PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT (1). docx

BAB I
PENDAHULAN
A. Latar belakang
Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh
lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk
mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapinya. Tidak jarang dari kesulitan itu timbul kreativitas yang menghasilkan
gagasan baru yang dapat mengubah kesulitan menjadi peluang, namun bisa juga
tersediannya segala sesuatu dengan mudah mengakibatkan hilangnya daya juang
masyarakat untuk menghadapi tantangan yang ringan sekalipun.
Dari 205 juta penduduk Indonesia ketika survey pada tahun 1999, sekitar 60
juta orang (28%) menjadi sasaran pendidikan luar sekolah. Sementara itu anggaran
yang disediakan oleh pemerintah untuk jalur pendidikan luar sekolah ini sungguh
amat kecil. Sebagai contoh saja pada tahun 1999 hanya tersedia dana sekitar 18
milliar dari anggaran depdiknas, dan pada tahun 2000an jumlah anggaran malah
menurun menjadi 57 milliar. Dilihat dari sudut kemampuan anggaran tersebut, maka
jalur pendidikan luar sekolah tidak mampu berbuat banyak dalam melaksanakan
program-programnya. Keadaan ini disebabkan pemerintah masih belum mau melihat
pendidikan secara utuh atau lebih mementingkan pendidikan sekolah ketimbang
pendidikan diluar sekolah.
Bertitik tolak dari permasalah yang dihadapi, pendidikan luar sekolah

berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti
pesantren, madrasah, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah
jauh sebelum Indonesia merdeka dan bertahan sampai sekarangn dan di cintai,
dihargai, serta diminati oleh masyarakat. Disisi lain, masyarakat merasakan adanya
kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya
karena pendidikan luar sekolah ini program-programnya sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi nyata masyarakat.
B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari pendidikan berbasis masyarakat ?
1

b. Sebutkan karakteristik pendidikan berbasis masyarakat ?
c. Bagaimana konsep dasar pendidikan berbasis masyarakat ?
d. Apa saja yang menjadi tujuan dari pendidikan berbasis masyarakat ?
e. Bagaimana pelaksanaan konsep dasar pendidikan berbasis masyarakat serta
peran

dari

pemerintah


dan

masyarakat

dalam

pendidikan

berbasis

masyarakat ?
C. Tujuan penulisan
a. Dapat mengetahui apa hakikat dari pendidikan berbasis masyarakat.
b. Dapat menjelaskan karakteristik pendidikan berbasis masyarakat.
c. Dapat memahami bagaimana konsep dasar dari pendidikan berbasisi
masyarakat.
d. Dapat mengetahui tujuan dari pendidikan berbasis masyarakat
e. Dapat memahami pelaksanaan konsep dasar pendidikan berbasis masyarakat
serta peran dari pemerintah dan masyarakat dalam pendidikan berbasis

masyarakat.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat memiliki pengertian yang beragam, namun
sesungguhnya memiliki makna yang sama, yaitu merupakan model pendidikan yang
berorientasi pada pengembangan masyarakat yang berfokus pada upaya perekayasaan
sosial.

Pendidikan berbasis masyarakat menekankan pada pelibatan siswa atau

peserta didik dalam aktivitas di dalam dan di luar kelas. Hal ini juga menakankan
pada pelibatan masyarakat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi
efektivitas belajar dan pemanfaatan.
Pendidikan berbasis masyarakat berada di masyarakat, untuk menjawab
kebutuhan belajar masyakarat itu dan di kelolah ole masyarakat juga dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada pada masyarakat yang lebih menekankan pada

pentingnya partisipasi masyarakat di setiap kegiatan belajar maupun bermasyarakat.
Pendidikan berbasis masyarakat ini mengisyaratkan adanya dukungan dari pihak
masyarakat dalam pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan,
adanya mitra yang sejajar dengan masyarakat, serta adanya kepemilikan penuh
masyarakat

dalam

mengendalikan

keputusan

program.

