TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public in District of Kartasura, Sukoharjo Regency

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh: RADI IMAN DAMALIK NIM. I 0105110 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

LEMBAR PERSETUJUAN TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public

in District of Kartasura, Sukoharjo Regency

Disusun oleh: RADI IMAN DAMALIK NIM. I 0105110

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Koosdaryani, MT Ir. Siti Qomariyah, MSc NIP. 19541127 198601 2 001

NIP. 195806151985012001

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI TINJAUAN TERHADAP USAHA MEMAKSIMALKAN PELAYANAN AIR BERSIH KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public

in District of Kartasura, Sukoharjo Regency

Disusun oleh: RADI IMAN DAMALIK NIM. I 0105110

Telah dipertahankan dihadapan Tim Pengujin Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari Selasa, 2 Februari 2010 :

1. Ir.Koosdaryani, MT …………………………. NIP. 19541127 198601 2 001

2. Ir. Siti Qomariyah, MSc …………………………... NIP. 19580615198501 2 001

3. Ir. Budi Utomo, MT …………………………... NIP. 19600629 198702 1 002

4. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT. …………………………... NIP. 19581127 198803 1 001

Mengetahui, Disahkan, a.n. Dekan Fakultas Teknik

Ketua Jurusan Universitas Sebelas Maret

Teknik Sipil Pembantu Dekan I

Ir. Noegroho Djarwanti, MT. Ir. Bambang Santosa, MT. NIP. 19561112 198403 2 007

NIP. 19590823 198601 1 001

ABSTRAK

Radi Iman Damalik, 2009, Tinjauan Terhadap Usaha Memaksimalkan Pelayanan Air Bersih Kepada masyarakat Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini dilatar belakangi atas beberapa hal. Hal tersebut yaitu masih sedikitnya jumlah konsumen aktif PDAM dibandingkan dengan kapasitas produksi air PDAM Kabupatan Sukoharjo sehingga perlu dilakukan peningkatan cakupan pelayanan air bersih kepada konsumen. Strategi peningkatan cakupan pelayanan PDAM Kartasura tahun 2009-2012 yaitu pembangunan dan pengembangan sistem penyediaan air bersih di Baki. Tujuan skripsi dibuat untuk mengetahui kapasitas produksi air bersih yang dimiliki PDAM, mengetahui pemborosan sistem kapasitas produksi PDAM, mengetahui cakupan pelayanan air bersih yang dicapai oleh PDAM, mengetahui tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air yang terlayani, mengetahui tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air PDAM. Metodologi yang digunakan adalah metode analisis SWOT perusahaan. Metode ini dipergunakan untuk mencari permasalahan dan penyelesaian masalah pelayanan yang terjadi di PDAM Kartasura. Dari hasil pengolahan data-data internal dan eksternal PDAM Kartasura menunjukkan keadaan cakupan pelayanan PDAM Kartasura mencapai 12,88% di bulan April 2009. Pada bulan April 2009 kehilangan air yang tidak dipertanggungjawabkan sebesar 18,15%. Dari analisis SWOT menunjukkan keberadaan strategi PDAM mengalami penciutan, artinya perusahaan dapat melakukan efisiensi di semua lini serta berusaha mendapatkan dana tambahan dari investor. Strategi PDAM Kartasura meningkatkan cakupan pelayanan dengan membangun dan mengembangkan sistem penyediaan air di Baki merupakan tindakan realitis dan bijak. Kesimpulan skripsi ini yaitu usaha memaksimalkan pelayanan menerapkan 4 tindakan. Tindakan tersebut adalah sosialisasi keunggulan dan promosi manfaat air bersih PDAM Kartasura, meningkatkan efisiensi kapasitas produksi, memelihara kualitas serta mutu pelayanan,dan meningkatkan efisiensi distribusi.

Kata Kunci : Cakupan Pelayanan PDAM Kartasura, Metode SWOT Strategi PDAM, Minat Masyarakat Kartasura Berlangganan Air Bersih.

ABSTRACT

Radi Iman Damalik, 2009, The Observation of The Effort to Maximaze clean water’s services for Public in District of Kartasura, Sukoharjo Regency.

This minithesis has a lot of background. There are the small number of active customers compared to PDAM water production capacity of Sukoharjo Regency taps so necessary to improve the coverage of clean water services to consumers. Strategies increase Kartasura PDAM service coverage in 2009-2012 is the establishment and development of clean water supply systems in Baki. Theses goals are made to determine water production capacity owned by PDAM, knowing the system of waste production capacity taps, find clean water service coverage is achieved by PDAM Kartasura, knowing trend between the production volume with the volume of water is served, knowing the level of public willingness to subscribe to PDAM water. The methodology used is the method of SWOT analysis company. This method is used to find the problem and solving problems that occur in service PDAM Kartasura From the results of data processing internal and external taps showed Kartasura state Kartasura PDAM service coverage reached 12.88% in April 2009. In April 2009 a loss of water not accounted for 18.15%. From the SWOT analysis showed the presence of taps experienced downsizing strategy, which means that companies can make efficiency in all lines and trying to get additional funds from investors. Water Strategy Kartasura improve service coverage by building and developing water supply systems in Baki is realistic and wise action The conclusion of this minithesis is to maximize efforts to apply the service 4 action. These measures are the benefits of socialization and the promotion of the benefits of clean water taps Kartasura, improve efficiency of production capacity, maintain quality and services quality, and improve distribution efficiency.

Keyword : PDAM of Kartasura’s Service Coverage, Metode SWOT strategy PDAM, Interest of public in Kartasura to used clean water of PDAM Kartasura.

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Air merupakan kebutuhan yang mutlak harus terpenuhi dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air bersih untuk memasak, mencuci, dan mandi. Kebutuhan air bersih kenyataannya tidak dapat disubstitusikan dengan benda lain. Standar air bersih adalah air untuk keperluan sehari-hari yang mutunya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih merupakan air yang sudah siap dikonsumsi oleh masyarakat luas dan tidak mempunyai dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Sumber air bersih pada dasarnya diperoleh dari air permukaan (sungai, danau, mata air) dan air tanah (sumur dangkal, sumur dalam).

Penyediaan air bersih mutlak diperlukan terutama untuk keperluan air minum. Penyediaan air bersih yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Sukoharjo Kecamatan Kartasura masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya jumlah konsumen aktif PDAM dibandingkan dengan kapasitas produksi air PDAM Kabupatan Sukoharjo sehingga perlu dilakukan peningkatan cakupan pelayanan air bersih kepada konsumen. Strategi peningkatan cakupan pelayanan PDAM Kartasura tahun 2009-2012 yaitu pembangunan dan pengembangan sistem penyediaan air bersih di Baki.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas mendorong penulis untuk mengadakan tinjauan terhadap usaha memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Pelayanan air bersih PDAM Sukoharjo yaitu upaya mendistribusikan air bersih kepada pelanggan aktif PDAM dan melayani pelanggan aktif PDAM agar puas akan hasil dan proses pelayanan PDAM Sukoharjo. Berawal dari hal itu maka tugas akhir ini mengambil judul :

“Tinjauan terhadap usaha memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa kapasitas produksi air bersih PDAM yang terpasang dan kapasitas produksi air bersih PDAM yang terealisasikan ?

2. Berapa pemborosan sistem kapasitas produksi?

3. Berapa cakupan pelayanan yang dicapai oleh PDAM?

4. Bagaimana tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air ke pelanggan (realisasi produksi dikurangi kebocoran)?

5. Bagaimana tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air bersih PDAM Kartasura ?

6. Usaha yang akan dilakukan PDAM Kartasura untuk memaksimalkan pelayanan air bersih di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo ?

1.3. Batasan Masalah

Agar diperoleh hasil sesuai tujuan penelitian, tinjauan dibatasi pada :

1. Lokasi studi yang diambil adalah wilayah cakupan pelayanan PDAM Kartasura.

2. Jangka waktu studi adalah mulai bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009.

3. Keuangan PDAM Kartasura tidak ditinjau.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kapasitas produksi air bersih yang dimiliki PDAM.

2. Mengetahui pemborosan sistem kapasitas produksi PDAM.

3. Mengetahui cakupan pelayanan air bersih yang dicapai oleh PDAM.

4. Mengetahui tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air yang digunakan pelanggan (realisasi produksi dikurangi dengan kebocoran).

5. Mengetahui tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air PDAM.

6. Mengetahui usaha yang dapat dilakukan PDAM Kartasura untuk memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bagi PDAM Kartasura dan masyarakat adalah memberikan pengetahuan berupa besar kapasitas produksi air bersih yang dimiliki PDAM, nilai pemborosan sistem kapasitas produksi, nilai cakupan pelayanan, tingkat kencenderungan (trend) antara volume produksi dengan volume air ke pelanggan (realisasi produksi dikurang kebocoran), tingkat kemauan masyarakat untuk berlangganan air,dan usaha yang dapat dilakukan PDAM Kartasura untuk memaksimalkan pelayanan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H 2 O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian air tersebut mengandung zat-zat terlarut dan juga akibat daur hidrologi air juga mengandung berbagai zat lainnya termasuk gas.

Ciri-ciri fisik yang utama dari air adalah bahan padat keseluruhan yang terapung dan yang terlarut, kekeruhan, warna, rasa, bau, dan suhu. Bahan padat keseluruhan keseluruhan ditetapkan dengan menguapkan suatu contoh air dan menimbang sisanya yang telah kering. Kekeruhan mengurangi kejernihan air dan diakibatkan oleh pencemar-pencemar yang terbagi halus. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh lempung, lanau, partikel-partikel tanah dan pencemar koloid lainnya. (Djoko Sasongko, 1996 )

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat melakukan suatu usaha dengan swadaya dana masyarakat sendiri yaitu dengan membuat sumur artesis atau sumur dalam. Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia adalah hal yang sangat penting. Air, tanah dan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan (Rismunandar, 2001).

Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air di Indonesia meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan berbahaya bagi semua makhluk hidup yang tergantung pada sumber daya air (Hefni Effendi, 2003)

Berdasarkan observasi dan wawancara pada masyarakat pemakai air sumur di daerah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, air tersebut mengalami perubahan kualitas, baik perubahan fisik maupun perubahan biologis. Persepsi masyarakat tentang air sumur, bila dipakai dapat merugikan dan berbahaya khususnya bagi kesehatan. Air sumur tersebut jika digunakan, maka berdampak negatif dan merugikan khususnya kesehatan pemakai, pada masyarakat di daerah Kecamatan Kartasura. Selain itu air sumur tersebut berbau dan berwarna coklat, air sumur hanya digunakan untuk keperluan mandi dan berdampak kecil yaitu kepekatan pada kulit badan setelah kering. Apabila digunakan untuk mencuci pakaian dan apabila pakaian itu berwarna putih, maka setelah dicuci dan setelah kering akan mengalami perubahan warna yaitu akan berwarna kecoklat-coklatan. Melihat masalah tersebut, maka masyarakat mempunyai persepsi bahwa kualitas air sumur tersebut mengalami perubahan atau tercemar dan tercemarnya air tersebut belum diketahui penyebabnya, sehingga masyarakat masih banyak yang menggunakan air sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari dan belum beralih dengan menggunakan air PDAM.

2.2. Dasar Teori

2.2.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi lansung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi lansung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan

Kata berkualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : kinerja (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy for use), estetika (esthetics), dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gaspersz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekuarangan atau kerusakan.

Parasuraman et,al(1985) menyatakan ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived service (pelayanan yang diterima). Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan, untuk itu maka, Zeitaml (1996:177) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah penyampaian secara excellent atau superior dibandingkan dengan harapan konsumen. Dalam perkembangan selanjutnya, Parasuraman dkk (dalam Zeithamil dan Bitner, 1996:118) mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima dimensi yang perlu diperhatikan: (1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan saranan

komunikasi

(2) Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan. (3) Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. (4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, kehandalan dan memuaskan. (5) Assurance, yaitu mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dipercaya yang dimilliki oleh para staf (bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan).

Tjiptono (1991:61) menyimpulkan bahwa citra kualitas layan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang/persepsi konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa layanan. Bagi pelanggan kualitas pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi yang dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas yang dimaksud dan apa yang dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan suatu kualitas pelayanan. Untuk itu, kualitas dapat dideteksi pada persoalan bentuk, sehingga dapat ditemukan:

1. Kualitas pelayanan merupakan bentuk dari sebuah janji.

2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai komitmen yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Kualitas dan integritas merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.

Ketika pelanggan mempunyai suatu urusan/keperluan pada sebuah organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun swasta, ia akan merasa senang atau tidak senang saat dilayani oleh petugas. Jika pelanggan merasa senang dilayani oleh petugas tersebut, maka pelayanan petugas sangat memuaskan atau pelayanan petugas berkualitas. Sebaiknya, ketika pelanggan merasa dirugikan aparat Ketika pelanggan mempunyai suatu urusan/keperluan pada sebuah organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun swasta, ia akan merasa senang atau tidak senang saat dilayani oleh petugas. Jika pelanggan merasa senang dilayani oleh petugas tersebut, maka pelayanan petugas sangat memuaskan atau pelayanan petugas berkualitas. Sebaiknya, ketika pelanggan merasa dirugikan aparat

Gasperdz (1997) menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Sedangkan, kualitas seperti dijelaskan dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai tingkah baik buruknya suatu atau pribadi yang baik dalam bentuk tingkah laku seseorang yang baik yang dapat dijadikan teladan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Kualitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, kesuaian dengan pihak pemakai atau bebas dari kerusakan/cacat. Untuk itu kualitas pelayanan adalah kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan prinsip: lebih mudah, lebih baik, cepat, tepat, akurat, ramah, sesuai dengan harapan pelanggan.

