PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR: kuasi eksperimen pada kelas XI IPS di SMAN 1 pacet Kab. cianjur dengan kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jas

(1)

VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi

Perusahaan Jasa) TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Gita Rianti

1302753

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

(3)

MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)

Oleh. GITA RIANTI

(1302753)

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Master Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Gita Rianti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktokber 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus ebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Penerapan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Dengan Variabel Moderator Motivasi Belajar (Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Kab. Cianjur Dengan Kompetensi Dasar Membuat Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empirik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation terhadap kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Temuan dalam penelitian ini antara lain: 1) Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation tidak berbeda secara signifkan. 3) Kemampuan analisis peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak berbeda secara signifikan. 4) Tidak terdapat interaksi antara penggunaan teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap kemampuan analisis peserta didik.

Kata Kunci: Teknik Group Investigation, Kemampuan Analisis dan Motivasi Belajar.


(5)

Application of Group Investigation Techniques to Improve Analytical Skills with Moderator Variable Of Learning Motivation (Quasi Experiment In Class XI IPS in SMAN 1 Pacet district. Cianjur With Basic Competence Making Accounting Cycle Services Company).

The purpose of this research was to determine the empirical illustration of the application of cooperative learning techniques Group Investigation of the analytical skills with motivation to learn as moderator variable. This research was conducted in SMAN 1 Pacet in class XI IPS. This research is a quasi-experimental research. The findings in this research include: 1) The analytical skills of students in the class that used the techniques of Group Investigation rise higher than the class that used conventional learning. 2) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the techniques of Group Investigation did not differ significantly. 3) The analytical skills of students who have learning motivation high, medium and low in the class that used the conventional learning did not differ significantly. 4) There is no interaction between the use of techniques Group Investigation and motivation toward the analytical skills of students.

Keywords: Group Investigation Techniques, Analytical Skills, and Motivation to Learn.


(6)

Gita Rianti, 2015

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar ... 11

2.2 Kemampuan Analisis ... 18

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... ……….20

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation. ………25

2.5 Motivasi Belajar ... ……….30

2.6 Penelitian Terdahulu ... ……….34

2.7 Kerangka Berpikir ... 38

2.8 Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 43

3.2. Desain Penelitian ... 43

3.3 Subjek Penelitian ... 44

3.4 Variabel Penelitian ... 45

3.4.1 Kemampuan Analisis ... 45

3.4.2 Motivasi Belajar ... 46

3.5 Skenario Penelitian... 46

3.6 Prosedur dan Alur Penelitian ... 48

3.6.1 Tahap Pra Eksperimen ... 48

3.6.2 Tahap Eksperimen ... 48

3.6.3 Tahap Pasca Eksperimen... 49

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.8 Alat Tes Penelitian ... 51

3.9 Analisis Uji Alat Tes Penelitian ... 52

3.9.1 Validitas ... 52


(7)

3.10.1 Rancangan Analisis Data ... 60

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 65

4.2. Hasil Analisis ... 65

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 65

A. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 66

B. N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66

C. Distribusi Skor Pretest dan Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen maupun Kontrol ... 67

4.2.2 Uji Perbandingan ... 74

A. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... 74

B. Uji Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen.76 C. Uji Hipotesis ... 77

4.3 Pembahasan ... 86

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 93

5.2 Implikasi ... 94

5.3. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(8)

Gita Rianti, 2015

Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan ... 1

Tabel 1.2 Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ……….34

Tabel 3.1 Desain Faktorial ... ……….43

Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis ... ……….45

Tabel 3.3 Motivated Strategis for Learning Questionare (MSQL)……….46

Tabel 3.4 Skenario Penelitian ... 46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... ……….51

Tabel 3.6 Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi ... ……….53

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal ... ……….53

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar . ………54

Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... ……….56

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... ……….57

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... ………57

Tabel 3.12 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... ………58

Tabel 3.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... ……….58

Tabel 3.14 Interpretasi Daya Pembeda ... ……….59

Tabel 3.15 Hasil Uji Daya Pembeda ... ………60

Tabel 3.16 Kriteria N-Gain ... ………62

Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis ... ………63

Tabel 4.1 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... ……….66

Tabel 4.2 N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Kontrol... ……….66

Tabel 4.3 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………67

Tabel 4.4 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Eksperimen ... ………68

Tabel 4.5 Distribusi Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………70

Tabel 4.6 Distribusi Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol ... ………72

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Setiap Dimensi Kemampuan Analisis ... ………74

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol ... ………74

Tabel 4.9 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen ... ………76


(9)

Tabel 4.11 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain Kemampuan Analisis Teknik Group Investigation Berdasarkan

Motivasi Belajar ... ………80 Tabel 4.12 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain

Kemampuan Analisis Pembelajaran Konvensional Berdasarkan

Motivasi Belajar ... ………83 Tabel 4.13 Analisis Deskriptif, Uji Normalitas dan Perbandingan N-Gain

Kemampuan Analisis Pembelajaran Konvensional dan Teknik Group Investigation Berdasarkan Motivasi Belajar ... ………85


(10)

Gita Rianti, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 41 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas

Eksperimen…………... ... 68 Gambar 4.2 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas

Eksperimen ... 69 Gambar 4.3 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen…………... ... 70 Gambar 4.4 Skor Pretest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol .. 71 Gambar 4.5 Skor Posttest Setiap Kategori Kemampuan Analisis di Kelas Kontrol. 72 Gambar 4.6 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas

Kontrol…………... ... 73 Gambar 4.7 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum

dan Minimum Pada Kelas Kontrol…………... ... 75 Gambar 4.8 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians Maksimum dan

Minimum Pada Kelas Eksperimen…………... ... 77 Gambar 4.9 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Varians, Maksimum

dan MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 79 Gambar 4.10 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan

MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Motivasi ... 82 Gambar 4.11 Perbandingan antara Mean, Standar Deviasi, Maksimum dan

MinimumN-Gain Kemampuan Analisis Pada Kelas Kontrol

Berdasarkan Motivasi ... 84 Gambar 4.12 Interaksi Metode dengan Motivasi ... 86


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 5 Format Kisi-Kisi Penulisan Soal

Lampiran 6 Soal Pretest-Posttest Sebelum Uji Coba Lampiran 7 Soal Pretest

Lampiran 8 Soal Posttest

Lampiran 9 Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Lampiran 10 Hasil ANATES Skor Data

Lampiran 11 Hasil ANATES Skor Data Dibobot

Lampiran 12 Hasil ANATES Kelompok Unggul dan Asor Lampiran 13 Hasil ANATES Kualitas Pengecoh

Lampiran 14 Hasil ANATES Uji Validitas Lampiran 15 Hasil ANATES Uji Reliabilitas Lampiran 16 Hasil ANATES Tingkat Kesukaran Lampiran 17 Hasil ANATES Daya Pembeda Lampiran 18 Hasil ANATES Skor Data Angket Lampiran 19 Hasil ANATES Uji Validitas Angket Lampiran 20 Hasil ANATES Reliabilitas Angket

Lampiran 21 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Ekperimen

Lampiran 22 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Pada Kelas Kontrol

Lampiran 23 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Ekperimen

Lampiran 24 Data Peningkatan Kemampuan Analisis Peserta Didik Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar Pada Kelas Kontrol

Lampiran 25 Perhitungan SPSS

Lampiran 26 Dokumentasi Kelas Eksperimen Lampiran 27 Dokumentasi Kelas Kontrol Lampiran 28 Surat Keterangan


(12)

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari keberhasilan pendidikannya. Pendidikan merupakan faktor utama dalam memajukan suatu bangsa. Hingga saat ini, masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65.

Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia terlihat dari jumlah pengangguran yang masih tinggi. Berikut ini data pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2014 yang diperoleh dari BPS.

Tabel 1.1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan No Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan

2014 Februari Agustus

1 Tidak/belum pernah sekolah 134.040 74.898 2 Belum/tidak tamat SD 610.574 389.550

3 SD 1.374.822 1.229.652

4 SLTP 1.693.203 1.566.838

5 SLTA Umum 1.893.509 1.962.786

6 SLTA Kejuruan 847.365 1.332.521

7 Diploma I,II,III/Akademi 195.258 193.517


(14)

Gita Rianti, 2015

Total 7.147.069 7.244.905

Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa total pengangguran terbuka meningkat dari 7.147.069 di bulan Februari menjadi 7.244.905 di bulan Agustus. Pengangguran tertinggi terjadi pada lulusan SLTA Umum yaitu sebesar 1.962.786. Peningkatan pengangguran terjadi pada lulusan SLTA Umum, SMK dan Universitas. Apa yang salah dengan pendidikan di negara kita?

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah usaha meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas manusia, agar bisa bersaing dengan negara-negara maju.

Menurut Jerome J. Bruner (dalam Lukmanul Hakim, 2009, hlm. 65), konsep-konsep yang dirumuskan oleh para ahli dalam upaya memperbaiki kualitas hasil pendidikan pada intinya tertumpu pada proses pendidikan itu sendiri. Sedangkan pendidikan secara formal berlangsung melalui kegiatan pembelajaran. Atas dasar ini, kajian tentang proses pendidikan bukan dalam arti luas melainkan dalam kerangka proses pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan mencakup bukan semata-mata segi kecerdasan (kemampuan intelektual) saja, tetapi juga mencakup segi sikap dan keterampilan. Tujuan pendidikan yang demikian luas ini tidak bisa dicapai hanya melalui proses pembelajaran yang semata-mata menekankan pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang beraneka ragam sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan.

Perkembangan zaman menuntut pendidikan yang memberikan kompetensi yang sesuai kebutuhan masyarakat. Tantangan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat serta memposisikan diri di lingkungannya. Pemerintah di beberapa negara mengajukan salah satu cara untuk menyiapkan peserta didik yang siap bersaing adalah dengan mengajarkan sains sebagaimana sains tersebut terjadi di dunia nyata. Dengan kata


(15)

lain peserta didik harus belajar menyelesaikan permasalahan nyata di lingkungan dan menerapkan pengetahuan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Selain itu, peserta didik juga harus menyadari bagaimana mereka berpikir, bukan hanya sekedar mengetahui apa yang mereka pikirkan (Bransford&Donovan dalam Quitadamo et. al. 2008).

Analisis adalah proses yang dilakukan secara hati-hati dengan membagi-bagi masalah dengan melalui aplikasi teknis analisis dan penerapan pengetahuan yang tepat. Sebagai contoh, analisa fakta membutuhkan pembuktian hipotesa. Menurut Kuswana (2012, hlm. 115), menganalisis adalah memecah materi menjadi bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan. Analisis sebagai suatu tujuan dapat dibagi menjadi tiga subkategori, yaitu membedakan, mengorganisasi dan menghubungkan. Dengan kemampuan analisis yang tinggi diharapkan peserta didik siap terjun di masyarakat.

Pembelajaran akuntansi dituntut dapat menciptakan akuntan-akuntan yang memiliki keterampilan luas diantaranya kemampuan analisis. Kemampuan analisis merupakan keterampilan khusus yang membantu akuntan menggunakan logika dalam memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu isu yang harus diatasi oleh seorang akuntan dalam dunia industri. Kemampuan analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah berkaitan erat dengan kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik transaksi internal maupun eksternal. Akuntansi yang diberikan pada peserta didik di SMA adalah akuntansi perusahaan jasa dan akuntansi perusahaan dagang. Sedangkan akuntansi yang diberikan pada peserta didik SMK adalah akuntansi perusahaan jasa, akuntansi perusahaan dagang, akuntansi keuangan, dan akuntansi manufaktur. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 Pacet, banyak peserta didik yang kesulitan dalam menganalisis data penyesuaian seperti menentukan akun-akun apa saja yang harus dicatat di sebelah debit maupun kredit, serta menghitung nilai dari penyesuaian itu sendiri. Lemahnya kemampuan menganalisis data penyesuaian menyebabkan peserta didik kesulitan dalam


(16)

Gita Rianti, 2015

menyelesaikan siklus akuntansi. Selain itu, masih banyaknya peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang disebabkan oleh konsentrasi peserta didik yang semakin lama semakin menurun pada saat pembelajaran serta kurang kreatifnya guru dalam proses pembelajaran di kelas sehingga timbul rasa jenuh dan bosan dalam diri peserta didik. Sebagian peserta didik menyalin tugas temannya sehingga mereka tidak mengalami proses belajar dan tidak menambah pengetahuan serta keterampilan mereka dalam akuntansi. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi tidak merangang motivasi belajar dalam diri peserta didik. Berikut ini rekapitulasi nilai UTS yang diperoleh peserta didik kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet.

