MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RE (1)
MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE
PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Brigida Arie Minartiningtyas
08.51.0040
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2011
2
THE SUCCESS MODEL OF THE APPLICATION OF ENTERPRISE RESOURCE
PLANNING (ERP) AT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF BALI
MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
1
2
3
Brigida Arie Minartiningtyas , M. Suyanto , M. Rudyanto Arief ,
Program Studi Magister Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
This research aims to discover the factors that influence the success of the
implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali
with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was
conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of
Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data
collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of
respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is
Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and
McLean information systems.
The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN
(Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information
quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295
count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits
of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information
quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero)
Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and
SAP information quality positively influences each other significantly with the path
coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality
SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and
significantly with the path coefficient of 0.92.
Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a
slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application
of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the
implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT
PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved.
Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone
and McLean model
1
Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
3
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
2
3
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat
banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang
terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang
dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai
pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi
kesuksesan bisnis suatu perusahaan.
Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik
bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam
sekumpulan
sistem
yang
terdiri
atas
sistem
informasi
dan
infrastruktur
pendukungnya.
Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket
untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum
dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai
kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional
perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan
integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan
diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar.
Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi,
antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.
Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini
yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk
menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan
di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di
perusahaannya.
Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib,
dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China,
berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama
menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan
penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk
menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan.
Pada tahun 2005 PT PLN (Persero) me-rollout aplikasi ERP yang diterapkan di
tiga proses bisnis, yaitu: Keuangan (Financial Management), Sumber Daya Manusia
(Human Resource) dan Pergudangan (Material Management). PT PLN (Persero)
4
Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang
dilakukan PT PLN (Persero).
Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and
Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak
perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero)
memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP.
Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena
penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya
diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian
hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang
membantu
pekerjaan
penerapan
sistem.
Setelah
sistem
SAP
diterapkan,
manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau
tidak. Pengukuran keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi
manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP (dalam
hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?
2. Bagaimana model kesuksesan penerapan ERP yang sesuai dengan penerapan
di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model
sukses penerapan ERP yang sesuai.
2.
Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Sari (2008) melakukan penelitian terhadap penerapan ERP di perusahaan PT
Chevron Pasific Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
user memberikan suatu bentuk acceptance terhadap sistem ERP, model penelitian
mengacu dan berpatokan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology). Produk ERP yang digunakan adalah JD.Edward EnterpriseOne
– 8.11 version.
5
Ramadhanny (2005) melakukan penelitian pada industri cor logam di Klaten
(PT Sinar Semesta). Tujuan utama penelitian tersebut adalah melakukan pengkajian
penerapan sistem ERP pada perusahaan dan proses bisnis serta sistem informasi
pada perusahaan cor logam. Hasilnya adalah berupa perancangan sistem informasi
terintegrasi dengan menggunakan ERP.
Muddasir (2008) melakukan penelitian terhadap pegawai Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Jakarta Menteng Tiga yang menggunakan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam menjalankan tugas sehari-hari. Penelitian
dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang
menunjang kesuksesan penerapan SIDJP. Model yang digunakan dalam penelitian
adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) yang
dimodifikasi dengan menambahkan konstruk kualitas pelayanan (service quality)
serta
menghilangkan
konstruk
penggunaan
(use)
dan
dampak
organisasi
(organizational impact) dari model.
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP dalam hal ini penerapan SAP. Model sukses
penerapan SAP dalam penelitian ini mengadopsi model DeLone dan McLean
(2003). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak
Analysis of Moment Structures (AMOS). Adapun perusahaan yang akan menjadi
objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Distribusi Bali.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) System
Definisi
Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.
SAP
SAP terdiri atas beberapa modul yang saling terintegrasi. Produknya
utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi
aplikasi ERP, dan SAP Bussiness Suite, yang merupakan paket solusi
aplikasi e-bisnis dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya. Untuk pasar ERP,
SAP merupakan pemimpin pasar di seluruh dunia dengan penguasaan
pasar lebih dari 65%.
6
2.2.2 Model Dasar Kesuksesan Teknologi Informasi
DeLone dan McLean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni
(model yang lengkap tetapi sederhana) yang mereka sebut dengan nama Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model).
Dari kontribusi beberapa penelitian sebelumnya dan akibat perubahan peran dan
penanganan sistem informasi yang telah berkembang DeLone dan Mclean
(2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan
Sistem Informasi D&M Diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Model yang
diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan
sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran
dari model ini adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Sistem (System Quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem
teknologi informasinya sendiri.
2. Kualitas Informasi (Information Quality) mengukur kualitas keluaran dari
sistem informasi.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) awalnya digunakan di penelitian
pemasaran
(marketing).
Penelitian-penelitian
sistem
informasi
yang
memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) ke dalam model
D&M meminjamnya dari penelitian pemasaran.
4. Penggunaan Informasi (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem
informasi oleh penerima.
5. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap
penggunaan keluaran sistem informasi.
6. Manfaat Bersih (Net Benefits) merupakan penggabungan dampak individual
(individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact).
Dampak individual (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap
perilaku pemakai. Sedangkan dampak organisasi (organizational impact)
merupakan impak dari informasi terhadap kinerja organisasi.
2.2.3 Structural Equation Modelling (SEM)
Structural equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta model
persamaan simultan (simultaneous equation modelling).
Observed Variabel (Manifest) dan Unobserved Variabel (Latent)
Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep
abstrak yang langsung dapat diukur disebut observed variabel atau
7
manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur
langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau
konstruk).
Latent Variabel
Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen)
dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah
mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen
dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel
independen,
sedangkan
kosntruk
endogen
adalah
semua
variabel
dependen.
3.
Metodologi Penelitian
3.1 Bahan Penelitian
Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data
primer dan data sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan
pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada
pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber
data pertama.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi
lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang
bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi
lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa
jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media
massa dan situs internet (website).
3.2 Alat Penelitian
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sebagai alat
untuk mengukur dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan
Enterprise Resource Planning (dalam hal ini adalah penerapan SAP) di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali dengan mengadopsi model sukses sistem informasi DeLone
dan Mclean dan pengukur-pengukur dari penelitian-penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala
Likert.
8
3.3 Jalan Penelitian
3.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero)
Distribusi Bali. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Cluster Sampling. Anggota populasi yang dipilih
menjadi sampel adalah manager dan staf yang menjadi pengguna SAP di PT
PLN Distribusi Bali yang berjumlah 70 orang.
3.3.2 Analisis Dengan SEM
1. Model Berbasis Teori
Model untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali dibuat dengan mengadopsi teori model sukses sistem informasi
DeLone dan Mclean (2003), namun kemudian disederhanakan agar lebih
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali seperti ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1 Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Adapun hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut.
H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit.
H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit.
H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi.
2. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dan indikator yang digunakan dalam mengukur kesuksesan
penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dijabarkan sebagai
berikut.
9
1) Kualitas Sistem
Tabel 1
Kode
KS1
KS2
KS3
Indikator
Isi basis data
Kemudahan dipelajari
Keluwesan sistem
Sumber
Emery (1971)
Belardo, Karwan, dan Wallace (1982)
Bailey dan Pearson (1983)
2) Kualitas Informasi
Tabel 2
Kode
KI1
KI2
KI3
Indikator
Kepahaman
Akurasi
Ketepatwaktuan
Sumber
King dan Epstein (1983)
Bailey dan Pearson (1983)
Mahmood (1987)
3) Net Benefit
Tabel 3
Kode
NB1
NB2
NB3
Indikator
Peningkatan produktivitas individual
Pengurangan biaya operasional
Efektivitas organisasional
Sumber
Crawford (1982)
Rivard dan Huff (1984)
Irvine, Danziger (1977)
3. Identifikasi Model (Model Identification)
Menurut Santosa (2007) estimasi dan penilaian model dapat dilakukan
jika mempunyai nilai degree of freedom positif. Dengan demikian besaran
degree of freedom (df) perlu diketahui karena menentukan apakah sebuah
model layak diuji atau tidak.
4. Menguji Model (Model Testing & Model Estimation)
Dari pengujian measurement model, diharapkan akan diperoleh keeratan
hubungan antara indikator dengan konstruknya dan memperoleh sejumlah
korelasi yang menunjukkan hubungan antar konstruk.
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1Hasil Penelitian
4.1.1 Diagram Alur
Berdasarkan kajian teori, maka dibuat diagram alur hubungan kausalitas
antar konstruk beserta indikatornya. Hubungan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2
10
Gambar 2 Full model struktural
Model yang baik sangat dipengaruhi oleh validitas indikator dan reliabilitas
konstruk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap validitas dan
reliabilitas terhadap model tersebut.
1. Uji Validitas
Validitas diuji melalui analisis faktor konfirmatori. Jika loading factor dari
indikator > 0,50 indikator tersebut valid (Ghozali, 2007:135).