Kualitas pelayanan juga dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang diberikan kepada seseorang atau orang lain, organisasi pemerintah/swasta (sosial, politik, LSM, dll) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kualitas pelayanan sektor publik adalah pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar pelayanan dan azas-azas pelayanan publik/pelanggan.

Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.

W. Edwards Deming seperti dikutip Gasperzs (1997), berpendapat bahwa untuk membangun sistem kualitas modern diperlukan transportasi manajemen menuju kondisi perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Transformasi manajemen ini kemudian diringkas ke dalam 14 butir: - Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa

dengan tujuan agar menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta memberikan lapangan kerja.

- Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi yang baru. Karena itu diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi tanggung jawab serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan.

- Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh kualitas. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara membangun kualitas ke dalam produk itu sejak awal.

- Akhiri praktek bisnis dengan hanya bergantung pada harga. Sebaliknya minimumkanlah biaya total. Bergeraklah menuju pemasokan (supplier) tunggal setiap barang (item) dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust).

- Tingkatan perbaikan secara terus-menerus pada sistem produksi dan pelayanan serta tingkatan kualitas dan produktivitas dan dengan demikian serta terus- menerus akan mengurangi biaya.

- Lembagakan pelatihan kerja. - Lembagakan kepemimpinan. Tujuan kepemimpinan seharusnya membantu

pekerja, mesin, dan instrumentasi ke arah hasil kerja yang lebih baik. - Hilangkan ketakutan sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk perusahaan.

- Hilangkan hambatan-hambatan di antara departemen. Orang-orang yang berada dalam bagian riset, desain, penjualan dan produksi harus bekerja sama sebagai suatu tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan barang dan jasa itu.

- Hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan, dan target-target kepada pekerjaan untuk mencapai sesuatu, sehingga tercapai kerusakan nol (zero defect) dan tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi.

- Hilangkan kuota produksi kerja di lantai pabrik. Substitusikan dengan kepemimpinan. Selain itu, hilangkan manajemen serba sasaran (manajement by objective ). Hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi. Substitusikan dengan kepemimpinan.

- Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisors) harus diganti dari angka- angka produksi ke kualitas produk. Selain itu, hilangkan penghalang yang merampok orang-orang yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan praktek sistem penilaian tahunan (annual of merit rating) dan manajemen serba sasaran serta manajemen berdasarkan pada angka produksi.

- Lembaga program pendidikan dan pengembangan diri secara serius. - Gerakan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas.

Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan itu.

Gasperz (1997) menyatakan secara singkat beberapa langkah yang diperlukan untuk menjadikan sistem kualitas modern menjadi lebih efektif, antara lain : - Mendefinisikan dan merinci sasaran dan kebijakan kualitas. - Berorientasi pada kepuasan pelanggan - Mengarahkan semua aktivitas untuk mencapai sasaran dan kebijaksanaan

kualitas yang telah ditetapkan - Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas itu dalam organisasi

- Memberikan penjelasan maupun tugas-tugas kepada pekerja untuk bersikap mementingkan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan untuk menyukseskan program pengendalian kualitas terpadu.

- Merinci aktivitas pengendalian kualitas penjualan produk. - Mengidentifikasikan dan mengefektifkan aliran informasi kualitas,

memprosesnya dan mengendalikannya. - Melakukan pelatihan (training) serta memotivasi karyawan untuk terus bekerja dengan orientasi meningkatkan kualitas. - Melakukan pengendalian terhadap ongkos kualitas dan pengukuran lainnya

serta menetapkan standar kualitas yang diinginkan. - Mengefektifkan tindakan koreksi yang bersifat positif.

- Melanjutkan sistem pengendalian, mencangkup langkah selanjutnya dan menerima informasi umpan balik, melakukan analisis hasil serta membandingkan dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.

- Memeriksa aktivitas dari sistem kualitas modern secara periodik.

2.2.2. Cara Membuat Analisis SWOT

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threaths yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Hubungan antara peluang, kekuatan, ancaman,dan kelemahan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

1. Mendukung 3. Mendukung

BERBAGAI PELUANG

strategi agresif strategi turn

around

KELEMAHAN KEKUATAN INTERNAL

INTERNAL

4. Mendukung 2. Mendukung strategi defensif

strategi

BERBAGAI diversifikasi ANCAMAN

Gambar 2.1 Analisis SWOT

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan . Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Kuadran 2 : Meskipun menghadapai berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Matriks Faktor Strategi Eksternal. Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). BErikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :

a. Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai 10 peluang dan ancaman ).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi milai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat diugunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor

Matriks Faktor Straegis Internal. Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan didefinisikan, suatu tabel IFAS (Internal Strategis Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategios internal tersebut dalam kerangka Strength and weakness perusahaan. Tahapnya adalah :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalm kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skela mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruhfaktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, sebaliknya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi milai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor- faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat diugunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Selanjutnya, sebelum suatu perencanaan strategis dikembangkan, m,anajemen puncak perlu menganalisis hubungan antara fungsi-fungsi manajemen perusahaan dengan mempelajari struktur perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya perusahaan.

Tahap Analisis. Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model kuantitatif perumusan strategi.

a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.2.3. Hubungan Antar Variabel (Volume produsi terhadap volume air yang digunakan pelanggan)

Dalam praktek, kita sering menjumpai adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh, berat badan pria dewasa sedikit banyak bergantung pada tinggi badannya, keliling suatu lingkaran bergantung pada radiusnya, dan tekanan dari suatu massa gas tertentu bergantung pada temperatur dan volumenya. Seringkali kita harus menyatakan hubungan ini dalam bentuk rumus matematis dengan menentukan sebuah persamaan yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.

2.2.4. Mencocokkan Kurva

Untuk menentukan sebuah persamaan yang menghubungkan variabel-variabel, tahap pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang menunjukan nilai- nilai variabel tersebut. Sebagai contoh, kita misalkan bahwa X dan Y masing- masing melambangkan tinggi dan berat badan pria-pria dewasa; lalu sebuah

sampel dari n individu akan menayatakan tinggi-tinggi X 1 ,X 2 , …., X n dan berat- berat Y 1 ,Y 2 ,…., Y n yang berhubungan.

Tahap berlakunya adalah memplot titik-titik (X 1 ,Y 1 ), …..,(X n ,Y n ), pada sebuah sistem koordinat rektangular. Himpunan titik yang dihasilkan kadang-kadang disebut juga sebagai diagram pencar (scatter diagram).

Dari diagram pencar, kita dapat memvisualisasikan sebuah kurva mulus yang merupakan aproksimasi dari data-data tersebut. Kurva seperti ini disebut kurva Dari diagram pencar, kita dapat memvisualisasikan sebuah kurva mulus yang merupakan aproksimasi dari data-data tersebut. Kurva seperti ini disebut kurva

Cara untuk menentukan persamaan dari kurva aproksimasi yang cocok dengan suatu himpunan data disebut Pencocokan kurva.

Y 2 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1

1 1.2 1.4 1.6 1.8 X 2

Gambar 2.2 Contoh Grafik Linier-Lurus

2.2.5. Garis Lurus

Jika kurva aproksimasi yang paling sederhana adalah garis lurus, di mana persamaannya dapat ditulis

(2.1) Jika diketahui dua titik (X 1 ,Y 1 ) dan (X 2 ,Y 2 ) berada pada garis tersebut, maka konstantanya a 0 dan a 1 dapat ditentukan.Persamaan garis yang dihasilkan dapat ditulis sebagai berikut:

Y=a 0 +a 1 .X

(2.2) di mana m = (Y 2 -Y 1 )/ (X 2 -X 1 ) (2.3)

(Y 2 -Y 1 )=a 0 +a 1 . (X 2 -X 1 ) (Y 2 -Y 1 )=a 0 +a 1 . (X 2 -X 1 )

konstanta a 1 adalah kemiringan m. Konstanta a 0 , yang merupakan nilai Y ketika X = 0, disebut intersep (titik potong) Y.

2.2.6. Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa Kapasitas Produksi dan Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dalam 1 Bulan

Rumus volume air akibat tidak efektif pemakaian pada pompa kapasitas produksi (VKE) : VKE (lt) = (total debit pompa terpasang x hari produksi x 24 jam x 3600 dt ) –

∑ (debit pompa terealisasi x waktu produksi dalam jam x 3600 dt) (2.4)

Apabila air berharga “A rupiah” per m 3 , maka rumus kehilangan air yaitu: Kehilangan uang = VKE / 1000 x A ;satuan dalam Rupiah

Rumus Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dalam 1 bulan (PKMP): PKMP = VKE / (total debit pompa terpasang x 31 hari x 24 jam x 3600 dt) x

Sumber rumus Volume Air Akibat Tidak Efektif Pemakaian pada Pompa kapasitas Produksi dan Pemborosan Kapasitas Mesin Produksi dari Pedoman teknis distribusi dan produksi PDAM Kartasura dan interview kepala cabang PDAM Kartasura.