Pendidikan

berbasis

masyarakat ini merupakan usaha yang dapat menumbuh kembangkan pendidikan
yang berawal dari bawah dimana pendidikan terjadi atau berakar dari masyarakat,

dengan inisiatif dari masyarakat, dan di kelola oleh masyarakat juga untuk
kepentingan masyarakat banyak.
B. Karakteristik Pendidikan Berbasis Masyarakat
Penerapan pendidikan berbasis masyarakat dalam konteks desentralisasi
pendidikan (berpusat pada tingkat kabupaten/kota), mengonsepsikan pendidikan
adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat, dengan tujuan akhir untuk dapat
memberdayakan masyarakat dalam belajar melakukan perubahan.
Sebagai salah satu model penyelenggaraan pendidikan dari, untuk, dan oleh
masyarakat yang memposisikan masyarakat sebagai actor utama, pendidikan ini
3

diterapkan berdasarkan jumlah asumsi. Penggunaan asumsi ini sebagai pijakan dalam
pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat yang berimplikasi pada peranan dan
pelibatan

masyarakat

secara

kuat


dan

menyeluruh.

Masayarakat

dalam

pelaksanaannya dan penyelenggaraannya diberikan otoritas penuh (otonomi) untuk
berpartisipasi dalam memberdayakan dirinya sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
nyata. Pada karakteristik pendidikan berbasis masyarakat ini terdapat tiga komponen
utama yang menjadi pokok dari pendidikan ini yaitu :
1. Otonomi
Kata otonomi dalam pengertian ini berbeda dengan otonomi daerah,
otonomi disini bermaksud sebagai lembaga/institusi pelaksana pendidikan.
Dalam konteks pendidikan berbasis masyarakat, otonomi pendidikan
merupakan kemandirian (otoritas) institusi pendidikan dalam penetapan arah,
pengaturan diri, pendayagunaan sumber dan kesediaan pengambilan resiko
terhadap keputusan yang diambil. Dalam pelaksanaannya otonomi ini

dilakukan dengan berbagai penekanan pada beberapa aspek seperti ideologi,
politik, sosial budaya, maupun pertahanan.
a) Dalam aspek ideologi, otomi tetap memperhatikan pancasila sebagai
pandangan, falsafah hidup bangsa indonesia, dan sekaligus sebagai
dasar negara.
b) Dari segi aspek politik, pemberian otonimi dan kewenangan
merupakan suatu wujud dari pengakuan dan kepercayaan kepada
pihak yang diberi wewenang (pemerintah daerah).
c) Dari

aspek

ekonomi,

kebijakan

ekonomi

bertujuan


untuk

pemberdayaan kapasitas dan kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan perekonomian yang akan membawa pengaruh yang
tinggi terhadap peningkatan kesejahteraan. Melalui wewewnang yang
telah di berikan tersebut, diharapkan dapat mengatur dan mengurus
kepentingan dirinya agar perekonomiannya sesuai dengan kondisi,
kebutuhan serta kemampuannya.
d) Dari aspek sosial budaya, otonomi merupakan pengakuan terhadap
keaneka ragaman, baik suku, agama, nilai-nilai sosial, dan budaya
4

serta potensi lainnya yang dimiliki organisasi yang akan membangun
eksistensi institusi.
Dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat, otonomi
merupakan salah satu unsur sistemik terpenting karena kaitannya dengan
persoalan penerapan kewenanngan dalam pengaturn kemana dan bagaimana
suatu organisasi diarahkannya atau dikembangkannya sesuai visi misinya
sebagai suatu kemampuan.
Dalam penerapan otonomi pada pendidikan berbasis masyarakat ini

terdapat factor yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan yaitu:
a) Lingkungan internal organisasi yang terkait dengan doktrin, peraturan,
program, sumber daya yang terkendali.
b) Lingkungan eksternal yang terkait dengna keberadaan yang terjadi di
luar organisasi seperti kondisi sosial ekonomi, politik, budaya,
pertahanan dan keamanan, serta pengamalan agama dimasyarakat.
c) Kemampuan organisasi dalam menyusun program dan ketetapan dalam
mendayagunakan sumber.
2. Partisipasi Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat (pbm) menekankan pentingnnya
partisipasi atau keterlibatan aktif masyarakat. Pbm berasumsi bahwa
masyarakat menduduki peran sama penting dalam mengatasi berbagai
persoalan

penyelenggaraan

pendidikan

di


masyarakat.

