KEHAMILAN & PERKEMBANGAN EMBRIONAL DAN FETAL
KEHAMILAN &
PERKEMBANGAN EMBRIONAL
SUB POKOK BAHASAN
- FERTILISASI
- NIDASI/IMPLANTASI
- EMBRIOGENESIS
- PERTUMBUHAN PLACENTA
- PEMISAHAN JENIS KELAMIN
- KEHAMILAN GANDA/KEMBAR
FERTILISASI
- Pada saat kopulasi antara pria dan wanita
(sanggama / coitus), dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel-sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
- Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut "masa subur" wanita), maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
DEFINISI
- Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi.
- Fertilisasi adalah fusi antara sperma dan ovum, biasanya terjadi pada 1/3 bagian atas dari oviduct.
- Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum
- Perkembangan teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut sebagai pembuahan in vitro (in vitro fertilization - IVF) - dalam istilah awam, bayi tabung.
- Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
- Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.
Reaksi kapasitasi : Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari protein- protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom.
daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan corona radiata. berkontak dengan lapisan corona radiata.
melarutkan dan membantu sperma melewati
like agent dan lysine-zone yang dapat
like agent dan lysine-zone yang dapat
dapat melarutkan corona radiata, trypsine-
dapat melarutkan corona radiata, trypsine-
Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang
Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang
daerah kepala sperma akan terlepas dan
reaksi akrosom : setelah dekat dengan oosit,
radiata ovum, sehingga isi akrosom dari
radiata ovum, sehingga isi akrosom dari
akan terpengaruh oleh zat-zat dari corona
akan terpengaruh oleh zat-zat dari corona
sel sperma yang telah menjalani kapasitasi
sel sperma yang telah menjalani kapasitasi
reaksi akrosom : setelah dekat dengan oosit,
melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pellucida untuk mencapai ovum. zona pellucida untuk mencapai ovum.- Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pellucida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat.
- Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona pellucida (zone-reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya.
- Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma
Pada fertilisasi mencakup 3 fase:
- penembusan korona radiata
- penembusan zona pelusida
- fusi oosit dan membrane sel sperma
Fase 1 : penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami
Fase 2 : penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit.
Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit.
tempat reseptor bagi spermatozoa pada
menembus oosit
zona pelusida tetapi hanya satu yang
zona pelusida tetapi hanya satu yang
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di
tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. permukaan zona yang spesifik spesies.
sperma dan membuat tak aktif tempat
Pada gilirannya, enzim-enzim ini
sperma dan membuat tak aktif tempat
(reaksi zona) untuk menghambat penetrasi
(reaksi zona) untuk menghambat penetrasi
menyebabkan perubahan sifat zona pelusida
menyebabkan perubahan sifat zona pelusida
Pada gilirannya, enzim-enzim ini
menembus oosit Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya
memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma
Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa
Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa
terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. yang meliputi bagian belakang kepala sperma.
terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput
saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya
menbungkus kepala akrosom telah hilang pada
Segera setelah spermatozoa menyentuh
menbungkus kepala akrosom telah hilang pada
tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang
tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang
membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel
membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel
Segera setelah spermatozoa menyentuh
memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit. tertingal di permukaan oosit.
spermatozoa lain
dengan cara ini terjadinya polispermi
dan penetrasi sperma
dan penetrasi sperma
komposisinya untuk mencegah penambatan
komposisinya untuk mencegah penambatan
zona pelusida mengubah struktur dan
zona pelusida mengubah struktur dan
spermatozoa lain
selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh
Segera setelah spermatozoa memasuki
selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh
reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat
terlepasnya butir-butir kortikal oosit. terlepasnya butir-butir kortikal oosit. reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat
cara yang berbeda :
cara yang berbeda :
oosit, sel telur menanggapinya dengan 3
oosit, sel telur menanggapinya dengan 3
Segera setelah spermatozoa memasuki
dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit
melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit
menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya
menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya
segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu
segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu
dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan
dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan
sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub
sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam
Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam
sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai
sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita. pronukleus wanita.
penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.
Sementara itu, spermatozoa bergerak maju
terus hingga dekat sekali dengan pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan ekornya terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan
pria tidak dapat dibedakan dan sesudah itu
mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka. Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid) harusmenggandakan DNA-nya. Jika tidak,masing-
yang berpasangan tersebut saling bergerak
bergerak kearah kutub yang berlawanan,
Sementara kromatid-kromatid berpasangan
Sementara kromatid-kromatid berpasangan
mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. yang normal.
mempunyai jumlah kromosom dan DNA
menyiapkan sel zigot yang masing-masing
menyiapkan sel zigot yang masing-masing
kearah kutub yang berlawanan, sehingga
kearah kutub yang berlawanan, sehingga
yang berpasangan tersebut saling bergerak
pada sentromer, dan kromatid-kromatid
Segera sesudah sintesis DNA, kromosom
pada sentromer, dan kromatid-kromatid
kromosom ayah membelah memanjang
kromosom ayah membelah memanjang
normal. 23 kromosom ibu dan 23
normal. 23 kromosom ibu dan 23
mempersiapkan pembelahan mitosis yang
mempersiapkan pembelahan mitosis yang
tersusun dalam gelendong untuk
tersusun dalam gelendong untuk
Segera sesudah sintesis DNA, kromosom
bergerak kearah kutub yang berlawanan,
Hasil utama pembuahan Hasil utama pembuahan 1.
penentuan jenis kelamin bakal individu
permulaan pembelahan dan stadium-
3.
3.
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut. ovum tersebut.
yang dikandung sperma yang membuahi
baru, tergantung dari kromosom X atau Y
baru, tergantung dari kromosom X atau Y
penentuan jenis kelamin bakal individu
2.
1.
2.
bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid. kromosom diploid.
bakal individu baru dengan jumlah
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu
dari penggabungan dua paruh haploid
dari penggabungan dua paruh haploid
penggenapan kembali jumlah kromosom
penggenapan kembali jumlah kromosom
permulaan pembelahan dan stadium-
PEMBELAHAN / PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO
- Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut blastomer.
- Sesudah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel- sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta).
- Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista. Inner cell mass kemudian disebut sebagai
IMPLANTASI
masih aktif. Sehingga lapisan
kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka
pembuluh darah dan banyak muara
pembuluh darah dan banyak muara
endometrium dinding rahim menjadi kaya
endometrium dinding rahim menjadi kaya
masih aktif. Sehingga lapisan
progesteron dari korpus luteum yang
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5
progesteron dari korpus luteum yang
fase sekresi lendir di bawah pengaruh
fase sekresi lendir di bawah pengaruh
Pada saat itu uterus sedang berada dalam
Pada saat itu uterus sedang berada dalam
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri.
sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri.
kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka
dan aktif. dan aktif.Kontak antara zigot stadium blastokista dengan
dinding rahim pada keadaan tersebut akanmencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga
sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel
dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi). Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang , membentuk jaringan bersamadengan sistem pembuluh darah maternal untuk
menjadi PLASENTA, yang kemudian berfungsi
sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi