DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYA

DAUR HIDUP PRODUKSI DAN PENINGKATAN LOYALITAS
NASABAH DI BMT ARJUNA PURWOSARI PASURUAN
Moh. Mukhsinin Syu’aibi, MEI
Universitas Yudharta Pasuruan
Mukhsinin.2000@gmail.com

Abstrak: Di saat Lembaga Keuangan Mikro Syariah muncul,

persaingan semakin ketat, baik secara lokal maupun nasional.
Dalam kondisi semacam ini, BMT Arjuna berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan
menawarkan berbagai jenis produknya.Dampaknya, masyarakat
memiliki banyak pilihan, kekuatan tawar-menawar masyarakat
semakin besar, ini semua menjadi bagian penting dalam
mendorong BMT Arjuna menempatkan orientasinya pada
kepuasan masyarakat sebagai tujuan utamanya. BMT Arjuna
pun semakin yakin bahwa kunci sukses untuk memenangkan
persaingan harus mempunyai strategi pemasaran dan desain
produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode

deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.
Sumber data penelitian ini yaitu hasil wawancara dengan
manajer, kepala pemasaran dan nasabah.
Setelah adanya implementasi daur hidup produk yang adadi
BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan
BMT Arjuna dalam mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu
1. Memberikan perhatian kepada nasabahnya; 2. Saling
menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut mengenai nasabah; 4.
Memberikan keuntungan kepada nasabah.
Kata Kunci: Strategi Daur Hidup Produk, Loyalitas Nasabah.
A. Pendahuluan
Dalam memasarkan produknya, seorang pemasar harus pandai
membaca situasi pasar sekarang dan di masa yang akan datang. Artinya
pemasar harus cepat tanggap apa yang akan diinginkan dan dibutuhkan
konsumen, kemudian kapan dan dimana dibutuhkannya. Dalam hal ini
produsen harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan
keingginan dan kebutuhan konsumen secara tepat waktu. Di samping itu,


100

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

seorang pemasar harus mampu mengkomunikasikan produk yang
ditawarkan melalui berbagai strategi.1
Bank sebagai lembaga keuangan yang menghasilkan jasa
keuangan juga membutuhkan strategi pemasaran untuk memasarkan
produknya. Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak positif
terhadap perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan
kepada nasabahnya menjadi lebih cepat dan efisien sebagai contoh untuk
melakukan pengiriman uang (transfer) dapat dilakukan pada saat itu dan
tiba di tempat tujuan pada saat itu juga dengan sistem online computer.
Padahal sebelumnya untuk mengirim uang dari satu bank ke lokasi
lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga dalam hak
penagihan, waktu yang dibutuhkan begitu cepat. Disisi lain untuk
melakukan penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank cukup
dapat ditarik di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang terbesar di
berbagai tempat strategi. Disamping itu, ATM juga memberikan
kelebihan seperti informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran

dalam waktu yang sangat singkat melalui pendebetan.2
Dampak negatif bagi bank adalah tingginya biaya untuk membeli
teknologi tersebut. Belum lagi masalah keamanan menjadi prioritas
utama. Oleh kerena itu, dalam era teknologi yang berkembang demikian
cepat ini saatnya bank menjemput bola dengan nasabahnya bukan
menuggu nasabah seperti jaman dahulu. Kemudian bank juga harus
pandai membaca keinginan dan kebutuhan nasabahnya melalui berbagai
cara seperti riset pemasaran. Tanpa riset pemasaran yang handal jangan
harapkan bank dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabahnya
secara cepat. Bahkan bukan tidak mungkin bank akan ketinggalan
informasi dibandingkan denga pesaing.3
Pihak bank juga harus dapat mengetahui lingkungan pemasaran
lingkungan pemasaran akan sangat berpenggaruh terhadap pemasaran
yang juga terdiri dari lingkungan interen dan eksteren. dengan mengetahui
lingkungan pemasaran, maka dengan mudah bank akan dapat menentukan
langkah selanjutnya.
Dengan diketahuinya keinginan dan kebutuhan nasabah serta
lingkungan pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan bank untuk
melakukan strategi guna merebut hati nasabah. Strategi yang dilakukan
1


Heri sudarsono, Konsep ekonomi islam sustu penggantar . ( yogjakarta 2004 ) ekonisis.hal
10
2
Amin Wijaya. Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta: Harvarindo. 2003). 41.
3
Amin Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah . (Jakarta: Grasindo. 2007). 21.

