TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PENUNJUKAN MODEL IKLAN SEBAGAI PERJANJIAN BAKU
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PENUNJUKAN MODEL
IKLAN SEBAGAI PERJANJIAN BAKU
Henry Arianto
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
henry_arianto77@yahoo.co.id
Abstract
Ads or billboards can not be separated from the role of an advertising model. Advertising model
may be images or photographs used by the company's ad maker in order to support the needs of
promotional activities in order to support ad creation needs of promotional activities. In the ad
shown the face of the model is considered very valuable because of the ad model can provide a
factor selling points of the product being promoted in society, usually because the model is exactly
what advertising can attract buyers to purchase products offered or promoted in addition to the
benefits products offered in the community. Therefore very important role model because the ads
will need to be protected the rights of the advertising model. Therefore, this study will discuss how
the form of legal protection against the model in the agreement appointing ad model? And How the
legal settlement mechanism if any dispute arises between the parties with the agency model? The
purpose of this study is to investigate and explain the forms of legal protection given to the model in
the agreement appointing the advertising model, and to know and explain the mechanisms of legal
settlement if any dispute arises between the parties with the model agency. This type of research is a
normative study. This is because the authors conducted a study of legal principles, especially the
principle of good faith engagement used in the employment agreement between the model with the
agency. The author also conducted research on the positive law that is written against the rules of
existing law and life in society
Keywords: Standard, Contract, Agency
tingnya peranan model iklan tersebut maka per-
Pendahuluan
Iklan atau reklame tidak lepas dari peranan
lunya hak dari model iklan dilindungi.
seorang model iklan. Model iklan dapat berupa
Terkadang memang tidak disadari oleh
gambar atau foto yang digunakan oleh perusahaan
banyak calon model iklan yang telah dimanfaat-
pembuat iklan dalam rangka menunjang kebutuhan
kan wajah atau tenaga para calon model tersebut
kegiatan promosi pembuatan iklan dalam rangka
oleh para pengusaha pembuat iklan yang dapat
menunjang kebutuhan kegiatan promosi. Dalam ik-
membuat anarkis. Bahkan yang lebih tidak disa-
lan tersebut dipertunjukkan bagian wajah si model
dari oleh para calon model iklan tersebut adalah
tersebut dianggap sangat berharga karena dari m-
mengenai ketidakjelasan kontrak para calon mo-
odel iklan tersebut dapat memberikan salah satu
del iklan tersebut. Dimana yang sering terjadi ada-
faktor nilai jual dari produk yang dipromosikan da-
lah jangka waktu kontrak yang telah habis masa
lam masyarakat, karena biasanya model iklan ter-
berlakunya, namun pengusaha pembuat iklan ter-
sebutlah yang dapat menarik para pembeli untuk
sebut dengan sengaja diam-diam tidak memper-
membeli produk yang ditawarkan atau dipro-
panjang kontrak tersebut, akan tetapi wajah model
mosikan selain manfaat produk yang ditawarkan di
tersebut masih terpasang dalam papan reklame
masyarakat. Maka dari itu dikarenakan sangat pen-
tersebut dimana-mana.
Peristiwa tersebut seringkali terjadi dan
tidak disadari oleh para model iklan yang se-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
224
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
benarnya mereka telah dirugikan dan sebaliknya
Terhadap masalah sengketa yang diha-
justru para pengusaha pembuat iklan tersebutlah
dapi oleh masyarakat, masyarakat mempunyai ca-
yang telah banyak diuntungkan dengan diam-diam
ra-cara tersendiri untuk menyelesaikan konflik
tidak membayar kontrak model iklan yang telah le-
atau sengketa. Dalam ilmu sosiologi, yaitu se-
wat masa atau jangka waktunya. Oleh karenanya
buah ilmu yang mempelajari individu, manusia
penting untuk membuat suatu perjanjian yang bersi-
dan hubungan antara manusia, dikatakan bahwa
fat tertulis bilamana perlu buatlah perjanjian otentik.
ada cara penyelesaian sengketa yang dikenal de-
Menurut penulis adapun tujuan dari dilakukannya
ngan nama akomodasi. Dimana akomodasi
suatu perjanjian tersebut adalah agar para pihak
adalah (Soerjono, 2000)
mendapatkan kejelasan mengenai bentuk kerjasama
“Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi
antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia
untuk meredakan pertentangan. Usaha-usaha untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.”
pekerjaan mengenai waktu pembayaran dari kerjasama pekerjaan tersebut serta mendapatkan perlindungan hukum dari kerjasama tersebut.
Namun tidak jarang pula meskipun sudah
dibuat perjanjiannya, ada salah satu pihak yang melanggarnya sehingga timbul perselisihan antara kedua pihak yang membuat dan menandatangani perjanjian tersebut. Biasanya, perselisihan tersebut
bermula dari suatu situasi dimana ada salah satu
pihak yang merasa dirugikan oleh pihak yang lainnya. Pihak yang merasa dirugikan tentunya akan
menuntut kerugian yang diderita sebagai akibat
dari perbuatan pihak kedua. Bila pihak kedua dapat
menanggapi tuntutan tersebut dan mencoba untuk
memenuhi tuntutan pihak yang merasa dirugikan
itu, maka selesailah konflik tersebut. Namun apabila reaksi pihak kedua menunjukkan perbedaan
pendapat atau memiliki nilai-nilai yang berbeda,
maka akan timbullah apa yang dinamakan dengan
sengketa. Secara teoritis, timbulnya perselisihan
dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
(Soerjono, 2000).
Dimana penyelesaian sengketa dengan
akomodasi caranya adalah dengan paksaan (coercion), kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi,
toleransi dan ajudikasi. Ketujuh cara ini dikenal
dengan istilah Tujuh Cara Penyelesaian Sengketa.
(Soerjono, 2000)
Berpedoman pada asas kebebasan berkontrak, maka pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis periklanan, khususnya
pihak agensi dengan pihak model, juga mengatur
tentang perihal penyelesaian apabila timbul perselisihan. Pengaturan tersebut biasanya harus disepakati oleh kedua belah pihak. Namun tentunya
berbeda dengan kontrak baku, dimana pihak model biasanya hanya menandatangani tanpa memiliki kekuatan untuk memberikan kontribusi pikirannya yang harus dituangkan dalam kontrak.
Dalam permasalahan kontrak baku tentang penunjukan model iklan yang disepakati oleh
a.
Perbedaan prinsip.
b.
Perbedaan kebudayaan atau perubahan sosial
c.
Perbedaan norma-norma
d.
Perbedaan kepentingan.
pihak agensi dengan pihak model, maka materi
atau isi dari perjanjian kerjasama tersebut menurut
penulis merupakan suatu hal yang menarik untuk
dibahas oleh penulis dalam penelitian ini. Hal-hal
yang dapat dibahas adalah mengenai perlindungan
225
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
hukumnya, hak dan kewajibannya, tanggungjawab-
Pembahasan
nya, dan bagaimana mekanisme penyelesaian apa-
Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon
bila terjadi perselisihan atau pelanggaran yang dila-
politicon, yang artinya manusia adalah makhluk
kukan oleh salah satu pihak, apa yang dapat dila-
sosial. Pengertian dari manusia adalah makhluk
kukan oleh salah satu pihak yang dirugikan, sampai
sosial adalah bahwa manusia itu tidak dapat me-
kepada cara apa yang dapat ditempuh guna penyele-
menuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan manusia
saian sengketa yang mungkin timbul. Oleh kare-
selalu ingin berinteraksi dengan manusia lain.
nanya penulis membuat skripsi dengan judul:
Manusia selalu ingin berhubungan dengan manu-
Berdasarkan hal-hal sebagaimana yang
sia lain sesama anggota masyarakat. Hubungan
telah diuraikan oleh penulis tersebut diatas, maka
antara Individu (subyektif) dengan masyarakat
selan-jutnya dapat timbul beberapa permasalahan
(obyektif) saling menentukan yang satu tidak ada
yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
tanpa yang lain.
sebagai berikut, Bagaimana bentuk perlindungan
Namun hubungan manusia yang satu de-
hukum terhadap pihak model dalam perjanjian
ngan manusia yang lain sesama anggota ma-
penunjukan ik-lan model tersebut? dan Bagaimana
syarakat tidak selamanya berjalan harmonis. Ter-
mekanisme pe-nyelesaian hukum apabila timbul
kadang hubungan manusia sebagai anggota ma-
sengketa antara pihak agensi dengan pihak model?
syarakat ini ditemukan adanya benturan kepen-
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
tingan (friksi). Hal ini pun telah diperkirakan oleh
un-tuk mengetahui dan menjelaskan tentang bentuk
filsuf-filsuf zaman Yunani Kuno dulu, seperti
perlindungan hukum yang diberikan kepada pihak
Hegel yang menyatakan, “Manusia adalah lawan
model dalam perjanjian penunjukan iklan model ter-
atau musuh manusia yang lain.” (Kansil, 1998)
sebut, dan untuk mengetahui dan menjelaskan ten-
Benturan kepentingan juga seringkali ter-
tang mekanisme penyelesaian hukum apabila timbul
jadi dalam kegiatan-kegiatan bisnis, baik yang
sengketa antara pihak agensi dengan pihak model.
berskala besar ataupun skala kecil. Akibat dari
Tipe penelitian ini adalah berupa penelitian
adanya benturan tersebut maka hubungan eko-
normatif. Hal ini adalah dikarenakan penulis mela-
nomi yang pada awalnya diharapkan memberikan
kukan penelitian terhadap asas-asas hukum peri-
keuntungan bagi kedua belah pihak sebagai pela-
katan khususnya asas itikad baik yang digunakan
ku ekonomi berubah menjadi kerugian yang harus
dalam perjanjian kontrak kerja antara Model dengan
ditanggung oleh satu pihak atau kedua belah
Agensinya. Penulis juga melakukan penelitian ter-
pihak.
hadap hukum positif yang tertulis terhadap kaidah-
Dalam mengantisipasi munculnya keru-
kaidah hukum yang ada dan hidup di dalam ma-
gian tersebut, maka pada umumnya, para pihak
syarakat. Dalam hal penelitian hukum positip yang
sebagai pelaku ekonomi mencoba untuk membuat
digunakan adalah KUH Perdata khususnya buku
suatu konsep atau formula bisnis yang disepakati
ketiga mengenai Perikatan.
oleh kedua belah pihak. Dalam konsep tersebut,
para pihak diberi kebebasan untuk mengatur dan
menentukan berbagai hal yang selanjutnya wajib
dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
226
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Umumnya, konsep tersebut dituangkan dalam suatu
Perjanjian, yang menurut Soebekti meru-
bentuk perjanjian tertulis, baik dalam bentuk otentik
pakan “suatu peristiwa dimana seorang berjanji
ataupun dibawah tangan. Hal ini bertujuan untuk
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu sa-
memberikan kemudahan bagi para pihak dalam
ling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”
membuktikan apabila timbul perselisihan.
(Soebekti, 2001), akan menimbulkan perikatan
Begitu pula halnya dalam kegiatan bisnis
antara para pihak yang membuat perjanjian ter-
reklame atau iklan, maka tentunya juga diperlukan
sebut. Menurut Subekti, perikatan merupakan sua-
suatu aturan bisnis yang disepakati oleh para pihak
tu hubungan hukum antara dua orang atau dua pi-
yang terlibat. Secara umum, pihak-pihak yang ter-
hak dimana pihak yang satu berhak menuntut
libat dalam kegiatan bisnis reklame atau iklan ada-
sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak lain tersebut
lah pihak perusahaan pemilik produk sebagai pihak
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut
pengguna, pihak media, pihak agensi dan pihak mo-
(Soebekti, 2001). Dengan demikian dapat dikata-
del. Peran dan keterbilatan pihak model tentunya sa-
kan bahwa perikatan dari suatu perjanjian adalah
ngat berpengaruh dalam hal mempengaruhi pola pi-
berupa hak dan kewajiban yang dimiliki oleh para
kir pihak konsumen yang melihat iklan tersebut. Se-
pihak.
makin banyak konsumen yang membeli atau meng-
Untuk syarat sahnya suatu perjanjian ma-
gunakan produk yang ditawarkan melalui iklan ter-
ka di dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang men-
sebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi
syaratkan sebagai berikut (Soebekti, 2001):
pihak perusahaan produsen.
a. Adanya kata sepakat antara mereka yang me-
Oleh karena itu, secara garis besar maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara
para pihak dalam kegiatan bisnis iklan tersebut,
ngikatkan dirinya ;
b. Para pihak telah cakap untuk membuat perjanjian ;
khususnya hubungan antara model dengan agensi
c. Perjanjian harus mengenai hal tertentu ;
adalah hubungan yang bersifat simbiosis mutualis-
d. Suatu sebab yang halal.
me, yaitu hubungan yang saling memberikan keuntungan bagi semua pihak. Pihak perusahaan produ-
Menurut Subekti, syarat pada huruf a dan
sen memperoleh keuntungan dari peningkatan pen-
b merupakan syarat subyektif yaitu yang berkaitan
jualan produk yang tawarkan memlalui iklan. Pihak
dengan personalia dalam suatu perjanjian. Tidak
agensi memperoleh keuntungan dari jasa yang telah
dipenuhinya syarat tersebut maka suatu perjanjian
diberikan dalam membuat konsep iklan produk,
batal demi hukum. Sedangkan syarat pada huruf c
sedangkan model memperoleh keuntungan dalam
dan d merupakan syarat obyektif yaitu yang
bentuk honorarium dan publikasi.
berkaitan dengan objek yang diperjanjikan. Tidak
Perjanjian merupakan suatu persetujuan se-
dipenuhinya syarat obyektif tersebut maka suatu
cara tertulis dari para pihak untuk melaksanakan
perjanjian dapat dibatalkan oleh para pihak
hak dan kewajibannya secara bersama-sama serta
(Soebekti, 2001).
terikat pada hukum dan dilandasi dengan saling
Bila membahas tentang kecakapan untuk
pengertian untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang
membuat suatu perjanjian, maka hal ini berarti
telah disepakati bersama para pihak.
sama dengan membahas tentang subyek hukum.
