ASPEK HUKUM PENANGANAN DAN PENYELAMATAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

  

ASPEK HUKUM

PENANGANAN DAN PENYELAMATAN

BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

  

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

DALAM PENYELAMATAN BANK

GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

DISAMPAIKAN PADA

  

LEGAL DISCUSSION

BUSINESS LAW COMMUNITY

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LATAR BELAKANG MASALAH

  Latar Belakang Masalah

  Penetapan Bank Century Sebagai Bank Gagal Berdampak Sistemik

  Penyelamatan Bank Century oleh LPS tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama

LATAR BELAKANG MASALAH

  Latar Belakang Masalah

  Penyelamatan melalui mekanisme Penyertaan Modal Sementara (PMS) Kewajiban melaksanakan divestasi setelah berakhir jangka waktu penyelamatan

  Divestasi dilakukan terhadap seluruh saham yang dimiliki oleh LPS sebagai implikasi yuridis dari tindakan penanganan dan penyelamatan

LATAR BELAKANG MASALAH

  Latar Belakang Masalah

  LPS menguasai 99,996% saham Bank Mutiara UU LPS mewajibkan divestasi terhadap seluruh saham LPS pada Bank Mutiara Divestasi dilakukan dengan metode strategic sale

LATAR BELAKANG MASALAH

  Latar Belakang Masalah

  LPS menguasai 99,996% saham Bank Mutiara UU LPS mewajibkan divestasi terhadap seluruh saham LPS pada Bank Mutiara

  PP No 29 Tahun 1999 membatasi jumlah pembelian saham bank umum oleh WNA atau BHA sebesar 99%

LATAR BELAKANG MASALAH

  

Latar Belakang Masalah

Hingga akhir tahun 2014

  Conditional (batas waktu

  

J.Trust Ltd. sale and

akhir) perihal divestasi saham

  Strategic Sale purchase selaku investor

  Bank Mutiara terpilih agreement of masih belum shares diselesaikan oleh LPS

RUMUSAN MASALAH

  

Rumusan Masalah

Bagaimana peran dan

tanggung jawab LPS

dalam penyelamatan

bank gagal berdampak

sistemik?

METODE PENELITIAN

SUMBER DATA

  1. Sumber Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan subjek

penelitian.

  2. Sumber Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil penelusuran kepustakaan yang

meliputi penulusuran terhadap peraturan perundang-undangan,

buku-buku, sumber data elektronik serta dokumen yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

  3. Sumber Data Tersier

Data yang diperoleh dari hasil penelusuran terhadap kamus-kamus

terkait yang meliputi; Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), Kamus Ekonomi, Kamus Akuntansi, Keuangan,

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Teknik pengumpulan data primer

  Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara merupakan suatu metode/cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada subjek penelitian.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

2. Teknik pengumpulan data sekunder

  Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka dan studi dokumen dengan menelaah berbagai sumber data sekunder yang relevan guna menjawab rumusan masalah di dalam penelitian.

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

  1. Pendekatan yuridis normatif, yakni pendekatan berdasarkan sudut pandang ketentuan hukum atau perundang-undangan yang berlaku.

  2. Pendekatan yuridis-sosiologis, yakni pendekatan berdasarkan sudut pandang hukum yang berlaku dalam masyarakat.

ANALISIS DATA

  o Data yang diperoleh baik melalui studi kepustakaan maupun studi lapangan akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. o

  Metode analisis deskriptif kualitatif adalah suatu metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengelompokan dan memilih data dari hasil penelitian yang relevan dan sesuai dengan objek penelitian. Dari pengelompokan dan pemilihan tersebut kemudian data dicocokan dengan permasalahan yang diteliti menurut kualitas kebenarannya sehingga dapat digunakan untuk memberikan jawaban atas permasalahan penelitian.

