Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIAMIK) Online di Sekolah Tinggi Agama Islam Qomaruddin Gresik.

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN

TANAMAN TOGA DENGAN METODE ELECTRE

(ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE)

ABSTRAK

Toga merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga yang pada hakekatnya adalah sebidang tanah di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman berkhasiat sebagai obat, dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Toga tentu memiliki berbagai kriteria tertentu, sehingga masyarakat awam akan kesulitan menentukan kriteria toga yang sesuai dan jenis toga apa saja yang dapat dkonsumsi sebagai obat alternatif untuk terapi pengobatan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sistem berbasis online yang dapat diakses kapan saja saat dibutuhkan, yang telah menyediakan beberapa kriteria toga yang dapat dipilih dan dapat menghasilkan usulan urutan pilihan ranking prioritas toga sesuai kriteria toga dan jenis penyakit yang telah dipilih.

Pada tugas akhir ini, dibangun software aplikasi SPK (Sistem Pendukung Keputusan) berbasis web dengan metode Electre (Elimination Et choix Traduisant la Realite). SPK adalah suatu proses perhitungan nilai atribut dari kumpulan data, kemudian didapatkan hasil data mana yang lebih baik daripada data yang lain, sehingga memudahkan para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan.

ELECTRE merupakan sebuah metode yang dapat melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif melalui perbandingan berpasangan antar alternatif pada kriteria yang sesuai.

Sehingga, gabungan antara software aplikasi SPK berbasis web dengan metode ELECTRE ini dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu dengan memberikan usulan urutan pilihan macam toga sesuai jenis penyakit yang dapat dipilih untuk kemudian dihitung dengan metode ELECTRE agar dapat menghasilkan urutan pilihan ranking prioritas macam toga yang dapat dikonsumsi sesuai jenis penyakit dan kriteria toga yang telah di pilih.

Hasil akhir yang akan muncul tersebut pada akhirnya akan dipilih oleh user bersangkutan sesuai dengan keinginan masing-masing user.


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara kita Indonesia mempunyai keragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk keragaman tanaman obat/toga yang meliputi keragaman lokasi, keragaman budidaya, dan keragaman pemanfaatan dari beragamnya jenis serta manfaat toga. Menurut DepKes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia), terdapat 1.000 jenis tanaman dinyatakan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat, dimana baru 350 spesies telah banyak digunakan masyarakat maupun industri sebagai bahan baku obat. Penggunaan toga tersebut semakin populer dalam pengobatan komplementer dan alternatif di Indonesia, terutama sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan sekitar tahun 1997. Selain itu, bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah yang semakin banyak terhadap khasiat toga membuatnya semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Pada hakekatnya, toga (tanaman obat keluarga) adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman berkhasiat obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

Pemanfaatan herbal/toga sebagai obat alternatif oleh masyarakat Indonesia bukanlah hal yang baru. Sejak ratusan tahun lalu, nenek moyang kita telah terkenal


(3)

pandai meracik obat-obatan tradisional, seperti jamu yang berasal dari beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, menjaga kondisi badan, mencegah penyakit, dan mempercantik diri. Kemahiran tersebut diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga ke zaman kita sekarang.

Sebelum pengobatan tradisional seperti saat ini, penggunaan toga dianggap kuno, bodoh, berbahaya dan terbelakang. Namun, tren gaya hidup saat ini mengarah kembali ke alam (back to nature) membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah hal yang kampungan atau ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modernpun banyak kembali mempelajari obat-obatan tradisional. Tanaman berkhasiat obat ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya ternyata mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan.

Walaupun begitu, ternyata masih ada beberapa masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi toga secara bebas tanpa konsultasi dengan dokter atau pakarnya. Sehingga, terkadang mereka mengkonsumsi toga tersebut bersamaan dengan obat-obat konvensional, mengabaikan dosis/anjuran pemakaian yang sudah ada dan mengkonsumsinya secara bebas, tidak sesuai dengan masalah kesehatannya. Fenomena tersebut terjadi, karena mereka beranggapan bahwa obat yang terbuat dari bahan alami, seperti toga pasti aman untuk dikonsumsi secara bebas. Padahal, menurut penelitian ditemukan bahwa terdapat 63% jenis toga akan cukup berbahaya bila tidak dikonsumsi sesuai dengan dosis/anjuran pemakaian, terdapat kontradiksi


(4)

bila toga dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional, dan akan sangat berbahaya bila dikonsumsi tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang diderita.

Dengan pemahaman masyarakat yang cukup memprihatinkan tersebut, maka dipandang perlu untuk merancang sebuah perangkat lunak/software aplikasi yang dapat membantu masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Surabaya yang nantinya akan disebut sebagai user dalam memilih dan mengetahui jenis toga apa yang dapat dikonsumsi dengan aman dan tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang dideritanya. Dalam hal ini, software aplikasi yang dibangun adalah SPK (Sistem Pendukung Keputusan) berbasis web untuk pemilihan toga sebagai obat alternatif, tekonologi web merupakan teknologi online yang dapat dimanfaatkan sebagai tool untuk penyebaran informasi secara efisien dan efektif.

Dari hasil pengamatan penulis masih belum ada sebuah aplikasi/software semacam ini di Surabaya. Sehingga, dengan terbangunnya software aplikasi ini dirasa dapat menjadi terobosan baru bagi masyarakat Surabaya, bahkan mungkin juga bagi masyarakat Indonesia. Software aplikasi SPK ini memanfaatkan suatu metode yang dapat menentukan urutan ranking alternatif terbaik dari beberapa jenis toga yang ada sesuai dengan jenis penyakit dan kriteria toga yang akan dipilih oleh setiap user. Metode tersebut merupakan bagian dari metode multicriteria, yaitu metode ELECTRE (Elimination and Choice Translation Reality).

Metode ELECTRE dikembangkan dengan cara konsep perankingan, yaitu dengan menggunakan perbandingan berpasangan antar alternatif pada kriteria yang sesuai. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif lainnya jika satu atau lebih


(5)

kriterianya melebihi dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Ray, 1973).

Metode ELECTRE dipilih, karena metode ini sangat cocok dengan permasalahan di atas, yaitu dapat melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif toga melalui perbandingan berpasangan antar alternatif toga pada kriteria-kriteria toga yang telah dipilih oleh masing-masing user.

Kriteria-kriteria toga yang dapat dipilih oleh user tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh seorang pakar, yaitu Ir. Purnomo Edy Sasongko, MP. Namun, beliau tidak memberikan nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing nilai kriteria, jadi penulis menentukan sendiri nilai kriteria dan nilai bobot dari masing-masing nilai kriteria yang bersangkutan, dengan memperkirakan nilai bobot dari masing-masing alternatif terhadap masing-masing kriteria yang telah ditentukan, berdasarkan buku tentang toga dan artikel-artikel tentang toga yang ada di internet. Berikut terdapat kriteria beserta nilai kriteria toga dan masing-masing nilai bobotnya: a. Harga:

1. Rp. 2.000–Rp. 5.000/100gr (nilai bobot=5) 2. Rp. 5.000–Rp. 10.000/100gr (nilai bobot=4) 3. Rp. 10.000–Rp. 15.000/100gr (nilai bobot=3) 4. Rp. 15.000–Rp. 20.000/100gr (nilai bobot=2) 5. Rp. 20.000–Rp. 50.000/100gr (nilai bobot=1) b. Khasiat:


(6)

2. Mengobati 3-5 jenis penyakit (nilai bobot=4) 3. Mengobati 5-7 jenis penyakit (nilai bobot=3) 4. Mengobati 7-10 jenis penyakit (nilai bobot=2) 5. Mengobati 10-15 jenis penyakit (nilai bobot=1) c. Bagian Toga:

1. Buah (nilai bobot=5) 2. Daun (nilai bobot=4) 3. Akar (nilai bobot=3) 4. Batang (nilai bobot=2)

5. Semua Bagian (nilai bobot=1) d. Ketersediaan:

1. Lokal (nilai bobot=5) 2. Luar Daerah (nilai bobot=4) 3. Luar Pulau (nilai bobot=3) 4. Luar Desa (nilai bobot=2) 5. Luar Negeri (nilai bobot=1) e. Cara Pengolahan:

1. Sangat Mudah Diolah (nilai bobot=5) 2. Mudah Diolah (nilai bobot=4)

3. Sedang (nilai bobot=3)

4. Cukup Mudah Diolah (nilai bobot=2) 5. Kurang Mudah Diolah (nilai bobot=1)


(7)

Setelah software aplikasi SPK ini terbangun, diharapkan dapat memberikan gambaran informasi kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Surabaya yang belum mengerti benar tentang manfaat toga sebagai obat alternatif. Dengan memberikan suatu urutan pilihan ranking prioritas toga sesuai dengan jenis penyakit dan kriteria toga yang telah dipilih.

Sehingga, masyarakat awam dapat mengetahui macam toga apa saja yang bisa dikonsumsi sesuai jenis penyakit yang di derita dan bagaimana cara pengolahan serta cara pemakaiannya yang benar dan tepat.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut: a. Bagaimana menentukan kriteria-kritreria toga.

b. Bagaimana menentukan parameter-parameter dari metode ELECTRE.

c. Bagaimana membangun suatu software aplikasi SPK berbasis web untuk pemilihan toga sebagai obat alternatif.

d. Bagaimana menerapkan metode ELECTRE ke dalam pembangunan software aplikasi SPK berbasis web untuk menentukan ranking urutan prioritas alternatif toga.

1.3 Tujuan

Dari analisa permasalahan yang diperoleh, penulis ingin membantu masyarakat Indonesia yang belum mengerti benar tentang tata cara penggunaan toga sebagai obat alternatif, dengan cara membangun suatu software aplikasi SPK berbasis web yang


(8)

dapat memberikan hasil/output berupa urutan ranking prioritas pilihan toga yang dapat dikonsumsi sesuai jenis penyakit dan kriteria toga yang dipilih user. Sehingga, dapat menjadi sebuah usulan bagi user untuk memilih toga mana yang akan dikonsumsi untuk mengatasi masalah kesehatannya masing-masing. Dan, dari urutan prioritas pilihan toga yang muncul tersebut juga disertai dengan penjelasan dosis pemakaian, cara pengolahan, serta cara pemakaian yang benar dan tepat.

1.4 Pembatasan Masalah

Penulis memberikan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Software aplikasi SPK ini berbasis web.

b. Metode yang digunakan adalah metode ELECTRE.

c. Kriteria-kriteria yang ada tidak dapat ditambah atau dirubah.

d. Kriteria-kriteria toga digunakan sebagai parameter-parameter untuk menghasilkan hasil/output berupa urutan ranking prioritas macam-macam toga.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada laporan ini terdapat 6 (enam) bab, yang masing-masing telah tersusun dan dikelompokkan sesuai pembahasan. Berikut sistematika penulisannya:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, berisi: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, Pembatasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.


(9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memberikan penjelasan singkat terkait dengan permasalahan yang ada, dibahas dalam beberapa sub-sub bab berikut:

1. SPK (Sistem Pendukung Keputusan)/DSS (Decision Support System).

2. DBMS (Data Base Management System).

3. MADM (Multi Attribute Decision Making).

4. Toga (Tanaman Obat Keluarga).

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Memiliki beberapa sub bab yang menjelaskan tentang proses analisa sistemmasalah, perancangan sistem, pembuatan program serta evaluasi yang digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel dan Rancangan Input

Output.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Berisi tulisan tentang pembuatan perangkat lunak/software, mulai dari tampilan layar utama aplikasi sampai dengan tampilan akhir aplikasi yang telah terbangun.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat bisa bekerja sesuai dengan konsep yang


(10)

sebenarnya. Selain itu pada bab ini dijelaskan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum melakukan uji coba pada proses aplikasi SPK.

BAB VI PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang menyimpulkan permasalahan pada bab-bab sebelumnya dan saran yang bermanfaat bagi para pembaca sebagai masukan positif apabila akan digunakan untuk dikembangkan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan dalam pembutan laporan Tugas Akhir ini.


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SPK (Sistem Pendukung Keputusan)/DSS (Decision Support System)

DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter:2002).

DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, akan tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia (Kusrini:2007). Arsitektir dari SPK/DSS dapat dilihat pada gambar 2.1.


(12)

Sebuah SPK/DSS harus mencakup tiga komponen utama, yaitu: DBMS

(Database Management System), MBMS (Model Base Management System), dan

antarmuka pengguna (user).

Dan, dilihat dari keterstrukturannya, keputusan dapat dibagi menjadi 3 macam: a. Keputusan terstruktur (structured decision)

Keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Misal, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.

b. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)

Keputusan yang memiliki 2 sifat, sebagian dapat ditangani oleh komputer dan sebagian tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Contoh: pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, dan pengendalian persediaan.

c. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)

Keputusan yang penanganannya rumit, karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Contohnya keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, dan perekrutan.

Ditinjau dari tingkat teknologinya, DSS dibagi menjadi 3 macam: 1. SPK Spesifik

SPK spesifik ini bertujuan untuk membantu user memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan suatu karakteristik tertentu. Misalnya, SPK penentuan harga satuan barang atau SPK pemilihan toga yang tepat, yang dapat digunakan sebagai obat alternatif, seperti software aplikasi yang dibangun dalam tugas akhir ini.


(13)

2. Pembangkit SPK

Sebuah software khusus yang dapat digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam membangun SPK spesifik.

3. Perlengkapan SPK

Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung

pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK.

2.2 DBMS (Database Management System)

Penggunaan DBMS lebih banyak difokuskan untuk keperluan pengelolaan data,

perawatan, pengambilan, dan pembacaan data. DBMS merupakan sekumpulan

program-program yang memungkinkan seorang user untuk mendefinisikan,

membangun, dan memanipulasi suatu basis data. Mendefinisikan basis data meliputi pendefinisian struktur, tipe, batasan-batasan (constraint) dari suatu data yang akan disimpan ke dalam suatu basis data.

Maksud dari membangun adalah proses untuk menyimpan data ke dalam media

penyimpanan yang selanjutnya akan diatur oleh DBMS. Memanipulasi adalah proses

pengisian data, penghapusan dan perubahan suatu data yang dilakukan oleh pengguna terhadap basis data yang telah dibangun. Selain itu, user juga dapat memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan berdasarkan hasil dari pengolahan data berupa laporan/report. DBMS yang dimaksud adalah software pengelola database/sistem basis data, seperti Microsoft SQL Server, Microsoft Access, Oracle, MySQL, dll. Gabungan basis data dan perangkat lunak disebut dengan sistem basis data.


(14)

Dalam memilih DBMS, ada beberapa hal yang patut diperhatikan, terkait dengan aplikasi yang akan dibangun, yaitu:

a. Arsitektur sistemnya, apakah system akan berbasis stand alone atau client server, berbasis desktop atau berbasis web. Karena setiap DBMS memiliki keunggulan pada masing-masing arsitekturnya.

b. Platform system operasi yang akan digunakan. c. Kapasitas besarnya data.

d. Pentingnya security/keamanan data.

Elemen-elemen subsistem manajemen data dapat dilihat pada gambar 2.2.


(15)

2.2.1 Fasilitas Query

Fasilitas ini merupakan failitas untuk menyediakan akses data ke database serta memanipulasi data dalam database. Fasilitas ini menjawab kebutuhan informasi dari user yang daoat dipenuhi oleh database.

2.2.2 Direktori Data

Merupakan sebuah katalog dari semua data yang ada dalam database, isinya berupa definisi data dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan mengenai ketersediaan item-item data, sumber, dan makna eksak dari data.

2.3 MADM (Multi Attribute Decision Making)

MADM merupakan bagian dari MCDM (Multiple Criteria Decision Making),

MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam ruang diskret. Oleh

karena itu, MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang terbatas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa MADM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.

Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui 3 tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisa, dan sintesis informasi (Rudolphi, 2000). Pada tahap penyusunan komponen-komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara untuk menspesifikasikan tujuan situasi |Oi, i=1,…,t| adalah dengan cara mendaftar konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah teridentifikasi |Ai, i=1,…,n|. Selain itu, juga disusun atribut-atribut yang akan digunakan |ak, k=1,…m|.


(16)

Tahap analisa dilakukan melalui 2 langkah, pertama menaksir besaran yang potensial, kemungkinan, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif. Kedua, pemilihan preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul.

Secara umum, model MADM didefinisikan seperti ini (Zimermann, 1991): Misalkan A={ai | i=1,…,n} adalah himpunan alternatif keputusan, dan C={cj | j=1,…,m} adalah himpunan tujuan yang diharapkan, maka akan ditentukan alternatif x0 yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan yang relevan cj.

Sebagian besar pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah, pertama melakukan agregasi terhadapa keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif. Kedua, melakukan perankingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masalah MADM adalah

mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,3,…,m) terhadap sekumpulan atribut dan kriteria Cj (j=1,2,3,…,n), dimana setiap atribut tidak saling bergantung satu dengan yang lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X adalah seperti ini:

X11 X12 … X1n

X= X12 X22 … X2n ………(2.1)

Xm1 Xm2 … Xmn

Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke-I terhadap atribut ke-j. Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai W.


(17)

Rating kinerja (X) dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh, 2002).

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah MADM,

antara lain:

a. SAW (Simple Additive Weighting method)

Konsep dasar metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968). Biasa dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot.

b. WP (Weighted Product)

Metode ini menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan (Yoon, 1989).

c. TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution)

TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Hwang, 1981) (Zeleny, 1982).

d. AHP (Analytic Hierarchy Process)

Membantu para pengambil keputusan menemukan satu yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan pemahaman mereka tentang masalah. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia


(18)

(Kusrini, 2007). AHP merupakan model DSS yang memperhitungkan hal-hal bersifat kualitatif dan kuantitatif.

e. ELECTRE (Elimination and Choice Translation Reality)

Didasarkan pada konsep perankingan melalui perbandingan berpasangan antar alternatif pada kriteria yang sesuai. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi, dkk, 2006).

Metode ELECTRE inilah yang akan diterapkan dalam pembangunan software aplikasi SPK berbasis web ini. Dikarenakan prinsip kerja/konsep dari metode ini lebih

pas dengan aplikasi SPK berbasis web yang akan dibangun. ELECTRE mempunyai 7

langkah dalam menyelesaikan suatu masalah perangkingan, yaitu: Langkah 1: Normalisasi matrik keputusan

Dalam prosedur ini, setiap nilai atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan perhitungan berikut:

untuk i = 1,2,3,..,m dan j = 1,2,…,n ... (2.3)

sehingga di dapat matriks R hasil normalisasi,

            = mn m m n n r r r r r r r r r R 2 1 2 22 21 1 12 11

Gambar 2.3 Matriks yang telah dinormalisasi

=

=

m i ij ij

x

x

r

ij 1 2


(19)

1

1

=

= n j j

w

R adalah matriks yang telah dinormalisasi, di mana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan rij adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j.

Langkah 2: Pembobotan pada matriks yang telah di normalisasi

Setelah di normalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix yang dilambangkan dengan matrik V didapatkan dari perhitungan sebagai berikut:

V

=

R

*

W

……… (2.4)

            = =             = mn n m m n n n n mn m m n n r w r w r w r w r w r w r w r w r w RW v v v v v v v v v V 2 2 1 1 2 22 2 21 1 1 12 2 11 1 2 1 2 22 21 1 12 11

Gambar 2.4 Weighted NormalizedMatrix Di mana W adalah

) ,..., 2 , 1

(w w wn

W = dengan ……… (2.5)

Langkah 3: Menentukan concordance dan discordance set

Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k,l = 1,2,3,…,m dan k≠l) kumpulan kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance. Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance adalah:

{

kj lj

}

kl jv v

C = ≥ ; untuk j = 1,2,3,...,n ……… (2.6)

Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah discordance, yaitu bila

{

kj ij

}

kl jv v


(20)

Langkah 4: Hitung matriks concordance dan discordance

a. Concordance

Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah

dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance, secara

matematisnya adalah:

……… (2.8)

Sehingga matriks concordance yang dihasilkan adalah:

            − − = mn m m m n n c c c c c c c c c c C 3 2 1 2 23 21 1 13 12

Gambar 2.5 Matriks Concordance

b. Discordance

Untuk menentukan nilai elemen-elemen pada matriks discordance adalah dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah:

……...……. (2.9)

Sehingga diperoleh matriks discordance:

            − − = mn m m m n n d d d d d d d d d d D 3 2 1 2 23 21 1 13 12

Gambar 2.6 Matriks Discordance

=

kl C j j kl

w

c

{

}

{

}

j lj kj D j lj kj kl v v v v d kl ∀ ∈ − − = max max


(21)

)

1

(

1 1

=

∑ ∑

= =

m

m

c

c

m k m l kl

Langkah 5: Menentukan matrik dominan concordance dan discordance

a. Concordance

Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai threshold.

Ckl ≥ c ………….. (2.10)

dengan nilai threshold ( c ), adalah

………….. (2.11)

dan nilai setiap elemen untuk matriks F sebagai matriks dominan concordance ditentukan sebagai berikut:

fkl = 1, jika ckl ≥ c dan fkl = 0, jika ckl < c ………… (2.12)

b. Discordance

Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu:

………….. (2.13)

dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan discordance ditentukan sebagai berikut:

gkl = 1, jika dkl ≥ d dan gkl = 0, jika dkl < d ………….. (2.14)

)

1

(

1 1

=

∑∑

= =

m

m

d

d

n k n l kl


(22)

Langkah 6: Menentukan aggregate dominance matrix

Menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks E, setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G.

ekl = fkl x gkl ………….. (2.15)

Langkah 7: Eliminasi alternatif yang less favourable

Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, bila ekl = 1 maka alternatif Ak merupakan pilihan yang lebih baik daripada Al . Sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang paling mendominasi alternatif lainnya.

2.4 Toga (Tanaman Obat Keluarga)

Toga atau fitofarmaka (clinical basedherbal medicine) adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, dan tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.

Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:


(23)

a. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat. b. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.

c. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman. d. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya:

buah-buahan dan bumbu masak.

e. Jenis tanaman yang hampir punah. f. Jenis tanaman yang masih liar.

g. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.

Fungsi toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

a. Upaya preventif (pencegahan).

b. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan). c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit).

Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:

a. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.

b. Sarana untuk pelestarian alam.

c. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya

pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.


(24)

d. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.

e. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.

f. Sarana untuk pemertaan pendapatan.

g. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut. h. Sarana keindahan.

Berbagai macam ramuan yang dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai penyakit menurut Depkes (1992) adalah sebagai berikut:

a. Ramuan Demam Panas Biasa 1.Bahan:

• Jeruk nipis 1 buah, bawang merah 3 biji.

• Minyak kelapa 1 sendok makan dan garam (sedikit).

2. Cara pembuatan:

• Peras jeruk nipis, ambil airnya.

• Parut bawang merah, terlebih dahulu dilapisi dengan daun pisang.

• Campurkan jeruk nipis, bawang merah, tambahkan garam dan minyak.

3. Cara pemakaian:

• Dikompreskan pada ubun-ubun.

b. Demam Panas Karena Malaria 1. Ciri-ciri penyakit:


(25)

• Panas menggigil, keringat dingin, nyeri otot. • Pucat, lesu, sakit kepala.