Tabel 1.2

Nilai UTS Kelas XI IPS di SMAN 1 Pacet Nilai

(KKM = 75)

Kelas

XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4

< KKM 26 orang atau 78,8%

21 orang atau 65,6%

27 orang atau 81,8%

27 orang atau 93,1%

> KKM 7 orang atau 21,2%

11 orang atau 34,4%

6 orang atau 18,2%

2 orang atau 6,9%

Jumlah 33 orang 32 orang 33 orang 30 orang

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran di kelas seperti memperhatikan metode yang digunakan saat pembelajaran. Ini sejalan dengan Syah (2014, hlm. 129) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dibedakan menjadi tiga macam, yakni faktor internal (aspek fisiologis dan psikologis peserta didik), faktor eksternal (kondisi lingkungan di sekitar peserta didik) dan faktor pendekatan belajar (strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran). Guru diharapkan mampu lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan peserta didik dalam fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran. Terdapat banyak teori pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya memberikan masukan serta pengetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk menjadikan


(17)

peserta didiknya unggul. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena guru terlibat langsung di dalamnya. Ini sesuai dengan pernyataan dari Mark Mason (2000, hlm. 348) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Teachers as Critical Mediators of Knowledge yang menyatakan bahwa Teachers as actively mediating between what is known and what is not yet known by the learner.” Belajar dan mengajar merupakan suatu konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan peserta didik yang harus mendapatkan hasil. Hasil belajar disini adalah kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik setelah menerima perlakuan dari pengajar (guru). Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru, artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Mengingat ayat jurnal penyesuaian merupakan hal terpenting dari proses menyelesaikan siklus akuntansi, maka keterampilan peserta didik dalam menganalisis bukti transaksi seperti menetukan akun-akun yang terpengaruh dengan adanya penyesuaian dan berapa nilai dari penyesuaian tersebut harus lebih ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan analisis peserta didik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan analisis peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yaitu menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau peserta didik, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan


(18)

Gita Rianti, 2015

tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh peserta didik. Dari berbagai model pembelajaran, terdapat model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif, karena dengan model pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat bekerja sama dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ini sesuai dengan literatur yang dikutip oleh Jeanie M. Dotson dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Cooperative Learning Structures Can Increase Student Achievement” menjelaskan bahwa cooperative learning is generally defined as a teaching arrangement in which small, heterogeneous groups of students work together to achieve a common goal. Setiap anggota kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dengan teman kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus membantu teman dalam kelompoknya dengan cara melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil, dan lebih berani mengungkapkan pendapat dan bertanya satu sama lain. Terlihat jelas bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik juga dituntut untuk dapat berinteraksi sosial dengan peserta didik lainnya, seperti pernyataan yang tertulis dalam sebuah artikel di situs wikipedia yang menyatakan bahwa cooperative learning is an approach to organize classroom activities into academic and social learning experiences. Selain itu, rasa jenuh pada diri peserta didik karena materi yang rumit dan kompleks serta suasana belajar di kelas yang kurang menyenangkan akan teratasi. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barkah Lestari (Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta) dengan judul penelitian “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning”. hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan model cooperative learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dilihat dari tingkat partisipasi, interaksi pembelajaran, hasil kuis dan tes, serta hasil tugas kerja kelompok.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah tipe Group Investigation (GI). Banyak penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan analisis yang akhirnya


(19)

akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, diantaranya: 1) penelitian dari Yasemin Koc, Kemal Doymus, Ataman Karacop, and Umit Simsek yang menyatakan “In this study, the findings that group investigation has stronger effects on academic achievement than the traditional learning method are in line with the results of the studies by Zingaro (2008), Abordo and Gaikwad (2005), and Shackar and Fischer (2004)”, 2) penelitian dari Harun Nasrudin dan Utiya Azizah yang hasilnya menyatakan bahwa: (a) Implementation of “group investigation Cooperative learning” contextual oriented can improve thinking skills and scientific attitude students in learning science; (b) Most of students are wilingly to joint to this teaching-learning activity, and the improvement of students cooperate in esential concepts finding so learning not boring. Students can be done analysis and evaluation investigation result with their ideas, observation environment theirself, make report investigation and presentation of final product, 3) penelitian dari Keymal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop,

dan Sukru Ada mengemukakan bahwa “there are good reasons for using a group

learning process such as group investigation technique in order to create an “inquiring community”, 4) penelitian dari Hwang et al pada tahun 2005 di Hongkong mengemukakan bahwa teknik Group Investigation berpengaruh positif pada pelajaran akuntansi. Dengan melihat hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran akuntansi yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan analisis yang secara otomatis akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan revisi Taksonomi Bloom’s oleh Anderson dan Krathwohl’s (dalam Kuswana 2012, hlm. 115) terdapat enam kategori proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Pembelajaran akuntansi dituntut dapat menciptakan akuntan-akuntan yang memiliki keterampilan luas diantaranya kemampuan analisis. Kemampuan analisis merupakan keterampilan khusus yang membantu akuntan menggunakan logika dalam memecahkan masalah. Namun,


(20)

Gita Rianti, 2015

dalam pelaksanaan pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Menurut Syah (2014, hlm.137), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik antara lain sebagai berikut:

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, yakni aspek fisiologis (tonus jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi)

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yakni: lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman) dan lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam).

3. Faktor pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).

Dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang terjadi di SMAN 1 Pacet adalah motivasi dan proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan suatu perbuatan yang ingin dicapainya, sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai sebuah sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, berinterelasi, dan berinterdependensi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen tersebut antara lain tujuan, pendidik, peserta didik, kurikulum (materi pelajaran, dll), strategi (model-model pembelajaran, metode, dll), media pembelajaran, dan evaluasi. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran akuntansi adalah model pembelajaran kooperatif.

Dari identifikasi tersebut, maka penelitian akan difokuskan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan analisis dengan variabel moderator motivasi belajar.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut.


(21)

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional?

4. Apakah terdapat interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap kemampuan analisis?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan batasan dan rumusan masalah tersebut, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan analisis peserta didik, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional.

2. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation.

3. Perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

4. Interaksi antara teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap kemampuan analisis.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut.


(22)

Gita Rianti, 2015 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan model pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan analisis.

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi para guru agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan, bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

c. Sebagai bahan masukan kepada para praktisi pendidikan bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai bila didukung oleh proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, di dalamnya membahas Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitan, Manfaat Penelitan dan Sistematika Penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka yang di dalamnya membahas beberapa teori dan konsep mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation, Teori Belajar Konstruktivisme, Kemampuan Analisis, Motivasi Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian. Bab III: Metodologi Penelitian yang berisi tentang Metode dan Desain

Penelitian, Objek dan Subjek Penelitian, Skenario Penelitian, Prosedur dan Alur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Alat Tes Peneitian,


(23)

Analisis Uji Alat Tes Penelitian, Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang Deskripsi Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis yang terdiri dari Analisis Deskriptif dan Uji Perbandingan serta Pembahasan.

Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang berisi tentang Simpulan mengenai hipotesis penelitian, Implikasi Hasil Penelitian yang terdiri dari Implikasi Teoritis dan Praktis serta Rekomendasi yang diberikan peneliti terkait dengan hasil penelitian.


