YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya

YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Oleh: Hajju Putrie Annurina

NIM. I 0205074

Dosen Pembimbing:

Ir. Hardiyati, MT Purwanto Setyo N, ST, MT

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Vaastu Vidya

PENYUSUN

: HAJJU PUTRIE ANNURINA

Pembimbing I

Tugas Akhir

Ir. Hardiyati, M.T. NIP. 19561209198601 2 001

Pembimbing II Tugas Akhir

Purwanto Setyo N, ST, MT NIP. 19720324200003 1 001

Mengesahkan,

KetuaJurusanArsitektur FakultasTeknik UNS

Dr. Ir. MohamadMuqoffa, MT. NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program StudiArsitektur FakultasTeknik UNS

KaharSunoko, ST, MT. NIP. 19690320 199503 1 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir disusun Penulis setelah melaksanakan Studio Tugas Akhir selama kurang lebih 3 bulan dan di sidangkan pada 17 September 2012.

Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir Arsitektur ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya. 2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang

baik. 3. Dr. Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 4. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing I selama menjalani mata kuliah Seminar

hingga Tugas Akhir dan sekaligus sebagai selaku Pembimbing Akademik. 5. Purwanto Setyo N, ST, MT, selaku pembimbing II selama menjalani mata kuliah Seminar hingga Tugas Akhir. 6. Ir. Ana Hardiana, MT dan Ir. Avi Marlina, MT selaku penguji Tugas Akhir 7. Seluruh Dosen Jurusan Arsitektur, yang telah membimbing hingga Tugas Akhir 8. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Arsitektur 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan

serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang Tugas Akhir ini akan Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Tugas Akhir Yoga Centre ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amin.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah... atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya.

[Papah&Mamah] yang selalu menanyakan keadaan saya... yang selalu mendukung dan memfasilitasi segalanya.. Thanks mom... Thanks dad... Luv u.. 

[Kakak&Adik] yang juga selalu mendukung dan menyemangati agar cepat menyelesaikan Tugas Akhir dan cepat kerja... 

[Ir. Hardiyati, MT & Purwanto SN, ST, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…

[Ir. Ana Hardiana, ST, MT & Avi Marlina, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…

Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST,

MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.

Teman-Teman

[Edy Susanto] MCSE.CSSA.CISSP.CIEH.APP.RHCE.VCP.RHCSA.CISA.CISM... Maaf.. banyak banget sampe ga bisa saya sebut semua gelar sertifikat IT nya.. Hehe.. Terimakasih telah menyarankan untuk berpindah ke konsep Vaastu... dan terimakasih atas sharing wawasan dan pengetahuan tentang Vaastu demi kelancaran Tugas Akhir.. Terimakasih.. 

[Gerald Ginting] yang selalu mendengarkan keluh kesah selama studio Tugas Akhir... yang selalu memberikan masukan Tugas Akhir.. yang mau berdikusi tentang 5 Elemen Alam dan lain2.. Semoga Tugas Akhir saya bisa dijadikan project nya Harmonisasi Universal.. (uhuy! hihihi )

[Nadya&Nurul] Teman seperjuangan Tugas Akhir dan Studio... Dan juga Sahabat... Yang selalu bersama-sama... Sukses buat kalian berdua...

[Studio 127] akhirnya kita lulus teman…sukses selalu buat kalian… [ALL Sahabat] Setapak demi setapak.. Kita lalui bersama-sama.. Ada sedih.. Ada suka..

Ada senang... Kita rasakan bersama... Dan pada akhirnya, kita semua berjalan sendiri-

Energi 5 Elemen Alam.. Akhirnya Arc Reactor nya selesai jugaaa... hahaha [ALL Arsitek UNS] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya,

semoga kita menjadi orang- orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..

dan Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...Terimakasiiiih.. 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN

ii KATA PENGANTAR

iii LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH

iv DAFTAR ISI

v DAFTAR GAMBAR

xi DAFTAR TABEL

xii DAFTAR SKEMA

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul

I-1

A.1. Judul

I-1

A.2. Pengertian Judul I-1

B. Latar Belakang

I-1

B.1. Yoga dalam Kesehatan

I-2

B.2. Yoga dalam 5 Element Vaastu

I-4

B.3. Yoga dalam Lifestyle

I-4

C. Permasalahan dan Persoalan

I-5

C.1. Permasalahan

I-5

C.2. Persoalan

I-5

D. Tujuan dan Sasaran

I-6

D.1. Tujuan

I-6

D.2. Sasaran

I-6

E. Lingkup dan Batasan Pembahasan

I-6

E.1. Lingkup

I-6

E.2. Batasan Pemahaman

I-6

F. Metodologi dan Strategi desain

I-7

F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea)

I-7

F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep) I-8

F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product)

I-10

G. Sistematika Penulisan Konsep I-10

H. Pola Pikir

I-11 BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Yoga

II-1

A.1. Sistem Yoga

II-1

A.2. Hatha Yoga

II-3

A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan

II-5

A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan

II-5

A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh

II-6

A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress

II-6

A.4. Manfaat dari Yoga

II-7

A.5. Unsur Dasar Yoga

II-8

A.5.1. Sikap tubuh (Fisik)

II-8

A.5.2. Pernapasan

II-10

A.5.3. Sikap Relaksasi

II-11

A.5.4. Menenangkan Pikiran

II-12

B. Tinjauan Vaastu

II-13

B.1. Pengertian Vaastu-shastra

II-13

B.2. Dasar-dasar Vaastu

II-14

B.2.1. Lima Elemen Vaastu

II-15

B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi)

II-17

B.2.3. Bentuk Dasar

II-18

B.2.4. Vaastu Purusha Mandala

II-19

B.2.5. Warna

II-23

B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu

II-25

C. Preseden Design

II-27

C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia

II-27

C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java"