  

PERAN & TANGGUNG JAWAB LPS

DALAM PENYELAMATAN BANK GAGAL

BERDAMPAK SISTEMIK

  o Penanganan terhadap suatu bank gagal berdampak sistemik dilakukan oleh LPS setelah adanya penetapan status bank gagal berdampak sistemik dan setelah dilakukannya penyerahan penanganan oleh Komite Koordinasi kepada LPS. o Tindakan penangananan terhadap bank gagal berdampak sistemik dapat dilakukan dengan memilih satu di antara dua pilihan (opsi) yakni; 1) tindakan penanganan dengan mengikutsertakan pemegang saham lama (open bank assistance) atau 2) tindakan penanganan tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama.

  PERAN & TANGGUNG JAWAB LPS DALAM DIVESTASI SAHAM BANK GAGAL

BERDAMPAK SISTEMIK

  Tahap Utama

  PENETAPAN STATUS BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

PENYERAHAN PENANGANAN

OLEH KOMITE KOORDINASI KEPADA LPS

OPSI PENANGANAN

  Tahap Utama

  PENANGANAN DENGAN MENGIKUTSERTAKAN PEMEGANG SAHAM LAMA PENANGANAN TANPA MENGIKUTSERTAKAN PEMEGANG SAHAM LAMA

PENANGANAN DAN PENYELAMATAN

  

TANPA MENGIKUTSERTAKAN PEMEGANG

SAHAM LAMA

  

1. Menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan

kepemilikan atas aset milik atau yang menjadi hak- hak bank gagal dan/atau kewajiban bank gagal;

  2. Melakukan penyertaan modal sementara;

  

3. Menjual atau mengalihkan aset bank tanpa

persetujuan nasabah debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan nasabah kreditur (purchase and assumption);

  4. Mengalihkan manajemen bank pada pihak lain;

  

5. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank

lain;

  PENANGANAN & PENYELAMATAN BANK

CENTURY

ASPEK EKONOMI PRO KONTRA ASPEK HUKUM

PRO DAN KONTRA KORUPSI?

DAMPAK SISTEMIK

POSISI BANK DALAM SISTEM KEUANGAN

  PENANGANAN DAN PENYELAMATAN BANK CENTURY BI PENANGAN DAN PENYELAMATAN OLEH LPS

PENETAPAN CENTURY

SEBAGAI BANK GAGAL

BERDAMPAK SISTEMIK

GAGAL KLIRING BANK CENTURY BANK CENTURY LPS BERADA DALAM PENGAWASAN KHUSUS KSSK

  

PENANGANAN DAN PENYELAMATAN BANK

o

CENTURY

  Penanganan Bank Century merupakan penanganan bank gagal berdampak sistemik yang pertama kali dilakukan o

oleh LPS sejak lembaga ini dibentuk pada tahun 2004.

  Penetapan status Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik berawal dari kegagalan kliring yang mengakibatkan ketidakmampuan Bank Century dalam membayar dana nasabah sehingga terjadi rush o pada November 2008.

  Melalui Keputusan KSSK Nomor 04/KSSK.03/2008, Bank Century ditetapkan sebagai Bank Gagal Berdampak o Sistemik.

  Surat Keputusan ini merupakan landasan awal bagi LPS dalam melakukan penanganan terhadap Bank Century

yang kemudian berubah nama menjadi Bank Mutiara.

BANK SISTEMIK

  Sistemik?

  

Bank yang karena ukuran aset , modal ,

kewajiban, luas jaringan atau kompleksitas

transaksi atas jasa perbankan serta keterkaitan

dengan sektor keuangan lainnya, dapat

mengakibatkan gagalnya sebagian atau

keseluruhan bank lain atau sektor jasa keuangan

baik secara operasional maupun finansial, apabila

bank tersebut mengalami kegagalan.

RUN DAN PANIC BANK

  Run and Panic Bank Bermasalah Likuiditas Bank Kesulitan

  Lingkaran Setan Panic bank Run dan Kepercayaan Masyarakat Sumber: Zulkarnain Sitompul, 2002, “Perlindungan Dana Nasabah Bank“.