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

101

meliputi penentuan strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan lay
uot, dan strategi promosi.4
Dalam strategi produk misalnya bank harus dapat memodifikasi
produk yang sudah ada menjadi lebih menarik atau bank pun dapat
menciptakan produk baru. Strategi produk biasanya dimulai dari
penciptaan logo dan motto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian
menciptakan merek terhadap yang diciptakan.
Di awal kemunculan BMT Arjuna, tidak begitu banyak

masyarakat yang bergeming untuk mengetahui produk-produk yang
ditawarkan. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang masih
belum mengerti sistem syariah yang ditawarkan.
Citra positif di mata masyarakat menjadi faktor kunci bagi
keberhasilan BMT Arjuna, oleh karena itu positioning syariah dengan
prinsip anti-haram (riba, gharar, dan maysir ), dan janji promosi lebih
menguntungkan, harus menjadi value riil yang dirasakan oleh masyarakat.
Semakin tinggi tingkat value yang dirasakan itu, akan semakin
mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah. Tingkat kepuasan nasabah akan
menentukan apakah nasabah akan loyal atau tidak. Jika tingkat loyalitas
ini rapuh, mereka akan berubah menjadi loyalist segment, dan jika loyalist
segment yang terjadi, maka nasabah akan berubah menjadi floating
segment (mengambang).
Menghadapi peluang seperti ini maka yang menjadi permasalahan
BMT Arjuna adalah kemampuannya dalam mengelola peluang dengan
memenuhi kebutuhan masyarakat, pola pelayanan nasabah dengan
berbasis syariah. Sedangkan lembaga keuangan konvensional, yang telah
kehilangan sejumlah nasabah akan selalu berbenah untuk mengambil
inisiatif modifikasi pelayanan untuk menarik kembali nasabah yang telah
mereka dapatkan sebelumnya. Menjadi sesuatu yang sangat berarti adalah

nilai penting dalam pemasaran, karena Rasulullah SAW membangun
kepuasan pelanggannya melalui kualitas produk dan juga nilai-nilai
(Islam) yang terkandung di dalamnya.
Mencermati peluang yang ada, daur hidup produksi dan desain
produk dituntut untuk dapat mengambil langkah cepat dalam
memanfaatkan peluang. BMT Arjuna dalam hal ini sebagai lembaga baru
yaitu berada pada tahap pengenalan, dituntut untuk mendesain produknya
sekaligus meningkatkan sosialisasi dan perbaikan dalam pelayanan untuk
mengambil peluang, dalam fase ini nasabah cenderung untuk mencoba4

Sulisyanto. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. (Yogyakarta: Andi, 2010). 78.

102

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

coba dan membandingkan dengan produk yang ada pada BMT itu sendiri.
Strategi pemasaran yang mencakup di dalamnya daur hidup produk dan
desain produk,mempunyai peranan penting terhadap perkembangan BMT
atau lembaga. Ditambah pesatnya arus informasi dan komunikasi yang

telah banyak merubah gaya hidup masyarakat, sehingga nasabah sangat
jeli dalam memilih produk.
B. Implementasi Tahapan Daur Hidup Produk dan Strateginya
Untuk mengetahui posisi produk dalam daur hidup produk maka
ada tahapan-tahapan yang perlu dipahami. Tahapan-tahapan dalam siklus
hidup produk adalah sebagai berikut:
1. Tahap perkenalan
Pada tahap ini jenis produk yang dihasilkan masih baru dan
belum dikenal pasar, jumlah pesaing belum ada, penjualan mengalami
peningkatan meskipun kecil, dan laba yang diperoleh masih sangat
kecil. BMT yang berencana untuk memperkenalkan produk baru harus
memutuskan kapan mereka harus memasuki pasar. Menjadi yang
pertama atau pionir di pasar dapat sangat menguntungkan, tetapi dapat
pula lebih berisiko dan mahal, sebab masyarakat belum memiliki
product awareness atau pengetahuan serta informasi yang cukup
terhadap produk baru BMT. Momentum waktu yang tepat dan
menentukan keberhasilan produk baru yang akan dikenalkan oleh
BMT.5
Sementara, BMT yang masuk belakangan dapat dibenarkan bila
BMT mampu membawa teknologi, mutu atau kekuatan merek yang