2. Bahan yang diperlukan: • Jeruk nipis 1 buah dibelah.

• Daun pepaya 1/2 pelepah.

• Kencur 1 jari dipukul/dimemarkan.

• Air 3 gelas. 3. Cara pembuatan:

• Semua bahan direbus, kalau perlu di tambah dengan gula merah secukupnya

sampai airnya tinggal 1 1/2 gelas. 4. Cara pemakaian:

• Minimal diminum 3 x sehari 1/2 gelas. Diulang lagi setiap hari sampai 1 minggu.

c. Demam Panas Karena Campak (Babagen) 1. Ciri-ciri penyakit:

• Panas tinggi, lemah, dan batuk-batuk. • Bintik-bintik merah coklat di kulit. 2. Bahan yang diperlukan:

• Daun sambiroto 4 lembar.

• Pule 1 ibu jari dan 1 gelas air. 3. Cara pembuatan:


(26)

• Daun sambiroto, pule dibersihkan, kemudian didihkan sampai menjadi 1/2 gelas.

4. Cara pemakaian:

• Diminum 2 x sehari 1/2 gelas pagi dan sore, ulangi tiap hari sampai panasnya mereda.

d. Ramuan Batuk Biasa 1. Bahan:

• Kencur 3 jari dan garam sedikit.

2. Cara pembuatan

• Kupas kencur dan parut, kemudian tambahkan air 3/4 cangkir. • Peras dengan kain bersih dan Baring.

3. Cara pemakaian:

• Diminum 2 x sehari 1 ramuan untuk anak-anak dan dewasa.

e. Batuk Pilek

1. Ciri-ciri penyakit:

• Pilek , keluar lendir/cairan ingus dari hidung.

• Kadang-kadang panas, sakit kepala, hidung tersumbat, nyeri otot.

2. Bahan yang dipergunakan

• Air teh kental 3/4 gelas.

• Air jeruk nipis 3 sendok makan. • Gula batu sebesar telur ayam. 3. Cara pembuatan:


(27)

• Campur semua bahan, diaduk sampai larut. 4. Cara pemakaian:

• Orang dewasa minum 3 kali sehari 1 ramuan.

• Anak-anak 3 kali sehari 1/2 cangkir. • Anak Balita jangan diberi ramuan ini. f. Batuk Asma

1. Ciri-ciri penyakit: • Napas berbunyi.

• Berkeringat dan sesak napas 2. Bahan:

• Daun randu (daun kapuk) 7 helai dan pegagan 1 genggam.

• Gula batu saecukupnya dan air matang 1 cangkir. 3. Cara pembuatan:

• Cuci daun randu dan pegagan.

• Tumbuk dengan sedikit air, setelah halus tambah air matang dan saring. • Beningnya ditambah dengan gula batu dan aduk hingga larut.

4. Cara pemakaian:

• Diminum 1 x sehari 1 ramuan, pagi hari sebelum makan.

• Diulang tiap hari sampai sembuh.

• Untuk pemeliharaan cukup 1 minggu sekali satu ramuan

g. Ramuan Sakit Perut Biasa 1. Bahan yang diperlukan:


(28)

• Gula pasir 3/4 sendok makan. • Minyak kayu putih 3 tetes 2. Cara pembuatan:

• Gula pasir ditetesi dengan minyak kayu putih dicampur

3. Cara pemakaiannya:

• Campuran ini dimakan, disertai minum teh.

h. Ramuan Sakit Perut Disertai Mencret 1. Ciri-ciri penyakit:

• Berak encer lebih 3 kali sehari. • Sakit perut saat berak.

• Kadang rasa mual dan kembung.

2. Bahan yang diperlukan:

• Daun jambu biji muda satu genggam.

• Ada 5 butir (1/3 sendok teh).

• Pulo sari 2 jari tangan dan air 2 cangkir.

3. Cara membuatnya:

• Bahan setelah dicuci dipotong kecil-kecil kemudian didihkan sampai diperoleh 1 cangkir

4. Cara pemakaian:

• Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir. i. Muntah disertai Mencret


(29)

• Sakit terasa perih terutama daerah ulu hati, mual. • Kadang-kadang disertai keringat dingin dan pusing.

• Perut kembung.

2. Bahan yang dipergunakan:

• Kunyit yang tua 2 jari tangan dan air matang 1/2 cangkir. 3. Cara pembuatan:

• Kupas kunyit dan bersihkan. • Parut kunyit tambah air matang.

• Peras dengan kain bersih, ambil beningnya. 4. Cara pemakaian:

• Minum 2 x sehari satu ramuan, pagi hari sebelum makan dan malam hari sebelum tidur.

j. Ramuan Gatal Biasa 1. Bahan yang diperlukan:

• Batang Brotowali 2 sampai 3 jari. • Air 6 gelas.

2. Cara pembuatan:

• Campuran dididihkan selama 1/2 jam.

3. Cara pemakaian:

• Air brotowali gunakan untuk mencuci kulit yang gatal k. Ramuan gatal karena Panu


(30)

• Bercak putih halus, berbatas tegas. • Rasa gatal pada waktu berkeringat. 2. Bahan yang diperlukan:

• Lengkuas 1 jari.

• Cuka 1 sendok makan

3. Cara pembuatan:

• Lengkuas dipotong miring.

• Bagian ujungnya dipukul-pukul hingga berserabut seperti kuas. 4. Cara pemakaian:

• Kuas lengkuas yang sudah direndam dalam cuka digosokkan pada kulit yang

sakit 2 x sehari.

l. Ramuan Gatal karena kurap 1. Ciri-ciri penyakit:

• Bercak-bercak bundar di kulit selebar beberapa cm dengan tepi berbatas jelas kemerahan.

• Bersisik biasanya dibadan, tangan, kaki, lipatan paha, sela jari dan kepala. 2. Bahan yang diperlukan:

• Daun landep 1 genggam.

• Jeruk nipis 1 buah. 3. Cara pembuatan:

• Daun landep dilumatkan.


(31)

• Campurkan pada daun landep yang telah dilumat.

4. Cara pemakaiannya:

• Dioleskan pada kulit yang sakit. m.Ramuan Gatal Karena Kudis

1. Ciri-ciri penyakit:

• Bintik-bintik bergerombol.

• Rasa amat gatal terutama diantara jari-jari tangan dan kaki. • Pergelangan sebelah dalam dan pantat.

2. Bahan yang diperlukan:

• Daun sambiloto segar 1 genggam.

• Belerang sedikit

3. Cara pembuatannya:

• Bahan ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata.

4. Cara pemakaian:


(32)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa Permasalahan

Berdasarkan hasil analisa penulis, telah didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih belum mengerti benar tentang bagaimana cara mengolah dan aturan pemakaian obat tradisional/toga dengan tepat, sehingga terjadi kesalahpahaman yang membuat obat tradisional/toga tersebut berefek negatif, dikarenakan anggapan yang salah dan pengetahuan yang masih kurang mengenai kegunaan obat tradisional/toga yang sebenarnya. Redaksi Agromedia (2008) menuliskan bahwa selama mengikuti takaran yang dianjurakan, proses pembuatannya higienis, dan cara penyimpanannya baik, niscaya efek samping negatif obat tradisional tidak perlu dikhawatirkan.

Dengan begitu, software aplikasi SPK berbasis web untuk pemilihan toga dengan metode ELECTRE ini dapat menjadi salah satu solusi untuk permasalahan di atas. Yang dimana, software aplikasi SPK ini mampu menghasilkan suatu hasil usulan solusi berupa urutan prioritas alternatif (toga) yang dilandasi oleh pengetahuan pakar berpengalaman. Serta, terdapat penjelasan mengenai cara pengolahan masing-masing jenis toga yang menjadi alternatif dan menyediakan 5 (lima) macam kriteria toga yang dapat dipilih sesuai keinginan user, user diharuskan untuk memilih minimal 3 (tiga) macam kriteria dari kelima kriteria yang telah ditentukan


(33)

sebelumnya, yaitu: harga, khasiat, bagian toga, ketersediaan, dan cara pengolahan. Sehingga, output dari aplikasi SPK ini dapat memberikan pertimbangan bagi user untuk memilih jenis toga mana yang akan dikonsumsi sebagai obat alternatif untuk mengatasi masalah kesehatannya masing-masing.