Tabel 4 Standardized regression weights
Estimate
Net Benefit
PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Brigida Arie Minartiningtyas
08.51.0040
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2011
2
THE SUCCESS MODEL OF THE APPLICATION OF ENTERPRISE RESOURCE
PLANNING (ERP) AT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF BALI
MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
1
2
3
Brigida Arie Minartiningtyas , M. Suyanto , M. Rudyanto Arief ,
Program Studi Magister Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
This research aims to discover the factors that influence the success of the
implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali
with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was
conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of
Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data
collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of
respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is
Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and
McLean information systems.
The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN
(Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information
quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295
count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits
of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information
quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero)
Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and
SAP information quality positively influences each other significantly with the path
coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality
SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and
significantly with the path coefficient of 0.92.
Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a
slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application
of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the
implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT
PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved.
Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone
and McLean model
1
Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
3
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
2
3
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat
banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang
terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang
dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai
pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi
kesuksesan bisnis suatu perusahaan.
Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik
bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam
sekumpulan
sistem
yang
terdiri
atas
sistem
informasi
dan
infrastruktur
pendukungnya.
Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket
untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum
dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai
kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional
perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan
integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan
diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar.
Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi,
antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.
Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini
yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk
menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan
di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di
perusahaannya.
Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib,
dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China,
berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama
menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan
penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk
menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan.
Pada tahun 2005 PT PLN (Persero) me-rollout aplikasi ERP yang diterapkan di
tiga proses bisnis, yaitu: Keuangan (Financial Management), Sumber Daya Manusia
(Human Resource) dan Pergudangan (Material Management). PT PLN (Persero)
4
Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang
dilakukan PT PLN (Persero).
Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and
Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak
perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero)
memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP.
Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena
penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya
diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian
hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang
membantu
pekerjaan
penerapan
sistem.
Setelah
sistem
SAP
diterapkan,
manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau
tidak. Pengukuran keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi
manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP (dalam
hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?
2. Bagaimana model kesuksesan penerapan ERP yang sesuai dengan penerapan
di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model
sukses penerapan ERP yang sesuai.
2.
Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Sari (2008) melakukan penelitian terhadap penerapan ERP di perusahaan PT
Chevron Pasific Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
user memberikan suatu bentuk acceptance terhadap sistem ERP, model penelitian
mengacu dan berpatokan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology). Produk ERP yang digunakan adalah JD.Edward EnterpriseOne
– 8.11 version.
5
Ramadhanny (2005) melakukan penelitian pada industri cor logam di Klaten
(PT Sinar Semesta). Tujuan utama penelitian tersebut adalah melakukan pengkajian
penerapan sistem ERP pada perusahaan dan proses bisnis serta sistem informasi
pada perusahaan cor logam. Hasilnya adalah berupa perancangan sistem informasi
terintegrasi dengan menggunakan ERP.
Muddasir (2008) melakukan penelitian terhadap pegawai Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Jakarta Menteng Tiga yang menggunakan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam menjalankan tugas sehari-hari. Penelitian
dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang
menunjang kesuksesan penerapan SIDJP. Model yang digunakan dalam penelitian
adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) yang
dimodifikasi dengan menambahkan konstruk kualitas pelayanan (service quality)
serta
menghilangkan
konstruk
penggunaan
(use)
dan
dampak
organisasi
(organizational impact) dari model.
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP dalam hal ini penerapan SAP. Model sukses
penerapan SAP dalam penelitian ini mengadopsi model DeLone dan McLean
(2003). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak
Analysis of Moment Structures (AMOS). Adapun perusahaan yang akan menjadi
objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Distribusi Bali.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) System
Definisi
Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.
SAP
SAP terdiri atas beberapa modul yang saling terintegrasi. Produknya
utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi
aplikasi ERP, dan SAP Bussiness Suite, yang merupakan paket solusi
aplikasi e-bisnis dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya. Untuk pasar ERP,
SAP merupakan pemimpin pasar di seluruh dunia dengan penguasaan
pasar lebih dari 65%.
6
2.2.2 Model Dasar Kesuksesan Teknologi Informasi
DeLone dan McLean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni
(model yang lengkap tetapi sederhana) yang mereka sebut dengan nama Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model).
Dari kontribusi beberapa penelitian sebelumnya dan akibat perubahan peran dan
penanganan sistem informasi yang telah berkembang DeLone dan Mclean
(2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan
Sistem Informasi D&M Diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Model yang
diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan
sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran
dari model ini adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Sistem (System Quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem
teknologi informasinya sendiri.