  

FLASH BACK

KRONOLOGIS

o Tanggal 6 November 2008 Bank Indonesia menetapkan

status pengawasan terhadap Bank Century sebagai Bank

dalam Pengawasan Khusus dengan posisi Capital Adequacy

Ratio (CAR) sebesar 2,35% per 30 September 2008. o Atas permohonan direksi Bank Century,

  Bank Indonesia

kemudian menyalurkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

(FPJP) sebesar 502,7 miliar Rupiah pada 14 November 2008. o Setelah pemberian FPJP pertama Bank Century kembali

mengajukan permohonan FPJP kepada Bank Indonesia dengan

nilai sebesar 319,26 Miliar Rupiah. Terhadap permohonan

tersebut,

  Bank Indonesia kemudian menyetujui pemberian

kembali fasilitas FPJP kepada Bank Century dengan nilai

  

PERAN & TANGGUNG JAWAB LPS

DALAM PENANGANAN DAN PENYELAMATAN BANK

GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

  o Dengan mendasarkan pada data laporan pengawasan

  Bank Century per 31 Oktober 2008, Bank Indonesia kemudian mengumumkan bahwa rasio kecukupan modal atau CAR Bank Century berada dalam kondisi minus 3,52%. o

  Dalam rangka menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR Bank Century agar mencapai 8% maka diputuskan untuk memberikan dana talangan sebesar 632 Miliar Rupiah kepada Bank Century. Selain itu, rapat tersebut juga membahas mengenai kemungkinan

  

timbulnya dampak sistemik apabila Bank Century

dilikuidasi.

  

PENYERTAAN MODAL SEMENTARA DAN

KEWAJIBAN MELAKUKAN DIVESTASI

  o Berdasarkan skema Penyertaan Modal Sementara yang dilakukan oleh LPS dalam rangka penyelamatan

  Bank Century (yang kemudian berubah nama menjadi Bank Mutiara) maka LPS wajib melakukan penjualan (divestasi) atas saham Bank Mutiara sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. o

  Sejak tahun 2011 LPS telah mengeluarkan pengumuman mengenai penjualan saham Bank Mutiara yang akan dilakukan dengan metode strategic

  

sale atau penawaran langsung kepada para calon

investor potensial.

  PENYERTAAN MODAL SEMENTARA DAN KEWAJIBAN MELAKUKAN DIVESTASI

  PMS - DIVESTASI

  Conditional sale J.Trust Ltd. and purchase

  Strategic Sale selaku investor agreement of terpilih shares

J. TRUST LTD. SELAKU INVESTOR TERPILIH

  o Setelah dilaksanakannya serangkaian proses penawaran, terpilihlah J. Trust Ltd. sebagai

  

investor potensial berdasarkan pada hasil

  pelaksanaan uji tuntas dan penilaian atas dokumen penawaran akhir yang disampaikan oleh J Trust. o

  Di antara calon investor yang ada, nilai

  

penawaran yang disampaikan oleh J. Trust

merupakan nilai penawaran yang paling tinggi.

  

Selain itu, J. Trust juga dinilai sebagai calon

investor yang memiliki kemampuan memadai di

dalam melakukan penyelesaian pembayaran

atas pembelian saham Bank Mutiara.

PENJUALAN SAHAM MELALUI PERJANJIAN JUAL

  

BELI SAHAM BERSYARAT DALAM RANGKA

DIVESTASI SAHAM BANK MUTIARA

  o LPS dan J Trust Ltd. kemudian membuat

  Perjanjian Penjualan dan Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Sale and Purchase

  

Agreement of share) tertanggal 12 September

2014.

  o Berdasarkan perjanjian tersebut, J. Trust selaku pihak pembeli wajib melakukan pembayaran atas harga saham dengan harga pembelian sebesar 4,41 Triliun Rupiah. Sebagai kontra prestasi atas pembayaran yang telah dilakukan oleh J.Trust Ltd. maka LPS berkewajiban untuk melakukan penyerahan atas saham Bank Mutiara yang

MUNCULNYA PERMASALAHN HUKUM

  Permasalahan hukum muncul mengingat jumlah saham Bank Mutiara yang dimiliki oleh LPS sebagaimana harus dialihkan adalah sebesar 99,996% sementara jumlah maksimum kepemilikan saham Badan Hukum Asing pada Bank Umum dibatasi oleh ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 yang memberikan batasan kepemilikan Badan Hukum Asing pada bank umum sebesar 99%.