(24)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 37) penelitian eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan (artificial condition). Tujuan dari penelitian eksperimen adalah menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) pada beberapa kelompok eksperimen dan penyelidikan kontrol untuk perbandingan. Penelitian ini dibagi dalam dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok kelas eksperimen dengan teknik Group Investigation serta kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

3.2Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah Desain Faktorial 3x2. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Desain Faktorial

Motivasi

Metode Pembelajaran Teknik Group

Investigation (B1)

Konvensional (B2)

Motivasi Tinggi (M1) KA_B1M1 KA_B2M1

Motivasi Sedang (M2) KA_B1M2 KA_B2M2


(25)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Keterangan:

1. KA = Kemampuan analisis

2. KA_B1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan teknik group investigation

3. KA_B1M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan teknik group investigation dengan motivasi tinggi

4. KA_B1M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan teknik group investigation dengan motivasi sedang

5. KA_B1M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan teknik group investigation dengan motivasi rendah

6. KA_B2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol

7. KA_B2M1 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan motivasi tinggi

8. KA_B2M2 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan motivasi sedang

9. KA_B2M3 = Kemampuan analisis peserta didik pada kelas kontrol dengan motivasi rendah

3.3Subjek Penelitan

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Pacet yang beralamat di Jalan Hanjawar Pacet Sukanagalih RT/RW 10/2 Dusun Tegal Tengah Desa Sukanagalih Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Unit analisisnya adalah peserta didik kelas XI IPS yang berjumlah 4 kelas, terdiri dari XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang, XI IPS 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang, XI IPS 3 dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 orang dan XI IPS 4 dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang. Kelas XI IPS 3 merupakan kelas kontrol dalam penelitian ini yang akan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, sedangkan kelas XI IPS 4 merupakan kelas eksperimen yang


(26)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

(GI). Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada bulan Mei 2015.

3.4Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah teknik Group Investigation, variabel dependennya adalah kemampuan analisis dan variabel moderatornya motivasi belajar.

3.4.1 Kemampuan Analisis

Menganalisis adalah memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan (Kuswana, 2012, hlm. 115). Kemampuan analisis dalam pembelajaran akuntansi di sekolah menengah berkaitan erat dengan kemampuan dalam menganalisis suatu data transaksi, baik transaksi internal maupun eksternal. Indikator menganalisis dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Dimensi Menganalisis

Variabel Kategori Nama Lain Definisi

Kemampuan Analisis Differentiating (Membedakan) Mendeskriminasikan, memusatkan, menyeleksi Membedakan bahan-bahan yang relevan atau tidak relevan atau yang penting dengan yang tidak penting Organizing (Mengatur/ Mengorganisasi) Menemukan hubungan, integrasi, meringkas, menguraikan, menyusun Menetapkan bagaimana elemen-elemen cocok atau berfungsi dalam sebuah struktur Atributing

(Menghubungkan)

Membangun Menetapkan

pandangan, gangguan, nilai-nilai atau maksud


(27)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

materi Sumber: Kuswana (2012, hlm. 124-125)

3.4.2 Motivasi Belajar

Hakikat motivasi menurut Uno (2008, hlm.52) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya. Indikator untuk motivasi belajar diadaptasi dari Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL) yang dikemukakan oleh Printrich, P.R and De Groot V (1990, hlm. 40), Printich, P.R., Smith, D.A., Garcia, T., & McKeachie W.J pada tahun 1991 (Cahterin, 2002, hlm. 15), Printrich, P.R pada 1996 (Heafner, 2004, hlm. 43). Indikator tersebut disajikan dalam tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Motivated Strategies for Learning Questionare (MSQL)

Scale Subscale

Motivation

Value Components:

a. Intrinsic Goal Orientation b. Exstrinsik Goal Orientation c. Task Value

Expectancy Components: a. Control Beliefs

b. Self-Efficacy for Learning and Performance Affective Components:

Test Anxiety

3.5Skenario Penelitian


(28)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Skenario Penelitian

No Waktu Tahapan Kegiatan

1 20 menit Kegiatan Awal  Guru Mengucapkan Salam  Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran

 Mengidentifikasikan topik dan mengatur peserta didik ke dalam kelompok.

a. Guru memberikan sub topik terkait dengan materi ajar berupa kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa b. Peserta didik memilih sub topik

sesuai dengan minat mereka masing-masing.

c. Peserta didik dikelompokkan sesuai dengan sub topik yang mereka pilih.

2 60 menit Kegiatan Inti Proses Tahapan Investigasi dan Presentasi Laporan Akhir

a. Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

b. Melaksanakan investigasi c. Menyiapkan laporan d. Mempresentasikan laporan 3 10 menit Kegiatan Akhir Refleksi dan Evaluasi

a. Melakukan evaluasi


(29)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

c. Memberikan tugas rumah kepada peserta didik

d. Memberikan gambaran umum materi yang akan datang

3.6Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pra eksperimen, tahap eksperimen, dan tahap pasca eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut.

3.6.1 Tahap Pra Eksperimen

1. Membuat surat ijin penelitian.

2. Mengadakan observasi ke sekolah yang dituju sebagai tempat penelitian. Tujuan observasi awal adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi dan kondisi serta kemampuan peserta didik dalam pembelajaran akuntansi.

3. Melihat daftar nilai ulangan untuk menentukan mana kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol.

4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

5. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dalam bentuk soal tes pilihan ganda sebanyak 20 soal, angket motivasi belajar sebanyak 40 pernyataan dan lembar observasi terhadap peserta didik dalam aktivitas kegiatan pembelajaran akuntansi.

6. Judgement terhadap instrumen penelitian oleh dosen pembimbing. 7. Melakukan uji coba instrumen yang diberikan kepada subjek diluar

sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda atas tes yang digunakan.


(30)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

validitas dan reliabilitasnya.

3.6.2 Tahap Eksperimen

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah penelitian ini adalah: 1. Melakukan Pre test di kelas eksperimen dan di kelas kontrol selama 45

menit.

2. Melakukan penelitian eksperimen sebanyak 3 kali dengan materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja. Untuk kelas eksperimen menggunakan teknik Group Investigation dan untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvesional dengan metode ceramah. 3. Mengadakan Post test terhadap kedua kelompok (kelas eksperimen

dan kelas kontrol).

3.6.3 Tahap Pasca Eksperimen

1. Mengolah data hasil pretest dan postest untuk selanjutnya dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis.

2. Menarik kesimpulan hasil penelitian.

3. Menyusun laporan penelitian yang telah dilakukan.

Langkah-langkah tersebut jika dibuat dalam bentuk gambar, maka akan terlihat seperti berikut.