II-31

BAB III ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Analisa Mikro

III-1

A. 1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya

III-1

A. 2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site

III-1

A.2.1. Dasar Pemilihan Lokasi

III-1

A.2.2. Dasar potensi Site

III-2

A. 3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site

III-2

A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih

III-3

A.3.2. Existing Site

III-3

A.3.3. Tinjauan Potensi III-3

A. 4. Penataan Site

III-3

A.4.1. Analisis Klimatologis

III-4

A.4.2. Analisis Noise

III-5

A.4.3. Analisis View Site

III-5

A.4.4. Analisis Zoning

III-6

A.4.5. Analisis Gubahan Massa

III-7

A. 5. Program Ruang

III-8

A. 6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan

III-8

A. 7. Sistem Bangunan

III-9

B. Analisis Mikro

III-9

B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

III-9

B.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan

III-9

B.1.2 Analisis Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiaan III-11

B.1.3 Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre III-11

B.1.4 Analisis Kebutuhan Ruang

III-13

B.2. Analisis Besaran Peruangan

III-15

B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang III-20

B.4. Pendekatan Desain Bangunan

III-21

B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan

III-21

B.5. Pendekatan Struktur

III-24

B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan

III-25

B.6.1 Analisa Pencahayaan

III-25

B.6.2 Analisa Penghawaan

III-27

B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal

III-27

B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi

III-32

B.6.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah III-33

B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir

III-35

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE

A. Konsep Makro IV-1

A. 1. Pemilihan Lokasi

IV-1

A. 2. Existing Site

IV-1

A. 3. Pengolahan Site

IV-2

A.3.1. Klimatologi

IV-2

A.3.2. View dan Orientasi

IV-2

A.3.3. Pencapaian

IV-2

A.3.4. Sirkulasi dalam Site

IV-2

A.3.5. Kebisingan

IV-3

A.3.6. Penzoningan

IV-3

B. Konsep Mikro IV-3

B.1. Kegiatan Yang Diwadahi

IV-3

B.2. Besaran Ruang

IV-4

B.3. Konsep Bangunan

IV-8

B.3.1. Konsep Masa Bangunan

IV-8

B.3.2. Konsep Struktur Bangunan

IV-8

B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan

IV-8

B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal

IV-9

B.3.5. Konsep Sitem Komunikasi IV-10

B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah IV-10

B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir IV-10

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

 Gambar. II. 1 Paanchbhootas II-14  Gambar. II. 2 Lima Elemen Vaastu Menurut 8 Arah

II-15  Gambar. II. 3 Delapan Arah Vaastu

II-17  Gambar. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu

II-19  Gambar. II. 5. Vaastu Purusha

II-19  Gambar. II. 6. Layout Vaastu Purusha Mandala

II-20  Gambar. II. 7. Layout Vaastu Grade A

II-20  Gambar. II. 8. Layout Vaastu Grade B

II-21  Gambar. II. 9. Layout Vaastu Grade C

II-21  Gambar. II. 10. Layout Vaastu Grade D

II-22  Gambar. II. 11. Taman & Lansekap

II-22  Gambar. II. 12. Diagram Warna

II-23  Gambar. II. 13 Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga

II-27  Gambar. II. 14. Ruang Studio Yoga yang dilengkapi fasilitas Yoga II-28  Gambar. II. 15 . Pusat Meditasi Vipassana “Dhamma Java”

II-31  Gambar. II. 16. Ruang Tidur Asrama

II-31  Gambar. II. 17. Ruang Meditasi Bersama

II-32  Gambar. II. 18. Tempat Tinggal Guru

II-32  Gambar. II. 19. Asrama Siswa/Siswi

II-32  Gambar. II. 20. Ruang Makan

II-32  Gambar. II. 21. Kanopi

II-33  Gambar. III. 1. Peta Karanganyar

III-1  Gambar. III. 2. Peta Surakarta

III-1  Gambar. III. 3. Peta Sukoharjo

II-1  Gambar. III. 4. Lahan Site Terpilih

III-2  Gambar. III. 5. Existing Site

III-3  Gambar. III. 6. Analisis Klimatologis

III-4  Gambar. III. 7. Solusi Analisis Klimatologis

III-4  Gambar. III. 8. Analisis Noise

III-5

 Gambar. III. 10. Analisis Zonning II-6  Gambar. III. 11. Analisis Gubahan Massa

III-7  Gambar. III. 12. Struktur Rangka dan Struktur Atap Baja

III-24  Gambar. III. 13. Struktur space frame, struktur kabel

III-25  Gambar. III. 14. Panel Photovoltaic

III-30

DAFTAR TABEL

 Tabel III. 1 . Analisis Kegiatan dan Peruangan III-15  Tabel III. 2 . Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan

III-16

 Tabel III. 3 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kel. Penerimaan

III-16  Tabel III. 4 . Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga

III-17

 Tabel III. 5 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga

III-17

 Tabel III. 6. Analisis Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga

III-18  Tabel III. 7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma

III-18

 Tabel III. 8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang III-18  Tabel III. 9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola

III-19  Tabel III. 10. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Service

III-19

 Tabel III. 11. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunanIII-29  Tabel III. 12. Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir III-38  Tabel IV. 1. Besaran Ruang Kelompok Penerimaan

IV-4  Tabel IV. 2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan

IV-4  Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kegiatan Yoga

IV-5  Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga

IV-5  Tabel IV. 5. Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga

IV-5  Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma

IV-5  Tabel IV. 7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang

IV-5  Tabel IV. 8. Besaran Ruang Kelompok Pengelola

IV-7  Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service

IV-7

DAFTAR SKEMA

 Skema III. 1 . Program Ruang III-8  Skema III. 2. Analisis Kegiatan Penerima

III-11  Skema III. 3. Analisis Kegiatan Utama

III-12  Skema III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga

III-12  Skema III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola

III-12  Skema III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang

III-12

 Skema III. 7. Alur Pergerakan Hub. Antar Kel. Kegiatan Peruangan III-20  Skema III. 8. Macam Pencahayaan