lebih unggul.Sebab seringkali BMT yang masuk terlebih dahulu ke
pasar, namun masyarakat belum memiliki product awareness terhadap
produk BMT dapat menyebabkan produk tersebut tidak diterima pasar.
Strategi marketing mix yang paling ditekankan pada tahap perkenalan
adalah strategi promosi.
2. Tahap pertumbuhan
Ketika berada pada tahap tumbuh, masyarakat mulai mengenal
produk yang BMT miliki dengan jumlah penjualan dan laba yang
meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin
banyak penjual dan mitra kerja yang turut terlibat untuk ikut
mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. Tahap
5

Adiwarman Karim. Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuanga n). (Jakarta: Rajawali. 2003).
22.

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

103


ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapit growth
dan slow growth.
3. Tahap kedewasaan
Jenis produk yang dihasilkan sudah tidak baru lagi dan
masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan baik, pesaing
sudah banyak, penjualan mengalami peningkatan, dan laba sudah
sangat tinggi. Dalam tahap ini laba relatif stabil dan pada akhirnya juga
akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan banyaknya
pesaing yang masuk. Pada tahap ini BMT harus melakukan beberapa
modifikasi untuk mempertahankan keunggulannya.
4. Tahap kemunduran
Jenis produk yang dihasilkan sudah dapat dikatakan kuno dan
hampir semua masyarakat sudah mengenal produk tersebut dengan
baik, pesaing sudah sangat banyak, penjualan terus mengalami
penurunan, dan laba mulai menurun. Ada lima strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan pada tahap ini agar dapat mempertahankan
eksistensi perusahaan.
C. Teknik atau Cara Untuk Meningkatkan Daur Hidup Produk
Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup
adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan konsumsi dengan cara mengajak masyarakat untuk
meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang
ditawarkan. Contoh: pegadaian yang mempunyai slogan mengatasi
masalah tanpa masalah, dsb.
2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya.
3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi,
kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya.
4. Mencari target masyarakat baru. Jika pasar yang sudah ada sudah
tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat
ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk
diajak menjadi pelanggan.
Daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang
perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh masyarakat.Ukuran
yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan
produk, disamping juga tingkat keuntungan.Daur hidup produk yang
dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu

104

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan


tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap
penurunan.
Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut BMT dapat
menyusun strategi pemasaran yang sesuai.Perbedaan setiap tahap dalam
daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda
pula.Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variable
tertentu.Pada tahap perkenalan diutamakan promosi, pada tahap
pertumbuhan diutamakan distribusi, dan tahap kedewasaan diutamakan
harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.6
D. Loyalitas Nasabah
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan
sebagai suatu kesetiaan.Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi
timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan
untuk menciptakan kepuasan nasabah lebih cenderung mempengaruhi
sikap nasabah. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan
kepada perilaku pembeliannya.7
Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran
maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah
dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika
dianalisis maknanya.
Loyalitas nasabah merupakan salah satu tujuan inti yang
diupayakan dalam pemasaran BMT. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas
diharapkan BMT akanmendapatkan keuntungan jangka panjang atas
hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu.
Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap
secara terus-menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan
satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan
merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut
berbeda dengan perilaku membeli uang, loyalitas pelanggan menyertakan
aspek perasaan, tidak melibatkan aspek efektif di dalamnya.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas
nasabah merupakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk
melakukan pembelian produk atau jasa dari suatu BMT yang menyatakan
aspek perasaan didalamnya. Khususnya yang membeli secara teratur dan
berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya
6
7

Ika Yunia Fauzia. Etika Bisnis Islam. (Jakarta: Kencana, 2013). 35.
Sulisyanto. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. (Yogyakarta: Andi. 2010). 25.