Observasi Awal

Masalah

Penyusunan Instrumen : Soal tes dan angket motivasi belajar Penyusunan

perangkat pembelajaran

Studi Literatur Bahan Kajian: Teknik Group Investigation, kamampuan analisis dan motivasi belajar

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari nilai UTS


(31)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.7Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data. Menurut Riduwan (2013, hlm. 98) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Sesuai dengan jenis penelitian dan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini, maka digunakan instrumen pengumpulan data diantaranya:

a. Tes Objektif

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes objektif dilakukan terhadap peserta didik kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas kontrol. Pre test dilakukan untuk melihat kemampuan peserta didik sebelum dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation serta pembelajaran konvensional dengan soal berupa uraian. Post test diberikan setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional di kelas

Implementasi Pembelajaran

Kelas Kontrol

Posttest

Pembelajaran Konvensional

Analisis Data Pretest

Teknik Group Investigation Kelas Eksperimen


(32)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

uraian.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008, hlm. 199). Kuesioner ini digunakan untuk melihat motivasi belajar peserta didik. Dengan menggunakan pedoman penskoran, maka peserta didik akan dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok peserta didik dengan motivasi tinggi, sedang, dan rendah.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis (Muhammad Idrus, 2009, hlm. 101). Data-data yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi. Observasi penelitian dilakukan terhadap peserta didik untuk melihat aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan teknik Group Investigation serta pembelajaran konvesional.

3.8Alat Tes Penelitian a. Soal Pilihan Ganda

Alat tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal kemampuan analisis. Pemberian tes dilakukan melalui pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan analisis serta untuk mengetahui kualitas peningkatannya melalui gain ternormalisasi. Kisi-kisi soal dapat dilihat dalam lampiran.

b. Angket

Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik. Angket yang digunakan oleh peneliti diadaptasi dari model MSQL dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2008, hlm.107-108) empat skala yaitu kategori sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pedoman penskorannya antara lain:


(33)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.

 Jika pernyataan negatif maka sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Sub Indikator Nomor Item

Tujuan Intrinsik Tujuan Ekstrinsik Nilai Tugas

5, 6, 14, 18, 21, 30, 36 12, 16, 17, 22, 28, 35 2,10, 19, 23, 26, 27, Keyakinan Diri

Kemampuan Diri

3, 7, 8, 25, 31, 32, 39 4, 9, 13, 20, 33, 37,40 Kekhawatiran 1, 15, 24, 29, 34, 38

40

3.9Analisis Uji Alat Tes Penelitian

Sebelum digunakan, alat tes penelitian yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dan angket sebanyak 40 pernyataan diujikan terlebih dahulu pada peserta didik kelas XI IPS 3 di SMAN 1 Sukaresmi yang berjumlah 28 orang. Perhitungan uji coba alat tes penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Menguji indeks validitas soal b. Menguji reliabilitas soal

c. Menguji tingkat kesukaran soal d. Menguji daya pembeda


(34)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011, hlm. 353). Pengujian validitas butir-butir instrumen dianalisis dengan menggunakan analisis item. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.

Adapun untuk menghitung koefisien korelasi digunakan Pearson Product Moment (Pearson r) :

∑ ∑ ∑ √ ∑ } ∑ ∑ }

(Arikunto, 2013, hlm. 87) Keterangan:

∑XY : merupakan jumlah skor X dikali skor Y ∑X : merupakan jumlah skor X

∑Y : merupakan jumlah skor Y

∑X2 : merupakan jumlah kuadrat skor X ∑Y2

: merupakan jumlah kuadrat skor Y

Tabel 3.6

Kriteria Validitas & Harga Koefisien Korelasi Harga Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup


(35)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut:  Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r tabel.  Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.

Instrumen yang diuji dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang berupa tes objektif untuk melihat tingkat kemampuan analisis peserta didik dalam akuntansi. Jumlah butir soal pada uji coba instrument adalah 20 soal pilihan ganda. Berikut ini disajikan tabel hasil uji validitas soal dan angket yang diolah dengan menggunakan ANATES versi 4.00 untuk α = 0,05 dan df = N-2.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal

Butir Soal r hitung r tabel Validitas

1. 0, 291 0,381 Tidak Valid

2. 0,114 0,381 Tidak Valid

3. 0,601 0,381 Valid

4. -0,163 0,381 Tidak Valid

5. 0,075 0,381 Tidak Valid

6. 0,528 0,381 Valid

7. 0,068 0,381 Tidak Valid

8. 0,553 0,381 Valid

9. 0,364 0,381 Tidak Valid

10. 0,182 0,381 Tidak Valid

11. 0,165 0,381 Tidak Valid

12. 0,530 0,381 Valid

13. 0,093 0,381 Tidak Valid

14. 0,355 0,381 Tidak Valid


(36)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

17. 0,597 0,381 Valid

18. 0,703 0,381 Valid

19. 0,516 0,381 Valid

20. 0,452 0,381 Valid

Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 10 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid. Jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 10 soal yang valid.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Butir Soal r hitung r tabel Validitas

1. 0,499 0,381 Valid

2. 0,390 0,381 Valid

3. 0,639 0,381 Valid

4. 0,451 0,381 Valid

5. 0,315 0,381 Tidak Valid

6. 0,561 0,381 Valid

7. 0,427 0,381 Valid

8. 0,777 0,381 Valid

9. 0,581 0,381 Valid

10. 0,496 0,381 Valid

11. 0,280 0,381 Tidak Valid

12. 0,693 0,381 Valid

13. 0,345 0,381 Tidak Valid

14. 0,272 0,381 Tidak Valid

15. 0,707 0,381 Valid


(37)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

18. 0,666 0,381 Valid

19. 0,337 0,381 Tidak Valid

20. 0,511 0,381 Valid

21. 0,601 0,381 Valid

22. 0,671 0,381 Valid

23. 0,504 0,381 Valid

24. 0,282 0,381 Tidak Valid

25. 0,424 0,381 Valid

26. 0,492 0,381 Valid

27. 0,593 0,381 Valid

28. 0,598 0,381 Valid

29. 0,703 0,381 Valid

30. 0,750 0,381 Valid

31. 0,779 0,381 Valid

32. 0,336 0,381 Tidak Valid

33. 0,569 0,381 Valid

34. 0,692 0,381 Valid

35. 0,704 0,381 Valid

36. 0,829 0,381 Valid

37. 0,540 0,381 Valid

38. 0,658 0,381 Valid

39. 0,755 0,381 Valid

40. 0,529 0,381 Valid

Dari tabel 3.8 terlihat jelas bahwa dari 40 pernyataan, sebanyak 33 pernyataan dinyatakan valid dan 7 pernyataan dinyatakan tidak valid. Dari 33 pernyataan yang valid, pernyataan no 2 tidak dipakai oleh peneliti dikarenakan mempunyai signifikansi korelasinya “signifikan” sedangkan 32 pernyataan yang


(38)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

merupakan hasil diskusi dengan dosen pembimbing.

