Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilkukan sebagai suatu upaya dalam memperbaiki proses pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan. Model penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Mc Taggart melalui 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan tindakan.

  Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016 / 2017 yakni mulai dari bulan Maret sampai Juni 2017 di SD Negeri Tukang, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang, profinsi Jawa Tengah. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas 5 SD Negeri Tukang yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 13 putra dan 16 putri. Selain itu mengenai subjek yang akan diteilti bahwa siswa kelas 3 SDN Gendongan 0 kelas 5 SD Negeri Tukang ini siswa masih dalam tahap usia bermain dan tahap operasional konkret. Selain itu, sistem pembelajaran masih konvensional sehingga anak cenderung bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar.

  3.2 Variabel Penelitian

  Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).

3.2.1. Variabel Bebas (X)

  Menurut Slameto (2015: 198) variabel bebas atau independen adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas atau independen merupakan variabel tindakan yang sengaja dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas ini erat kaitannya dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, metode pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut nantinya akan mempengaruhi penelitian ini yakni model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang akan diterapkan dalam mata pelajaran Matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas 5 SD Negeri Tukang semester II tahun ajaran 2016/2017.

  Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang menekankan siswa untuk berfikir kritis, kreatif, bekerjasama dan bertanggung jawab dalam kelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) siswa akan di bagi kedalam beberapa kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Yang mana dari 4 orang ini nanti dua orang diam dikelompoknya dan duanya lagi bertugas untuk bertamu ke kelompok lain untuk mencari/menanyakan informasi tentang materi yang sedang di bahas. Kemudian dua orang yang bertamu tadi akan kembali ke kelompoknya dan menyampaikan apa yang di dapat saat berkunjung ke kelompok lain.

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

  Menurut Slameto (2015: 198) variabel tergantung atau dependen adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Variabel terikat atau dependen merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel terikat erat kaitannya dengan motivasi belajar, hasil belajar dan sebagainya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri Tukang semester II tahun ajaran 2016/2017 mata pelajaran Matematika.

  Banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kondisi siswa di kelas. Kondisi siswa di kelas akan dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam penelitian ini hasil belajar akan di pengaruhi oleh penggunaan model pembelajaaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkann hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Tukang, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2016/2017.

3.3 Rencana Tindakan

  Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spiral yang disampaikan oleh Stephen Kemmis dan Rotin Mc. Taggart dalam Saur M. Tampubolon (2014:27) melalui dua siklus yang mana masing-masing siklus terdiri darii 3 tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi. Tahapan kegiatan tersebut secara rinci digambarkan melalui gambar sebagai berikut:

  Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode spiral dari

  Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1 Siklus I

  a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini yakni melakukan penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana

  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar (KD) megidentifiksi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang yang disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan digunakan yakni model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa tentang bangun datar dan bangun ruang. Adapun perangkat untuk melakukan pengukuran hasil belajar digunakan lembar soal kelompok, tes setiap akhir siklus dan lembar observasi guru yang berisi pelaksanaan implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP pada siklus ini dibuat dua kali pertemuan dimana setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran.

  b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 1 Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu mengimplementasikan

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Matematika yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran di kelas 5. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model yang dipilih. Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat proses pembelajaran yang berlangsung sehingga akan terwujud pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

  c. Refleksi 1 Refleksi siklus I dilakukan untuk mengevaluaasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti KBM. Dengan demikian peneliti dapat mengetahuai keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

  Stray (TSTS). Hasil refleksi juga dapat berguna untuk menentukan tingkat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II supaya terjadi peningkatan hasil belajar yang maksimal.

3.3.2 Siklus II

  a. Perencanaan Tindakan 2 Kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I.

  b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 2 Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada tahap ini sama dengan pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini diberikan tindakan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

  (TSTS). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer

  Stray

  yang merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

  Stray (TSTS). Observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang

  dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui apa yang harus ditingkat dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat proses pembelajaran yang berlangsung sehingga akan terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan.

  c. Refleksi 2 Kegiatan refleksi 2 dilaksanakan setelah tindakan dan observasi siklus II tentunya. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti KBM. Jika hasil penelitian yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan maka siklus tindakan dapat diberhentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang dicapai belum sesuai

  Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus yang mana jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan Model Spiral dari Kemmis dan Targgat dengan melalui 3 Tahapan yaitu : (a) Planning (Perencanaan) (b) Acting (Tindakan) dan Observasing (Pengamatan) (c) Reflecting ( Refleksi)

