ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN H (1)

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL
INVESTASI TERHADAP CADANGAN DANA TABARRU’
A. Latar Belakang Masalah
Melihat dari permasalahan manusia yang semakin komplek pada saat ini,
kemungkinan adanya risiko yang mengancam kebutuhan manusia semakin besar.
Adanya alasan tersebut maka semakin besar pula masalah yang akan dihadapi
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menghadapi risiko yang
datangnya tidak diduga, maka dari itu masyarakat dituntut untuk memiliki suatu
jaminan untuk menjamin kehidupan, kesehatan, kebahagiaan di hari tua, sampai
pendidikan bagi anak-anak mereka. Kegiatan penjaminan tersebut dalam
diimplementasikan melalui kegiatan perasuransian. Kegiatan asuransi di Indonesia
memiliki dua konsep yang telah berjalan, yaitu konsep asuransi konvensional dan
asuransi syariah.
Pada awalnya masyarakat hanya mengenal asuransi konvensional, namun dalam
prakteknya lembaga perasuransian konvensional mengandung unsur gharar
(ketidakpastian), unsur maisir (perjudian) dan unsur ribawi. Hal tersebut
menimbulkan perbedaan pendapat diantara para ulama yang kemudian menyebabkan
asuransi konvensional tidak dapat dijadikan pilihan oleh masyarakat muslim karena
terdapat keraguan atau bahkan mengganggu keyakinannya, bahwa sistem operasional
asuransi konvensional yang telah ada itu cacat hukum menurut hukum Islam
(syari’ah).

Melalui upaya hukum, sebagai solusi agar tetap dapat memberikan fasilitas asuransi
kepada umat muslim, maka dibentuklah lembaga asuransi yang berbasis syari’ah
dengan prinsip saling tolong menolong dan saling menanggung risiko dengan para
tertanggung dengan jalan kebaikan menurut ajaran Islam. Dengan dasar itulah
dibentuknya asuransi Islam yang dinamakan Asuransi Takaful.
Menurut Dewan Syariah Nasional, takaful adalah sebuah usaha untuk saling
melindungi dan saling tolong menolong di antara sejumlah orang, dimana hal itu
digunakan dalam bentuk investasi dalam bentuk aset (tabarru’) yang memberi pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan
syariah. (Qoyum, 2017:2)
Perusahaan asuransi syariah mengenal istilah “premi” atau sejumlah dana yang
dibayarkan oleh peserta asuransi terhadap entitas pengelola. Unsur premi pada
asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (unsur asuransi jiwa), dan
unsur tabarru’ saja (asuransi kerugian pada term insurance life). Unsur tabarru’ pada
jiwa, perhitungannya diambil dari tabel mortalitas (harapan hidup) yang besarnya
tergantung usia dan masa perjanjian. Semakin tinggi usia akan semakin panjang masa
perjanjian, maka semakin besar pula nilai tabarru’nya. Besarnya premi pada asuransi
jiwa dalam asuransi syariah disebut tabarru’ ada pada kisaran 0.72 sampai 12 persen.
Sedangkan tabarru’ pada asuransi. Sedangkan, besarnya tabarru’ pada asuransi
kerugian merujuk kerate standar yang dibuat oleh DAI (Dewan Asuransi Indonesia).

Beberapa pakar asuransi syariah seperti MM Billah meneyebut premi ini dengan

istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqih disebut Al-Musahammah. (MM Billah,
1999:14)
Berdasarkan uraian di atas, pendapatan premi dapat diartikan sebagai jumlah total
dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola setelah dikurangi
biaya administrasi dan operasional. Pendapatan premi yang didapatkan dikumpulkan
ke dalam dana tabarru’ untuk dilakukan pengelolaan selanjutnya oleh perusahaan.
Selain berasal dari pendapatan premi, dana tabarru’ juga dibentuk dari hasil investasi
dan akumulasi cadangan surplus underwritting dana tabarru’ yang didistribusikan
kembali ke dana tabarru’.
Perusahaan melakukan kegiatan investasi untuk menjaga agar dana tetap stabil bahkan
meningkat. Menurut Muhammad Syakir Sula (2004: 359) Investasi adalah
menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu
yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
di masa mendatang. Dalam laporan perkembangan keuangan syariah tahun 2013 yang
dipublikasikan OJK menyebutkan sebagian besar investasi perusahaan perasuransian
syariah ditempatkan dalam bentuk deposito syariah yaitu mencapai 77,5% atau 474
miliar rupiah dari total investasi sebesar 612 miliar rupiah. Perusahaan perasuransian
syariah juga menempatkan investasi dalam bentuk lain diantaranya: Reksadana