III-25  Skema III. 9. Macam Sistem Penghawaan

III-27  Skema III. 10. Pengkondisian udara dengan AC

III-29  Skema III. 11. Proses Kerja Photovoltaic

III-30  Skema III. 12. Analisa Penyediaan Listrik PLN

III-31  Skema III. 13. Analisa Aplikasi Aliran Listrik Bangunan

III-32  Skema III. 14. Analisa Jaringan Komunikasi

III-32  Skema III. 15. Sistem down feed distribution

III-33  Skema III. 16. Sistem Sanitasi Bangunan

III-34  Skema III. 17. Sistem Sanitasi Air Hujan

II-34  Skema III. 18. Analisa Pengelolaan Sampah

III-35

I-1

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul

A.1. Judul : “Yoga Centre Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya ”

A.2. Pengertian Judul :

Suatu pusat pelatihan kesehatan dan kebugaran melalui program senam Yoga, yaitu olah tubuh (penguasaan diri melalui gerakan badan) yang disertai olah nafas yang bermanfaat untuk menyeimbangkan fungsi tubuh, pikiran dan jiwa agar terjadi keselaran hidup secara lahir maupun batin. Penekanan Arsitektur pada Konsep Vaastu, yang merupakan suatu ilmu konsep dari Ajaran Hindu yang merupakan suatu ilmu bangunan yang disebut Vaastusastra, dalam desain bangunan tersebut.

B. Latar Belakang

Kesehatan yang dapat diartikan pula sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no.23/1992 tentang Kesehatan ). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.

Kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan juga bagi semua makhluk hidup. Bila manusia hidup tanpa kesehatan yang baik adalah sangat menjemukan dan menggelisahkan diri kita. Penyakit yang datang terlalu sering akan membuat kita kehilangan gairah hidup dan juga mental akan terganggu karena kepercayaan diri akan berkurang. Demikian juga akan berpengaruh terhadap emosional dan perkembangan spiritual.

I-2

B.1. Yoga dalam Kesehatan

Masalah kesehatan dan kematian akibat satu penyakit tetap berada dalam tingkatan yang tinggi walaupun kini sudah menggunakan obat- obatan yang efektif disertai terapi untuk mengatasi kondisi tersebut.

Dengan fakta yang ada, lebih dari lima juta warga Negara Amerika mengidap penyakit jantung kronis satu kondisi dimana dalam jangka panjang akan sampai kepada jantung tak mampu memompa darah secara efisien ke bagian tubuh lainnya. Para peneliti di Sekolah Tinggi Kedokteran di Universitas Emory di Atlanta yang menilai efektifitas dari latihan yoga selama enam pekan yang dilakukan oleh 19 penderita jantung yang pernah mengalami serangan, mendapatkan latihan fisik yoga mengurangi tanda-tanda inflamasi yang berkaitan dengan gagal jantung sementara itu juga telah meningkatkan toleransi terhadap latihan fisik dan kualitas hidup.

Melakukan latihan yoga selama delapan pekan terbukti memberikan manfaat bagi pasien pengidap penyakit jantung yang pernah terkena serangan jantung dan mengurangi tanda-tanda resiko terjadi inflamasi yang seringkali dikaitkan dengan kematian, demikian hasil satu

penelitian terkini yang dipublikasikan belum lama ini. 1

Dikatakan oleh Jung (dalam Krisna,1999) bahwa latihan yoga juga menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan mental manusia. Dinyatakan bahwa yoga dapat mengolah rasa, dapat dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika yang menyebutkan bahwa yoga tidak hanya menenangkan pikiran saja, tetapi manfaat yoga sangat banyak sekali seperti menyembuhkan penyakit hipertensi, kanker, jantung. Bahkan yoga dapat juga mengurangi stres dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat dari banyak orang yang telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya, Shindu (2006). Hal tersebut dikarenakan gerakan yang terdapat di dalam

1 Http://www.resep.web.id/kesehatan/yoga-tingkatkan-kesehatan-jantung.htm/

I-3

Senam Yoga cukup banyak memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran. Dan kondisi fisik yang sehat pun juga akan membawa lebih banyak kesehatan dalam aspek mental dan emosional manusia. Kondisi mental dan emosi yang sehat turut ambil bagian dalam menciptakan kesehatan tubuh fisik seseorang. Sehingga Yoga merupakan suatu pendekatan terhadap kesehatan yang bertujuan untuk membantu semua komponen tubuh agar bekerja sama dalam harmoni.

Menurut Weller (2001), yoga berasal dari kata sanskerta ”yuj” yang berarti “menghubungkan”, yaitu menghubungkan manusia dengan Sang

Pencipta. Dalam yoga yang paling berperan adalah olah nafas (pranayama), dimana nafas menjadi bagian terpenting dalam yoga meskipun tidak mengesampingkan gerakan (asana), meditasi, dan relaksasi. Hubungan antara pikiran dan nafas dapat dibuktikan, apabila dalam keadaan tenang nafas kita menjadi lebih pelan dan panjang. Sedangkan dalam keadaan marah dan takut maka nafas kita menjadi pendek dan cepat. Selain olah nafas (pranayama), gerakan dalam yoga (asana) juga sangat diperlukan sebagai koordinasi antara otot dan nafas, sehingga bahwa yoga dapat juga menguatkan tulang. Gerakan – gerakan dalam yoga banyak sekali diambil dari nama binatang, karena beranggapan bahwa binatang itu selalu sehat. Dalam yoga juga terdapat sesi relaksasi. Relaksasi dilakukan dalam yoga setelah melakukan gerakan tubuh (asana). Relaksasi sangat diperlukan dalam yoga karena dengan relaksasi akan mengembalikan keadaan tubuh secara stabil, apabila ada yang kelebihan oksigen di tempat-tempat tertentu. Dengan melakukan relaksasi maka tubuh akan menjadi rileks dan pikiran menjadi tenang karena oksigen yang berada dalam tubuh seimbang sehingga dapat memperlancar peredaran darah. Dr. Borysenko (dalam Benson, 2000) menyatakan bahwa terapi perilaku berdasarkan pembangkitan respon relaksasi merupakan upaya mempermudah mengatasi masalah.

Dalam yoga dikenal juga bagian meditasi. Menurut Widagdo (dalam Ety, 2002) mengatakan bahwa meditasi adalah suatu perjalanan

I-4

yang bertitik pada keyakinan akan hidup ilahi dalam diri kita. Dalam meditasi kita mengadakan kontak dengan sang sumber kehidupan, dan secara sederhana meditasi berarti hening.