  (a) Rencana Pelaksanaan

  Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Membuat skenario pembelajaran Matematika berupa RPP. 2) Membuat lembar observasi sesuai dengan indikator yang ditentukan dengan harapan untuk mengetahui seberapa jauh pengajar melakukan pembelajaran. 3) Selain RPP dan lembar observasi, guru juga perlu untuk membuat alat bantu pembelajaran yang berupa alat peraga. Alat peragayang dipilih pada penelitian ini adalah media visual berupa alat peraga bangun datar dan bangun ruang. 4) Membuat soal evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh penerimaan pelajaran yang didapat oleh siswa. 5) Menyiapkan rangkuman untuk refleksi diri. (b)

  Pelaksanaan Pada tahap ini langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Pertemuan I Kegiatan awal ( 10 menit)

  • Guru memberikan salam
  • Guru mengajak siswa berdoa
  • Guru melakukan absensi siswa
  • Guru memeriksa kesiapan belajar siswa

  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

  Kegiatan inti (55 menit) Eksplorasi

  • Siswa bersama dengan guru mengkaitkan apersepsi berhubungan dengan pembelajaran.
  • Siswa bertanya jawab dengan guru tentang masalah yang berkaitan dengan bangunn datar.

  Elaborasi

  • Guru menyampaikan peraturan dalam kegiatan pembelajaran
  • Guru membagi siswa untuk berkelompok masing- masing 4 orang
  • Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan guru secara kelompok
  • Guru meminta 2 siswa untuk berkunjung ke kelompok lain untuk mencari informasi. Dua siswa sisanya menetap di kelompoknya untuk memberi informasi pada kelompok yang berkunjung.
  • Siswa yang bertamu/berkunjung kembali pada kelompok asal kemudian menyampaikan hasil kunjungan mereka.
  • Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

  Konfirmasi - Siswa menanggapi hasil diskusi dari kelommpok lain.

  • Guru memberikan tanggapan pada kelompok yang maju.
  • Guru bersama siswa bertanya jawab tenntang kesalahan pemahaman dari tiap materi dan memberikan penguatan.
  • Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

   Kegiatan akhir (5 menit)

  • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang dianggap belum jelas.
  • Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
  • Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.
  • Guru memberikan pesan moral pada akhir pelajaran kemuian

b. Pertemuan II Kegiatan awal (10 menit)

  • Guru memberikan salam
  • Guru mengajak siswa berdoa
  • Guru melakukan absensi siswa
  • Guru mengecek kesiapan belajar siswa
  • Guru melakukan apersepsi
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

  Kegiatan inti (55 menit) Eksplorasi - Siswa bersama guru mengkaitkan apersepsi dengan pembelajaran.

  • Siswa bertanya jawab dengan guru tentang masalah yang berkaitan dengan bangun datar.

  Elaborasi

  • Guru menyampaikan peraturan dalam kegiatan pembelajaran
  • Guru membagi siswa untuk berkelompok masing- masing 4 orang
  • Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan guru secara kelompok
  • Guru meminta 2 siswa untuk berkunjung ke kelompok lain untuk mencari informasi. dua lainnya menetap di kelompoknya untuk memberi informasi pada kelompok yang berkunjung.
  • Siswa yang berkunjung kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil kunjungan mereka.
  • Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

  Konfirmasi

  • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas.
  • Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
  • Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
  • Guru memberikan pesan moral pada akhir pelajaran dan menutup

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

  3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri Tukang, kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang dalam mata pelajaran Matematika setelah memperoleh tindakan adalah:

  1. Observasi Menurut Slameto (2015: 232) observasi atau pengamatan merupakan aktivitas dalam pencatatan fenomena yang akan dilakukan secara sistematis.

  Pengamatan bisa dilaksanakan secara terlibat (partisipatif) maupun non- partisipatif. Observasi dilakukan di SD Negeri Tukang. Observasi dilakukan untuk mengetahui penerapan metode TSTS dalam pembelajaran. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan menilai melalui pengisian lembar aktivitas guru mengajar pada setiap pertemuan. Observasi dilaksanakan di SD Negeri Tukang semester II tahun ajaran 2016/2017

  2. Tes Teknik tes digunakan oleh peneliti untuk menguji subjek untuk mendapatkan data hasil belajar peserta didik. Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda di setiap akhir siklus. Tes ini diberikan pada siswa secara individu guna mengetahui kemampuan kognitif siswa. Lembar obervasi untuk kemampuan afektif. Sebelum dibuat butir-butir soal, sebelumnya disusun kisi-kisi soal.

  Kisi-kisi merupakan deskripsi informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi tes. Tujuan penyusunan kisi-kisi yaitu untuk menentukan ruang lingkup serta petunjuk dalam penulisan soal.

  3.4.2 Instrumen Penelitian Data

  Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar sistematis. Instrumen tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes pada akhir siklus Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Sedangkan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam siklus I adalah Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Kompetensi dasar pada siklus II yaitu Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Kisi-kisi soal dibuat berdasarkan SK dan KD yang telah disebutkan tersebut dengan kisi-kisi soal sebagai berikut.