syariah sebesar 10,1%, Sukuk korporasi sebesar 8,8%, Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) sebesar 3,5%, dan Saham sebesar 0,1%.
Pada perusahaan asuransi syariah, untuk mengetahui hubungan antara pendapatan
premi dan hasil investasi dengan cadangan dana tabarru’, tidak bisa dipisahkan dari
penerapan fungsi manajemen underwriting oleh perusahaan asuransi syariah.
Underwriting merupakan proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai
dengan tingkat yang dapat ditanggung oleh perusahaan. Berdasarkan fungsi
manajemen tersebut, perusahaan dapat menentukan tarif premi yang mampu
memberikan laba maksimal dengan cara mengestimasi risiko yang akan ditanggung
pada masa yang akan datang. Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang
ditanggung dari proses underwriting akan menghasilkan surplus (defisit)
underwriting.
Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap
cadangan dana tabarru’, maka saya akan mengkaji pembahasan tersebut lebih dalam
pada paper ini. Tujuan dibuatnya paper ini, sekaligus untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Lembaga Keuangan Islam Non Bank.
Perumusan masalah pada penelitian ini, berdasarkan latar belakang masalah yang
sudah dipaparkan, adalah ditentukan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’ pada
perusahaan asuransi syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada
perusahaan asuransi syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama-sama
terhadap cadangan dana tabarru?

B. Landasan Teori
1. Definisi Asuransi Syariah (Takaful)
Muhammad Syakir Sula (2004: 26) Secara bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa
Belanda yaitu assurantie, yang dalam hukum belanda disebut Verzekering, yang
artinya pertanggungan.
Menurut Muhammad Muslehudin yang mengadopsi pengertian asuransi dari
Encyclopedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok
orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat
diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara mereka
maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok (Muslehudin,
1997: 3).
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001, asuransi syariah
(Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Definisi Asuransi Syariah menurut AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) (2010),
Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang menghadapi risiko-risiko
tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-bahaya yang muncul dari risikorisiko tersebut, dengan cara membayar kontribusi-kontribusi berdasarkan keharusan
tabarru’ (hibah), yang darinya terbentuk dana pertanggungan yang mempunyai badan
hukum sendiri dan tanggungan harta independen yang darinya akan berlangsung
penggantian (kompensasi) terhadap bahaya-bahaya yang menimpa salah seorang
peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko yang telah ditanggung.
Akad-akad yang digunakan dalam takaful harus terhindar dari gharar, maysisr, riba,
zhulm, risywah, barang haram, dan maksiat. Akad yang digunakan ada dua macam
yaitu akada tijarah dan akad tabarru’. Akada tijarah adalah semua bentuk akad yang
bertujuan komersial diantara peserta dan perusahaan seperti mudharabah dan
musyarakah. Akad tijarah menghendaki adanya pengelolaan dana yang terkumpul dari
dana tabarru’ agar dapat diinvestasikan. Profit atau hasil investasi tersebut dibagi
kepada pengelola dan peserta atau dimasukkan ke kas tabarru’i secara proporsional.
Takaful mendapat hasil fee/ujrah dari perannya sebagai wakil dari wakalah bil ujrah
dan ju’alah yang dipakai. Selain itu, takaful juga dapat memperoleh hasil dari surplus
underwritting. Surplus underwritting yaitu selisih lebih total kontribusi peserta ke
dalam dana tabarru’ setelah dikurangi klaim, kontribusi reasuransi dan cadangan
teknis dalam satu periode tertentu (Darsono, 2017: 102)

2. Landasan Asuransi Syariah
Menurut AM. Hasan Ali (2004: 104) Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber
dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah
dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai
yang ada dalam ajaran islam yaitu Al Qur'an dan As-Sunah.
Menurut Muhammad Syakir Sula (2004: 86-91), dalil-dalil syar‟i yang mendasari
pendirian dan praktik asuransi syariah adalah sebagai berikut:
a) Perintah Allah Untuk Mempersiapkan Hari Depan

Dasar hukum yang dipakai adalah QS. al Hasyr ayat 18, yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
b) Firman Allah tentang Prinsip-prinsip Bermuammalah
1) Al Qur‟an surat Al-Maidah ayat 1
“Hai orang-orang yang beriman, tunaikanlah akad-akad itu, dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakiNya. “