3.2 Perancangan Sistem

Pada sub bab ini dijelaskan tentang semua tahap-tahap peracangan sistem yang diperlukan.

3.2.1 Deskripsi Umum Sistem

Deskripsi umum sistem ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Proses Sistem Secara Umum

Input dari User:

a. Data jenis penyakit terpilih, misal: TBC. b. Data alternatif toga

terpilih, misal: tebu, kencur, kumis kucing. c. Data kriteria toga

terpilih, misal: 1. Harga:

5000-10000/100gr. 2. Khasit: mengobati

1-2 jenis penyakit. 3. Bagian Toga: daun. 4. Ketersediaan: lokal. 5. Cara pengolahan:

mudah diolah.

Proses SPK:

a. Analisa urutan pilihan alternatif toga sesuai jenis penyakit yang di input. b. Analisa nilai bobot

masing-masing alternatif toga terpilih.

c. Analisa nilai bobot kebutuhan dari user. d. Hitung semua bobot,

mulai dari bobot masing-masing alternatif toga hingga bobot kebutuhan.

Output:

Hasil akhir yang akan muncul berupa urutan pilihan ranking prioritas alternatif toga. Urutan pertama merupakan prioritas pertama yang dapat dipilih oleh user yang bersangkutan untuk dipilih atau memilih urutan kedua yang nilai bobot prioritasnya lebih kecil dari urutan pertama, tergantung dari diri user masing-masing, karena user merupakan pengambil keputusan akhir.


(34)

Masukan (input) dari user berupa data jenis penyakit, data alternatif toga, dan data kriteria toga. Masukan tersebut dapat dipilih sesuai keinginan dan kondisi masing-masing user. Untuk alternatif toga yang muncul sesuai dengan jenis penyakit yang telah dipilih oleh user, dapat dipilih minimal 3 alternatif. Begitu juga dengan kriteria toga, user dapat memilih minimal 3 kriteria toga beserta nilai kriterianya dari 5 kriteria yang telah disediakan.

Kemudian semua masukan tersebut akan di analisa satu per satu dan nilai bobot dari masing-masing alternatif terpilih pada setiap kriteria terpilih akan dihitung menggunakan metode ELECTRE dengan cara mengeliminasi alternatif yang less favourable. Hasil akhir (output) yang akan tersaji nantinya berupa urutan prioritas alternatif toga maksimal 5 alternatif.

3.2.2 Analisa Data

Dalam perancangan software aplikasi SPK ini diperlukan data-data pendukung berikut:

1. Data jenis penyakit, terdiri dari no. jenis penyakit dan nama jenis penyakit. Data ini dimasukkan oleh pakar bersangkutan.

2. Data toga sebagai alternatif, meliputi no. toga, nama toga, nama ilmiah, deskripsi dan gambar. Data ini juga dimasukkan oleh pakar bersangkutan. 3. Data kriteria, terdiri dari no kriteria, nama kriteria. Untuk detil kriteria yang

meliputi no detil kriteria, no kriteria, dan bobot dimasukkan oleh pakar. Pembobotan, meliputi nilai bobot alternatif setiap kriteria terpilih yang telah dipilih oleh user.


(35)

4. Data bobot kebutuhan untuk masing kriteria terhadapa masing-masing alternatif yaitu antara nilai 1 sampai dengan 5 (Kusumadewi, 2006). 5. Untuk analisa data selanjutnya, dapat mengikuti proses langkah-langkah

yang ada dalam rancangan bagan alir (flowchart/system flowchart).

3.2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Berdasarkan hasil analisa data di atas, didapatkan bahwa apabila proses pemilihan dengan metode ELECTRE telah selesai, maka akan dihasilkan suatu output berupa urutan pilihan ranking prioritas alternatif toga. Yang dimana dalam proses tersebut terjadi pengeliminasian terhadap alternatif-alternatif less

favourable (kurang menguntungkan).

3.2.4 Flowchart Metode ELECTRE

Menjelaskan mengenai proses penentuan prioritas data alternatif toga menggunakan metode ELECTRE. Dimulai dari input data kriteria terpilih hingga perhitungan nilai bobot kriteria terpilih. Alur proses/flowchart dari metode ELECTRE ini dapat diliha pada gambar 3.2


(36)

(37)

3.2.5 Hirarki Proses

Digunakan untuk menggambarkan susunan proses-proses yang terjadi pada sistem, mulai dari tingkat tertinggi hingga tingkat terendah. Dekomposisi/membagi sistem ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana dapat dilakukan, seperti yang terlihat pada gambar 3.3.


(38)

3.2.6 DFD (Data Flow Diagram)

DFD sebagai alat untuk mendokumentasikan proses dalam suatu sistem yang menekankan fungsi pada sistem, cara menggunakan informasi yang tersimpan serta pemindahan informasi antar fungsi dalam sistem. DFD dari software aplikasi ini memiliki beberapa tahapan berikut:

1. Context Diagram

Menggambarkan proses aliran data yang terjadi dalam sistem secara

global. Selanjutnya dapat didekomposisi menjadi DFD level 0 yang

menjelaskan proses pada level yang lebih tinggi.

Pesan Data Buku Tamu

Olah Data Buku Tamu Laporan Buku Tamu

Input Data Buku Tamu

Olah Data Berita atau Artikel Laporan Berita atau Artikel

Olah Data User Laporan Data User Pesan Login Admin

Input Data Login Admin

Hasil Usulan Prioritas Input Data Bobot Kebutuhan Input Data Kriteria dan Detil Kriteria Pilihan

Input Data Altenatif Pilihan Input Data Jenis Penyakit Pilihan

Pesan Login Anggota Input Data Login Anggota

Pesan Pendaftaran Anggota Input Data Pendaftaran Anggota Laporan Pencarian User Laporan Data Kriteria dan Detil Kriteria Input Data Kriteria dan Detil Kriteria

Laporan Data Alternatif Input Data Alternatif Laporan Data Jenis Penyakit Input Data Jenis Penyakit

Pesan Login Pakar Input Data Login Pakar

0 Website SPK Pemilihan Toga + Pakar Anggota Admin


(39)

2. DFD Level 0

Terbagi menjadi 5 (lima) proses, yaitu proses pendaftaran anggota, proses validasi data login, proses pengolahan data, proses ELECTRE, proses laporan.


(40)

3. DFD Level 1 ELECTRE

Menjelaskan dekomposisi dari proses ELECTRE yang terbagi menjadi 7 (tujuh) proses, seperti terlihat pada gambar berikut:


(41)

4. DFD Level 1 Laporan

Menjelaskan dekomposisi dari proses laporan yang ada pada DFD level 0, terbagi menjadi 5 (lima) proses, seperti terlihat pada gambar berikut:


(42)

5. DFD Level 2 Eliminasi Alternatif Less Favourable

Menjelaskan dekomposisi proses eliminasi alternatif yang kurang menguntungkan (less favourable), terdiri dari 2 (dua) proses berikut:

Gambar 3.8 DFD Level 2 Eliminasi Alternatif Less Favourable

3.2.7 CDM(Conceptual Data Model)

CDM merupakan perancangan basis data yang berdasar pada

pengumpulan dan analisa data. Pembuatan CDM adalah suatu tahap dimana kita melakukan proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data.

Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, kita

diharuskan mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, tipe data yang digunakan bersifat general dan tidak spesifik. CDM aplikasi SPK dapat dilihat pada gambar 3.9.


