Proposal Penelitian Agraria Mata Kuliah

Proposal Penelitian Agraria
Mata Kuliah Kajian Agraria (KPM 321)

DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI

Oleh:
Wulandari
I34100070

Dosen Praktikum:
Heru Purwandari, SP, Msi

Asisten Praktikum :
Rizka Amalia, S.kpm

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013


PENDAHULUAN

Latarbelakang
Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki luasan wilayah baik daratan maupun
lautan mencapai 1.910.931 KM2 dengan jumlah pulau mencapai sekitar 17.508 buah.
Wilayah Indonesia yang terhitung sangat luas ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk
Indonesia yang padat. Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional bahwa penduduk
Indonesia hingga tahun 2012 diperkirakan mencapai 257.516.167 jiwa. Besarnya jumlah
penduduk Indonesia serta tingginya tingkat pertambahan penduduk Indonesia mendorong
adanya upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia baik kebutuhan primer, sekunder
maupun tersier. Guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya, Pemerintah gencar melakukan
pembangunan nasional untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur merata baik
kebutuhan materi maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang berlandaskan pada suatu pilihan
pandangan tertentu yang tidak bebas dari pengalaman (sejarah), realitas keadaan yang sedang
dihadapi, serta kepentingan pihak-pihak yang membuat keputusan pembangunan. Pembangunan
memiliki makna yang ganda. Yang pertama adalah pembangunan yang lebih berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada masalah kuantitatif dari produksi dan penggunaan
sumber daya. Yang kedua adalah pembangunan yang lebih berorientasi pada perubahan dan
pendistribusian barang – barang dan peningkatan hubungan sosial. Makna yang kedua lebih

berorientasi pada pembangunan sosial yang terfokus pada pendistribusian perubahan dalam
struktur dari masyarakat yang diukur dari berkurangnya diskriminasi dan eksploitasi serta
meningkatnya kesempatan yang sama dan distribusi yang seimbang dari keuntungan
pembangunan pada keseluruhan komponen masyarakat (Hadi 2000). Saat ini Pemerintah gencar
melaksanakan kebijakan pembangunan disegala bidang secara menyeluruh, termasuk
didalamnya pembangunan dalam bidang infrastruktur prasarana transportasi.
Transportasi merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin padat dan perkembangan masyarakat yang semakin maju, maka pergerakan barang
dan jasa juga akan meningkat yang kemudian harus diimbangi dengan peningkatan sarana
dan prasarana transportasi, diantaranya penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas
(Anonim 2010). Penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas ini sangat diperlukan
terutama disepanjang jalur Pantura yang merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting di
Pulau Jawa. Penambahan jaringan jalan tersebut sangat perlu dilaksanakan mengingat volume
lalu lintas yang melewati jalur Pantura semakin hari semakin padat apalagi pada saat
memasuki hari libur panjang seperti momen lebaran, natal dan tahun baru, sementara
kapasitas dan kemampuan jalan untuk melayani lalu lintas kendaraan yang melewati ruas
jalan tersebut tidak bertambah. Pembangunan jalan tol menjadi salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah guna mengatasi masalah ini.
Pembangunan jalan tol ruas Kanci-Pejagan merupakan salah satu bagian dari proyek

pembangunan jalan tol Trans-Java yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Proyek ini mempunyai panjang total 35 km, dengan waktu pelaksanaan dimulai pada Juni
1

2008 dan berakhir pada Juli 2009. Jalan tol ruas Kanci-Pejagan ini menghubungkan antara
Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat, sampai Brebes, Jawa Tengah. Titik awal jalan tol
ruas Kanci-Pejagan dimulai dari ujung jalan tol ruas Palimanan-Kanci di Kabupaten Cirebon.
Dengan adanya pembangunan jalan tol ruas Kanci-Pejagan yang dilaksanakan oleh investor
PT. Bakrie Toll Road ini diharapkan dapat mengantisipasi dan mengurai kemacetan di jalur
Pantura yang kondisi jalannya sudah sangat padat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
industri masyarakat Jawa agar dapat mampu bersaing dalam hal kemampuan distribusi.
Tujuan dari pembangunan jalan tol sendiri berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15
Tahun Bab II tentang penyelenggaran jalan tol disebutkan bahwa Penyelenggaraan jalan tol
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat
dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan,
Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat
perkembangannya. Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia melalui Badan
Pengatur Jalan Tol (BPJT) menambahkan tujuan dari pengadaan jalan tol adalah untuk

memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan
distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan
hasil pembangunan dan keadilan, meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi
pengguna jalan.
Pembangunan dalam bidang infrastruktur prasarana transportasi, seperti pembangunan
jalan tol memberikan konsekuensi lain pada peningkatan kebutuhan akan lahan. Tak jarang
pembangunan jalan tol menggunakan lahan-lahan produktif, termasuk pada pembangunan
jalan tol Kanci-Pejagan. Konversi lahan pertanian yang dilakukan untuk proyek
pembangunan ini seluas 279,63 Ha yang didapatkan dari 195, 63 Ha di kabupaten Cirebon
dan 84 Ha di Kabupaten Brebes. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta RTRW Kabupaten Cirebon dan Kabupaten
Brebes, pembangunan jalan tol ruas Kanci-Pejagan sebagian besar melewati daerah budidaya
berupa kawasan pertanian lahan basah beririgasi dan sebagian kecil melewati kawasan
pertanian lahan kering, dan kawasan permukiman perdesaan. Hal ini menunjukan bahwa
pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan memberikan konsekuensi lain selain mendorong
pertumbuhan ekonomi, yakni dampak pada kehidupan masyarakat petani yang menyadurkan
hidup pada keberadaan tanah pada khususnya tingkat kesejahteraan akibat konversi lahan.
Konversi lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau seluruh
kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang
membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri

(Utomo dkk, 1992). Berdasarkan perhitungan instrumen yang dilakukan oleh Bagian sosial,
ekonomi dan lingkungan Pekerja Umum menunjukan bahwa keberadaan Jalan tol ruas KanciPejagan mempengaruhi penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Darmawangi. Oleh
karena itu, perlu diteliti terkait Bagaimana dampak pembangunan Jalan Tol ruas KanciPejagan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat petani sekitar?

2

Rumusan masalah
Lahan atau tanah merupakan wadah faktor produksi yang strategis bagi kegiatan
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Perubahan pola penggunaan lahan
pada dasarnya bersifat dinamis mengikuti perkembangan penduduk dan pola pembangunan
wilayah. Akan tetapi perubahan pola penggunaan lahan yang tidak terkendali dan tidak terencana
dapat berpengaruh buruk terhadap pembangunan itu sendiri. Pembangunan semacam ini tidak
akan berkelanjutan. Namun, mendesaknya kebutuhan akan lahan sebagai akibat bertambahnya
penduduk yang semakin padat ini mendorong konversi lahan pertanian menjadi lahan non
pertanian semakin meluas. Banyak petani yang rela menjual tanahnya kepada pemerintah atau
swasta untuk dilakukan konversi lahan. Hal ini mempengaruhi kehidupan para petani yang
notabene menyadur hidup dari keberadaan tanah. Oleh karena itu, perlu diteliti faktor-faktor apa
saja yang dominan mempengaruhi para petani menjual tanah-tanah pertanian yang
kemudian dijadikan lahan non pertanian?


Pembangunan nasional merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu
bangsa yang sering sekali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riel perkapita. Adapun
tujuan pembangunan adalah disamping untuk menaikkan pendapatan nasional riel juga untuk
meningkatkan produktifitas. Pembangunan Jalan tol Kanci-Pejagan yang diinisiasi oleh
pemerintah Indonesia guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan kemudahan dan
kecepatan lintas wilayah serta guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional tidak
sesuai dengan tujuan dari pembangunan semestinya. Hal ini dapat terlihat dari adanya
penurunan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Darmawangi sebagai salah satu
bagian dari masyarakat petani terdekat dari lokasi pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui Bagaimana dampak ditimbulkan dari
Pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan terhadap penurunan tingkat kesejahteraan
rumah tangga petani?
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konversi lahan
pertanian terhadap tingkat kesejahteraan petani di sekitar pembangunan jalan tol ruas KanciPejagan. Tujuan utama ini akan dijawab melalui tujuan khusus dari penelitian, sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan konversi lahan
2. Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan
terhadap penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat Kanci kulon.
Kegunaan penelitian adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis

sendiri dan seluruh civitas akademik Departemen Sains Komunikasi Pengembangan
Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan Definisi Lahan
Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam kehidupan
manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengan tanah. Tanah merupakan tanah
(sekumpulan tubuh alamiah, mempunyai kedalaman lebar yang ciri-cirinya mungkin secara
langsung berkaitan dengan vegetasi dan pertanian sekarang) ditambah ciri-ciri fisik lain
seperti penyediaan air dan tumbuhan penutup yang dijumpai (Soepardi, 1983 dalam Akbar,
2008). Sihaloho (2004) membedakan penggunaan tanah ke dalam tiga kategori, yaitu:
1.Masyarakat yang memiliki tanah luas dan menggarapkan tanahnya kepada orang lain;
pemilik tanah menerapkan sistem sewa atau bagi hasil.
2.Pemilik tanah sempit yang melakukan pekerjaan usaha tani dengan tenaga kerja
keluarga, sehingga tidak memanfaatkan tenaga kerja buruh tani.
3.Pemilik tanah yang melakukan usaha tani sendiri tetapi banyak memanfaatkan tenaga
kerja buruh tani, baik petani bertanah sempit maupun bertanah luas.

Konversi Lahan
Menurut Utomo dkk (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut
sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak
negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam
artian perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang
secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Sumaryanto (1994) dalam Furi (2007) memaparkan bahwa jika suatu lokasi terjadi
konversi lahan pertanian, segera lahan-lahan di sekitarnya akan terkonversi dan sifatnya
cenderung progresif.Konversi lahan biasanya terkait dengan proses perkembangan wilayah,
bahkan dapat dikatakan bahwa konversi lahan merupakan konsekuensi dari perkembangan
wilayah. Sebagian besar konversi lahan yang terjadi, menunjukkan adanya ketimpangan
dalam penguasaan lahan yang lebih didominasi oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin
mendirikan bangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah
Faktor Penyebab konversi lahan
Proses terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian disebabkan
oleh beberapa faktor. Kustiwan (1997) dalam Supriyadi (2004) menyatakan bahwa
setidaknya ada tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah
yaitu:

1. Faktor Eksternal. Merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika
pertumbuhan perkotaan (fisik maupun spasial), demografi maupun ekonomi.
2. Faktor Internal. Faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosialekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.
4

3. Faktor Kebijakan. Yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.
Definisi Pembangunan
Pembangunan pada dasarnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan
pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air
dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari masyarakat tetapi untuk seluruh
masyarakat, serta harus benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan
tingkat hidup yang berkeadilan sosial yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa
Indonesia. Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju (UPI,
tanpa tahun).
Definisi umum Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai

jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (Pasal 1 UU No. 15 Tahun
2005). Penyelenggaraan jalan tol sendiri dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan dan hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan
memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya
berasal dari pengguna jalan. Sedangkan tujuan dari jalan tol yakni untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi
terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya (Pasal 2 UU No. 15 Tahun
2005 ).
Tingkat Kesejahteraan
Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat tingkat
kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
ukuruan, antara lain adalah :
1) Tingkat pendapatan keluarga;
2) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk
pangan dengan non-pangan;
3) Tingkat pendidikan keluarga;
4) Tingkat kesehatan keluarga, dan;
5) Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
Hasil penelitian sebelumnya


Beberapa studi terdahulu terkait dengan penelitian ini akan memberikan pertimbangan
dalam penelitian ini., diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ruswandi dkk
(2007) terkait Dampak Konversi Lahan Pertanian TerhadapKesejahteraan Petani dan
Perkembangan Wilayah (Studi kasus didaerah Bandung utara).
Konversi lahan pertanian yang terjadi di Bandung utara pada umunya diawali dengan
penjualan lahan. Dalam jangka pendek, mungkin uang hasil penjualan tersebut akan
meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi karena umumnya sbagian besar uang hasil
5