2.2.7. Besar Efisiensi Penagihan dengan memantau Keuangan Penerimaan

Rumus efisiensi penagihan PDAM Kartasura dapat dihitung dengan 2 cara. Cara- cara untuk memperhitungkan efektivitas penagihan yaitu sebagai berikut :

1. Efisien penagihan bulanan dihitung dengan memantau keuangan penagihan pada pelanggan di setiap bulan pembayaran (hitungan sampai 5 bulan terakhir). “n” adalah bulan penagihan pembayaran.

Efisiensi penagihan bulan ke- ‘n-1’ = Penerimaan bulan ’n-1’ / Penerimaan Total bulan ke- ‘n’ sampai 4 bulan terakhir x 100%

(2.7)

2. Efisien penagihan bulanan dihitung dengan memantau jumlah pelanggan yang

membayar di setiap bulan pembayaran (hitungan sampai 4 bulan terakhir). Efisiensi penagihan bulan ke- ‘n-1’ = Penerimaan bulan ’n-1’ / Penerimaan Total bulan ke- ‘n’ sampai 4 bulan terakhir x 100%

(2.8) Rumus diatas bersumber dari Pedoman perhitungan keuangan PDAM Kartasura.

2.2.8. Analisis Cakupan Pelayanan

Besar persentase cakupan pelayanan (CP) : CP = jumlah penduduk yang terlayani / jumlah penduduk total x 100%

(2.9) Rumus diatas bersumber dari Pedoman teknis distribusi dan produksi PDAM Kartasura.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT. Metode ini dipergunakan untuk mencari permasalahan pelayanan yang terjadi di PDAM Kartasura dan penyelesaian permasalahan pelayanan yang akan dilakukan oleh PDAM Kartasura. Penelitian ini juga meninjau masalah trend antara volume produksi dengan volume pemakaian pelanggan, dan trend antara volume produksi dengan kehilangan air.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk Kecamatan Kartasura, jumlah penduduk yang terlayani PDAM Kartasura, kapasitas air produksi yang terpasang PDAM Kartasura, kapasitas produksi yang terealisasi PDAM Kartasura, volume air produksi PDAM Kartasura, volume air yang digunakan pelanggan, Profil PDAM Kartasura, kepuasan pelanggan PDAM Kartasura, peminatan dari bukan pelanggan PDAM Kartasura, kualitas air PDAM Kartasura, kuantitas air PDAM Kartasura, dan kontinuitas air PDAM Kartasura.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi:

1. Studi Pustaka Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam penyusunan hasil penelitian.

2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui lokasi/tempat pengambilan data dan sampel yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan jika ada sumber data. Untuk memperoleh data primer teknik yang dipakai adalah teknik kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini antara lain:

1. Data Primer yaitu hasil kuesioner keminatan masyarakat di Kecamatan Kartasura yang belum berlangganan PDAM Kartasura. Jumlah responden sebanyak 36 responden. Pengambilan responden secara Random untuk masing-masing kelurahan. Setiap kelurahan diambil 3 responden.

2. Data sekunder yaitu data dari instansi terkait. Adapun data tersebut adalah:

1. Data penduduk Kecamatan Kartasura.

2. Profil PDAM Kartasura

3. Data teknis PDAM Kartasura bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009

4. Data non teknis PDAM Kartasura bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009

5. Data penduduk yang terlayani PDAM Kartasura bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009.

6. Data proses pembayaran PDAM Kartasura di bulan Juli 2009

7. Studi literatur

3.3.3 Teknik Analisis Data

3.3.3.a Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis dengan menginterpretasikan data yang diperoleh dari hasil kuesioner serta menyimpulkan secara sistematis. Penggunaan analisis ini dimaksudkan untuk mengungkap data lapangan secara deskriptif melalui tabulasi frekuensi.

3.3.3.b Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil survei. Teknik analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan Program excel grafik. Analisis excel grafik ini untuk membahas trend atau kecenderungan variabel-variabel tertentu.

3.3.3.c Analisis Kasus

Analisis kasus adalah kegiatan intelektual untuk memformulasikan dan membuat rekomendasi, sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi atau informasi yang diperoleh dalam pemecahan kasus tersebut. Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT (Fenddy Rangkuti.2002).

Konsep dasar pendekatan SWOT ini, tampaknya sederhana sekali yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu (Sun Tzu.1992), bahwa “ apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa kita dapat memenangkan pertempuran”.

Hasil analisis SWOT ini berupa penilaian secara kualitatif menjadi kuantitatif. Nilai kuantitatif ini akan menjadi hasil keputusan yang objektif. Supaya penilaian dari analisis tidak bersifat subjektif, maka diperlukan data-data dan fakta yang aktual menyangkut masalah.