2) Al Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 275
“…Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”.
3) Al Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
c) Perintah Allah untuk Saling Bertanggung Jawab
Terdapat beberapa hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang
membahas perintah Allah untuk saling bertanggung jawab diantaranya:
1) “…Kedudukan persaudaraan orang yang beriman satu dengan yang
lainnya ibarat satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh sakit, maka
akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh lainnya...”.
2) “…Seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam satu masyarakat
ibarat seluruh bangunan, yang mana tiap bagian dalam bangunan itu
mengkukuhkan bagian lainnya…”.
d) Perintah Allah untuk Saling Bekerja Sama dan Bantu-Membantu
1) Al Qur‟an surat Al Maidah ayat 2
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya.”
2) Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud
“…Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, Allah akan
memenuhi hajatnya…”
e) Perintah Allah untuk Saling Melindungi dalam Keadaan Susah
Terdapat beberapa dalil dalam Al Qur‟an maupun Hadist yang membahas
tentang perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah
diantaranya:
1) Al Qur‟an surat Quraisy ayat 4

“…Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan…”.
2) Al Qur‟an surat Quraisy ayat 4 “…Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berdoa, „Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa
(selamat)…”
3)

Hadist riwayat Ahmad “…Demi diriku yang dalam kekuasaan Allah,
tidaklah masuk surga orang-orang yang tidak memberikan
perlindungan bagi tetangganya yang dalam kesusahan…”.


3. Definisi Pendapatan Premi
Pendapatan premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan seorang pemegang polis
kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan perjanjian pertanggungan yang
dituangkan dalam polis asuransi. (Hasyim, dkk, 1996: 248)
Sedangkan pengertian premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana yang
dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana tabarru’. Dana
tabungan adalah dana titipan peserta asuransi (insurance life) dan mendapat
alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh
setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada
peserta apabila peserta yang bersangktan mengajukan klaim, baik berupa klaim
nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan, tabarru’ adalah derma atau
dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktuwaktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi.
(Syakir,2004: 311)
Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga, yaitu premi tabungan, premi
biaya, premi tabarru’. Premi tabungan adalah premi yang disetor pemegang polis
untuk dipergunakan sesuai keperluan masing-masing polis. Menurut Keputusan
Menteri Keuangan Indonesia No.225/KMK017/1993, PT asuransi boleh pula
memasukkan unsur tabungan ke dalam premi sehingga akan terbentukapa yang
disebut nilai tunai yang akan dikembalikan kepada pemegang polis baik

sewakktu-waktu maupun di akhir masa asuransi pada PT Asuransi Syariah, nilai
tunai sama dengan nilai kauntansi tabungan.
4. Definisi Hasil Investasi
Hasil investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi syariah
dimana terdapat keuntungan , dan keuntungan tersebut dibagi pada pemilik dana
dan pengelola dana.
Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau
menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan
akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa
mendatang. Sedagkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu
surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.
(Iwan,2003:45)
Alasan mengapa perusahaan melakukan investasi :

a) Mendapatkan hidup yang lebih yang akan datang
b) Mengurangi tekanan inflasi
c) Dorongan untuk menghemat pajak
5. Cadangan Dana Tabarru’
Cadangan dana tabarru’ merupakan cadangan yang dibentuk dari surplus
underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan entitas pengelola (PSAK

108). Berdasarkan pengertian tersebut, cadangan dana tabarru’ muncul karena
adanya surplus underwriting. Terdapat beberapa perbedaan pendapat dalam
mendefinisikan surplus pada asuransi syariah. Menurut Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) dalam standar akuntansi
No. 13, surplus adalah kelebihan dari total kontribusi peserta selama periode
tertentu dikurangi total klaim, reasuransi (retakaful) dan semua beban provisi.
Menurut Islamic Financial Service Board (IFSB) No 8 terkait standar corporate
governance Takaful, surplus adalah sisa dari pendapatan kontribusi peserta setelah
dikurangi biaya-biaya klaim dan provisi lalu ditambah dengan hasil investasi
(investment return). Sharia Advisory Council-Bank Negara Malaysia (SAC-BNM)
mengeluarkan panduan dan kerangka kerja operasional takaful pada tahun 2001,
surplus bisa ditentukan setelah dikurangi klaim, provisi serta solvency
requirement. Solvency Requirement adalah dana yang dibutuhkan untuk menutup
kemungkinan terjadinya risiko kerugian yang timbul sebagai akibat dari deviasi
pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
Dari perbedaan pendapat mengenai surplus tersebut, maka muncul permasalahan
terkait pendistribusian surplus underwriting, apakah surplus tersebut akan
didistribusikan ke peserta, entitas pengelola, atau dialokasikan seluruhnya sebagai
cadangan dana tabarru’.
C. Metodologi Penelitian
1. Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan
premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai variabel
dependen. Disini, peneliti memilih objek penelitian yaitu unit usaha syariah
perusahaan asuransi umum di Indonesia yang tercatat dalam OJK. Adapun metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
berganda.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian
yang menggunakan angka dan pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
penampilan hasilnya.(Arikunto,2006: 12)
Pendekatan ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
Laporan Keuangan sebagai kasus. Oleh karena itu, data-data atau laporan
keuangan merupakan analisis inti pada penulisan ini.
2. Metode pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitisn ini adalah data sekunder yang diambil dari
laporan keuangan enam unit usaha syariah perusahaan asuransi umum di
Indonesia pada tahun 2014.
3. Metode analisis data

Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, maka dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui adanya pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Rumus metode analisis regresi berganda:
γ =α + β 1 X 1+ β 2 X 2
Keterangan:
γ =¿ cadangan dana tabarru’
β=¿ koefisien regresi dari setiap independen variabel
X 1=¿ premi
X 2=¿ investasi
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa uji asumsi klasik yang harus
dipenuhi sebagai persyaratan untuk melakukan uji regresi sehingga nantinya
diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (best linier unbiased estimators).
Berbagai asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Uji Hipotesis
1. Uji T
2. Uji F
D. Analisa dan Pembahasan
1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat
menentukan model analisis yang paling tepat.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual
terdistribusi secara nromal atau tidak. Dalam hal ini yang di uji normalitas bukan
masing-masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang
dihasilkan dari moel regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang terdistribusi secara normal. Disini, peneliti menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas.
1) Uji normalitas dengan metode One Sample Kormogorov-Smirnov
Dalam uji ini menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 1
berikut menyajikan hasil uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Unstandardized
Residual
7
,0000000
16685,6805231
4
,189
,144
-,189
,499
,965

Dari tabel di atas pada kolom One-Simple Kolmogorov-Smirnov Test, dapat
diinterpretasikan bahwa nilai signifikan untuk (Asym. Sig. (2-tailed) sebesar 0,965.
Karena signifikan lebih dari 0,05 maka menghasilkan residual terdistribusi dengan
normal.
2) Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas terhadap data penelitian digunakan dengan uji
korelasi. Suatu kelompok data dikatakan tidak ada multikolinearitas jika
nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,5. Sedangkan jika nilai
VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan bahwa kelompok data tersebut
terdapat multikolinieritas. Adapun hasil pengujian multikolinearitas yang
dilakukan yaitu :
Tabel 2

Model
1

(Constant)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-19690,472
10034,890

pendapatan-premi
,753
,147
hasil-investasi
2,010
1,195
a. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

,759
,248

t
-1,962

Sig.
,121

5,136
1,682

,007
,168

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,137
,137

7,308
7,308

Dari tabel di atas, jika diinterpretasikan bahwa nilai VIF untuk Pendapatan
Premi dan Hasil Investasi sebesar 7,308. Hasil VIF tersebut kurang dari
10, sedangkan Tolerance lebih dari 0,5 untuk kedua variabel independen,
maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan
adanya masalah multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
 Tidak terjadi heterokedastitas, jika nilai T hitung lebih kecil dari T
tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
 Terjadi heterokedastisitas, jika nilai T hitung lebih besar dari T
tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Dengan menggunakan Uji Glejser, maka didapatkan hasil :
Tabel 3

Coefficientsa

Model
1

(Constant)

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
16057,083
5368,364

pendapatan-premi
,065
hasil-investasi
-,726
a. Dependent Variable: abs_rest1

,078
,639

Standardized
Coefficients
Beta
,945
-1,291

T
2,991

Sig.
,040

,832
-1,136

,452
,319

Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa dengan
melihat nilai signifikan dan alpha 5%. Terlihat bahwa nilai Sig. > 0,05 untuk
semua variabel independen yang artinya tidak ada satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen.
Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
Heterokedastisitas.
2. Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil estimati diperoleh nilai t
hitung masing-masing variabel independen untuk dapat melakukan
pengujian satu sisi. Hasil penyajiannya adalah sebagai berikut:
H0 = variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.
H1 = variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.
1) Pengaruh Pendapatan Premi terhadap cadangan dana tabarru’
Tabel 4
Coefficientsa

Model
1

(Constant)

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-19690,472
10034,890

pendapatan-premi
,753
,147
hasil-investasi
2,010
1,195
a. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