B.2. Yoga dalam 5 Elemen Vaastu

Dalam filsafat Yoga, Energi 5 Elemen dikenal dengan nama Prana. Istilah pran atau prana berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya daya hidup, tenaga vital, atau esensi. Prana ada pada sinar matahari, terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang menyerap sinar matahari, dan ada di dalam udara. Praktisi Yoga memanfaatkan prana untuk kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung makanan yang sehat yang mengandung energi prana, melakukan pernapasan sehat yang disebut Pranayama, dan melakukan gerakan atau olahraga sehat Yoga Asana untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kosentrasi dalam

latihan meditasi. 2

B.3. Yoga dalam Lifestyle

Dewasa ini Yoga menjadi salah satu alternative latihan kesehatan harian dan bahkan gaya hidup yang semakin popular. Orang-orang semakin melirik senam Yoga (yang disebut asanas) disamping latihan kebugaran yang lain seperti Aerobik, BL, Pilates dan lain sebagainya. Ini disebabkan Yoga adalah senam latihan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan keseimbangan mental ini memiliki beberapa kelebihan karena Yoga dapat menjaga keseimbangan alarm tubuh dengan mempraktikkan prinsip-prinsip yoga, antara lain berlatih dengan teratur, bernafas dalam, pola makan yang seimbang, beristirahat cukup, berpikir positif, dan meditasi. Intinya, dengan berlatih yoga seseorang dapat mengenal lebih baik tubuhnya, sekaligus Tuhannya, seperti berlatih meditasi dan melaksanakan apa yang disebut dalam filosofi dalam kehidupan sehari- hari. Suatu latihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita juga adalah

2 Gondosari, Aleysius H. , (2010), The Secret of 5 Elements, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

I-5

bagian dari alam semesta. Kesadaran bahwa segala tindakan kita secara pribadi tentunya akan berdampak pada masyarakat di sekeliling kita, dan juga alam yang lebih luas.

Banyaknya sanggar yoga yang berada di kota-kota besar menjadi salah satu alternatif sebagai daya tahan terhadap stres. Bahkan di Jakarta bahwa yoga menjadi trend gaya hidup, dimana orang yang mengikuti yoga di sanggar-sanggar dapat menaikkan strata sosial.

Bahkan sekarang yoga sudah mulai ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Bahkan sekarang banyak penginapan yang menggunakan yoga sebagai salah satu fasilitasnya. Sedangkan di kota Surakarta, Olahraga Yoga itu sendiri masih sedikit, jumlahnya masih dalam skala kecil untuk pembimbingan olahraga yoga. Melihat kondisi tersebut di butuhkan sebuah wadah yang dapat memfasilitasi kegiatan olahraga Yoga yang di harapkan sebagai wadah atau sarana kesehatan masyarakat kota Surakarta.

Permasalahan yang ada adalah bagaimana menciptakan suatu wadah kegiatan Yoga dan olahraga yang lain yang saling menunjang dan yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi kegiatan Yoga yang sudah menjadi lifestyle, ke dalam sebuah karya arsitektur yang berkembang di kota Surakarta.

C. Permasalahan dan Persoalan

C.1. Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Yoga Centre dengan penerapan Konsep Vaastu yang desainnya mencakup prinsip Vaastu.

C.2. Persoalan

Untuk memenuhi tuntutan sebuah Yoga Centre maka perlu dipecahkan beberapa permasalah khusus yaitu:

a. Menentukan site untuk mendukung kegiatan Yoga.

I-6

b. Menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan pusat pelatihan.

c. Pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang dan besaran ruang kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan yang diwadahi dalam pusat kegiatan Yoga.

d. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan penampilan bangunan dalam konsep vaastu vidya.

e. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas bangunan.

D. Tujuan dan Sasaran

D.1. Tujuan

Dengan melihat fenomena dan permasalahan yang berkembang maka kegiatan ini bertujuan untuk membangun konsep perencanaan dan perancangan Yoga Centre dengan pendekatan Arsitektur yang berkonsep Vaastu di Surakarta.

D.2. Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang diambil adalah pengkajian tentang Yoga Centre dengan pendekatan pada:

a. Konsep lokasi dan site yang tepat.

b. Konsep peruangan dan penzoningan dalam site yang sesuai dengan kelompok kegiatan yang diwadahi.

c. Konsep ekspresi bangunan yang sesuai dengan Konsep Vaastu.

E. Lingkup dan Batasan Pembahasan

E.1. Lingkup

Pembahasan pada aspek disiplin ilmu arsitektur, dengan penekanan pada Prinsip Vaastu sedang ilmu di luarnya dibahas seperlunya.

E.2. Batasan

Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang akhirnya akan menghasilkan konsep yang berupa penyelesaian masalah.

I-7

F. Metodologi dan Strategi Desain

Di dalam strategi dan metodologi rancang bangun, pembahasan dilakukan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahapan terdiri atas metode yang hampir sama, yakni analisa dan sintesa. Menganalisa permasalahan yang ada kemudian menyimpulkannya sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan perancangan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:

F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea) Main idea merupakan gagasan awal yang didapat dari suatu topik atau fenomena yang ingin disampaikan. Pengungkapan main idea berkembang dengan adanya studi pustaka dan eksplorasi.

a. Penjabaran Main idea

Pada tahap ini, main idea yang di peroleh dari suatu topik disusun menjadi beberapa pustaka (kutub-kutub). Kutub-kutub yang telah ditentukan tersebut kemudian dijadikan sebagai materi eksplorasi, yang meliputi teori dan data terkait.