3.4 . Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :

Mulai

Survei Pengumpulan data survei

Pengumpulan data Penduduk

Lapangan (kuesioner)

kepuasan

dari Kecamatan Kartasura dan

keminatan

pelanggan

Pengumpulan data teknis

masyarakat

PDAM

maupun non-teknis PDAM

dalam berlangganan

Analisis kapasitas

Analisis cakupan

efektivitas penagihan.

produksi, dan

pelayanan.

Proses analisis SWOT PDAM

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Wilayah Kartasura

4.1.1 Luas dan Wilayah

Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah 1923 ha terdiri dari 12 kelurahan dan secara administratif wilayah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo berbatasan langsung dengan: Sebelah Utara

: Kecamatan Colomadu

Sebelah Selatan

: Kecamatan Gatak

Sebelah Timur

: Kota Surakarta

Sebelah Utara

: Kabupaten Boyolali

Peta Wilayah dan Lokasi Kartasura dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar

Gambar 4 .1 Peta Wilayah Kartasura

Gambar 4.2 Peta Lokasi Kartasura

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo bulan April 2009 sebanyak 97.543 jiwa adapun perincian jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Pelanggan Kecamatan Kartasura dari Tahun 2006 sampai bulan April 2009

Waktu

Jumlah Penduduk (jiwa)

Sumber:Laporan Kependudukan PDAM Sukoharjo dan Pemkab Sukoharjo

4.2 Profil PDAM Kartasura

4.2.1 Gambaran Umum

PDAM Kartasura merupakan cabang dari PDAM Sukoharjo. Oleh karena itu, PDAM Kartasura mengikuti prosedur visi dan misi serta kebijakan dari PDAM Sukoharjo. PDAM Sukoharjo telah merencanakan secara jelas visi, misi, dan strategi dalam pengelolaan perusahaannya di sebuah coorporate plan. Visi, misi, dan strategi dalam pengelolaan PDAM tersusun dalam sebuah perencanaan perusahaan (coorporate plan)

4.2.1.a Peta Strategi Coorporate PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo

Rumusan strategi yang dikembangkan PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo dilandasi oleh:

1. Visi yang ingin diwujudkan PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo adalah: “Menjadi Perusahaan Sehat Berwawasan Lingkungan”

2. Misi PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo adalah :

a. Mewujudkan kinerja perusahaan yang sehat

b. Mewujudkan pelayanan prima dalam penyediaan air bersih guna mewujudkan masyarakat yang sehat

c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia ( SDM)

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memperhatikan tingkat kemampuan perusahaan

e. Melestarikan sumber air

f. Menjalankan bisnis perusahaan dengan menerapkan prinsip Good Coorporate Governance ( GCG )

Tujuan didirikan PDAM Kartasura adalah memberikan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat secara adil dan merata serta terus menerus yang memenuhi syarat kesehatan.

4.2.1.b Kebijakan Melalui Surat Keputusan

Surat keputusan yang diperuntukkan pada tahun 2008 sampai Mei 2009 meliputi :

1. No : 690 / KPTS / 690 .74 / 16 / V / 2008 Peringatan, penutupan, pencabutan, dan perhitungan rekening PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo. Terlampir

2. No : 690 / KPTS / 690 .74 / 26 / VII / 2008 Surat ini membahas tentang biaya pemasangan sambungan rumah dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Sukoharjo mengadakan program 2M (Mudah & Murah) untuk pemasangan, sambungan R 3 ,dan sosial yang wilayahnya terlayani. Terlampir

3. No. 690/ KTPS / 690.74 / 31 / IX / 2008 Surat ini membahas tentang penyesuaian cadangan dana meter atau biaya administrasi PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo. Terlampir

4.2.2 Cakupan pelayanan

Jumlah pelanggan PDAM Kartasura yang tercatat di bulan Juni 2009 mencapai 3383 sambungan, yang terdiri dari instansi 10 (0,3%), niaga 81 (2,4%), sosial 48 (1,42%), dan rumah tangga 2344 (95,89%). Saat ini seluruh sambungan dalam kondisi aktif. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Kartasura dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk yang Terlayani dari Tahun 2003 sampai bulan Juni 2009 Tahun

R3 R4 JML 2003

IP NB NK SU SK R1

R2

S/D JUNI

09 Sumber data : Coorporate Plan PDAM Sukoharjo Keterangan:

IP : Institusi Pemerintahan (kantor pemerintahan, lembaga pemerintahan, sarana instansi pemerintahan) NB