PERMASALAHAN HUKUM

  Pihak LPS menyatakan bahwa:

“Pasca pengalihan 99% saham Bank Mutiara kepada J.

  

Trust pada akhir tahun 2014, LPS masih menguasai

0,996% saham Bank Mutiara sementara sisanya sebesar

0,004% saham merupakan milik pemegang saham

publik. Dalam rangka melakukan penyerapan terhadap

sisa saham Bank Mutiara yakni sebesar 0,996% yang

berada dalam penguasaan LPS, J Trust Ltd. menunjuk J.

  

Trust Investment Indonesia selaku pihak ketiga untuk

menyerap sisa saham Bank Mutiara sebagaimana

dimaksud.

  ”

  

DIVESTASI SEBAGAI BAGIAN AKHIR DARI PROSES

PENANGANAN BANK SISTEMIK

  Aspek pokok

  DIVESTASI DIVESTASI DALAM PERSPEKTIF

HUKUM (PERDATA)

  KEABSAHAN

ISTILAH DAN PENGERTIAN DIVESTASI

  o Divestasi merupakan tindakan menjual sebagian unit

  bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan.

  o Divestasi dapat pula dimaknai sebagai suatu

  tindakan menjual (jual beli) yang objeknya dapat berupa suatu unit bisnis tertentu atau dapat berupa saham dari suatu perusahaan. o Inti dari divestasi saham tidak lain merupakan

  DIVESTASI SEBAGAI PROSES AKHIR PENYELAMATAN BANK GAGAL

  Meskipun istilah divestasi merupakan suatu terminologi ekonomi, istilah ini telah digunakan

  

secara luas oleh berbagai institusi pemerintah

dan berkaitan erat dengan aspek hukum. Istilah

  divestasi telah pula digunakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan guna menunjuk pada tindakan penjualan saham sebagai bagian akhir dari proses penanganan dan penyelamatan bank gagal.

  

DIVESTASI DALAM

PERSPEKTIF KUH PERDATA

o Inti dari divestasi saham tidak lain merupakan perjanjian jual beli. o

  Perjanjian jual beli merupakan suatu jenis perjanjian yang bersifat konsensual obligatoir. Bersifat ‘konsensual’ karena jual beli lahir sesaat setelah dicapai kata sepakat mengenai barang dan harga. Bersifat

  ‘obligatoir’ karena kata sepakat di antara para pihak dalam perjanjian jual beli pada hakikatnya baru melahirkan hak dan kewajiban bagi para pihak untuk menuntut pembayaran harga dan penyerahan barang. Artinya, perjanjian jual beli baru akan selesai apabila kata sepakat telah diikuti dengan tindakan pembayaran harga dan penyerahan benda yang menjadi objek jual beli.

  

(LANJUTAN…)

  o Terjadinya kata sepakat di antara para pihak baru melahirkan hak dan kewajiban di antara pihak untuk menuntut dilakukannya pembayaran harga dan penyerahan atas suatu benda. o

  Hak milik atas benda yang menjadi objek jual beli belum beralih. Untuk melakukan pengalihan hak

  milik atas objek jual beli diperlukan suatu tindakan penyerahan (levering).

  o Hak milik atas benda yang menjadi objek jual beli baru akan beralih dari penjual kepada pembeli

DIVESTASI SAHAM BANK MUTIARA OLEH LPS

  o Dalam rangka divestasi saham Bank Mutiara, LPS melakukan penjualan atas saham Bank Mutiara kepada J Trust Ltd. melalui metode strategic sale.