3.9.2 Reliabilitas

Reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut:

(M. Idrus, 2009, hlm. 143) Keterangan:

α = koefisien reliabilitas

n = banyaknya butir pertanyaan

= varians skor total

= jumlah varians skor tiap-tiap item

Tabel 3.9

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya α Tingkat Reliabilitas

0,90 < α < 1,00 Sangat Tinggi 0,70 < α < 0,90 Tinggi 0,40 < α < 0,70 Sedang 0,20 < α < 0,40 Rendah

α < 1,00 Sangat Rendah

Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menggunakan ANATES versi 4.00, sehingga diperoleh hasilnya sebesar 0,79 untuk soal pilihan ganda yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas


(39)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

pernyataan-pernyataan dalam angket yang diujicobakan memiliki reliabilitas sangat tinggi. Berikut ini disajikan tabel hasil uji reliabilitas.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Soal

Cronbach’s Alpha N of Items

0,79 20

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Cronbach’s Alpha N of Items

0,96 40

3.9.3 Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sedangkan indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P =

(Arikunto, 2013, hlm. 223) Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes


(40)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Tabel 3.12

Interpretasi Tingkat Kesukaran Harga TK Klasifikasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < TK < 0,30 Soal sukar 0,30 < TK < 0,70 Soal sedang 0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal yang dianalisis dengan menggunakan ANATES versi 4.00.

Tabel 3.13

Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Butir Soal Klasifikasi Butir Soal Klasifikasi

1. Sangat sukar 11. Sedang

2. Sedang 12. Mudah

3. Sedang 13. Sukar

4. Sangat sukar 14. Sedang

5. Sangat sukar 15. Sedang

6. Sedang 16. Sedang

7. Sukar 17. Sedang

8. Mudah 18. Sedang

9. Sedang 19. Sedang

10. Mudah 20. Sedang


(41)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

setiap butir soal tes hasil belajar peserta didik yang diawali dengan cara mengurutkan skor total seluruh butir soal lalu mengelompokkannya dari yang terbesar ke yang terkecil seperti pada perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2013, hlm. 228) Keterangan:

D : Daya pembeda atau disebut indeks diskriminasi J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta didik kelompok atas JB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab dengan benar BB : Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab dengan benar PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar n : Jumlah peserta didik kelompok atas atau kelompok bawah

Tabel 3.14

Interpretasi Daya Pembeda

Harga DP Klasifikasi

DP < 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP < 0,20 Jelek 0,20 < DP < 0,40 Cukup 0,40 < DP < 0,70 Baik


(42)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

Hasil uji daya pembeda alat tes kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.15

Hasil Uji Daya Pembeda Butir

Soal

Kelompok Atas

Kelompok

Bawah Beda

Indeks DP

(%) Klasifikasi

1. 3 0 3 37,50 Cukup

2. 1 1 0 0,00 Sangat jelek

3. 6 0 6 75,00 Sangat baik

4. 0 1 -1 -12,50 Sangat jelek

5. 2 1 1 12,50 Jelek

6. 7 1 6 75,00 Sangat baik

7. 2 2 0 0,00 Sangat jelek

8. 8 4 4 50,00 Baik

9. 7 4 3 37,50 Cukup

10. 7 6 1 12,50 Jelek

11. 6 4 2 25,00 Cukup

12. 8 3 5 62,50 Baik

13. 3 2 1 12,50 Jelek

14. 4 0 4 50,00 Baik

15. 5 1 4 50,00 Baik

16. 5 1 4 50,00 Baik

17. 7 2 5 62,50 Baik

18. 8 0 8 100,00 Sangat baik


(43)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

3.10 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.10.1 Rancangan Analisis Data

a. Data Hasil Kuesioner

Data hasil kuesioner terhadap peserta didik untuk melihat motivasi belajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation serta pembelajaran konvensional dianalisis dengan metode deskriptif. Analisis statistik deskriptif yang akan digunakan adalah mean dan standar deviasi. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan motivasi dibagi menjadi tiga ranking (tinggi, sedang, rendah). Menurut Arikunto (2013, hlm. 299), langkah-langkah dalam menentukan kedudukan peserta didik dalam 3 ranking antara lain:

1) Menjumlah skor peserta didik

2) Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Standar Deviasi)

3) Menentukan batas-batas kelompok  Kelompok Motivasi Tinggi

Semua peserta didik yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata +1 SD ke atas.

 Kelompok Motivasi Sedang

Semua peserta didik yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD.

 Kelompok Motivasi Rendah

Semua peserta didik yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang dari itu.

b. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation serta


(44)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

langkah sebagai berikut:

1. Menskor tiap lembar jawaban tes peserta didik sesuai dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran yang telah disetujui.

2. Membuat tabel skor hasil pretest, posttest dan gain ternormalisasi peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan dan nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik untuk masing-masing kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Rumus yang digunakan:

4. Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan menunjukkan tingkat variansi kelompok data. 5. Setelah diperoleh data penelitian, maka dilakukan analisis data

pretest dan posttest dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui uji hipotesis yang digunakan selanjutnya, yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Hasil pretest dan posttest kemampuan analisis akan dianalisis dengan menghitung normalisasi gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai rata-rata posttest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus:

Tabel 3.16

Kriteria N-Gain

Kategori Perolehan N-Gain Kriteria Peningkatan

N-gain > 0,70 tinggi 0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 sedang


(45)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

membandingkan rata-rata skor posttest dan simpangan baku antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.10.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.17 Pengujian Hipotesis

Rumusan Masalah Hipotesis Hipotesis

Statistik Statistik Uji

Kriteria Uji

1. Apakah terdapat perbedaan

kemampuan analisis antara peserta didik yang menggunakan teknik Group Investigation dengan pembelajaran konvensional?

Kemampuan analisis peserta didik yang belajar dengan menggunakan teknik group investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang

H0 = GGI = GK H1 = GGI > GK

Parametrik: Independent sample T-test Nonparametrik: Mann Whitney U Test

H0 tidak diterima jika p-value (sig) ≤ 0,05 (1-tailed test)


(46)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DENGAN VARIABEL MODERATOR MOTIVASI BELAJAR

menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Apakah terdapat perbedaan

kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dengan

menggunakan teknik group investigation?

Terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan teknik group investigation.