227
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Hal ini didasarkan pada alasan bahwa subyek hu-
sebagai
kum merupakan suatu pihak yang dapat melakukan
membuatnya. Dengan demikian, setelah perjan-
perbuatan hukum, mengadakan hubungan hukum
jian tersebut dibuat oleh para pihak, untuk selan-
dengan pihak lain dan juga mempunyai kapasitas
jutnya berlaku dan mengikat para pihak yang
untuk membuat perjanjian apabila memenuhi syarat
membuatnya sebagaimana layaknya undang-un-
yang sudah ditentukan oleh hukum. Para pihak yang
dang. (Soebekti, 2001)
undang-undang
bagi
mereka
yang
dianggap memiliki kecakapan dalam membuat suatu
Prinsip kebebasan berkontrak ini muncul
perjanjian maka perjanjian tersebut dianggap sah.
bersamaan dengan lahirnya paham ekonomi klasik
Yang dapat manjadi para pihak dalam perjanjian
yang mengagungkan laissez faire atau persaingan
yaitu :
bebas. Paham ekonomi klasik tersebut berpenda-
a. orang pribadi ;
pat bahwa individu pada umumnya mengetahui
b. badan hukum, termasuk badan usaha maupun
kepentingan mereka yang paling baik dan cara
badan sosial yang diadakan oleh atau diakui oleh
mencapainya. Jika individu-individu tersebut ber-
pemerintah yang dapat melakukan perbuatan hu-
hasil mencapai kesejahteraan maka masyarakat
kum.
akan sejahtera pula. Seiring dengan berkembang-
Suatu perjanjian dapat dilakukan dengan
nya laissez faire tersebut, freedom of contract,
berlandaskan pada suatu asas tertentu, yaitu asas ke-
merupakan suatu prinsip yang umum dalam men-
bebasan berkontrak. Asas tersebut dapat mencapai
dukung berlangsungnya persaingan bebas dan
tujuannya apabila para pihak mempunyai kedu-
menjadi salah satu filsafat ekonomi kapitalisme
dukan dan posisi tawar (bargaining position) yang
(Sutan, 1999). Pada dasarnya, perjanjian yang di-
seimbang. Dengan demikian diharapkan dapat ter-
buat dalam suatu kontrak tertulis telah menjadi
capai kesepakatan antara para pihak melalui suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis.
proses negosiasi yang sehat (Sutan, 1993). Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, para pihak bebas
Bentuk perlindungan hukum terhadap pi-
memperjanjikan segala sesuatu yang dikehendaki
hak model dalam perjanjian penunjukan
oleh mereka sebagai isi perjanjian sepanjang tidak
iklan model
bertentangan dengan undang-undang, kepatutan dan
Dalam dunia bisnis dan industri, hubu-
ketertiban umum (Sutan, 1999). Asas kebebasan
ngan yang terjadi antara dua belah pihak pastilah
berkontrak juga berkaitan erat dengan asas hukum,
diawali dengan suatu perjanjian. Dimana perjan-
khususnya dalam lapangan hukum perdata, yang
jian adalah suatu peristiwa dimana seorang ber-
menerangkan bahwa pada asasnya orang bebas un-
janji kepada seorang lain atau dimana dua orang
tuk melakukan sesuatu selama hal itu tidak terlarang
itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
dan dilarang (Satrio, 1995). Asas ini dimungkinkan
hal. Meskipun memang dalam bekerjasama perlu
dengan alasan bahwa hukum perjanjian yang diatur
didasari dengan unsur kepercayaan antara para
dalam Buku III KUH Perdata menganut sistem
pihak, namun “kepercayaan” saja tidaklah cukup
terbuka, sebagaimana disimpulkan dalam pasal
baik untuk mengantisipasi bila dikemudian hari
1338 ayat (1) KUH Perdata, yang menjelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
228
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
timbul masalah. Oleh karenanya perlu diikuti de-
3. Arti azas konsensualisme ialah pada dasarnya perikatan lahir sejak detik tercapainya
ngan perjanjian.
Hukum telah memberikan kebebasan bagi
kesepakatan. Jadi pernyataan sepakat tanpa
masyarakat, untuk dapat membuat perjanjiannya.
pernyataan secara tertulis (formalitas) telah
Dalam hukum perjanjian dikenal beberapa asas atau
mempunyai kekuatan mengikat, contoh dalam
sistem. Asas-asas tersebut adalah:
jual beli, tukar menukar. Tetapi ada kalanya
1. Sistem terbuka, yang mengandung suatu azas
UU menetapkan bahwa untuk sahnya suatu
kebebasan membuat perjanjian (kebebasan ber-
perjanjian diharuskan perjanjian itu diadakan
“Semua perjanjian
secara tertulis (perjanjian “perdamaian”) atau
yang dibuat secara sah berlaku sebagai un-
dengan akta notaris (perjanjian penghibahan
dang-undang bagi mereka yang membuatnya”.
“barang tetap”) tetap hal itu merupakan suatu
Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) ini dikenal pula
kekecualian.
kontrak). Pasal 1338 (1)
dengan asas Pacta Sunt Servanda. Perkataan
“semua” berisi suatu pernyataan bahwa kita
Hal yang penting pula dalam perjanjian
dibolehkan membuat undang-undang bagi kita
adalah mengenai obyek perjanjiannya itu sendiri.
sendiri. Sistem terbuka dalam hukum perjanjian
Sesuai dengan ketentuan pasal 1234 KUH Per-
juga memungkinkan kita untuk membuat per-
data, obyek yang diperjanjikan itu adalah untuk
janjian diluar KUHPdt. Misalnya, UU hanya
“untuk menyerahkan,” “menyerahkan sesuatu”,
mengatur perjanjian jual beli dan sewa menye-
“melakukan sesuatu”, atau “untuk tidak mela-
wa, tetapi dalam praktek timbul suatu macam
kukan sesuatu.” memberikan sesuatu, sesuai de-
perjanjian yang dinamakan sewa beli, yang
ngan ketentuan pasal 1235 KUH Perdata, berarti
merupakan campuran antara jual beli dan sewa
suatu kewajiban untuk menyerahkan benda, akan
menyewa.
tetapi perjanjian untuk menyerahkan bukan se-
2. Pasal-pasal dari hukum perjanjian merupakan
hukum pelengkap yang berarti bahwa pasal-
jumlah jenis benda tertentu.
pasal tersebut boleh disingkirkan apabila dike-
Melakukan sesuatu atau tidak melakukan
hendaki oleh pihak-pihak yang membuat per-
sesuatu bisa bersifat positif, dan bisa juga bersifat
janjian. Asas ini dikenal dengan asas comple-
negatif. Bersifat positif jika isi suatu perjanjian
menter. Para pihak diperbolehkan membuat ke-
ditentukan untuk melakukan atau berbuat sesuatu.
tentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang
Misalnya dalam perjanjian kerjasama seperti di-
dari pasal-pasal hukum perjanjian (diperboleh-
atur dalam pasal 1603 KUH Perdata, pekerja wa-
kan mengatur sendiri kepentingan mereka da-
jib sedapat mungkin melakukan pekerjaan sebaik-
lam perjanjian yang mereka adakan). Artinya,
baiknya. Obyek perjanjian harus dapat ditentukan
jika suatu perjanjian telah tegas dan jelas, maka
oleh suatu yang logis dan praktis, tidak akan ada
perjanjian itulah yang mengatur semua hubu-
artinya perjanjian jika perjanjian tidak menen-
ngan kedua belah pihak, tetapi jika tidak tegas
tukan hal tersebut.
dan jelas maka barulah dilihat pada KUHPdt/
UU
229
mata-mata yang berwujud benda saja maupun
Terakhir adalah mengenai wanprestasi
yang sudah penulis bahas di bab 2 dimana wan-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
prestasi merupakan suatu perbuatan untuk me-
kesepakatan para pihak dalam perjanjian ini dapat
lakukan sesuatu menurut perjanjian tidak boleh dila-
terlihat dari dibubuhkannya tanda tangan para pi-
kukan atau telah terjadinya suatu perbuatan yang
hak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
melanggar suatu perjanjian tersebut. Unsur-unsur
Bila para pihak telah menandatangani per-
dalam wanprestasi tersebut yaitu:
janjian tersebut sebagai suatu bentuk perwujudan
1. Timbulnya ganti rugi
kesepakatan atas isi pasal-pasal dalam perjanjian
2. Bentuk pernyataan lalai
tersebut, maka kemudian berlakulah ketentuan
3. Tidak tepat waktu
Pasal 1338 (1) yang menyatakan bahwa, “Semua
4. Tidak sepatutnya memenuhi
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat-
Dalam kaitannya dengan permasalahan per-
nya”. Sehingga apabila yang tidak memenuhi apa
lindungan hukum bagi model terhadap perjanjian
yang telah disepakati bersama maka dianggap
yang dibuat olehnya, kiranya dapat penulis sam-
telah melanggar undang-undang. Dalam negara
paikan disini adalah:
hukum, pelanggar undang-undang akan dikenakan
Pertama adalah bahwa aspek formal per-
sanksi yang sesuai dengan yang dilanggarnya.
syaratan sebuah perjanjian adalah terpenuhinya sya-
Selain itu syarat subyektif juga menekan-
rat yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
kan kepada para pelaku perjanjian tersebut apakah
Dimana pasal tersebut menyatakan:
sudah cakap bertindak menurut hukum atau be-
“Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipe-
lum. Hukum perjanjian merupakan bagian dari
nuhi empat syarat, yaitu:
hukum perdata dimana kecakapan bertindak me-
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
nurut hukum perdata disyaratkan telah berusia 21
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
tahun atau telah menikah, bila umurnya belum
3. suatu pokok persoalan tertentu; dan
mencapai 21 tahun atau belum menikah maka di-
4. suatu sebab yang tidak terlarang.”
anggap belum dewasa bertindak menurut hukum.
Sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam Pa-
Untuk syarat nomor 1 dan nomor 2 meru-
sal 330 KUH Perdata yang berbunyi:
pakan syarat subyektif yang artinya kedua syarat ini
“Yang belum dewasa adalah mereka yang belum
menekankan kepada para pihak yang membuat per-
mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan
janjian itu. Syarat ini ingin melihat apakah para pi-
tidak kawin sebelumnya.”
hak yang membuat perjanjian ini telah mencapai ka-
Syarat subyektif ini membawa konsek-
ta sepakat atau belum. Dimana kesepakatan ini ten-
wensi bahwa apabila syarat ini dilanggar maka
tunya adalah kesepakatan yang timbul dari ke-
akan berakibat Perjanjiannya Dapat Dibatalkan.
inginan masing-masing pihak untuk dapat melak-
Maksud Perjanjiannya Dapat Dibatalkan adalah
sanakan perjanjian dengan murni dan konsekwen.
apabila para pihak merasa tidak ada masalah maka
Kesepakatan ini tentu harus lahir tanpa ada
perjanjiannya dapat terus dilanjutkan namun bila
paksaan dari pihak manapun. Kesepakatan merupa-
merasa akan ada masalah maka perjanjiannya di-
kan kehendak bebas dari kedua belah pihak untuk
bolehkan untuk dibatalkan.
tunduk pada perjanjian yang mereka buat. Bentuk
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
230
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Sebagai contoh, agency yang melakukan kontrak
melanggar syarat obyektif ini pun menjadi tidak
dengan seorang model cilik yang umurnya masih 17
ada.
tahun, sepanjang agency tersebut merasa bahwa
Kedua, bahwa ketika telah disepakati per-
anak yang berumur 17 tahun ini mampu untuk me-
janjian antara model dengan agency ini maka me-
laksanakan isi kontrak tersebut apalagi agency ini
nimbulkan hak dan kewajiban terhadap para pihak
juga mengetahui orang tua dan rumah si anak, maka
yang membuat perjanjian ini. Kewajiban dalam
kontrak antara agency dengan model cilik ini pun
hukum perjanjian dikenal dengan istilah Prestasi.
sah-sah saja untuk dilaksanakan. Namun bila agen-
Sedangkan pelanggaran terhadap kewajiban di-
cy merasa bahwa terlalu beresiko melakukan per-
kenal dengan istilah Wanprestasi.
janjian dengan anak yang masih usia 17 tahun, ma-
Selama model telah memenuhi kewa-
ka agency inipun berhak untuk membatalkan per-
jibannya, maka ia telah melakukan suatu prestasi
janjian tersebut.
dan oleh karenanya ia berhak untuk menuntut apa
Kemudian untuk syarat nomor 3 dan 4 me-
yang menjadi hak-hak model itu. Demikian juga
rupakan syarat obyektif yang artinya kedua syarat
dengan pihak agency. Bila Agency sudah melak-
ini menekankan kepada obyek daripada perjanjian
sanakan prestasinya maka ia berhak untuk menun-
tersebut. Dalam perjanjian antara model dengan
tut apa yang menjadi hak-haknya agency.
agencynya apakah pokok perjanjiannya, ini tentu
Yang menjadi permasalahan adalah ketika
sudah dapat ditentukan. Misalnya pengambilan
model hendak dipergunakan oleh agency-nya un-
gambar untuk iklan media cetak atau media elektro-
tuk pengambilan gambar yang akan dijadikan ik-
nik yang akan ditayangkan berapa kali dan berapa
lan merek dagang tertentu dan akan dipublika-
lama. Apa pula hak dan kewajiban para pihak tentu
sikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
merupakan hal-hal yang harus ada karena pokok
model disodorkan kepada bentuk perjanjian yang
atau inti dari perjanjian pada umumnya adalah
telah diketik rapi dan model tinggal menandata-
membahas mengenai hak dan kewajiban para pihak.
nganinya.
dengan
Hak dan kewajiban para pihak tentu tidak
agencynya perlu pula dilihat apakah yang me-
lupa pula telah dicantumkan dalam perjanjian
nyebabkan terjadinya perjanjian ini dilarang oleh
yang disodorkan kepada model tersebut. Namun
hukum atau tidak. Misalnya mengadakan perjanjian
apakah hal ini merupakan suatu hal yang fair
yang disebabkan karena ingin mempromosikan ba-
(adil), mengingat model tinggal membubuhkan
rang illegal sepeti Narkoba. Ini tentu dilarang
tanda tangan saja.
Lalu
perjanjian
antara
model
Dimana menurut penulis hal semacam ini
hukum.
syarat
bukanlah suatu bentuk perjanjian yang ideal, na-
obyektif ini adalah bahwa perjanjian “Batal Demi
mun merupakan bentuk perjanjian dengan standar
Hukum”. Artinya mau tidak mau, suka atau tidak
baku atau perjanjian baku yang memang telah
suka maka perjanjian ini dianggap tidak pernah ada.
pula diakui oleh hukum perjanjian ke-sah-annya.
Dengan demikian keuntungan yang semula diharap-
Hal ini dikarenakan karena dalam dunia bisnis dan
kan dapat diraih menjadi tidak ada. Hak dan kewa-
industri memang tidak bisa membuat suatu per-
jiban para pihak yang membuat perjanjian yang
janjian yang selalu berubah pasal-pasalnya sesuai
Konsekwensi
231
dari
dilanggarnya
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
dengan pihak yang akan membuat perjanjian. Misal-
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
nya perjanjian yang dibuat antara Bank dengan Na-
sebagai hukum materiilnya.
sabahnya. Bila tiap nasabah dibuatkan satu perjan-
Artinya model dapat melakukan upaya
jian yang sesuai dengan keinginan nasabahnya, ma-
hukum perdata bila hak yang telah diperjanjikan
ka tentu dapat dibayangkan betapa repotnya kerjaan
dilanggar oleh agency. Juga tidak menutup ke-
pihak Bank membuat beberapa perjanjian untuk
mungkinan model dapat melakukan upaya hukum
beberapa nasabah. Oleh karenanya dibuatlah suatu
pidana bila telah terjadi penipuan yang dilakukan
bentuk perjanjian yang sudah dibakukan atau di-
oleh agency terhadap model tersebut. Tidak ter-
standarkan. Hal ini dilakukan demi efisiensi waktu,
tutup kemungkinan pula model melakukan upaya
tenaga dan tentu biaya.
hukum perlindungan konsumen, karena disini da-
Dalam perjanjian baku ini tetap dianggap
pat diasumsikan model sama dengan konsumen
masih ada asas kebebasan berkontraknya. Karena
dan agency adalah pelaku usahanya. Bila ada per-
meskipun perjanjiannya sudah di bakukan namun
buatan curang yang dilakukan oleh agency selaku
model tidak harus menyetujuinya, model tidak harus
pelaku usaha dunia entertaint, maka model se-
menandatangani perjanjian yang menurut model
bagai konsumen dapat pula melakukan upaya hu-
akan merugikan dia. Dalam hal ini berlaku prinsip
kum perlindungan konsumen.
take it or leave it. Artinya si model berhak untuk
Apapun upaya hukum yang ditempuh
tidak menandatangani perjanjian itu dan mencari
oleh model yang perlu digaris bawahi disini ada-
agency lain.
lah ada bentuk perlindungan yang diberikan hu-
Bila si model di paksa untuk menanda-
kum kepada model, yaitu dengan adanya suatu ja-
tangani, maka ia dapat menuntut agency dan me-
minan bahwa apabila ada pihak yang berjanji lalu
nyebabkan batalnya perjanjian. Hal ini dikarenakan
kemudian wanprestasi, maka pihak yang wanpres-
perjanjian dibuat berdasarkan paksaan, bukan ka-
tasi ini dapat dituntut untuk memberikan penggan-
rena kesadaran yang penuh dari diri sendiri. Ini se-
tian biaya, kerugian dan bunga. Hal ini adalah
suai dengan ketentuan pasal 1321 KUH Perdata
sesuai dengan aturan dalam pasal 1239 KUH Per-
yang berbunyi, “Tiada suatu persetujuan pun mem-
data yang berbunyi:
punyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan,
“Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu, wajib diselesaikan dengan
memberikan penggantian biaya, kerugian dan
bunga, bila debitur tidak memenuhi kewajibannya.”
atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.”
Dari hal-hal tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila model telah memenuhi segala sesuatu yang ditentukan oleh hukum,
dalam hal ini adalah hukum perdata, sebagai hukum
yang mengatur hubungan orang dengan orang maupun orang dengan badan hukum maka dengan demikian secara otomatis pula model mendapat perlindungan hukum dalam hal ini hukum perdata karena
model ini telah memenuhi ketentuan yang ada di
Mekanisme Penyelesaian Hukum Antara
Pihak Agensi Dengan Pihak Model
Indonesia dikenal sebagai negara yang
bercorak multikultural sehingga sering terjadinya
persepsi ganda antara kemajemukan hukum dan
kemajemukan budaya namun dalam hal keduanya
terdapat perbedaan nuansa makna yang dapat
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
232
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
diuraikan yaitu kemajemukan hukum dikenal de-
Dalam kehidupan sosial masyarakat pa-
ngan pluralisme hukum yang berpandangan se-
ling tidak mengenal dua cara penyelesaian seng-
dikitnya dua sistem norma atau dua sistem aturan
keta yaitu :
yang terwujud didalam interaksi sosial sedangkan
1. Dengan institusi yang bersifat tradisional ber-
kemajemukan budaya yang berpandangan dan
sumber pada politik dan hukum rakyat yang
mengkaji bagaimana hukum, itu berperan dan me-
pada umumnya berlangsung secara tradi-
nyesuaikan
sional dan kekeluargaan.
diri
dalam
budaya
masyarakat
2. Institusi penyelesaian sengketa yang diba-
(Masinambor, 2003).
Kemajemukan hukum menurut Woodman
ngun dari sistem politik dan hukum negara.
adalah tidak dilihat sebagai pemetaan terhadap legal universe saja tetapi juga dapat dilihat pada ta-
Sementara menurut Nader dan Todd,
taran dimana seorang individu menjadi subjek lebih
bentuk penyelesaian sengketa pada dasarnya da-
dari suatu sistem hukum. Dengan menggunakan
pat diklasifikasikan dalam 3 macam yaitu,
perspektif antropologi hukum dapat dijelaskan bah-
a. yang melibatkan pihak ke 3. meliputi, pe-
wa hukum yang secara nyata berlaku dalam masya-
nyelesaian sengketa berupa ajudikasi, arbi-
rakat selain berwujud dalam bentuk hukum negara
trase dan mediasi, perbedanya terletak pada
(state law, juga terwujud sebagai hukum agama
peranan yang dilakukan pihak tersebut
(religius law) dan hukum kebiasaan (customary
law), selain itu juga hukum dapat terwujud dalam
b. yang dilakukan oleh pihak yang bersengketa
saja, yang berupa negoisasi
mekanisme pengaturan lokal yang secara nyata ber-
c. yang dilakukan oleh sepihak saja, berupa
laku dan berfungsi sebagai sarana pengendalian so-
membiarkan saja, penghindaran, paksaan.
sial dalam masyarakat.
Persamaannya bersifat sepihak atau monadik
Hukum sebagai suatu sistem dipelajari se-
sedangkan perbedaannya atau tindakan yang
bagai produk budaya yang pada pokoknya mem-
diambil oleh pihak yang bersangkutan untuk
punyai 3 elemen penting seperti yang dikemukakan
menyelesaikan
oleh Friedman yaitu:
(Masinambor, 2003).
sengketa
tersebut.
1. Struktur hukum yang meliputi lembaga legislatif dan intuisi penegak hukum (polisi, kejak-
Pranata penyelesaian sengketa alternative
saan, pengadilan, dan lembaga pemasyaraka-
pada dasarnya merupakan suatu bentuk penye-
tan)
lesaian sengketa di luar pengadilan,yang didasar-
2. Substansi hukum (substance of legal system)
yang mana produk hukum berupa peraturan uu
kan pada kesepakatan kedua belah pihak yang
bersengketa.sebagai konsekwensi dari kesepaka-
3. Budaya hukum masyarakat (legal culture) se-
tan para pihak yang bersengketa tersebut, alter-
perti nilai, ide, persepsi, pendapat, sikap, keya-
native penyelesaian sengketa ini bersifat sukarela
kinan, dan perilaku, termasuk harapan masya-
dan oleh karena itu tidak dapat di paksakan oleh
rakat terhadap hukum.
dalah satu pihak kepada pihak lainnya yang bersengketa.