penjualan tersebut dibelanjakan untuk aset nonproduktif seperti membuat/rehabilitasi rumah
dan pembelian kendaraan, maka lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama
akan semakin sempit yang dalam jangka panjang akan semakin menurunkan skala usahanya.
Berdasarkan data hasil analisis dapat disarikan bahwa konversi lahan pertanian diiringi oleh
penurunan luas lahan milik dan luas lahan garapan, yang secara keseluruhan bermuara
kepada penurunan pendapatan.
Perubahan penggunaan lahan akan mengarah kepada land rent yang lebih tinggi,
sehingga secara ekonomi demand lahan akan dideterminasi oleh surplusnya. Ketika suatu
lahan berubah funngsi, maka seharusnya secara agregat output wilayahpun meningkat pula
akibat peningkatan produktifitas lahan. Di lokasi penelitian banyaknya lahan guntal dengan
motivasi spekulasi lahan, yang banyak dibiarkan berupa lahan kosong (lahan tidur) dan tidak
dapat diakses oleh petani, sehingga menjadi tidak produktif padahal awalnya berupa lahan
produktif. Dengan demikian, pemilikan lahan atas dasae spekulasi harga tersebut telah
menciptakan distorsi terhadap demand lahan yang sebenarnya. Sehingga, perubahan
penggunaan lahan yang terjadi mungkin tidak akan meningkatkan surplus lahan yang
sebenarnya harus terjadi. Meningkatnya surat keterangan miskin yang dikeluarkan desa di
wilayah penelitian, yaitu dari 90 buah pada tahun 1992 menjadi 1179 buah pada tahun 2002,
merupakan gambaran bahwa kalaupun terjadi peningkatan output wilayah, tidak terdistribusi
dengan baik.
Perubahan-perubahan sosial ekonomi yang cenderung menurunkan
kesejahteraan petani tersebut bertolak dari proses konversi lahan pertanian yang kurang
seiring dengan rencana tata ruang, akibat kurang tegasnya implementasi rencana tata ruang
itu sendiri. Hal ini terbukti dengan penurunan luas lahan milik dan luas lahan garapan,
penurunan pendapatan pertanian serta tidak signifikannya peningkatan pendapatan
nonpertanian. Dengan kata lain, Konversi lahan pertanian memberikan dampak positif pada
sektor non pertanian, seperti tersedianya sarana prasarana, berlangsungnya pembangunan,
dan pendapatan yang diperoleh lebih besar dibandingkan sektor pertanian. Hal ini
menyebabkan para petani beralih profesi ke sektor non pertanian agar standar hidup terpenuhi
(Utama, 2006). Ditambah lagi dengan terjadinya penurunan. produksi pertanian, maka petani
pun semakin menjauh dari sektor pertanian. Akibatnya, luas lahan pertanian milik petani
semakin menurun. Penurunan luas lahan milik ini mempunyai pengaruh positif terhadap
penurunan tingkat kesejahteraan petani. Artinya, bila lahan milik seorang petani turun satu
persen, maka akan meningkatkan resiko penurunan kesejahteraan sebesar 1,079 kali
(Ruswandi et. al., 2007).

6

Kerangka Pemikiran
Peningkatan perekonomian
bangsa

Pembangunan Tol
Kanci - Pejagan

Faktor Eksternal
a. Pengaruh Investor
b. Jumlah tetangga yang
mengkonversi lahan
c. Kebijakan pemerintah
daerah

Faktor Internal

Konversi
lahan
pertanian

a. Umur petani
b. Luas lahan yang dimiliki
c. Tingkat ketergantungan pada
tanah
d. Tingkat pendidikan

Tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani
a. Tingkat pendapatanrumah tangga
b. Komposisis pengeluaran rumah
tangga
c. Tingkat pendidikan keluarga
d. Tingkat kesehatan
e. Kondisi rumah

Keterangan :
: Hubungan Pengaruh
: Variabel yang diteliti
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas,maka hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Diduga guna mendorong peningkatan perekonomian bangsa maka pemerintah
membangun jalan Tol Kanci-Pejagan yang mendorong perluasan konversi lahan
pertanian menjadi jalan tol.
2. Diduga konversi lahan pertanian menjadi jalan tol terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal.
3. Diduga konversi lahan pertanian menjadi jalan tol mengakibat penurunan tingkat
kesejahteraan rumah tangga petani.