H0 = = =

H1 = ≠ ≠

Parametrik: ANOVA Nonparametrik: Kruskal Wallis

H0 tidak diterima jika p-value (sig) < 0,05 (2-tailed test)

3. Apakah terdapat perbedaan

kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan pembelajaran konvensional? Terdapat perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

H0 = = =

H1 = ≠ ≠

Parametrik: ANOVA Nonparametrik: Kruskal Wallis

H0 tidak diterima jika p-value (sig) < 0,05 (2-tailed test)

4. Apakah terdapat interaksi antara teknik Group Investigation dan

Terdapat interaksi antara teknik Group Investigation

H0 = tm = 0 H1 = tm ≠ 0

ANOVA Dua Arah

H0 tidak diterima jika p-value (sig) < 0,05


(47)

Gita Rianti, 2015

PENERAPAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS

terhadap kemampuan analisis?

belajar terhadap kemampuan analisis.

test)

Keterangan:

GGI = Gain untuk kelas eksperimen GK = Gain untuk kelas kontrol

= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar tinggi = Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar sedang

= Rata-rata kemampuan analisis untuk kategori motivasi belajar rendah tm = Interaksi teknik Group Investigation dan motivasi belajar terhadap


(48)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian maka simpulan dalam penelitian ini antara lain:

1. Kemampuan analisis peserta didik pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan teknik Group Investigation (GI) dapat diterapkan pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja untuk meningkatkan kemampuan analisis peserta didik yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

2. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan teknik Group Investigation tidak signifkan. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Group Investigation dapat diterapkan pada peserta didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Penerapan teknik Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik dalam berbagai tingkatan motivasi belajar pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja.

3. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan kemampuan analisis antara peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional dapat diterapkan pada peserta didik baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Namun, jika dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat jelas bahwa kemampuan analisis peserta didik yang menggunakan teknik Group Investigation di berbagai kategori motivasi belajar lebih tinggi. Hal ini mengandung makna bahwa kegiatan pembelajaran pada materi jurnal


(49)

penyesuaian dan kertas kerja lebih baik menggunakan teknik Group Investigation dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

4. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar tehadap kemampuan analisis. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation ini bisa digunakan pada peserta didik dengan berbagai kelompok motivasi belajar, baik yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Faktor-faktor yang memengaruhi proses pembelajaran menyebabkan tidak adanya interaksi tersebut. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi). Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman) dan lingkungan nonsosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam). Faktor pendekatan belajar yang dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface). Terlihat jelas bahwa proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh metode, teknik pembelajaran dan motivasi belajar, tapi banyak faktor lain yang juga memengaruhinya.

5.2 Implikasi

Implikasi yang timbul dari temuan dalam penelitian ini adalah guru seyogyanya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih, mengembangkan, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik disiplin ilmunya. Pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi diri peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI). Teknik pembelajaran ini akan menuntun peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan analisisnya pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja dengan suasana kelas yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) ini dapat diaplikasikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sehingga menambah variasi teknik pembelajaran yang


(50)

dapat diterapkan oleh guru. Adapun implikasi secara teori dan praktisnya antara lain:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini antara lain:

a. Pembelajaran akuntansi pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) karena dapat meningkakan kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional. b. Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

Group Investigation (GI) meningkatkan kemandirian belajar sehingga mendorong peserta didik menjadi lebih aktif dengan saling bekerja sama dan berinteraksi antar peserta didik dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, serta melatih peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.

c. Model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dan pembelajaran konvensional tidak memiliki interaksi dengan motivasi belajar sehingga dapat diterapkan pada semua peserta didik tanpa melihat tingkatan motivasi belajarnya. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik Group Investigation (GI), peserta didik dituntut untuk belajar mandiri secara berkelompok sehingga tidak ada motivasi eksternal yang ditimbulkan dari peran guru sebagai pengajar. d. Motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

analisis peserta didik.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis, model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat digunakan pada mata pelajaran Ekonomi materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja. Model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) digunakan untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dan mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Teknik pembelajaran ini juga memberikan waktu yang cukup banyak untuk berpikir dan berdiskusi kepada peserta didik sehingga dapat memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru. Dengan demikian,


(51)

model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah, mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para peserta didik saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan serta melatih keterampilan berkomunikasi agar tidak kesulitan dalam mempresentasikan hasil pengerjaan kelompoknya. Pada kegiatan akhir, para peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topik yang telah mereka kerjakan. Proses pembelajaran dengan teknik Group Investigation (GI) ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Guru

Peserta didik

Melaksanakan Investigasi

Menyiapkan Laporan Akhir/ Hasil Pengerjaan Soal Kasus

Mempresentasikan Laporan Akhir/ Hasil Pengerjaan Soal Kasus Kasus/ soal

Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari

Evaluasi


(52)

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi sehingga menambah variasi teknik pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru.

2. Pembelajaran pada materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation (GI) karena dapat meningkatkan kemampuan analisis yang cukup memuaskan. 3. Guru dapat mencoba untuk menerapkan teknik Group Investigation pada

kompetensi dasar yang lain.

4. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan agar membandingkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik Group Investigation pada pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja di SMA dan SMK mengingat materi jurnal penyesuaian dan kertas kerja juga diberikan pada peserta didik SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen khususnya paket keahlian akuntansi.


(53)

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Budingsih, C. Asri. (2012). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaterin Chen. (2002). “Self-regulated learning strategies and achievement in an introduction to information system course”. Information technology, learning, ang performance journal, 20 (1), 11-25.

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Doymus, Keymal, Umit Simsek, Ataman Karacop dan Sukru Ada. (2009). Effect of two cooperative learning strategies on teaching and learning topics of thermochemistry. World Applied Sciences Journal 7 (1): 34-42.

Farrell, Brian. J dan Helen M. Farrell. (2008). Student statisfaction with cooperative learning in an accounting curriculum. Journal of University Teaching & Learning Practice volume 5 issue 2

Farnham, S. (1972). Cognitive prosses in education: a psychological preparation for theaching and curriculum development. New York: Harper & Row

Inc.

Feriyati, Supriyani. (2008). Studi komparasi pembelajaran kooperatif metode jgsaw dan group investigation ditinjau dari motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Tersedia di: http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-


(1)

Gita Rianti, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Budingsih, C. Asri. (2012). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Chaterin Chen. (2002). “Self-regulated learning strategies and achievement in an

introduction to information system course”. Information technology,

learning, ang performance journal, 20 (1), 11-25.

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Doymus, Keymal, Umit Simsek, Ataman Karacop dan Sukru Ada. (2009). Effect of two cooperative learning strategies on teaching and learning topics of thermochemistry. World Applied Sciences Journal 7 (1): 34-42.

Farrell, Brian. J dan Helen M. Farrell. (2008). Student statisfaction with cooperative learning in an accounting curriculum. Journal of University Teaching & Learning Practice volume 5 issue 2

Farnham, S. (1972). Cognitive prosses in education: a psychological preparation for theaching and curriculum development. New York: Harper & Row Inc.

Feriyati, Supriyani. (2008). Studi komparasi pembelajaran kooperatif metode jgsaw dan group investigation ditinjau dari motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Tersedia di: http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-


(2)

content/uploads/2011/07/08.023.STUDI-KOMPARASI-PEMBELAJARAN-KOOPERATIF-METODE .pdf. Diunduh tanggal 2 Maret 2015

Frijters S,. Geert ten D., & Gert R. (2008). Effects of dialogic learning on value-loaded critical thinking. elsevier learning and instruction , 18, pp 66-82, DOI: 10.1016

Hadiyah dkk. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap pemahaman konsep IPA materi cahaya ditinjau dari motivasi belajar. PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Hakiim, Lukmanul. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Hamzah B. Uno. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya analisis dibidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hasanah, Ade Sobariah. (2014). Pengaruh teknik group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis. (Tesis), Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Heafner, Tina (2004). Using technology to motivate students to learn social studies”. Contemorary issues in technology and teacher, 4 (1), 42-53. Hergenhahn and Matthew. (2008). Theories of Learning, Edisi Ketujuh. Jakarta:

Kencana.

Hermawan, A.H dkk. (2008). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2009). Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Bandung: Fokus Media

Hisam dan Kassim. (2014). Accounting education change: improving the quality of accounting graduates. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences. www.textroad.com


(3)

Gita Rianti, 2015

Idrus, Muhammad. (2009). Metode penelitian ilmu sosial (pendekatan kualitatif dan kuantitatif). Jakarta: Erlangga.

Isjoni.(2013). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta

Joyce, Well, and Calhoun. (2011). Models of teaching: model-model pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Koc, Yasemin, Doymus Ataman, Karacop dan Umit Simsek. (2010). The effects of two cooperative learning strategies on the teaching and learning of the topics of chemical kinectics. Journal of Turkish Science Education, Volume 7, Issue 2.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi kognitif (perkembangan ragam berpikir). Bandung: Remaja Rosdakarya

Maniyeni, Agustinus. (2012). Wawasan pembelajaran. halaman 1-15. Online di http://choy080990.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-behaviorisme kognitivisme.html)

Mason, Mark. (2000). Teachers as critical mediators of knowledge. Journal of Philosophy of Education, 34 (2), 343-52.

Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi penelitian (pendekatan praktis dan aplikatif). Bandung: PT Refika Aditama.

Nasrudin, Harun dan Utiya Azzizah. (2010). Improvement thingking skills and scientific attitude using the implementation of “Group-Investigation Cooperative Learning” contextual oriented at acid, base and salt topic in junior high school. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI, Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010


(4)

Nelly, Ika, Muazza dan M. Salam. (2014). Pengaruh penggunaan model pembelajaran group investigation terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 2 Batanghari. http://e-campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data/pdf/jurnal_mhs/artikel/A1A109025 .pdf. Diunduh tanggal 17 Februari 20015

Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Printrich, P.R and V. De Groot. (1990). “Motivation and self-regulated learning component of classroom academic performance”. Journal of Educational Psychology, 82 (1), 33-40

Quitadamo, I.J., Celia L.F, James E.J., & Marta J.K. (2008). Community-based inquiry improves critical thinking in general education biology. CBE-Life Science Education, 7 , pg. 327-337

Riduwan. (2013). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman A.M.. (2009). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta:

Radjagrafindo Persada

Simsek, Ufuk. (2012) The effects of reading-writng-presentation ang group investigation methods on students’ academic achievements in citizenship lessons. Journal of Educational Sciences Research, Vol 2, No 2.

Simsek, Ufuk, Bayram Yilar, dan Birgul Kucuk. (2013). The effects of cooperative learning methods on students’ academic achievements in social psychology lessons. International Journal on New Trends in Education and Their Implications, Volume 4, Issue 3

Sitohang, Kasdin dkk. (2012). Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. PT. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.


(5)

Gita Rianti, 2015

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative learning teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media

Solihatin, Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative learning analisis pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Subyakto. (2009). Pengaruh pembelajaran kooperatif jigsaw dan STAD (Student Teams Achievements Division) terhadap prestasi belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri se wilayah Ngawi Timur.

Sugiyanto. (2009). Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian untuk administrasi (cetakan ke-16). Bandung: Alfabeta

________. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sujarwo. (2012). Model-model pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Sumiati dan Asra. (2009). Metode pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suprijono, Agus. (2011). Cooperative learning: teori dan aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. (2014). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Taniredja, Tukiran. (2013). Model-model pembelajaran inovatif dan efektif. Bandung: Alfabeta


(6)

Thanh, Pham Thi Hong, Robyn Gillies dan Peter Renshaw. (2008). Cooperative learning (CL) and achademic achievement of Asian students: a true story. Internasional Education Studies, Vol 1 No 3.

Trianto. (2010). Mendesain pembelajaran inovatif dan progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media

White, T.K., Paul W, Terri G, Richard H, Dubear K, Kevin L, Laura L, Andrea L, & Elizabeth H. (2011). The use of interupted case studies to enhance critical thinking skills in biology. Journal of MicroBiology and Biology Education,10, pg. 25-31

Wibowo, Lili Adi. (2011). Metodologi penelitian. Bandung: UPI

Zayanti, Meyzana Dwi. (2009). Pengaruh model pembelajaran group investigation (kelompok investigasi) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS sejarah sub pokok bahasan kebijakan pelaksanaan sistem sewa tanah dan sistem tanam paksa masa colonial Belanda siswa kelas VII SMPN 2 Susukan kab. Banjarnegara tahun ajaran 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/2731/. Diunduh tanggal 5 Maret 2015.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AK SMK N 7 MEDAN.

0 1 19

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Campaka Purwakarta)”,.

0 0 35

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jak

0 3 49

Pengaruh Teknik Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Membuat Jurnal Penyesuaian : quasi eksperimen pada siswa kelas x akuntansi SMK Palasah Majalengka.

0 0 13

PENGARUH METODE RESITASI TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMAN 24 BANDUNG: Pada Kompetensi Dasar Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian.

2 10 41

Penerapan metode Role Playing untuk meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 236

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MEMBUAT IKHTISAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA N 1 MLATI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 231

ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DALAM BENTUK BUKU SAKU DIGITAL UNTUK MATA PELAJARAN AKUNTANSI KOMPETENSI DASAR MEMBUAT IKHTISAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS XI MAN 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

11 53 275