  Berdasarkan metode strategic sale, penjualan saham dilakukan dengan menunjuk investor terpilih (investor pembeli yang akan melakukan pengambilalihan). o

  Pelaksanaan divestasi saham Bank Mutiara oleh LPS sejatinya masih menyisakan permasalahan hukum berkaitan dengan aspek keabsahan perjanjian jual beli saham bersyarat ( conditional sale and purchase

  agreement of share) yang dibuat oleh LPS dengan

UNDANG-UNDANG PPKSK

  

ERA BARU PENCEGAHAN DAN

PENANGANAN KRISIS

ERA BARU PENANGANAN BANK

GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM

KEUANGAN

  Aspek penting

KRISIS SISTEM KEUANGAN

  KSSK PENCEGAHAN PENANGANAN

TINDAKAN PENANGANAN OLEH KSSK

  Aspek penting

  KSSK PENCEGAHAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN BANK SISTEMIK KSSK

INDA RAHADIYAN

BANK SISTEMIK

  Sistemik?

  

Bank yang karena ukuran aset , modal ,

kewajiban, luas jaringan atau kompleksitas

transaksi atas jasa perbankan serta keterkaitan

dengan sektor keuangan lainnya, dapat

mengakibatkan gagalnya sebagian atau

keseluruhan bank lain atau sektor jasa keuangan

baik secara operasional maupun finansial, apabila

bank tersebut mengalami kegagalan.

PENETAPAN STATUS BANK SISTEMIK BERDASARKAN UU PPKSK

  ALUR PENETAPAN STATUS BANK SISTEMIK PENETAPAN BANK SISTEMIK OLEH BI DAN OJK PENETAPAN BANK SISTEMIK PERTAMA KALI DILAKUKAN DALAM KONDISI PEMUTAKHIR AN DAFTAR BANK

SISTEMIK

SECARA

BERKALA

SEKALI

DALAM 6

BULAN OJK LAKUKAN PENETAPAN DAN PEMUTAKHI RAN DATA BANK SISTEMIK KEPADA KSSK PENETAP AN BANK SISTEMIK OLEH KSSK

TINDAKAN WAJIB OLEH BANK SISTEMIK

  KEWAJIBAN BANK BERSTATUS SISTEMIK KECUKUPAN MODAL RASIO SISTEMIK BANK LIKUIDITAS RENCANA AKSI

  

BANK SISTEMIK YANG MENGALAMI

KESULITAN LIKUIDITAS

KETENTUAN KHUSUS

PINJAMAN JANGKA PENDEK

BANK INDONE SIA OJK PENETAPAN STATUS

BANK

SISTEMIK

LENDER OF THE LAST RESORT PENGAWAS ASPEK MIKRO

KOORDINASI

PENANGANAN DAN PENYELAMATAN BANK SISTEMIK DALAM UU PPKSK

DAFTAR PUSTAKA

  

Buku

  Abdul Moin, Merger, Akuisisi, dan Divestasi, Cetakan Kedua, Ekonisia FE UII, Yogyakarta, 2007.

  Adrian Sutedi, Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

  Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan

  

Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan. Sinar

  Grafika, Jakarta, 2007 Ahmad Antoni K, Kamus Lengkap Ekonomi, Gita Media Press, Jakarta, 2003.

DAFTAR PUSTAKA

  

Buku

Bank Indonesia, Laporan Tahunan 1997/1998, Bank Indonesia, Jakarta, 1998.

  Diana Ria Winanti Napitupulu, Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia, Bumi Intitama Sejahtera, Jakarta, 2010.

  

Edwin Neave, Bank Runs and Sistemic Risk, A Wiley Global Finance

Executive Selection, John Wiley and Sons Inc, 2009.

  Herdi Sahrasad, Century Gate: Refleksi Ekonomi Politik

Skandal Bank Century, Freedom Foundation, Yayasan Indonesia

Baru dan LSIK , Jakarta, 2009. Jakarta, Johar Arifin dan Muhammad Fakhrudin, Kamus Istilah

Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, 1999.

DAFTAR PUSTAKA

  

Buku

  Kusumaningtuti SS, Peranan Hukum dalam

  

Penyeesaian Krisis Perbankan di Indonesia, Edisi I,

  Rajawali Pers, Jakata, 2009 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme

  

Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Ctk. Pertama,

  Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010 Munir Fuady, Akuisisi, Take Over, dan LBO,

  Cetakan keempat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014 OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2014,

  Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan

DAFTAR PUSTAKA

  

Buku

  Ridwan Khairandy, Hukum Pasar Modal I, FH UII Press, Yogyakarta, 2010.