(43)

Gambar 3.9 Conceptual Data Model

3.2.8 PDM(Physical Data Model)

PDM merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk

menggambarkan data serta hubungan antara data-data yang ada dalam suatu aplikasi. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom, dimana setiap kolom tersebut memiliki nama yang unik. Berbeda dengan CDM, PDM adalah rancangan database secara fisik/sebenarnya, dan tipe data yang digunakan bersifat lebih khusus dan spesifik.


(44)

Gambar 3.10 Physical Data Model

3.2.9 Struktur Database

Pada struktur database ini akan menjelaskan mengenai rancangan seluruh tabel database yang digunakan dalam software/aplikasi SPK ini. Berikut struktur tabel-tabelnya:


(45)

1. Nama: Users

Fungsi: menyimpan semua data user (Admin, Pakar, Anggota). Tabel 3.1 Tabel Users

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

Id User Integer Primary Key

Sandi1 VarChar 32

Sandi2 VarChar 32

Nama Lengkap VarChar 100

Jenis Kelamin Enum ‘Pria’, ’Wanita’

Email VarChar 100

Lokasi VarChar 100

Level Enum ‘Admin’, ’Pakar’, Anggota

2. Nama: Jenis Penyakit

Fungsi: menyimpan data jenis penyakit

Tabel 3.2 Tabel Jenis Penyakit

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Jenis Penyakit Integer 5 Primary Key

Nama Jenis Penyakit VarChar 100

3. Nama: Toga

Fungsi: menyimpan data alternatif (toga)

Tabel 3.3 Tabel Toga

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Toga Integer 5 Primary Key

No Jenis Penyakit Integer 5 Foreign Key

Nama Toga VarChar 100

Nama Ilmiah VarChar 100

Gambar VarChar 100


(46)

4. Nama: Kriteria

Fungsi: menyimpan data kriteria

Tabel 3.4 Tabel Kriteria

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Kriteria Integer 5 Primary Key

Nama Kriteria VarChar 20

5. Nama: Detil Kriteria

Fungsi: menyimpan semua data user yang berhubungan dengan aplikasi Tabel 3.5 Tabel Detil Kriteria

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Detil Kriteria Integer 5 Primary Key

No Kriteria Integer 5 Foreign Key

Nilai Kriteria VarChar 100

Bobot Kriteria Integer 5

6. Nama: Pilihan User

Fungsi: menyimpan data transaksi pencarian

Tabel 3.6 Tabel Pilihan User

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Pilihan Integer 5 Primary Key

Id User VarChar 20 Foreign Key

No Jenis Penyakit Integer 5 Foreign Key

7. Nama: Detil Pilihan User


(47)

Tabel 3.7 Tabel Detil Pilihan User

Nama Tipe Data Panjang Keterangan

No Pilihan User Integer 5 Primary Key

No Pilihan Integer 5 Foreign Key

Alternatif Integer 5

Kriteria Integer 5

Bobot Pilihan Integer 5

Bobot Dasar Integer 5

3.3 Perancangan Antarmuka

Menjelaskan perancangan antarmuka yang ada pada software/aplikasi SPK pemilihan toga ini, mulai dari halaman utama hingga halaman-halaman khusus untuk para Anggota, Admin, dan Pakar.

3.3.1 Rancangan Halaman Utama

Rancangan halaman utama aplikasi SPK berbasis web dapat dilihat pada gambar 3.11.


(48)

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Utama

3.3.2 Rancangan Halaman Pendaftaran Anggota

Rancangan halaman ini berfungsi bagi pengunjung web yang ingin mendaftar menjadi Anggota untuk mengakses menu utama SPK. Yang dimana form pendaftaran ini berelasi langsung dengan tabel user.


(49)

Gambar 3.12 Rancangan Form Pendaftaran Anggota

3.3.3 Rancangan Halaman Login

Terdapat textfield id user dan kata sandi sebagai syarat untuk login masing-masing user. Data login ini dapat menentukan level user yang sedang

login, apakah Admin, Pakar atau pengunjung web yang telah mendaftar


(50)

Gambar 3.13 Rancangan Form Login

3.3.4 Rancangan Halaman Olah Users

Halaman ini berguna bagi user admin web untuk mengolah data para user yang telah tersimpan dalam database, mulai dari sekedar melihat data hingga mengubah data user.


(51)

3.3.5 Rancangan Halaman Form Aplikasi SPK

Bagi user pengunjung web yang telah mendaftar menjadi anggota dapat mengkases SPK ini dengan login sebagai anggota dengan nama ID dan kata sandi masing-masing anggota, berikut rancangan formnya:


(52)

BAB IV

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab ini akan menjelaskan tahap-tahap implementasi dari software aplikasi yang dibangun, mulai dari implementasi perangkat yang digunakan hingga implementasi sistem aplikasi.

4.1 Perangkat yang Digunakan

Perangkat yang digunakan untuk membangun aplikasi SPK berbasis web ini ada 2 macam, yaitu perangkat keras/hardware dan perangkata lunak/software.

4.1.1 Perangkat Keras/Hardware

Perangkat keras/hardware dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi SPK ini, berikut spesifikasi minimalnya:

a. Keyboard. b. Mouse. c. Printer.

d. Monitor VGA 15” dengan resolusi 1200 x 800 pixel (wide screen).

e. Processor komputer/laptop Pentium II 733 MHz atau lebih.


(53)

4.1.2 Perangkat Lunak/Software

Beberapa perangkat lunak/software tertentu juga dibutuhkan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi ini, sekaligus untuk menjalankan aplikasi yang telah dibangun. Software-software yang digunakan antara lain: a. Sistem Operasi Windows XP Profesional Service Park 1 atau 2 atau Vista.

b. XAMPP-WIN32-1.6.8.

c. Adobe Dreamweaver CSS.

d. Browser Mozilla Firefox 3.0.3.

e. Power Designer 6.

f. Power Designer 11.

4.2 Implementasi Sistem

Pada sub bab ini menjelaskan tentang tata cara penggunaan aplikasi yang telah dibangun, mulai dari menu umum untuk user biasa hingga menu untuk administrator.

4.2.1 Menu Umum

Menu umum ini ditujukan untuk para pengunjung web (user) yang belum

mendaftar menjadi anggota. Menu-menu tersebut terdiri dari: a. Beranda

Menu beranda ini berisi ucapan selamat datang dan penjelasan singkat tentang aplikasi SPK web yang telah dibangun. Serta headline berita/artikel tentang toga yang isinya hanya ditampilkan sebagian. Halaman menu ini dapat dilihat pada gambar 4.1.


(54)

Gambar 4.1 Halaman Utama

b. Profil

Menu profil berisi penjelasan profil dari aplikasi SPK web yang telah dibangun, dapt dilihat pada gambar 4.2.


(55)

Gambar 4.2 Halaman Menu Profil

c. SPK

Menu aplikasi SPK ini hanya dapat di akses oleh user yang telah menjadi anggota, alasan user harus mendaftar terlebih dahulu adalah untuk pendataan user yang dapat dikembangkan lagi untuk survey nantinya. Apabila menu ini di klik oleh user yang belum menjadi anggota, maka akan muncul pesan pemberitahuan seperti gambar 4.3.


(56)

Gambar 4.3 Halaman Pesan Pemberitahuan Aplikasi SPK

d. Galeri

Menu galeri berisi foto-foto toga beserta penjelasannya masing-masing, mulai dari khasiat hingga cara pengolahan dan pemakaian. Tampilannya sebagai berikut:


(57)

e. Berita/Artikel

Menu berita/artikel ini tentunya berisi berita/artikel tentang toga yang dapat dibaca oleh user. Namun, tidak dapat di download. Tampilannya terlihat pada gambar 4.5 berikut:


(58)

f. Buku Tamu

Menu ini disediakan untuk para user yang ingin meninggalkan

pesan/komentar untuk administrator atau pakar. Tampilannya terlihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Halaman Form Buku Tamu

g. Daftar

Menu ini disediakan bagi user yang ingin menjadi anggota untuk memenuhi syarat agar dapat mengakses menu aplikasi SPK. Pada form pendaftaran ini disertai dengan validasi input data, sehingga user tidak dapat sembarangan memasukkan data. Tampilan form pendaftaran dapat dilihat pada gambar 4.7.