Pada

tatanan

menejerial, partisipasi merupakan factor penentu keberhasilan. Partisipasi
masyarakat terjadi sejak dalam penetapan visi, misi, tujuan, keptususan,
program hingga pelaksanaan dan pengendaliannya pun juga menjadi factor
penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pelibatan yang terjadi dalam partisipasi mencakup pelibatan mental
dan emosional. Keterlibatan aspek kognitif dan aspek afeksi begitu berkaitan
dengan unsur perasaan. Partisipasi berfungsi untuk membangun integrasi
sosial yang pada gilirannyan akan memperkokoh struktur kehidupan
masayarakat secara menyeluruh. Partisipasi yang di wujudkan dalam bentuk
5

terlibatnya aspek mental dan emosional dalam kelompok akan menumbuhkan
rasa memiliki dan rasa kebersamaan disamping kepekaan sosial yang begitu
kuat sehingga pada gilirannya dapat dengan mudah dalam mengidentifikasi

kebutuhan bersama serta menumbuhkan semangat pencapaian tujuan bersama.
Denan demikian, partisipasi pendidikan dapat dirumuskan sebagai
proses keterlibatan seseorang atau kelompok baik pada tataran perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, pemanfaatan hasil, pertanggung jawaban, serta
pengembangan subsistem lainnya pada bidang pendidikan.
Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan
hal yang mutlak terjadi. Keterlibatan masyarakat dan kolaborasi antar
anggotannya menjadi usaha untuk efektifitas pendidikan berbasis masyarakat.
Masyarakat merupakan orang yang pertama dan utama dalam proses
pendidikan ini karena tingkat keberhasilan pendidikan berbasis masyarakat ini
menjadi sangatlah bergantung pada seajuh mana tingkat keterlibatan
masyarakat dank e ikut sertaannya dalam proses pendidikan. Secara konkrit
tujaun partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah :
a) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan.
b) Memposisikan atau memerankan masyarakat dalam memahami,
menganalisis, dan menetapkan kebutuhan nyata masyarakat.
c) Mengembangkan program pendidikan yang relevan, lebih maju dan
membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
d) Menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab atas hasil
pendidikan.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai proses menjadikannya
masyarakat untuk berdaya atau memiliki kekuatan dan otoritas untuk
mengembangkan diri sesuai potensinya. Dalam konteks ini pemberdayaan
masyarakat meliputi segenap kegiatan yang dilakyukan oleh bebrapa agensi
tertentu yang dirancang utnuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
6

Pemberdayaan masyarakat ini memiliki atau berkaitan dengan tiga gagasan
dasar yaitu :
a) Dikaitkannya dengan upaya membangun kesadaraan masyarakat
tentang pentingnya perubahan.
b) Berkaitan dengan upaya pergerakan akselerasi perubahan bidang
politik, ekonomi, teknologi, dan budaya.
c) Dikaitkan dengan program akselerasi pengembangan masyarakat local,
terutama menyangkut program local yang diprakarsai dan dilakukan
oleh masyarakat local itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat dalam skala luas dapat dipahami sebagai
strategi pembangunan untuk memajukan masyarakat dengan prioritas
pengembangan pada kawasan pedesaan. Pada tataran sosial politik,
pemberdayaan masyarakat di wujudkan pada aspek pengembangan politik
masyarakat sebagai warga negara. Pada tataran sosial-ekonomi, pemberdayaan
masyarakat dikatikan dengan upaya pengembagnan perekonomian masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tataran
sosial-budaya, pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan upaya
pengembangan wawasan, sikap, tindakan dan pemikiran kreatif-inofatif yang
bertujuan untuk memajukan kebudayaan dan peradaban.
C. Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat
Dalam perkembangan pendidikan luar sekolah yang berbasis masyarakat ini
memerlukan suatu program pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ada lima
aspek yang menjadi acuan pendidikan luar sekolah dalam mengembangkan dan
melaksanakan konsep pendidikan berbasis masyarakat.


Pertama, teknologi yang dipelajari hendaknya dapat sesuai dengan kondisidan
situasi nyata yang terdapat di masyarakat.



Kedua, kelembagaan harus ada sebagai wadah yang dimiliki oleh masyarakat
dalam mengembangkan dan mengelola perencanaan pendidikan.



Ketiga, social artinya program belajar yang harus bernilai social atau harus
bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar.
7



Keempat, yaitu kepemilikan program belajar yaitu kelembagaan haruslah
menjadi milik masyarakat, bukan milik pemerintah atau instansi terkait.



Kelima, organisasi yang berarti aparat pendidikan luar sekolah tidak
menangani sendiri programnya, melainkan bermitra dengan organisasi
kemasyarakatan.