2. Kualitas Informasi (Information Quality) mengukur kualitas keluaran dari
sistem informasi.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) awalnya digunakan di penelitian
pemasaran
(marketing).
Penelitian-penelitian
sistem
informasi
yang
memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) ke dalam model
D&M meminjamnya dari penelitian pemasaran.
4. Penggunaan Informasi (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem
informasi oleh penerima.
5. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap
penggunaan keluaran sistem informasi.
6. Manfaat Bersih (Net Benefits) merupakan penggabungan dampak individual
(individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact).
Dampak individual (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap
perilaku pemakai. Sedangkan dampak organisasi (organizational impact)
merupakan impak dari informasi terhadap kinerja organisasi.
2.2.3 Structural Equation Modelling (SEM)
Structural equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta model
persamaan simultan (simultaneous equation modelling).
Observed Variabel (Manifest) dan Unobserved Variabel (Latent)
Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep
abstrak yang langsung dapat diukur disebut observed variabel atau
7
manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur
langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau
konstruk).
Latent Variabel
Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen)
dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah
mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen
dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel
independen,
sedangkan
kosntruk
endogen
adalah
semua
variabel
dependen.
3.
Metodologi Penelitian
3.1 Bahan Penelitian
Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data
primer dan data sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan
pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada
pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber
data pertama.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi
lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang
bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi
lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa
jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media
massa dan situs internet (website).
3.2 Alat Penelitian
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sebagai alat
untuk mengukur dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan
Enterprise Resource Planning (dalam hal ini adalah penerapan SAP) di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali dengan mengadopsi model sukses sistem informasi DeLone
dan Mclean dan pengukur-pengukur dari penelitian-penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala
Likert.
8
3.3 Jalan Penelitian
3.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero)
Distribusi Bali. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Cluster Sampling. Anggota populasi yang dipilih
menjadi sampel adalah manager dan staf yang menjadi pengguna SAP di PT
PLN Distribusi Bali yang berjumlah 70 orang.
3.3.2 Analisis Dengan SEM
1. Model Berbasis Teori
Model untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali dibuat dengan mengadopsi teori model sukses sistem informasi
DeLone dan Mclean (2003), namun kemudian disederhanakan agar lebih
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali seperti ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1 Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Adapun hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut.
H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit.
H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit.
H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi.
2. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dan indikator yang digunakan dalam mengukur kesuksesan
penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dijabarkan sebagai
berikut.
9
1) Kualitas Sistem
Tabel 1
Kode
KS1
KS2
KS3
Indikator
Isi basis data
Kemudahan dipelajari
Keluwesan sistem
Sumber
Emery (1971)
Belardo, Karwan, dan Wallace (1982)
Bailey dan Pearson (1983)
2) Kualitas Informasi
Tabel 2
Kode
KI1
KI2
KI3
Indikator
Kepahaman
Akurasi
Ketepatwaktuan
Sumber
King dan Epstein (1983)
Bailey dan Pearson (1983)
Mahmood (1987)
3) Net Benefit
Tabel 3
Kode
NB1
NB2
NB3
Indikator
Peningkatan produktivitas individual
Pengurangan biaya operasional
Efektivitas organisasional
Sumber
Crawford (1982)
Rivard dan Huff (1984)
Irvine, Danziger (1977)
3. Identifikasi Model (Model Identification)
Menurut Santosa (2007) estimasi dan penilaian model dapat dilakukan
jika mempunyai nilai degree of freedom positif. Dengan demikian besaran
degree of freedom (df) perlu diketahui karena menentukan apakah sebuah
model layak diuji atau tidak.
4. Menguji Model (Model Testing & Model Estimation)
Dari pengujian measurement model, diharapkan akan diperoleh keeratan
hubungan antara indikator dengan konstruknya dan memperoleh sejumlah
korelasi yang menunjukkan hubungan antar konstruk.
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1Hasil Penelitian
4.1.1 Diagram Alur
Berdasarkan kajian teori, maka dibuat diagram alur hubungan kausalitas
antar konstruk beserta indikatornya. Hubungan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2
10
Gambar 2 Full model struktural
Model yang baik sangat dipengaruhi oleh validitas indikator dan reliabilitas
konstruk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap validitas dan
reliabilitas terhadap model tersebut.
1. Uji Validitas
Validitas diuji melalui analisis faktor konfirmatori. Jika loading factor dari
indikator > 0,50 indikator tersebut valid (Ghozali, 2007:135).
Tabel 4 Standardized regression weights
Estimate
Net Benefit