(59)

Gambar 4.7 Halaman Form Pendaftaran

4.2.2 Menu Anggota

Pada menu khusus untuk anggota ini hampir sama dengan menu-menu yang dapat di akses oleh user biasa, bedanya adalah menu aplikasi SPKnya dapat di akses bila user anggota telah masuk/login dengan id user dan kata sandi yang valid sesuai dengan data saat dia mendaftarkan diri. Apabila datanya


(60)

tidak valid atau ada user iseng yang ingin mengakses menu aplikasi SPK tanpa masuk/login, maka akan muncul pesan peringatan seperti gambar 4.8. Untuk form login dapat dilihat pada gambar 4.9, terdapat 2 (dua) buah textbox untuk di isi dengan id user dan kata sandi yang dimiliki oleh masinf-masing user.

Gambar 4.8 Halaman Pesan Peringatan Login/Masuk

Gambar 4.9 Halaman Form Login/Masuk

Bila id user dan kata sandi yang dimasukkan valid, maka user akan dibawa ke halaman menu utama, yaitu beranda (gambar 4.1) dan menu SPK sudah dapat di akses (gambar 4.10). Pada form aplikasi SPK terdapat menu list yang berisi macam-macam jenis penyakit yang harus dipilih salah satu oleh user bersangkutan. Setelah jenis penyakit dipilih, maka akan muncul urutan pilihan alternatif toga sesuai dengan jenis penyakit yang telah dipilih dan


(61)

kriteria toga yang telah disediakan, kemudian user harus memilih minimal 3 (tiga) alternatif toga dan 3 (tiga) kriteria toga untuk dihitung nilai bobotnya dengan metode ELECTRE. Hasil akhir yang akan muncul berupa urutan pilihan prioritas alternatif toga yang dapat dipilih oleh user untuk dijadikan obat alternatif.


(62)

4.2.3 Menu Pakar

Menu khusus untuk pakar ini hanya mempunyai 1 menu, yaitu SPK. Berisi laporan data aplikasi SPK yang telah dipilih oleh user anggota.

a. SPK

Menu ini berfungsi bagi pakar untuk mengetahui respon masyarakat terhadap software aplikasi SPK ini, seperti yang terlihat pada gambar 4.11, terdapat laporan jenis penyakit, alterantif toga dan kriteria-kriteria toga mana saja yang dipilih oleh user anggota beserta nilai bobot kebutuhan yang dipilih.


(63)

4.2.4 Menu Administrator

Menu khusus untuk admin ini disediakan khusus untuk admin guna mengolah data website, seperti tambah, ubah, hapus data dan upload file.

a. Beranda

Halaman utama admin dapat dilihat pada gambar 4.12 dibawah ini, yang dimana terdapat form untuk merubah isi beranda, sehingga isi beranda web dapat berubah-ubah bila dirasa admin perlu untuk dirubah.


(64)

b. Profil

Menu ini juga disediakan untuk admin guna merubah isi profil, sehingga isi profil web dapat berubah-ubah bila dirasa admin perlu untuk dirubah. Berikut tampilannya:


(65)

c. Galeri

Menu ini berfungsi bagi user admin untuk mengolah data galeri toga, halaman pertama yang akan muncul adalah daftar data galeri (gambar 4.14).


(66)

Bila admin ingin menambahkan data galeri toga baru, dapat mengklik tombol Tambah Data yang terletak di atas tabel daftar sebelah kiri halaman, maka akan muncul form tambah data galeri toga (gambar 4.15). Dan apabila admin ingin merubah data galeri yang sudah ada, dapat mengklik tulisan Ubah pada kolom aksi, maka akan muncul form untuk merubah data galeri yang telah dipilih (gambar 4.16).


(67)

Gambar 4.16 Halaman Form Edit Data Galeri Toga

d. Berita/Artikel

Menu ini berfungsi bagi user admin untuk mengolah data berita/artikel yang berhubungan dengan toga, halaman pertama yang akan muncul adalah daftar data berita/artikel (gambar 4.17).


(68)

(69)

Bila admin ingin menambahkan data berita/artkel baru yang berhubungan dengan toga, dapat mengklik tombol Tambah Data yang terletak di atas tabel daftar sebelah kiri halaman, maka akan muncul form tambah data galeri toga (gambar 4.18). Dan apabila admin ingin merubah data berita/artkel yang sudah ada, dapat mengklik tulisan Ubah pada kolom aksi, maka akan muncul form untuk merubah data berita/artkel yang telah dipilih (gambar 4.19).


(70)

Gambar 4.19 Halaman Ubah Data Berita/Artikel

e. Buku Tamu

Menu ini berfungsi bagi admin untuk melihat dan membalas isi pesan/komentar dari pengunjung web. Halaman pertama yang akan muncul adalah daftar data pesan buku tamu (gambar 4.20).


(71)

Bila admin ingin membalas pesan yang ditinggalkan oleh para pengunjung web, dapat mengklik alamat email pengunjung web yang meninggalkan pesan. Form untuk membalas pesan buku tamu terlihat pada gambar 2.21, pesan balasan tersebut akan dikirim ke email pengunjung web langsung.

Gambar 4.20 Halaman Daftar Pesan Buku Tamu


(72)

f. Buku Tamu

Pada menu User ini, berguna bagi admin untuk memanajemen data para user, baik data admin sendiri maupun data user pakar dan anggota. Mulai dari tambah, ubah dan hapus data user. Halaman pertama yang akan muncul adalah daftar tabel data user (gambar 4.22).

Bila admin ingin menambahkan data user baru dapat mengklik tombol Tambah Data User yang terletak di atas tabel daftar sebelah kiri halaman, maka akan muncul form tambah data user (gambar 4.23).


(73)

Dan apabila admin ingin merubah data user yang sudah ada, dapat mengklik tulisan Ubah pada kolom aksi, maka akan muncul form untuk merubah data user yang telah dipilih (gambar 4.24).

Gambar 4.23 Halaman Form Tambah Data User


(74)

BAB V

UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan mengenai uji coba pada software aplikasi yang telah dibangun dan mengevaluasi hasil uji coba tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan software aplikasi yang telah dibangun. Dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas software aplikasi bersangkutan.

5.1 Uji Coba Sistem

Maksud dari uji coba sistem ini adalah melakukan pengujian terhadap sistem aplikasi yang telah dibangun. Di awali dengan menguji coba form pendaftaran dan menu utama aplikasi SPK.

5.1.1 Uji Coba Form Pendaftaran

Tampilan form registrasi dalam aplikasi ini disertai dengan validasi data form untuk mengecek kevalidan data yang dimasukkan oleh user yang ingin mendaftar menjadi anggota.

Validasi data yang dilakukan pada form registrasi ini diantaranya adalah: a. Pengecekan data kosong, apabila terdapat isian form yang masih kosong


(75)

Gambar 5.1 Pesan Kesalahan Data Kosong

b. Pengecekan pola id user/username, harus sesuai dengan pola yang telah ditentukan, harus menggunakan huruf minimal 4 karakter tanpa spasi. Jika terjadi kesalahan, maka akan muncul pesan kesalahan seperti gambar 5.2:

Gambar 5.2 Pesan Kesalahan Pola Id User

c. Pengecekan kata sandi, kata sandi pertama dan kata sandi yang diulang harus sama agar pengejaan kata sandi benar-benar valid. Apabila user memasukkan kata sandi yang tidak sama, baik disengaja atau tidak disengaja, maka akan muncul pesan pemberitahuan seperti yang terlihat pada gambar 5.3 dibawah ini:


(76)

d. Pengecekan pola nama lengkap, harus sesuai dengan yang telah ditentukan, hanya boleh menggunakan huruf. Bila ada user yang mengisikan dengan sembarang data, maka akan muncul pesan peringatan berikut:

Gambar 5.4 Pesan Kesalahan Pola Nama Lengkap

e. Pengecekan pola email yang valid, bila alamat email tidak valid, maka akan mucul pesan peringatan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 5.5 Pesan Kesalahan Pola Email

f. Pesan Selamat Datang, bila user telah mengisi form registrasi dengan benar dan data valid, maka akan muncul pesan selamat datang dengan menyebutkan nama lengkap user yang telah mendaftar seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:


(77)

5.1.2 Uji Coba Form SPK

Uji coba memilih salah satu jenis penyakit untuk mengetahui urutan pilihan alternatif toga, kemudian memilih minimal 3 (tiga) kriteria dan masing-masing nilai kriteria toga sebagai nilai bobot kebutuhan yang akan di hitung dengan metode ELECTRE, dapat dilihat pada gambar 5.7.