: Niaga Besar (importir, eksportir, ekspeditur, agen, makelar, komisioner, pasar swalayan, rumah sakit swasta tipe A/B, kolam renang umum swasta, pompa bensin, distributor, pedagang besar, night club, diskotik, steam bath , hotel, restoran, bengkel besar, usaha besar lainnya)

NK : Niaga Kecil (toko, warung, rumah makan, losmen, penginapan, dokter praktek, kantor notaris, rumah sakit tipe C ke bawah, koperasi, kantor swasta)

SU : Sosial Umum (hidrant umum, KM/WC umum non komersial, terminal air) SK

: Sosial Khusus (panti asuhan, yayasan, tempat ibadah) R1

: Rumah Tangga 1 R2

: Rumah Tangga 2 R3

: Rumah Tangga 3 (rumah tangga menengah dalam dan luar kota yang tidak berada di jalan nasional, jalan propinsi, jalan kota dan lokasi real estate, dan atau rumah tangga dengan kegiatan kecil untuk sekedar menambah pemenuhan pendapatan kebutuhan keluarga)

R4 : Rumah Tangga 4 (rumah tangga yang berada jalan nasional, jalan propinsi, jalan kota ,dan lokasi real estate)

4.2.3 Gambaran Umum Sistem

4.2.3.a Air Baku

Sumber air baku yang digunakan PDAM Kartasura terdapat pada Tabel 4.3 ,Tabel

4.4 ,Tabel 4.5,dan Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.3 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Januari 2008 sampai bulan April 2008.

April 2008 Produksi

Produksi Produksi Produksi Terpasang

Terealisasi Terpasang Terealisasi (Lt/dt)

(Lt/dt) (Lt/dt) (Lt/dt) Sumur I

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

20 12.00 20.00 12.00 20.00 12.00 20.00 12.00 Sumur II

10 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Sumur II

10 4.00 10.00 4.00 10.00 4.00 10.00 4.00 Sumur IV

11 9.25 11.00 9.25 10.00 9.25 10.00 9.25 Sambon

15 10 15 10 15 10 15 10 Gentan

5 4.3 5 4.3 5 4.3 5 4.3 S.Kantor

15 9 15 9 10 9 10 9 JUMLAH

86 58.55 86.00 58.55 80.00 58.55 80.00 58.55 Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura

Tabel 4.4 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Mei 2008 sampai bulan Agustus 2008.

Agustus 2008 Produksi

Produksi Produksi Produksi Terpasang

Terealisasi Terpasang Terealisasi (Lt/dt)

(Lt/dt) (Lt/dt) (Lt/dt) Sumur I

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

20.00 12.00 20.00 12.00 20.00 10.00 20.00 10.00 Sumur II

10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Sumur II

10.00 4.00 10.00 3.00 10.00 3.00 10.00 4.00 Sumur IV

10.00 9.25 11.00 9.25 11.00 8.00 10.00 8.00 Sambon

15 10 15 5 15 5 15 5 Gentan

5 4.3 5 4.3 5 3 5 3 S.Kantor

10 9 15 9 15 8 10 8 JUMLAH

80.00 58.55 86.00 52.55 86.00 47.00 80.00 48.00 Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura

Tabel 4.5 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan September 2008 sampai bulan Desember 2008.

Desember 2008 Produksi

Produksi Produksi Produksi Terpasang

Terealisasi Terpasang Terealisasi (Lt/dt)

(Lt/dt) (Lt/dt) (Lt/dt) Sumur I

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

20.00 10.00 20.00 10.00 20.00 11.00 20.00 11.00 Sumur II

10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Sumur II

10.00 4.00 10.00 7.90 10.00 7.90 10.00 7.90 Sumur IV

10.00 5.30 10.00 12.50 11.00 12.50 11.00 12.50 Sambon

15 5 15 3 15 3 15 3 Gentan

5 3 5 3 5 3 5 3 S.Kantor

15 8 15 8 15 8 15 4 JUMLAH

85.00 45.30 85.00 54.40 86.00 55.40 86.00 51.40 Sumber data : Laporan bulan Januari 2008 sampai bulan Mei 2009 Teknik PDAM Kartasura

Tabel 4.6 Data Teknis Produksi dan Distribusi PDAM Kartasura dari bulan Januari 2009 sampai bulan Mei 2009.

April 2009 Mei 2009 Produksi

Produksi Produksi Produksi Terpasang

terealisasi terpasang terealisasi (Lt/dt)

(Lt/dt) (Lt/dt) (Lt/dt) Sumur I

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

(Lt/dt)

20.00 12.00 20.00 12.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumur II

10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 Sumur II