Dalam hal ini kutub-kutub yang menjadi materi eksplorasi adalah mengenai Yoga dan Meditasi, Vaastusastra dan berbagai Pusat Yoga dan Pusat Meditasi

b. Eksplorasi Main Idea

Eksplorasi dilakukan dengan menguraikan kutub-kutub yang telah ditentukan pada tahap penjabaran main idea. Masing-masing kutub dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama lain untuk mencari hubungan antar kutub yang meliputi permasalahan yang menjadi esensi pemicu yang nantinya dapat dijadikan sebagai strategi rancang bangun. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras antara persepsi yang ada dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Proses eksplorasi ini juga menjadi dasar pemahaman-pemahaman

I-8

yang diperlukan dalam proses selanjutnya, seperti pada penentuan judul dan proses pendekatan konsep rancang bangun, dsb.

c. Pengumpulan Data

Dalam mengekslorasi main idea diperlukan adanya data-data riil sebagai pendukung maupun penguat argumen yang disampaikan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yakni:

 Obervasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap kondisi wadah aktivitas yoga yang sudah berfungsi

sebagai wadah aktivitas kegiatan, ataupun tempat dengan fungsi lain namun digunakan sebagai wadah aktivitas yoga dan kesehatan.

 Mencari data-data terkait dengan aktivitas Yoga yang ada di

Surakarta dan kota-kota lain.  Mencari data spesifik dan referensi pustaka untuk

mendapatkan masukan dalam bentuk landasan teori maupun preseden baik dari internet, media cetak/ elektronik, maupun buku acuan.

F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep)

a. Studi Pustaka dan Eksplorasi Lanjut

Studi pustaka dan eksplorasi lanjut merupakan proses yang terus dilakukan hingga proses akhir untuk mengatasi permasalahan- permasalahan yang mengalami perkembangan. Studi pustaka dan proses eksplorasi dibutuhkan untuk menyelaraskan persepsi yang ditangkap dengan permasalahan yang berkembang.

b. Pengumpulan Data Tambahan

Perkembangan permasalahan diikuti dengan diperlukannya data-data tambahan untuk mengeliminasi asumsi dengan data-data yang relevan.

c. Reduksi dan Analisa Data

Selama proses pematangan dan penyusunan konsep berlangsung pemenggalan dan penyederhanaan sebagian data atau

I-9

informasi akan sangat membantu terutama agar proses analisa lebih efisien. Beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar dan proses analisa, yakni:  Kualitatif, dengan menentukan kriteria karakteristik yang sesuai

dengan tuntutan yang memperhatikan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada lingkungan objek observasi. Analisis ini digunakan pada:

• Penentuan tapak berdasarkan potensi dan masterplan. • Penentuan ungkapan fisik desain bangunan yang sesuai

dengan prinsip Vaastu.  Kuantitatif, yang merupakan asumsi proyeksi untuk

menghasilkan variabel-variabel pasti dari objek. Analisis ini digunakan pada:

• Penentuan program kegiatan berdasarkan kelompok

kegiatan dan kebutuhan ruang • Penentuan besaran ruang dan organisasi ruang yang

relevan dengan konfigurasi kegiatan.

F.3. Tahap III (Strategi Desain) Pendekatan desain (design approach) merupakan tahapan manifestasi konsep ke dalam desain. Konsep makro dan mikro yang diinventarisir dari konsep, diberikan beberapa alternatif desain dengan menggunakan pembobotan. Pembobotan dibuat berdasarkan kriteria- kriteria yang telah ditentukan yang dijadikan acuan dalam menilai alternatif-alternatif yang ada. Alternatif desain dengan nilai pembobotan yang paling mendekati kriteria merupakan produk awal desain (preliminary product).

Dalam perumusan konsep rancang bangun Yoga Centre, strategi desain menekankan pada Arsitektur yang menerapkan dari prinsip Vaastu. Strategi disain yang dibahas meliputi: Strategi Bentuk Massa, meliputi:

I - 10

 Menerapkan bentuk dasar massa yang sesuai dengan bentuk dasar massa bangunan, yaitu persegi empat dan pengembangannya.

 Menerapkan bentuk dasar „open space’ yang sesuai dengan

bentuk dasar ruang, yaitu lingkaran. Strategi Komposisi Massa, meliputi:  Menerapkan susunan massa yang sesuai dengan pola kegiatan

Yoga, yaitu terpusat. Strategi Ekspresi Massa, meliputi:  Menerapkan bentuk tampilan bangunan yang sesuai dengan bentuk tampilan, terutama untuk bentuk, pengadaan elemen pilar bangunan

 Tanpa menggunakan ornament sehingga terkesan minimalis.

F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product) Tahap ini merupakan presentasi akhir dari perencanaan dan perancangan Yoga Centre. Preliminary product yang didapat dari design approach disatukan sehingga didapat final product. Final product yang disajikan meliputi design approach dan gambar main design maupun complementary design.

G. Sistematika Penulisan Konsep BAB I. : PENDAHULUAN

uraian singkat permasalahan yang dihadapi, tindakan yang perlu dilakukan dan hal-hal yang ingin dicapai berdasarkan pembahasan secara keseluruhan. Kemudian garis besar uraian ini diterjemahkan ke dalam judul, pemahaman judul, latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan sasaran, kerangka teoritikal pustaka, strategi dan metodologi rancang bangun, dan pelaporan.

I - 11

BAB II. : TINJAUAN TEORI

Membahas dan menguraikan tinjauan Yoga Centre (pemahaman yoga, sejarah yoga, manfaat yoga, tugas dan fungsi, jenis kegiatan yang diwadahi, pelaku kegiatan yang diwadahi, dan tinjauan Pusat Yoga yang telah ada sebelumnya), tinjauan Vaastu Sastra (pemahaman, dan prinsip-prinsip di dalamnya).

BAB III : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain bangunan dan juga pendukungnya.

BAB IV : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTER

Merencanakan konsep Yoga Centre berdasarkan analisa pendekatan konsep perancangan.

H. Pola Pikir

Eksplorasi

JUDUL

Latar Belakang

Permasalahan

ANALISA

 Bagaimana merencanakan dan

 Kesehatan

YOGA CENTRE

 Kesehatan itu

merancang suatu bangunan Yoga

Makro

 Yoga Centre dengan penerapan Konsep Sebagai Sarana

penting

 Analisa lokasi site

Vaastu yang desainnya mencakup

Kesehatan

 Yoga Dalam

 Kondisi existing site

 Vaastu-

prinsip Vaastu

 Orientasi Bangunan

 Yoga dalam 5

 Menentukan site untuk

Approach

 Wadah  Klimatologis

Arsitektur

Konsep Vaastu

mendukung kegiatan Yoga

Vaastu

Vidya

dengan penggunaan penerapan

 Yoga Dalam

konsep Vaastu.