   Tabel 3. 1

Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I

  6.1.3 Menyebutkan contoh-contoh benda bentuk bangun datar di lingkungan sekitar.

  30

  22 Jumlah soal

  3, 19, 20,

  3, 15, 19, 20, 22

  6.1.4 Menggambar bangun datar.

  8, 10, 12, 17, 27, 30,

  8, 10, 12, 17, 27, 30,

  1, 7, 11, , 28,

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Nomor Valid 6 .

  1, 2, 6, 7, 9, 11, 13, 28, 29

  6.1.2 Mengidentifikasi sifat- sifat bangun datar

  4, 5, 16, 23, 24, 25,

  4, 5, 14, 16, 18, 21, 23, 24, 25, 26

  6.1.1 Menyebutkan jenis-jenis bangun datar.

  6.1 Mengidentifik asi sifat-sifat bangun datar

  Memahami sifat- sifat bangun dan hubungan antar bangun

  20

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II Standar

  Nomor Nomor Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi Soal Validitas

  6.2.1 Menyebutkan

  1, 2, 3, 1,2, 3, 14, 6 .

  6.2 Mengidentifikas

  14, 21

  21 Memahami sifat-

  i sifat-sifat jenis-jenis bangun bangun ruang sifat bangun dan ruang. hubungan antar

  6, 9, 10, 6, 9, 10, 11

  6.2.2 Mengidentifikasi bangun

  11, 12,

  banyaknya sisi,

  13, 17

  rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang

  7, 15, 16, 7, 15, 16,

  6.2.3 Mengidentifikasi

  22, 23, 27 22, 23, 27

  sifat-sifat bangun ruang.

  5, 8, 18, 5, 26,

  6.2.4 Mengidentifikasi

  25, 26

  ciri khusus pada bangun ruang.

  4, 20, 29, 4, 20, 30

  6.2.5 Menyebutkan

  30

  contoh-contoh benda bentuk bangun ruang di lingkungan sekitar.

  19, 24, 28 19, 28

  6.2.6 Menggambar bangun ruang

  30

  22 Jumlah soal Instrumen yang telah dipaparkan diatas sebelum digunakan untuk penelitian perlu adanya uji coba terlebih dahulu sehingga dapat menjamin bahwa instrument yang telah dipaparkan tersebut dapat layak untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat validitan dan reabilitas soal tersebut. Penjelasan tentang validitas dan reabilitas instrument soal akan dipaparkan pada bagian selanjutnya. Berikutnya adalah lembar observasi guru dan siswa akan dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Mengajar Guru Penilaian Aspek yang diamati No

  Ya Tidak

  I Pra pembelajaran

  1. Guru mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.

  2. Guru mempersiapkan alat dan media pembelajaran.

  II Kegiatan Awal Pembelajaran 3. Guru mengucapkan salam.

  4. Guru mengajak siswauntuk berdoa.

  5. Guru memeriksa kehadiran siswa.

  6. Guru memberikaan tes penjajagan kepada siswa.

  7. Guru memberikan Apresepsi .

  8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

  III Kegiatan Inti Pembelajaran 9. Guru mengkaiitkan apersepsi dengan pembelaajaran.

  10. Guru bertanya tentang masalah yang berkaitan dengan bangun datar.

  11. Guru menyampaikan peraturan dalam kegiatan pembelajaran.

  12. Guru membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang mana setiap kelompok beranggotakan 4 orang yang berkemampuan heterogen.

  13. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.

  14. Guru meminta siswa mengerjakan LKS secaara kelompok.

  15. Guru mengawasi siswa saat mengerjakan LKS secara kelompok.

  16. Guru meminta 2 siswa untuk bertamu/berkunjung pada kelompok lain dan 2 siswa sisanya tetap dikelompoknya .

  17. Guru meminta siswa kembali ke kelompoknya masing- masing dan mendiskusikan apa yang diperoleh dari kelompok lain.

  18. Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  19. Guru meminta kelompok lain memberi tanggapan.

  20. Guru memberi reward kepada kelompok presentasi.

  IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup

  21. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti.

  22. Guru melibatkan siswa dalam menarik kesimpulan.

  23. Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.

  24. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.

  25. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

  Jumlah skor Tabel 3.4 Lembar Observasi Belajar Siswa No Aspek Yang Diamati Penilaian

  I Pra Pembelajaran Ya Tidak

  1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing

  2. Siswa mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

  II Kegiatan Awal Pembelajaran

  3. Siswa menjawab salam dari guru

  4. Siswa berdoa bersama guru

  6. Siswa menjawab tes penjajagan yang diberikan oleh guru

  7. Siswa menjawab dan memperhatikan apersepsi yang dilakukan guru

  8. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

  III Kegiatan Inti Pembelajaran

  9. Siswa memperhatikan saat guru mengkaitkan apersepsi dengan pembelajaran.

  10. Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai masalah yang berkaitan dengan bangun datar

  11. Siswa memperhatikan saat guru menyampaikan peraturan dalam kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah model pembelajaran koopertif tipe Two Sty Two Stray(TSTS).