Standardized
Coefficients
Beta
,759
,248

T
-1,962

Sig.
,121

5,136
1,682

,007
,168

Nilai signifikan dari kontribusi pendapatan premi yaitu sebesar 0,007. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kontribusi peserta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
cadangan dana tabarru’ asuransi syariah.
2) Pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’
Nilai signifikan dari hasil investasi yaitu sebesar 0,168. Nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil investasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap cadangan dana tabarru’ asuransi syariah.
b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel
independen terhadap variabel dependen. Terdapat dua hipotesis dalam
penelitian ini yaitu:
H0= variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara simlutan
berpengaruh tidak signifikan terhadap cadangan dana tabarru’.
H1= variabel pendapatan premi dan hasil investasi berpengaruh signifikan
terhadap cadangan dana tabarru’.
Dalam menentukan hipotesis diterima atau tidak, ada ketentuan yang harus
dipenuhi. H0 diterima apabila nilai F hitung < F tabel atau nilai signifikansi
> 0,05. Sebaliknya H0 ditolak apabila nilai F hitung > F tabel atau nilai
signifikansi < 0,05. Berikut hasil uji F :
Tabel 5
ANOVAb
Model

Sum of Squares

1

Regression
Residual
Total

df

Mean Square

1,381E11

2

6,906E10

1,670E9

4

4,176E8

1,398E11

6

F
165,355

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), hasil-investasi, pendapatan-premi
b. Dependent Variable: cadangan-dana-tabarru'

Dari data di atas diketahui bahwa nilai Sig. Dari hasil perhitungan regresi antar
variabel pendapatan premi dan hasil investasi sebagai variabel bebas terhadap cadangan dan
tabarru’ sebagai variabel terikat adalah 0,000 berada kurang dari 0,05. Selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap moel regresi dengan menggunakan uji F dengan bentuk hipotesis sebagai
berikut:
H0 : β1=β2 = 0, tidak ada pengaruh signifikan antara pendapatan premi dan hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru’.
H0 : β1≠β2 ≠ 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi dan hasil
investasi terhadap cadangan dana tabarru’.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi :
a. Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima
b. Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak
Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai Sig 0,000 jauh
lebih kecil dari 0,05 dengan demikian maka H0 ditolak. Sehingga keputusannya
adalah bahwa pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana
tabarru; secara signifikan.
E. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
beberapa poin penting sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil pengujian terhadap variabelindependen secara individual
menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan
positif terhadap variabel cadangan dan tabarru’ dengan nilai koefisien regresi
variabel pendapatan premi sebesar 0,759 dan hal ini sesuai dengan hipotesa awal.
Kenaikan variabel pendapatan premi akan mengakibatkan kenaikan terhadap
cadangan dana tabarru’ asuransi syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel pendapatan premi lebih kecil berpengaruh signifikan terhadap cadangan
dana tabarru’ dibandingkan variabel hasil investasi.
2. Dilihat dari hasil pengujian variabel hasil investasi secara individu berpengaruh
secara signifikan positif terhadap variabel cadangan dana tabarru’ dengan nilai
koefisien tegresi variabel hasil investasi sebesar 1,195 dan hal ini sesuai dengan
hipotesa awal. Kenaikan variabel hasil investasi akan mengakibatkan terhadap
cadangan dan tabarru’ perusahaan asuransi syariah.
3. Dari hasil pengujian secara bersama-sama (uji F), nilai Sig dari hasil perhitungan
regresi antar variabel pendapatan premi dan variabel hasil investasi sebagai
variabel bebas terhadap cadangan danatabarru’ sebagai variabel terikat adalah
0,000 kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi
dan hasil investasi secara bersama sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap
cdangan dana tabrru’ di perusahaan asuransi syariah.
4.
F. Daftar Pustaka
Moh. Ma’sum Billah, 1999, Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A
Comporative Analysis, Hilton, Kuala Lumpur.
Muhammad Syakir Sula. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan
Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani.
Arikunto Suharsisi, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Prakti, Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Muhammad Syakir Sula. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan
Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani.
Muslehuddin, Mohammad. (1997). Asuransi Dalam Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
AM Hasan, Ali. (2004). Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan
Analisis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta : Kencana.
Ali Hasyim, Drs. Agustinus Subekti, dkk, 1996, Kamus Asuransi, jakarta: Bumi Aksara
Sula M.Syakir, 2004, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta: Gema Insani

Pontjowonoto, Iwan P, 2003, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi),
Jakarta: Modal Publications
Fadlullah Arief, 2014, Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi Terhadap
Cadangan Dana Tabarru’ (Studi Pada PT Asuransi Sinarmas Syariah), Fakultas Syariah
dan Hukum: UIN Syariah Hidayatullah
Farida D Eka, 2016, Pengaruh Konstribusi Peserta, Klaim, dan Hasil Investasi Terhadap
Surplus Underwritting Asuransi Umum Syariah DI Indonesia, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Airlangga