Mikro

Lifestyle

 Menentukan pelaku dan jenis

 Peruangan

Kota Surakarta

kegiatan didalam bangunan

 Sirkulasi

dan Sekitarnya

pusat pelatihan.

 Potensi Surakarta

 Pendenahan

 Pembagian zona kegiatan,

Final

dan sekitarnya

 Sistem Akustik

terhadap skala

hubungan ruang, organisasi

 Fungsi Kegiatan Design

pelayanan

ruang dan besaran ruang

 Pola Tata Letak

perkembangan

kegiatan pendidikan, pelatihan

Yoga.

 Massa Bangunan

dan pembinaan yang diwadahi

 Tampilan Bangunan

dalam pusat kegiatan Yoga.

 Landscape

I - 12

 Bagaimana rumusan konsep

 Sistem Support bentuk dan penampilan

bangunan dalam konsep vaastu. 

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Yoga

Kata “Yoga” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “untuk mempersatukan” atau “untuk menyelaraskan”. Yoga merupakan suatu sarana

dalam upaya untuk mencapai suatu tingkat dimana aktifitas tubuh, pikiran, dan jiwa berfungsi bersama secara harmonis.

Yoga juga mengacu pada persatuan antara individu dengan sesuatu yang lebih besar, baik yang disebut Tuhan, yang illahi, atau lain sebagainya. Meskipun demikian, Yoga tidak menghadirkan atau mengembangkan suatu agama tertentu. Yoga merupakan suatu sistem yang tujuannya adalah untuk membantu orang mencapai potensi mereka yang sepenuhnya melalui peningkatan kesadaran. Dengan menggunakan teknik yang telah ada sejak zaman permulaan dan yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang tertarik, berbagai sikap bekerja ke arah pengembangan setiap indra manusia baik fisik, mental, emosional, dan spiritual.

A.1. Sistem Yoga 1

Yoga sering dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Yoga adalah suatu sistem yang mempunyai banyak cabang, masing-masing dengan fokus, seperangkat aturan, dan etikanya sendiri (prinsip etika universal dan peraturan mengenai perilaku). Yoga telah menjadi sebuah sistem sejak 3000 tahun yang lalu oleh seseorang ahli filsafat Hindu bernama Patanjali. Berbagai unsur yang disebut di dalam tulisan ini dan muncul dalam wujud 185 ungkapan pada hasil karya Patanjali yang sangat men-detail dan dikenal sebagai Yoga Sutra, dipercaya telah ditulis antara tahun 400 dan 200 Sebelum Masehi. Tulisan ini dianggap sebagai suatu hasil karya yang menentukan Yoga.

Suatu disiplin psikologis, spiritual dan fisiologis telah menjadi suatu bagian yang melengkapi kebudayaan India selama beribu-ribu tahun. Para ahli Yoga masa lampau mengembangkan sistem Yoga karena mereka percaya bahwa dengan melatih tubuh dan pernapasan, mereka bisa menguasai sifat alami pikiran, emosi, dan kesejahteraan mereka secara umum.

Asal mula Yoga tetap menjadi suatu misteri karena filosofi Yoga diturunkan secara lisan diterima oleh para guru melalui meditasi. Penjelasan pertama secara tertulis mengenai Yoga muncul dalam kumpulan kitab Hindu yang disebut Vedas, kira-kira sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi.

Bagaimanapun berbagai penemuan arkeologis berupa keramik yang masih utuh di Lembah Indus yang melukiskan figur dalam berbagai posisi meditasi yoga telah dilatih setidaknya sejak 5000 tahun yang lalu.

Yoga diperkenalkan ke dunia Barat oleh seorang bijak dari India bernama Swami Vivekananda, yang telah mempertunjukkan berbagai posisi Yoga dalam sebuah World Fair di Chicago pada tahun 1890-an. Ini menarik minat banyak orang dan menjadi landasan munculnya banyak ahli Yoga dan Swami (guru agama Hindu) dan India di tahun-tahun berikutnya. Sekarang ini, Yoga tumbuh dengan subur di seluruh dunia. Berbagai posisi atau sikap Yoga telah menerobos ke dalam kebudayaan fisik masa kini melalui berbagai cara : Yoga dapat dikenali dalam aerobik, rutinitas peregangan, dan muncul atau diadaptasi dalam tarian, olahraga senam dan pemanasan olahraga yang dilakukan secara rutin.

Setiap cabang yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan Yoga berkonsentrasi pada cara-cara yang berbeda untuk mencapai perpaduan antara jiwa individu dengan jiwa universal atau dengan sifat keillahian dalam diri individu yaitu kehebatan potensi manusia. Setiap cabang dimaksudkan

untuk menampung kebutuhan dari semua jenis orang.

A.2. Hatha Yoga 2

Sistem Yoga ini bekerja melalui penguasaan tubuh. Hal ini dicapai dengan cara mewujudkan pengalaman pada panca indra, pengalaman fisik bersama dengan kesadaran pernapasan. Hatha Yoga merupakan suatu cabang Yoga yang praktis, suatu sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik membentuk sikap tubuh, pernapasan, dan relaksasi. Hatha Yoga merupakan cabang Yoga yang paling terkenal di dunia Barat. Berbagai teknik ini bermanfaat bagi otot, kerangka tubuh, sistem saraf, berbagai kelenjar dan organ-organ penting. Tujuan Hatha Yoga adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber cadangan energi tubuh.

Istilah “hatha” adalah gabungan dari kata “ha” yang berarti “matahari” dan “tha” yang berarti “bulan”, sehingga gabungan keduanya memiliki arti

kebersamaan atau penyeimbangan dari sebuah dualitas yang diwujudkan dalam sangat banyak cara : pria dan wanita, siang dan malam, terang dan gelap, stabilitas dan mobilitas, panas dan dingin, yin dan yang atau banyak pasangan lain yang walaupun berlawanan tetapi saling menyeimbangkan.