  12. Siswa berkelompok sesuai kelompok yang dibagi oleh guru

  13. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru

  14. Siswa mengerjjakan LKS secara berkelompok

  15. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok

  16. Siswa bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi 17. siswa kembali pada kelompoknya masing-masing kemudian mendiskusikan apa yang diperoleh dari kelompok lain.

  18. Perwakilan siswa mewakili kelompok yang dipilih mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa yang lain memperhatikan

  19. Siswa menanggapi kelompok presentasi

  20. Siswa diminta memberi tepuk tangan kepada kelompok yang presentasi

  IV Kegiatan Akhir Pembelajaran/Penutup

  21. Siswa bertanya seputar materi yang belum dipahami

  22. Siswa bersama guru menarik kesimpulan 23. Siswa mencatat hal-hal yanng dianggap penting.

  24. Siswa mengerjakan soal evaluasi 25.

  Jumlah skor

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

  Menurut zailnal Ariffin (2012) validitas merupakan suatu derajat kelayakan /ketepatan pada instrumen yang dipergunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui tingkat kevalitan suatu soal yang akan di ujikan kepada siswa, maka sebelum diberikan soal tersebut sebaiknya diuji cobakan ke dalam kelas lain untuk mengetahui butir soal yang valid. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan bantuan program Statistical Product

  and Service Solutions (SPSS).

  Pedoman untuk menentukan rentang indeks validitas dapat ukur dengan rentang sebagai berikut (Sugiyono, 2012) :

Tabel 3.5 Perhitungan Pengujian Validitas

  

No. r hitung r kritis Keputusan

r y 0,95 0,30 valid 1 r y 0,79 0,30 valid 2

r y 0,22 0,30 tidak valid

3 r y 0,73 0,30 valid 4 r y 0,79 0,30 valid 5 r y 0,84 0,30 valid 6 r y 0,83 0,30 valid 7

3.5.2 Uji Reliabilitas

  Menurut Usman dan Akbar (2009:287) reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas dapat juga disebut keterandalan, keajegan, consistency, stability atau dependability. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketepatan skor tes. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan di SD Negeri Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Sem darang dengan mengambil responden siswa kelas 5 yang berjumlah 29 siswa. Koefesien reliabilitas selalu berada dalam rentang 0 sampai

  1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes semakin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Sebagai ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai alfa dapat diintepretasikan sebagai berikut (Wardani, dkk, 2012:346):

Tabel 3.6 Rentang Indeks Reliabilitas

  No. Indeks Interpretasi 1. 0,80

  • – 1,00 Tinggi reliabel 2. < 0,80
  • – 0,60 Reliabel 3. < 0,60
  • – 0,40 Cukup reliabel 4. < 0,40
  • – 0,20 Kurang reliabel 5. < 0,20 Tidak reliabel

  Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas soal maka diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

  

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .882

  20 Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

  

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903

  22

3.6 Uji Taraf Kesukaran

  Menurut Wardani, dkk (2012:338) tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Untuk memperooleh soal yang baik selain dengan uji validitas dan reliabilitas yaitu dengan penentuan proporsi dan kriteria soal yang masuk dalam kategori soal mudah, soal sedang atau soal sukar.

  Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran soal sebagai berikut:

  P =

  Keterangan: P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar atau jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta didik, B = jumlah peserta didik yang menjawab betul. N = Jumlah seluruh peserta didik.

  Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tabel pembagian tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101) sebagai berikut:

Tabel 3.9 Intepretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

  Rentang Nilai Kriteria 0,00 Sukar

  • – 0,32 0,33 Sedang – 0,66 0,67 – 1,00 Mudah

  Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas soal maka diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

3.7 Indikator Kinerja

  Hasil belajar IPA adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar sehingga terdapat perubahan perilaku siswa. Indikator kerja yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar Matematika meningkat apabila diatas 80% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Standar KKM yang digunakan adalah 70.

Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Minimal

  

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

Tuntas Nilai

70 Nilai Tidak Tuntas

  70

3.8 Teknik Analisis Data

  Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data instrumen tes dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk membanndingkan nilai tes yang didapat pada kondisi awal, nilai tes setelah dilakukan siklus I dan nilai tes siklus II dan berdasarkan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Data yang diolah dengan analisis deskriptif adalah data dari nilai yang diperoleh pada nilai tes kondisi awal, nilai setelah melakukan siklus I dan siklus II setelah menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi bantuan media barang bekas. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Nilai = x 100%

Dokumen yang terkait

3.1.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II

0 0 12

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 85

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 8