Dari lima acuan diatas ini maka konsep pendidikan luar sekolah yang berbasis
masyarakat ini adalah pendidikan yang dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan
dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha untuk menjawab
tantangan dan peluang yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu dengan melihat
atau meninjau dari masa depan yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Pendidikan
berbasis

masyarakat

ini

dirancang

untuk

membangun,

membentuk

serta

membelajarkan masyarakat sehingga mereka memiliki kekuatan untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka, dengan demikian konsep dari pendidikan berbasis masyarakat
ini adalah “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”.
D. Tujaun Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat ini pada initnya merupakan model pendekatan
yagn menekankan pada pelibatan masyarakat. Berdasarkn konsep yang di jelaskan di
atas maka tujuan yang ingin di capai dalam penerapan pendidikan berbasis
masyarakat ini yaitu :


Pertama, penerapan pendidikan berbasis masyarakat ini agar dapat
meningkatkan proses dan kualitas pendidikan yang merata, efisien dan relevan
dengan kebutuhan masayarakat.



Kedua, penerapan pendidikan berbasis masyarakat juga bertujuan untuk
mengubah suasana, tradisi atau pendekatan penyelenggaraan pendidikan yang
bersifat sentralistik (pemerintah pusat) ke sistem penyelenggaraan yang
bersifat desentralistik (kabupaten/kota).



Ketiga, penerapan pendidikan berbasis masyakat agar dapat menghasilkan
proses dan hasil pendidikan yang merata dan efisien, bermakna dan relevan
dengan aspirasi masyarakat dalam suasana penyelenggaraan yang demokratik,
dialogic, transparan, akuntabel serta penuh kebersamaan.

8



Keempat, penerapan pendidikan berbasis masyarakat ini memposisikan diri
sebagai lembaga pendidikan yang dapat merubah masyarakat sesuai
kekhasannya. Perubahan tersebut diartikan sebagai perubahan dalam struktur
social seperti perubahan dalam besaran penduduk, peran agama, moralitas, tata
nilai dan norma budaya, dan sebagainya.

Tujaun pendidikan berbasis masyarkat ini juga dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian yaitu tujuan yang berkaitan dengan tujuan individu lulusan dan tujuan
kelembagaan. Secara individu, pendidikan berbasis masyarakat diharapkan mampu
meluluskan idnividu untuk memiliki : (a) kemampuan menentukan diri, (b) membantu
dirinya keluar dari masalah yang dialaminya, (c) mengembangkan kemampuan
kepemimpinan, (d) menerima keberagaman atau perbedaan, dan (e) memiliki
keterampilan kerja. Secara kelembagaan, pendidikan berbasis masyarakat bertujuan
untuk : (a) memberikan layanan prima dan terpadu bagi masyarakat, (b) memberikan
layanan sesuai kebutuhan masyarakat local, (c) memanfaatkan segenap sumber yang
ada di masyarakat, (d) memperbaiki kualitas hidup masyarakat, (e) tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dan (f) mewujudkan pendidikan seumur hidup.
Dalam hal ini penerapan pendidikan berbasis masyarakat memiliki manfaat positif
bagi pengembangan pendidikan khususnya pada peningkatan kualitas hidup
masyarakat baik itu di lingkungan, ekonomi, politik dan budaya yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pelaksanaan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat
Dengan memperhatikan konsep dan tujuan yang menjadi acuan kerja
pendidikan luar sekolah, dikembangkan beberapa strategi untuk mewujudkannya.
Salah satunya yan telah dan sedang di rintis dan dibumikan untuk menggali serta
mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat adalah melalui pelembagaan pusat
kegiatan belajar mengajar (PKBM). PKBM adalah tempat belajar yang dibentuk dari
masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk
meningkatkan pengetnahuan, keterampilan, sikap, hobi dan bakat warga masyarakat.
PKBM berpusat pada kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi warga belajar
dalam menggali dan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
menjadi ciri khas dari program pkbm ini. Keterlibatan waraga masyarakat dalam
pengadaan, perencanaan, pemanfaatan, dan pengeloaan pkbm ini sangat menentukan.
9