Sebagai konsep terapan, Hatha Yoga adalah mengenai membawa dua sisi tubuh ke dalam keadaan seimbang yang dinamis, keseimbangan antara stabilitas dan mobilitas. Keseimbangan ini dapat dicapai melalui pengembangan kekuatan dan kelenturan secara merata pada dua sisi tubuh, dan dari bagian dalam tubuh akan bekerja secara lebih efisien dan dengan ketenangan yang lebih besar. Pada saat yang sama, Hatha Yoga mempengaruhi otak kiri dan kanan untuk bekerja secara seimbang, sehingga sisi logika, matematika dan sisi kreatif, serta sisi intuitif terdorong untuk bekerja secara harmonis.

Sebagian orang percaya bahwa tujuan dari sistem Yoga ini juga untuk mempersiapkan tubuh dan pikiran bagi Raja Yoga, yang bekerja pada

peningkatan kesadaran walaupun apabila berdiri sendiri Hatha Yoga juga mendesak pengaruh yang akan melengkapi pikiran dan tubuh.

2 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Banyak sikap atau posisi Yoga yang telah disesuaikan dan disederhanakan bagi tubuh orang-orang barat yang barangkali tidak terbiasa dengan latihan ini. Sebagai contoh, di dunia Barat, orang-orang terbiasa duduk di atas kursi, sedangkan orang India terbiasa untuk duduk bersila ataupun berjongkok di lantai. Dalam budaya India, anak-anak seringkali diperkenalkan pada Yoga sejak usia yang sangat muda, sehingga mereka dapat mulai melatih kelenturan lebih awal.

Karena beberapa alasan inilah maka diperlukan waktu bertahun-tahun penuh dengan latihan yang berdedikasi tinggi agar dapat melakukan beberapa sikap Yoga yang lebih kompleks, sehingga hal ini juga mengharuskan adanya peningkatan selama mempelajari Yoga. Tegangan dan tekanan dalam kehidupan modern juga dapat menurunkan kelenturan dan dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk mengambil dan mempercayai kekuatan dari berbagai sumber di dalam diri.

Sebagian besar aliran dan berbagai bentuk Hatha Yoga melekat pada unsur-unsur dasar Yoga yang sama dengan sedikit perbedaan penekanan pada cara pengajaran dan latihan. Empat aliran yang umum adalah Iyengar, Sivananda, Astanga, dan Kundalini. Raja Yoga, sebaliknya, bekerja untuk mencapai perpaduan antara pikiran dan jiwa melalui penguasaan pikiran. Raja

Yoga yang dianggap jalur ningrat dari Yoga (“raja” dalam bahasa Sanskerta berarti yang tertinggi), melibatkan disiplin mental yang bekerja untuk menenangkan berbagai proses berpikir yang tidak pernah berhenti dan menguasai kesadaran. Lebih tepat lagi, hal ini mengacu pada keahlian untuk mengembangkan kesadaran.

Terdapat beberapa cabang lain dari Yoga selain Hatha dan Raja hasil dari interpretasi yang variatif terhadap berbagai tipe Yoga yang berbeda yang

didiskusikan dalam naskah-naskah Hindu Kuno yaitu Upanishad dan Bhagavad Gita., dimana para individu memberikan penekanan pada aspek- aspek tertentu dan mendirikan aliran-aliran yang didasarkan pada interpretasi mereka tersebut. Hal ini meliputi Jnana Yoga (mencapai pengetahuan dengan mempelajari kitab-kitab dan dengan bermeditasi), Bhakti Yoga (bekerja didiskusikan dalam naskah-naskah Hindu Kuno yaitu Upanishad dan Bhagavad Gita., dimana para individu memberikan penekanan pada aspek- aspek tertentu dan mendirikan aliran-aliran yang didasarkan pada interpretasi mereka tersebut. Hal ini meliputi Jnana Yoga (mencapai pengetahuan dengan mempelajari kitab-kitab dan dengan bermeditasi), Bhakti Yoga (bekerja

A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan 3

Kesehatan yang baik, menurut filosofi Yoga, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi olahraga yang teratur dalam bentuk melakukan berbagai sikap fisik, pernapasan yang baik, istirahat yang cukup dan relaksasi, meditasi untuk mempertajam fokus dan ketenangan mental, berpikir positif, serta pola makan yang sehat dan seimbang. Yoga adalah satu dari beberapa sistem yang mencakup seluruh komponen tersebut.

A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan

Yoga adalah sebuah sistem untuk mempertahankan kesehatan dan menanamkan kebahagiaan serta rasa tercukupi, dan juga merupakan sistem yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Yoga mencapai hal ini dengan mengajarkan kepada kita bagaimana mendengarkan sumber-sumber tenaga dalam kita dan menumbuhkan kesehatan serta kesejahteraan dari dalam. Kebahagiaan sejati tidak

bisa dibeli ini merupakan hasil dari investari seumur hidup pada diri kita sendiri. Menurut filosofi Yoga, kondisi urat-urat saraf, kelenjar- kelenjar, dan organ-organ vital menentukan sesehat apa penampilan dan perasaan seseorang. Latihan Yoga yang teratur akan membantu untuk mengatasi penumpukan ketegangan yang berlebihan dan penurunan keadaan fisik secara umum akibat dari kelalaian seseorang dalam menangani tubuhnya atau sebagai akibat dari penuaan dini. Karena itu Yoga dapat meningkatkan keremajaan tubuh dan kejernihan pikiran.

A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh

Yoga adalah sarana untuk lebih mengenal tubuh (baik di bagian dalam maupun luar). Sistem latihan peregangan akan memperkuat, menentukan suasana, dan membantu agar seluruh tubuh mencapai sikap yang tepat. Berbagai sikap Yoga yang berbeda-beda dirancang untuk memberikan manfaat pada setiap struktur anatomi, sistem, dan organ tubuh. Proses pembelajaran mengenai cara menolong tubuh agar berfungsi secara sehat dapat meningkatkan kemampuan, dan dalam rangka meningkatkan ketenangan pikiran dan kestabilan emosi, Yoga menawarkan panduan untuk menyempurnakan berbagai perubahan pada kondisi fisik, emosi, mental, dan rohani, serta untuk membawa seluruh tubuh ke dalam keseimbangan dan kesehatan.

