2)
2.
Terdapat
perbedaan
pemahaman
Ho : Ŷpost= Ŷpre
H
1: Ŷpost>
Ŷpre
Paired
Samples
t
Test
Wicoxon’s
Matched
Pairs Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05
(4)
Hipotesis
Hipotesis Statistik
Statistik Uji
Kriteria Uji
Parametik
Non
parametik
dan
sesudah
menggunakan
media cetak pada
kelas kontrol
3.
Terdapat
perbedaan
peningkatan
pemahaman
konsep
peserta
didik antara kelas
eksperimen yang
menggunakan
media
audio
visual (software
excel)
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kelas
kontrol
yang
menggunakan
media cetak
Ho : G_ekspeimen
= G_kontrol
H
1: G_ekspeimen
> G_kontrol
Independent
Samples
t
Test
Mann
Whitney
U
Test
Ho tidak dapat
diterima jika
p-value
≤ 0,05
(1-tailed
test,
Sig/2)
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan struktur hubungan media pembelajaran
audio visual (software excel) yang mempengaruhi pemahaman konsep peserta
didik di SMA Negeri 1 Campaka Purwakarta. Sehingga diperoleh beberapa
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah:
1.
Media pembelajaran Audio Visual (software excel) berpengaruh terhadap
pemahaman konsep. Hal ini berarti bahwa semakin efektif media
pembelajaran audio visual (software excel) maka semakin tinggi
pemahaman konsep peserta didik.
2.
Media pembelajaran konvensional (cetak) berpengaruh terhadap
pemahaman konsep. Hal ini berarti bahwa semakin efektif media
pembelajaran konvensional (cetak) maka semakin tinggi pemahaman
konsep peserta didik.
3.
Penggunaan media pembelajaran audio visual (software excel) dapat
meningkatkan pemahaman konsep dibandingkan dengan menggunakan
media pembelajaran konvensional (cetak). Artinya penggunaan media
audio visual (software excel) lebih efektif dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran media konvensional (cetak).
5.2
Saran
Media audio visual (software excel) akan efektif digunakan sebagai media
pembelajaran jika media yang dirancang dilakukan sesuai dengan prosedur
pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan akan kemudahan
(6)