(78)

Dan, tampilan output/hasil akhir dari perhitungan dengan metode ELECTRE dapat dilihat pada gambar 5.8 berikut:


(79)

Dari matrik [e] didapati bahwa alternatif toga prioritas ke-1 adalah Jahe, karena yang bernilai 1 hanya jahe. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Didapatkan matrik [e] :

- 0 0

E = 0 - 0

0 1 -

2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 2, maka jika ekl=mengindikasikan bahwa alternatif Ak lebih dipilih daripada alternatif Al. 3. Jadi, alternatif ke-3, yaitu Jahe lebih dipilih daripada alternatif ke-2, yaitu

Cengkeh. Sehingga, jahe menjadi urutan pilihan ranking prioritas ke-1 dibandingkan alternatif lainnya. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 5.9.


(80)

Namun, pada uji coba berikutnya, dengan user memilih jenis penyakit Amandel dan pilihan alternatif toganya Jeruk Nipis, Beringin, dan Kapulaga (gambar 5.10). Ditemui bahwa terdapat nilai 1 pada beberapa alternatif, yaitu Beringin dan Kapulaga. Sehingga, menjadi alternatif yang ambigu dan kurang tepat (gambar 5.11).


(81)

Pada gambar 5.11 berikut, dapat dilihat output/hasil akhir uji coba ke-2 dengan form pilihan user ke-2 (gambar 5.10).


(82)

Dari matrik [e] pada gambar 5.11 didapati bahwa terdapat nilai 1 pada alternatif yang sama, yaitu Beringin. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Didapatkan matrik [e] :

- 0 0

E= 0 - 0

1 1 -

2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 1 dan kolom 2, sehingga menjadi ambigu, seperti yang terlihat pada gambar 5.12.


(83)

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan uji coba yang di lakukan pada bab lima, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan yaitu:

a. Metode ELECTRE dapat menghasilkan urutan prioritas dan menentukan

alternatif prioritas ke-1, yaitu dalam uji coba di atas adalah Jahe (gambar 5.9).

b. Pada hasil perhitungan uji coba ke-2 (gambar 5.11), terdapat nilai 1 pada

alternatif yang sama, sehingga menjadi ambigu dan hasil yang dikeluarkan

menjadi kurang tepat. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa ELECTRE

mempunyai kelemahan.

6.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang telah ada didapatkan beberapa saran untuk

pengembangan aplikasi lebih lanjut. Saran-saran tersebut antara lain:

a. Dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan menu pencarian nama

alternatif toga untuk ditemukan jenis penyakitnya apa dan sebaliknya.

b. Dapat ditambahkan konsep OOP (Object Oriented Programming) ke dalam pemrogramannya.

c. Dapat ditambahkan satu metode lagi untuk menutupi kekurangan metode


(84)

Kusumadewi, Sri, dkk (2006) “FUZZY MULTI-ATTRIBUTE DECISION

MAKING (FUZZY MADM)”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hakim, Lukmanul (2008) “MEMBONGKAR TRIK RAHASIA PARA

MASTER PHP”, Penerbit Lokomedia, Yogyakarta.

Kurniawan, Rulianto (2008) “MEMBANGUN SITUS DENGAN PHP UNTUK

ORANG AWAM”, Penerbit Maxxikom, Palembang.

Kusrini, M. Kom (2007) “KONSEP DAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Dalim Artha Setiawan, Dr. (2009) “ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA

JILID 6”, Penerbit Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara, Jakarta.

Agromedia, “273 RAMUAN TRADISIONAL UNTUK MENGATASI


(1)

Dari matrik [e] didapati bahwa alternatif toga prioritas ke-1 adalah Jahe, karena yang bernilai 1 hanya jahe. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Didapatkan matrik [e] : - 0 0

E = 0 - 0 0 1 -

2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 2, maka jika ekl=mengindikasikan bahwa alternatif Ak lebih dipilih daripada alternatif Al.

3. Jadi, alternatif ke-3, yaitu Jahe lebih dipilih daripada alternatif ke-2, yaitu Cengkeh. Sehingga, jahe menjadi urutan pilihan ranking prioritas ke-1 dibandingkan alternatif lainnya. Tampilannya dapat dilihat pada gambar 5.9.


(2)

79

Namun, pada uji coba berikutnya, dengan user memilih jenis penyakit Amandel dan pilihan alternatif toganya Jeruk Nipis, Beringin, dan Kapulaga (gambar 5.10). Ditemui bahwa terdapat nilai 1 pada beberapa alternatif, yaitu Beringin dan Kapulaga. Sehingga, menjadi alternatif yang ambigu dan kurang tepat (gambar 5.11).


(3)

Pada gambar 5.11 berikut, dapat dilihat output/hasil akhir uji coba ke-2 dengan form pilihan user ke-2 (gambar 5.10).


(4)

81

Dari matrik [e] pada gambar 5.11 didapati bahwa terdapat nilai 1 pada alternatif yang sama, yaitu Beringin. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Didapatkan matrik [e] : - 0 0

E= 0 - 0 1 1 -

2. Dari matrik [e] di atas, terdapat nilai 1 pada baris 3 kolom 1 dan kolom 2, sehingga menjadi ambigu, seperti yang terlihat pada gambar 5.12.


(5)

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan uji coba yang di lakukan pada bab lima, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

a. Metode ELECTRE dapat menghasilkan urutan prioritas dan menentukan alternatif prioritas ke-1, yaitu dalam uji coba di atas adalah Jahe (gambar 5.9). b. Pada hasil perhitungan uji coba ke-2 (gambar 5.11), terdapat nilai 1 pada

alternatif yang sama, sehingga menjadi ambigu dan hasil yang dikeluarkan menjadi kurang tepat. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa ELECTRE mempunyai kelemahan.

6.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang telah ada didapatkan beberapa saran untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut. Saran-saran tersebut antara lain:

a. Dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan menu pencarian nama alternatif toga untuk ditemukan jenis penyakitnya apa dan sebaliknya.

b. Dapat ditambahkan konsep OOP (Object Oriented Programming) ke dalam pemrogramannya.

c. Dapat ditambahkan satu metode lagi untuk menutupi kekurangan metode ELETRE tersebut, seperti algoritma genetika.


(6)

83

DAFTAR PUSTAKA

Kusumadewi, Sri, dkk (2006) “FUZZY MULTI-ATTRIBUTE DECISION

MAKING (FUZZY MADM)”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hakim, Lukmanul (2008) “MEMBONGKAR TRIK RAHASIA PARA

MASTER PHP”, Penerbit Lokomedia, Yogyakarta.

Kurniawan, Rulianto (2008) “MEMBANGUN SITUS DENGAN PHP UNTUK

ORANG AWAM”, Penerbit Maxxikom, Palembang.

Kusrini, M. Kom (2007) “KONSEP DAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Dalim Artha Setiawan, Dr. (2009) “ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA

JILID 6”, Penerbit Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara, Jakarta.

Agromedia, “273 RAMUAN TRADISIONAL UNTUK MENGATASI