  Rudjito dkk., 5 Tahun LPS Menjamin Simpanan

  

Nasabah dan Menjaga Stabilitas Sistem Perbankan,

  Cetakan I, Lembaga Penjamin Simpanan, Jakarta, 2011.

  Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

DAFTAR PUSTAKA

  Jonker Sihombing, Analisis Hukum Otoritas

  

Jasa Keuangandan Pengawasan Pasar Modal, Jurnal

Hukum Bisnis Volume 31 No.1/2012.

  Zulkarnain Sitompul, Analisis Hukum:

  

Kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan dalam

Pembubaran dan Likuidasi Perseroan Terbatas,

  Jurnal Hukum Bisnis Vol. 28 No. 3/ 2009.

DAFTAR PUSTAKA

  Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisisi Sistem Keuangan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan

  Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 tentang Penjualan Saham Bank Umum Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 4/PLPS/2006 tentang Penyelesaian Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistemik Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006 tentang Penanganan Bank Gagal yang Berdampak Sistemik Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 2/PLPS/2011 tentang Tata Cara Penjualan Saham Bank Gagal yang Diselamatkan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 1/PLPS/2014 tentang Penjualan Saham Bank Gagal yang Diselamatkan

DAFTAR PUSTAKA

  Paripurna Sugarda dan Very Anthoni, Bahan Kuliah Hukum Perbankan, 2011, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

  Inda Rahadiyan, Bahan Kuliah Hukum Perbankan, 2013, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, Sejarah Mutiara Bank, diunduh dari

?menu=corground, diakses

pada 24 Januari 2015 pukul 17.15 WIB

Anonim, KBBI Online, diunduh dari http:www.kbbi.web.id, diakses pada

tanggal 28 Februari 2015 pukul 18.05 WIB Friska Putri Lestari, Analisis Kebijakan Pembatasan Kepemilikan

Bank: Solusi Meningkatkan Good Corporate Governance, diunduh dari

http://ejournal.unesa. ac.id/index.php/jurnal-

akuntansi/article/view/741/525, diakses pada tanggal 6 Juni pukul 8.53

  WIB George G. Kaufman, Bank Runs, The Concice Encyclopedia of

Economics, http//:www.econlib.org, diakses pada tanggal 23 Desember

2015, pukul 08.45 WIB.

  Krisna Wijaya, Prospek Perbankan dan Keberadaan LPS

Berorientasi Kepada Penciptaan Stabilisasi, diunduh dari www1.lps.go.id,

diakses pada 28 Maret 2015 Pukul 12.10 WIB.

DAFTAR PUSTAKA

  Nano Tresna Arfana, MK Tolak Seluruh Permohonan Lembaga

Penjamin Simpanan, diunduh dari ,

diakses pada tanggal 8 April 2015 pukul 20.15 WIB Samsu Adi Nugroho, LPS Alihkan Saham PT. Bank Mutiara Tbk.,

Siaran Pers LPS Nomor Press-19/SEKL/2014 diunduh dari

, diakses pada 23 Februari 2015

Pukul 04.58 WIB

  Samsu Adi Nugroho, Penambahan Modal PT. Bank Mutiara Tbk,

Siaran Pers LPS Nomor Press-024/LPS/XII/2013, diunduh dari

, diakses pada 14 Agustus 2015 pukul 17.27 WIB.

  Sholla Taufik, Kronologi Aliran Rp 6,7 Triliyun ke Bank Century,

diunduh dari http://tempo.com. diakses pada 24 Januari 2015 pukul

  18.00 WIB

Tabita Diela, Inilah Profil J Trust, Perusahaan Jepang yang Akan Caplok

Bank Mutiara, diunduh dari diakses

pada tanggal 28 Februari 2015 Pukul 20.46 WIB

  Sekian dan Terimakasih