233
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Walau demikian, sebagai salah satu bentuk perjan-
akan tunduk dan patuh sepenuhnya pada
jian (Alternatif Penyelesaia Sengketa), kesepakatan
hasil dari kesepakatan para pihak.
yang telah dicapai oleh para pihak untuk menyele-
b. Konsiliasi, adalah suatu bentuk proses pe-
saikan sengketa melalui forum diluar pengadilan ha-
nyelesaian sengketa alternative yang meli-
rus di taati oleh para pihak yang bersengketa terse-
batkan pihak ketiga atau lebih, dimana pi-
but. Sampai seberapa jauh kesepakatan untuk me-
hak ketiga yang diikut sertakan untuk
nyelesaikan sengketa di luar pengadilan ini meng-
menyelesaikan sengketa adalah seseorang
ikat dalam sistem hukum positif yang berlaku, ter-
yang secara professional sudah dapat di-
nyata tidak dapat kita temukan satu persamaan yang
buktikan kehandalannya. Konsiliator da-
berlaku secara universal untuk semua aturan hukum
lam proses konsiliasi ini, memiliki peran
yang berlaku.
yang cukup berarti, oleh karena konsi-
Secara umum pranata penyelesaian seng-
liator berkewajiban untuk menyampaikan
keta alternatif dapat digolongkan ke dalam:
pendapatnya mengenai duduk persoalan
1. berdasarkan pada sifat keterlibatan pihak ketiga
dari masalah atau sengketa yang dihadapi,
yang menangani proses penyelesaian Sengketa
alternative cara penyelesaian sengketa
Alternatif tersebut, pranata Alternatif Penyele-
yang dihadapi, bagaimana cara penyele-
saian Sengketa dibedakan ke dalam:
saian yang terbaik, apa keuntungan dan
a. Mediasi, adalah suatu proses Penyelesaian
kerugian para pihak, serta akibat hukum-
Sengketa Alternatif di mana pihak ketiga
nya. Meskipun konsiliator memiliki hak
yang dimintakan bantuannya untuk mem-
dan kewenangan untuk menyampaikan
bantu proses penyelesaian sengketa bersifat
pendapatnya secara terbuka dan tidak me-
pasif dan sama sekali tidak berhak atau ber-
mihak kepada salah satu pihak dalam
wenang untuk memberikan suatu masukan,
sengketa, konsiliator tidak berhak untuk
terlebih lagi untuk memutuskan perselisihan
membuat putusan dalam sengketa untuk
yang terjadi. Jadi dalam mediasi, mediator
dan atas nama para pihak. Jadi dalam hal
hanya berfungsi sebagai penyambung lidah
ini pun sebenarnya konsiliator pasif ter-
dari para pihak yang bersengketa. Perantara
hadap putusan yang akan diambil sepe-
yang demikian kadangkala memang diper-
nuhnya oleh para pihak dalam sengketa
lukan, baik dalam hal para pihak yang ber-
yang dituangkan dalam bentuk kesepa-
sengketa tidak mungkin untuk bertemu sen-
katan di antara mereka.
diri karena beerbagai faktor yang berada di
c. Arbitrase, merupakan suatu bentuk pe-
luar kemampuan mereka, ataupun karena
nyelesaian sengketa alternative yang me-
kedua belah pihak memang tidak mau ber-
libatkan pengambilan putusan oleh satu
temu satu dengan yang lainnya, meskipun
atau lebih hakim swasta, yang disebut de-
mereka dapat bertemu, jika memang dike-
ngan Arbiter. Disini seorang arbiter akan
hendaki. Jadi dalam hal ini sangat jelas bah-
berperan secara aktif sebagaimana halnya
wa hasil akhir pranata penyelesaian seng-
seorang hakim. Ia, dalam hal Arbiter
keta alternatif dalam bentuk mediasi ini
tunggal, maupn majelis arbitrase berke-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
234
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
wajiban untuk dapat memutuskan sengketa
4. Berdasarkan pada ada dan tidaknya unsur
yang disampaikan kepadanya secara profes-
asing atau luar negri dikenal adanya Penyele-
sional, tanpa memihak, menurut kesepaka-
saian Sengketa Nasional dan Penyelesaian
tan yang telah tercapai di antara para pihak
Sengketa Internasional (Asing). Dikatakan
yang bersengketa pada satu sisi arbiter itu
Internasional atau asing karena proses pe-
sendiri pada pihak lain. Arbiter haruslah
nyelesaian sengketa ini mengandung unsur
independent dalam segala hal.
luar negeri (asing) nya, khususnya yang ber-
2. Berdasarkan pada sifat putusan yang diberikan
dalam proses penyelesaian sengketa alternatif
hubungan dengan tempat dimana proses penyelesaian sengketa tersebut dilaksanakan.
tersebut.
3. Berdasarkan pada sifat kelembagaanya:
a. Lembaga ad hoc, yang dibentuk secara khu-
publik Indonesia, dapat kita lihat dan temukan
sus untuk menangani suatu persengketaan
bahwa sesungguhnya Pranata Alternatif Penye-
tertentu. Lembaga ini bersifat parmanen,
lesaian Sengketa, termasuk Arbitrase, selain yang
dan akan bubar dengan sendirinya jika
di atur dalam Undang–Undang No.30 Tahun
sengketa yang diserahkan untuk dimintakan
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyele-
penyelesaiannya, baik dalam bentuk media-
saian Sengketa, juga dapat kita temukan secara
si, konsiliasi, maupun arbitrase sudah dapat
tersebar dalam berbagai ketentuan hukum positif
diselesaikan atau dalam hal lain yang
Indonesia yang berlaku saat ini.
dikehendaki oleh par pihak yang meng-
235
Jika kita lihat hukum positif Negara Re-
Dalam
kehidupan
masyarakat
di
angkat para mediator, konsiliator, atau arbi-
Indonesia, kita masih dapat menjumpai apabila
ter dan dalam bentuk lembaga ad hoc ini.
ada dua belah pihak terjadi sengketa lalu kemu-
Lembaga ad hoc ini sering kali ditemukan
dian menemui jalan buntu dalam memecahkan
dalam proses mediasi, meskipun tidak ter-
suatu masalah, maka cara yang digunakan dalam
tutup kemungkinan bahwa untuk proses
menyelesaikan masalah tersebut adalah melalui
konsiliasi maupun arbitrase dipergunakan
orang ketiga sebagai penengah dalam membantu
juga lembaga ad hoc ini.
memecahkan masalah mereka tersebut. Cara ini
b. Institut Penyelesaian Sengketa Alternatif.
lebih kita kenal dengan sebutan mediasi, se-
Sesuai dengan namanya lembaga ini adalah
dangkan orang ketiga yang dianggap penengah
suatu institut permanen, yang memiliki atu-
lebih kita kenal dengan sebutan mediator
ran main yang telah baku. Setiap pihak
(Masinambor, 2003).
yang ingin dan meminta institusi ini untuk
Masyarakat di Indonesia yang selalu me-
menyelesaikan sengketa yang dihadapi oleh
nginginkan perdamaian tanpa adanya penye-
mereka haruslah tunduk sepenuhnya pada
lesaian didalam pengadilan, jadi masyarakat lebih
aturan main yang telah ditetapkan, kecuali
memilih cara penyelesaian di luar pengadilan
ditentukan sebaliknya. Di Indonesia, institu-
dengan cara seperti negoisasi atau perundingan
si ini antara lain adalah Badan Arbitrase
atau mediasi yang intinya adalah melalui bantuan
Nasional Indonesia (BANI).
orang lain, bukan melalui pengadilan.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Dalam ilmu sosiologi ada beberapa teori pilihan
pilihan distandarkan pada keuntungan, apa-
tindakan manusia yang mempengaruhi seseorang
bila keuntungan yang didapat besar dan keru-
untuk menyelesaikan masalah, teori tersebut ada-
gian yang didapat kecil maka pilihan itulah
lah:
yang akan diambil oleh manusia tersebut.
1. Teori Legal Culture, yaitu teori yang meng-
4. Teori Interaksionisme Simbolik adalah teori
gunakan faktor-faktor kebiasaan manusia yang
yang berpendapat bahwa manusia tidak di-
menghindari permusuhan dan ingin menyele-
lihat sebagai produk yang ditentukan oleh
saikan secara kekeluargaan, faktor yang dise-
struktur tetapi merupakan manusia yang be-
butkan menurut Friedman merupakan kekua-
bas, sehingga makna yang terkandung ialah
tan-kekuatan sosial (social forces) diluar in-
pada interpretasi yang diberikan seseorang
dividu yang disebut budaya hukum. Penyele-
atas suatu obyek. Contohnya sebagian orang
saian sengketa berdasarkan faktor tersebut di-
akan memilih jalur pengadilan, karena di-
atas menunjukan bahwa tindakan atau perilaku
anggap memberikan hak-hak yang konkrit
manusia dalam penyelesaian sengketa didomi-
daripada memilih jalur luar pengadilan.
nasi oleh kultur budaya yang lebih mengedepankan hubungan sosial yang lebih harmonis.
Dari teori-teori yang dikemukakan di
2. Teori Struktural Fungsional adalah teori yang
atas, jelas terlihat bahwa setiap cara penyelesaian
mengemukakan bahwa tindakan atau perilaku
sengketa selalu manusialah yang menjadi pelaku,
manusia yang berorientasi pada nilai yaitu ber-
bagaimana mereka menganggap bahwa cara yang
kaitan dengan standar normatif yang berlaku
dipilihnya menguntungkan atau merugikan untuk
pada masyarakat yang bersangkutan dan dalam
menyelesaikan sengketa dan tujuan serta apa
pengertian bahwa penyelesaian sengketa de-
yang harus ia terima dengan pilihan cara penye-
ngan cara negoisasi dan mediasi merupakan pi-
lesaian tersebut.
lihan tindakan berdasarkan pada struktur se-
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
hingga masyarakat cenderung untuk menyele-
menurut sistem hukum adat yang didasarkan pada
saikan dengan cara kompromi atau dengan ban-
perdamaian dan keselarasan dalam kehidupan
tuan kepala desa (mediasi). Dalam penyele-
masyarakat adalah cara yang paling banyak digu-
saian sengketa dalam masyarakat masih dipe-
nakan di Indonesia. Cara penyelesaian demikian
ngaruhi nilai-nilai kultural atau budaya dan
tidak menimbulkan konsekuensi adanya pihak
nilai-nilai normatif yang berlaku pada masya-
yang salah dan benar dan tetap menjaga hu-
rakat tersebut dan fungsi struktural pemerin-
bungan baik sama sekali bukan individu yang ter-
tahan dapat juga dijadikan faktor yang dapat
asing yang mementingkan diri pribadi. Manusia
menyebabkan pilihan penyelesaian sengketa.
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
3. Teori Pertukaran (exchange theory) adalah
dari masyarakat sedangkan masyarakat berada
teori yang melatar belakangi tindakan manusia
ditengah kehidupan hukum (Masinambor, 2003).
dalam menyelesaikan sengketa, didasarkan pa-
Penyelesaian sengketa melalui pengadi-
da perhitungan untung rugi atau sangat dikenal
lan atau diluar pengadilan bukanlah suatu tin-
dengan
prinsip-prinsip
ekonomi,
dimana
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
236
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
dakan yang terjadi secara kebetulan akan tetapi me-
”...dan/atau...”
oleh karenanya untuk amannya
rupakan tindakan yang berdasarkan pilihan.
apabila model tidak yakin dapat memahami isi
Dengan demikian dapat penulis sampaikan
perjanjian tersebut, maka ada baiknya berkonsul-
disini bahwa mekanisme penyelesaian hukum antara
tasi kepada pengacara atau konsultan hukum ter-
pihak agensi dengan pihak model adalah:
lebih dahulu agar jangan sampai dia mengalami
1. Para pihak yang bersengketa akan melakukan
kesulitan dikemudian hari.
perundingan terlebih dahulu.
2. Bila perundingan tidak tercapai maka selanjut-
Daftar Pustaka
E.K.M Masinambor, „Hukum dan Kemajemukan
nya adalah menggunakan cara litigasi.
Budaya”, Yayasan Obor Indonesia,
Kesimpulan
Jakarta, 2003.
Mengenai Bentuk Perlindungan Hukum
J. Satrio, “Hukum Perikatan, Perikatan Yang
Terhadap Pihak Model dalam Perjanjian Penun-
Lahir Dari Perjanjian”, Buku II, Citra
jukan Model Iklan dapat penulis simpulkan disini
Aditya Bakti, Bandung, 1995.
bahwa meskipun seakan sang model iklan ini berada
Soebekti,
“Hukum
Perjanjian”,
cet.
ke-18,
Intermassa, Jakarta, 2001.
dalam posisi yang kurang menguntungkan, mengingat perjanjian yang disepakati telah dibuat for-
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, “Penelitian
mat dan isinya oleh Pihak Pertama, sehingga sang
Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
model selaku Pihak Kedua hanya tinggal memilih
Singkat”, cet. ke-V, Radja Grafindo
take it or leave it, namun bukan berarti dengan de-
Persada, Jakarta, 2001.
mikian sang model iklan ini kehilangan per-
Soerjono
Soekanto,
“Pengantar
Penelitian
lindungan hukumnya. Perlindungan hukum yang
Hukum”, Cet.3, UI Press, Jakarta, 1986.
dapat diterima oleh model sehubungan dengan per-
Soerjono Soekanto, “Sosiologi, Suatu Pengantar”,
janjian baku yang telah ditandatanganinya adalah
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
bahwa apabila ada hal-hal yang menjadi perse-
2000.
lisihan misalnya timbulnya perbedaan penafsiran,
Sutan Remy Sjahdeini, “Kebebasan Berkontrak
maka ada dua langkah yang dapat ditempuh oleh
Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi
model. Pertama adalah menggunakan alternatif pe-
Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit
nyelesaian sengketa dan yang kedua adalah meng-
Bank Di Indonesia”, Institut Bankir
gunakan jalur ajudikasi (pengadilan).
Indonesia, Jakarta, 1993.
Model harus memahami benar kata demi
Sutan Remy Sjahdeini, “Perbankan Islam Dan
kata yang tercantum dalam perjanjian tersebut, agar
Kedudukannya Dalam Tata Hukum
jangan sampai terjebak kepada sesuatu hal yang mo-
Perbankan Indonesia”, Pustaka Utama
del tidak sanggup untuk melakukannya. Pada
Grafiti, Jakarta, 1999.
umumnya perjanjian ditulis dengan menggunakan
bahasa hukum, seperti ”tidak tak terbatas pada...”
ataupun
237
juga
penggunakan
kalimat
seperti
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PENUNJUKAN MODEL
IKLAN SEBAGAI PERJANJIAN BAKU
Henry Arianto
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
henry_arianto77@yahoo.co.id
Abstract
Ads or billboards can not be separated from the role of an advertising model. Advertising model
may be images or photographs used by the company's ad maker in order to support the needs of
promotional activities in order to support ad creation needs of promotional activities. In the ad
shown the face of the model is considered very valuable because of the ad model can provide a
factor selling points of the product being promoted in society, usually because the model is exactly
what advertising can attract buyers to purchase products offered or promoted in addition to the
benefits products offered in the community. Therefore very important role model because the ads
will need to be protected the rights of the advertising model. Therefore, this study will discuss how
the form of legal protection against the model in the agreement appointing ad model? And How the
legal settlement mechanism if any dispute arises between the parties with the agency model? The
purpose of this study is to investigate and explain the forms of legal protection given to the model in
the agreement appointing the advertising model, and to know and explain the mechanisms of legal
settlement if any dispute arises between the parties with the model agency. This type of research is a
normative study. This is because the authors conducted a study of legal principles, especially the
principle of good faith engagement used in the employment agreement between the model with the
agency. The author also conducted research on the positive law that is written against the rules of
existing law and life in society
Keywords: Standard, Contract, Agency
tingnya peranan model iklan tersebut maka per-
Pendahuluan
Iklan atau reklame tidak lepas dari peranan
lunya hak dari model iklan dilindungi.
seorang model iklan. Model iklan dapat berupa
Terkadang memang tidak disadari oleh
gambar atau foto yang digunakan oleh perusahaan
banyak calon model iklan yang telah dimanfaat-
pembuat iklan dalam rangka menunjang kebutuhan
kan wajah atau tenaga para calon model tersebut
kegiatan promosi pembuatan iklan dalam rangka
oleh para pengusaha pembuat iklan yang dapat
menunjang kebutuhan kegiatan promosi. Dalam ik-
membuat anarkis. Bahkan yang lebih tidak disa-
lan tersebut dipertunjukkan bagian wajah si model
dari oleh para calon model iklan tersebut adalah
tersebut dianggap sangat berharga karena dari m-
mengenai ketidakjelasan kontrak para calon mo-
odel iklan tersebut dapat memberikan salah satu
del iklan tersebut. Dimana yang sering terjadi ada-
faktor nilai jual dari produk yang dipromosikan da-
lah jangka waktu kontrak yang telah habis masa
lam masyarakat, karena biasanya model iklan ter-
berlakunya, namun pengusaha pembuat iklan ter-
sebutlah yang dapat menarik para pembeli untuk
sebut dengan sengaja diam-diam tidak memper-
membeli produk yang ditawarkan atau dipro-
panjang kontrak tersebut, akan tetapi wajah model
mosikan selain manfaat produk yang ditawarkan di
tersebut masih terpasang dalam papan reklame
masyarakat. Maka dari itu dikarenakan sangat pen-
tersebut dimana-mana.
Peristiwa tersebut seringkali terjadi dan
tidak disadari oleh para model iklan yang se-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
224
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
benarnya mereka telah dirugikan dan sebaliknya
Terhadap masalah sengketa yang diha-
justru para pengusaha pembuat iklan tersebutlah
dapi oleh masyarakat, masyarakat mempunyai ca-
yang telah banyak diuntungkan dengan diam-diam
ra-cara tersendiri untuk menyelesaikan konflik
tidak membayar kontrak model iklan yang telah le-
atau sengketa. Dalam ilmu sosiologi, yaitu se-
wat masa atau jangka waktunya. Oleh karenanya
buah ilmu yang mempelajari individu, manusia
penting untuk membuat suatu perjanjian yang bersi-
dan hubungan antara manusia, dikatakan bahwa
fat tertulis bilamana perlu buatlah perjanjian otentik.
ada cara penyelesaian sengketa yang dikenal de-
Menurut penulis adapun tujuan dari dilakukannya
ngan nama akomodasi. Dimana akomodasi
suatu perjanjian tersebut adalah agar para pihak
adalah (Soerjono, 2000)
mendapatkan kejelasan mengenai bentuk kerjasama
“Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi
antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia
untuk meredakan pertentangan. Usaha-usaha untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.”
pekerjaan mengenai waktu pembayaran dari kerjasama pekerjaan tersebut serta mendapatkan perlindungan hukum dari kerjasama tersebut.
Namun tidak jarang pula meskipun sudah
dibuat perjanjiannya, ada salah satu pihak yang melanggarnya sehingga timbul perselisihan antara kedua pihak yang membuat dan menandatangani perjanjian tersebut. Biasanya, perselisihan tersebut
bermula dari suatu situasi dimana ada salah satu
pihak yang merasa dirugikan oleh pihak yang lainnya. Pihak yang merasa dirugikan tentunya akan
menuntut kerugian yang diderita sebagai akibat
dari perbuatan pihak kedua. Bila pihak kedua dapat
menanggapi tuntutan tersebut dan mencoba untuk
memenuhi tuntutan pihak yang merasa dirugikan
itu, maka selesailah konflik tersebut. Namun apabila reaksi pihak kedua menunjukkan perbedaan
pendapat atau memiliki nilai-nilai yang berbeda,
maka akan timbullah apa yang dinamakan dengan
sengketa. Secara teoritis, timbulnya perselisihan
dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
(Soerjono, 2000).
Dimana penyelesaian sengketa dengan
akomodasi caranya adalah dengan paksaan (coercion), kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi,
toleransi dan ajudikasi. Ketujuh cara ini dikenal
dengan istilah Tujuh Cara Penyelesaian Sengketa.
(Soerjono, 2000)
Berpedoman pada asas kebebasan berkontrak, maka pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis periklanan, khususnya
pihak agensi dengan pihak model, juga mengatur
tentang perihal penyelesaian apabila timbul perselisihan. Pengaturan tersebut biasanya harus disepakati oleh kedua belah pihak. Namun tentunya
berbeda dengan kontrak baku, dimana pihak model biasanya hanya menandatangani tanpa memiliki kekuatan untuk memberikan kontribusi pikirannya yang harus dituangkan dalam kontrak.
Dalam permasalahan kontrak baku tentang penunjukan model iklan yang disepakati oleh
a.
Perbedaan prinsip.
b.
Perbedaan kebudayaan atau perubahan sosial
c.
Perbedaan norma-norma
d.
Perbedaan kepentingan.
pihak agensi dengan pihak model, maka materi
atau isi dari perjanjian kerjasama tersebut menurut
penulis merupakan suatu hal yang menarik untuk
dibahas oleh penulis dalam penelitian ini. Hal-hal
yang dapat dibahas adalah mengenai perlindungan
225
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
hukumnya, hak dan kewajibannya, tanggungjawab-
Pembahasan
nya, dan bagaimana mekanisme penyelesaian apa-
Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon
bila terjadi perselisihan atau pelanggaran yang dila-
politicon, yang artinya manusia adalah makhluk
kukan oleh salah satu pihak, apa yang dapat dila-
sosial. Pengertian dari manusia adalah makhluk
kukan oleh salah satu pihak yang dirugikan, sampai
sosial adalah bahwa manusia itu tidak dapat me-
kepada cara apa yang dapat ditempuh guna penyele-
menuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan manusia
saian sengketa yang mungkin timbul. Oleh kare-
selalu ingin berinteraksi dengan manusia lain.
nanya penulis membuat skripsi dengan judul:
Manusia selalu ingin berhubungan dengan manu-
Berdasarkan hal-hal sebagaimana yang
sia lain sesama anggota masyarakat. Hubungan
telah diuraikan oleh penulis tersebut diatas, maka
antara Individu (subyektif) dengan masyarakat
selan-jutnya dapat timbul beberapa permasalahan
(obyektif) saling menentukan yang satu tidak ada
yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
tanpa yang lain.
sebagai berikut, Bagaimana bentuk perlindungan
Namun hubungan manusia yang satu de-
hukum terhadap pihak model dalam perjanjian
ngan manusia yang lain sesama anggota ma-
penunjukan ik-lan model tersebut? dan Bagaimana
syarakat tidak selamanya berjalan harmonis. Ter-
mekanisme pe-nyelesaian hukum apabila timbul
kadang hubungan manusia sebagai anggota ma-
sengketa antara pihak agensi dengan pihak model?
syarakat ini ditemukan adanya benturan kepen-
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
tingan (friksi). Hal ini pun telah diperkirakan oleh
un-tuk mengetahui dan menjelaskan tentang bentuk
filsuf-filsuf zaman Yunani Kuno dulu, seperti
perlindungan hukum yang diberikan kepada pihak
Hegel yang menyatakan, “Manusia adalah lawan
model dalam perjanjian penunjukan iklan model ter-
atau musuh manusia yang lain.” (Kansil, 1998)
sebut, dan untuk mengetahui dan menjelaskan ten-
Benturan kepentingan juga seringkali ter-
tang mekanisme penyelesaian hukum apabila timbul
jadi dalam kegiatan-kegiatan bisnis, baik yang
sengketa antara pihak agensi dengan pihak model.
berskala besar ataupun skala kecil. Akibat dari
Tipe penelitian ini adalah berupa penelitian
adanya benturan tersebut maka hubungan eko-
normatif. Hal ini adalah dikarenakan penulis mela-
nomi yang pada awalnya diharapkan memberikan
kukan penelitian terhadap asas-asas hukum peri-
keuntungan bagi kedua belah pihak sebagai pela-
katan khususnya asas itikad baik yang digunakan
ku ekonomi berubah menjadi kerugian yang harus
dalam perjanjian kontrak kerja antara Model dengan
ditanggung oleh satu pihak atau kedua belah
Agensinya. Penulis juga melakukan penelitian ter-
pihak.
hadap hukum positif yang tertulis terhadap kaidah-
Dalam mengantisipasi munculnya keru-
kaidah hukum yang ada dan hidup di dalam ma-
gian tersebut, maka pada umumnya, para pihak
syarakat. Dalam hal penelitian hukum positip yang
sebagai pelaku ekonomi mencoba untuk membuat
digunakan adalah KUH Perdata khususnya buku
suatu konsep atau formula bisnis yang disepakati
ketiga mengenai Perikatan.
oleh kedua belah pihak. Dalam konsep tersebut,
para pihak diberi kebebasan untuk mengatur dan
menentukan berbagai hal yang selanjutnya wajib
dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
226
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Umumnya, konsep tersebut dituangkan dalam suatu
Perjanjian, yang menurut Soebekti meru-
bentuk perjanjian tertulis, baik dalam bentuk otentik
pakan “suatu peristiwa dimana seorang berjanji
ataupun dibawah tangan. Hal ini bertujuan untuk
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu sa-
memberikan kemudahan bagi para pihak dalam
ling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”
membuktikan apabila timbul perselisihan.
(Soebekti, 2001), akan menimbulkan perikatan
Begitu pula halnya dalam kegiatan bisnis
antara para pihak yang membuat perjanjian ter-
reklame atau iklan, maka tentunya juga diperlukan
sebut. Menurut Subekti, perikatan merupakan sua-
suatu aturan bisnis yang disepakati oleh para pihak
tu hubungan hukum antara dua orang atau dua pi-
yang terlibat. Secara umum, pihak-pihak yang ter-
hak dimana pihak yang satu berhak menuntut
libat dalam kegiatan bisnis reklame atau iklan ada-
sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak lain tersebut
lah pihak perusahaan pemilik produk sebagai pihak
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut
pengguna, pihak media, pihak agensi dan pihak mo-
(Soebekti, 2001). Dengan demikian dapat dikata-
del. Peran dan keterbilatan pihak model tentunya sa-
kan bahwa perikatan dari suatu perjanjian adalah
ngat berpengaruh dalam hal mempengaruhi pola pi-
berupa hak dan kewajiban yang dimiliki oleh para
kir pihak konsumen yang melihat iklan tersebut. Se-
pihak.
makin banyak konsumen yang membeli atau meng-
Untuk syarat sahnya suatu perjanjian ma-
gunakan produk yang ditawarkan melalui iklan ter-
ka di dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang men-
sebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi
syaratkan sebagai berikut (Soebekti, 2001):
pihak perusahaan produsen.
a. Adanya kata sepakat antara mereka yang me-
Oleh karena itu, secara garis besar maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara
para pihak dalam kegiatan bisnis iklan tersebut,
ngikatkan dirinya ;
b. Para pihak telah cakap untuk membuat perjanjian ;
khususnya hubungan antara model dengan agensi
c. Perjanjian harus mengenai hal tertentu ;
adalah hubungan yang bersifat simbiosis mutualis-
d. Suatu sebab yang halal.
me, yaitu hubungan yang saling memberikan keuntungan bagi semua pihak. Pihak perusahaan produ-
Menurut Subekti, syarat pada huruf a dan
sen memperoleh keuntungan dari peningkatan pen-
b merupakan syarat subyektif yaitu yang berkaitan
jualan produk yang tawarkan memlalui iklan. Pihak
dengan personalia dalam suatu perjanjian. Tidak
agensi memperoleh keuntungan dari jasa yang telah
dipenuhinya syarat tersebut maka suatu perjanjian
diberikan dalam membuat konsep iklan produk,
batal demi hukum. Sedangkan syarat pada huruf c
sedangkan model memperoleh keuntungan dalam
dan d merupakan syarat obyektif yaitu yang
bentuk honorarium dan publikasi.
berkaitan dengan objek yang diperjanjikan. Tidak
Perjanjian merupakan suatu persetujuan se-
dipenuhinya syarat obyektif tersebut maka suatu
cara tertulis dari para pihak untuk melaksanakan
perjanjian dapat dibatalkan oleh para pihak
hak dan kewajibannya secara bersama-sama serta
(Soebekti, 2001).
terikat pada hukum dan dilandasi dengan saling
Bila membahas tentang kecakapan untuk
pengertian untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang
membuat suatu perjanjian, maka hal ini berarti
telah disepakati bersama para pihak.
sama dengan membahas tentang subyek hukum.
227
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Hal ini didasarkan pada alasan bahwa subyek hu-
sebagai
kum merupakan suatu pihak yang dapat melakukan
membuatnya. Dengan demikian, setelah perjan-
perbuatan hukum, mengadakan hubungan hukum
jian tersebut dibuat oleh para pihak, untuk selan-
dengan pihak lain dan juga mempunyai kapasitas
jutnya berlaku dan mengikat para pihak yang
untuk membuat perjanjian apabila memenuhi syarat
membuatnya sebagaimana layaknya undang-un-
yang sudah ditentukan oleh hukum. Para pihak yang
dang. (Soebekti, 2001)
undang-undang
bagi
mereka
yang
dianggap memiliki kecakapan dalam membuat suatu
Prinsip kebebasan berkontrak ini muncul
perjanjian maka perjanjian tersebut dianggap sah.
bersamaan dengan lahirnya paham ekonomi klasik
Yang dapat manjadi para pihak dalam perjanjian
yang mengagungkan laissez faire atau persaingan
yaitu :
bebas. Paham ekonomi klasik tersebut berpenda-
a. orang pribadi ;
pat bahwa individu pada umumnya mengetahui
b. badan hukum, termasuk badan usaha maupun
kepentingan mereka yang paling baik dan cara
badan sosial yang diadakan oleh atau diakui oleh
mencapainya. Jika individu-individu tersebut ber-
pemerintah yang dapat melakukan perbuatan hu-
hasil mencapai kesejahteraan maka masyarakat
kum.
akan sejahtera pula. Seiring dengan berkembang-
Suatu perjanjian dapat dilakukan dengan
nya laissez faire tersebut, freedom of contract,
berlandaskan pada suatu asas tertentu, yaitu asas ke-
merupakan suatu prinsip yang umum dalam men-
bebasan berkontrak. Asas tersebut dapat mencapai
dukung berlangsungnya persaingan bebas dan
tujuannya apabila para pihak mempunyai kedu-
menjadi salah satu filsafat ekonomi kapitalisme
dukan dan posisi tawar (bargaining position) yang
(Sutan, 1999). Pada dasarnya, perjanjian yang di-
seimbang. Dengan demikian diharapkan dapat ter-
buat dalam suatu kontrak tertulis telah menjadi
capai kesepakatan antara para pihak melalui suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis.
proses negosiasi yang sehat (Sutan, 1993). Berdasarkan asas kebebasan berkontrak, para pihak bebas
Bentuk perlindungan hukum terhadap pi-
memperjanjikan segala sesuatu yang dikehendaki
hak model dalam perjanjian penunjukan
oleh mereka sebagai isi perjanjian sepanjang tidak
iklan model
bertentangan dengan undang-undang, kepatutan dan
Dalam dunia bisnis dan industri, hubu-
ketertiban umum (Sutan, 1999). Asas kebebasan
ngan yang terjadi antara dua belah pihak pastilah
berkontrak juga berkaitan erat dengan asas hukum,
diawali dengan suatu perjanjian. Dimana perjan-
khususnya dalam lapangan hukum perdata, yang
jian adalah suatu peristiwa dimana seorang ber-
menerangkan bahwa pada asasnya orang bebas un-
janji kepada seorang lain atau dimana dua orang
tuk melakukan sesuatu selama hal itu tidak terlarang
itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
dan dilarang (Satrio, 1995). Asas ini dimungkinkan
hal. Meskipun memang dalam bekerjasama perlu
dengan alasan bahwa hukum perjanjian yang diatur
didasari dengan unsur kepercayaan antara para
dalam Buku III KUH Perdata menganut sistem
pihak, namun “kepercayaan” saja tidaklah cukup
terbuka, sebagaimana disimpulkan dalam pasal
baik untuk mengantisipasi bila dikemudian hari
1338 ayat (1) KUH Perdata, yang menjelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
228
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
timbul masalah. Oleh karenanya perlu diikuti de-
3. Arti azas konsensualisme ialah pada dasarnya perikatan lahir sejak detik tercapainya
ngan perjanjian.
Hukum telah memberikan kebebasan bagi
kesepakatan. Jadi pernyataan sepakat tanpa
masyarakat, untuk dapat membuat perjanjiannya.
pernyataan secara tertulis (formalitas) telah
Dalam hukum perjanjian dikenal beberapa asas atau
mempunyai kekuatan mengikat, contoh dalam
sistem. Asas-asas tersebut adalah:
jual beli, tukar menukar. Tetapi ada kalanya
1. Sistem terbuka, yang mengandung suatu azas
UU menetapkan bahwa untuk sahnya suatu
kebebasan membuat perjanjian (kebebasan ber-
perjanjian diharuskan perjanjian itu diadakan
“Semua perjanjian
secara tertulis (perjanjian “perdamaian”) atau
yang dibuat secara sah berlaku sebagai un-
dengan akta notaris (perjanjian penghibahan
dang-undang bagi mereka yang membuatnya”.
“barang tetap”) tetap hal itu merupakan suatu
Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) ini dikenal pula
kekecualian.
kontrak). Pasal 1338 (1)
dengan asas Pacta Sunt Servanda. Perkataan
“semua” berisi suatu pernyataan bahwa kita
Hal yang penting pula dalam perjanjian
dibolehkan membuat undang-undang bagi kita
adalah mengenai obyek perjanjiannya itu sendiri.
sendiri. Sistem terbuka dalam hukum perjanjian
Sesuai dengan ketentuan pasal 1234 KUH Per-
juga memungkinkan kita untuk membuat per-
data, obyek yang diperjanjikan itu adalah untuk
janjian diluar KUHPdt. Misalnya, UU hanya
“untuk menyerahkan,” “menyerahkan sesuatu”,
mengatur perjanjian jual beli dan sewa menye-
“melakukan sesuatu”, atau “untuk tidak mela-
wa, tetapi dalam praktek timbul suatu macam
kukan sesuatu.” memberikan sesuatu, sesuai de-
perjanjian yang dinamakan sewa beli, yang
ngan ketentuan pasal 1235 KUH Perdata, berarti
merupakan campuran antara jual beli dan sewa
suatu kewajiban untuk menyerahkan benda, akan
menyewa.
tetapi perjanjian untuk menyerahkan bukan se-
2. Pasal-pasal dari hukum perjanjian merupakan
hukum pelengkap yang berarti bahwa pasal-
jumlah jenis benda tertentu.
pasal tersebut boleh disingkirkan apabila dike-
Melakukan sesuatu atau tidak melakukan
hendaki oleh pihak-pihak yang membuat per-
sesuatu bisa bersifat positif, dan bisa juga bersifat
janjian. Asas ini dikenal dengan asas comple-
negatif. Bersifat positif jika isi suatu perjanjian
menter. Para pihak diperbolehkan membuat ke-
ditentukan untuk melakukan atau berbuat sesuatu.
tentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang
Misalnya dalam perjanjian kerjasama seperti di-
dari pasal-pasal hukum perjanjian (diperboleh-
atur dalam pasal 1603 KUH Perdata, pekerja wa-
kan mengatur sendiri kepentingan mereka da-
jib sedapat mungkin melakukan pekerjaan sebaik-
lam perjanjian yang mereka adakan). Artinya,
baiknya. Obyek perjanjian harus dapat ditentukan
jika suatu perjanjian telah tegas dan jelas, maka
oleh suatu yang logis dan praktis, tidak akan ada
perjanjian itulah yang mengatur semua hubu-
artinya perjanjian jika perjanjian tidak menen-
ngan kedua belah pihak, tetapi jika tidak tegas
tukan hal tersebut.
dan jelas maka barulah dilihat pada KUHPdt/
UU
229
mata-mata yang berwujud benda saja maupun
Terakhir adalah mengenai wanprestasi
yang sudah penulis bahas di bab 2 dimana wan-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
prestasi merupakan suatu perbuatan untuk me-
kesepakatan para pihak dalam perjanjian ini dapat
lakukan sesuatu menurut perjanjian tidak boleh dila-
terlihat dari dibubuhkannya tanda tangan para pi-
kukan atau telah terjadinya suatu perbuatan yang
hak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
melanggar suatu perjanjian tersebut. Unsur-unsur
Bila para pihak telah menandatangani per-
dalam wanprestasi tersebut yaitu:
janjian tersebut sebagai suatu bentuk perwujudan
1. Timbulnya ganti rugi
kesepakatan atas isi pasal-pasal dalam perjanjian
2. Bentuk pernyataan lalai
tersebut, maka kemudian berlakulah ketentuan
3. Tidak tepat waktu
Pasal 1338 (1) yang menyatakan bahwa, “Semua
4. Tidak sepatutnya memenuhi
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat-
Dalam kaitannya dengan permasalahan per-
nya”. Sehingga apabila yang tidak memenuhi apa
lindungan hukum bagi model terhadap perjanjian
yang telah disepakati bersama maka dianggap
yang dibuat olehnya, kiranya dapat penulis sam-
telah melanggar undang-undang. Dalam negara
paikan disini adalah:
hukum, pelanggar undang-undang akan dikenakan
Pertama adalah bahwa aspek formal per-
sanksi yang sesuai dengan yang dilanggarnya.
syaratan sebuah perjanjian adalah terpenuhinya sya-
Selain itu syarat subyektif juga menekan-
rat yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
kan kepada para pelaku perjanjian tersebut apakah
Dimana pasal tersebut menyatakan:
sudah cakap bertindak menurut hukum atau be-
“Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipe-
lum. Hukum perjanjian merupakan bagian dari
nuhi empat syarat, yaitu:
hukum perdata dimana kecakapan bertindak me-
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
nurut hukum perdata disyaratkan telah berusia 21
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
tahun atau telah menikah, bila umurnya belum
3. suatu pokok persoalan tertentu; dan
mencapai 21 tahun atau belum menikah maka di-
4. suatu sebab yang tidak terlarang.”
anggap belum dewasa bertindak menurut hukum.
Sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam Pa-
Untuk syarat nomor 1 dan nomor 2 meru-
sal 330 KUH Perdata yang berbunyi:
pakan syarat subyektif yang artinya kedua syarat ini
“Yang belum dewasa adalah mereka yang belum
menekankan kepada para pihak yang membuat per-
mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan
janjian itu. Syarat ini ingin melihat apakah para pi-
tidak kawin sebelumnya.”
hak yang membuat perjanjian ini telah mencapai ka-
Syarat subyektif ini membawa konsek-
ta sepakat atau belum. Dimana kesepakatan ini ten-
wensi bahwa apabila syarat ini dilanggar maka
tunya adalah kesepakatan yang timbul dari ke-
akan berakibat Perjanjiannya Dapat Dibatalkan.
inginan masing-masing pihak untuk dapat melak-
Maksud Perjanjiannya Dapat Dibatalkan adalah
sanakan perjanjian dengan murni dan konsekwen.
apabila para pihak merasa tidak ada masalah maka
Kesepakatan ini tentu harus lahir tanpa ada
perjanjiannya dapat terus dilanjutkan namun bila
paksaan dari pihak manapun. Kesepakatan merupa-
merasa akan ada masalah maka perjanjiannya di-
kan kehendak bebas dari kedua belah pihak untuk
bolehkan untuk dibatalkan.
tunduk pada perjanjian yang mereka buat. Bentuk
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
230
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Sebagai contoh, agency yang melakukan kontrak
melanggar syarat obyektif ini pun menjadi tidak
dengan seorang model cilik yang umurnya masih 17
ada.
tahun, sepanjang agency tersebut merasa bahwa
Kedua, bahwa ketika telah disepakati per-
anak yang berumur 17 tahun ini mampu untuk me-
janjian antara model dengan agency ini maka me-
laksanakan isi kontrak tersebut apalagi agency ini
nimbulkan hak dan kewajiban terhadap para pihak
juga mengetahui orang tua dan rumah si anak, maka
yang membuat perjanjian ini. Kewajiban dalam
kontrak antara agency dengan model cilik ini pun
hukum perjanjian dikenal dengan istilah Prestasi.
sah-sah saja untuk dilaksanakan. Namun bila agen-
Sedangkan pelanggaran terhadap kewajiban di-
cy merasa bahwa terlalu beresiko melakukan per-
kenal dengan istilah Wanprestasi.
janjian dengan anak yang masih usia 17 tahun, ma-
Selama model telah memenuhi kewa-
ka agency inipun berhak untuk membatalkan per-
jibannya, maka ia telah melakukan suatu prestasi
janjian tersebut.
dan oleh karenanya ia berhak untuk menuntut apa
Kemudian untuk syarat nomor 3 dan 4 me-
yang menjadi hak-hak model itu. Demikian juga
rupakan syarat obyektif yang artinya kedua syarat
dengan pihak agency. Bila Agency sudah melak-
ini menekankan kepada obyek daripada perjanjian
sanakan prestasinya maka ia berhak untuk menun-
tersebut. Dalam perjanjian antara model dengan
tut apa yang menjadi hak-haknya agency.
agencynya apakah pokok perjanjiannya, ini tentu
Yang menjadi permasalahan adalah ketika
sudah dapat ditentukan. Misalnya pengambilan
model hendak dipergunakan oleh agency-nya un-
gambar untuk iklan media cetak atau media elektro-
tuk pengambilan gambar yang akan dijadikan ik-
nik yang akan ditayangkan berapa kali dan berapa
lan merek dagang tertentu dan akan dipublika-
lama. Apa pula hak dan kewajiban para pihak tentu
sikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
merupakan hal-hal yang harus ada karena pokok
model disodorkan kepada bentuk perjanjian yang
atau inti dari perjanjian pada umumnya adalah
telah diketik rapi dan model tinggal menandata-
membahas mengenai hak dan kewajiban para pihak.
nganinya.
dengan
Hak dan kewajiban para pihak tentu tidak
agencynya perlu pula dilihat apakah yang me-
lupa pula telah dicantumkan dalam perjanjian
nyebabkan terjadinya perjanjian ini dilarang oleh
yang disodorkan kepada model tersebut. Namun
hukum atau tidak. Misalnya mengadakan perjanjian
apakah hal ini merupakan suatu hal yang fair
yang disebabkan karena ingin mempromosikan ba-
(adil), mengingat model tinggal membubuhkan
rang illegal sepeti Narkoba. Ini tentu dilarang
tanda tangan saja.
Lalu
perjanjian
antara
model
Dimana menurut penulis hal semacam ini
hukum.
syarat
bukanlah suatu bentuk perjanjian yang ideal, na-
obyektif ini adalah bahwa perjanjian “Batal Demi
mun merupakan bentuk perjanjian dengan standar
Hukum”. Artinya mau tidak mau, suka atau tidak
baku atau perjanjian baku yang memang telah
suka maka perjanjian ini dianggap tidak pernah ada.
pula diakui oleh hukum perjanjian ke-sah-annya.
Dengan demikian keuntungan yang semula diharap-
Hal ini dikarenakan karena dalam dunia bisnis dan
kan dapat diraih menjadi tidak ada. Hak dan kewa-
industri memang tidak bisa membuat suatu per-
jiban para pihak yang membuat perjanjian yang
janjian yang selalu berubah pasal-pasalnya sesuai
Konsekwensi
231
dari
dilanggarnya
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
dengan pihak yang akan membuat perjanjian. Misal-
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
nya perjanjian yang dibuat antara Bank dengan Na-
sebagai hukum materiilnya.
sabahnya. Bila tiap nasabah dibuatkan satu perjan-
Artinya model dapat melakukan upaya
jian yang sesuai dengan keinginan nasabahnya, ma-
hukum perdata bila hak yang telah diperjanjikan
ka tentu dapat dibayangkan betapa repotnya kerjaan
dilanggar oleh agency. Juga tidak menutup ke-
pihak Bank membuat beberapa perjanjian untuk
mungkinan model dapat melakukan upaya hukum
beberapa nasabah. Oleh karenanya dibuatlah suatu
pidana bila telah terjadi penipuan yang dilakukan
bentuk perjanjian yang sudah dibakukan atau di-
oleh agency terhadap model tersebut. Tidak ter-
standarkan. Hal ini dilakukan demi efisiensi waktu,
tutup kemungkinan pula model melakukan upaya
tenaga dan tentu biaya.
hukum perlindungan konsumen, karena disini da-
Dalam perjanjian baku ini tetap dianggap
pat diasumsikan model sama dengan konsumen
masih ada asas kebebasan berkontraknya. Karena
dan agency adalah pelaku usahanya. Bila ada per-
meskipun perjanjiannya sudah di bakukan namun
buatan curang yang dilakukan oleh agency selaku
model tidak harus menyetujuinya, model tidak harus
pelaku usaha dunia entertaint, maka model se-
menandatangani perjanjian yang menurut model
bagai konsumen dapat pula melakukan upaya hu-
akan merugikan dia. Dalam hal ini berlaku prinsip
kum perlindungan konsumen.
take it or leave it. Artinya si model berhak untuk
Apapun upaya hukum yang ditempuh
tidak menandatangani perjanjian itu dan mencari
oleh model yang perlu digaris bawahi disini ada-
agency lain.
lah ada bentuk perlindungan yang diberikan hu-
Bila si model di paksa untuk menanda-
kum kepada model, yaitu dengan adanya suatu ja-
tangani, maka ia dapat menuntut agency dan me-
minan bahwa apabila ada pihak yang berjanji lalu
nyebabkan batalnya perjanjian. Hal ini dikarenakan
kemudian wanprestasi, maka pihak yang wanpres-
perjanjian dibuat berdasarkan paksaan, bukan ka-
tasi ini dapat dituntut untuk memberikan penggan-
rena kesadaran yang penuh dari diri sendiri. Ini se-
tian biaya, kerugian dan bunga. Hal ini adalah
suai dengan ketentuan pasal 1321 KUH Perdata
sesuai dengan aturan dalam pasal 1239 KUH Per-
yang berbunyi, “Tiada suatu persetujuan pun mem-
data yang berbunyi:
punyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan,
“Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu, wajib diselesaikan dengan
memberikan penggantian biaya, kerugian dan
bunga, bila debitur tidak memenuhi kewajibannya.”
atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.”
Dari hal-hal tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila model telah memenuhi segala sesuatu yang ditentukan oleh hukum,
dalam hal ini adalah hukum perdata, sebagai hukum
yang mengatur hubungan orang dengan orang maupun orang dengan badan hukum maka dengan demikian secara otomatis pula model mendapat perlindungan hukum dalam hal ini hukum perdata karena
model ini telah memenuhi ketentuan yang ada di
Mekanisme Penyelesaian Hukum Antara
Pihak Agensi Dengan Pihak Model
Indonesia dikenal sebagai negara yang
bercorak multikultural sehingga sering terjadinya
persepsi ganda antara kemajemukan hukum dan
kemajemukan budaya namun dalam hal keduanya
terdapat perbedaan nuansa makna yang dapat
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
232
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
diuraikan yaitu kemajemukan hukum dikenal de-
Dalam kehidupan sosial masyarakat pa-
ngan pluralisme hukum yang berpandangan se-
ling tidak mengenal dua cara penyelesaian seng-
dikitnya dua sistem norma atau dua sistem aturan
keta yaitu :
yang terwujud didalam interaksi sosial sedangkan
1. Dengan institusi yang bersifat tradisional ber-
kemajemukan budaya yang berpandangan dan
sumber pada politik dan hukum rakyat yang
mengkaji bagaimana hukum, itu berperan dan me-
pada umumnya berlangsung secara tradi-
nyesuaikan
sional dan kekeluargaan.
diri
dalam
budaya
masyarakat
2. Institusi penyelesaian sengketa yang diba-
(Masinambor, 2003).
Kemajemukan hukum menurut Woodman
ngun dari sistem politik dan hukum negara.
adalah tidak dilihat sebagai pemetaan terhadap legal universe saja tetapi juga dapat dilihat pada ta-
Sementara menurut Nader dan Todd,
taran dimana seorang individu menjadi subjek lebih
bentuk penyelesaian sengketa pada dasarnya da-
dari suatu sistem hukum. Dengan menggunakan
pat diklasifikasikan dalam 3 macam yaitu,
perspektif antropologi hukum dapat dijelaskan bah-
a. yang melibatkan pihak ke 3. meliputi, pe-
wa hukum yang secara nyata berlaku dalam masya-
nyelesaian sengketa berupa ajudikasi, arbi-
rakat selain berwujud dalam bentuk hukum negara
trase dan mediasi, perbedanya terletak pada
(state law, juga terwujud sebagai hukum agama
peranan yang dilakukan pihak tersebut
(religius law) dan hukum kebiasaan (customary
law), selain itu juga hukum dapat terwujud dalam
b. yang dilakukan oleh pihak yang bersengketa
saja, yang berupa negoisasi
mekanisme pengaturan lokal yang secara nyata ber-
c. yang dilakukan oleh sepihak saja, berupa
laku dan berfungsi sebagai sarana pengendalian so-
membiarkan saja, penghindaran, paksaan.
sial dalam masyarakat.
Persamaannya bersifat sepihak atau monadik
Hukum sebagai suatu sistem dipelajari se-
sedangkan perbedaannya atau tindakan yang
bagai produk budaya yang pada pokoknya mem-
diambil oleh pihak yang bersangkutan untuk
punyai 3 elemen penting seperti yang dikemukakan
menyelesaikan
oleh Friedman yaitu:
(Masinambor, 2003).
sengketa
tersebut.
1. Struktur hukum yang meliputi lembaga legislatif dan intuisi penegak hukum (polisi, kejak-
Pranata penyelesaian sengketa alternative
saan, pengadilan, dan lembaga pemasyaraka-
pada dasarnya merupakan suatu bentuk penye-
tan)
lesaian sengketa di luar pengadilan,yang didasar-
2. Substansi hukum (substance of legal system)
yang mana produk hukum berupa peraturan uu
kan pada kesepakatan kedua belah pihak yang
bersengketa.sebagai konsekwensi dari kesepaka-
3. Budaya hukum masyarakat (legal culture) se-
tan para pihak yang bersengketa tersebut, alter-
perti nilai, ide, persepsi, pendapat, sikap, keya-
native penyelesaian sengketa ini bersifat sukarela
kinan, dan perilaku, termasuk harapan masya-
dan oleh karena itu tidak dapat di paksakan oleh
rakat terhadap hukum.
dalah satu pihak kepada pihak lainnya yang bersengketa.
233
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Walau demikian, sebagai salah satu bentuk perjan-
akan tunduk dan patuh sepenuhnya pada
jian (Alternatif Penyelesaia Sengketa), kesepakatan
hasil dari kesepakatan para pihak.
yang telah dicapai oleh para pihak untuk menyele-
b. Konsiliasi, adalah suatu bentuk proses pe-
saikan sengketa melalui forum diluar pengadilan ha-
nyelesaian sengketa alternative yang meli-
rus di taati oleh para pihak yang bersengketa terse-
batkan pihak ketiga atau lebih, dimana pi-
but. Sampai seberapa jauh kesepakatan untuk me-
hak ketiga yang diikut sertakan untuk
nyelesaikan sengketa di luar pengadilan ini meng-
menyelesaikan sengketa adalah seseorang
ikat dalam sistem hukum positif yang berlaku, ter-
yang secara professional sudah dapat di-
nyata tidak dapat kita temukan satu persamaan yang
buktikan kehandalannya. Konsiliator da-
berlaku secara universal untuk semua aturan hukum
lam proses konsiliasi ini, memiliki peran
yang berlaku.
yang cukup berarti, oleh karena konsi-
Secara umum pranata penyelesaian seng-
liator berkewajiban untuk menyampaikan
keta alternatif dapat digolongkan ke dalam:
pendapatnya mengenai duduk persoalan
1. berdasarkan pada sifat keterlibatan pihak ketiga
dari masalah atau sengketa yang dihadapi,
yang menangani proses penyelesaian Sengketa
alternative cara penyelesaian sengketa
Alternatif tersebut, pranata Alternatif Penyele-
yang dihadapi, bagaimana cara penyele-
saian Sengketa dibedakan ke dalam:
saian yang terbaik, apa keuntungan dan
a. Mediasi, adalah suatu proses Penyelesaian
kerugian para pihak, serta akibat hukum-
Sengketa Alternatif di mana pihak ketiga
nya. Meskipun konsiliator memiliki hak
yang dimintakan bantuannya untuk mem-
dan kewenangan untuk menyampaikan
bantu proses penyelesaian sengketa bersifat
pendapatnya secara terbuka dan tidak me-
pasif dan sama sekali tidak berhak atau ber-
mihak kepada salah satu pihak dalam
wenang untuk memberikan suatu masukan,
sengketa, konsiliator tidak berhak untuk
terlebih lagi untuk memutuskan perselisihan
membuat putusan dalam sengketa untuk
yang terjadi. Jadi dalam mediasi, mediator
dan atas nama para pihak. Jadi dalam hal
hanya berfungsi sebagai penyambung lidah
ini pun sebenarnya konsiliator pasif ter-
dari para pihak yang bersengketa. Perantara
hadap putusan yang akan diambil sepe-
yang demikian kadangkala memang diper-
nuhnya oleh para pihak dalam sengketa
lukan, baik dalam hal para pihak yang ber-
yang dituangkan dalam bentuk kesepa-
sengketa tidak mungkin untuk bertemu sen-
katan di antara mereka.
diri karena beerbagai faktor yang berada di
c. Arbitrase, merupakan suatu bentuk pe-
luar kemampuan mereka, ataupun karena
nyelesaian sengketa alternative yang me-
kedua belah pihak memang tidak mau ber-
libatkan pengambilan putusan oleh satu
temu satu dengan yang lainnya, meskipun
atau lebih hakim swasta, yang disebut de-
mereka dapat bertemu, jika memang dike-
ngan Arbiter. Disini seorang arbiter akan
hendaki. Jadi dalam hal ini sangat jelas bah-
berperan secara aktif sebagaimana halnya
wa hasil akhir pranata penyelesaian seng-
seorang hakim. Ia, dalam hal Arbiter
keta alternatif dalam bentuk mediasi ini
tunggal, maupn majelis arbitrase berke-
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
234
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
wajiban untuk dapat memutuskan sengketa
4. Berdasarkan pada ada dan tidaknya unsur
yang disampaikan kepadanya secara profes-
asing atau luar negri dikenal adanya Penyele-
sional, tanpa memihak, menurut kesepaka-
saian Sengketa Nasional dan Penyelesaian
tan yang telah tercapai di antara para pihak
Sengketa Internasional (Asing). Dikatakan
yang bersengketa pada satu sisi arbiter itu
Internasional atau asing karena proses pe-
sendiri pada pihak lain. Arbiter haruslah
nyelesaian sengketa ini mengandung unsur
independent dalam segala hal.
luar negeri (asing) nya, khususnya yang ber-
2. Berdasarkan pada sifat putusan yang diberikan
dalam proses penyelesaian sengketa alternatif
hubungan dengan tempat dimana proses penyelesaian sengketa tersebut dilaksanakan.
tersebut.
3. Berdasarkan pada sifat kelembagaanya:
a. Lembaga ad hoc, yang dibentuk secara khu-
publik Indonesia, dapat kita lihat dan temukan
sus untuk menangani suatu persengketaan
bahwa sesungguhnya Pranata Alternatif Penye-
tertentu. Lembaga ini bersifat parmanen,
lesaian Sengketa, termasuk Arbitrase, selain yang
dan akan bubar dengan sendirinya jika
di atur dalam Undang–Undang No.30 Tahun
sengketa yang diserahkan untuk dimintakan
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyele-
penyelesaiannya, baik dalam bentuk media-
saian Sengketa, juga dapat kita temukan secara
si, konsiliasi, maupun arbitrase sudah dapat
tersebar dalam berbagai ketentuan hukum positif
diselesaikan atau dalam hal lain yang
Indonesia yang berlaku saat ini.
dikehendaki oleh par pihak yang meng-
235
Jika kita lihat hukum positif Negara Re-
Dalam
kehidupan
masyarakat
di
angkat para mediator, konsiliator, atau arbi-
Indonesia, kita masih dapat menjumpai apabila
ter dan dalam bentuk lembaga ad hoc ini.
ada dua belah pihak terjadi sengketa lalu kemu-
Lembaga ad hoc ini sering kali ditemukan
dian menemui jalan buntu dalam memecahkan
dalam proses mediasi, meskipun tidak ter-
suatu masalah, maka cara yang digunakan dalam
tutup kemungkinan bahwa untuk proses
menyelesaikan masalah tersebut adalah melalui
konsiliasi maupun arbitrase dipergunakan
orang ketiga sebagai penengah dalam membantu
juga lembaga ad hoc ini.
memecahkan masalah mereka tersebut. Cara ini
b. Institut Penyelesaian Sengketa Alternatif.
lebih kita kenal dengan sebutan mediasi, se-
Sesuai dengan namanya lembaga ini adalah
dangkan orang ketiga yang dianggap penengah
suatu institut permanen, yang memiliki atu-
lebih kita kenal dengan sebutan mediator
ran main yang telah baku. Setiap pihak
(Masinambor, 2003).
yang ingin dan meminta institusi ini untuk
Masyarakat di Indonesia yang selalu me-
menyelesaikan sengketa yang dihadapi oleh
nginginkan perdamaian tanpa adanya penye-
mereka haruslah tunduk sepenuhnya pada
lesaian didalam pengadilan, jadi masyarakat lebih
aturan main yang telah ditetapkan, kecuali
memilih cara penyelesaian di luar pengadilan
ditentukan sebaliknya. Di Indonesia, institu-
dengan cara seperti negoisasi atau perundingan
si ini antara lain adalah Badan Arbitrase
atau mediasi yang intinya adalah melalui bantuan
Nasional Indonesia (BANI).
orang lain, bukan melalui pengadilan.
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
Dalam ilmu sosiologi ada beberapa teori pilihan
pilihan distandarkan pada keuntungan, apa-
tindakan manusia yang mempengaruhi seseorang
bila keuntungan yang didapat besar dan keru-
untuk menyelesaikan masalah, teori tersebut ada-
gian yang didapat kecil maka pilihan itulah
lah:
yang akan diambil oleh manusia tersebut.
1. Teori Legal Culture, yaitu teori yang meng-
4. Teori Interaksionisme Simbolik adalah teori
gunakan faktor-faktor kebiasaan manusia yang
yang berpendapat bahwa manusia tidak di-
menghindari permusuhan dan ingin menyele-
lihat sebagai produk yang ditentukan oleh
saikan secara kekeluargaan, faktor yang dise-
struktur tetapi merupakan manusia yang be-
butkan menurut Friedman merupakan kekua-
bas, sehingga makna yang terkandung ialah
tan-kekuatan sosial (social forces) diluar in-
pada interpretasi yang diberikan seseorang
dividu yang disebut budaya hukum. Penyele-
atas suatu obyek. Contohnya sebagian orang
saian sengketa berdasarkan faktor tersebut di-
akan memilih jalur pengadilan, karena di-
atas menunjukan bahwa tindakan atau perilaku
anggap memberikan hak-hak yang konkrit
manusia dalam penyelesaian sengketa didomi-
daripada memilih jalur luar pengadilan.
nasi oleh kultur budaya yang lebih mengedepankan hubungan sosial yang lebih harmonis.
Dari teori-teori yang dikemukakan di
2. Teori Struktural Fungsional adalah teori yang
atas, jelas terlihat bahwa setiap cara penyelesaian
mengemukakan bahwa tindakan atau perilaku
sengketa selalu manusialah yang menjadi pelaku,
manusia yang berorientasi pada nilai yaitu ber-
bagaimana mereka menganggap bahwa cara yang
kaitan dengan standar normatif yang berlaku
dipilihnya menguntungkan atau merugikan untuk
pada masyarakat yang bersangkutan dan dalam
menyelesaikan sengketa dan tujuan serta apa
pengertian bahwa penyelesaian sengketa de-
yang harus ia terima dengan pilihan cara penye-
ngan cara negoisasi dan mediasi merupakan pi-
lesaian tersebut.
lihan tindakan berdasarkan pada struktur se-
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
hingga masyarakat cenderung untuk menyele-
menurut sistem hukum adat yang didasarkan pada
saikan dengan cara kompromi atau dengan ban-
perdamaian dan keselarasan dalam kehidupan
tuan kepala desa (mediasi). Dalam penyele-
masyarakat adalah cara yang paling banyak digu-
saian sengketa dalam masyarakat masih dipe-
nakan di Indonesia. Cara penyelesaian demikian
ngaruhi nilai-nilai kultural atau budaya dan
tidak menimbulkan konsekuensi adanya pihak
nilai-nilai normatif yang berlaku pada masya-
yang salah dan benar dan tetap menjaga hu-
rakat tersebut dan fungsi struktural pemerin-
bungan baik sama sekali bukan individu yang ter-
tahan dapat juga dijadikan faktor yang dapat
asing yang mementingkan diri pribadi. Manusia
menyebabkan pilihan penyelesaian sengketa.
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
3. Teori Pertukaran (exchange theory) adalah
dari masyarakat sedangkan masyarakat berada
teori yang melatar belakangi tindakan manusia
ditengah kehidupan hukum (Masinambor, 2003).
dalam menyelesaikan sengketa, didasarkan pa-
Penyelesaian sengketa melalui pengadi-
da perhitungan untung rugi atau sangat dikenal
lan atau diluar pengadilan bukanlah suatu tin-
dengan
prinsip-prinsip
ekonomi,
dimana
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010
236
Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Penunjukan Model Iklan Sebagai Perjanjian Baku
dakan yang terjadi secara kebetulan akan tetapi me-
”...dan/atau...”
oleh karenanya untuk amannya
rupakan tindakan yang berdasarkan pilihan.
apabila model tidak yakin dapat memahami isi
Dengan demikian dapat penulis sampaikan
perjanjian tersebut, maka ada baiknya berkonsul-
disini bahwa mekanisme penyelesaian hukum antara
tasi kepada pengacara atau konsultan hukum ter-
pihak agensi dengan pihak model adalah:
lebih dahulu agar jangan sampai dia mengalami
1. Para pihak yang bersengketa akan melakukan
kesulitan dikemudian hari.
perundingan terlebih dahulu.
2. Bila perundingan tidak tercapai maka selanjut-
Daftar Pustaka
E.K.M Masinambor, „Hukum dan Kemajemukan
nya adalah menggunakan cara litigasi.
Budaya”, Yayasan Obor Indonesia,
Kesimpulan
Jakarta, 2003.
Mengenai Bentuk Perlindungan Hukum
J. Satrio, “Hukum Perikatan, Perikatan Yang
Terhadap Pihak Model dalam Perjanjian Penun-
Lahir Dari Perjanjian”, Buku II, Citra
jukan Model Iklan dapat penulis simpulkan disini
Aditya Bakti, Bandung, 1995.
bahwa meskipun seakan sang model iklan ini berada
Soebekti,
“Hukum
Perjanjian”,
cet.
ke-18,
Intermassa, Jakarta, 2001.
dalam posisi yang kurang menguntungkan, mengingat perjanjian yang disepakati telah dibuat for-
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, “Penelitian
mat dan isinya oleh Pihak Pertama, sehingga sang
Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
model selaku Pihak Kedua hanya tinggal memilih
Singkat”, cet. ke-V, Radja Grafindo
take it or leave it, namun bukan berarti dengan de-
Persada, Jakarta, 2001.
mikian sang model iklan ini kehilangan per-
Soerjono
Soekanto,
“Pengantar
Penelitian
lindungan hukumnya. Perlindungan hukum yang
Hukum”, Cet.3, UI Press, Jakarta, 1986.
dapat diterima oleh model sehubungan dengan per-
Soerjono Soekanto, “Sosiologi, Suatu Pengantar”,
janjian baku yang telah ditandatanganinya adalah
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
bahwa apabila ada hal-hal yang menjadi perse-
2000.
lisihan misalnya timbulnya perbedaan penafsiran,
Sutan Remy Sjahdeini, “Kebebasan Berkontrak
maka ada dua langkah yang dapat ditempuh oleh
Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi
model. Pertama adalah menggunakan alternatif pe-
Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit
nyelesaian sengketa dan yang kedua adalah meng-
Bank Di Indonesia”, Institut Bankir
gunakan jalur ajudikasi (pengadilan).
Indonesia, Jakarta, 1993.
Model harus memahami benar kata demi
Sutan Remy Sjahdeini, “Perbankan Islam Dan
kata yang tercantum dalam perjanjian tersebut, agar
Kedudukannya Dalam Tata Hukum
jangan sampai terjebak kepada sesuatu hal yang mo-
Perbankan Indonesia”, Pustaka Utama
del tidak sanggup untuk melakukannya. Pada
Grafiti, Jakarta, 1999.
umumnya perjanjian ditulis dengan menggunakan
bahasa hukum, seperti ”tidak tak terbatas pada...”
ataupun
237
juga
penggunakan
kalimat
seperti
Lex Jurnalica Volume 7 Nomor 3, Agustus 2010