7

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
pengamatan (observasi), studi literatur, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam.
Observasi akan dilakukan secara langsung oleh peneliti. Observasi dilakukan dengan
mengamati kondisi fisik dan infrastruktur yang ada di lokasi penelitian serta mengamati
kegiatan sehari-hari sasaran penelitian, terutama aktivitas yang terkait dengan pertanian.
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat bantu, seperti perekam
suara dan kamera digital. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang
diperlukan untuk memperkuat temuan-temuan di lapangan pada saat penelitian. Data temuan
di lapangan juga akan diuji keterkaitannya dengan teori-teori terkait konflik agraria.
Wawancara terstruktur dan wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan panduan pertanyaan yang sudah disiapkan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Darmawangi, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa alasan :
a. Desa Darmawangi merupakan wilayah terdekat dari lokasi pembangunan Jalan tol
Kanci-Pejagan sehingga dapat mempermudah dalam pencariaan data mengenai
dampak pembangunan Jalan tol yang diterima oleh masyarakat Desa Darmawangi.
b. Sebagian besar penduduk Desa Kanci kulon bermatapencaharian sebagai petani
yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian yang lahan nya kini
dikonversi menjadi jalan tol.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014. Selama pengambilan
data berlangsung, peneliti tinggal bersama objek penelitian di lapangan. Hal ini dilakukan
agar peneliti dapat mengetahui lokasi penelitian dengan baik dan juga terciptanya hubungan
sosial yang dekat antara peneliti dengan objek penelitian.

Sumber data penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menekankan pada sifat bentukan realitas sosial, hubungan akrab antara
peneliti dan apa yang dikajinya, serta kendala-kendala situasional yang menyertai penelitian
(Denzin dan Licoln 2000). Penelitian kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
terstruktur dan wawancara mendalam melalui kuesioner yang diajukan pada responden untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga petani terhadap pembangunan jalan tol baik
sesudah maupun sebelum pembangunan. Selain data kualitatif, penelitian ini juga
menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dengan melakukan tinjauan pustaka
dari hasil-hasil penelitian sebelumnya seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal, literatur dari
internet, data BPS dan monografi desa yang dapat mendukung penelitian ini.

8

Lampiran I. Kuesioner
Diisi oleh peneliti
No Responden
Hari/tanggal pengisian

:
:

MASYARAKAT PETANI YANG MENJUAL LAHANNYA
Bagian I
Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas
responden.
1. Nama
: .................................................................
Alamat
: .................................................................
Usia saat ini
: ...... tahun
Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
Status tingkat pendidikan :
a. Tidak sekolah/SD
b. SMP/Sederajat
c. SMA/Sederajat
d. Diploma/Sarjana
Identitas Rumah Tangga
a. Jumlah Anggota Rumah Tangga/Keluarga
: ..................(orang)
b. Jumlah Tanggungan
: ..................(orang)
Bagian II (Sebelum pembangunan jalan tol)
2 Berapa Pendapatan bapak/ibu dalam 1 bulan?
3. Anda memiliki pekerjaan tambahan di bidang lain?
a. Ya (skor 2), Pekerjaan tambahan apa?
b. Tidak (skor 1)
4. Berapa Pendapatan bapak/ibu dari pekerjaan tambahan tersebut?
a. < Rp. 500.000 (skor 1)
b. Rp. 500.000 – Rp. 1000.000 (skor 2)
c. > Rp. 1000.000 (skor 3)
5. Adakah anggota rumah tangga/keluarga yang sudah memiliki penghasilan dan membantu
bapak/ibu dalam masalah keuangan rumah tangga/keluarga?
a. Tidak ada (skor 1)
b. Ada (skor 2), Berapa orang? Bekerja di sektor apa?
6. Berapa total pendapatan anggota rumah tangga/keluarga yang membantu keuangan
bapak/ibu tersebut?
7. Fasilitas rumah tangga apa yang dimiliki ?
8. Berapa jumlah pengeluaran rumah tangga per hari?
9. Jika saudara sakit, apa yang anda lakukan?
a. membeli obat diwarung / pergi ke dukun (Skor 1)
b. pergi ke puskesmas (skor 2)
c. pergi kerumah sakit/dokter spesialis (skor 3)

Bagian III (Sesudah pembangunan jalan tol)
1. Berapa Pendapatan bapak/ibu dalam 1 bulan?
9