PKBM dilaksanakan dengan memanfaatkan gedung-gedung SD, balai desa,
atau puskesmas yang karena berbagai hal tidak dimanfaatkan lagi. Program belajar
yang diselenggarakan di pkbm digali dari kebutuhan nyata masyarakat yang terkait
dengan potensi lingkungan. Program yang di jalankan di pkbm tidak hanya terbatas
pada program dari pendidikan luar sekolah saja, tetapi juga berasal dari instansi lain
yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat seperti perkebunan, perindustrian,
pertanian, perdagangan, kesehatan, keluarga berencana, olahraga, pramuka, dan
sebagainya. Dengan demikian program yang dijalankan oleh pkbm selalu berkaitan
dengan mata pencaharian agar masyarakat dapat menumbuhkan kualitas hidup yang
lebih baik.
F. Peran Pemerintah Dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat pada prinsipnya merupakan
pendidikan yang meluaskan pelayanan pendidikan untuk kepentingan rakyat.
Pendidikan berbasisi masyarakat juga merupakan upaya yang nyata sebagai
penyadaran terhadap masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dan saling
membelajarkan hingga mereka dapat hidup dan berprestasi. Melalui proses
penyadaran masyarakat, pendidikan luar sekolah digunakan untuk mendidik seluruh
bangsa untuk mencapai tatanan kebutuhan berprestasi yang tumbuh dari mereka
sendiri.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat, maka kekuatan dari
dalam diri masyarakat harus terus-menerus ditumbuhkan dan dibangkitkan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik
sekarang maupun yang akan dating secara konsisten dan berkesinambungan.
Beberapa peran yang dilakukan oleh pemerintah dalam menata dan memantapkan
program pendidikan luar sekolah yang bertumpu pada masyarakat yaitu :
1. Pean sebagai pelayan masyarakat
Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat, petugas
pendidikan luar sekolah yang menerapkan pradigma kerja berupa memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat merupakan
pilar utama untuk memberdayakan dan membantu masyarakat dalam
menemukan kekuatan untuk dapat berkembang secara maksimal.

10

2. Peran sebagai fasilitator
Petugas pendidikan luar sekolah merupakan fasilitator yang ramah,
menyatu dengan masyarakat, bersahabat, menghargai masyarakat, mampu
menangkap aspirasi masyarakat, mampu membuka jalan, mampu membantu
menemukan peluang, mampu memberikan dukungan, mampu meringankan
beban pekerjaan masyarakat, mampu menghidupkan komunikasi dan
partisipasi masyarakat tanpa masyarakat terasa terbebani.
3. Peran sebagai pendamping
Petugas pendidikan luar sekolah haruslah melepaskan perannya dari
penentu

segalanya

dalam

pengembangan

program

belajar

menjadi

pendamping masyarakat yagn setiap saat harus melayani dan memfasilitasi
berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat.
4. Peran sebagai mitra
Peran sebagai mitra disini haruslah dapat saling memberi, saling
mengisi, salaing mendukung dan tidak berseberangan dengan masyarakat,
tidak terlalu banyak campur tangan yang akan menysusahkan, membuat
masyarakat pasif, dan akhirnya mematikan kreatifvitas masyarakat.
5. Peran sebagai penyandang dana
Masyarakat yang dilayani melalaui pendidikan luar sekolah pada
umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu atau miskin, baik dalam
ilmu maupun dalam ekonomi. Belajar utnuk belajar bukan merupakan tujuan
akan tetapi belajar untuk bermata pencaharian yang layak merupakan modal
yang diyakini dapat menjadi sumber khidupan. Pemerintah berperan sebagai
penyedia dana yang dapat mendukung keseluruhan kegiatan pendidikan yang
diperlukan oleh masyarakat yang disalurkan berdasarkan usulan dari lembaga
pengelola PKBM.
G. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan luar sekolah terjadi atau berlangsung dalam lingkungan
masyarakat, maka pendidikan itu juga menjadi tanggung jawab bersama antara