A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress

Ritme hidup sekarang ini berjalan sangat cepat, penuh kompetisi dan penuh dengan stres meskipun manfaat dari tingkat stres yang rendah juga tidak dapat diabaikan karena justru dapat memotivasi, memberikan kegembiraan dan menyegarkan. Meskipun demikian, ketika tuntutan yang dibebankan kepada kita melebihi tingkat kebiasaan dan kemampuan kita (baik secara fisik, emosi, ataupun mental), kita akan merasakan ketidaknyamanan dan ketegangan serta pertahanan tubuh bekerja secara berlebihan dan akhirnya menjadi kelelahan. Efek sampingnya antara lain adalah rasa fustasi, ketegangan otot (yang dapat menimbulkan masalah pada punggung), depresi, kecemasan, gangguan pernapasan, dan masalah konsentrasi.

Yoga pertama-tama akan melepaskan, kemudian mencegah pengaruh gejala stres tersebut pada tubuh. Latihan kelenturan sangat membantu dalam mencegah ataupun mengurangi tegangan pada otot dengan seketika. Kemudian yang kedua yang akan dilakukan oleh Yoga adalah mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur sebagai akibat dari stres melalui pernapasan yang mendalam dan terkontrol Yoga pertama-tama akan melepaskan, kemudian mencegah pengaruh gejala stres tersebut pada tubuh. Latihan kelenturan sangat membantu dalam mencegah ataupun mengurangi tegangan pada otot dengan seketika. Kemudian yang kedua yang akan dilakukan oleh Yoga adalah mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur sebagai akibat dari stres melalui pernapasan yang mendalam dan terkontrol

A.4. Manfaat Dari Yoga

Yoga cocok dan bermanfaat bagi semua orang dari seluruh kelompok usia dan dari seluruh tingkat kebugaran. Yoga dapat diadaptasi mulai dari bentuk latihan yang sangat lembut dan ringan sampai latihan yang sangat bersemangat, tergantung pada kondisi orang yang melakukan latihan. Latihan Yoga yang teratur juga dapat digabungkan dengan kegiatan lain seperti senam, program latihan untuk jantung, olahraga, ataupun menari.

Manfaat yang diperoleh dari berlatih Yoga antara lain 4 :

 Mengatasi permasalahan kesehtan tubuh, baik organ tubuh luar maupun organ tubuh dalam.  Membantu mengontrol reaksi emosional, pikiran pada situasi tertentu.  Meningkatkan fleksibilitas diri yang akan membantu mencegah terjadinya

cedera.  Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh sel otak dan sel

tubuh sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat.  Menurunkan tekanan darah dan stress sehingga mengurangi tegangan saraf-saraf otot.  Mengeluarkan racun (CO 2 ) dan meningkatkan kapasitas O 2 lebih banyak sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh yang rusak.

 Memperbaiki postur tubuh agar lebih proporsional dan menumbuhkan rasa percaya diri.

 Membangun stamina dan memperkuat otot serta meningkatkan keseimbangan tubuh.  Meningkatkan ketenangan bathin dengan fokus pikiran lebih damai dan tenang.  Memperpanjang daya ingat.

A.5. Unsur Dasar Yoga 5

Unsur-unsur dasar tertentu yang umum pada sebagian besar aliran Yoga menjadi dasar bagi perkembangan Yoga secara keseluruhan. Berbagai unsur tersebut adalah : Sikap Tubuh, Pernapasan, Relaksasi, dan Meditasi. Unsur- unsur ini berperan utuh dalam latihan Hatha Yoga. Sebagai contoh dalam melakukan sebuah sikap Yoga, kesadaran pernapasan membantu untuk meminimalisasi tegangan yang tidak perlu akan membantu memusatkan perhatian (fokus). Dalam setiap sikap, penting untuk menemukan keseimbangan antara relaksasi atau menyerahkan diri ke dalam sebuah sikap sambil tetap menjaga kesadaran dan tetap terikat secara aktif dalam melakukan posisi tersebut. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan menjadikan sikap relaksasi sebagai bagian yang melengkapi latihan Yoga.

Sangatlah penting untuk memasukkan latihan meditasi yang teratur sebagai bagian dari latihan Yoga, Meditasi akan melatih untuk memiliki kesadaran yang melampaui kemampuan memusatkan perhatian sepenuhnya pada masa sekarang pada setiap detail dan sensasi fisik dari sikap Yoga yang sedang dilakukan. Latihan Hatha Yoga yang teratur akan membantu meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan posisi duduk yang nyaman selama periode waktu tertentu, karena hal ini dibutuhkan dalam meditasi.

A.5.1. Sikap Tubuh (Fisik)

5 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Titik awal dari seluruh gerakan sikap-sikap adalah bagaimana tubuh bertindak dalam ruang. Sikap yang sehat adalah sikap dimana hanya terdapat sejumlah tegangan yang diperlukan oleh otot untuk menopang tubuh agar tetap tegak. Keseimbangan yang dinamis antara keadaan rileks dan keadaan aktif yang bugar.

Sikap yang sehat melibatkan keseimbangan pada dua sisi tubuh. Keseimbangan ini didapat ditunjang oleh posisi rangka tubuh yang benar dan otot yang seimbang. Hal ini meliputi memberikan tarikan pada tubuh mulai dari pinggang ke atas, sehingga kepala dan tubuh bagian atas merasa santai dan ringan, disertai dengan kaki yang berjejak dengan baik sehingga sehingga memberikan dasar yang stabil bagi tubuh. Pernapasan seharusny menjadi teratur, ringan dan mengalir secara alamiah.

Pada saat seseorang mengalami ketidakseimbangan anatomi seperti skoliosis atau kaki yang tidak sama panjang, maka usaha yang dilakukan adalah untuk sebanyak mungkin meningkatkan rasa keseimbangan pada tubuh dan juga rasa santai.