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

105

membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen
dan sikap yang positif terhadap BMT yang menawarkan produk.
Loyalitas nasabah merupakan kekuatan kita dalam menciptakan
barrier to new entrans (menghalangi pemain baru masuk).Dalam rangka
menciptakan customer loyality maka BMT harus berfikir untuk
menciptakan customer satisfaction terlebih dahulu. Salah satunya yaitu
melalui relationship marketing yang tidak hanya mengutamakan pada
bagaimana
menciptakan
penjualan
saja
tetapi
bagaimana
mempertahankan nasabah dengan dasar hubungan kerjasama dan
kepercayaan supaya tercipta kepuasan pelanggan yang maksimal.
E. Profil Koperasi Jasa Keungan Syariah Arjuna
1. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna
Sebelum koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) Arjuna
berdiri koperasi untung suropati yang merupakan cabang dari bangil,
kemudian dengan adanya kelulusan dari universitas yudharta jurusan
EKI dan jurusan yang releven dengan perbankan pihak yayasan
menganggap bahwa orang-orang dari dalam sendiri mampu untuk
mendirikan koperasi sendiri.
Tepat pada tanggal 28 september 2007 keputusan rapat yang
dihadiri olej 30 orang telah menyepakati bahwa nama koperasi yang
akan diciptakan bersama adalah LKS akan tetapi kita minta ijin pada
dinas ternyata mereka mengatakan bahwa sebenarnya nama LKS itu
tidak ada, yang ada hanyalah koperasi jasa keuangan syariah dan
UJKS. Oleh kerana itulah akhirnya para anggota menyepakati nama
yang dipakai adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
“ARJUNA”. Meskipun di depan terdapat nama LKS ARJUNA akan
tetapi pada hakikatnya kita tetap menggunakan nama koperasi jasa
keuangan syariah sesuai dengan surat izin yang telah disahkan oleh
dinas.
Motivasi didirikannya koperasi jasa keuangan syariah (KJKS)
Arjuna dinaungan yayasan darut taqwa karena pihak yayasan
mempunyai keinginan eksistensi di yayasan tersebut, bisa diterima
oleh masyarakat sekitar, dan juga dengan adanya koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) Arjuna ini bisa dikatakan bahwa koperasi
jasa keuangan syariah merupakn bagian dari dakwah kita pada
penekanan pembelajaran para siswa-siswi ilmu fiqih tentang
muamalah, dan adanya dorongan berfikir yang lebih dalam tentang

106

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

pengetahuan perbankan. Meskipun koperasi jasa keuangan syariah
kecil akan tetapi bias memberikan kemanfatan bagi yayasan darut
taqwa, yaitu diantarannya yayasan darut taqwa bisa melakukan
pinjaman di koperasi jasa keuangan syariah dan tidak melakukan
pinjaman di tempat luar yang berbasis syariah, sehingga dapat
mempermudah dalam mengkoordinir bantuan dalam bentuk pinjaman
yang ada dinaungan yayasan darut taqwa. Untuk melaksanakan amal
ma’ruf nahi munkar (berusaha untuk menghilangkan praktek riba).
dengan memberikan pelajaran pada masyarakat baik dengan cara
dakwa bil lisan maupun dengan cara bil hal.
Berdasarkan realita yang ada dalam dunia pesantren banyak
orang tua yang mengiginkan anaknya bisa hemat dalam menyimpan
uangnya, bagaimana anak itu menjadi anak yang tidak boros dalam
setiap harinya. Maka dari itu muncul ide yang berhubungan dengan
keinginan dari orang tua yaitu menyimpan kiriman dari orang tua di
koperasi jasa keuangan syariah bisa mendidik anak yang rajin
menabung dan jauh dari sifat boros.
Dengan adanya koperasi jasa keuangan syariah di yayasan
dapat mempermudah pengontrolan dalam yayasan tersebut dan
sekaligus menciptakan bagi EKI dan jurusan lain yang berbau tentang
perbankan. Dengan ini koperasi jasa keuangan syariah dapat
memberikan wadah pekerjaan bagi mahasiswa yang meempunyai
releven.
Koperasi jasa keuangan syariah berdiri atas kebutuhan
pelayanan terhadap siswa, santri, maupun mahasiswa khususnya
dalam bidang keuangan dan pembayaran. Dalam rangaka melayani
kebutuhan dari tenega pengajar , guru, dosen dalam hal keuangan
yang meliputi simpan pinjam. Keinginan untuk memberikan
pelayanan kepada jama’ah dan masyarakat sekitar dalam bidang jasa
keuangan. Hal ini dikarenakan ada potensi yang sudah dilakukan oleh
BPRS untung suropati untuk meminimalisir praktek riba di
masyarakat sekitar.
Awal pembelajaran dari pihak yayasan yaitu dari pihak ke-3
sebelum yang sebagai awal untuk menggali potensi sekaligus sumber
daya manusia yanag ada di yayasan, Kerja sama ini berakhir pada
tahun 2007. Setelah dirasa cukup berdirilah koperasi jasa keunagan
syariah (KJKS) Arjuna.

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

107

Modal awal yang dimiliki koperasi jasa keuangan syariah
adalah terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib serta
penyertaan yaitu:
a. Simpanan pokok Rp 30.000.000,b. Simpanan wajib Rp 1.800.000,c. Penyertaannya Rp 200.000.000,2. Legalitas dan identitas lembaga koperasi jasa keuangan syariah
(KJKS) Arjuna
Koperasi mendapat legalitas dari Badan hukum koperasi
dengan nomor: 504/BH/XVI.20/242.055/2007 (28 September 2007),
dengan identitas nama yaitu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
ARJUNA dan beralamatkan di jl. Pon pes Ngalah no.16 Sengonagung
Purwosari Pasuruan.
3. Visi, Misi Dan Tujuan
a. Visi
Setiap wahana pengembangan dan penemuan ilmu
pengetahuan dengan menyelenggarakan penelitian. Pengembangan dan pengabdian masyarakat di bidang ilmu ekonomi islam
dan perbankan syariah dengan spirit pluralis untuk menolak
sarjana professional yang humalistik dan bermoral religius.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang sistematis dan terprogram
dalam bidang ekonomi islam dan perbankan syariah dan
mengantarkan lulusan yang memiliki kecakapan dan
kemampuan menjadi praktisi di lembaga keuangan syariah.
2) Menyelenggarakan pendidikan keilmuan dan kewirausahaan
dengan paradigma “demokratis education dan life education.
3) Menyelenggarkan pendidikan yang situasi dan kondisinya
mencerminkan aplikasi tata nilai kehidupan masyarakat yang
pluralistik
4) Mengembangkan kemampuan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dalam bidang pengembangan sumber daya
manusia yang berkaitan dengan ekonomi islam sehingga
interaksi social dapat terwujud dengan nilai optimal.
c. Tujuan
1) Menghasilakan out put sekaligus out come yang unggul dalam
penguasaan ekonomi dan perbankan syariah

108

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

2) Mencetak sarjana ekonomi Islam yang mandiri, professional
dan bertanggung jawab di bidangnya serta berwawasan
pluralistik
3) Menciptakn sistem program studi ekonomi islam fakultas
Agama Islam yang terpadu baik keilmuan,kelembagaan misi
maupun kegiatannya
4) Meningkatkan mutu dan kemampuan ilmu di bidang disiplin
ilmu ekonomi Islam serta mengembangkan penelitian sesuai
kebutuhan nasional.
4. Jenis-Jenis Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arjuna
a. Simpanan Wadi’ah
1) Wadi’ah yad amanah adalah wadiah dimana sipenerima
titipan tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada barang titipan, selama hal ini bukan akibat
dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam
memelihara titipan tersebut.
2) Wadi’ah yad dhammanah adalah wadi’ah dimana sipenerima
titipan dapat memenfaatkan barang titipan tersebut dengan
seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan
titipan tersebut secara setiap saat kala si pemilik menghendaki.
b. Pembiayaan
1) Murabahah adalah akad jual beli barang menyatakan tsaman
(harga perolehan) dan ribah (keuntungan/margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli,
2) Mudharabah dalam syariah mudharabah bisa dikatakan
sebagai ruhnya ekonomi dalam syriah yang membedakan
antara bank syariah dengan bank konvesional maksudnya
adalah penyerahan harta dari shohib al-mal (pemilik modal
dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha,
sedeangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah
(perbandingan laba rugi) yang disepakati. Jika terjadi kerugian
ditutupi dengan laba yang diperoleh
3) Qordhul hasan yaitu Pembiayaan kebajikan.
Pada pembiayaan diatas murabahah hanya 60%,
mudharabah 20%, qordhul hasan 15%, murabahah
mendapatkan lebih besar dalam penyaluran pembiayaan.
Dikoperasi jasa keuangan syariah ini nasabah yang mengikuti
aak murabahah hanya berjumalh 115 orang pada tahun 2011,

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

109

mudharabah 17 orang tahun 2011, qordhul hasan 10 tahun
2011.
5. Ketentuan umum tabungan syariah
a. Persyaratan
1) Tabungan syariah diperuntukkan bagi penyimpan/penabung
perorangan maupun lembaga.
2) Bukti penyimpan/penabung adalah buku tabungan yang
diterbitkan oleh koperasi jasa keuangan syariah (KJKS)
Arjuna dan kartu rekening atas nama penabung yang ditata
usahakan dikantor koperasi jasa keuangan syariah (KJKS)
Arjuna.
3) Apabila buku tabungan ini hilang, penyimpan/penabung
wajib melaporkan secara tertulis kepada K.J.K.S. ARJUNA
dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari
kepolisian dengan dasar tersebut koperasi akan menerbitkan
buku tabungan pengganti, selam penyimpan/penabung tidak
melaporkan kehilangan tersebut kepada koperasi, maka
penyimpan/penabung bertanggung jawab atas segala
kerugian yang ditimbulkan oleh pihak lain sebagai akibat
dari penggunaan buku tabungan yang hilang tersebut.
4) Penyimpan/penabung
bertanggung
jawab
terhadap
penyalahgunaan buku tabungan .
5) Apabila terdapat perbedaan saldo pada buku tabungan
dengan saldo yang tercatat pada kartu rekening, maka
sebagai patokan bagi koperasi adalah saldo yang tercatat
pada rekening.
b. Penyetoran/pengambilan
1) Setoran awla minimal Rp.10.000,2) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap waktu
selama jam kerja masih buka.
3) Setiap
pengambilan,
penyimpanan/penabung
harus
menunjukan buku tabungan kepada K.J.K.S ARJUNA.
4) Pengambilan dapat diwakilkan kepada orang lain bila
disertakan surat kuasa bermaterai cukup.
5) Saldo minimal yang harus disisakan sekurang-kurangnya
Rp.10.000,-

110

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

c. Bagi hasil
1) Bagi hasil diperhitungkan dan dibayarkan setiap akhir bulan
dengan cara ditambah bukukan pada saldo terakhir yang
tercatat
dalam
kartu
tabungan
atas
nama
penyimpanan/penabung dan sesuai dengan rata-rata saldo
perbulan.
2) Tingkat bagi hasil ditetapkan dengan kesepakatan kedua
belah pihak.
d. Lain-lain
1) Saldo minimal Rp. 10.000,- yang tidak bermutasi selam 3
bulan berturut-turut dikenakan biaya administrasi.
2) Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan
koperasi.
F. Analisis Implementasi Daur Hidup Produksi di BMT Arjuna
Tahap Pengembangan Produk BMT Arjuna, di tahun 2007 tahap
pertama pada daur hidup produk BMT Arjuna, adalah tahap
pengembangan produk yaitu produk BMT Arjuna yang masih berada
dalam fase menemukan dan menyaring gagasan produk. Selama tahap ini
belum ada penjualan dan yang ada adalah biaya investasi untuk mendanai
pengembangan produk BMT Arjuna. BMT Arjuna mencari gagasan
untuk pengembangan produk maupun menciptakan suatu produk baru
yang belum ada di pasar. BMT Arjuna pada tahap ini telah mendapatkan
gagasan produk berupa tabungan dengan system wadi’ah kemudian
dilakukan pengembangan produk dan melakukan uji coba terhadap
produk tersebut sehingga selama kurang lebih empat bulan produk
tersebut benar-benar layak untuk dipasarkan. Keunggulan BMT Arjuna
yaitu berada di lingkungan pendidikan yang tidak kurang dari tiga ribu
pelajar, dengan melakukan tes pasar pada tahap ini tidak lain hanya untuk
melihat reaksi pasar apabila produk tersebut diluncurkan. Apakah masih
ada kekurangan di dalamnya atau sudah cukup layak untuk di jual di
pasar, dan akhirnya masyarakat sekitar menerima produk ini.
Tahap Perkenalan Produk BMT Arjuna, Pada tahap perkenalan
yang dijalani oleh BMT Arjuna sejak tahun 2008-2011 yang mana BMT
Arjuna adalah salah satu dari segelintir BMT yang berdiri di wilayah
barat Kabupaten Pasuruan, sejak didirikannya pada 27 September 2007,
dan pada tahun 2015 usia BMT ini genap 8 tahun. Dalam tahapantahapan yang ada pada daur hidup produk, BMT Arjuna ini sudah

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

111

melewati tahap pengenalan dan pertumbuhan serta sekarang memasuki
tahap kedewasaan. Dimana, pada tahap pengenalan dilalui selama 3
tahun, ditahap ini produk masih baru dan masyarakat belum mengenal
produk yang ditawarkan BMT Arjuna, mengingat dari jumlah 24
kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan 5 diantaranya berada di
wilayah bagian barat yang notabenenya cenderung pada sistem
konvensional. Dari situlah BMT Arjuna terus melakukan promosi ke
berbagai lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar
khususnya.Daur hidup produk sangat membantu menginterpretasikan
dinamika produk dan pasar serta dapat digunakan untuk perencanaan
serta pengendalian, namun tak lepas dari kritik, salah satunya kurang
bermanfaat sebagai alat untuk melakukan peramalan.Selain itu pola daur
hidup produk terlalu berbeda-beda bentuk dan durasinya.Daur hidup
produk tidak memiliki sesuatu yang dimiliki organisme hidup, yaitu
urutan tahap-tahap yang tetap dan lama pada tiap tahapnya. Para pemasar
juga tidak mengetahui ditahap apa produk tertentu sedang berada. Suatu
produk mungkin masuk pada tahap dewasa, namun sebenarnya baru
mencapai masa mendatar menjelang terjadinya kenaikan tahap lain.
Tahap Pertumbuhan BMT Arjuna, tahap pertumbuhan ditandai
dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen penerima awal menyukai
produk tersebut, dan konsumen berikutnya mulai membeli produk itu.
Para pesaing baru memasuki pasar, karena tertarik dengan peluang
produksi dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan fitur produk
baru dan memperluas jaringan produksi. BMT Arjuna sudah telah
melewati tahap perkenalan selama 3,5 tahun, dan setelah itu sampai saat
ini BMT Arjuna memasuki tahap pertumbuhan, dimana dahulu
masyarakat belum mengenal sekarang sudah memahami dan nasabahpun
terus meningkat. Di tahap ini pesaing mulai memasuki pasar terbukti
dengan adanya tiga lembaga keuangan yang menerapkan sistem syariah
di kecamatan purwosari, dari situ, BMT Arjuna dalam upayanya terus
meningkatkan kualitas produk agar nasabah lama tidak beralih kepada
pesaing dan berharap nasabah baru terus meningkat
Tahap Kedewasaan BMT Arjuna, pada tahap kedewasaan ini yang
dimulai sejak awal tahun 2015. Penjualan produk BMT Arjuna terus
meningkat dan akan mencapai puncak, kemudian turun secara perlahan
seiring mulai gencarnya para pesaing yang masuk pada industry atau
segmen pasar tersebut. Dalam tahap ini laba relative stabil dan pada

112

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

akhirnya juga akan turun akibat penjualan yang menurun dikarenakan
banyaknya pesaing yang masuk.
G. Kesimpulan
Implementasi daur hidup produksi yang adadi BMT Arjuna
Purwosari Pasuruan masih mulai pada tahap kedewasaan.Tahun 2007
merupakan tahap pengembangan produk yang masih menekankan
gagasan sebuah ide produk, pada tahun 2008-2011 merupakan tahap
perkenalan produk dan pertumbuhan produk. Pada tahap perkenalan
BMT Arjuna menekankan strategi promosi dikarenakan pada tahap ini
produk benar-benar masih baru dan masyarakat belum mengenal serta
belum mengetahui sistem yang diterapkan. Promosi yang diterapkan pada
tahap perkenalan adalah periklanan, promosi penjualan, personal selling
dan publisitas. Pada tahun 2012-2014 adalah tahap pertumbuhan bagi
BMT Arjuna, masyarakat sudah mengenal produk dan sistem yang
diterapkan oleh BMT Arjuna dan pesaing mulai masuk pasar, meskipun
demikian strategi promosi tetap diterapkan dan ditambah lagi strategi
distribusi pada tahap pertumbuhan ini serta memaksimumkan pangsa
pasar. Pada tahun 2015 BMT Arjuna mulai masuk pada tahap
kedewasaan sehingga strategi yang dilakukan oleh BMT Arjuna adalah
tetap mempertahankan dan memaksimumkan pangsa pasar.
Setelah adanya implementasi daur hidup produksiyang adadi
BMT Arjuna. Maka loyalitas atau jumlah nasabah terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Cara yang dilakukan BMT Arjuna dalam
mempertahankan loyalitas nasabahnya yaitu 1. Memberikan perhatian
kepada nasabahnya; 2. Saling menguntungkan; 3. Ada tindak lanjut
mengenai nasabah; 4. Memberikan keuntungan kepada nasabah.
Daftar Pustaka
Abdullah, Amin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT.
Grasindo. 2007.
Al Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah.Jakarta: Rajawali Press. 2008.
Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam (Implementasi Etika Islami untuk
Dunia Usaha). Bandung: Alfa Beta. 2013.
Basrowi, Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
2008.

Moh. Mukhsinin Syu’aibi

113

Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran
Bank Syariah.Bandung: Linda Karya. 2006.
Creswell, John W. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2014.
Departemen Agama. Al Qur’an & Terjemahannya.Bandung: J-Art. 2004.
Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islami (Tataran Teoritis dn Praktisis).
Malang: UIN Press. 2008.
Fauzia, Ika Yunia. Etika Bisnis Islam. Jakarta: Kencana. 2013.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Malang:
Bumi Aksara. 2013.
Hasan, Ali. Maeketing Bank Syariah (Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan
Pasar Bank Syariah). Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
_____. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Hasan, Ali. “Analisis Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Syariah”. Tesis-UII, Yogyakarta.1996.
Hermawan, Agus. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 2010
Indranata, Iskandar. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas.
Jakarta: UIP. 2008.
Karim ,Adiwarman. Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuanga n). Jakarta:
Rajawali. 2003.
Kasmir.Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana. 2004.
Kotler , Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua
Belas), Cetakan.Ketiga. Jakarta: PT. Indeks. 2008.
Narbuko, Cholid dkk. Metodologi Penelitian, cet.8. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2007.
Nawawi, Ismail. Manajemen Perbankan Syariah (Teori, Pengantar Praktik
dan Isu-isu Kontemporer Perkembangan dan Pengembangan Industri
Perbankan Syariah). Jakarta: VIV Press. 2014.
Rodoni, Ahmad. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul, 2008.
Sangaji, Etta Mamang, Sopiah. Perilaku Konsumen (Pendekatan Praktis).
Yogyakarta: Andi. 2013.
Sulisyanto.Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi.
2010.
Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. 2000.
Triyuwono, Iwan. Akuntansi Syariah (Perspektif, Metodologi, dan Teori.
Jakarta: Rajawali Press. 2009.

114

Daur Hidup Produksi dan Peningkatan Loyalitas Nasabah di BMT Arjuna Purwosari Pasuruan

Wahyudi, Ilham. “Efektifitas Strategi Pemasaran Produk dalam
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif (Studi pada BMT MMU
Sidogiri Pasuruan)”. Tesis--UIN Sunan Ampel, Surabaya. 2014.
Wijaya, Amin. Manajemen Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Harvarindo.
2003.