11

pemerintan, masyarakat, dan keluarga. Masyarakat merupakan actor utama dalam
penyelenggaraan program yang terdapat dalam pendidikan berbasis masyarakat ini.
Tokoh masyarakat berperan sebagai pemrakarsa, mediator, motivator, da
bahkan sebagai penyandang dana serta penyedia fasilitas pendidikan. Ormas
(organisasi

kemasyarakatan)

berperan

sebagai

pemrakarsa,

perencanaan,

penyelenggaraan, organisator dan lain-lain. LSM (lembaga swadaya masyarakat)
berperan pembangkit dan penyampai pesan dari masyarakat.
Pemerintah dan masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam
menata berbagai upaya pendidikan berbasisi masyarakat. Peranan ini haruslah
terwujud secara harmonis dalam semangat kebersamaan untuk saling mengisi secara
bertanggung jawab.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan berbasis masyarakat merupakan model pendidikan yang
berorientasi atau tertuju pada pengembangan masyarakat yang terfokus pada upaya
perekayasaan sosial. Pendidikan berbasis masyarakat ini menakankan pada
keterlibatab siswa atau peserta didik dalam aktifitas didalam dan diluar kelas. Dengan
begitu pendidikan berbasis

masyarakat ini merupakan usaha yang dapat

menumbuhkembangkan pendidikan yang berawal dari bawag dimana pendidikan
terjadi atau berakar dari masyarakat. Dalam pendidikan berbasis masyarakat ini
pastinya juga memiliki komponen yang merupaka karakteristik dari model pbm
(pendidikan berbasis masyarakat) yaitu : (a) otonomi, yang merupakan kewenangan
dalam pengaturan diri, (b) partisipasi masyarakat, yang dimaksud adalah dimana
masyarakat turut terlibat dalam proses pelaksanaannya, (c) pemberdayaan masyarakat,
disini masyarakat dapat dilihat dari segi kualitas sumberdaya dan potensi yang
dimilikinya.
Konsep pendidikan luar yang berbasisi masyarakat ini adalah pendidikan yang
dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang
mengarah pada usaha untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada pada
lingkungan masyarakat tertentu dengan melihat atau meninjau dari masa depan,
dengan demikian konsep pendidikan berbasis masyarakat ini adalah “ dari
masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”.
Pendidikan berbasis masyarakat ini juga memiliki sebuah tujuan yang ingin
dicapai yaitu :
a. Secara individu, yang diharapkan mampu meluluskan individu untuk memiliki
kemampuan menentukan diri, membantu dirinya keluar dari masalah,
13

mengembangkan kemampuan kepemimpinannya, menerima keberagaman atau
perbedaan, dan memiliki keterampilan kerja.
b. Secara kelembagaan, pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki tujuan
yaitu memberikan layanan prima yang terpadu, memberikan layanan yang
sesuai dengan masyarakat, memanfaatkan segenap sumber yang ada,
memperbaiki kualitas hidup, tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi
masyarakat, dan mewujudkan pendidikan se umur hidup.
Pelaksanaannya dari konsep pendidikan berbasisi masyarakat yang merupakan
model ini melalui pelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM). PKBM ini
biasanya menggunakan atau memanfaatkan gedung-gedung yang tidak terpakai lagi
yang mereka manfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan program pendidikan
berbasis masyarakat ini. Tidak hanya itu peran dari pemerintah dan masyarakat juga
sangat diperlukan disini sebagai actor utama dalam progam pelaksanan ini, dimana
pemerintah sebagai penyokong atau pendukung dibagian pendanaan dalam program
sedangkan masyarakat merupakan actor penting sebagai dasar dari pendidikan
berbasis masyarakat dimana pendidikan ini bermaksud untuk memajukan tingkat
kualitas hidup masyarakat.

B. Saran
a. perlu ada perubahan sikap yaitu perubahan yang melibatkan pendidikan secara
utuh
b. perlu adanya perubahan ola perencanaan dan penggunaan anggaran
pendidikan dari pusat.
c. perlu adanya perubahan sikap birokrat dalam berperilaku untuk
memberdayakan masyarakat.
d. perlu diberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk megnelola sendiri
pendidikan yang di butuhkan.
e. lembaga-lembaga kemasyarakatan perlu diberdayakan dalam mendukung
program pendidikan berbasisi masyarakat.

14

DAFTAR PUSTAKA
Dalman, 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada
Jalal, Faisal, Supriadi, Dedi, 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah.
Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Fuad, Nurhattati, 2014. Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat : Konsep dan Strategi
Impelentasi. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada

15

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERBASIS INOVASI DI KOTA BLITAR

4 89 17

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PENGARUH KONFLIK PEREBUTAN LAHAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA NIPAH KUNING KECAMATAN MESUJI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG TAHUN 2012

9 59 54

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92