2. Anda memiliki pekerjaan tambahan di bidang lain?
a. Ya (skor 2), Pekerjaan tambahan apa?
b. Tidak (skor 1)
4. Berapa Pendapatan bapak/ibu dari pekerjaan tambahan tersebut?
a. < Rp. 500.000 (skor 1)
b. Rp. 500.000 – Rp. 1000.000 (skor 2)
c. > Rp. 1000.000 (skor 3)
5. Adakah anggota rumah tangga/keluarga yang sudah memiliki penghasilan dan membantu
bapak/ibu dalam masalah keuangan rumah tangga/keluarga?
a. Tidak ada (skor 1)
b. Ada (skor 2), Berapa orang? Bekerja di sektor apa?
6. Berapa total pendapatan anggota rumah tangga/keluarga yang membantu keuangan
bapak/ibu tersebut?
7. Fasilitas rumah tangga apa yang dimiliki ?
8. Berapa jumlah pengeluaran rumah tangga per hari?
9. Jika saudara sakit, apa yang anda lakukan?
a. membeli obat diwarung / pergi ke dukun (Skor 1)
b. pergi ke puskesmas (skor 2)
c. pergi kerumah sakit/dokter spesialis (skor 3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. [tanpa tahun]. Beberapa konsep kesejahteraan. [Internet]. [diunduh pada tanggal 1
juni
2013].
Dapat
diunduh
dari
:
http://perencanaankota.blogspot.com/2012/01/beberapa-konsep-tentangkesejahteraan.html
BPJT. 2008. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan jalan tol. [Internet]. [diunduh pada tanggal
1
juni
2013].
Dapat
diunduh
dari
http://www.bpjt.net/main.php?stateid=jartol&parentid=4&pageid=8&strlang=id
BPJT. 2005. Peraturan pemerintah no.15 tahun 2005. [dokumen]. [internet]. [diunduh pada
tanggal 1 juni 2013]. Format/ukuran : PDF/151 KB. Dapat diunduh dari :
http://www.bpjt.net/pp/ppem15-05.pdf
Furi, D.R. 2007. Implikasi Konversi Lahan Terhadap Aksebilitas Lahan dan Kesejahteraan
Masyarakat Desa. [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Joanna AD. 2011. Dampak pembangunan Jalan tol ruas Kanji-Pejagan. [internet]. [diunduh
pada
tanggal
1
juni
2013].
Dapat
diunduh
dari
:
http://amandadj.blogspot.com/2011/12/analisis-retribusi-jalan-tol-lintas.html
Kementrian Pekerjaan Umum. 2011. Penyiapan Instrumen Penghitungan Tingkat Perubahan
Kesejahteraan Masyarakat Akibat Pembangunan Bendungan, Jalan Tol, Dan Rumah
Susun. [Internet]. [diunduh pada tanggal 1 juni 2013]. Dapat diunduh dari
http://sosekling.pu.go.id/attachments/article/295/Penyiapan%20Instrumen%20Penghitu
ngan%20Tingkat%20Perubahan%20Kesejahteraan%20Masyarakat%20Akibat%20Pem
bangunan%20Bendungan,%20Jalan%20Tol,%20Dan%20Rumah%20Susun.pdf
Licoln, Denzion. 2000. Metode penelitian kualitatif. [slide kuliah]. [Mata kulaih Kajian
agraria]. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakutas
Ekologi Manusia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Munir M. 2008. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Rumahtangga Petani. [Skripsi].Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ruswandi A, dkk. 2007. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani
dan Perkembangan Wilayah: Studi Kasus di Daerah Bandung Utara. Jurnal Agro
Ekonomi. Vol 25. No. 2. [Dokumen]. [internet]. [Diunduh pada tanggal 1 juni 2013].
Bogor[ID].
Format/ukuran
:
PDF/65
KB.
Dapat
diunduh
dari
:
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/JAE%2025-2e.pdf
Utomo M, dkk. 1992. Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung [ID]: Universitas
Lampung.

USU. [Tanpa tahun]. Definisi Pembangunan. [dokumen]. [internet]. [diunduh pada tanggal 1
juni 2013]. Format/ukuran : PDF/519 KB. Dapat diunduh dari :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31418/4/Chapter%20II.pdf